Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN TEKNIK PIJAT

OKSITOSIN SEBAGAI
INTERVENSI KESIAPAN Ria Olfah
MENINGKATKAN NPM :
PEMBERIAN ASI PADA
POST OPERASI SECTIO 2214901210143
CAESAREA DI RUANG NIFAS
RUMAH SAKIT SULTAN
SURIANSYAH BANJARMASIN
Latar belakang
 Cakupan ASI ekslusif di Provinsi Kalimantan pada tahun 2016 Selatan adalah 57,7%.
(Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2016). Tahun 2017 mengalami
penurunan yaitu 36,78% (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2017).
kemudian pada tahun 2018 mengalami kenaikan yaitu 55,31% (Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan, 2018). Data dari Dinas Kesehatan Kota (DKK)
Banjarmasin cakupan ASI Eksklusif di Kalimantan Selatan pada tahun 2020 sebesar
50,16%, dimana capaian persentase ASI Eksklusif tertinggi adalah Kabupaten
Tabalong (70,40%) dan terendah di Kabupaten Balangan (19,10%).
Landasan teori
 POST partum merupakan masa nifas sejak bayi lahir hingga 6 minggu. Air Susu Ibu
(ASI) merupakan makanan ideal yang dapat mengoptimalkan proses tumbuh
kembang bayi. ASI memiliki kandungan dan jumlah zat gizi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh bayi. Sehingga ASI merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi
bayi (Rosdiana et al., 2020).
 Proses laktasi atau menyusui adalah proses pembentukan ASI yang melibatkan
hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Untuk membantu pengeluran asi dapat
menggunakan pijat oksitosin.
pengkajian
 Bab ini akan dipaparkan hasil pengkajian pada Ny. N usia 24 tahun dengan
 diagnosa medis G1P0A0 post operasi Sectio Caesarea indikasi l KPD +
 Oligohidramnion masuk tanggal 29 desember 2022 pasien perawatan hari ke 2. dengan keluhan
 DS : Ny. N mengatakan ASI nya tidak keluar dan hari ini sudah hari kedua operasinya. klien
mengatakan payudarany masih terasa kosong. Klien mengatakan merasa sedih karena ASI nya tidak
keluar sedangkan anaknya tampak kehausan.

 DO : Pada pemeriksaan mammae Inspeksi bentuk tampak simetris antara kiri dan kanan, corpus
tampak kencang, areola mamae kecoklatan, papilla tampak menonjol, palpasi corpus teraba kencang.
ASI tampak hanya keluar sedikit saat diperas ASI, reflek hisap bayi bagus, bayi tampak rewel, klien
terlihat cemas.
 Intervensi pijat oksitosin sebagai salah satu intervensi mandiri, diharapkan dapat membantu
meningkatkan produksi ASI Ny. N, selain itu juga dapat membantu Ny. N lebih rileks dan dapat
mengurangi nyeri sehingga akan mempercepat mengatasi masalah Ketidakadekuatan produksi ASI.
pembahasan
 Hal ini sejalan dengan konsep teori, keterlambatan proses pengeluaran ASI membuat
ibu merasa cemas sehingga hormon prolaktin dan oksitosin terhambat sehingga
produksi ASI menurun (Mukhodim, 2015) Ibu dapat menyusui secara eklusif
dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi kesehatan, dukungan, istirahat dan rasa
nyaman. Selanjutnya faktor lain yang akan dialami oleh ibu setalah ibu melahirkan
mengalami rasa tidak nyaman diseluruh tubuh, stres dan khawatir
ketidakmampuannya akan produksi ASI. Hal ini dipengaruhi oleh sekresi hormon ini
yang terlambat dalam proses pengeluaran ASI.
 Salah satu cara kelancaran produksi ASI dapat dilakukan melalui rangsangan pijat
oksitosin agar dapat memperlancar ASI dan meningkatkan kenyamana ibu. Pijat
oksitosin sebagai salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI
(Asih, 2017)
 Pemijatan yang dilakukan pada ibu post sectio caesarea bertujuan untuk
meningkatkan pelepasan oksitosin. Pemijatan dilakukan disekitar bahu dan
disepanjang tulang belakang. Pijat oksitosin merupakan usaha untuk merangsang
pengeluaran oksitosin. Oksitosin menyebabkan terjadinya ejakulasi ASI,
meningkatkan bonding dengan bayi, dan dapat meningkatkan rasa nyaman dan rilexs
pada ibu post sectio caesarea (Nurul, 2019).
 Pijat oksitosin dapat di lakukan setelah ibu mobilisasi. Mobilisasi dapat mempercepat
waktu pengeluaran ASI pada ibu sectio caesarea. Pijat oksitosin dapat di lakukan
setiap saat. Pijat oksitosin dua kali sehari, setiap pagi dan sore. Pijat ini dilakukan
selama 15 sampai 20 menit. Pijat ini tidak harus selalu dilakukan oleh petugas
kesehatan. Pijat oksitosin dapat dilakukan oleh suami atau keluarga yang sudah
dilatih (Sari, 2015). Efek dari pijat oksitosin bisa dilihat reaksinya setelah 6-12 jam
pemijatan (Widiyanti dkk, 2014)
Kesimpulan dan saran
 Kesimpulan
 Intervensi unggulan yang dilakukan untuk mengatasi masalah Ketidakadekuatan produksi ASI
berhubungan dengan ketidakcukupan suplai ASI adalah dengan melakukan pijat oksitosin.
Hasil yang didapatkan setelah implementasi selama 3 hari adalah Ketidakadekuatan produksi
ASI teratasi sebagian, klien tampak lebih rileks, pada pemeriksaan mammae Inspeksi bentuk
simetris antara kiri dan kanan, corpus tampak kencang, areola mamae kecoklatan, papilla
tampak menonjol, palpasi corpus teraba kencang. ASI tampak keluar lebih banyak dari
kemarin (±1,8 ml), reflek hisap bayi bagus, bayi tampak tertidur.
 Saran
 Di harapkan menjadi acuan untuk melaksanakan pijat oksitosin di ruangan nifas agar
mempercepat pengeluran asi. Di harapkan dijadikan masukan sebagai peningkatan dan
pengembangan ilmu serta menjadi bahan ajar dan ruangan terkait dapat menerapkan pijat
oksitosin dalam memberikan asuhan kepada ibu post sectiocaesarea yang mengalami
ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan suplai ASI tidak cukup.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai