Anda di halaman 1dari 17

Volume 2, Agustus 2018 Romiko

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TUNGGU


PASIEN DI IGD RS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2018
Romiko
STIKes Muhammadiyah Palembang, Program Studi Ilmu Keperawatan
ns.romiko@gmail.com
ABSTRAK
Latar belakang: Waktu tunggu merupakan unsur yang penting dalam membangun kualitas
pelayanan yang baik. Penumpukan pasien (overcrowded) merupakan masalah yang sering
terjadi di IGD yang dapat menyebabkan waktu tunggu yang lama. Waktu tunggu yang baik
dapat meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan yang lebih kepada pasien. Tujuan
Penelitian: untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan lama waktu tunggu
pasien di IGD RS Muhammadiyah Palembang. Metode penelitian: penelitian Kuantitatif
dengan desain deskriptif corelatif dan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini
adalah pasien yang masuk IGD RS Muhammadiyah Palembang selama 09 - 21 April 2018.
Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling sebanyak 54 responden. Hasil
penelitian: terdapat hubungan yang signifikan antara pemeriksaan laboratorium dengan lama
waktu tunggu pasien IGD (p = 0,001), pemeriksaan radiologi dengan lama waktu tunggu
pasien IGD (p=0,011), dan lama administrasi dengan lama waktu tunggu pasien IGD
(p=0,001). Kesimpulan: terdapat tiga faktor yang berhubungan dengan lama waktu tunggu
pasien di IGD RS Muhammadiyah Palembang yaitu faktor lama pemeriksaan laboratorium,
lama pemeriksaan radiologi, dan lama penyelesaian kelengkapan administrasi. Diharapkan
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang untuk terus mengontrol performa pelayanan pada
tiga jenis layanan tersebut agar tidak melebihi standar yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
Kata Kunci : Waktu Tunggu, Pasien, IGD

ABSTRACT
Background: waiting time is an important element in building good service quality. The
accumulation of patients (overcrowded) is a problem that often occurs in the Emergency
Department (ED) that can cause long waiting times. A good waiting time can improve service
quality and more satisfaction to patients. Research objectives: to determine the factors
associated with the waiting time of patients in the ED of Muhammadiyah Hospital
Palembang. Research method: quantitative research with descriptive correlative design and
cross sectional approach. The population of this study were patients who entered in the ED of
Muhammadiyah Hospital Palembang during 09-21 April 2018. The sampling technique was
accidental sampling as many as 54 respondents. Study results: there is a significant
relationship between laboratory examination with the waiting time of ED patients (p = 0.001),
radiology examination with the waiting time of ED patients (p = 0.011), and the duration of
administration with the waiting time of ED patients (p = 0.001) . Conclusion: there are three
factors related to the patient's waiting time in the ED of Muhammadiyah Palembang Hospital,
namely the length of laboratory examination, the duration of radiology examination, and the
duration of completion of administrative completeness. It is expected that the Muhammadiyah
Hospital of Palembang to continue to control the performance of services in the three types of
services so as not to exceed the standards set by the hospital.
Keywords : Waiting Time, Patient, ED

Jurnal ‘Aisyiyah Medika |1


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

PENDAHULUAN Tidak jarang terjadi penumpukan pasien


Instalasi Gawat Darurat (IGD) (overcrowded) di IGD, dimana hal ini
merupakan salah satu unit rumah sakit berdampak pada waktu tunggu yang lama
yang menangani pasien dengan penyakit dan ketidakpuasan pasien terhadap
akut, parah, mendesak atau cedera yang pelayanan di IGD. Waktu tunggu di sini
memerlukan pertolongan segera (Farlex dapat berupa keputusan dokter untuk
and Partners, 2009). IGD juga merupakan memutuskan bahwa pasien akan pulang
unit pelayanan kesehatan rumah sakit yang ataupun rawat inap, dan bagi yang akan
memberikan pelayanan segera untuk masuk ruang rawat inap tentu lama
mengurangi resiko kematian ataupun menunggu untuk pindah ke ruang rawat.
kecacatan (Peraturan Menteri Kesehatan, Lama waktu tunggu pasien IGD
2011). Sehingga dapat disimpulkan IGD memanjang karena tertahannya akses
adalah unit pelayanan rumah sakit yang menuju rawat inap.
menangani pasien penyakit akut, parah, Menurut Bukhari et al (2014),
ataupun cidera yang memerlukan overcrowded di IGD dapat terjadi akibat
pertolongan segera untuk mengurangi dari terlambatnya proses penanganan
resiko kematian ataupun resiko kecacatan. pasien dan LOS pasien di IGD. Waktu
Pasien yang datang ke IGD akan dianggap sebagai alat yang penting untuk
mengalami proses pemilahan atau biasa mengukur kualitas dari pelayanan di IGD.
disebut triage. Ditriase pasien akan Masalah waktu tunggu yang panjang dan
ditentukan prioritas (hijau, kuning, merah, lama menunjukan IGD yang buruk dengan
hitam) sesuai keadaan klinis pasien. Di sumber daya yang kurang berhasil dan
IGD pasien akan mendapat pelayanan dari tidak terkoordinasi dengan baik (Bukhari et
perawat dan dokter jaga. Dokter jaga IGD al, 2014).
akan melakukan pemeriksaan fisik dan LOS yang memanjang akan
pemeriksaan penunjang untuk menentukan menimbulkan overcrowded dan akan
diagnosa dan terapi yang tepat untuk memberikan dampak pada pelayanan
pasien. Setelah mendapat pelayanan di pasien yaitu sepertiga beban kerja staf
IGD maka pasien dapat diputuskan untuk IGD dihabiskan untuk merawat pasien
dipulangkan, dirawat ataupun dinyatakan yang menunggu ruang rawat inap (Bukhari
meninggal (Keputusan Menteri Kesehatan, et al, 2014). Tentu ini tidak efektif untuk
2009). staf IGD, mengingat ini akan berpotensi
Setiap tahun, lebih dari dua juta tertundanya pelayanan untuk pasien baru
orang/tahun datang mengunjungi IGD..

Jurnal ‘Aisyiyah Medika |2


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

dan tidak maksimalnya perawatan pasien selama mendapatkan penanganan di UGD


yang menunggu ruang rawat inap tersebut. yaitu waktu sejak pasien tersebut
Overcrowded dan LOS yang memasuki pintu UGD sampai dengan
memanjang merupakan permasalahan meninggalkan UGD untuk pulang atau
global yang dialami rumah sakit di belahan masuk ke bangsal perawatan rata-rata
dunia saat ini. Contohnya di RS Alnoor 67,12 menit. Hal ini disebabkan karena
mekkah di arab Saudi, 44% pasien keterbatasan SDM dan ruang rawat
menunggu di IGD selama 59 menit, 32,6 % (Sartitaningrum, 2014).
menghabiskan waktu selama 1-4 jam, 15,2% Dalam The College Of Emergency
menghabiskan waktu 4-8 jam, dan 8,2 % Medicine (2012), menyebutkan bahwa
menghabiskan waktu > 8 jam (Bukhari et overcrowded di IGD dapat menimbulkan
al,2014) beberapa kerugian, diantaranya
Sedangkan di India, rata-rata jumlah meningkatnya beban kerja, kelelahan staf,
periode tunggu dari masuk sampai kecemasan pasien, medical error,
Pelepasan 2,46 Jam dengan deviasi rata- inefficiency, patient safety terabaikan, dan
rata 1,26 jam. Untuk keterlambatan terhambatnya pelayanan. Menurut
pelepasan pasien antara lain karena Australian College For Emergency
terlambat berkonsultasi (32,43%), tidak Medicine (2014), dampak dari
tersedianya ambulans (32,43%), overcrowded di IGD yaitu terganggunya
keterlambatan dokumentasi (24,32%), privasi dari pasien karena IGD dirancang
absen bukti identitas yang diperlukan dari sebagai ruangan terbuka. Selain itu,
sisi pasien (5,4%) dan overcrowded juga dapat mengakibatkan
masalah administratif seperti penerimaan kepuasan pasien menurun, hasil akhir
tidak sah, kasus MLC dll (5,4%) perawatan pasien yang buruk, dan
(Sreekala.P, 2015). meningkatnya stress pada pasien, keluarga
Di Amerika Serikat, sebanyak 24,5 % dan petugas IGD.
pasien memiliki waktu tunggu IGD selama Menurut Tambengi, dkk (2017)
empat jam dan 47,7% memiliki waktu semakin baik waktu tunggu di IGD, maka
tunggu di IGD selama enam jam (Horwitz, tingkat kecemasan pasien pun akan
Green, & Bradley, 2011) menurun. Dengan menurunnya kecemasan
Sedangkan di Indonesia sendiri, salah pasien, tentu dapat meningkatkan kepuasan
satu contohnya di UGD RSPAU pasien terhadap pelayanan di IGD.
dr.S.Hardjolukito, Waktu tunggu rata-rata Berdasarkan studi pendahuluan
keseluruhan yang dihabiskan oleh pasien selama dua hari yang dilakukan di ruang

Jurnal ‘Aisyiyah Medika |3


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

IGD RSMP dengan menggunakan teknik faktor lama waktu tunggu pasien di IGD
wawancara terhadap tiga keluarga pasien RS Muhammadiyah Palembang.
pada shift yang berbeda, didapatkan
informasi bahwa lama waktu tunggu pasien METODE PENELITIAN
di IGD bervariasi antara 20 menit hingga 7 Penelitian ini merupakan penelitian
jam. Adapun penyebab waktu tunggu yang kuantitatif dengan menggunakan desain
lama yaitu ketersediaan ruang rawat yang deskriptif corelatif dan pendekatan cross-
terbatas. Dari hasil wawancara dengan sectional. Tempat penelitian ini
keluarga pasien, sebanyak empat dari dilaksanakan di IGD RS Muhammadiyah
delapan responden mengatakan lama Palembang pada tanggal 09 – 21 April
menunggu di IGD karena belum ada ruang 2018. Populasi penelitian ini adalah pasien
rawat inap yang kosong. yang masuk IGD RS Muhammadiyah
Rumah sakit Muhammadiyah Palembang bulan 09-21 April 2018.
Palembang (RSMP) merupakan peraih Metode yang digunakan untuk mengambil
penghargaan service excellence selama tiga sampel adalah non probability sampling
tahun berturut-turut. Hal ini tentu sesuai dengan teknik accidental sampling, yaitu
dengan misi RS yaitu Meningkatkan mutu sebanyak 54 responden. Untuk
pelayanan pasien. Dan perwujudan dari mendapatkan data primer peneliti datang
visi RS yaitu terwujudnya Rumah Sakit langsung ke Rumah Sakit untuk
yang Professional dalam Pelayanan dan mengobervasi dengan menggunakan
Berkarakter Islami. lembar observasi dan menghitung lama
Dengan visi dan misi tersebut maka waktu menggunakan arloji. Data yang
perlu diadakannya evaluasi mengenai diperoleh dianalisis menggunakan analisis
kepuasan konsumen. Selama ini survey univariat dan bivariat menggunakan uji
untuk menilai kepuasan konsumen lebih korelasi Spearman.
banyak berfokus kepada pasien rawat inap
semata, namun belum pernah ada survey HASIL PENELITIAN
untuk mengetahui lama waktu tunggu Analisis Univariat
pasien di IGD yang tentu dapat Analisis univariat ini digunakan untuk
mepengaruhi kepuasan konsumen yang memperoleh distribusi frekuensi dan
berada di ruang IGD RSMP. presentasi yang dilakukan pada setiap
Berdasarkan uraian masalah tersebut, variabel. Dari penelitian yang dilakukan
Peneliti tertarik untuk meneliti faktor- ditemukan bahwa rata-rata umur responden
adalah 34,93 tahun, jenis kelamin

Jurnal ‘Aisyiyah Medika |4


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

terbanyak laki-laki yaitu 29 responden responden (68,5%) berobat menggunakan


(53,7%), pekerjaan responden terbanyak BPJS sebagai media pembayaran, dan
adalah wiraswasta, yaitu sebanyak 13 sebanyak 21 responden (38,9%) datang
responden (24,1%), sebanyak 37 pada saat shift malam perawat.

Distribusi Frekuensi Enam Faktor yang Mempengaruhi Lama Tunggu Pasien di IGD

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Enam Faktor yang Mempengaruhi Lama
Waktu Tunggu Pasien di IGD Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (n=54)
Mean Std. Deviasi Min – max
Variabel (Menit) (Menit)
Lama Triase 1,11 0,317 1-2
Lama Assesmen Dokter 1,8 0,683 1-3
Lama Konsul Dokter Spesialis 2,91 1,033 2-5
Lama Pemeriksaan Laboratorium 37,02 33,778 0-120
Lama Pemeriksaan Radiologi 10,83 13,45 0-40
Lama Administrasi 36,76 21,895 10-140
Waktu Tunggu Pasien 107,78 35,204 45-200

Berdasarkan tabel 1, dapat Keragaman nilai sebaran data dengan


disimpulkan bahwa rata-rata lama triase standar deviasi sebesar 1,033. lama konsul
terhadap pasien adalah 1,11 menit. dokter spesialis tercepat adalah 2 menit
Keragaman nilai sebaran data dengan dan lama konsul dokter spesialis terlama
standar deviasi sebesar 0,317. Lama triase adalah 5 menit.
terhadap pasien tercepat adalah 1 menit Rata-rata lama pemeriksaan
dan triase terlama adalah 2 menit. laboratorium adalah 37,02 menit.
Rata-rata lama assesmen dokter Keragaman nilai sebaran data dengan
terhadap pasien adalah 1,18 menit. standar deviasi sebesar 33,778. lama
Keragaman nilai sebaran data dengan pemeriksaan laboratorium terlama adalah
standar deviasi sebesar 0,683. lama 120 menit.
assesmen dokter tercepat adalah 1 menit Rata-rata lama pemeriksaan radiologi
dan lama assesmen dokter terlama adalah 3 adalah 10,83 menit. Keragaman nilai
menit. sebaran data dengan standar deviasi
Rata-rata lama konsul dokter spesialis sebesar 13,45. lama pemeriksaan
terhadap pasien adalah 2,91 menit. laboratorium terlama adalah 40 menit.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika |5


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

Rata-rata lama administrasi adalah tercepat adalah 45 menit, dan administrasi


36,76 menit. Keragaman nilai sebaran data terlama adalah 200 menit.
dengan standar deviasi sebesar 21,895. Analisis Bivariat
lama administrasi tercepat adalah 10 menit, 1. Hubungan Antara Lama Triase, Lama
dan administrasi terlama adalah 140 menit. Assesmen Dokter, Lama Konsultasi
Rata-rata lama waktu tunggu pasien Spesialis, Lama Pemeriksaan
adalah 107,78 menit. Keragaman nilai Laboratorium, Lama Pemeriksaan
sebaran data dengan standar deviasi Radiologi, Lama Administrasi Dengan
sebesar 35,204. Lama waktu tunggu pasien Lama Waktu Tunggu Pasien di IGD.
Tabel 2.
Hubungan Antara Antara Lama Triase, Lama Assesmen Dokter, Lama Konsultasi
Spesialis, Lama Pemeriksaan Laboratorium, Lama Pemeriksaan Radiologi, Lama
Administrasi Dengan Lama Waktu Tunggu Pasien di IGD
Lama Waktu Tunggu di IGD
r = -0,019
Lama triase p = 0,891
n = 54
r = 0,143
Lama Assesmen Dokter p = 0,302
n = 54
r = 0,018
Lama Konsultasi dokter
p = 0,896
Spesialis
n = 54
r = 0,670
Lama Pemeriksaan
p = 0,000
Laboratorium
n=54
r = -0,343
Lama Pemeriksaan Radiologi p = 0,011
n =54
r = 0,447
Lama Administrasi p = 0,001
n = 54

Berdasarkan tabel 2 hasil analisa 0,05), sehingga Ho diterima. Dengan


hubungan lama triase dengan lama waktu demikian maka tidak terdapat hubungan
tunggu pasien didapatkan r = -0,019. Hasil yang signifikan antara lama triase dengan
ini menunjukkan bahwa antara lama triase lama tunggu pasien di IGD.
dengan lama waktu tunggu terdapat Berdasarkan tabel 2 hasil analisa
korelasi yang sangat lemah dengan arah hubungan lama assesmen dokter dengan
korelasi negatif. Hasil uji statistika lama waktu tunggu pasien didapatkan
didapatkan nilai p = 0,891 ( p value > α r=0,143. Hasil ini menunjukkan bahwa
Jurnal ‘Aisyiyah Medika |6
Volume 2, Agustus 2018 Romiko

antara lama assesmen dokter dengan lama laboratorium dengan lama tunggu pasien di
waktu tunggu terdapat korelasi yang IGD.
sangat lemah dengan arah korelasi positif. Berdasarkan tabel 2 hasil analisa
Hasil uji statistika didapatkan nilai p = hubungan lama pemeriksaan radiologi
0,302 (p value > α 0,05), sehingga Ho dengan lama waktu tunggu pasien
diterima. Dengan demikian maka tidak didapatkan r=-0,343. Hasil ini
terdapat hubungan yang signifikan antara menunjukkan bahwa antara lama
lama assesmen dokter dengan lama tunggu pemeriksaan radiologi dengan lama waktu
pasien di IGD. tunggu terdapat korelasi yang lemah
Berdasarkan tabel 2 hasil analisa dengan arah korelasi negatif. Hasil uji
hubungan lama konsultasi spesialis dengan statistika didapatkan nilai p=0,011 atau p
lama waktu tunggu pasien didapatkan value < α 0,05, sehingga Ho ditolak.
r=0,018. Hasil ini menunjukkan bahwa Dengan demikian maka terdapat hubungan
antara lama konsultasi spesialis dengan yang signifikan antara lama pemeriksaan
lama waktu tunggu terdapat korelasi yang radiologi dengan lama tunggu pasien di
sangat lemah dengan arah korelasi positif. IGD.
Hasil uji statistika didapatkan nilai Berdasarkan tabel 2 hasil analisa
p=0,896 ( p value > α 0,05), sehingga Ho hubungan lama Administrasi dengan lama
diterima. Dengan demikian maka tidak waktu tunggu pasien didapatkan r=0,447.
terdapat hubungan yang signifikan antara Hasil ini menunjukkan bahwa antara lama
lama konsultasi spesialis dengan lama Administrasi dengan lama waktu tunggu
tunggu pasien di IGD. terdapat korelasi yang sedang dengan
Berdasarkan tabel 2 hasil analisa arah korelasi positif. Hasil uji statistika
hubungan lama pemeriksaan laboratorium didapatkan nilai p = 0,001 atau p value < α
dengan lama waktu tunggu pasien 0,05, sehingga Ho ditolak. Dengan
didapatkan r=0,670. Hasil ini menunjukkan demikian maka terdapat hubungan yang
bahwa antara lama pemeriksaan signifikan antara lama administrasi dengan
laboratorium dengan lama waktu tunggu lama tunggu pasien di IGD.
terdapat korelasi yang kuat dengan arah
korelasi positif. Hasil uji statistika PEMBAHASAN
didapatkan nilai p = 0,000 atau p value < α Variabel Univariat
0,05, sehingga Ho ditolak. Dengan Lama Triase
demikian maka terdapat hubungan yang Dari hasil penenlitian yang dilakukan
signifikan antara lama pemeriksaan kepada 54 responden, didapatkan hasil

Jurnal ‘Aisyiyah Medika |7


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

bahwa rata-rata lama triase terhadap kecepatan pemeriksaan dokter merupakan


pasien adalah 1,11 menit. Lama triase salah satu faktor throughput dalam konsep
terhadap pasien tercepat adalah 1 menit model overcrowding. Afflec et al (2013)
dan triase terlama adalah 2 menit. dalam Maria, et al, (2016) juga
Menurut Asplin, et al (2003) dalam menggunakan lama assesmen dokter dalam
Maria, et al, (2016) memberikan konsep penelitian lama waktu tunggu IGD.
bahwa triase merupakan salah satu Berdasarkan data yang didapat
komponen yang dapat mempengaruhi menandakan bagusnya pelayanan dokter di
overcrowding IGD. Hal ini serupa dengan IGD. Dokter dengan cepat mengkaji pasien,
pendapat Ningsih (2015) dalam Maria et al guna didapatkan diagnosa dan rencana
(2016) yang menyatakan bahwa Ketepatan tindakan yang tepat. Bila dilihat
triage level dapat membantu berdasarkan peneliti terdahulu, kecepatan
meminimalkan terjadinya overcrowding di assasmen dokter tentu dapat berpengaruhi
IGD, membantu mempercepat tindakan kepuasan dan pelayanan di IGD.
teutama pada pasien dengan time Lama Konsultasi Dokter Spesialis
sensitivity. Dari hasil penelitian yang dilakukan
Dari hasil penelitian diatas dapat kepada 54 responden, didapatkan hasil
disimpulakan bahwa triase di IGD Rumah bahwa rata-rata lama konsul dokter
Sakit Muhammadiyah Palembang sesuai spesialis terhadap pasien adalah 2,91 menit.
dengan standar pemerintah yaitu < 5 menit. lama konsul dokter spesialis tercepat
Dan ini diharapkan dapat memperkecil adalah 2 menit dan lama konsul dokter
resiko terjadinya penumpukan pasien di spesialis terlama adalah 5 menit.
IGD yang dapat mengakibatkan lama Konsultasi spesialis masuk kedalam
waktu tunggu pasien memanjang. faktor throughput yang dapat
Lama Assesmen Dokter menyebabkan lama waktu tunggu IGD
Dari hasil penenlitian yang dilakukan memanjang (Asplin et al 2003; Maria et al
kepada 54 responden, didapatkan hasil 2016). Sedangkan Veen et al (2016) dalam
bahwa rata-rata lama assesmen dokter maria et al (2016) proses konsultasi dapat
terhadap pasien adalah 1,18 menit. lama meningkatkan LOS pasien.
assesmen dokter tercepat adalah 1 menit Bila dilihat dari hasil penelitian yang
dan lama assesmen dokter terlama adalah 3 telah dilakukan, dapat dilihat bahwa dokter
menit. jaga IGD melaporkan keadaan pasien
Menurut Asplin, et al (2003) dalam kepada dokter spesialis penanggung jawab
Maria, et al, (2016) menyebutkan dengan waktu yang tidak terlalu lama,

Jurnal ‘Aisyiyah Medika |8


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

sehingga dapat memperkecil waktu tunggu cenderung lebih lama pada saat shift pagi,
pasien di IGD. kemungkinan dikarenakan banyaknya
Berdasarkan data yang didapat pengecekan laboratoriu pasien di pagi hari.
menandakan baik tidaknya pelayanan Lama Pemeriksaan Radiologi
dokter di IGD. Dokter dengan cepat Dari hasil penelitian yang dilakukan
mengkaji pasien, guna didapatkan diagnosa kepada 54 responden, didapatkan hasil
dan rencana tindakan yang tepat. Bila rata-rata lama pemeriksaan radiologi
dilihat berdasarkan peneliti terdahulu, adalah 10,83 menit. Lama pemeriksaan
kecepatan assasmen dokter tentu dapat laboratorium terlama adalah 40 menit.
berpengaruh terhadap kepuasan dan Berdasarkan Bukhari et al, (2014)
kualitas pelayanan di IGD. menyebutkan bahwa pemeriksaan
Lama Pemeriksaan Laboratorium laboratorium lebih lama dibandingkan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan pemeriksaan radiologi. Ini
kepada 54 responden, didapatkan hasil mungkin disebabkan oleh perbedaan
rata-rata lama pemeriksaan laboratorium jumlah pasien yang dicek, dimana pasien
adalah 37,02 menit. lama pemeriksaan dengan cek laboratorium cenderung lebih
laboratorium terlama adalah 120 menit. banyak.
Menurut Bukhari et al, (2014) Berdasarkan hasil diatas, maka dapat
menyatakan bahwa terdapat hubungan disimpulkan bahwa penelitian ini sejalan
yang signifikan antara lama waktu tunggu dengan hasil penelitian Bukhari (2014) Ini
IGD dengan lama peeriksaan laboratorium. juga menandakan bahwa pemeriksaan
Lee et al, (2003) dalam Maria et al (2016) radiologi di IGD RS muhamadiyah
menjelaskan bahwa pemanfaatan Palembang tergolong cepat, guna sebagai
komputerisasi dalam analisa darah pemeriksaan penunjang untuk menentukan
laboratorium dan pencatatannya, dapat diagnosa penyakit pasien.
mengurangi jumlah penumpukan pasien di Lama Administrasi
IGD dan berdampak langsung terhadap Dari hasil penelitian yang dilakukan
kualitas perawatan pasien dan kepuasan kepada 54 responden, didapatkan hasil
pasien. rata-rata lama administrasi adalah 36,76
Dari hasil diatas dapat disimpulkan menit. lama administrasi tercepat adalah 10
dengan membaiknya pelayanan menit, dan administrasi terlama adalah 140
laboratorium dapat memberikan dampak menit.
positif pada pelayanan dan kepuasan Menurut Yuliani et al, (2016) lama
pasien. Lama pemeriksaan laboratorium waktu tunggu pasien di IGD dipengaruhi

Jurnal ‘Aisyiyah Medika |9


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

oleh lama penyelesaian kelengkapan masih bagus, karena masih dapat


administrasi, dimana pasien tidak dapat memenuhi standar waktu tunggu ≤ 8 jam.
dipulangkan atau dipindahkan keruang Variabel Bivariat
perawatan jika administrasi pasien belum Hubungan Antara Lama triase dengan
lengkap. Lama Waktu Tunggu Pasien di IGD
Hasil analisa hubungan lama triase
Berdasarkan data penelitian diatas
dengan lama waktu tunggu pasien
dapat disimpulkan bahwa terjadinya
didapatkan r=-0,019. Hasil ini
perbedaan yang besar antara nilai mean
menunjukkan bahwa antara lama triase
dan minimal dengan nilai maksimal,
dengan lama waktu tunggu terdapat
kemungkinan disebabkan oleh lama
korelasi yang sangat lemah dengan arah
administrasi pasien yang akan masuk
korelasi negatif. Hasil uji statistika
ruangan. Dengan masih lama nya
didapatkan nilai p=0,891 ( p value > α
administrasi ini dapat berimbas kepada
0,05), sehingga Ho diterima. Dengan
lamanya pasien menunggu di IGD
demikian maka tidak terdapat hubungan
Lama Waktu Tunggu di IGD
yang signifikan antara lama triase dengan
Dari hasil penelitian yang dilakukan
lama tunggu pasien di IGD.
kepada 54 responden, didapatkan hasil
Hal ini sejalan dengan penelitian
rata-rata lama waktu tunggu pasien adalah
Yuliani et al, (2016) yang menyebutkan
107,78 menit. Lama waktu tunggu pasien
tidak ada hubungan antara triage dengan
tercepat adalah 45 menit, dan administrasi
lama waktu tunggu pasien. Hasil ini juga
terlama adalah 200 menit.
dikemukakan oleh Maria et al (2016) yang
Menurut Bukhari et al (2014),
menyebutkan bahwa tidak terdapat
overcrowded di IGD dapat terjadi akibat
hubungan antara triage level dengan LOS
dari terlambatnya proses penanganan
patients admission. Namun hasil diatas
pasien dan LOS pasien di IGD. Waktu
tentu berbeda dengan yang dikemukakan
dianggap sebagai alat yang penting untuk
oleh Asplin, et al (2003) dalam Maria, et al,
mengukur kualitas dari pelayanan di IGD,
(2016) memberikan konsep bahwa triase
lama waktu tunggu pasien di IGD yang
merupakan salah satu komponen yang
memanjang akan menimbulkan
dapat mempengaruhi overcrowding IGD.
overcrowded dan akan memberikan
Hal ini serupa dengan pendapat Ningsih
dampak pada pelayanan pasien.
(2015) dalam Maria et al (2016) yang
Berdasarkan hasil penelitian diatas
menyatakan bahwa Ketepatan triage level
menunjukkan bahwa waktu tunggu di IGD
rumah sakit muhammadiyah palembang

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 10


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

dapat membantu meminimalkan terjadinya rujukan. Di RS muhamadiyah ini sistem


overcrowding di IGD. triase dan penentuan triase level sudah
Meskipun tidak terdapat hubungan berjalan dengan cepat, sehingga tidak
yang signifikan antara lama triase dengan terlalu lama pasien menunggu untuk
lama tunggu pasien di IGD, namun bukan mendapat assesemen dari dokter, yang
berarti kecepatan triage atau biasa disebut dapat meminimalkan lama waktu tunggu
respon time triage merupakan komponen pasien di IGD.
yang tidak penting ataupun hal yang bisa Hubungan Antara Lama Assesmen
diabaikan. Karena menurut Arnilah (2016) Dokter dengan Lama Waktu Tunggu
Pasien di IGD
dalam Yuliani et al, (2016) terdapat
Hasil analisa hubungan lama assesmen
hubungan yang signifikan antara respon
dokter dengan lama waktu tunggu pasien
time triase dengan kepuasan keluarga
didapatkan r=0,143. Hasil ini menunjukkan
pasien. Triage merupakan alur IGD yang
bahwa antara lama assesmen dokter
tidak dapat ditinggalkan. Hasil penelitian
dengan lama waktu tunggu terdapat
ini dapat dipengaruhi dari beberapa faktor
korelasi yang sangat lemah dengan arah
seperti jumlah pasien masuk di IGD,
korelasi positif. Hasil uji statistika
kapasitas daya tamping IGD, ketersediaan
didapatkan nilai p=0,302 ( p value > α
SDM di IGD, tipe rumah sakit, dsb. Bisa
0,05), sehingga Ho diterima. Dengan
jadi akan berbeda hasilnya bila penelitian
demikian maka tidak terdapat hubungan
ini di lakukan di rumah sakit yang lebih
yang signifikan antara lama assesmen
besar dengan tipe rumah sakit yang lebih
dokter dengan lama tunggu pasien di IGD.
tinggi.
Hasil ini sejalan dengan penelitian
Berdasarkan perbandingan diatas dan
Maria et al (2016) yang menyatakan tidak
hasil penelitian, peneliti dapat mengambil
terdapat hubungan yang signifikan antara
kesimpulan bahwa lama triage tidak
kecepatan assesmen dokter dengan lama
memberikan dampak yang signifikan
waktu tunggu di IGD. Bukhari et al (2014)
terhadap lama waktu tunggu pasien.
juga menyebutkan dari hasil penelitiannya
Namun terjadinya perbedaan pendapat
tidak terdapat hubungan yang signifikan
diatas kemungkinan terjadi disebabkan
antara lama assesmen dokter dengan lama
oleh perbedaan tipe rumah sakit, jumlah
waktu tunggu pasien di IGD. Tentu hal ini
kunjungan, kapasitas tempat tidur IGD
berbeda dengan pendapat yang
maupun rawat inap, faktor rujukan,dsb.
dikemukakan oleh Asplin, et al (2003)
Hasil peneliti ini mungkin akan berbeda
dalam Maria, et al, (2016) yang
bila penelitian dilakukan di RS pusat

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 11


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

menyebutkan kecepatan pemeriksaan Hubungan Antara Lama Konsultasi


dokter merupakan salah satu faktor Spesialis dengan Lama Waktu Tunggu
Pasien di IGD
throughput dalam konsep model
Hasil analisa hubungan lama
overcrowding.
konsultasi spesialis dengan lama waktu
Menurut perbandingan diatas dapat
tunggu pasien didapatkan r=0,018. Hasil
kita lihat perbedaan hasil antara penelitian
ini menunjukkan bahwa antara lama
satu dengan lainnya. Meskipun hasil
konsultasi spesialis dengan lama waktu
penelitian menunjukkan tidak adanya
tunggu terdapat korelasi yang sangat
hubungan yang signifikan antara lama
lemah dengan arah korelasi positif. Hasil
assesmen dokter dengan lama tunggu
uji statistika didapatkan nilai p=0,896 ( p
pasien di IGD, namun bukan berarti
value > α 0,05), sehingga Ho diterima.
kecepatan assesmen dokter dapat kita
Dengan demikian maka tidak terdapat
abaikan dalam hal pelayanan pasien IGD.
hubungan yang signifikan antara lama
Hasil penelitian ini terjadi kemungkinan
konsultasi spesialis dengan lama tunggu
karena di RS Muhammadiyah Palembang
pasien di IGD.
memiliki waktu assesmen dokter yang
Hasil ini berbeda dengan hasil Maria
cepat untuk setiap pasien. Sehingga tidak
et al (2016) yang menyebutkan terdapat
terdapat perbedaan yang signifikan antara
hubungan yang signifikan antara lama
pasien dengan waktu tunggu lama dengan
assesmen dokter spesialis dengan lama
waktu tunggu yang sebentar. Akan berbeda
waktu tunggu IGD. Konsultasi sebagai
hasilnya bila penelitian dilakukan di rumah
salah satu parameter pengambilan
sakit dengan tipe lebih tinggi dengan
keputusan disposisi pasien yang dirawat di
kapasitas pasien lebih banyak.
IGD. Delay konsultasi berhubungan
Berdasarkan hasil perbandingan diatas
dengan LOS yang memanjang di IGD
peneliti berpendapat, kemungkinan tidak
(Brick et al,2014; Maria et al, 2016)
adanya hubungan ini karena kecepatan
Dari data diatas dan perbandingan
assesmen dokter yang cepat yang sesuai
peneliti terdahulu, peneliti beranggapan
SPM IGD yaitu ≤ 5 menit, sehingga pasien
bahwa meski dalam penelitian yang telah
terlayani dan segera mendapat tindakan
dilakukan didapatkan hasil tidak adanya
yang tepat. Meski tidak terdapat hubungan,
hubungan yang signifikan, namun tetap
namun lama assesmen triase ini tetap
konsultasi dokter spesialis tetap merupakan
merupakan salah satu faktor utama dalam
hal yang tidak dapat dikesampingkan.
pelayanan IGD, sehingga perlu dijaga
Konsultasi dokter spesialis ini menjadi hal
performanya.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 12


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

yang penting mengingat perlunya dokter statistika didapatkan nilai p < 0,001 atau p
spesialis penanggung jawab pasien untuk value < α 0,05, sehingga Ho ditolak.
pengambilan keputusan rawat maupun Dengan demikian maka terdapat hubungan
tidaknya pasien. Dengan konsistennya yang signifikan antara lama pemeriksaan
kecepatan dokter jaga IGD dalam laboratorium dengan lama tunggu pasien di
pelaporan pasien, baik yang rawat inap IGD.
maupun rawat jalan, maka ini dapat Hasil ini sejalan dengan Bukhari et al
menjadi faktor tidak adanya hubungan (2014) yang menyebutkan terdapat
antara kecepatan konsul spesialis dengan pengaruh yang signifikan antara lama
lama waktu tunggu pasien di IGD. pemeriksaan laboratorium dengan lama
Mungkin akan berbeda hasil bila dilakukan waktu tunggu pasien. Menurut Jalili et al.,
penelitian di RS dengan tingkatan lebih (2012) bahwa pemeriksaan haemoglobin,
tinggi ataupun RS pendidikan lainnya, protrombin time dan potassium didapatkan
yang memiliki lama waktu konsultasi ada hubungan yang positif dengan lama
dokter spesialis yang bervariasi antar waktu tunggu pasien di IGD. Namun
pasien satu dengan lainnya. berbeda dengan hasil yang ditunjukkan
Jadi peneliti dapat menyimpulkan oleh Maria et al, (2016) yang menyebutkan
bahwa perbedaan hasil ini terjadi karena tidak terdapat pengaruh yang signifikan
konsultasi dokter jaga IGD yang cepat. antara lama pemeriksaan laboratorium
Tidak perlu menunggu lama untuk dengan lama waktu tunggu pasien.
mendapatkan keputusan dari dokter jaga Dengan didapatnya hasil terdapat
spesialis. Sehingga kemungkinan pasien hubungan yang signifikan antara lama
menunggu lama di IGD bukan karena lama pemeriksaan laboratorium dengan lama
menunggu assesmen dari dokter spesialis. tunggu pasien di IGD, maka lama
Hubungan Antara Lama Pemeriksaan pemeriksaan laboratorium memerlukan
Laboratorium dengan Lama Waktu perhatian khusus guna menjaga kualitas
Tunggu Pasien di IGD
pelayanan terhadap pasien di IGD. Dengan
Hasil analisa hubungan lama
cepatnya pelayanan laboratorium, maka
pemeriksaan laboratorium dengan lama
penentuan diagnosa pasien pun menjadi
waktu tunggu pasien didapatkan r=0,670.
cepat.
Hasil ini menunjukkan bahwa antara lama
Dari hasil diatas, peneliti berpendapat
pemeriksaan laboratorium dengan lama
bahwa cepat lambatnya hasil laboratorium
waktu tunggu terdapat korelasi yang kuat
dipengaruhi oleh jumlah pemeriksaan
dengan arah korelasi positif. Hasil uji
laboratorium dalam satu shift kerja.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 13


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

Terjadinya penumpukan permintaan Hasil ini berbeda dengan penelitian


pemeriksaan laboratorium ini yaitu pada Bukhari et al (2016) yang menyebutkan
shift pagi, dimana pasien rawat inap, bahwa tidak terdapat hubungan yang
pasien poli rawat jalan dan pasien IGD signifikan antara lama pemeriksaan
sama-sama memeriksakan laboratorium radiologi dengan lama waktu tunggu
sehingga terjadi penumpukan yang pasien.
berakibat lamanya hasil laboratorium Dari hasil penelitian ini memang
tersebut keluar. Ini lah yang dapat terdapat hubungan yang signifikan antara
berdampak pada lama waktu tunggu pasien lama pemeriksaan radiologi dengan lama
yang meningkat. Sehingga dalam tunggu pasien di IGD namun dengan
penerapannya diperlukan monitoring tingkatan yang lemah. Meskipun
kecepatan pemeriksaan laboratorium demi kekuatannya lemah, namun tetap
menjaga kualitas pelayanan di IGD. memerlukan perhatian khusus, karena
Hubungan Antara Lama Pemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan
Radiologi dengan Lama Waktu Tunggu penunjang yang diperlukan untuk
Pasien di IGD
menegakkan diagnosa pasien. Dengan
Hasil analisa hubungan lama
cepatnya pemeriksaan radiologi, maka
pemeriksaan radiologi dengan lama waktu
semakin cepat pasien ditentukan diagnosa
tunggu pasien didapatkan r=-0,343. Hasil
dan keputusan tindakannya.
ini menunjukkan bahwa antara lama
Dari perbandingan diatas peneliti
pemeriksaan radiologi dengan lama waktu
berpendapat bahwa pemriksaan radiologi
tunggu terdapat korelasi yang lemah
memerlukan pemantauan dalam hal
dengan arah korelasi negatif. Hasil uji
kecepatan pelayanannya, karena
statistika didapatkan nilai p=0,011 atau p
diharapkan dengan cepatnya pemeriksaan
value < α 0,05, sehingga Ho ditolak.
radiologi maka semakin cepat juga pasien
Dengan demikian maka terdapat hubungan
ditentukan diagnosa dan penentuan terapi
yang signifikan antara lama pemeriksaan
selanjutnya.
radiologi dengan lama tunggu pasien di
Hubungan Antara Lama Administrasi
IGD.
dengan Lama Waktu Tunggu Pasien di
Hasil ini sejalan dengan hasil dari IGD
Ghina et al (2015) yang menyebutkan Hasil analisa hubungan lama
bahwa terdapat hubungan yang signifikan Administrasi dengan lama waktu tunggu
antara lama waktu pemeriksaan radiologi pasien didapatkan r=0,447. Hasil ini
dengan lama waktu tunggu pasien di IGD. menunjukkan bahwa antara lama

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 14


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

Administrasi dengan lama waktu tunggu Dengan demikian peneliti berpendapat


terdapat korelasi yang sedang dengan arah bahwa dari data hasil penelitian didapatkan
korelasi positif. Hasil uji statistika memanjangnya waktu tunggu pasien di
didapatkan nilai p=0,001 atau p value < α IGD karena pasien yang harusnya masuk
0,05, sehingga Ho ditolak. Dengan rawat inap namun masih tertahan di IGD
demikian maka terdapat hubungan yang karena keterbatasan ruang rawat.
signifikan antara Administrasi dengan Sedangkan pasien yang rawat jalan atau
lama tunggu pasien di IGD. pasien yang observasi di IGD, untuk
Hal ini sejalan dengan yang penyelesaian admistrasinya cenderung
dikemukakan oleh Maria et al,(2016) yang lebih cepat. Tentu ini dapat mempengaruhi
menyebutkan lama waktu tunggu pasien di kepuasan pasien. Sehingga kecepatan
IGD memanjang karena keterlambatan administrasi pasien di IGD memerlukan
transfer keruang rawat. Keterlambatan motoring khusus demi menjaga kualitas
memindahkan pasien ke ruangan umumnya pelayanan pasien di IGD.
terjadi pada pasien yang akan dirawat.
Jika pasien harus dipindahkan namun KESIMPULAN DAN SARAN
fasilitas tempat tidur terbatas di ruang Kesimpulan
rawat inap terjadi boarding di IGD. 1. Dari enam faktor yang diteliti, terdapat
Dengan didapatnya hasil terdapat tiga faktor yang tidak memiliki
hubungan yang signifikan antara hubungan dengan lama waktu tunggu
Administrasi dengan lama tunggu pasien di pasien di Instalasi Gawat Darurat
IGD dengan kekuatan relasi sedang, maka Rumah Sakit Muhammadiyah
ini menandakan pentingnya control dalam Palembang yaitu lama triase (p=0,891),
pemberian layanan administrasi pasien lama assesmen dokter (p=0,302), dan
IGD. Karena cepat lambatnya administrasi lama konsultasi dokter spesialis
pasien yang rawat inap maupun rawat jalan, (p=0,896). Tidak adanya hubungan
dapat menentukan kepuasan pelayanan faktor-faktor tersebut karena lamanya
pasien di IGD. Terutama pasien yang akan aktivitas kegiatan tersebut hampir sama
masuk rawat inap, yaitu semakin lama atau konstan pada setiap pasien.
pasien menunggu administrasi untuk 2. Dari enam faktor yang diteliti, terdapat
masuk rawat maka semakin lama waktu tiga faktor yang memiliki hubungan
tunggu pasien di IGD dan kepuasan pasien signifikan dengan lama waktu tunggu
pun menurun. pasien di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Muhammadiyah

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 15


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

Palembang yaitu lama pemeriksaan jadi perhatian rumah sakit untuk dapat
laboratorium (p=0.000), lama dikontrol performanya agar tidak
pemeriksaan radiologi (p=0,011), dan melebihi standar yang telah ditetapkan
lama administrasi (p=0,001). Ini terjadi oleh rumah sakit.
karena terdapat variasi lama waktu 2. Bagi Institusi
pemeriksaan laboratorium yang Agar institusi pendidikan menambahkan
signifikan antara pasien satu dengan dalam bidang keilmuan yaitu tentang
yang lainnya berdasarkan jenis manajemen pelayanan gawat darurat.
penyakitnya. Agar saat masuk dunia kerja terutama
Saran bila ditepatkan di IGD, perawat sudah
1. Bagi Rumah Sakit paham dengan kondisi IGD dan cara
Dalam pelayanan pasien di IGD lam mengatasinya.
triase, lama assesmen dokter, dan lama 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
konsultasi spesialis untuk terus dijaga Diharapkan untuk peneliti selanjutnya
kualitas dan kecepatan dalam dapat menggali faktor-faktor yang
pelayanannya. Sedangkan lama mempengaruhi lama waktu tunggu
pemeriksaan laboratorium, lama pasien di IGD secara kualitatif, agar
pemeriksaan radiologi, dan lama hasil dan pembahasan tersaji secara
administrasi di IGD, diharapkan dapat detail dan .

DAFTAR PUSTAKA
ACEM. 2014. Emergency Department Design Guidelines, G15. Third Section, Australian
College For Emergency Medicine.
Alfa, Cristal Oroh, Mulyadi, and Hamel Rivelino. 2017. “Hubungan Antara Kondisi
Overcrowded Dan Pemberian Informasi Dengan Kecemasan Keluarga Pasien Di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Pancaran Kasih Gmim Manado.” E-Journal Keperawatan ( E-
Kp ) 5.
Anggi, reni sudibyo. 2014. “Hubungan Antara Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien
Terhadap Pelayanan Di Rsia Srikandi Ibi Jember Tahun 2014.” Skripsi Fakultas Kesehatan
Asyarkat Universitas Jember. Retrieved
(http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/62073).
Bukhari, Hassan, Khaled Albazli, Saud Almaslmani, Ashjan Attiah, and Esrraa Bukhary.
2014. “Analysis of Waiting Time in Emergency Department of Al-Noor Specialist
Hospital , Makkah , Saudi Arabia.” Open Journal of Emergency Medicine (December):67–
73.
Farlex and Partners, 2009. Emergency Department. (http://medicaldictionary.
thefreedictionary.com/emergency+department).

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 16


Volume 2, Agustus 2018 Romiko

Ghina.K., sutono, Darsih, (2015) “Hubungan lama waktu pemeriksaan radiologi dengan lama
pelayanan pasien instalasi gawat darurat RSUP Dr. Sudjito Yogyakarta”
Horwitz, Leora I., Jeremy Green, and Elizabeth H. Bradley. 2011. “United States Emergency
Department Performance on Wait Time and Length of Visit.” NIH Public Access
55(2):133–41.
Liew, Don, Danny Liew, and Marcus P. Kennedy. 2003. “Emergency Department Length of
Stay Independently Predicts Excess Inpatient Length of Stay.” Medical Journal of
Australia 179(10):524–26.
Menteri Kesehatan republik indonesia. 2009. “keputusan menteri kesehatan republik
indonesia nomor 856 / menkes / sk / ix / 2009 tentang standar instalasi gawat darurat ( igd )
rumah sakit.” Keputusan menteri kesehatan republik indonesia.
Niels, K. and F. Laura. 2012. “Series Analysis of Emergency Department Length of Stay per
8-Hour Shift.” Western Journal of Emergency Medicine : Integrating Emergency Care
with Population Health 13(2):163–68.
Parker, B. T., & Marco, C. (2014). Emergency department length of stay: accuracy of patient
estimates. Western Journal of Emergency Medicine,15(2).
Paulus, ronaldo kambuaya, t.kumaat Lucky, and Onibala Franly. 2016. “Hubungan Beban
Kerja Perawat Dengan Waktu Tanggap Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Menurut
Persepsi Pasien Di Igd Rsud Kabupaten Sorong Paulus Ronaldo Kambuaya Lucky T.
Kumaat Franly Onibala.” E-Journal Keperawatan (E-Kp) 4.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 426 Tahun 2011 tentang Pelayanan
Kesehatan Bagi Peserta PT Askes (Persero).
Sartitaningrum, M. V., Yuli, K., Arief, K. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kelengkapan Informasi External Causes Pasien Instalasi Gawat Darurat Kasus Kecelakaan
di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharsono Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Sreekala, P., Arpita, and MV. Elizebeth. 2015. “Patient Waiting Time in Emergency
Department.” International Journal of Scientific and Research Publications 5(5):8–10.
Retrieved (www.ijsrp.org%5Cnwww,ijsrp.org).
The College Of Emergency Medicine. (2012). Crowding in emergency departments. Revised
Edition. Diakses dari http://www.Collemergencymed.ac.uk.
Tambegi, Henny, Mulyadi, and Vandri Kallo. 2017. “Hubungan Waktu Tunggu Dengan
Kecemasan Pasien Di Unit Gawat Darurat RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.” E-
Journal Keperawatan (E-Kp) 5(1).
WAF, Maria Fatimah, Titin Andri Wihastuti, and Dewi Kartikawati Ningsih. 2016. “Analisis
Faktor Penyebab Keterlambatan Tindakan Dengan Length of Stay Patients Admission Di
IGD RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang.”
Yuliani, Pitang, Widjajanto Edi, and kartikawati ningsih Dewi. 2016. “Pengaruh Peran
Perawat Sebagai Care Giver Terhadap Length Of Stay (Los) Di IGD RSUD
Dr.T.C.Hillerrs Maumere Dengan Pelaksanaan Triage Sebagai Variabel Moderasi.” Jurnal
Ilmu Keperawatan 4(2):240–55.

Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 17

Anda mungkin juga menyukai