BAB 1
PENDAHULUAN
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. World
ASI ekslusif selama 6 bulan dan ASI dilanjutkan selama 2 tahun disertai
selama 6 bulan. Hal ini berdasarkan bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi
pertumbuhan, perkembangan, dan daya tahan hidup bayi serta sebagai sumber
energy dan nutrisi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama (Nahdiah,
2015).
tahun 2015. Target sistem kesehatan nasional dalam SDGs tahun 2030 yaitu
SDGs tersebut maka perlu adanya program kesehatan ibu dan bayi yang
mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi.
2
jumlah bayi dibawah usia enam bulan diberi ASI Eksklusif. 2 Di Asia
ke satu dengan presentase 76% dan diikuti oleh korea Selatan dengan 65%
bahwa Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal pemberian ASI apabila
memenuhi kecukupan ASI pada ibu nifas salah satunya dengan memberikan
KIE dan pelatihan tentang pentingnya pijat oksitosin kepada ibu nifas untuk
(Roesli, 2013).
yang dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun keluar (Rahayu, 2015).
hormon oksitosin memilik manfaat untuk ibu Post Sectio Caesarea dan bayi.
meningkatkan produksi hormon oksitosin. Efek dari pijat oksitosin itu sendiri
bisa dilihat reaksinya setelah 6-12 jam pemijatan. Pijat oksitosin berfungsi
serupa juga dilakukan oleh Rahmawati (2015) bahwa terdapat hubungan yang
penelitian yang dilakukan oleh Fitri Nuriya Santi (2018) Metode dalam
dikelola. Dari hasil penelitian yang dilakukan selama tiga hari didapatkan
pengeluaran ASI dan pijat ini direkomendasikan untuk ibu post partum yang
Fokus Penerapan Tekhnik Pijat Oksitosin Pada Asuhan Keperawatan Ibu Post
RS Persahabatan.
Penerapan Tekhnik Pijat Oksitosin Pada Asuhan Keperawatan Ibu Post Sectio
Persahabatan?
Tekhnik Pijat Oksitosin Pada Asuhan Keperawatan Ibu Post Sectio Caesarea
Menyusui
Ketidakefektifan Menyusui.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi
payudara kepada bayi dan anak yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
dengan gejala ibu merasa percaya diri selama proses menyusui (P. S. D.
PPNI, 2016)
langsung oleh ibu kepada anaknya namun sering kali ibu menyusui kurang
mendapatkan suatu informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif itu
sendiri, tentang cara bagaimana menyusui yang benar kepada bayinya dan
itu tidak diberikan dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran
ASI. Bahkan ibu yang buta huruf sekalipun dapat menyusui anbaknya
saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu muda (Nugroho,
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
lactase dan garam-garam organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar
payudara ibu. Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja,
(pabrik ASI) dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Hanya
ASI di dalam gudang ASI yang dapat dikeluarkan oleh bayi dan atau
menghisap). Jika refleks oksitosin tidak bekerja dengan baik, maka bayi
semua masalah tersebut dapat diatasi bila kita mengerti penyebab dan cara
mengatatasinya.
melakukan control yang terartur pada saat kehamilan, dan dokter atau
bidan dengan cermat mengamati bahwa puting susu calon ibu tersebut
puting susu lecet hingga terasa perih. Kemungkinan putting susu lecet
ini dapat dikurangi dengan cara membersihkan putting susu dengan air
hangat setiap kali selesai menyusui. Bila lecet disekitar puting susu
telah terjadi, juga jangan diberi sabun, salep, minyak, atau segala jenis
c. Radang payudara
9
dari payudara yang sehat dan selama menyusui biarkan ASI dari
payudara yang sakit akan menetes, hal ini akan mengurangi rasa nyeri.
Apabila rasa nyeri sudah berkurang dan bayi masih lapar, ASI dari sisi
d. Payudara bengkak
beberapa waktu tidak dihisap oleh bayi ataupun dipompa, maka dapat
2.1.3 Pengkajian
10
(Roesli, 2013)
a. Indentitas pasien
pengkajian.
b. Keluhan Utama
“Apa yang menjadi masalah klien? ” atau “Apa yang membuat klien
klien sendiri.
c. Riwayat Kesehatan
tua, dan kakek nenek serta status kesehatan mereka saat ini.
d. Fisiologi
4) Pijat bayi
12
Tabel 1.1
Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Kriteria Hasil NOC NIC
Keperawatan
1 Menyusui efektif 1) Kriteria hasil: 1) NOC: 1) NIC:
berhubungan dengan a) Pertumnbuhan a) a) konseling laktasi
proses produksi ASI bayi dalam rentang Mempertahankan definisi : membantu
normal pemberian ASI mensukseskan dan
b) Perkembangan Definisi : kelanjutan menjaga proses
bayi dalam rentang menyusui dari mulai menyusui
normal (proses) ASI sampai aktivitas-aktivitas :
c) Kemampuan penyapihan (1) berikan informasi
untuk mencairkan makanan bayi/balita mengenai manfat
dan menyusui baik
menghangatkan fisiologis maupun
ASI yang psikologis
tersimpan dengan (2) tentukan
aman keinginan dan
d) Teknik untuk motivasi ibu untuk
mencegah nyeri menyusui dan juga
payudara dengan persepsi mengenai
pijat oksitosin menyusui
e) Mengenali (3) koreksi konsepsi
tanda-tanda yang salah,
penurunan informasi yang
pasokan ASI salah, dan
f) Mengenali ketidaktepatan
tanda-tanda mengenai menyusui
saluran ASI (4) ajarkan ibu dan
tersumbat keluarga cara
g) Kesadaran melakukan pijat
bahwa menyusui oksitosin untuk
14
(1) Tentukan
pengetahuan,
kesiapan dan
kemampuan
orangtua dalam
belajar mengenai
perawatan bayi
(2) Monitor
kebutuhan belajar
bagi keluarga
(3) Berikan
bimbingan antisipatif
mengenai perubahan
perkembangan
15
selama tahun
pertama kehidupan
(4) Bantu orangtua
dalam
mengartimulasikan
cara untuk
mengintegrasikan
bayi ke dalam
system keluarga
2.2.1 Pengertian
berat di atas 500 gr, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh
disproporsi antara ukuran janin dan ukuran pelvis, yakni ukuran pelvis
2.2.2 Patofisiologi
janin dan ukuran pelvis, yakni ukuran pelvis tertentu tidak cukup besar
untuk melahirkan janin dengan membuka perut dan dinding uterus atau
16
vagina atau suatu histerektomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
payudara. Adaptasi psikologi itu ada taking in, taking hold dan letting go.
dimiliki pasien tentang perawatan bayi dan cara menyusui bayi yang benar
refleks oksitosin Atau let down reflex. Selain untuk merangsang let down
2.3.2 Manfaat pijat oksitosin bagi ibu nifas dan ibu menyusui, diantaranya :
otot polos uterus baik pada proses saat persalinan maupun setelah
f. Persiapan alat
g. Menyiapkan alat dan bahan:Baby oil atau minyak kelapa, Air hangat,
h. Mencuci tangan
terlepas tanpa bra. Letakkan handuk di atas pangkuan ibu. Jika ibu
Teknik
h. Akhiri kegiatan
2.3.4 Penatalaksanaan
mudah
membantu
7) Memijat punggungnya.
bawah pada kedua sisi tulang belakang, dari leher ke arah tulang belikat,
Gambar 2.9
Pijat Oksitosin
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
A. BIODATA
Nama : Ny. E
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
B. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan setelah sectio caesarea hari ke-4 ASI tidak keluar
keluar.
a. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya:
23
keluar.
penyakit
f. Imunisasi : Lengkap
Klien post SC dengan, Selesai operasi jam 13.00 tgl 12 September 2019.
Dari hasil observasi ketika dilakukan cek kolostrum belum keluar dan
F. RIWAYAT OBSTETRIK
Komplikasi Masalah
Kondisi
No Umur Kehamila Penolong
persalinan Nifas anak
n
1 4 hari Tidak ada Sectio Tidak Baik Dokter
masalah caesarea ada dan dan
masalah sehat bidan
G. RIWAYAT KB
b. Konsep diri:
1) Gambaran diri
kurang
2) Ideal diri
3) Harga diri
4) Peran diri
d. Hubungan sosial
Orang tua, terutama ibu klien adalah orang yang berarti bagi klien.
lain
e. Spiritual
2) Kegiatan ibadah
I. PEMERIKSAAN FISIK
Status obstetrik : P1A0 Bayi rawat gabung : tidak Jika tidak alasan: bayi
BB / TB : 67kg /153m
26
Tanda vital
menit
Kepala Leher
Dada
tidak lancar
Abdomen
Ekstremitas
Ekstremitas bawah
Edema : tidak,
Varises : tidak,
Keadaan mental
Program Terapi
1. Infuse RL 20 tpm
2. Injeksi Ceftriaxon 2 x 1 gr IV
3. Injeksi Ketorolak 2 x 30 mg IV
11,9 g/dl (11,7- 15,5), Leukosit 18,5 10^3/ul (3,6- 11,0), Hematokrit 37 %
28
(35- 47), Eritrosit 4,1 10^6/ul (3,80- 5,20), dan Trombosit 232 10^3/ul
(150.000- 440.000).
mengurangi sumbatan
ASI, merangsang
pelepasan hormon
oksitosin,
mempertahankan
produksi ASI ketika
ibu dan bayi sakit.
e) kontak awal
e) Memberikan
mempunyai efek
dorongan pada
positif pada durasi
klien untuk lebih
menyusui kontak kulit
sering menyusui
mulainya tugas-tugas
bayinya.
ibu meningkatkan
ikatan dengan bayi.
No.
Tgl/Jam Tindakan Implementasi Respon TTD
DP
13/9/19 dx.1 Mengkaji keadaan payudara Payudara tampak
10.30 klien penuh,ASI keluar
sedikit bila areola
dipencet
10.35 Memberikan informasi tentang Ny.S mengatakan
pentingnya gizi untuk klien paham makanan apa
menyusui yang dapat
memperlancar ASI
10.40 Memberikan informasi tentang Ny.S memahami
perawatan payudara tentang cara perawatan
payudara yang
diajarkan
10.45 Memberikan terapi pijat Ny.S kooperatif, suami
oksitosin pada klien dapat mempraktekan
pijat oksitosin
11.00 Memberikan dorongan pada Bayi sudah rawat
klien untuk lebih sering gabung, klien mulai
menyusui bayinya menyusui bayinya
meskipun bayi rewel
14/9/19 Memberikan terapi pijat Ny.S kooperatif, suami
15.30 oksitosin pada klien akan melakukan pijat
oksitosin pada istrinya
apabila sudah pulang
15.45 Memberikan dorongan pada ASI keluar sedikit saat
klien untuk lebih sering bayi menyusu, reflek
menyusui bayinya hisap bayi bagus/kuat,
bayi sudah tidak rewel
lagi
16.00 Memberikan terapi pijat Ny.S kooperatif, suami
oksitosin pada klien akan melakukan pijat
oksitosin pada istrinya
apabila sudah pulang
33
3.4 EVALUASI
No. Perkembangan
Tgl/Jam TTD
DP SOAP
14/9/19 Dx.1 S: Ny.S mengatakan ASI sudah keluar, dan sudah
17.00 disusukan ke bayinya
O: cek kolostrum sudah keluar dan sudah IMD, payudara
tidak teraba keras
A: Masalah ketidakefektifan pemberian ASI teratasi
P: Lanjutkan intervensi
● Memberikan terapi pijat oksitosin pada klien
● Memberikan dorongan pada klien untuk lebih sering
menyusui bayinya
BAB 4
ANALISIS KASUS
..............................
Dari hasil observasi ketika dilakukan cek kolostrum belum keluar dan belum
IMD. Klien terpasang infus RL 20 tpm.TD 125/90, Nadi 85x/mnt, suhu 36ºC,
post sectio caesarea semakin merasa tidak percaya diri dan cemas. Kondisi
ini bila tidak ditangani akan membuat ibu stress dan produksi ASI akan
semakin berkurang. Upaya yang lain yaitu dari tenaga medis khususnya bidan
memberikan intervensi agar ibu merasa lebih nyaman sehingga ASI dapat
pijatan ini secara rutin maka akan dapat memacu produksi hormone oksitosin
pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di lapangan
penunjang.
sambil diperas air susunya akan menghasilkan volume air susu yang lebih
(Sibagariang, 2015).
Teknik relaksasi lain yang dapat digunakan adalah pijat oksitosin yakni
pemijatan tulang belakang pada nervus ke 5-6 sampai ke scapula yang akan
prolaktin.
Hasil evaluasi pada ibu yang dilakukan pijat oksitosin juga mereka
merasa sangat tertarik untuk belajar metode pijat oksitosin ini dan mereka
merasakan bahwa ASI nya semakin lancar setelah dilakukan pemijatan secara
rutin. Dari beberapa hal tersebut terlihat bahwa pijat oksitosin dapat
menyusui.
luka post SC tertutup kasa dan hipavix, terdapat linea nigra, terdapat satriae
gravidarum tidak ada distensi kandung kemih, tinggi fundus uteri 2 jari
dibawah pusat, kontraksi baik, involusi teraba keras. Terdapat lokhea dengan
berbau khas, jenis lokhea rubra, yang dilakukan yaitu pemijatan oksitosin.
Upaya untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu melahirkan secara khusus
dari pijat oksitosin itu sendiri bisa dilihat reaksinya setelah 6-12 jam
mulai dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf
38
sehingga ASI dapat dikeluarkan dengan mudah dan lancar. Pemijatan ini
konduksi impuls saraf, dapat melemahkan dan meghentikan rasa sakit dan
dapat memperbaiki aliran darah ke jaringan dan organ tubuh. Pemijatan ini
juga dapat membuat otot menjadi tidak tegang dan memberikan efek
terapeutik yang dapat menimbulkan rasa nyaman dan rileksasi sehingga ibu
ASI. Saraf yang ada dipayudara itu berasal dari tulang belakang bagian atas
ketegangan otot. Ketegangan otot ini dapat dilakukan pemijatan dengan cara
menstimulasi refleks let-down dan dapat membantu proses laktasi pada ibu
Upaya yang harus dilakukan dari tenaga medis khususnya bidan dan
memberikan intervensi agar ibu merasa lebih nyaman sehingga ASI dapat
(Nurgiwiati, 2015)
keadaan payudara klien Payudara tampak penuh,ASI keluar sedikit bila areola
terapi pijat oksitosin pada klien, Memberikan dorongan pada klien untuk
lebih sering menyusui bayinya, Memberikan terapi pijat oksitosin pada klien,
apabila nyeri itu datang dan Memberi injeksi pengurang rasa nyeri ketorolak
ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar. Pijat oksitosin adalah suatu tindakan
40
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
obstetric G1P1A0 dan masa nifas yang ke-4. Berdasarkan pengkajian klien
produksi ASI),. Produksi ASI keluar sedikit setelah seminggu melahirkan dan
klien juga tidak tahu cara perawatan payudara. Hasil pemeriksaan tekanan
darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 36,8 oC, nadi 78 x/menit, pernapasan 20
selama 2 hari. Intervensi yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi pasien
direncanakan selama 2 hari dan hasil evaluasi masalah hanya terasi sebagian.
5.2. Saran
ASI) pada ibu post sectio caesarea sebagai bahan acuan bagi mahasiswa
Keperawatan Ners.
c. Bagi Mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Azriani, D., dan Handayani, S. 2016. The Effect Of Oxytocin Massage On Breast
Milk Production. Journal Of Dama International Researchers (DIJR)
1(8): 47-50.
Nugroho, Nurrezki, Warnaliza, & Willis, 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Nifas Normal. EGC. Jakarta.
Rahmawati, Eli. 2015. Hubungan Pijat Ok-sitosin Dengan Pengeluaran ASI Pada
Ibu Post Partum Hari 1-2 Di BPM HJ.NL Kota Balikpapan. Jurnal
Husada Mahakam Volume III No.8 November 2014 hal 389-442
44
Rahayu, D., Santoso, B., dan Yunitasari, E. 2015. Produksi ASI Ibu Dengan
Intervensi Acupresure Point For Lactation Dan Pijat Oksitosin.
Jurnal Ners 10(1): 9-19.
Soetjiningsih, dan Ranuh, N. Gde. 2014. Tumbuh Kembang Anak. Edisi 2. EGC.
Jakarta