DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
DI SUSUN OLEH :
Mengetahui
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Komunitas Di Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit
Kulon Kotamadya Mojokerto”. Laporan ini berisikan tentang penjelasan tentang pengertian dan
penjelasan mengenai asuhan keperawatan komunitas di lingkungan balongkrai kelurahan Pulorejo
kotamadya Mojokerto yang dimaksudkan untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa agar
mengetahui lebih jelas tentang asuhan keperawatan komunitas.
Kami menyadari bahwa laporan asuhan keperawatan ini masih jauh dari sempurna, karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan laporan asuhan keperawatan komunitas ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan asuhan keperawatan komunitas ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
RINGKASAN/ ABSTRAK
Komunitas adalah sebagai suatu kesatuan hidup manusia, yang menepati suatu walayah
nyata dan beriteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta terikat oleh suatu rasa identitas suatu
komunitas (Deden Dermawan, 2012, hal. 2) Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik
dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditunjukan kepada pengembangan dan
peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif
sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spektrum
pelayanan kesehatan untuk masyarakat (Deden Dermawan, 2012, hal. 9). Berdasarkan hasil
pengkajian di lingkungan balongkrai didapatkan data bahwa lansia sebagian besar memiliki
penyakit hipertensi, yaitu 52,5 % dan dari hasil pengkajian didapatkan bahwa seluruh lansia tidak
rutin dalam kegiatan social, yaitu 100% dikarenakan malas yaitu 47,5%. Untuk kesehatan
lingkungan didapatkan data bahwa hampir seluruhnya KK ada jentik – jentik, yaitu 77,5 % dan dari
hasil pengkajian di dapatkan data bahwa sebagian besar KK membuang saluran limbah di sungai,
yaitu 70%. Dari balita hasil pengkajian didapatkan bahwa sebagian besar masalah kesehatan pada
balita, yaitu batuk pilek 75%. Dan untuk remaja dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa
sebagian besar remaja kurang mengetahui tentang bahaya merokok, yaitu 62,5%. Pada lansia
melakukan penanganan hipertensi melalui olahraga dan aktifitas fisik Intervensi senam diberikan
dikarenakan berdasarkan penelitian sebelumnya, Pengaruh senam terhadap penyandang hipertensi
terbukti juga efektif. Pada kesehatan lingkungan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
terutama kebersihan perkeluaga yaitu kebersihan kamar mandi dengan bebas jentik-jentik, dan
kebersihan lingkungan sekitar rumah, adapun program PSN yang sudah dijalankan, program PSN
tersebut perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan, karena meningkatnya curah hujan
dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD. Untuk KIA
melakukan kegiatan posyandu dan penyuluhan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
berbagi pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak, yang diharapkan kulitas kesehatan ibu dan
anak dapat meningkat. Dan untuk remaja melakukan kegiatan edukasi bahaya merokok selain
diberi materi, remaja diperlihatkan video motivasi tentang bahaya merokok dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan dan diharapkan bisa menjadi upaya untuk meningkatkan pencegahan
dan memotivasi agar mereka tidak mencoba dan berhenti merokok.
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Laporan praktik profesi keperawatan komunitas, diharapkan memberikan manfaat bagi:
1. Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status
kesehatannya dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta mau
menyelesaikan permasalahan tersebut
2. Petugas Kesehatan di Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan berupa informasi
tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja
puskesmas guna membantu program kesehatan pada masyarakat
3. Mahasiswa Keperawatan
Menimba pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali masalah
kesehatan dalam masyarakat serta menentukan langkah penyelesaiannya dengan
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada masyarakat khususnya tentang
kesehatan
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Komunitas
Istilah kata komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berasal dari kata
dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau banyak orang. Wikipedia Bahasa
Indonesia menjelaskan pengertian komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa
organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang
serupa.
Komunitas (community) adalah sebuah kelompok sosial yang terdiri dari beberapa
organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama,
komunitas dalam konteks manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang
serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti “kesamaan”,
kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti “sama, publik, dibagi oleh semua
atau banyak”. Menurut Mac Iver dalam Mansyur, community diistilahkan sebagai
persekutuan hidup atau paguyuban dan dimaknai sebagai suatau daerah masyarakat yang
ditandai dengan beberapa tingkatan pertalian kelompok sosial satu sama lain. Keberadaan
komunitas biasanya didasari oleh beberapa hal yaitu :
a. Lokalitas, b. Sentiment Community.
Menurut Mac Iver dalam Soerjono Soekanto, unsur-unsur dalam sentiment community
adalah :
a. Seperasaan
Unsur seperasaan muncul akibat adanya tindakan anggota dalam komunitas
yang mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok dikarenakan adanya kesamaan
kepentingan
b. Sepenanggungan
Sepenanggungan diartikan sebagai kesadaran akan peranan dan tanggung
jawab anggota komunitas dalam kelompoknya
c. Saling memerlukan
Unsur saling memerlukan diartikan sebagai perasaan ketergantungan terhadap
komunitas baik yang sifatnya fisik maupun psikis.
Konsep Komunitas
Menurut Montagu dan Matson dalam Ambar Sulistiyani, terdapat sembilan konsep
komunitas yang baik dan empat kompetensi masyarakat, yakni:
a) Setiap anggota komunitas berinteraksi berdasar hubungan pribadi dan hubungan
kelompok
b) Komunitas memiliki kewenangan dan kemampuan mengelola kepentingannya secara
bertanggungjawab
c) Memiliki vialibitas, yaitu kemampuan memecahkan masalah sendiri
d) Pemerataan distribusi kekuasaan
e) Setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi demi
kepentingan bersama
f) Komunitas memberi makna pada anggota
g) Adanya heterogenitas dan beda pendapat
h) Pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat kepada yang berkepentingan
i) Adanya konflik dan managing conflict.
Kemudian untuk melengkapi sebuah komunitas yang baik perlu ditambahkan
kompetensi sebagai berikut :
a) Kemampuan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas
b) Menentukan tujuan yang hendak dicapai dan skala prioritas
c) Kemampuan menemukan dan menyepakati cara dan alat mencapai tujuan
d) Kemampuan bekerjasama secara rasional dalam mencapai tujuan.
Kekuatan pengikat suatu komunitas, terutama adalah kepentingan bersama dalam
memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan
latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi. Di samping itu secara fisik suatu
komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi atau geografis. Masing-masing komunitas,
karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan
menyikapi keterbatasan yang dihadapinya serta mengembangkan kemampuan
kelompoknya.
B. Asuhan Keperawatan Komunitas
a. Pengkajian
Riyadi, S (2007) menjelaskan bahwa pengkajian komunitas merupakan suatu proses
untuk dapat mengenal masyarakat. Masyarakat merupakan mitra terhadap keseluruhan
proses. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor-
faktor, baik faktor positif maupun faktor negatif yang mempengaruhi kesehatan warga
masyarakat.
Menurut Anderson dan Elisabeth (2006) dalam Riyadi, S (2007) pengkajian
sumber data yang digunakan data diperoleh melalui beberapa sumber yaitu :
1. Sensus
Sensus merupakan sumber data yang paling lengkap. Data sensus dapat
diperoleh dengan cara survey terhadap masyarakat. Meskipun data sensus
sangat lengkap namun kerancuan masih terjadi. Masyarakat mungkin masih
memberikan jawaban yang tidak jujur atas pertanyaan yang bersifat pribadi.
Data yang diperlukan meliputi data jumlah penduduk, komposisi penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin, mata pencaharian
penghasilan dan tingkat pendidikan.
2. Data statitik vital
Data statitik vital adalah data tentang kejadian-kejadian yang tercatat
secara terus menerus badan pemerintahan. Data tersebut meliputi data
kelahiran, kematian, perkawinan, perkawinan, perceraian, serta mobilitas
penduduk (migrasi, imigrasi, transmigrasi).
3. Laporan penyakit yang terinformasikan
Laporan penyakit yang terinformasikan adalah data yang dilaporkan
oleh Departemen Kesehatan baik pusat maupun daerah tentang penyakit-
penyakit atau kejadian luar biasa yang pernah atau sedang dialami oleh
suatu daerah, misalnya data penyakit yang pernah wabah atau penyakit
yang mayoritas pernah diderita oleh sebagian besar mayarakat di suatu
daerah.
4. Catatan medis dan rumah sakit
Catatan medis ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Selain itu, juga diperlukan
untuk mengetahui jenis penyakit dan angka kesakitan di daerah tersebut.
Namun catatan-catatan ini tidak menyajikan gambaran yang lengkap atau
valid tentang kesehatan komunitas karena tidak semua masyarakat
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sehingga perlu dilakukan
pendataan yang lebih lengkap melalui pemeriksaan langsung kemasyarakat.
Pengkajian yang akan digunakan yaitu pengkajian Community As
Partner (CAP). Model ini lebih berfokus pada perawatan kesehatan
masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan, dan metodenya melibatkan
masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan kesehatannya.
Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah.
a. Core atau Inti
Sejarah Perpustakaan,
Wawancara dengan seseuh
masyarakat, atau pimpinan desa.
Demografi Sensus penduduk dan perumahan,
Þ Karakteristik umur dan jenis kelamin Badan poerencanaan (lokal, kota,
Þ Distribusi hasil kecamatan, kabupaten, provinsi),
Þ Distribusi etnik Balai kota, skretaris daerah, arsip, dan
Observasi
Jenis Rumah Tangga Sensus
Þ Keluarga
Þ Non Keluarga
Þ Kelompok
Status pernikahan Sensus
Belum menikah
Terpisah
Janda/Duda
Cerai
Agama Observasi
b. 8 Sub Sistem
1. Perumahan
Rumah yang dihunni oleh penduduki, penerangan, sirkulasi dan kepadatan.
2. Pendidikan
Keamanan Linmas
Þ Pelayanan perlindungan
Þ Pemadam kebakaran
Þ Polisi
Þ Sanitasi
Þ Sumber limbah dan penangannya
Þ Limbah padat
Transportasi Wawancara masyarakat
Þ Alat transportasi yang digunakan
Þ Adakah transportasi umum
Þ Bagaimana kondisi jalannya
6. Sistem Komunikasi
Sarana komunikasi apa saja dapat dimanfaatkan dikomunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan
7. Ekonomi
Þ Pendapatan perkapita
Þ % orang yang hidup
berkecukupan
Karakteristik tebaga kerja
Status kepegawaian
Þ % bekerja
Þ % tidak bekerja
Þ Tidak ikut serta bekerja
Kelompok khusus
Þ % karyawan perempuan
dengananak dibawah 6 tahun
Kategori pekerjaan dan jumlah (%)
orang yang bekerja
Þ Managerial
Þ Teknisi
Þ Pelayanan
Þ Petani
Þ Produksi
8. Rekreasi
Yang perlu dikaji adalah jenis dan tepi sarana rekreasi yang ada, tingkat partisipasi atau
kemanfaatan dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan dan sarana rekreasi yang ada.
c. Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit,mungkin bisa dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan masyarakat ataupun kurangnya pengetahuan kesehatan mengenai suatu
penyakit.
b. Analisa Data
Analisa data merupakan suatu proses yang terdiri dari banyak langkah. Fase-
fase yang dapat digunakan dalam membantu proses
analisa data adalah :
1. Kategorisasi
Untuk menganalisa data pengkajian komunitas sangat membantu jika
pertama-tama mengkategorikan data. Data dikategorikan dalam berbagai cara.
Kategori data pengkajian
komunitas ini meliputi :
a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan kelompok etnis
serta ras).
b) Karakteristik geografi (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan tempat tinggal, ruang
publik dan jalan).
c) Karakteristik sosial ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan, pendidikan yang
dicapai dan pola penyewaan
atau kepemilikan rumah).
d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, pusat pelayanan kesehatan mental,
bidan desa, polikinik kesehatan desa, Pukesmas).
2. Ringkasan
Setelah menentukan kategorisasi langkah selanjutnya membuat ringkasan data
dalam tiap kategori dan dibutuhkan pernyataan ringkasan maupun ukuran ringkasan
seperti rata-rata, diagram dan grafik.
3. Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah
mengidentifikasi kesenjangan, kerancuan dan kehilangan data. Kesenjangan data
tidak dapat dihindari seperti kesalahan dalam pencatatan, tugas penting adalah
menganalisa secara ktiris data dan menyadari potensi adanya kesenjangan.
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data yang telah
dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik kesimpulan logis dari bukti yang ada
untuk mengarah ke rumusan diagnosa keperawatan komunitas. Analisa data
dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu format
yang sistematis.
Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis. Data yang terkumpul
kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa
berat reaksi yang timbul dalam komunitas. Tugas terakhir adalah menganalisa
penyataan kesimpulan menjadi diagnosa keperawatan
komunitas.
i. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa adalah pernyataan hasil analisa data. Diagnosa merupakan label yang
mendeskripsikan situasi atau kondisi dan mengandung etiologi. Diagnosa
keperawatan membatasi proses diagnostik pada berbagai diagnosis yang ditegakkan
untuk menjadi respon manusia terhadap masalah kesehatan baik aktual maupun
potensial, yang dapat secara legal ditangani oleh perawat.
Diagnosis keperawatan terdiri atas tiga bagian, yaitu : bagian pertama adalah
deskripsi masalah, respon berdasarkan kondisi, bagian kedua adalah identifikasi
berbagai faktor etiologi yang berhubungan dengan masalah dan bagian ketiga adalah
tanda
dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.
Diagnosa keperawatan komunitas berfokus pada suatu komunitas yang biasanya
didefinisikan sebagai suatu kelompok, populasi atau kumpulan orang dengan
sekurang-kurangnya memiliki suatu karakteristik tertentu. Untuk memperoleh
diagnosa komunitas, data hasil pengkajian komunitas dianalisa dan dibuat
kesimpulan.
Pernyataan kesimpulan tersebut membentuk diagnosa
keperawatan. Beberapa kesimpulan membentuk bagian deskriptif
dari diagnosa keperawatan yaitu menunjukkan masalah kesehatan komunitas potensial dan
aktual. Pernyataan kesimpulan bersifat etiologi dan mencatat kemungkinan penyebab
timbulnya masalah kesehatan. Pernyataan etiologi dihubungkan dengan menggunakan
“berhubungan dengan”, yang diikuti tanda dan gejala dari etiologi tersebut.
c. Perencanaan
Setelah mengkaji kesehatan komunitas, menganalisa data dan menetapkan diagnosa
keperawatan komunitas. Langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan intervensi
keperawatan yang dapat meningkatkan kesehatan komunitas tersebut untuk memfokuskan
rencana berfokus komunitas. Masing-masing diagnosa keperawatan komunitas
mengarahkan kepada upaya
perencanaan perawat.
Setiap bagian dari diagnosis selain menggambarkan pengkajian komunitas juga
memberikan pengarahan bagi perencanaan, implementasi dan evaluasi program. Rencana
berfokus komunitas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mengandung tujuan serta
intervensi spesifik dalam mencapai hasil yang diharapkan. Perencanaan seperti pengkajian
dan analisa merupakan proses sistematik yang dibuat melalui kerja sama lintas
program dan lintas sektoral dalam komunitas.
Setelah tersusun diagnosa keperawatan kemudian semua ide dan proposal
implementasi dihasilkan melalui satu tujuan berfokus komunitas dan rencana
kegiatan konkrit. Setelahmemvalidasi diagnosa keperawatan bersama komunitas, tujuan
berfokus untuk melaksanakan program promosi kesehatan berdasarakan isi yang
didasarkan warga, dengan menggunakan yang diterima oleh norma, budaya dan dilakukan
dari lokasi yang terjangkau oleh komunitas. Setelah merumuskan tujuan langkah
selanjutnya adalah menetapkan aktivitas program secara spesifik. Perencanaan yang detail
dari aktivitas program dan pencapaian tujuan.
d. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
:
a. Melaksanakan kerja sama lintas program dan lintas sectoral dengan instansi terkait.
b. Mengikutsertakan partisipasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah
19
kesehatan.
c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal
yang perlu dievaluasi adalah masukan atau input, pelaksanaan atau proses dan hasil
akhir atau output.
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Fokus evaluasi adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.
b. Perkembangan atau kemajuan proses pelaksanaan kegiatan.
c. Efektifitas kerja mahasiswa Praktek Keperawatan Komunitas dan masyarakat.
d. Seberapa besar peran serta masyarakat dalam setiap kegiatan.
e. Keberhasilan : Apakah status kesehatan meningkat atau menurun dalam waktu tertentu?
f. Tindak lanjut dari pelaksanaan kesehatan yang ada terhadap masalah kesehatan
yang belum teratasi.
20
BAB III
HASIL
a. ata Geografi
Keterangan :
: RW 1 : RW 1
21
22
a. Demografi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Gambar 3.2
1. Proporsi Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan data responden diatas didapatkan data
bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan, yaitu 65%
23
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
24
Total 40 100,0 100,0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
25
Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun
2022
Pendapatan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Pengeluaran
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
26
Total 40 100,0 100,0
1. Data Khusus
1) Kesehatan lingkungan
7. Proporsi Responden Berdasarkan Masalah Kesehatan
27
Masalah_Kesehatan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Diabetes
2 5,0 5,0 27,5
Mellitus
28
Jenis_Jamban
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
WC
1 2,5 2,5 100,0
Cemplung
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
29
Gambar 3.10. Proporsi Keluarga Berdasarkan Adanya Jentik di
Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Adanya_Jentik
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
30
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa
hampir seluruhnya KK ada tempat sampah yaitu 95%
Membuang_Sampah
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
31
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Kondisi_Saluran_Limbah
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
32
bahwa hampir seluruhnya KK tidak memiliki hewan
piaraan, yaitu 82,5%
Kandang_Ternak
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Kebiasaan_Cuci_Tangan
33
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Riwayat_Kesehatan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Diabetes
4 10,0 10,0 62,5
Mellitus
34
Lain-Lain 4 10,0 10,0 100,0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
35
Total 40 100,0 100,0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
1) Kesehatan Remaja
36
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Pengetahuan_Bahaya_merokok
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
37
23. Proporsi remaja berdasarkan pengetahuan tentang napza
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
38
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data
bahwa hampir seluruh remaja mengetahui tentang
seksualitas, yaitu 75%.
4) Kesehatan Balita
Masalah_kesehatan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
39
Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto
Tahun 2022
Asi_eksklusif
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
tidak
5 12,5 12,5 100,0
lengkap
40
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa
hampir seluruh balita sudah mendapatkan imunisasi
lengkap, yaitu 87,5%.
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
41
Valid Rutin 25 62,5 62,5 62,5
Total
Tidak 10 25,0 25,0 87,5
40 100,0 100,0
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
42
a. Fasilitas Pendidikan
4 SMA 0
5 PT 0
b. Fasilitas Kesehatan
43
d. Sarana Ibadah
1 Masjid 1
2 Mushola 3
3 Gereja 0
4 Vihara 0
5 Pura 0
6 Lain – lain 0
f. Tempat Pertemuan
No Jenis Jumlah
1 Pasar Tradisional 0
44
2 Pasar Swalayan 0
3 Toko kelontong >10
4 Warung >5
h. Industri
No Jenis Jumlah
1 Makanan 1
2 Pakaian 0
3 Sepatu 1
4 Lain – lain 0
b. Transportasi
No Jenis Jumlah
1 Angkutan Umum -
2 Angkutan Pribadi -
3. Politik Dan
Pemerintah
45
No Jenis Ada/ Tidak
1 Struktur Organisasi Ada
2 PKK, LKMD, dll Ada
3 Kebijakan yankes Tidak
4. Ko
m
un
ika
si
a. Fasilitas
b. Layanan Informasi
5. Rekreasi
46
1 Wisata alam Ada
2 Kolam renang Tidak Ada
3 Taman Kota Ada
4 Bioskop Tidak Ada
5 Lain – lain
A. Windshield Survey
47
memberitahukan berapa warga yang bekerja ataupun yang
pengangguran. Menurut pengamatan warga di dusun Balongkrai
mayoritas kepala keluarga yang berumur 30-45 bekerja di pabrik.
Dan sebagian yang berumur 45-60 bekerja di kebun dan sawah milik
sendiri. Begitu pula dengan data tentang siswa sekolah atau drop-out
bapak RW tidak menjelaskan.
5. Lingkungan
a. Tampakan umum
48
namun daerah hutan kota untuk penerangannya lebih kurang
daripada jalan utama.
Di RW 01 tidak terdapat pemadam kebakaran.
49
umum seperti bus kota tidak bisa dijangkau jika tidak keluar dari
wilayah perkampungan dan menunggu di jalan raya Pulorejo,
maka bisa menggunakan fasilitas transportasi umum tersebut.
Fasilitas rekreasi di tempat ini terdapat lapangan yang
digunakan anak-anak RW 01 untuk bermain bola, sepeda dan lain-
lain. Lapangan ini terdapat di dekat Hutan Kota dan tempat
rekreasi Rejoto.
Fasilitas pendidikan yang terdapat di RW 01 ini berupa TPQ,
fasilitas Pendidikan seperti TK, SD, MTS, SMK, berada di
lingkungan Kelurahan Pulorejo jaraknya sekitar 2 kilometer.
Fasilitas tempat beribadah di wilayah RW 01 terdapat satu
masjid yaitu masjid dan Musholla. Di wilayah RW 01 tidak
terdapat gereja.
Fasilitas pelayanan keamanan yang terdapat di wilayah RW 01
ini yaitu poskamling. Selain poskamling, fasilitas pelayanan
keamanan terdapat di luar wilayah RW 01 yaitu pos polisi, polsek
Prajurit Kulon yang berjarak kira-kira 2 kilometer.
Fasilitas farmasi yang ada di wilayah RW 01 yaitu apotek-
apotek kecil. Apotek besar seperti K24 terdapat di luar wilayah
RW 01 di jalan Ahmad Yani.
Fasilitas kesehatan terdapat di wilayah RW 01, terdapat klinik,
dan puskesmas terdapat di luar RW 01 sekitar 2 kilometer.
Fasilitas umum tidak terdapat di wilayah RW 01, namun ada di
luar wilayah yaitu tepatnya di kecamatan terdapat beberapa bank
dan kantor pos.
Fasilitas pengambil sampah ada di wilayah RW 01 dilakukan
setiap pagi. Petugas pengambil sampah mengambil sampah-
sampah di wilayah RW 01 ini dan setiap bulan warga harus
membayar iuran.
7. Pelayanan Kesehatan
a. Fasilitas Kesehatan
50
Di RW 01 ini tidak terdapat Rumah Sakit namun ada klinik kecil.
a. Riwayat wilayah
b. Demografi
51
Karang Taruna, posyandu balita dan posyandu lansia. Jumlah KK
didusun balong krai adalah 386 KK.
Tingkat pendidikan warga di wilayah RW 01 yaitu 50%
adalah SMA dan sisanya 50% adalah TK, SD, SMP, serta
Perguruan Tinggi.
Status pekerjaan sebagian besar penduduk di RW 01 adalah
pedagang dan sebagian karyawan home industry.
Tingkat penghasilan masyarakat di wilayah RW 01 yaitu
mulai dari Rp 1.000.000,00 dan yang tertinggi Rp. 3.500.000,00.
c. Statistik Vital
Dari data yang didapat, masalah kesehatan di RW 01 adalah
demam berdarah. Untuk jumlah angka prevalensi kejadian demam
berdarah di RW 01 ini tidak didapat datanya di tempat bapak
Akhiyat selaku ketua RW 01, kader ibu PKK RW 01 maupun
posyandu setempat.
Dalam dua tahun terakhir ini, angka kesakitan tidak
didapatskan datanya. Sedangkan untuk angka kematian di RW 01
dalam dua tahun terakhir ini sebanyak 8 orang yang meninggal
dunia. Data ini didapat dari pernyataan bapak Akhiyat selaku ketua
RW 01.
d. Nilai dan Kepercayaan
52
wilayah ini.
A. ANALISA DATA
53
lengkap, yaitu 87,5%.
4. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
sebagian besar balita
sudah mendapatkan
posyandu dengan rutin,
yaitu 62,5%
5. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
sebagian besar balita
rutin dalam pemberian
Vit A, yaitu 62,5%.
6. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
sebagian keccil balita
yang diberikan MP ASI
<6 bulan, yaitu 50%,
dikarenakan kurangnya
pengetahuan ibu.
2 (Kesling) (Kesling) Resiko pemeliharaan
1. Dari hasil pengkajian kesehatan lingkungan
Warga lingkungan
didapatkan hampir
balongkrai RW 01
seluruhnya KK memiliki
mengatakan bahwa jarang
jamban leher Angsa ,
sekali diadakan kegiatan
yaitu 97,5%.
kerja bakti
2. Berdasarkan pengkajian
di dapatkan data bahwa
hampir seluruh KK
memiliki WC yaitu 97.5
%.
3. Berdasarkan pengkajian
didapatkan data bahwa
54
hampir seluruhnya KK
ada jentik – jentik, yaitu
77,5 %
4. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
hampir seluruh KK ada
tempat sampah yaitu 95%.
5. Berdasarkan hasil
pengkajian di dapatkan
data bahwa sebagian besar
KK membuang saluran
limbah di sungai, yaitu
70%.
6. Berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan data
bahwa hampir seluuhnya
KK tidak memiliki hewan
peliharaan, yaitu 82,5%
7. Berdasarkan hasil
pengkajian didapakan data
bahwa sebagian kecil
memiliki kendang yang
kotor, yaitu 10%.
8. Berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan data
bahwa sebagian besar KK
memiliki kebiasaan jarang
CTPS, yaitu 75%
3 (Remaja) (Remaja) Defisit pengetahuan
1. Dari hasil pengkajian bahaya merokok
Warga mengatakan
didapatkan data bahwa
bahwa remaja di RW 01
sebagian besar remaja
tidak aktif dalam
kurang mengetahui tentang
berorganisasi sejak
55
bahaya merokok, yaitu
pandemic
62,5%.
2. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
sebagian remaja
mempunyai kebiasaan
merokok, yaitu sering
50%.
3. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
hampir seluruh remaja
tidak mengetahui tentang
napza, yaitu 75,5%
4. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
hampir seluruh remaja
mengetahui tentang
seksualitas, yaitu 75%.
4 (Lansia) (Lansia) Ketidakefektifan
Kelompo 1. Dari hasil pengkajian pemeliharaan kesehatan
k lansia Didapatkan data pada kelompok lansia
mengatak bahwa sebagian
an bahwa besar memiliki
sering penyakit hipertensi,
pusing yaitu 52,5 %.
dan tidak 2. Dari hasil pengkajian
tau didapatkan data bahwa
penyebab sebagian besar lansia rutin
nya mengikuti posyandu, yaitu
57,5 %.
3. Dari hasil pengkajian
sebagian besar lansia
melakukan aktifitas fisik,
56
yaitu 75%
4. Dari hasil pengkajian
didapatkan bahwa seluruh
lansia tidak rutin dalam
kegiatan social, yaitu
100% dikarenakan malas
yaitu 47,5%
57
B. SKORING
Masalah Resiko Minat Masy Kemungkinan diatasi Waktu Dana Fasilitas Sumber daya Tempat Total Nilai Prioritas
Kesehatan Parah
A B C D E F G H
Pokja
3 4 2 3 3 3 3 2 23 2
Kesling :
Resiko
Masalah
Kesehatan
Lingkungan
Pokja Lansia :
3 4 2 3 3 4 3 3 25 1
Ketidakefektifa
n pemeliharaan
kesehatan pada
Lansia
Pokja KIA :
3 3 3 2 2 3 1 3 20 3
Ketidakefektifa
n pemeliharaan
kesehatan balita
3 2 3 2 2 2 2 2 18 4
Pokja
Remaja :
Kurangnya
pengetahuan
bahaya
merokok
C. DIAGNOSA
NO MASALAH SKOR
1 25
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Lansia
4 18
Kurangnya pengetahuan bahaya merokok
D. PERENCANAAN
No Penanggu
Diagnosa Rencana Kegiatan Tujuan Sasaran ng jawab Waktu Evaluasi
Keperawatan Hari/Tan Tempat Kriteria Standart
ggal
1 Defisiensi 1. Penyuluhan 1. Meningkat Lansia Mahasiswa Rumah Verbal 1. Mampu
kesehatan pada kesehatan tentang kan dan kediaman menjelaskan
Lansia Hipertensi pengetahua beserta bapak kembali
(Hipertensi) b/d 2. pendidikan n semua Sugito mengenai
Kurangnya keseehatan masyarakat anggota penyakit
pengetahuan kepada lansia tentang keluarga Hipertensi
masyarakat cara pencegahan penyakit 2. Mengetahui
tentang Hipertensi Hipertensi cara
(Hipertensi) 3. Mengajarkan cara pencegahan
diet hipertensi Hipertensi
4. Mengajarkan cara
menggunakan
rendah garam
pada penderita
hipertensi
2 Ketidakefektifa 1. Penyuluhan 1. Meningkatk Lansia Mahasiswa Rumah Verbal 1. Mampu
n pemeliharaan kesehatan tentang an beserta kediaman menyebutkan
kesehatan b/d PHBS pengetahua semua bapak kembali apa itu
Kurangnya n dan anggota Sugito covid
pengetahuan mengubah keluarga 2. Mampu
masyarakat perilaku menjelaskan
dalam dalam cara
memelihara pemelihara pencegahan
lingkungan an covid
yang memenuhi kesehatan 3. Mampu
syarat 2. Memeberik mempraktekka
kesehatan an perilaku n cara cuci
hidup sehat tangan yang
dan benar
managemen
kesehatan
yang baik
3. Meningkatk
an
pemahaman
masyarakat
terhadap
pemelihara
an
kesehatan
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diagnosa Sasaran Tujuan Rencana Sumber Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
keperawatan Kegiatan evaluasi
POKJA LANSIA
Lansia Untuk Senam Pokja Jl. Arrahma Sabtu, 05 Pokja
Ketidakefektifa
meningkatkan lansia lansia depan Februari Lansia
n pemeliharaan
aliran darah KWT 2022 jam
kesehatan pada
dan pasokan cahaya 08.00
Lansia
oksigen
kedalam otot
– otot dan
rangka yang
aktif
khususnya
otot jantung
sehingga
dapat
menurunkan
tekanan darah
POKJA KESLING
Resiko Masalah Warga Untuk Kerja Pokja Lingkunga Sabtu, Pokja
Kesehatan lingkungan menjaga Bakti Kesling n Februari Kesling
Lingkungan Balongkrai lingkungan Balongkrai 2022 jam
tetap bersih 07.00
agar bebas
dari kotoran,
termasuk
didalamnya
debu, sampah
dan bau.
POKJA KIA
Ketidakefektifan Ibu yang Untuk Sosialisasi Pokja Lingkunga Senin, Pokja KIA
pemeliharaan mempunyai menambah pentingny KIA n Februari
kesehatan balita balita di pengetahuan a Balongkrai 2022 ,
lingkungan ibu balita imunisasi jam 09.00
balongkrai agar pada balita
mendapatkan
imunitas atau
kekebalan
anak secara
individu dan
pembasmian
sesuatu
penyakit dari
penduduk
suatu daerah
POKJA REMAJA
Remaja di Untuk Edukasi Pokja Rumah Bu Sabtu, Pokja
Kurangnya
lingkungan meningkatkan bahaya Remaja RT Februari Remaja
pengetahuan
Balongkrai pengetahuan merokok 2022 jam
bahaya
remaja dengan 09.00
merokok
tentang melibatka
bahaya n orangtua
merokok
termasuk
penyakit yang
menyertai
diantaranya
stroke,
jantung,
kanker
G. IMPLEMENTASI
H. EVALUASI
LAMPIRAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
1. Latar Belakang
Pencegahan utama demam berdarah dengue terletak pada upaya mengurangi maupun
menghapuskan vektor nyamuk demam berdarah yaitu Aedes aegypti. Salah satu upaya
pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah timbulnya DBD
adalah dengan menggerakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Untuk
terlaksananya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dimasyarakat, maka
diperlukan sosialisasi secara terus menerus oleh pihak-pihak yang terkait, terutama oleh
petugas- petugas kesehatan yang terlibat dalam wilayah tersebut.
3. Rencana Kegiatan
a. Topik : Pemberantasan Sarang Nyamuk
b. Sasaran : Masyarakat RW 01 Lingkungan Balongkrai
c. Hari/tanggal : Jum’at / 28-01-2022
d. Metode : Door to Door
e. Susunan Acara :
74
Sarang Nyamuk (PSN) Menyampaikan salam perkenalan sekaligus sosialisasi,
cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu 3M Plus, dan mengecek jentik-
jentik nyamuk yang ada di dalam bak mandi atau ditempat-tempat penampungan
air
4. Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
2. Evaluasi proses
75
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
DI DUSUN BALONGKRAI (RT 01-06)
A. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum pelaksanaan
kegiatan PSN dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 26 januari 2022
mahasiswa pokja kesling di dusun balongkrai dimana pada saat itu mahasiswa
telah melakukan :
1. Membentuk struktur kepanitiaan mahasiswa pokja kesling dan pembagian
tugas, tanggal 26 Januari 2022.
2. Koordinasi Bersama kader Kesehatan di setiap RT di lingkungan
balongkrai untuk pelaksanaan PSN.
3. Menyiapkan peralatan untuk melakukan PSN.
B. Tahap Proses/Pelaksanaan
a) Pembukaan
2. Memperkenalkan diri
b) Acara Inti
c) Penutup
C. Hasil
76
3) Teridentifikasi rumah masyarakat yang ada jentik-jentiknya
77
LAMPIRAN I
1) Pengertian PSN
I. Latar Belakang
II. Tujuan
1. TUM
Untuk mengetahui perilaku atau cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
2. TUK
78
a. Diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus DBD
b. Membudayakan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c. Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)
d. Memotivasi dan membina kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan
lingkungan
III. Metode
1. Door to Door
IV. Media dan Alat
1. Senter
2. Buku Laporan Kegiatan PSN
V. Tempat dan Waktu
Kegiatan dilaksanakan pada:
- Hari : Jumat
- Tanggal : 28 Januari 2022
- Pukul : 08.00 wib
- Tempat : Rumah Masyarakat Lingkungan Balongkrai
79
VII. Kegiatan
a. Evaluasi struktur
- Jumlah warga yang dilakukan pemeriksaan yaitu 100%
- Pemeriksaan jentik-jentik menggunakan senter
- Penyelenggaraan kegiatan PSN dilakukan dengan metode door to door
- Pengorganisasian dan persiapan kegiatan P S N dilakukan pada hari
sebelumnya
b. Evaluasi proses
82
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
1. Latar Belakang
Pencegahan utama demam berdarah dengue terletak pada upaya mengurangi maupun
menghapuskan vektor nyamuk demam berdarah yaitu Aedes aegypti. Salah satu upaya
pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah timbulnya DBD
adalah dengan menggerakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Untuk
terlaksananya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dimasyarakat, maka
diperlukan sosialisasi secara terus menerus oleh pihak-pihak yang terkait, terutama oleh
petugas- petugas kesehatan yang terlibat dalam wilayah tersebut.
3. Rencana Kegiatan
a. Topik : Pemberantasan Sarang Nyamuk
b. Sasaran : Masyarakat RW 01 Lingkungan Balongkrai
c. Hari/tanggal : Jum’at / 04-02-2022
d. Metode : Door to Door
e. Susunan Acara :
83
air
4. Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
2. Evaluasi proses
84
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
DI DUSUN BALONGKRAI (RT 01-06)
A. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum pelaksanaan
kegiatan PSN dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 02 februari 2022
mahasiswa pokja kesling di dusun balongkrai dimana pada saat itu mahasiswa
telah melakukan :
a. Membentuk struktur kepanitiaan mahasiswa pokja kesling dan pembagian
tugas, tanggal 02 februari 2022.
b. Koordinasi Bersama kader Kesehatan di setiap RT di lingkungan
balongkrai untuk pelaksanaan PSN.
c. Menyiapkan peralatan untuk melakukan PSN.
B. Tahap Proses/Pelaksanaan
d) Pembukaan
2. Memperkenalkan diri
e) Acara Inti
f) Penutup
85
C.Hasil
86
LAMPIRAN I
a. Pengertian PSN
X. Tujuan
1. TUM
Untuk mengetahui perilaku atau cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
2. TUK
87
a. Diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus DBD
b. Membudayakan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c. Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)
d. Memotivasi dan membina kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan
lingkungan
XI. Metode
2. Door to Door
XII. Media dan Alat
3. Senter
4. Buku Laporan Kegiatan PSN
XIII. Tempat dan Waktu
Kegiatan dilaksanakan pada:
- Hari : Jumat
- Tanggal : 04 februari 2022
- Pukul : 08.00 wib
- Tempat : Rumah Masyarakat Lingkungan Balongkrai
88
XV. Kegiatan
d. Evaluasi struktur
- Jumlah warga yang dilakukan pemeriksaan yaitu 100%
- Pemeriksaan jentik-jentik menggunakan senter
- Penyelenggaraan kegiatan PSN dilakukan dengan metode door to door
- Pengorganisasian dan persiapan kegiatan P S N dilakukan pada hari
sebelumnya
e. Evaluasi proses
91
LAMPIRAN II
92
93
LAMPIRAN III
94
LAMPIRAN II
95
96
LAMPIRAN III
97
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
5. Latar Belakang
Pencegahan utama demam berdarah dengue terletak pada upaya
mengurangi maupun menghapuskan vektor nyamuk demam berdarah yaitu
Aedes aegypti. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh
masyarakat untuk mencegah timbulnya DBD adalah dengan menggerakan
program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Untuk terlaksananya program
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dimasyarakat, maka diperlukan
sosialisasi secara terus menerus oleh pihak-pihak yang terkait, terutama oleh
petugas- petugas kesehatan yang terlibat dalam wilayah tersebut.
7. Rencana Kegiatan
a. Topik : Pemberantasan Sarang Nyamuk
b. Sasaran : Masyarakat RW 01 Lingkungan Balongkrai
c. Hari/tanggal : Jum’at / 28-01-2022
d. Metode : Door to Door
e. Susunan Acara :
98
perkenalan sekaligus sosialisasi, cara Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) yaitu 3MPlus, dan mengecek jentik-jentik nyamuk yang ada di
dalam bak mandi atau ditempat-tempat penampungan air
8. Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
2. Evaluasi proses
99
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBERANTASAN SARANG
NYAMUK DI DUSUN BALONGKRAI (RT 01-06)
D. Tahap Persiapan
E. Tahap Proses/Pelaksanaan
g) Pembukaan
2. Memperkenalkan diri
h) Acara Inti
i) Penutup
F. Hasil
10
(PSN)
10
LAMPIRAN I
1) Pengertian PSN
10
XVIII. Tujuan
1. TUM
Untuk mengetahui perilaku atau cara Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN)
2. TUK
a. Diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus DBD
b. Membudayakan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c. Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)
d. Memotivasi dan membina kesadaran masyarakat untuk menjaga
kebersihan lingkungan
XIX. Metode
3. Door to Door
XX. Media dan Alat
5. Senter
6. Buku Laporan Kegiatan PSN
XXI. Tempat dan Waktu
Kegiatan dilaksanakan pada:
- Hari : Jumat
- Tanggal : 28 Januari 2022
- Pukul : 08.00 wib
- Tempat : Rumah Masyarakat Lingkungan Balongkrai
10
XXIII. Kegiatan
8. Menggali pengetahuan
audiens tentang
Pemberantas Sarang
Nyamuk
inti 30 menit Menjelaskan materi: 9. Mendengarkan dan Door to door Senter dan Buku
memperhatikan Laporan
1. Pengertian PSN
10. Mendengarkan Kegiatan
dan
2. Penyebab PSN
memperhatikan
3. Tanda dan gejala PSN
11. Mengantarkan
4. Pencegahan PSN mahasiswa dan
kader ke bagian
rumah yang terdapat
tempat
penampungan air
12. Menandatangani
buku laporan
Penutup 1 menit 3. Membalas salam Door to door -
3. Mengucapkan salam
XXIV. Evaluasi
17. Evaluasi
g. Evaluasi struktur
- Jumlah peserta yang hadir penyuluhan minimal 80%
- Penyuluhan menggunakan booklet yang telah disiapkan
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Balai Dusun Lingkungan
Balongkrai
- Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya
h.Evaluasi proses
- Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan
- Peserta mendengarkan penjelasan dengan baik dan berperan secara aktif
dalam penyuluhan
- Selama penyuluhan berlangsung tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat
i. Evaluasi hasil
- Terjadi peningkatan nilai dari pretest ke posttest sebesar 50%
LAMPIRAN II
10
10
LAMPIRAN III
10
10
11
LAPORAN PENDAHULUAN
KERJA BAKTI
1. Latar Belakang
Kerja Bakti adalah suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan bersama-sama untuk
mencapai tujuan Bersama. Kerja bakti adalah salah satu perwujudan nilai gotong royong
yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia. Kerja bakti juga bisa disebut gotong
royong untuk membersihkan lingkungan sekitar rumah/tempat tinggal, dan sekitar
sekolah.
3. Rencana Kegiatan
a. Topik : Kerja Bakti
b. Sasaran : Masyarakat di Lingkungan Balongkrai
c. Hari / tanggal : Minggu / 06-02-2022
d. Metode : Gotong royong
e. Susunan Acara :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
11
b. Anggota Pokjakes, warga dan mahasiswa melaksanakan kerja bakti bersama –
bersama
4. Evaluasi
1. Evaluasi struktur :
2. Evaluasi proses
11
LAPORAN HASIL KEGIATAN KERJA BAKTI DI DUSUN
BALONGKRAI (RT 01-06)
D. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama tiga hari sebelum pelaksanaan
kegiatan kerja bakti dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 03 februari 2022
mahasiswa pokja kesling di dusun balongkrai dimana pada saat itu mahasiswa
telah melakukan :
a. Membentuk struktur kepanitiaan mahasiswa pokja kesling dan pembagian
tugas, tanggal 03 februari 2022.
b. Koordinasi Bersama Kades, RW, Kader di setiap RT di lingkungan
balongkrai untuk pelaksanaan kerja bakti.
c. Menyiapkan peralatan untuk melakukan kerja bakti.
E. Tahap Proses/Pelaksanaan
j) Pembukaan
l) Penutup
1. Membersihkan peralatan
F. Hasil
11
LAMPIRAN I
Kerja Bakti adalah suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan bersama-sama
untuk mencapai tujuan Bersama. Kerja bakti adalah salah satu perwujudan nilai gotong
royong yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia. Kerja bakti juga bisa disebut
gotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar rumah/tempat tinggal, dan sekitar
sekolah.
XXVI. Tujuan
1. TUM
a. Diharapkan dengan adanya kerja bakti di lingkungan Balongkrai menjadi
bersih serta terhindar dari penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang
tidak bersih dan sehat.
2. TUK
a. Meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga kebersihan di lingkungan
Balongkrai.
b. Warga dapat melaksanakan kerja bakti secara rutin.
11
c. Warga dapat merasakan dampak dari lingkungan yang bersih seperti
masyarakat terhindar dari penyakit akibat lingkungan yang tidak bersih.
XXVII. Metode
1. Gotong royong
XXVIII. Media dan Alat
1. Sapu
2. Linggis
3. Cangkul
4. Karung
XXIX. Tempat dan Waktu
Kegiatan dilaksanakan pada:
- Hari : Minggu
- Tanggal : 06 Februari 2022
- Pukul : 07.00 wib
- Tempat : Lingkungan Balongkrai
11
XXXI. Kegiatan
j. Evaluasi struktur
- Jumlah masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan yaitu 100%
- Peralatan kerja bakti telah disiapkan sebelum kegiatan dimulai
- Penyelenggaraan kegiatan dilakukan dengan metode gotong royong
- Pengorganisasian dan persiapan kegiatan k e r j a b a k t i dilakukan pada
hari sebelumnya
k. Evaluasi proses
11
LAMPIRAN II
11
12
LAPORAN PENDAHULUAN BAHAYA GADGET
A. Pengertian
Gadget adalah suatu benda atau barang yang diciptakan khusus di era yang serba maju
ini dengan tujuan untuk membantu segala sesuatu menjadi mudah dan praktis
dibandingkan teknologi-teknologi sebelumnya. Beberapa contoh dari gadget yaitu laptop,
smartphone, ipad, ataupun tablet yang merupakan alat-alat teknologi yang berisi aneka
aplikasi dan informasi mengenai semua hal yang ada di dunia ini
Keberadaan gadget yang merupakan salah satu wujud kemajuan dalam bidang
teknologi baru membuat seseorang yang mampu mengaplikasikannya merasa selangkah
lebih maju dari kondisi sebelumnya. Karena bagaimanapun juga, keberadaannya
mempermudah kehidupan dan memiliki pengaruh yang luar biasa bagi kehidupan.
Semenjak adanya gadget, komunikasi menjadi lebih mudah 12 . Gadget juga dapat
mempengaruhi perilaku sosial seseorang, tergantung bagaimana orang tersebut
memanfaatkan gadget. Apabila orang tersebut dapat memanfaatkannya dengan baik,
gadget bisa sangat membantu dan mempermudah segalanya. Akan tetapi, apabila orang
tersebut menyalahgunakan penggunaannya, maka fungsi gadget yang seharusnya bersifat
mempermudah hubungan sosial atau komunikasi seseorang malah menjadikan hubungan
sosial tersebut semakin buruk hanya karena tidak mau bersilaturrahmi secara langsung
dan sibuk dengan gadget masingmasing ketika sedang berkumpul dengan orang lain
B. Tujuan penyuluhan bahaya gadget
1. Agar anak mengenal masalah kesehatan yang dihadapi dan dirasakan
2. Agar anak sepakat untuk bersama-sama menanggulanginya.
3. Tersusunnya rencana kerja untuk penaggulangan yang disepakati bersama
C. Rencana Kegiatan
Topik : Penyuluhan tentang bahaya gadget
Sasaran : anak anak di dusun Balongkrai Kekurahan Pulorejo
Hari/tanggal : Rabu, 16 Februari 2022
Tempat : Balai dusun Balongkrai
Metode : Presentasi, ceramah dan diskusi
Media : Laptop
Susunan Acara :
a. Pembukaan
12
b. Acara inti
- Pembukaan
- Menjelaskan tujuan kegiatan
- Penyampaian materi
- Tanya jawab
- Penutup
c. Sambutan dan masukan dari :
- Anak di tempat
d. Penutup
- Moderator
A. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum penyuluhan
tentang bahaya gadget dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 14 Februari
2022 mahasiswa di Dusun Balongkrai di Kelurahan Pulorejo telah melakukan
penyuluhan dimana pada saat itu mahasiswa telah melakukan :
2. Membentuk struktur kepanitiaan dan pembagian tugas, tanggal 14 Februari
2022.
3. Mengkonsultasikan rencana penyuluhan dengan dosen pembimbing
tentang LP bahaya gadget tanggal pelaksanaan , undangan dan pembagian
tugas dari mahasiswa.
4. Menyebar undangan di remaja dusun.
G. Tahap Proses/Pelaksanaan
12
1. Pembukaan
2. Acara inti
- Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
- Penyampaian materi
- Tanya jawab
- Penutup
3. Masukan
- Anak ditempat
4. Penutup
H. Setting
I. Kepanitiaan
Penyaji : Viona S.Kep
Notulen : Anita S.Kep
12
Moderator : Aditya A. S.Kep
Operator : Arifah S.Kep
Seksi – Seksi
Dokumentasi : Alfiyah A.S.Kep
Perlengkapan : Aditya A.S.Kep
Konsumsi :DeviN.S.Kep
J. Hasil
1. Anak dapat mengetahui tentang bahaya gadget
2. Anak mengenal dampak positif dan negatif pemakaian gadget
LAMPIRAN
12
LAPORAN PENDAHULUAN DAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
2021/2022
12
1.1 Latar Belakang
Para remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang
seringkali menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang akan
membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan rokok
di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dari kelakuannya
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, alasan mereka merokok antara lain : coba- coba, ikut-
ikutan, ingin tahu enaknya rokok, kesepian, agar terlihat gaya, meniru orang tua, iseng,
menghilangkan ketegangan, mencari inspirasi, penghilang jenuh, anti mulut asam dan
pencuci mulut, serta kenikmatan.
12
resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai
dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun
pasif.
12
LAPORAN HASIL PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK PADA
REMAJA DI LINGKUNGAN BALONGKRAI
K. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum penyuluhan
bahaya merokok dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 09 Februari 2022
mahasiswa di Kelurahan Pulorejo telah melakukan penyuluhan dimana pada saat
itu mahasiswa telah melakukan :
1. Membentuk struktur kepanitiaan penyuluhan dan pembagian tugas, tanggal
07 Februari 2022.
2. Mengkonsultasikan rencana penyuluhan dengan dosen pembimbing
tentang LP dan SAP bahaya merokok, tanggal pelaksanaan , undangan dan
pembagian tugas dari mahasiswa
3. Menyebar undangan di kader lalu dibagikan kepada remaja yang ada di
lingkungan Balongkrai..
L. Tahap Proses/Pelaksanaan
m)Pembukaan/salam
n) Acara inti:
F. Setting
Laptop
Co
leader
Lead
er
12
f
a
s
Ob
s.
G. Kepanitiaan
Pelindung : Kepala Desa
Penanggung jawab :
- Pembimbing Akademik
- Kepala Desa
Seksi – Seksi
Dokumentasi : Alfiyah Atika N. S.Kep
Perlengkapan : Aditya Arnofa S.Kep
Konsumsi : Rivaldo Imam S. S.Kep
12
M. Hasil
1. Pada penyuluhan kali ini yaitu penyuluhan promosi kesehatan tentang bahaya
merokok di kalangan remaja khususnya pada anak anak Sekolah Menengah
karena kebiasaan ini sangatlah sulit untuk di hilangkan seperti budaya yang
sudah melekat pada remaja jaman sekarang. Penyuluhan ini diadakan di salah
dusun Balongkrai. Adapun waktu penyuluhan promosi kesehatan tentang
bahaya merokok ini dilaksanakan pada hari Rabu 09 Februari 2022.
2. Para remaja sangat antusias mengikuti penyuluhan yang diadakan dan dapat
mengikuti acara dari awal sampai selesai dengan baik.
LAMPIRAN
13
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN
KESEHATAN “BAHAYA MEROKOK”
Waktu : 30 menit
1. LATAR BELAKANG
13
tahunnya dan mencapai 4.000.000 kematian di dunia setiap tahunnya. Pada
tahun 2030 diperkirakan tingkat kematian akibat konsumsi tembakau akan
mencapai 10.000 orang tiap tahunnya, dengan sekitar 70% terjadi di negara-
negara berkembang termasuk Indonesia (Saktyoati, 2008).
2. TUJUAN
1. Tujuan Umum
3. MATERI
Terlampir
4. METODE
5. MEDIA
Langkah-
langkah Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
Pendahuluan 5 menit Pendahuluan
Menjawab salam
Memberi salam
Memberi salam
Memberi
pertanyaan Menyimak
apersepsi
Menyimak
Mengkomunikasik
a n pokok bahasan
Mengkomunikasika
n tujuan
Penyajian 15 menit Kegiatan Inti
Menyimak
Memberikan
penjelasan tentang Bertanya
Bahaya Merokok
Memperhatikan
Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
Menjawab
pertanyaan dari
Peserta
Penutup 5 menit Penutup
Menyimpulkan Memperhatikan
Penutup
13
7. EVALUASI
13
Lampiran Materi
BAHAYA MEROKOK
A. Pengertian Merokok
Merokok adalah kegiatan yang membakar rokok dan atau mengisap asap
rokok. Merokok merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan dan
penyebab kematian.(Kemendikbud, 2014).
Perokok Aktif Adalah orang yang menghisap rokok secara langsung
melalui mulut
Perokok Pasif Adalah orang yang berada di sekitar perokok aktif yang
turut menghisap asap rokok bukan hasil pembakaran rokoknya sendiri
melainkan asap sampingan dan asap rokok yang dihembuskan keluar dari
perokok aktif.
B. Kandungan Kimia dalam Rokok
13
dihisap. Akibatnya, kadar nikotin dalam darah juga ikut meningkat.
Dosis 30-60 mg dari nikotin dianggap sebagai dosis yag mematikan pada
manusia. Nikotin adalah salah satu racun yang bekerja sangat cepat.
Saat menghirup asap rokok, nikotin turut masuk kedalam paru-paru,
kemudian diabsorbsi secara cepat kedalam darah, dan menyebar
keseluruh tubuh. Nikotin memengaruhi banyak organ, termasuk jantung
dan pembuluh darah, sistem hormon, metabolisme, dan otak.
Efek ketagihan dari nikotin berasal dari fungsinya dalam merangsang
pembentukan dopamine (senyawa kimia pada otak yang menimbulkan
perasaan senang). Penelitian terkini menunjukkan bahwa pemakaian
nikotin dalam waktu lama akan menurunkan kemampuan otak untuk
mengenali perasaan “senang yang sesungguhnya”. Oleh karena itu, para
perokok biasanya menambah batang rokok yang disulut setiap harinya
untuk memperoleh kenikmatan yang sama seperti saat pertama kali
merokok.
Saat seorang perokok berusaha mengurangi atau menghentikan kebiasaan
merokoknya, ketiadaan nkotin bisa menimbulkan efek ketagihan. Efek
ketagian ini bisa muncul dalam dua sisi, yakni mental dan fisik. Gejala
ketagihan yang muncul biasanya berupa hal-hal berikut.
a. Pusing (hanya bertahan sekitar 1-2 hari setelah berhenti merokok)
b. Depresi
Secara umum, nikotin dan sampingannya akan tetap berada dalam tubuh
selama 3-4 hari setelah berhenti.
2. Tar
13
1. Dampak Terhadap Rambut
13
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimia dalam mulut, membentuk
flek yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning, dan terjadi
karies/lobang gigi. Perokok beresiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali
lipat.
6. Dampak Terhadap Sistem Pernapasa
Bahan kimia yang dihisap dari asap rokok merangsang permukaan sel
saluran pernapasan, sehingga menyebabkan keluar lendir atau dahak.
Pada perokok, buluh getar saluran pernapasan oleh asap rokok, sehingga
lendir bertahan di saluran pernapasan yang menyebabkan bakteri
berkembang yang akan menyebabkan bronkhitis kronis. Partikel dalam
asap rokok akan mengendap, yang menjadi sumber rangsangan kronis
dinding saluran pernapasan akan merubah sel paru menjadi pra kanker
yang akhirnya menjadi kanker paru. Penyebab emphysema, yaitu
pelebaran dan rusaknya kantung udara pada paru-paru yang menurun
kapasitas paru-paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan CO2.
7. Dampak Terhadap Tulang
Karbon monoksida, yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada
asap rokok lebih mudah terikat dalam darah dari pada oksigen, sehingga
kemampuan udara turun sampai 15% pada perokok, sehingga
menyebabkan para perokok tulangnya berkurang dan menjadi lebih
mudah patah/retak, penyembuhannya 80% lebih lama.
8. Dampak Terhadap Jantung dan Pembuluh Darah
Gas karbon monoksida yang dihisap dari asap rokok akan menurunkan
kapasitas sel darah merah mengangkut oksigen yang diperlukan jaringan
tubuh. Satu di antara tiga kematian di dunia diakibatkan penyakit
kardiovaskuler dan pemakaian tembakau adalah salah satu faktor resiko
terbesar untuk penyakit jantung.
Kemampuan darah 200 kali lebih besar mengikuti karbonmonoksida
dibanding oksigen, sehingga otak kekurangan oksigen, yang sering
ditandai dengan nafas pendek dan dangkal. Terjadinya inflamasi pada
arteri vena dan syaraf utama kaki yang mengakibatkan terhambatnya
14
aliran darah dan bila dibiarkan tanpa perawatan akan mengarah ke
gangren (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku
perokok sehingga menimbulkan warna kuning kecoklatan. Semua ini
terjadi karena pengaruh bahan-bahan dalam asap rokok seperti gas CO,
nikotin, tar dan lain-lainnya.
13. Dampak Bagi Perokok Pasif
Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok,
karena pengaruhnya terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun,
hanya ada satu hal yang sama diantara mantan perokok yang berhasil,
yaitu mereka semua memang berkeinginan untuk berhenti merokok.
Sebagaian besar, perokok memilih cara ini untuk menghentikan
kebiasaannya. Cara ini bisa dipilih sebagai salah satu alternatif.
2. Cara menunda secara perlahan
Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang
pertama sehingga anda tetap dapat bertahan tanpa rokok. Atau anda bisa
menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit, sampai
anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.
3. Cara mengurangi
Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang anda
hisap setiap merokok. Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa
14
dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai dari hitungan satu batang,
dua batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya, atau
bahkan mengurangi sepenuhnya.
4. Tidak mengikuti kebiasaan perokok
Biasanya, remaja mulai merokok karena ada waktu yang tersisa. Pada
waktu tersebut bisa dilakukan aktivitas-aktivitas lain, yang tentunya lebih
positif, untuk menghindari kebiasaan merokok. Bagi perokok yang ingin
berhenti, alternatif ini juga bisa ditempuh setiap anda ingin merokok.
Misalnya, melakukan aktivitas-aktivitas yang anda senangi, mulai dari
berolah raga, rekreasi bersama teman, membaca majalah atau komik
kesukaan, bermain atau mendengarkan musik, mengikuti kegiatan
organisasi remaja, seperti OSIS di sekolah-sekolah, organisasi
kemahasiswaan di kampus, hingga mengerjakan tugas bersama teman-
teman kelompok belajar. Tentunya hal ini akan berhasil apabila kondisi
keluarga dan tempat bergaul saling mendukung untuk mengurangi atau
bahkan menghentikan sama sekali kebiasaan merokok remaja. Tentu
masih banyak cara lain yang bisa dilirik untuk mengalihkan kebiasan
merokok. Yang terpenting, kebiasaan merokok tetap dialihkan pada
aktivitas lain yang positif dan bermanfaat.
6. Menanamkan sikap asertif pada diri serta pemahaman akan dampak
negatif rokok terhadap kesehatan
Sikap tegas untuk tidak merokok atau memang akan menghentikan sama
sekali kebiasaan ini, sangat diperlukan untuk menunjang upaya berhenti
merokok. Dengan pemahaman yang cukup tentang berbagai dampak
negatif merokok bagi kesehatan, akan semakin menambah keyakinan
14
serta motivasi diri untuk tetap berusaha menghentikan kebiasaan
merokok. Secara berangsur-angsur, pemahaman ini akan semakin kuat
karena setiap kita mulai terbiasa berhenti merokok, akan terasa
manfaatnya.
7. Konsumsi makanan dengan menu seimbang
14
kelamaan akan dihasilkan kader pendidik sebaya yang semakin
bertambah dan tentunya semakin bermanfaat.
9. Senantiasa berdoa
Masih banyak terdapat cara-cara lain yang bisa ditempuh untuk berhenti
merokok. Remaja juga bisa memilih waktu yang tepat untuk mulai berhenti.
Anda boleh memilih hari atau tanggal tertentu yang bermakna dalam hidup
anda, misalnya hari ulang tahun, tahun baru, atau hari-hari lain, seperti bulan
Ramadhan, Galungan atau hari-hari besar lainnya. (Sugito, 2007).
1. Bagi yang belum pernah merokok jangan memulainya dan jangan sekali-
kali mencoba.
2. Merokok jelas-jelas dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan
tidak hanya bagi perokok tapi juga bagi orang lain, seperti banyak
dibuktikan oleh para peneliti.
3. Banyak fakta menunjukan bahwa merokok membebani ekonomi keluarga.
14
F. Langkah – Langkah Berhenti Merokok
2. Catat berapa batang rokok yang dihisap dalam sehari dan catat
kapan serta dalam situasi bagaiman anda merokok
3. Ubah situasi tersebut dengan hal yang lebih baik
14
APA ITU ROKOK?
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES BINA SEHAT PPNI Rokok adalah salah satu zat adiktif
KABUPATEN MOJOKERTO yang bila digunakan menyebabkan
2021/2022 bahaya
kesehatan bagi individu maupun
masyarakat.
POKJA REMAJA
LINGK. BALONGKRAI KEL.
PULOREJO
Karbon monoksida adalah zat
yang mengikat hemoglobin
dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat
pada paru-paru.
1. 14x menderita kanker paru-
Nikotin adalah zat adiktif
paru, mulut, dan tenggorokan
yang mempengaruhi syaraf
dan peredaran darah. 2. 4x menderita kanker
esophagus 3. 2x kanker
kandung kemih
4. 2x serangan jantung
15
LAPORAN PENDAHULUAN
15
a. Pembukaan
b. Acara inti
- Salam Pembuka
- Menjelaskan tujuan kegiatan
- Presentasi tentang bahaya merokok
- Diskusi / tanya jawab
c. Doa penutup
15
LAPORAN HASIL PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK PADA
REMAJA DI LINGKUNGAN BALONGKRAI
N. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum penyuluhan
bahaya merokok dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 09 Februari 2022
mahasiswa di Kelurahan Pulorejo telah melakukan penyuluhan dimana pada saat
itu mahasiswa telah melakukan :
1. Membentuk struktur kepanitiaan penyuluhan dan pembagian tugas, tanggal
07 Februari 2022.
2. Mengkonsultasikan rencana penyuluhan dengan dosen pembimbing
tentang LP dan SAP bahaya merokok, tanggal pelaksanaan , undangan dan
pembagian tugas dari mahasiswa
3. Menyebar undangan di kader lalu dibagikan kepada remaja yang ada di
lingkungan Balongkrai..
O. Tahap Proses/Pelaksanaan
p) Pembukaan/salam
q) Acara inti:
H. Setting
Laptop
Co
leader
Lead
er
15
f
a
s
Ob
s.
I. Kepanitiaan
Pelindung : Kepala Desa
Penanggung jawab :
- Pembimbing Akademik
- Kepala Desa
Seksi – Seksi
Dokumentasi : Anita Rina. S.Kep
Perlengkapan : Aditya Arnofa S.Kep
Konsumsi : Rivaldo Imam S. S.Kep
15
P. Hasil
5. Pada penyuluhan kali ini yaitu penyuluhan promosi kesehatan tentang bahaya
merokok di kalangan remaja khususnya pada anak anak Sekolah Menengah
karena kebiasaan ini sangatlah sulit untuk di hilangkan seperti budaya yang
sudah melekat pada remaja jaman sekarang. Penyuluhan ini diadakan di salah
dusun Balongkrai. Adapun waktu penyuluhan promosi kesehatan tentang
bahaya merokok ini dilaksanakan pada hari Rabu 09 Februari 2022.
6. Para remaja sangat antusias mengikuti penyuluhan yang diadakan dan dapat
mengikuti acara dari awal sampai selesai dengan baik.
15
LAMPIRAN
Waktu : 30 menit
3. LATAR BELAKANG
15
Rokok merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan yang
banyak dialami oleh masyarakat. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa
kebiasaan merokok dapatmeningkatkan resiko timbulnya berbagai macam
penyakit seperti penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, kanker paru-
paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esofagus, bronkhitis, tekanan
darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Meskipun masyarakat mengetahui mengenai bahaya rokok bagi kesehatan,
angka konsumsi rokok di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Bahaya
rokok tidak hanya dirasakan oleh si perokok tetapi juga dirasakan oleh
Secondhand-Smokeatau yang biasa disebut dengan perokok pasif, yaitu orang-
orang yang berada disekitarperokok aktif sehingga turut menghirup berbagai
senyawa kimia yang terkandung dalam asap rokok (Rusip, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO),tembakau membunuh lebih
dari 5 juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta orang
sampai tahun 2020,dari jumlah itu 70% korban berasal dari negara berkembang
yang didominasi oleh kaum laki-laki sebesar 700 juta terutama di Asia. WHO
memperkirakan 1,1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas yaitu
sepertiga dari total penduduk dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-5
dalam konsumsi rokok di dunia setelah China, Amerika Serikat, Jepang dan
Rusia (Tarwoto, dkk, 2010).
Bahkan saat ini bukan hanya orang dewasa saja yang aktif merokok
namun sudah banyak terlihat anak- anak dengan seragam SMP bahkan SD
mulai merokok di kota - kota besar di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari
peran serta orang dewasa yang merokok. Berbagai kandungan zat yang
terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya,
masalah ini masih sulit diselesaikan hingga saat ini. Berbagai dampak dan
bahaya merokok sebenarnya sudah dipublikasikan kepada masyarakat, namun
kebiasaan merokok masyarakat Indonesia masih sulit untuk dihentikan,
terbukti dari data WHO pertumbuhan rokok Indonesia pada periode 2000-2008
adalah 0.9 % per tahun (Triyono, 2009).
Menurut PP. No. 19 (2003) mengatakan bahwa tingkat kematian akibat
kebiasaan merokok di Indonesia telah mencapai 57.000 orang pada setiap
15
tahunnya dan mencapai 4.000.000 kematian di dunia setiap tahunnya. Pada
tahun 2030 diperkirakan tingkat kematian akibat konsumsi tembakau akan
mencapai 10.000 orang tiap tahunnya, dengan sekitar 70% terjadi di negara-
negara berkembang termasuk Indonesia (Saktyoati, 2008).
4. TUJUAN
1. Tujuan Umum
3. MATERI
Terlampir
4. METODE
5. MEDIA
Langkah-
langkah Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
Pendahuluan 5 menit Pendahuluan
Menjawab salam
Memberi salam
Memberi salam
Memberi
pertanyaan Menyimak
apersepsi
Menyimak
Mengkomunikasik
a n pokok bahasan
Mengkomunikasika
n tujuan
Penyajian 15 menit Kegiatan Inti
Menyimak
Memberikan
penjelasan tentang Bertanya
Bahaya Merokok
Memperhatikan
Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
Menjawab
pertanyaan dari
Peserta
Penutup 5 menit Penutup
Menyimpulkan Memperhatikan
Penutup
16
7. EVALUASI
16
Lampiran Materi
BAHAYA MEROKOK
G. Pengertian Merokok
Merokok adalah kegiatan yang membakar rokok dan atau mengisap asap
rokok. Merokok merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan dan
penyebab kematian.(Kemendikbud, 2014).
Perokok Aktif Adalah orang yang menghisap rokok secara langsung
melalui mulut
Perokok Pasif Adalah orang yang berada di sekitar perokok aktif yang
turut menghisap asap rokok bukan hasil pembakaran rokoknya sendiri
melainkan asap sampingan dan asap rokok yang dihembuskan keluar dari
perokok aktif.
H. Kandungan Kimia dalam Rokok
16
dihisap. Akibatnya, kadar nikotin dalam darah juga ikut meningkat.
Dosis 30-60 mg dari nikotin dianggap sebagai dosis yag mematikan pada
manusia. Nikotin adalah salah satu racun yang bekerja sangat cepat.
Saat menghirup asap rokok, nikotin turut masuk kedalam paru-paru,
kemudian diabsorbsi secara cepat kedalam darah, dan menyebar
keseluruh tubuh. Nikotin memengaruhi banyak organ, termasuk jantung
dan pembuluh darah, sistem hormon, metabolisme, dan otak.
Efek ketagihan dari nikotin berasal dari fungsinya dalam merangsang
pembentukan dopamine (senyawa kimia pada otak yang menimbulkan
perasaan senang). Penelitian terkini menunjukkan bahwa pemakaian
nikotin dalam waktu lama akan menurunkan kemampuan otak untuk
mengenali perasaan “senang yang sesungguhnya”. Oleh karena itu, para
perokok biasanya menambah batang rokok yang disulut setiap harinya
untuk memperoleh kenikmatan yang sama seperti saat pertama kali
merokok.
Saat seorang perokok berusaha mengurangi atau menghentikan kebiasaan
merokoknya, ketiadaan nkotin bisa menimbulkan efek ketagihan. Efek
ketagian ini bisa muncul dalam dua sisi, yakni mental dan fisik. Gejala
ketagihan yang muncul biasanya berupa hal-hal berikut.
a. Pusing (hanya bertahan sekitar 1-2 hari setelah berhenti merokok)
b. Depresi
Secara umum, nikotin dan sampingannya akan tetap berada dalam tubuh
selama 3-4 hari setelah berhenti.
2. Tar
16
1. Dampak Terhadap Rambut
16
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimia dalam mulut, membentuk
flek yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning, dan terjadi
karies/lobang gigi. Perokok beresiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali
lipat.
6. Dampak Terhadap Sistem Pernapasa
Bahan kimia yang dihisap dari asap rokok merangsang permukaan sel
saluran pernapasan, sehingga menyebabkan keluar lendir atau dahak.
Pada perokok, buluh getar saluran pernapasan oleh asap rokok, sehingga
lendir bertahan di saluran pernapasan yang menyebabkan bakteri
berkembang yang akan menyebabkan bronkhitis kronis. Partikel dalam
asap rokok akan mengendap, yang menjadi sumber rangsangan kronis
dinding saluran pernapasan akan merubah sel paru menjadi pra kanker
yang akhirnya menjadi kanker paru. Penyebab emphysema, yaitu
pelebaran dan rusaknya kantung udara pada paru-paru yang menurun
kapasitas paru-paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan CO2.
7. Dampak Terhadap Tulang
Karbon monoksida, yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada
asap rokok lebih mudah terikat dalam darah dari pada oksigen, sehingga
kemampuan udara turun sampai 15% pada perokok, sehingga
menyebabkan para perokok tulangnya berkurang dan menjadi lebih
mudah patah/retak, penyembuhannya 80% lebih lama.
8. Dampak Terhadap Jantung dan Pembuluh Darah
Gas karbon monoksida yang dihisap dari asap rokok akan menurunkan
kapasitas sel darah merah mengangkut oksigen yang diperlukan jaringan
tubuh. Satu di antara tiga kematian di dunia diakibatkan penyakit
kardiovaskuler dan pemakaian tembakau adalah salah satu faktor resiko
terbesar untuk penyakit jantung.
Kemampuan darah 200 kali lebih besar mengikuti karbonmonoksida
dibanding oksigen, sehingga otak kekurangan oksigen, yang sering
ditandai dengan nafas pendek dan dangkal. Terjadinya inflamasi pada
arteri vena dan syaraf utama kaki yang mengakibatkan terhambatnya
16
aliran darah dan bila dibiarkan tanpa perawatan akan mengarah ke
gangren (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku
perokok sehingga menimbulkan warna kuning kecoklatan. Semua ini
terjadi karena pengaruh bahan-bahan dalam asap rokok seperti gas CO,
nikotin, tar dan lain-lainnya.
13. Dampak Bagi Perokok Pasif
Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok,
karena pengaruhnya terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun,
hanya ada satu hal yang sama diantara mantan perokok yang berhasil,
yaitu mereka semua memang berkeinginan untuk berhenti merokok.
Sebagaian besar, perokok memilih cara ini untuk menghentikan
kebiasaannya. Cara ini bisa dipilih sebagai salah satu alternatif.
2. Cara menunda secara perlahan
Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang
pertama sehingga anda tetap dapat bertahan tanpa rokok. Atau anda bisa
menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit, sampai
anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.
3. Cara mengurangi
Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang anda
hisap setiap merokok. Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa
16
dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai dari hitungan satu batang,
dua batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya, atau
bahkan mengurangi sepenuhnya.
4. Tidak mengikuti kebiasaan perokok
Biasanya, remaja mulai merokok karena ada waktu yang tersisa. Pada
waktu tersebut bisa dilakukan aktivitas-aktivitas lain, yang tentunya lebih
positif, untuk menghindari kebiasaan merokok. Bagi perokok yang ingin
berhenti, alternatif ini juga bisa ditempuh setiap anda ingin merokok.
Misalnya, melakukan aktivitas-aktivitas yang anda senangi, mulai dari
berolah raga, rekreasi bersama teman, membaca majalah atau komik
kesukaan, bermain atau mendengarkan musik, mengikuti kegiatan
organisasi remaja, seperti OSIS di sekolah-sekolah, organisasi
kemahasiswaan di kampus, hingga mengerjakan tugas bersama teman-
teman kelompok belajar. Tentunya hal ini akan berhasil apabila kondisi
keluarga dan tempat bergaul saling mendukung untuk mengurangi atau
bahkan menghentikan sama sekali kebiasaan merokok remaja. Tentu
masih banyak cara lain yang bisa dilirik untuk mengalihkan kebiasan
merokok. Yang terpenting, kebiasaan merokok tetap dialihkan pada
aktivitas lain yang positif dan bermanfaat.
6. Menanamkan sikap asertif pada diri serta pemahaman akan dampak
negatif rokok terhadap kesehatan
Sikap tegas untuk tidak merokok atau memang akan menghentikan sama
sekali kebiasaan ini, sangat diperlukan untuk menunjang upaya berhenti
merokok. Dengan pemahaman yang cukup tentang berbagai dampak
negatif merokok bagi kesehatan, akan semakin menambah keyakinan
17
serta motivasi diri untuk tetap berusaha menghentikan kebiasaan
merokok. Secara berangsur-angsur, pemahaman ini akan semakin kuat
karena setiap kita mulai terbiasa berhenti merokok, akan terasa
manfaatnya.
7. Konsumsi makanan dengan menu seimbang
17
kelamaan akan dihasilkan kader pendidik sebaya yang semakin
bertambah dan tentunya semakin bermanfaat.
9. Senantiasa berdoa
Masih banyak terdapat cara-cara lain yang bisa ditempuh untuk berhenti
merokok. Remaja juga bisa memilih waktu yang tepat untuk mulai berhenti.
Anda boleh memilih hari atau tanggal tertentu yang bermakna dalam hidup
anda, misalnya hari ulang tahun, tahun baru, atau hari-hari lain, seperti bulan
Ramadhan, Galungan atau hari-hari besar lainnya. (Sugito, 2007).
1. Bagi yang belum pernah merokok jangan memulainya dan jangan sekali-
kali mencoba.
2. Merokok jelas-jelas dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan
tidak hanya bagi perokok tapi juga bagi orang lain, seperti banyak
dibuktikan oleh para peneliti.
3. Banyak fakta menunjukan bahwa merokok membebani ekonomi keluarga.
17
L. Langkah – Langkah Berhenti Merokok
2. Catat berapa batang rokok yang dihisap dalam sehari dan catat
kapan serta dalam situasi bagaiman anda merokok
3. Ubah situasi tersebut dengan hal yang lebih baik
17
APA ITU ROKOK?
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES BINA SEHAT PPNI Rokok adalah salah satu zat adiktif
KABUPATEN MOJOKERTO yang bila digunakan menyebabkan
2021/2022 bahaya
kesehatan bagi individu maupun
masyarakat.
POKJA REMAJA
LINGK. BALONGKRAI KEL.
PULOREJO
Karbon monoksida adalah zat
yang mengikat hemoglobin
dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat
6. 2x serangan jantung
1. Latar Belakang 17
Pengertian
Napza adalah akronim Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Istilah lain yang sering digunakan adalah
Narkoba dan zat psikoaktif. Definisi narkotika menurut Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan. Sedangkan yang dimaksud psikotropika menurut Undang-Undang No. 5 tahun
1997 adalah zat atau obat , baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Menurut para ahli pengertian zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme
hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan
berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus. Jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa
sakit luar biasa. Contoh zat adiktif lainnya adalah alkohol, inhalansia (lem, bensin, tiner), kafein, nikotin.
Istilah psikoaktif dipakai dalam buku International Classification of Diseases edisi 10 (ICD 10) dan dalam buku
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi III (PPDGJ III). Zat psikoaktif adalah zat yang bekerja
pada susunan saraf pusat secara selektif sehingga dapat menimbulkan perubahan pada pikiran, perasaan, perilaku,
persepsi maupun kesadaran.
Klasifikasi Narkotika menurut Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun
2017 dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
Narkotika Golongan I
Narkotika golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, dalam jumlah terbatas dapat
digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, reagensia diagnostik dan reagensia
laboratorium setelah mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan. Saat ini sebanyak 114 zat masuk ke dalam narkotika
golongan I. Contoh: opium, kokain, ganja, MDMA.
Narkotika Golongan II
Narkotika golongan II dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan sesuai ketentuan. Saat ini sebanyak 91 zat masuk
ke dalam narkotika golongan II. Contoh: morfin, petidin, fentanyl.
Narkotika golongan III dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan sesuai ketentuan. Saat ini sebanyak 15 zat
masuk ke dalam narkotika golongan III. Contoh: kodein, buprenorfi.
Penggolongan narkotika menurut Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 bersifat dinamis karena memungkinkan adanya
perubahan penggolongan narkotika. Apalagi saat ini banyak zat psikoatif jenis baru atau dikenal dengan istilah new
pshycoactive substances (NPS) di dunia termasuk di Indonesia. Laporan tahunan United Nation of Drug and Crime
(UNODC) tahun 2016 menyatakan dalam kurun waktu 2008 – 2015 sebanyak 644 NPS telah dilaporkan oleh 102 negara.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan bahwa saat ini telah ditemukan sebanyak 46 NPS yang beredar di
Indonesia dan sebagian besar sudah masuk dalam golongan narkotika berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2
tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.
Pengolongan lain menurut buku Pedoman Penentuan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III atau International
Classsification Disease (ICD) 10, zat psikoaktif dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
17
1. Alkohol, yaitu semua minuman yang mengandung etanol seperti bir, wiski, vodka,brem, tuak, saguer, ciu, arak.
2. Opioida, termasuk di dalamnya adalah candu, morfin, heroin, petidin, kodein, metadon.
5. Kokain, yang terdapat dalam daun koka, pasta kokain, bubuk kokain.
9. Inhalansia atau bahan pelarut yang mudah menguap, misalnya minyak cat, lem, aseton.
Zat psikoaktif juga diklasifikasikan berdasarkan pengaruh/efeknya terhadap susuan saraf pusat (SSP), yaitu:
Stimulan : Stimulan meningkatkan aktivitas Susunan Syaraf Pusat pada otak. Zat ini meningkatkan debar jantung dan
pernafasan, serta meningkatkan sensasi eforia (rasa senang yang berlebihan). Contoh: amfetamin, kokain, metamfetamin,
nikotin, kafein.
Depresan : Jenis depresan dapat memperlambat aktifitas kerja otak dan menghasilkan ketenangan. Contoh: barbiturat
(fenobarbital, aprobarbital), benzodiazepin.
Halusinogen : Halusinogen adalah kelompok beragam zat yang mengubah persepsi (kesadaran akan kondisi sekitar, ruang
dan waktu), pikiran, perasaan. Zat ini mengganggu komunikasi antara sistem kimia otak seperti serotonin secara
keseluruhan dengan sumsum tulang belakang sehinggamenyebabkan halusinasi atau sensasi dan pencitraan yang tampak
nyata meskipun sebenarnya tidak ada. Zat yang masuk golongan halusinogen antara lain: jamur (mushroom), LSD,
mescalin. Berdasarkan efeknya terhadap Susunan Syaraf Pusat, terdapat beberapa zat yang masuk ke dalam lebih dari satu
kategori di atas sesuai jumlah yang digunakan. Contoh: alkohol dalam dosis rendah menimbulkan efek stimulant, sedangkan
dalam dosis tinggi menimbulkan efek depresan.
Napza dapat digunakan dengan beberapa cara. Cara penggunaan napza merupakan faktor mediasi yang menentukan
terjadinya efek suatu napza. Secara garis besar cara penggunaan Napza dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
4. Pembuluh darah: suntikan intra vena, subkutan dan intra muscular. Cara ini memiliki risiko kesehatan tinggi termasuk
penularan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri serta kerusakan jaringan.
18
LAPORAN HASIL PENYULUHAN TENTANG NAPZA
A. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum penyuluhan tentang Napza dengan rincian
sebagai berikut : Pada tanggal 09 Februari 2022 mahasiswa di Dusun Balongkrai di Kelurahan Pulorejo telah
melakukan penyuluhan dimana pada saat itu mahasiswa telah melakukan :
1. Membentuk struktur kepanitiaan dan pembagian tugas, tanggal 07 Februari 2022.
2. Mengkonsultasikan rencana penyuluhan dengan dosen pembimbing tentang LP Napza, tanggal
pelaksanaan , undangan dan pembagian tugas dari mahasiswa.
3. Menyebar undangan di remaja dusun.
Q. Tahap Proses/Pelaksanaan
s) Pembukaan
t) Acara inti:
A. Setting
Proyektor
18
Co
leader
Lead
er
f
a
s
Ob
s.
B. Kepanitiaan
Seksi – Seksi
Dokumentasi : Alfiyah A.S.Kep
Perlengkapan : Aditya A.S.Kep
Konsumsi : DeviN.S.Kep
R. Hasil
18
S. Hasil
1. Remaja dapat mengetahui tentang Napza 18
2. Remaja mengetahui bahaya Napza
3. Dan mengetahui apa saja jenis Napza
18
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : N APZA
Waktu : 30 m enit
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN KHUSUS
2. Klasifikasi NAPZA
3. Gajala dini dari penyalahgunaan NAPZA
18
C. MATERI
(Terlampir)
D. Kegiatan Penyuluhan
b. Klasifikasi NAPZA
NAPZA
penyalahgunaan NAPZA
- menjawab pertanyaan
3. Penutup:
- melakukan evaluasi
- Menjawab
- menyimpulkan hasil kegiatan 18
- Memperhatikan
- memberi salam 10 menit
- Menjawab salam 5
E. MEDIA
1. Leaflet
2. Powerpoint
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. EVALUASI
(Terlampir)
H. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
18
Daftar Pustaka
19
(Materi)
A. DEFINISI
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam
NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
B. JENIS
19
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika
terdiri dari 4 golongan :
a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Phenobarbital.
d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh
: Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
3. Zat Adiktif Lainnya : Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang
berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang
berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari
kehidupan manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan
bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh
obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
1) Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
19
3) Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House,
Johny Walker ).
b. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah
tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah
: Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.
C. DAMPAK FISIK KARENA NAPZA
19
D. PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA
1. Faktor individual :
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami
perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak
l. Putus sekolah
2. Faktor Lingkungan :
a. Lingkungan Keluarga :
1. Tanda Fisik
2. Tanda-tanda di rumah
19
c. Mulai melupakan tangung jawab rutinnya di rumah
i. Mering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, dan ini sering
tidak diketahui.
j. Sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alas an
(pandai-pandailah mengecek apakah uang yang dimintanya untuk bayar ini dan
itu di sekolah, betul-betul diminta oleh sekolah dan dibayarkan).
k. Malas mengurus diri (tidak mau membereskan tempat tidur, malas menggosok
gigi, kamar berantakan, malas membantu).
l. Sering tersinggung dan mudah marah
n. Sering berbohong
jalansempoyongan
buruk.
Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka
mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk
membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah (
GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga
pengguna NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama – sama
membuat angka penularan HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV /
AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui
tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin. Sistem Reproduksi : sering
terjadi kemandulan.
f. Kulit
2. Dampak Sosial :
a. Di Lingkungan Keluarga :
pengguna / mangsanya.
- Meningkatnya kecelakaa
19
G. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA :
20
LAMPIRAN
20
20
20
20
20
LAPORAN PENDAHULUAN KEGIATAN SENAM LANSIA
20
Proporsi lansia di dunia diperkirakan mencapai 22 persen dari penduduk dunia atau
sekitar 2 miliar pada tahun 2020, sekitar 80% lansia hidup di negara berkembang. Rata-
rata usia harapan hidup di negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun.
Jumlah penduduk di 11 negara kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun
berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di
tahun 2050 sedangkan di Indonesia termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun (riskesdas,
2013).
Sebagian besar permasalahan pada lansia adalah masalah kesehatan akibat proses
penuaan ditambah dengan masalah lain seperti masalah kesehatan, psikologi dan sosial
ekonomi. Salah satu faktor presdisposisi penurunan kesegaran jasmani adalah kurangnya
aktivitas fisik seorang lansia biasanya akan mengalami keterbatasan dalam melakukan
aktifivitas sehingga cenderung kurang beraktivitas. Terutama dalam melakukan olahraga
seperti jogging, jalan sehat dan senam lansia. ( Hilda fauziah, 2012 ).
Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut. (Santosa, 2010). Dalam
Indonesia Nursing (2008) senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap
peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam
tubuh manusia setelah latihan teratur.
20
Kegiatan : Senam Lansia
Sasaran : seluruh lansia di Lingkungan Balongkrai
Hari/tanggal : sabtu, 05 Februari 2022 dan Sabtu, 12 Februari 2022
Tempat : Halaman depan KWT lingkungan Balongkrai dan Rumah kader RT 01
Lingkungan Balongkrai
Media : Laptop, Sound system
Susunan Acara :
e. Pembukaan
f. Acara inti
- Senam di pimpin oleh leader dan co-leader, serta didampingi oleh
fasilitator dan observer
- Kegiatan senam dilakukan diikuti oleh lansia lingkungan Balongkrai.
20
LAPORAN HASIL KEGIATAN KESEHATAN SENAM LANSIA DI LINGKUNGAN
BALONGKRAI KELURAHAN PULOREJO
A. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama satu hari sebelum kegiatan senam
lansia pada tanggal 04 Februari 2022 mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai telah melakukan :
4. Membentuk struktur kepanitiaan untuk kegiatan senam lansia dan
pembagian tugas, tanggal 04 Februari 2022.
5. Melakukan persiapan latihan untuk senam lansia oleh mahasiswa pokja
lansia di lingkungan Balongkrai.
6. Melakukan persiapan tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota
kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.
B. Tahap Proses/Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 05 Februari 2022
Waktu : 08.00 – 09.00 WIB
Tempat : Halaman depan KWT Lingkungan Balongkrai
Jumlah Peserta : 20 orang Lansia
b. Pembukaan
Acara dimulai pukul 08.00 WIB.
c. Acara Inti :
Program kegiatan senam lansia dimulai dengan mengikuti gerakan
senam yang dipandu oleh beberapa mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai sebagai instruktur senam.
d. Penutup
Acara selesai pukul 09.00 WIB
20
e. Setting
Laptop dan
Pengeras Suara
Instruktur senam Co-Leader
(Leader)
Fasi Fasi
lita lita
tor tor
Observer
f. Kepanitiaan
Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes
bina sehat PPNI Mojokerto
Leader : Yunita Ajeng
Co-Leader : Putra Willytama
Fasilitator : Shelly, Dya Syelvy N, Arifah
Observer : Khuzaimatul
C. Hasil
a. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengikuti senam lansia yang diadakan oleh
mahasiswa pokja lansia
b. Lansia di Lingkungan Balongkrai antusias untuk diadakan senam lansia lagi
dengan waktu seminggu sekali
21
c. Lansia merasa menjadi lebih segar setelah mengikuti kegiatan senam
21
LAPORAN HASIL KEGIATAN KESEHATAN SENAM LANSIA DI LINGKUNGAN
BALONGKRAI KELURAHAN PULOREJO
D. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama satu hari sebelum kegiatan senam
lansia pada tanggal 11 Februari 2022 mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai telah melakukan :
7. Membentuk struktur kepanitiaan untuk kegiatan senam lansia dan
pembagian tugas, tanggal 11 Februari 2022.
8. Melakukan persiapan latihan untuk senam lansia oleh mahasiswa pokja
lansia di lingkungan Balongkrai.
9. Melakukan persiapan tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota
kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.
E. Tahap Proses/Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Februari 2022
Waktu : 08.00 – 09.00 WIB
Tempat : Rumah kader RT 01 Lingkungan Balongkrai
Jumlah Peserta : 20 orang Lansia
b. Pembukaan
Acara dimulai pukul 08.00 WIB.
c. Acara Inti :
Program kegiatan senam lansia dimulai dengan mengikuti gerakan
senam yang dipandu oleh beberapa mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai sebagai instruktur senam.
d. Penutup
Acara selesai pukul 09.00 WIB
21
e. Setting
Laptop dan
Pengeras Suara
Instruktur senam Co-Leader
(Leader)
Fasi Fasi
lita lita
tor tor
Observer
f. Kepanitiaan
Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes
bina sehat PPNI Mojokerto
Leader : Putra Willytama
Co-Leader : Khuzaimatul A
Fasilitator : Shelly, Dya Syelvy N, Arifah
Observer : Yunita Ajeng
F. Hasil
a. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengikuti senam lansia yang diadakan oleh
mahasiswa pokja lansia
b. Lansia di Lingkungan Balongkrai antusias untuk diadakan senam lansia lagi
dengan waktu seminggu sekali
21
c. Lansia merasa menjadi lebih segar setelah mengikuti kegiatan senam lansia.
d. Sekitar 80% lansia di lingkungan Balongkrai dapat mengikuti gerakan yang
ada didalam senam lansia.
21
1. Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya
2. Meningkatkan kemampuan & peran serta masy dlm menghayati & mengatasi masalah
kesh lansia scr optimal
3. Meningkatkan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara kesehatan
21
LAPORAN HASIL KEGIATAN KESEHATAN PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG HIPERTENSI DI LINGKUNGAN BALONGKRAI KELURAHAN PULOREJO
G. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama satu hari sebelum kegiatan senam
lansia pada tanggal 04 Februari 2022 mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai telah melakukan :
10. Membentuk struktur kepanitiaan untuk kegiatan penyuluhan hipertensi dan
pembagian tugas, tanggal 04 Februari 2022.
11. Melakukan pembuatan leaflet dan materi untuk penyuluhan tentang
hipertensi oleh mahasiswa pokja lansia di lingkungan Balongkrai.
12. Melakukan persiapan tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota
kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.
H. Tahap Proses/Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 05 Februari 2022
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
Tempat : Halaman depan KWT Lingkungan Balongkrai
Jumlah Peserta : 20 orang Lansia
b. Pembukaan
Acara dimulai pukul 09.00 WIB.
c. Acara Inti :
Program kegiatan penyuluhan dimulai dengan pembukaan yang
dilakukan oleh moderator mahasiswa pokja lansia di lingkungan Balongkrai.
d. Penutup
Acara selesai pukul 09.30 WIB
21
e. Setting
Laptop dan
Pengeras Suara Co-Leader
Penyaji (Leader) (Moderator)
Fasi Fasi
lita lita
tor tor
Observer
f. Kepanitiaan
Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes
bina sehat PPNI Mojokerto
Leader : Shelly
Co-Leader : Arifah
Fasilitator : Khuzaimatul A, Putra Willytama, Yunita Ajeng
Observer : Dya Syelvy N
I. Hasil
a. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengikuti penyuluhan hipertensi yang
diadakan oleh mahasiswa pokja lansia
b. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengetahui dan memahami tentang
pengertian hipertensi, tanda gejala hipertensi, dan pencegahan hipertensi.
c. Sekitar 80% lansia di lingkungan Balongkrai dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji.
21
LAPORAN PENDAHULUAN KEGIATAN PEMERIKSAAN KESEHATAN
21
Susunan Acara :
i. Pembukaan
j. Acara inti
- Pemeriksaan tekanan darah dan gula darah di pimpin oleh leader dan co-
leader, serta didampingi oleh fasilitator dan observer
- Pemeriksaan diikuti oleh lansia lingkungan Balongkrai.
A. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama satu hari sebelum kegiatan
pemeriksaan kesehatan lansia yang terdiri dari pemeriksaan tekanan darah dan
GDA pada tanggal 04 Februari 2022 mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai telah melakukan :
13. Membentuk struktur kepanitiaan untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan dan
pembagian tugas, tanggal 04 Februari 2022.
14. Melakukan persiapan tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota
kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.
B. Tahap Proses/Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 05 Februari 2022
Waktu : 07.00 – 08.00 WIB
Tempat : Halaman depan KWT Lingkungan Balongkrai
Jumlah Peserta : 20 orang Lansia
b. Pembukaan
Acara dimulai pukul 07.00 WIB.
c. Acara Inti :
Program kegiatan pemeriksaan kesehatan dimulai dengan
pemeriksaan tekanan darah kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan GDA
oleh mahasiswa pokja lansia di lingkungan Balongkrai.
d. Penutup
21
Acara selesai pukul 08.00 WIB
e. Setting
Fasi Fasi
lita lita
tor tor
Observer
f. Kepanitiaan
Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes
bina sehat PPNI Mojokerto
Leader : Khuzaimatul A
Co-Leader : Arifah
Fasilitator : Shelly, Putra Willytama, Yunita Ajeng
22
Observer : Dya Syelvy N
J. Hasil
a. Lansia di Lingkungan Balongkrai antusias mengikuti pemeriksaan kesehatan
yang diadakan oleh mahasiswa pokja lansia
b. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengetahui batas normal tekanan darah dan
gula darah.
c. Sekitar 70% lansia di lingkungan Balongkrai dengan hasil tekanan darah diatas
140/80mmHg.
d. Sekitar 45% lansia di lingkungan Balongkrai dengan hasil gula darah diatas
200.
22
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN GDA PADA
LANSIA DI LINGKUNGAN BALONGKRAI
C. Tahap Persiapan
Persiapan yang telah dilakukan adalah selama satu hari sebelum kegiatan
pemeriksaan kesehatan lansia yang terdiri dari pemeriksaan tekanan darah dan
GDA pada tanggal 11 Februari 2022 mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai telah melakukan :
15. Membentuk struktur kepanitiaan untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan dan
pembagian tugas, tanggal 11 Februari 2022.
16. Melakukan persiapan tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota
kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.
D. Tahap Proses/Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Februari 2022
Waktu : 07.00 – 08.00 WIB
Tempat : Rumah kader RT 01 lingkungan Balongkrai
Jumlah Peserta : 20 orang Lansia
b. Pembukaan
Acara dimulai pukul 07.00 WIB.
c. Acara Inti :
Program kegiatan pemeriksaan kesehatan dimulai dengan
pemeriksaan tekanan darah kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan GDA
oleh mahasiswa pokja lansia di lingkungan Balongkrai.
d. Penutup
Acara selesai pukul 08.00 WIB
22
e. Setting
Fasi Fasi
lita lita
tor tor
Observer
f. Kepanitiaan
Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes
bina sehat PPNI Mojokerto
Leader : Arifah
Co-Leader : Dya Syelvy N
Fasilitator : Shelly, Putra Willytama, Yunita Ajeng
Observer : Khuzaimatul A
K. Hasil
a. Lansia di Lingkungan Balongkrai antusias mengikuti pemeriksaan kesehatan
yang diadakan oleh mahasiswa pokja lansia
b. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengetahui batas normal tekanan darah dan
gula darah.
22
c. Sekitar 75% lansia di lingkungan Balongkrai dengan hasil tekanan darah diatas
140/80mmHg.
d. Sekitar 30% lansia di lingkungan Balongkrai dengan hasil gula darah diatas
200.
LAMPIRAN SAP
I. LATAR BELAKANG
22
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam bahasa Inggris terdapat istilah exercise atau aerobic yang merupakan
suatu aktifitas fisik yang dapat memacu jantung dan peredaran darah serta
pernafasan yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga
menghasilkan perbaikan dan manfaat kepada tubuh. Senam berasal dari bahasa
yunani yaitu gymnastic (gymnos) yang berarti telanjang, dimana pada zaman
tersebut orang yang melakukan senam harus telanjang, dengan maksud agar
keleluasaan gerak dan pertumbuhan badan yang dilatih dapat terpantau
(Suroto,2004).
Senam merupakan bentuk latihan-latihan tubuh dan anggota tubuh untuk
mendapatkan kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak,
keseimbangan gerak, daya tahan, kesegaran jasmani dan stamina. Dalam latihan
senam semua anggota tubuh (otot-otot) mendapat suatu perlakuan. Otot-otot
tersebut adalah gross muscle (otot untuk melakukan tugas berat) dan fine
muscle (otot untuk melakukan tugas ringan).
Senam hipertensi yang dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
(MENPORA) merupakan upaya peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia
yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan
diberbagai tempat seperti di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan, dan
puskesmas. (Suroto, 2004).
Senam hipertensi adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu
tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat,
memdorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas
yang berkeliaran di dalam tubuh. Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada
yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang
dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk
mencapai tujuan tersebut.
22
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
IV. SASARAN
Seluruh Lansia di Lingkungan Balongkrai.
V. MATERI
a. Manfaat Senam Hipertensi
b. Cara senam Hipertensi.
VI. METODE
1. Demonstrasi
VII. MEDIA
LEAFLET
VIII. ALAT DAN BAHAN
Sound system
Laptop
LCD
XI. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1. Peserta hadir ditempat penyuluhan
2. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Halaman depan KWT
22
3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan yang disampaikan oleh
pembicara
2. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
kegiatan selesai
3. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
22
I. KEGIATAN PENYULUHAN
22
II. Setting tempat
g. Setting
Laptop dan
Pengeras Suara
Instruktur senam Co-Leader
(Leader)
Fasi Fasi
lita lita
tor tor
Observer
III. PENGORGANISASIAN
( 05 Februari 2022)
Leader : Yunita Ajeng
Co-Leader : Putra Willytama
Fasilitator : Shelly, Dya Syelvy N, Arifah
Observer : Khuzaimatul
(12 Februari 2022)
Leader : Putra Willytama
Co-Leader : Khuzaimatul A
Fasilitator : Shelly, Dya Syelvy N, Arifah
Observer : Yunita Ajeng
IV. DAFTAR PUSTAKA :
Bompa TO. (1994). Theory and Methodology of Training The Key to Athletic
Performance. 2nd Edition, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.
22
Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
23
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN
Masalah : Hipertensi
Waktu : 30 menit
Pemateri : Mahasiswa
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh
darah vaskuler, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Berdasarkan data WHO
(2015) menyatakan 1,3 Milyar orang di dunia menderita Hipertensi. Data itu
mengartikan 1 dari 3 orang didunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia
hasil RISKESDAS tahun 2018 Hipertensi mengalami kenaikan jika dibandingkan
hasil RISKESDAS 2015 dari 25,8% menjadi 34,1%.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan seluruh lansia mampu
memahami dan mengerti tentang HIPERTENSI.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan seluruh lansia dapat :
Menjelaskan Definisi Hipertensi
Menyebutkan Penyebab
Menyebutkan tanda dan gejala
Menyebutkan upaya pencegahan
Menyebutkan komplikasi Hipertensi
D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah.
23
2. Tanya Jawab
F. Media
Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan
23
2. Memberikan menjawab tentang
kesempatan kepada pertanyaan yang
peserta untuk diajukan.
bertanya. 2. Mendengar
3. Melakukan evaluasi. 3. Memperhatikan.
4. Menyampaikan 4. Menjawab salam.
kesimpulan materi.
5. Mengakhiri
pertemuan dan
mengucapkan salam.
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur : persiapan tempat dapat terlaksana dengan baik, alat
dan media sudah disiapkan dengan baik, pemateri dan keluarga datang tepat
waktu.
2. Kriteria Proses : Proses Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik
dapat, keluarga aktif selama penyuluhan, keluarga mampu memberikan timbal
balik selama penkes.
3. Kriteria Hasil :
Diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab dan faktor risiko Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
4. Menyebutkan komplikasi Hipertensi
5. Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Hipertensi
6. Menjelaskan Kenapa hipertensi harus di cegah.
23
LAMPIRAN DOKUMENTASI
23
4. Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan 05 Februari 2022
23
23