Anda di halaman 1dari 8

KRITISI JURNAL METODE PICO

“PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI

PADA IBU POSTPARTUM DI KLINIK PRATAMA NINING PELAWATI

TAHUN 2019 “

DOSEN : Ns. SRI ARIANTI, M.KEP

Disusun oleh:
FERAWATI
RP 23320057

PROGRAM STUDI NERS TAHAP PROFESI REGULER


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2023
BAB I

ANALISIS JURNAL

A. Judul Penelitian

“Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI pada Ibu Postpartum “.

B. Peneliti

Ika Nur Saputri.

C. Ringkasan Jurnal

Semua perempuan mempunyai potensi untuk memberikan ASI kepada

anaknya, namun tidak semua ibu postpartum dapat langsung mengeluarkan

ASI. Pengeluaran ASI merupakan interaksi yang sangat kompleks antara

rangsangan mekanik, syaraf dan bermacam-macam hormon yang

mempengaruhi keluarnya oksitosin. Kendala dalam memberikan ASI secara

dini pada hari pertama setelah melahirkan yaitu produksi ASI yang sedikit.

Keadaan emosi ibu yang berkaitan dengan reflex oksitison ibu dapat

mempengaruhi produksi ASI sekitar 80% sampai 90%. Untuk mengatasi hal

ini dilakukan pijat oksitosin yang berfungsi untuk refleks let down dan

memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak pada payudara

(engorgement), mengurangi sumbatan Air Susu Ibu (ASI), merangsang

pengeluaran hormon oksitosin, dan mempertahankan produksi ASI ketika ibu

dan bayi sakit.

Desain penelitian ini pra-eksperimen (pre-experimental designs) dengan

One Group Pre and Post Test Design dan dilaksanakan di Klinik Pratama

Nining Pelawati pada bulan Juni Tahun 2019. Populasi adalah seluruh Ibu
postpartum di Klinik Nining Pelawati pada bulan Juni 2019. Sampel adalah

ibu postpartum berjumlah 10 orang dengan kriteria ibu postpartum hari

pertama-ketiga dan tanpa kelainan payudara dengan teknik pengambilan

sampel accidental sampling. Pengambilan data dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi yang berisi tentang hasil pre-test dan post-test

produksi ASI menggunakan gelas ukur. Analisa data menggunakan uji

statistik non-parametrik yaitu uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan nilai

alpha 0,05.

Hasil penelitian didapatkan rerata produksi ASI sebelum dilakukan pijat

oksitosin adalah 9,90, rerata produksi ASI sesudah dilakukan pijat oksitosin

adalah 13,50 yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap

produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan pijat oksitosin pada Ibu

Postpartum di Klinik Pratama Nining Pelawati Tahun 2019 dengan nilai p-

value = 0,008 (p ≤ 0,05).

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat

oksitosin terhadap produksi ASI pada Ibu Postpartum di Klinik Pratama

Nining Pelawati Tahun 2019.

E. Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan

a. Teknik ini dapat dilakukan pasien secara mandiri dirumah setelah

diajarkan oleh perawat.


b. Terdapat kesesuaian antara tujuan jurnal dan kesimpulan yang

didapatkan

c. Penyajian data dalam bentuk tabel yang kemudian dijelaskan lagi

sehingga mudah dipahami.

d. Memiliki pembahasan yang rinci serta mudah dimengerti.

2. Kekurangan

a. hanya menggunakan satu kelompok eksperimen saja tanpa

menggunakan kelompok pembanding.

b. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari

jurnal ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Problem

Berdasarkan hasil survey awal, data yang diperoleh dari Klinik Pratama

Nining Pelawati jumlah ibu nifas pada bulan Januari-Maret 2019 adalah 54

orang. Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa ibu postpartum di tempat

penelitian didapatkan bahwa ibu postpartum mengeluh ASInya tidak keluar

dan tidak lancar serta merasa produksi ASInya kurang terutama pada hari

pertama kelahiran bayi, hal ini membuat ibu khawatir sehingga ibu memilih

untuk memberikan susu formula untuk memenuhi kebutuhan bayinya dan ibu

juga belum pernah mendapatkan informasi mengenai pijat oksitoksin. Untuk

mengatasi hal ini dilakukan pijat oksitosin yang berfungsi untuk refleks let

down dan memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak pada

payudara (engorgement), mengurangi sumbatan Air Susu Ibu (ASI),

merangsang pengeluaran hormon oksitosin, dan mempertahankan produksi

ASI ketika ibu dan bayi sakit.

B. Intervention
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi

yang berisi tentang hasil pre-test dan post-test produksi ASI menggunakan

gelas ukur. Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan intervensi


berupa pijat oksitosin pada ibu post partum sesuai dengan SOP kemudian

dievaluasi pengaruhnya.

C. Comparation

1. Jurnal “Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI pada Ibu

Nifas”.

Hasil:

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat

disimpulkan ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu

nifas di BPM Lia Maria Kecamatan Sukarame Tahun 2017 yaitu 93,8%

ibu nifas yang melakukan pijat oksitosin sebagian besar memiliki

produksi ASI yang cukup, 56,2% ibu nifas yang tidak melakukan pijat

oksitosin terdapat 9 orang yang memiliki produksi ASI yang cukup. Hasil

analisis statistik lebih lanjut menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas

dengan p-value 0,037.

2. Komparasi pada jurnal ini adalah

a. Produksi ASI pada Ibu Nifas yang Melakukan Pijat Oksitosin

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 16 responden

yang melakukan pijat oksitosin terdapat 15 orang memiliki produksi

ASI yang cukup dan 1 responden yang memiliki produksi ASI yang

kurang.
b. Produksi ASI pada Ibu Nifas yang Tidak Melakukan Pijat Oksitosin

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 16 responden

yang tidak melakukan pijat oksitosin terdapat 9 orang memiliki

produksi ASI yang cukup dan 7 orang memiliki produksi ASI yang

kurang

Hasil analisa dari penulis, Pijat oksitosin yang dilakukan pada ibu

nifas dapat membuat rileks dan nyaman, sehingga dapat mengurangi rasa

lelah setelah melahirkan terutama pijat yang dilakukan setelah 3 jam

postpartum. Ibu nifas yang dilakukan pijat oksitosin mengatakan bahwa

selama dilakukannya pijat oksitosin ibu merasa nyaman dan rileks

sehingga selama pemijatan ibu merasakan adanya aliran ASI yang

menetes keluar.

Pijat oksitosin juga mudah dilakukan dengan gerakan yang tidak

terlalu banyak sehingga dapat diingat oleh keluarga untuk dilakukan dan

tak membutuhkan waktu yang lama. Dukungan dari suami dan keluarga

juga berperan penting dalam menyusui. Salah satu wujud dukungan

tersebut dapat dilihat dari suami dan keluarga menyetujui untuk

melakukan pijat oksitosin sehingga ibu dapat termotivasi untuk menyusui

bayinya serta adanya anggota keluarga yang bersedia membantu

melakukan pekerjaan rumah yang biasa dilakukan ibu.

D. Outcome

Pijat oksitosin yang dilakukan pada ibu postpartum dapat meningkatkan

produksi ASI karena dapat memicu pengeluaran hormon oksitosin yang


sangat penting dalam pengeluaran ASI. Ketika dilakukan pijat oksitosin maka

oksitosin akan memicu sel-sel myopitel yang mengelili alveoli dan duktus

untuk berkontraksi sehingga mengalirkan ASI dari alveoli (pabrik susu) ke

duktus menuju sinus dan puting susu sehingga terjadi pengeluaran ASI dan

produksi ASI meningkat.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pijak oksitosin

merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam upaya meningkatkan

produksi ASI pada ibu setelah melahirkan. Kegiatan pijat oksitosin ini bisa

diterapkan diterapkan ditempat pelayanan Kesehatan karena mudah dilakukan

dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Pasien juga bisa menerapkan

Teknik ini secara mandiri dirumah setelah diajarkan.

Anda mungkin juga menyukai