Oleh :
2020
UJIAN AKHIR SEMESTER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Petunjuk : Open Book ( boleh buka Laptop dll) dan Jawab soal berdasarkan
analisa berpikir anda, mohon cermati soal dengan baik!
1. Berikan analisa anda bagaimana pelaksanaan klinikal patway yang baik pada kasus
pasien yang ada? ( pada tahap pre operasi hari pertama)
2. Buatlah Klinikal patway sesuai dengan konsep EBNP yang anda pahami? ( pada tahap
pre operasi hari pertama)
3. Berikan analisa anda terkait no 1 dan 2, berikan pandangannya dalah telaan EBNP
terbaru?
4. Fokuskan Klinikal patway pada satu area perawatan saja ya!
5. Susunlah patway boleh berdasarkan jam maupun hari rawat pada pasien tersebut.
6. Analia berpikir yang harus anda utamakan.
LAMPIRAN soal Advance KMB 2: KASUS PASIEN
A. PENGKAJIAN UMUM
I. Identitas Klien
Nama : Ny. SD
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Kawin
Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Pendidikan : SMA
Masuk RS : 31 Oktober 2019
No RM : 335.25.83
Ruangan : Lantai 4 RSCM
Tgl Pengkajian : 3 November 2019
Pengkajian psikososialspritual. :
Klien merasa ia akan cacat seumur hidupnya karena keadaannya sekarang,
namun keluarga klien ( suami dan anaknya ) percaya bahwa ia akan baik –
baik saja. Klien mengatakan selama di RSCM ia merasa sangat berdosa dan
selalu berzikir pada tuhan.
Kemampuan koping :
Pengkajian mengenai mekanisme koping yang biasa di gunakan klien selama
stres meliputi:
- Kemampuan klien untuk mendiskusikan masalah kesehatan saat ini dapat
ia lakukan dengan bercerita dengan perawat dan keluarganya.
- Perubahan prilaku akibat stres tidak terjadi.
- Sumber koping : suami dan anaknya adalah hal yang utama yang
membuat ia tegar.
Pengkajian sosioekonomispiritual :
Klien percaya pada Allah dan apa yang dialami sekarang adalah kuasaNya
Dan ia bahagia karena keluarganya mendukung. Klien juga berbagi cerita
dengan klien – klien yang lain. Untuk biaya selama ia di RS sudah ditanggung
oleh pperusahaanya.
Pertimbangan pediatrik :
Klien adalah orang dewasa berusia 36 tahun sehingga pada pertimbangan
pediatrik tidak dapat dikaji.
Pertimbangan gerentologi :
Klien adalah orang dewasa berusia 36 tahun sehingga pada pertimbangan
gerentologi juga tidak dapat dikaji.
B. PEMERIKSAAN FISIK
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
I. Foto Rontgen
Tanggal 1 november 2018 : Manus Dextra AP
Masih terdapat garis fraktur linier di palang prosimal digit 5 dan dan
terpasang ware dengan posisi kedudukan baik.
Masih tampak garis fraktur linier komplit di phalang media digit 4 dan
terpasang nail dengan kedudukan baik.
Kesan : Belum tampak pembentukan kalus, sela sendi tidak tampak
menyempit ,jaringan lunak sekitar kesan tenang.
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Laboratorium :
Hematologi :
E. PENGOBATAN
Menurut Kinsman (2010) Clinical pathways yang baik harus memenuhi : (1)
intervensi adalah rencana perawatan multidisiplin terstruktur; (2) intervensi
digunakan untuk menerjemahkan pedoman atau bukti ke dalam struktur
lokal; (3) intervensi merinci langkah-langkah dalam pengobatan atau perawatan
dalam sebuah rencana, jalur, algoritma, pedoman, protokol atau 'inventarisasi
tindakan' lainnya; (4) intervensi memiliki kerangka waktu atau progresi
berdasarkan kriteria; dan (5) intervensi yang bertujuan untuk membakukan
perawatan untuk masalah klinis tertentu, prosedur atau episode perawatan
kesehatan dalam populasi tertentu. Setelah uji coba diputuskan bahwa jika
intervensi memenuhi kriteria pertama (rencana perawatan multidisiplin
terstruktur) ditambah tiga dari empat kriteria lainnya maka itu dimasukkan
sebagai jalur klinis untuk tujuan tinjauan ini.
Clinical pathways berbeda- beda setiap rumah sakit akan tetapi ada panduan
untuk membuatnya, untuk membuatnya harus terpenuhi prinsip-prinsip sebgai
berikut:
1. Seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan harus secara terpadu, integrasi dan
berfokus terhadap pasien (patient focused care) serta bekesinambungan
(continuing of care)
2. Melibatkan seluruh profesi (dokter, perawat, bidan, piñata, laboratories dan
farmasis)
3. Dalam batasan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan keadaan perjalanan
penyakit pasien dan dicatat dalam bentuk periode harian (untuk kasus rawat
inap) atau jam (untuk gawat darurat di IGD)
4. Pencatatan Clinical Pathway seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan
kepada pasien secara terpadu dan berkesinambungan tersebut dalam bentuk
dokumen yang merupakan bagian dari rekam medis.
5. Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan Clinical Pathway dicatat
sevagai varians dan dilakukan kajian analisa dalam bentuk audit
6. Varians tersebut dapat terjadi karena kondisi perjalanan penyakit, penyakit
penyerta atau
7. Komplikasi maupun kesalahan medis (medical errors) dan dipergunakan
sebagai salah satu parameter dalam rangka mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan
Langkah-langkah membuatnya:
1. Komponen yang harus dicakup sebagaimana definisi dari Clinical Pathway
2. Memanfaatkan dana yang telah ada di lapangan dan disesuaikan kondisi
setempat seperti data laporan Rl. 2 (data keadaan morbiditas pasien) yang
dibuat setiap Rumah Sakit berdasarkan petunjuk pengisian, pengolahan dan
penyajian data Rumah Sakit dan sensus harian untuk penetapan judul / topic
Clinical Pathway yang akan dibuat dan penetapan lama hari rawat
3. Untuk variable tindakan dan obat-obatan mengacu kepada standar pelayanan
medis, standar operasional prosedur, dan daftar standar formularium yang
telah ada di Rumah Sakit setempat. Bila perlu standar-standar tersebut dapat
dilakukan revisi
4. Dengan menggunakan buku ICD 10 untuk hal kodifikasi diagnosis dan ICD 9-
CM untuk hal tindakan prosedur sesuai dengan profesi masing-masing