Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

GAMBARAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DUSUN WERDI


TENGAH RW 05 dan RW 06 DESA WERDI KECAMATAN WONOKERTO
KABUPATEN PEKALONGAN

Oleh :

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN 2016/2017

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah pencurah kasih sayang tiada batas kepada yang
dikehendaki-Nya. Allah telah mencurahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Gambaran Kondisi Kesehatan
Masyarakat di Dusun Werdi Tengah Desa Werdi 2 RT 09-11, RW 05 dan RT 12-14,
RW 06 Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pemberi syafaat dan
pembawa kabar gembira.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang bersangkutan


dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini penulis ajukan untuk
memenuhi tugas yang ditetapkan oleh dosen Keperawatan Komunitas II PSIK
Universitas Pekalongan. Penulis telah berusaha sangat maksimal untuk memberikan
yang terbaik, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam usaha menyelesaikan penulisan makalah ini tentu telah melibatkan


banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan konstitusi
yang positif demi terwujudnya sebuah karya yang baik. Semoga semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari
Allah. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis berharap semoga makalah
ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya sehingga diharapkan dapat dijadikan pedoman dan dapat dijadikan
referensi.

Pekalongan, 18 November 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................................
................
B. Tujuan.....................................................................................................................................
C. Waktu......................................................................................................................................
D. Tempat Praktik.......................................................................................................................
E. Strategi Pelaksanaan...............................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................
KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................
ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................................
A. Pengkajian Data....................................................................................................................
B. ANALISI DATA..................................................................................................................
C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH............................................................................
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS........................................................
E. PELAKSANAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA ( MMD )..........................
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................
A. KESIMPULAN....................................................................................................................
B. SARAN.................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala


bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi
yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini
memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status
kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai


peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif
dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai
dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang
menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan
lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan


mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang
kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah
terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif
dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke
unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat

4
aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat
untuk ikut berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan
individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas
dengan menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta
sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional dan
mempunyai potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang
harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi S1 Institut Teknologi dan
Kesehatan Muhammadiyah Kalimantan Barat melaksanakan Praktik Klinik
Keperawatan Komunitas di Desa Amboyo Inti RT 006 RW 003, Kecamatan
Wonokerto Kabupaten Landak dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu
pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat, serta secara aktif dalam upaya
peningkatan status kesehatannya.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa


mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk
bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan
mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang
telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan
Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa Amboyo Inti RT 006 RW 003,
Kecamatan Wonokerto Kabupaten Landak.

5
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di
Desa Amboyo Inti RT 006 RW 003, Kecamatan Wonokerto Kabupaten
Landak.
b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat di Desa
Amboyo Inti RT 006 RW 003, Kecamatan Wonokerto Kabupaten
Landak.
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di
Desa Amboyo Inti RT 006 RW 003, Kecamatan Wonokerto Kabupaten
Landak.
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Desa Amboyo
Inti RT 006 RW 003, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Landak.
e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di
Desa Amboyo Inti RT 006 RW 003, Kecamatan Wonokerto Kabupaten
Landak.
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di
Desa Amboyo Inti RT 006 RW 003, Kecamatan Wonokerto Kabupaten
Landak.

6
C. Waktu
Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di Desa Amboyo Inti RT 006 RW
003, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Landak, dimulai pada tanggal 5
Desember 2022 – 9 Desember 2022.

D. Tempat Praktik
Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan Desa Amboyo Inti RT 006 RW
003, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Landak.

E. Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat
tidak saja sada, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan
suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu : Individu, keluarga, kelompok khusus, perawat spesialis
komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan, dan
pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model
perorganisasian masyarakat yaitu : perencanaan sosial, aksi sosial atau
pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan
masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba mendekatkan
pengorganisasian masyarakat dengan model perkembangan masyarakat.

7
3. Kerja sama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan yang saling menguntungkan atau
memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan
sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki
konstribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Kemitraan antara
perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan
dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini
memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam
mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk
mengembangkan strategi peningkatan kesehatan.
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformasi kepada masyaraka. Antara lain : adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk
pengetahuan baru. Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau
pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat.
Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk
meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat.

Metode pengumpulan data di Desa Werdi RW 05 dan RW 06 menggunakan :

1. Wawancara
Pada tahap wawancara melibatkan:
a. Masyarakat
b. Tokoh masyarakat
c. Kader
d. Aparat kelurahan / desa

8
2. Observasi
Pada tahap observasi meliputi :
a. Norma
b. Nilai
c. Keyakinan
d. Struktur kekuatan
e. Proses penyelesaian masalah
f. Dinamika kelompok masyarakat
g. Pola komunikasi
h. Situasi/ kondisi lingkungan wilayah

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Komunitas
Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang
telah melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil,
kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok
masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan
dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,
masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).
B. Pengertian Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan
peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif dengan
tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan
masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan dalam memelihara
kesehatannya (Mubarak, 2009).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien
yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdidi dari
individu dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu
dari Neuman ( Irnanda,2013 ) untuk melihat masalah pasien model komunitas
sebagaai klien di kembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan
kesehatan masyarakat sebagai sinttesis kesehatan masyarakat dan keperawatan.
Model tersebut telah di ganti namanya menjadi model komunitas sebbagai mitra,

10
untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi
landasannya.
Proses Keperawatan Komunitas merupakan metode Asuhan Keperawatan
yang bersifat alamiah, sistemati, dinamis, kontinui dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti, Pengkajian, Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. (Wahyudi, 2010).
C. Kondisi Kesehatan
Menurut WHO , sehat  dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang
dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang


bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan
potensi masyarakat, melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat,
difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah.
Kebijakan Dan Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pedoman Pembangunan
Perdesaan Sehat (Peraturan Menteri PDT No 1 tahun 2013) adalah Kebijakan
Serta Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan
Kesehatan Nasional di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik
melalui pendekatan Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berbasis Perdesaan.

11
Dengan Fokus intervensi pada 5 determinan faktor kualitas kesehatan,
Ketersediaan dan Berfungsinya :

1. Dokter Puskesmas
2. Bidan Desa
3. Air Bersih,
4. Sanitasi
5. Gizi.
D. Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas
1. Alergi Kulit (radang kulit)
Gejala : kulit timbul bercak-bercak merah dan terasa gatal
Penyebab : kosmetik, detergen, sabun mandi, perhiasan imitasi, kainyang
kasar, pakaian pelembab dan makanan tertentu 
2. Amandel
Pembengkakan pada kelenjar limfe yang berada di dinding belakang
tenggorokan
Gejala : sakit pada daerah tenggorokan pada waktu menelan makanan,
demam, menggigil, bengkak, dan timbul bengkak dan bercak merah pada
kedua belah sisi di belakang tenggorokan
3. Anemia
Gejala : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak dalam mata pucat, mudah lelah,
lesu, pusing, mudah pingsan, sesak nafas terutama setelah berolahraga dan
denyut jantung cepat
Penyebab: kurang zat besi dan vitamin B12, kehilangan darah sewaktu
melahirkan dan faktor keturunan 
4. Asam Urat
Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan
berulang dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal

12
monosodium urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat tingginya
kadar asam urat didalam darah (hiperurikemia)
Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari kemerahan,
bengkok pada sendi yang terkena asam urat
Penyebab : kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan
penumpukan kristal asam urat didalam sendi 
5. Asma
Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya penyempitan
saluran nafas karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang
menyebabkan peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara.
Gejala : mengi (bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai rasa
gatal di tenggorokan, sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi meningkat.
Penyebab: radang di tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang
menimbulkan iritasi seperti pedas, asam, manis, asin, dingin, bergetah dan
panas, udara kotor, bulu dan kotoran dari hewan peliharaan (kucing, anjing,
unggas, dll.) 
6. Batuk
Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda
asing selain udara yang masuk.
Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal. Adanya dahak di saluran pernafasan
Penyebab : penyempitan saluran pernafasan, produksi dahak yang
berlebihan disaluran tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda asing
seperti debu, asap atau cairan makanan secara tidak sengaja.
7. Diare
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar
lebih dari 3 kali sehari.
Gejala  :  frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, kotoran encer
dan banyak air, sakit atau kejang perut disertai demam

13
Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman, infeksi
pada usus, rasa cemas atau stress berlebihan.
8. Maag/Asam Lambung Tinggi/ Perut Sering Kembung
Dispepsia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian
atas atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh
atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut.
Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan asam, berat badan menurun
Penyebab : merokok, minum alkohol, stress, sering menunda makan pada
saat jam makan, kurang makan sayur dan buah serta kurang minum air
putih.

14
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN DATA
Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1. Perumahan: Status kepemilikan rumah RW 05 Dan RW 06 yaitu milik
sendiri, menumpang dan menyewa rumah.

Tipe rumah didesa werdi yang permanen sebanyak , semi permanen , tidak
permanen.

Masing-masing keadaan lantai masih tanah, papan , tegel, semen.

2). Pendidikan: status pendidikan di desa werdi kebanyakan masih tingkat SD


dan SMP namun dalam hasil pngkajian ada juga yang SMA, SMK dan
Perguruan Tinggi.

3). Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: kondisi keamanan


dan keselamatan di RW 05 dan RW 05 masih dalam lingkup aman, karena
kondisi perumahan yang berdekatan menimbulkan interaksi sosial terjaga.

4). Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: pelayanan


kesehatan di Desa werdi khususnya puskesmas dianggap belum memadahi
dan kurang dalam pelayanan kesehatanya, sehingga masyarakat lebih
memilih untuk pergi ke dokter, bidan desa dan ada juga yang mengonsumsi
obat secara bebas.

5). Pelayanan kesehatan yang tersedia di Desa Werdi untuk melakukan deteksi
dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi
yaitu puskesmas.

15
6). System komunikasi: ada berbagai sarana pelayanan kemasyarakatan untuk
mengaktualisasi pengetahuan masyarakat seperti kegiatan PKK penyuluhan
kesehatan, Posyandu, Posbindu, Senam dll.

7). Ekonomi: tingkat ekonomidi masyarakat masih dibawah UMR, kebanyakan


penghasilan yang didapat perbulan kurang dari 1 juta, sehingga belum
mampu memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan kesehatan seperti
kebutuhan nutrisi dan fasilitas kesehatan.

8). Rekreasi: di desa werdi terdapat sarana rekreasi namun kebanyakan


masyrakat tidak memanfaatkan sarana tersebut. Karena masyarakat lebih
memilih melakukan aktivitas dirumah bersama keluarga saat waktu luang.

B. ANALISIS DATA
Setelah pengkajian proses pengumpulan data kami menggunakan SPSS 20
yang di prosentasikan dalam bentuk diagram seperti yang dicantumkan
dibawah ini :

NO Data Masalah Penyebab


1 Ds: resiko terjadi lingkungan
- Kepala Desa mengatakan peningkatan yang kurang
banyak sampah yang kasus penyakit sehat seperti
dikumpulkan dan dibakar di (saluran cerna, tidak adanya
pekarangan rumah. demam berdarah, jendela tiap
- Kepala Desa mengatakan ISPA, dll). kamar dan
banyak jendela rumah warga tidak dibuka
ditutup siang hari karena demi jendela tiap
keamanan rumah. rumah
- Beberapa warga mengatakan

16
sampah di bakar dan tidak ada
penutup sampah

Do :
-87,3% masyarakat membakar
sampah di pekarangan rumahnya
-8,8% sampah ditimbun
-2,8% sampah dibuang
sembarangan
-1,1% sampah dibuang ke sungai
-91,2% sampah dibiarkan terbuka
-71,8% jendela tiap rumah tidak
dibuka di siang hari
-52,5% pencahayaan remang-
remang di siang hari
-28,2% pencahayaan gelap di
siang hari
2. Ds : resiko penurunan kurangnya
- Kepala Desa mengatakan derajat kesehatan pengetahuan
banyak warganya membeli obat umum dan
bebas di warung, karena lebih kesadaran
murah dan mudah di jangkau. masyarakat

Do : 74,0% masyarakat
mengkonsumsi obat bebas di
warung , 12,2% mengkonsumsi
jamu sebelum pergi ke pelayanan
kesehatan, sisanya memanfaatkan

17
pelayanan kesehatan.
3. Ds : resiko penurunan kurangnya
- Kepala Desa mengatakan derajat kesehatan partisipasi
bahwa posbindu sementara lansia lansia dalam
berhenti, karena ada alat kegiatan
kesehatan yang tidak tersedia.
- Lansia mengatakan tidak tahu
bagaimana menjaga kesehatan
dan cara menangani penyakit
seperti : hipertensi, rematik,
dan asam urat.
Do :
-4 Lansia mengalami Hipertensi
-2 Lansia mengalami Asma
-2 Lansia mengalami Rematik
-1 Lansia mengalami Kencing
Manis
-6 Lansia mengalami masalah
kesehatan lain seperti batuk dan
pilek

LIHAT LAMPIRAN

C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


Masalah A B C D E F G H I J K L Total
No. kesehatan
1. resiko 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 43
terjadi

18
peningkatan
kasus
penyakit
(saluran
cerna,
demam
berdarah,
ISPA, dll)
2. resiko 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 42
penurunan
derajat
kesehatan
umum
3. resiko 3 3 3 4 2 2 4 4 3 3 4 4 39
penurunan
derajat
kesehatan
lansia

19
Keterangan:
Skoring:
5 : Sangat tinggi A : Sesuai dengan perawat G : Sesuai dengan
4 : Tinggi komunitas program
3 : Cukup B : Jumlah yang beresiko pemerintah
2 : Rendah C : Besarnya resiko H : Sumber daya tempat
1 : Sangat rendah D : Kemungkinan untuk I : Sumber daya waktu
pendidikan kesehatan J : Sumber daya dana
E: Minat masyarakat K : Sumber daya fasilitas
F:Kemungkinan untuk L : Sumber daya orang
diatasi

20
E. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
1. Susunan Acara Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ) Di Dusun Werdi
Tengah Desa Werdi 2017

NO. JAM MATERI PENANGGUNG


JAWAB
1 Pembukaan oleh Kepala Desa Werdi
2 Sambutan dari Pembimbing Klinik

3 Sambutan Pembimbing Akademik


4 Penyajian Materi Kelurahan Siaga
4 Penyajian hasil Survei Mawas Kader ibu Hariya
Diri(SMD)
5 Perumusan dan penentuan prioritas Bidan Siaga
Masalah
6 Menggali dan memecahkan masalah Kapus dan Bidan
kesehatan Siaga
7 Penyusunan Rencana Kegiatan Bidan siaga
8 Penyimpulan hasil MMD Kepala Kelurahan
Tamalanrea

2. Tahap Perencanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


a. Pengertian MMD
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei
Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan
yang diperoleh dari hasil SMD (Wrihatnolo, 2007).

21
3. Tujuan MMD
Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
a. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui
pelaksanaan desa siaga dan poskesdes.
b. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan, melaksanakan desa siaga dan poskesdes.
4. Peserta MMD
MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan
sektor terkait di tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi pemerintahan dan
pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama, dan lain-lain).
5. Tempat dan waktu pelaksanaan MMD
MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa,
MMD dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.
6. Cara pelaksanaan
a. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Desa dengan menguraikan tujuan MMD
dan menghimbau seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan
pengalaman sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.
b. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana
keakraban.
c. Penyajian hasil survei oleh kader selaku tim pelaksana MMD.
d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan
masalah kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis
dari petugas kesehatan di desa / bidan di desa.
e. Menggali dan menemu-kenali potensi yang ada di masyarakat untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.

22
f. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin
oleh kepala desa.
g. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh
Kepala Desa.
h. Penutup.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah dan Analisis Kesehatan

Hasil pengkajian RW 05 RW 06 Dusun Werdi Tengah, Desa Werdi,


Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan dengan pengambilan sampel
sebanyak 181 KK dari 401 KK dengan teknik pengambilan quesioner dan
musyawarah masyarkat desa. Identifikasi masalah kesehatan yaitu : beberapa
masalah di RW 05 dan RW 06 dusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan
Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, berdasarkan hasil pengumpulan data yang
didapatkan lansia yang ada di RW 05 RW 06 berdasarkan hasil servey dan
pengumpulan data warga di RW 05 dan RW 06 dalam pengolahan sampahnya
masih banyak yang dibakar dan jendela dirumah kebanyakan masih ditutup,
berdasarkan hasil pengumpulan data lansia di RW 05 dan RW 06 masih banyak
yang tidak mengikuti posbindu, berdasarkan pengumpulan data yang didapat di
RW 05 dan RW 06 masih banyak masyarakat yang masih mengkonsumsi obat
bebas sebelum berobat ke puskesmas.

23
Masalah kondisi kesehatan di RW 05 RW 06 Dusun Werdi Tengah, Desa
Werdi, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan memang merupakan
karakteristik masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada masyarakat,
kurangnya pengetahuan masyarakat dan belum adanya kesadaran mereka yang
menyebabkan masalah ini selalu ada. Jenis penyakit terbanyak adalah hipertensi
dan beberapa penyakit penyerta lainnya.

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil survei kesehatan masyarakat Desa Werdi tanggal 22


November 2017, diagnosa keperawatan yang muncul adalah masalah keperawatan
resiko terjadi peningkatan kasus penyakit (saluran cerna, demam berdarah, ISPA,
dll) berhubungan dengan lingkungan yang kurang sehat didapatkan melalui data
subyektif yaitu masyarakat mengatakan sampah dibiarkan tanpa ada penampungan
sampah sebelumnya, sehingga dapat menjadikan sarang nyamuk. Tumpukan
sampah tersebut dibakar didekat rumah sehingga menimbulkan polusi udara
disekitar lingkungan rumah.

Selain itu masalah kesehatan yang lainnya adalah disebabkan oleh tidak
adanya jendela tiap kamar dan tidak dibuka jendela tiap rumah sehingga tidak
adanya udara yang masuk yang dapat menyebabkan lingkungan lembab dan
menimbulkan resiko gangguan system pernafasan.

Masalah Keperawatan resiko penurunan derajat kesehatan umum :


Penggunaan obat bebas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat. Mengenai faktor prinsip obat yang benar antara lain adalah
dosis obat yang tepat, memperhatikan waktu minum obat yang tepat dan lainya
serta memperhatikan resiko alergi terhadap obat.

Masalah keperawatan resiko penurunan derajat kesehatan lansia : berdasarkan


data, posbindu yang diadakan dirutinan setiap bulan kurang efektif karena

24
kurangnya partisipasi lansia dalam kegiatan dengan demikian tingkat kesehatan
lansia semakin menurun disebabkan kesehatan lansia tidak dalam monitoring.
(Selengkapnya dalam lampiran 1)

C.

BAB V
PENUTUP

25
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RW 05 dan RW 06 Dusun


Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan
menunjukan bahwa terdapat beberapa masalah yaitu dalam pengolahan
sampahnya masih banyak yang dibakar dan masih banyak masyarakat yang
menutup jendela, masih banyak lansia yang tidak mengikuti posbindu, dan masih
banyak masyarakat yang mengkonsumsi obat secara bebas.

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai


persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok
ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat
dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat
pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak
melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat
mampu mengenal mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya
( Mubarak,2009 ).

Tahapan proses keperawatan komunitas yaitu 1) pengkajian yang terdiri dari


wawancara, observasi, kuisioner, 2) menentukan prioritas masalah 3) pelaksanaan
MMD.

26
B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai
berikut:

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam


kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam
meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga lingkungan

2. Bagi Pemerintah

Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat desa werdi untuk
mencegah terjadinya masalah kesehatan di masyarakat

3. Bagi Puskesmas Wonokerto 2

Diharapkan fasilitas yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang


diharapkan masyarakat. Dan pelayanan yang diberikan lebih ditingkatkan
karena berdasarkan survey yang dilakukan banyak pernyataan dari masyarakat
yang mengeluh dalam pelayanan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas.

4. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk


meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat RW 05 dan RW 06 Dusun
Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan.

5. Bagi Institusi Pendidikan

27
Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam penerapanya
pada proses pendidikan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2011. Comunity Development. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka


pelajar.
Alimul H., Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta:
Salemba Medika.
Anderson, Elizabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dan
Praktek. Jakarta:
EGC.
Edelman dan Mandle. 1994. WHO.
Mubarak, W, I & Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan
Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
1. Rahayu. (2012). Pemberdayaan posyandu untuk menanggulangi terjadinya gizi buruk.
www.slideshere.net diakses tanggal 02 Mei 2015.
2. Handayani, Eka. 2008.  Hubungan Antara Pengetahuan Lansia Tentang Posbindu
Dengan Motivasi Pada Lansia Berkunjung Ke Posbindu Di Wilayah RW 03 Kelurahan
Utama Kecamatan Cimahi Selatan. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Indonesia. Sumber : http://Lontar.ui.ac.id. Diakses Tanggal 3 April 2013.
3. Rahayu, Y.,P., 2012. Posbindu Lansia. Sumber
:http://duniapintardancemerlang.blogspot.com.

            Diakses Tanggal 3 April 2013.

4. Wrihatnolo, Randy dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. 2007. Manajemen Pemberdayaan


Sebuah Pengantar dan Pemanduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo

29
30

Anda mungkin juga menyukai