PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara optimal dan salah satu langkah pertama bagi manusia untuk
ibu yang pernah menyusui anak Indonesia sudah tinggi, yaitu 90%, namun
yang memberikan secara eksklusif selama 6 bulan masih rendah sebesar 20%.
Pemberian ASI direkomendasikan sampai dua tahun atau lebih. Alasan ASI
tetap diberikan setelah bayi berusia 6 bulan, karena 65% kebutuhan energi
seorang bayi pada umur 6-8 bulan masih terpenuhi dari ASI. Pada umur 9-12
bulan sekitar 50% kebutuhannya dari ASI dan umur 1-2 tahun hanya sekitar
bulan. ASI yang diberikan tidak eksklusif menjadikan bayi 0-6 bulan lebih
berisiko untuk terkena sakit, terutama penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang
diderita meliputi diare, ISPA, dan pneumonia. Terlihat bahwa prevalensi bayi
0-6 bulan yang pernah memiliki riwayat sakit satu atau lebih jenis penyakit
beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun bayi. Pada sebagian ibu
yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui sering dianggap masalah
pada anaknya saja. Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat
dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal) sampai pada masa pasca
Beberapa kasus yang sering ditemui pada ibu menyusui yaitu masih
hari pertama kehidupan bayi dan juga mengatakan bahwa ASI kurang
teknik relaksasi, dukungan psikologis dan terapi titik tuina. Beberapa teknik
pijat efektif dalam meningkatkan produksi ASI, termasuk pijat oketani, pijat
oksitosin, pijat punggung, pijat aromaterapi, pijat tuina dan pijat titik
akupuntur. Berbagai gaya pijat dieksplorasi dalam hal bagaimana gaya yang
et al., 2022,h.66)
dibantu pijat oleh nenek atau ayah bayi (suami). Pijat oksitosin ini dilakukan
untuk merangsang refleks oksitosin atau reflex let down. Pijat oksitosin
adalah tindakan yang dilakukan oleh suami pada ibu menyusui yang berupa
kenyamanan pada bayi yang disusui (Rahayuningsih, 2020, p. 45). Pada ibu
menyusui dengan kondisi psikologis yang tidak nyaman atau stress maka
akan terjadi hambatan dari reflek let down sehingga akan menurunkan
mengurangi rasa tidak nyaman pada ibu maka dilakukan pijat oksitosin
Damanik, 2022). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
0.000 maka dapat disimpulkan ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
ASI, karena ada perbedaan yang signifikan antara produksi ASI sebelum dan
sesudah perlakuan.
ASI nya tidak cukup, sedangkan 4 ibu postpartum lainnya mengatakan tetap
memberikan ASI secara eksklusif. Metode yang selama ini digunakan oleh
ibu post partum dalam meningkatkan ASI yaitu dengan meminum jamu dan
mengkonsumsi sayuran hijau, salah satunya yaitu sayur daun katuk dan daun
kelor.
”.
B. Rumusan Masalah
ibu yang pernah menyusui anak Indonesia sudah tinggi, yaitu 90%, namun
yang memberikan secara eksklusif selama 6 bulan masih rendah sebesar 20%.
formula kepada bayinya dikarenakan ibu merasa produksi ASI nya tidak
hormon endorphin, hormon ini berfungsi untuk memberikan rasa santai dan
otot. Pada bagian punggung sering sekali terjadi ketegangan otot, tetapi
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat
2. Tujuan Khusus
postpartum
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan literatur bagi
ibu nifas bahwa pijat oksitosin menjadi salah satu metode efektif dalam
produksi ASI.
bagi ibu nifas sebagai upaya untuk memberikan asuhan kebidanan yang
E. Ruang Lingkup
1. Variabel Penelitian
dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini yaitu produksi ASI.
2. Sasaran
3. Tempat
4. Waktu
Puskesmas Windusari.
1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian pertama yaitu variabel
terikat