Anda di halaman 1dari 236

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI LINGKUNGAN

BALONGKRAI KELURAHAN PULOREJO KECAMATAN PRAJURIT


KULON KABUPATEN MOJOKERTO

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2021-2022
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI LINGKUNGAN
BALONGKRAI KELURAHAN PULOREJO KECAMATAN PRAJURIT
KULON KABUPATEN MOJOKERTO

DI SUSUN OLEH :

1. putra willytama (202103146) 12. Stenly .A(202103145)


2. dya syelvy(202103148) 13. Shelly .N (202103137)
3. Anita Rina(202103149) 14. Yunita A(202103142)
4. Devi Novita(202103110) 15. Alfiyah.A (202103160)
5. Aprilia Dwi (202103159) 16. Henderina (202103166)
6. Marlen Viona(202103171) 17. Rivaldo. I (202103088)
7. Dedy Habib(202103162) 18. Laily N (202103059)
8. Ika musfiroh(202103039) 19. Anita R (202103061)
9. Witdia Anviva(202103040) 20. Khuzaimatul (202103158)
10. Khusnul . K(202103042) 21. Arifah (202103163)
11. Aditya Arnofa (202103140)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2021-2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Laporan Praktik profesi keperawatan komunitas telah disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Mojokerto, 24 Februari 2022

Dosen Pembimbing Ketua Kelompok 2

Rina Nur H., M.Kep Sp.Kep.Kom Rivaldo Imam Saputra.,S.Kep


NIK 162601027 NIM 202103088

Mengetahui

Kepala Desa Kepala Rw

Sudarmaji, M.Pd, MM Akhiyat


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Komunitas Di Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit
Kulon Kotamadya Mojokerto”. Laporan ini berisikan tentang penjelasan tentang pengertian dan
penjelasan mengenai asuhan keperawatan komunitas di lingkungan balongkrai kelurahan Pulorejo
kotamadya Mojokerto yang dimaksudkan untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa agar
mengetahui lebih jelas tentang asuhan keperawatan komunitas.
Kami menyadari bahwa laporan asuhan keperawatan ini masih jauh dari sempurna, karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan laporan asuhan keperawatan komunitas ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan asuhan keperawatan komunitas ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
RINGKASAN/ ABSTRAK

Komunitas adalah sebagai suatu kesatuan hidup manusia, yang menepati suatu walayah
nyata dan beriteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta terikat oleh suatu rasa identitas suatu
komunitas (Deden Dermawan, 2012, hal. 2) Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik
dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditunjukan kepada pengembangan dan
peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif
sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spektrum
pelayanan kesehatan untuk masyarakat (Deden Dermawan, 2012, hal. 9). Berdasarkan hasil
pengkajian di lingkungan balongkrai didapatkan data bahwa lansia sebagian besar memiliki
penyakit hipertensi, yaitu 52,5 % dan dari hasil pengkajian didapatkan bahwa seluruh lansia tidak
rutin dalam kegiatan social, yaitu 100% dikarenakan malas yaitu 47,5%. Untuk kesehatan
lingkungan didapatkan data bahwa hampir seluruhnya KK ada jentik – jentik, yaitu 77,5 % dan dari
hasil pengkajian di dapatkan data bahwa sebagian besar KK membuang saluran limbah di sungai,
yaitu 70%. Dari balita hasil pengkajian didapatkan bahwa sebagian besar masalah kesehatan pada
balita, yaitu batuk pilek 75%. Dan untuk remaja dari hasil pengkajian didapatkan data bahwa
sebagian besar remaja kurang mengetahui tentang bahaya merokok, yaitu 62,5%. Pada lansia
melakukan penanganan hipertensi melalui olahraga dan aktifitas fisik Intervensi senam diberikan
dikarenakan berdasarkan penelitian sebelumnya, Pengaruh senam terhadap penyandang hipertensi
terbukti juga efektif. Pada kesehatan lingkungan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat
terutama kebersihan perkeluaga yaitu kebersihan kamar mandi dengan bebas jentik-jentik, dan
kebersihan lingkungan sekitar rumah, adapun program PSN yang sudah dijalankan, program PSN
tersebut perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan, karena meningkatnya curah hujan
dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD. Untuk KIA
melakukan kegiatan posyandu dan penyuluhan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
berbagi pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak, yang diharapkan kulitas kesehatan ibu dan
anak dapat meningkat. Dan untuk remaja melakukan kegiatan edukasi bahaya merokok selain
diberi materi, remaja diperlihatkan video motivasi tentang bahaya merokok dengan tujuan
meningkatkan pengetahuan dan diharapkan bisa menjadi upaya untuk meningkatkan pencegahan
dan memotivasi agar mereka tidak mencoba dan berhenti merokok.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas adalah sebagai suatu kesatuan hidup manusia, yang menepati suatu
walayah nyata dan beriteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta terikat oleh suatu rasa
identitas suatu komunitas (Deden Dermawan, 2012, hal. 2) Keperawatan komunitas adalah
kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditunjukan
kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai
perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat dan
pelayanan tersebut mencakup spektrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat (Deden
Dermawan, 2012, hal. 9)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di lingkungan
Balongkrai Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon Kotamadya Mojokerto

1.3 Tujuan Studi Kasus


1.3.1 Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Komunitas di lingkungan Balongkrai
Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon Kotamadya Mojokerto
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep Keperawatan Komunitas
2. Mahaswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada komunitas pada
warga lingkungan Balongkrai
3. Mahasiswa mampu menentukan diagnose dari masalah keperawatan yang
ditemukan pada warga lingkungan Balongkrai
4. Mawasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan pada komunitas pada
warga lingkungan Balongkrai
5. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada komunitas pada
warga lingkungan Balongkrai dengan melibatkan peran serta masyarakat
6. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatn pada komunitas pada warga
lingkungan Balongkrai yang telah diberikan
7. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada komunitas
yang telah diberikan dan menyusun rencana tindak lanjut dengan warga
lingkungan Balongkrai.

1.4 Manfaat
Laporan praktik profesi keperawatan komunitas, diharapkan memberikan manfaat bagi:
1. Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti gambaran status
kesehatannya dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta mau
menyelesaikan permasalahan tersebut
2. Petugas Kesehatan di Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan berupa informasi
tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja
puskesmas guna membantu program kesehatan pada masyarakat
3. Mahasiswa Keperawatan
Menimba pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali masalah
kesehatan dalam masyarakat serta menentukan langkah penyelesaiannya dengan
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada masyarakat khususnya tentang
kesehatan
BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Komunitas
Istilah kata komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berasal dari kata
dasar communis yang artinya masyarakat, publik atau banyak orang. Wikipedia Bahasa
Indonesia menjelaskan pengertian komunitas sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa
organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang
serupa.
Komunitas (community) adalah sebuah kelompok sosial yang terdiri dari beberapa
organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama,
komunitas dalam konteks manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud,
kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang
serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti “kesamaan”,
kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti “sama, publik, dibagi oleh semua
atau banyak”. Menurut Mac Iver dalam Mansyur, community diistilahkan sebagai
persekutuan hidup atau paguyuban dan dimaknai sebagai suatau daerah masyarakat yang
ditandai dengan beberapa tingkatan pertalian kelompok sosial satu sama lain. Keberadaan
komunitas biasanya didasari oleh beberapa hal yaitu :
a. Lokalitas, b. Sentiment Community.
Menurut Mac Iver dalam Soerjono Soekanto, unsur-unsur dalam sentiment community
adalah :
a. Seperasaan
Unsur seperasaan muncul akibat adanya tindakan anggota dalam komunitas
yang mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok dikarenakan adanya kesamaan
kepentingan
b. Sepenanggungan
Sepenanggungan diartikan sebagai kesadaran akan peranan dan tanggung
jawab anggota komunitas dalam kelompoknya
c. Saling memerlukan
Unsur saling memerlukan diartikan sebagai perasaan ketergantungan terhadap
komunitas baik yang sifatnya fisik maupun psikis.
Konsep Komunitas
Menurut Montagu dan Matson dalam Ambar Sulistiyani, terdapat sembilan konsep
komunitas yang baik dan empat kompetensi masyarakat, yakni:
a) Setiap anggota komunitas berinteraksi berdasar hubungan pribadi dan hubungan
kelompok
b) Komunitas memiliki kewenangan dan kemampuan mengelola kepentingannya secara
bertanggungjawab
c) Memiliki vialibitas, yaitu kemampuan memecahkan masalah sendiri
d) Pemerataan distribusi kekuasaan
e) Setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi demi
kepentingan bersama
f) Komunitas memberi makna pada anggota
g) Adanya heterogenitas dan beda pendapat
h) Pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat kepada yang berkepentingan
i) Adanya konflik dan managing conflict.
Kemudian untuk melengkapi sebuah komunitas yang baik perlu ditambahkan
kompetensi sebagai berikut :
a) Kemampuan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas
b) Menentukan tujuan yang hendak dicapai dan skala prioritas
c) Kemampuan menemukan dan menyepakati cara dan alat mencapai tujuan
d) Kemampuan bekerjasama secara rasional dalam mencapai tujuan.
Kekuatan pengikat suatu komunitas, terutama adalah kepentingan bersama dalam
memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan
latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi. Di samping itu secara fisik suatu
komunitas biasanya diikat oleh batas lokasi atau geografis. Masing-masing komunitas,
karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan
menyikapi keterbatasan yang dihadapinya serta mengembangkan kemampuan
kelompoknya.
B. Asuhan Keperawatan Komunitas
a. Pengkajian
Riyadi, S (2007) menjelaskan bahwa pengkajian komunitas merupakan suatu proses
untuk dapat mengenal masyarakat. Masyarakat merupakan mitra terhadap keseluruhan
proses. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah mengidentifikasi faktor-
faktor, baik faktor positif maupun faktor negatif yang mempengaruhi kesehatan warga
masyarakat.
Menurut Anderson dan Elisabeth (2006) dalam Riyadi, S (2007) pengkajian
sumber data yang digunakan data diperoleh melalui beberapa sumber yaitu :
1. Sensus
Sensus merupakan sumber data yang paling lengkap. Data sensus dapat
diperoleh dengan cara survey terhadap masyarakat. Meskipun data sensus
sangat lengkap namun kerancuan masih terjadi. Masyarakat mungkin masih
memberikan jawaban yang tidak jujur atas pertanyaan yang bersifat pribadi.
Data yang diperlukan meliputi data jumlah penduduk, komposisi penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin, mata pencaharian
penghasilan dan tingkat pendidikan.
2. Data statitik vital
Data statitik vital adalah data tentang kejadian-kejadian yang tercatat
secara terus menerus badan pemerintahan. Data tersebut meliputi data
kelahiran, kematian, perkawinan, perkawinan, perceraian, serta mobilitas
penduduk (migrasi, imigrasi, transmigrasi).
3. Laporan penyakit yang terinformasikan
Laporan penyakit yang terinformasikan adalah data yang dilaporkan
oleh Departemen Kesehatan baik pusat maupun daerah tentang penyakit-
penyakit atau kejadian luar biasa yang pernah atau sedang dialami oleh
suatu daerah, misalnya data penyakit yang pernah wabah atau penyakit
yang mayoritas pernah diderita oleh sebagian besar mayarakat di suatu
daerah.
4. Catatan medis dan rumah sakit
Catatan medis ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. Selain itu, juga diperlukan
untuk mengetahui jenis penyakit dan angka kesakitan di daerah tersebut.
Namun catatan-catatan ini tidak menyajikan gambaran yang lengkap atau
valid tentang kesehatan komunitas karena tidak semua masyarakat
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sehingga perlu dilakukan
pendataan yang lebih lengkap melalui pemeriksaan langsung kemasyarakat.
Pengkajian yang akan digunakan yaitu pengkajian Community As
Partner (CAP). Model ini lebih berfokus pada perawatan kesehatan
masyarakat yang merupakan praktek, keilmuan, dan metodenya melibatkan
masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam meningkatkan kesehatannya.
Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah.
a. Core atau Inti

Komponen Sumber Informasi

Sejarah  Perpustakaan,
 Wawancara dengan seseuh
masyarakat, atau pimpinan desa.
Demografi  Sensus penduduk dan perumahan,
Þ Karakteristik umur dan jenis kelamin  Badan poerencanaan (lokal, kota,
Þ Distribusi hasil kecamatan, kabupaten, provinsi),
Þ Distribusi etnik  Balai kota, skretaris daerah, arsip, dan
 Observasi
Jenis Rumah Tangga Sensus
Þ Keluarga
Þ Non Keluarga
Þ Kelompok
Status pernikahan Sensus
Belum menikah
Terpisah
Janda/Duda
Cerai

Statistik vital Dinas kesehayan, Puskesmas


Kelahiran
Kematian
Penyebab

Nilai dan Keyakinan Wawancara

Agama Observasi
b. 8 Sub Sistem
1. Perumahan
Rumah yang dihunni oleh penduduki, penerangan, sirkulasi dan kepadatan.
2. Pendidikan

Komponen Sumber Informasi

Status pendidikan Data sensus-karakteristik sosial


Þ Usia lulus sekolah
Þ Jumlah pendaftaran untuk setiap
jenis sekolah
Þ Bahasa yang digunakan
Þ Sumber pendidikan  Dewan pendidikan setempat
Þ Intra atau ekstrakomunitas  Pengelola sekolah
(kumpulan data untuk setiap  Perawat sekolah
fasilitas)  Guru dan staf
Þ Pelayanan (pendidikan, rekreasi,
komunikasi, dan kesehatan)
Þ Sumber (staf, luas, lahan,
keuangan, sistem pencatatan)
Þ Karakteristik penggunaan
(distribusi geografik dan profil
demografi)
Keadekuatan, keterjangkauan, dan Peserta didik
penerimaan pendidikan oleh peserta
didik dan staf.

3. Keamanan dan Transportasi

Indikator Sumber Informasi

Keamanan Linmas
Þ Pelayanan perlindungan
Þ Pemadam kebakaran
Þ Polisi
Þ Sanitasi
Þ Sumber limbah dan penangannya
Þ Limbah padat
Transportasi Wawancara masyarakat
Þ Alat transportasi yang digunakan
Þ Adakah transportasi umum
Þ Bagaimana kondisi jalannya

4. Politik dan Pemerintahan


Politik dan kebijakan pemeritah terkait dengan kesehatan : apakah cukup untuk menunjang
sehingga memudahkan komunitas mendapat layanan diberbagai bidang termasuk
kesehatan. Dikaji situasi politik dan pemerintaha disuatu komunitas, peraturan dan
kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan komunitas, adanya program kesehatan yang
ditunjukkan pada peningkatan kesehatan komunitas.
5. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat
atau memantau apabila sudah terjadi gangguan.

Komponen Sumber Informasi

Pelayanan Kesehatan Wawancara dengan warga dan


Þ Fasilitas ektra/intrakomunitas petugas kesehatan
Þ Setelah teridentifikasi, kelompok
kedalam beberapa kategori (Mis
RS, pelayanan kesehatan
masyarakat dan klinik)
Þ Untuk setiap fasilitas, kumpulkan
data sebagai berikut :
 Berbagai pelayanan (tarif,
waktu, rencana pelayanan
baru, pelayanan dihentikan)
 Sumber (tenaga, tempat,
biaya, dan sistem pencatatan)
 Karakteristik pengguna
(distribusi geografi, profil
demografi, dan transportasi)
 Statistik (jumlah
penggunakan yang dilayani
tiap hari, setiap minggu, dan
setiap bulan.
 Kesesuaian, ketejangkauan,
dan penerimaan fasilitas
menurut pengguna maupun
pembri pelayanan

Transportasi Wawancara masyarakat


Þ Alat transportasi yang digunakan
Þ Adakah transportasi umum
Þ Bagaimana kondisi jalannya

6. Sistem Komunikasi
Sarana komunikasi apa saja dapat dimanfaatkan dikomunitas tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan

Komponen Sumber Informasi

Formal Wawancara dan Observasi


Þ Koran
Þ Radio dan televisi
Þ Pelayanan pos
Þ Status telepon
Informal Wawancara dan Observasi
Þ Sumber : papan pengumuman,
poster, brosur, dan surat kabar.
Þ Desiminasi (bagaimana warga
menerima informasi dari mulut
kemulut)

7. Ekonomi

Komponen Sumber Informasi

Karateristik financial Wawancara dengan warga dan data di


Rumah tangga kelurahan
Þ Median penghasil rumah
% rumah tangga prasejahtera
% rumah tangga penerima
bantuan publik
% rumah tangga yang dikeplai
perempuan
Þ Biaya bulanan untuk rumah
tangga pemilik dan rumah tangga
penyewa.
Individu

Þ Pendapatan perkapita
Þ % orang yang hidup
berkecukupan
Karakteristik tebaga kerja

Status kepegawaian

Populasi umum (usia 18 tahun/>)

Þ % bekerja
Þ % tidak bekerja
Þ Tidak ikut serta bekerja
Kelompok khusus

Þ % karyawan perempuan
dengananak dibawah 6 tahun
Kategori pekerjaan dan jumlah (%)
orang yang bekerja
Þ Managerial
Þ Teknisi
Þ Pelayanan
Þ Petani
Þ Produksi

8. Rekreasi
Yang perlu dikaji adalah jenis dan tepi sarana rekreasi yang ada, tingkat partisipasi atau
kemanfaatan dari sarana rekreasi serta jaminan keamanan dan sarana rekreasi yang ada.
c. Persepsi
Persepsi masyarakat dan keluarga terhadap suatu penyakit,mungkin bisa dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan masyarakat ataupun kurangnya pengetahuan kesehatan mengenai suatu
penyakit.

b. Analisa Data
Analisa data merupakan suatu proses yang terdiri dari banyak langkah. Fase-
fase yang dapat digunakan dalam membantu proses
analisa data adalah :
1. Kategorisasi
Untuk menganalisa data pengkajian komunitas sangat membantu jika
pertama-tama mengkategorikan data. Data dikategorikan dalam berbagai cara.
Kategori data pengkajian
komunitas ini meliputi :
a) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin, dan kelompok etnis
serta ras).

b) Karakteristik geografi (batas wilayah, jumlah dan ukuran lahan tempat tinggal, ruang
publik dan jalan).
c) Karakteristik sosial ekonomi (kategori pekerjaan, penghasilan, pendidikan yang
dicapai dan pola penyewaan
atau kepemilikan rumah).
d) Struktur dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, pusat pelayanan kesehatan mental,
bidan desa, polikinik kesehatan desa, Pukesmas).
2. Ringkasan
Setelah menentukan kategorisasi langkah selanjutnya membuat ringkasan data
dalam tiap kategori dan dibutuhkan pernyataan ringkasan maupun ukuran ringkasan
seperti rata-rata, diagram dan grafik.
3. Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa data adalah
mengidentifikasi kesenjangan, kerancuan dan kehilangan data. Kesenjangan data
tidak dapat dihindari seperti kesalahan dalam pencatatan, tugas penting adalah
menganalisa secara ktiris data dan menyadari potensi adanya kesenjangan.
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan data yang telah
dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik kesimpulan logis dari bukti yang ada
untuk mengarah ke rumusan diagnosa keperawatan komunitas. Analisa data
dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu format
yang sistematis.

Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis. Data yang terkumpul
kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam dan seberapa
berat reaksi yang timbul dalam komunitas. Tugas terakhir adalah menganalisa
penyataan kesimpulan menjadi diagnosa keperawatan
komunitas.
i. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa adalah pernyataan hasil analisa data. Diagnosa merupakan label yang
mendeskripsikan situasi atau kondisi dan mengandung etiologi. Diagnosa
keperawatan membatasi proses diagnostik pada berbagai diagnosis yang ditegakkan
untuk menjadi respon manusia terhadap masalah kesehatan baik aktual maupun
potensial, yang dapat secara legal ditangani oleh perawat.
Diagnosis keperawatan terdiri atas tiga bagian, yaitu : bagian pertama adalah
deskripsi masalah, respon berdasarkan kondisi, bagian kedua adalah identifikasi
berbagai faktor etiologi yang berhubungan dengan masalah dan bagian ketiga adalah
tanda
dan gejala yang merupakan karakteristik masalah.
Diagnosa keperawatan komunitas berfokus pada suatu komunitas yang biasanya
didefinisikan sebagai suatu kelompok, populasi atau kumpulan orang dengan
sekurang-kurangnya memiliki suatu karakteristik tertentu. Untuk memperoleh
diagnosa komunitas, data hasil pengkajian komunitas dianalisa dan dibuat
kesimpulan.
Pernyataan kesimpulan tersebut membentuk diagnosa
keperawatan. Beberapa kesimpulan membentuk bagian deskriptif
dari diagnosa keperawatan yaitu menunjukkan masalah kesehatan komunitas potensial dan
aktual. Pernyataan kesimpulan bersifat etiologi dan mencatat kemungkinan penyebab
timbulnya masalah kesehatan. Pernyataan etiologi dihubungkan dengan menggunakan
“berhubungan dengan”, yang diikuti tanda dan gejala dari etiologi tersebut.
c. Perencanaan
Setelah mengkaji kesehatan komunitas, menganalisa data dan menetapkan diagnosa
keperawatan komunitas. Langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan intervensi
keperawatan yang dapat meningkatkan kesehatan komunitas tersebut untuk memfokuskan
rencana berfokus komunitas. Masing-masing diagnosa keperawatan komunitas
mengarahkan kepada upaya
perencanaan perawat.
Setiap bagian dari diagnosis selain menggambarkan pengkajian komunitas juga
memberikan pengarahan bagi perencanaan, implementasi dan evaluasi program. Rencana
berfokus komunitas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mengandung tujuan serta
intervensi spesifik dalam mencapai hasil yang diharapkan. Perencanaan seperti pengkajian
dan analisa merupakan proses sistematik yang dibuat melalui kerja sama lintas
program dan lintas sektoral dalam komunitas.
Setelah tersusun diagnosa keperawatan kemudian semua ide dan proposal
implementasi dihasilkan melalui satu tujuan berfokus komunitas dan rencana
kegiatan konkrit. Setelahmemvalidasi diagnosa keperawatan bersama komunitas, tujuan
berfokus untuk melaksanakan program promosi kesehatan berdasarakan isi yang
didasarkan warga, dengan menggunakan yang diterima oleh norma, budaya dan dilakukan
dari lokasi yang terjangkau oleh komunitas. Setelah merumuskan tujuan langkah
selanjutnya adalah menetapkan aktivitas program secara spesifik. Perencanaan yang detail
dari aktivitas program dan pencapaian tujuan.

d. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
:
a. Melaksanakan kerja sama lintas program dan lintas sectoral dengan instansi terkait.
b. Mengikutsertakan partisipasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah

19
kesehatan.
c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal
yang perlu dievaluasi adalah masukan atau input, pelaksanaan atau proses dan hasil
akhir atau output.

Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Fokus evaluasi adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.
b. Perkembangan atau kemajuan proses pelaksanaan kegiatan.
c. Efektifitas kerja mahasiswa Praktek Keperawatan Komunitas dan masyarakat.
d. Seberapa besar peran serta masyarakat dalam setiap kegiatan.
e. Keberhasilan : Apakah status kesehatan meningkat atau menurun dalam waktu tertentu?
f. Tindak lanjut dari pelaksanaan kesehatan yang ada terhadap masalah kesehatan
yang belum teratasi.

20
BAB III

HASIL
a. ata Geografi

Keterangan :

: Masjid : Sawah / Ladang

: Rumah warga : Pos Kamling

: RW 1 : RW 1

21
22
a. Demografi

Wilayah Desa Balongkrai memiliki 01 RW dan 06 RT dengan :


2) Jumlah penduduk : 1024 Jiwa
3) Jumlah KK : 257 KK
4) Jumlah Responden : 40 orang
5) Komposisi Penduduk
Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket, wawancara
dan observasi terlihat pada diagram berikut :
1. Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 3.1 Proporsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di


Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun
2022
JENIS_KELAMIN

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Laki-laki 14 35,0 35,0 35,0

Perempuan 26 65,0 65,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Gambar 3.2
1. Proporsi Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan data responden diatas didapatkan data
bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan, yaitu 65%

Proporsi Responden Berdasarkan Usia di Lingkungan Balongkrai Kelurahan


Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
USIA

23
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 20-30 3 7,5 7,5 7,5

31-40 7 17,5 17,5 25,0

41-50 15 37,5 37,5 62,5

51-60 11 27,5 27,5 90,0

>60 4 10,0 10,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan data responden diatas didapatkan data


hampir setengahnya responden berusia 41-50 tahun, yaitu
37,5%.

6) Proporsi Responden Berdasarkan Pendidikan


Gambar 3.3 Proporsi Responden Berdasarkan Pendidikan di
Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun
2022
Pendidikan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SD 11 27,5 27,5 27,5

SMP 8 20,0 20,0 47,5

SMA 20 50,0 50,0 97,5

Sarjana 1 2,5 2,5 100,0

24
Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan data responden diatas didapatkan data bahwa


setengahnya responden pendidikan SMA, yaitu 50 %

7) Proporsi Responden berdasarkan Pekerjaan


Gambar 3.4 Proporsi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun
2022
Pekerjaan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid IRT 13 32,5 32,5 32,5

Swasta 13 32,5 32,5 65,0

Wiraswasta 9 22,5 22,5 87,5

Petani 3 7,5 7,5 95,0

Lain-lain 2 5,0 5,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan data responden diatas didapatkan data bahwa


hampir setengahnya bekerja sebagai IRT dan Swasta, yaitu 32,5%

8) Proporsi Responden Berdasarkan Pendapatan


Gambar 3.5 Proporsi Responden Berdasarkan Pendapatan di

25
Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun
2022
Pendapatan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid >2000000 11 27,5 27,5 27,5

1000000 22 55,0 55,0 82,5

<1000000 7 17,5 17,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan data responden diatas didapatkan data bahwa


sebagian besar responden berpendapatan 1.000.000, yaitu 55%

6. Proporsi Responden Berdasarkan Pengeluaran

Gambar 3.6 Proporsi Responden Berdasarkan Pengeluaran di


Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun
2022

Pengeluaran

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid <1000000 12 30,0 30,0 30,0

1000000 27 67,5 67,5 97,5

>2000000 1 2,5 2,5 100,0

26
Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan data responden diatas didapatkan data bahwa


sebagian besar responden berpengeluaran 1.000.000, yaitu 67,5%

1. Data Khusus
1) Kesehatan lingkungan
7. Proporsi Responden Berdasarkan Masalah Kesehatan

Gambar 3.7 Proporsi Responden Berdasarkan Masalah Kesehatan


di Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun
2022

27
Masalah_Kesehatan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Lain-lain 9 22,5 22,5 22,5

Diabetes
2 5,0 5,0 27,5
Mellitus

Asam Urat 4 10,0 10,0 37,5

Kolesterol 2 5,0 5,0 42,5

Batuk Pilek 4 10,0 10,0 52,5

Hipertensi 19 47,5 47,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan data responden diatas didapatkan data bahwa


hampir setengahnya responden menpunyai masalah kesehatan
hipertensi, yaitu 47,5%

8. Proporsi Keluarga Berdasarkan Jenis Jamban


Gambar 3.8 Proporsi Responden Berdasarkan Masalah Kesehatan di
Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun
2022

28
Jenis_Jamban

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Leher Angsa 39 97,5 97,5 97,5

WC
1 2,5 2,5 100,0
Cemplung

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa hampir


seluruhnya KK memiliki jamban leher Angsa , yaitu 97,5%

9. Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB

Gambar 3.9 Proporsi Keluarga Berdasarkan Tempat BAB di


Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun
2022
Tempat_BAB

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid WC 39 97,5 97,5 97,5

Sungai 1 2,5 2,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa hampir


Seluruhnya KK memiliki WC, yaitu 97,5%

10. Proporsi Keluarga Berdasarkan Adanya Jentik

29
Gambar 3.10. Proporsi Keluarga Berdasarkan Adanya Jentik di
Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Adanya_Jentik

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Ada 31 77,5 77,5 77,5

Tidak 9 22,5 22,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa hampir


seluruhnya KK ada jentik jentik , yaitu 77,5%
11. Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada Tidaknya Tempat sampah

Gambar 3.11 Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada Tidaknya Tempat


sampah di Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo Kecamatan
Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Adanya_Tempat_Sampah

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Ada 38 95,0 95,0 95,0

Tidak 2 5,0 5,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

30
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa
hampir seluruhnya KK ada tempat sampah yaitu 95%

12. Proporsi Keluarga Berdasarkan Cara Membuang


Sampah
Gambar 3.12 Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi
Saluran

Limbah di Lingkungan Balongkrai


Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022

Membuang_Sampah

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid TPA 29 72,5 72,5 72,5

Dibakar 7 17,5 17,5 90,0

Ditimbun 4 10,0 10,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa


sebagian besar KK membuang sampah dengan cara
dibuang ke TPA , yaitu 72,5%

13. Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Saluran


Limbah Gambar 3.13 Proporsi Keluarga Berdasarkan
Kondisi Saluran

Limbah di Lingkungan Balongkrai


Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit

31
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Kondisi_Saluran_Limbah

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Sungai 28 70,0 70,0 70,0

Got 12 30,0 30,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa


sebagian besar KK membuang saluran limbah di sungai ,
yaitu 70%

14. Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada tidaknya


Binatang Peliharaan
Gambar 3.14 Proporsi Keluarga Berdasarkan Ada
tidaknya

Binatang di Lingkungan Balongkrai


Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Binatang_Peliharaan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Ada 7 17,5 17,5 17,5

Tidak 33 82,5 82,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data

32
bahwa hampir seluruhnya KK tidak memiliki hewan
piaraan, yaitu 82,5%

15. Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi Kandang


TernakGambar 3.15 Proporsi Keluarga Berdasarkan Kondisi
Kandang Ternak di Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022

Kandang_Ternak

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Bersih 3 7,5 7,5 7,5

Kotor 4 10,0 10,0 17,5

Tidak 33 82,5 82,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa


sebagian kecil memiliki kandang yang kotor, yaitu 10%

16. Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan CTPS


(Cuci Tangan Pakai Sabun)

Gambar 3.16 Proporsi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan


CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) di
Lingkungan Balongkrai Kelurahan
Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon Kota
Mojokerto Tahun 2022

Kebiasaan_Cuci_Tangan

33
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Sering 8 20,0 20,0 20,0

Jarang 30 75,0 75,0 95,0

Tidak 2 5,0 5,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data


bahwa sebagian besar KK memiliki kebiasaan jarang
CTPS, yaitu 75%
b. Kesehatan Lansia

Hasil pengolahan data yang berdasarkan angket,


wawancara dan observasi terlihat pada diagram berikut :

17. Proporsi lansia berdasarkan riwayat kesehatan

Gambar 3.17 Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan posyandu di


Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022

Riwayat_Kesehatan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Hipertensi 21 52,5 52,5 52,5

Diabetes
4 10,0 10,0 62,5
Mellitus

Asam Urat 6 15,0 15,0 77,5

Kolesterol 5 12,5 12,5 90,0

34
Lain-Lain 4 10,0 10,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data


bahwa sebagian besar memiliki penyakit hipertensi ,
yaitu 52,5%

18. Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan posyandu

Gambar 3.18 Proporsi lansia berdasarkan keikutsertaan


posyandu di Lingkungan Balongkrai
Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data
bahwa seluruh Lansia Tidak rutin dlm keikutsertaan
posyandu , yaitu 100% Dikarenakan lansia malas datang
ke posyandu

19. Proporsi lansia berdasarkan pemeriksaan kesehatan

Gambar 3.19 Proporsi lansia berdasarkan pemeriksaan


kesehatan di Lingkungan Balongkrai
Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Aktivitas_Fisik

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Iya 10 25,0 25,0 25,0

Tidak 30 75,0 75,0 100,0

35
Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data


bahwa sebagian besar lansia melakukan aktivitas fisik,
yaitu 75%.

20. Proporsi lansia berdasarkan tekanan darah

Gambar 3.20 Proporsi lansia berdasarkan tekanan darah


di Lingkungan Balongkrai Kelurahan
Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon Kota
Mojokerto Tahun 2022
Tekanan_Darah

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid ≤120 10 25,0 25,0 25,0

121-140 9 22,5 22,5 47,5

≥141 21 52,5 52,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data


bahwa seluruh Lansia tidak rutin dalam kegiatan social,
yaitu 100% Dikarenakan Malas, yaitu 47,5%

1) Kesehatan Remaja

21. Proporsi remaja berdasarkan pengetahuan bahaya merokok

Gambar 3.21 Proporsi remaja berdasarkan pengetahuan


bahaya merokok di Lingkungan Balongkrai
Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit

36
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Pengetahuan_Bahaya_merokok

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Tahu 15 37,5 37,5 37,5

tidak tahu 25 62,5 62,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data


bahwa sebagian besar remaja kurang mengetahui
tentang bahaya merokok, yaitu 62,5%.

22. Proporsi remaja berdasarkan kebiasaan merokok

Gambar 3.22 Proporsi remaja berdasarkan kebiasaan


merokok di Lingkungan Balongkrai
Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Kebiasaan_merokok

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Sering 20 50,0 50,0 50,0

Kadang-kadang 10 25,0 25,0 75,0

Tidak pernah 10 25,0 25,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data


bahwa sebagian remaja mempunyai kebiasaan
merokok, yaitu sering 50 %.

37
23. Proporsi remaja berdasarkan pengetahuan tentang napza

Gambar 3.23 Proporsi remaja berdasarkan pengetahuan


tentang napza di Lingkungan Balongkrai
Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Pengetahuan_Napza

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Tahu 10 25,0 25,0 25,0

tidak tahu 30 75,0 75,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data


bahwa hampir seluruh remaja tidak mengetahui
tentang napza, yaitu 75,5%.

24. Proporsi remaja berdasarkan pengetahuan tentang seksualitas

Gambar 3.24 Proporsi remaja berdasarkan pengetahuan


tentang seksualitas di Lingkungan
Balongkrai Kelurahan Pulorejo Kecamatan
Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022
Pengetahuan_seksualitas

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Tahu 30 75,0 75,0 75,0

tidak tahu 10 25,0 25,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

38
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data
bahwa hampir seluruh remaja mengetahui tentang
seksualitas, yaitu 75%.

4) Kesehatan Balita

25. Proporsi balita berdasarkan masalah kesehatan

Gambar 3.25 Proporsi balita berdasarkan masalah


kesehatan di Lingkungan Balongkrai
Kelurahan Pulorejo Kecamatan Prajurit
Kulon Kota Mojokerto Tahun 2022

Masalah_kesehatan

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid batuk pilek 30 75,0 75,0 75,0

Diare 5 12,5 12,5 87,5

Stunting 2 5,0 5,0 92,5

DHF 3 7,5 7,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data


bahwa masalah kesehatan pada sebagian besar balita,
yaitu batuk pilek 75%

26. Proporsi balita berdasarkan Asi Ekslusif

Gambar 3.26 Proporsi balita berdasarkan asi ekslusif di

39
Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto
Tahun 2022
Asi_eksklusif

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Iya 20 50,0 50,0 50,0

Tidak 20 50,0 50,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa


balita mendapatkan asi ekslusif sebanyak 50% dan 50%
nya tidak menddapatkan asi eksklusif.

27. Proporsi balita berdasarkan Imunisasi

Gambar 3.27 Proporsi balita berdasarkan imunisasi di


Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto
Tahun 2022
Imunisasi

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Lengkap 35 87,5 87,5 87,5

tidak
5 12,5 12,5 100,0
lengkap

Total 40 100,0 100,0

40
Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa
hampir seluruh balita sudah mendapatkan imunisasi
lengkap, yaitu 87,5%.

28. Proporsi balita berdasarkan Posyandu

Gambar 3.28 Proporsi balita berdasarkan posyandu di


Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo
Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto
Tahun 2022
Posyandu

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Rutin 25 62,5 62,5 62,5

tidak rutin 10 25,0 25,0 87,5

tidak pernah 5 12,5 12,5 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data bahwa sebagian besar


balita sudah mendapatkan 29. Proporsi Balita berdasarkan
pemberian vit A

Gambar 3.29 Proporsi Balita berdasarkan


pemberian vit A di Lingkungan Balongkrai Kelurahan
Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun
2022posyandu dengan rutin, yaitu 62,5%.
Pemberian_vit_A

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

41
Valid Rutin 25 62,5 62,5 62,5
Total
Tidak 10 25,0 25,0 87,5

tidak pernah 5 12,5 12,5 100,0

40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data


bahwa sebagian besar balita rutin dalam pemberian vit
A, yaitu 62,5%.

30. Proporsi balita berdasarkan konsumsi MP ASI

Gambar 3.30 Proporsi balita berdasarkan konsumsi MP


ASI di Lingkungan Balongkrai Kelurahan
Pulorejo Kecamatan Prajurit Kulon Kota
Mojokerto Tahun 2022
MP_Asi

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 6 bulan 20 50,0 50,0 50,0

< 6 bulan 20 50,0 50,0 100,0

Total 40 100,0 100,0

Berdasarkan gambar diatas didapatkan data


bahwa sebagian kecil balita yang diberikan MP ASI <6
bulan yaitu 50% dikarenakan kurangnya pengetahuan
ibu.

1. Fasilitas Umum (Dalam Satu Komunitas)

42
a. Fasilitas Pendidikan

No Jenis Pendidikan Jumlah


1 TK 0
2 SD 0
3 SMP 0

4 SMA 0
5 PT 0

b. Fasilitas Kesehatan

No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah


1 RS 0
2 PKM 0
3 Klinik Swasta 1
4 Poskesdes/ Ponkesdes 0
5 Posyandu Balita 1
6 Posyandu Lansia 1
7 Praktik Klinik 2
8 Lain – lain 0

c. Sarana Kegiatan Kelompok

No Jenis Kegiatan kelompok Jumlah


1 Karang taruna 1
2 PKK 1
3 TPA 1
4 Kegiatan keagamaan 1
5 Lain – lain

43
d. Sarana Ibadah

No Jenis Tempat Ibadah Jumlah

1 Masjid 1
2 Mushola 3
3 Gereja 0
4 Vihara 0
5 Pura 0
6 Lain – lain 0

e. Sarana Olah raga

No Tempat Olah Raga Jumlah


1 Lap. Sepak Bola 0
2 Lap. Bola Volley 1
3 Lap. Bulu Tangkis 0
4 Lain – lain

f. Tempat Pertemuan

No Tempat Pertemuan Jumlah


1 Balai desa 1
2 Balai Dukuh 1
3 Balai RW 1
4 Balai RT 1
5 Lain – lain

g. Pusat Kegiatan Ekonomi

No Jenis Jumlah
1 Pasar Tradisional 0

44
2 Pasar Swalayan 0
3 Toko kelontong >10
4 Warung >5
h. Industri

No Jenis Jumlah
1 Makanan 1
2 Pakaian 0
3 Sepatu 1
4 Lain – lain 0

2. Keamanan Dan Transportasi


a. Keamanan

No Fasilitas Keamanan Jumlah


1 Pemadam Kebakaran 0
2 Pos Polisi 0
3 Poskamling 6
4 Lain – lain 0

b. Transportasi

No Jenis Jumlah
1 Angkutan Umum -
2 Angkutan Pribadi -

3. Politik Dan
Pemerintah

45
No Jenis Ada/ Tidak
1 Struktur Organisasi Ada
2 PKK, LKMD, dll Ada
3 Kebijakan yankes Tidak

4. Ko
m
un
ika
si
a. Fasilitas

No Fasilitas Ada/ Tidak


1 Radio Ada
2 TV Ada
3 Telepon/Hp Ada
4 Internet Ada
5 Koran/Majalah Ada

b. Layanan Informasi

No Layanan Informasi Ada/ Tidak


1 Radio Ada
2 TV Ada
3 Internet Ada
4 Papan pengumuman Ada
5 Keliling Ada

5. Rekreasi

No Fasilitas Ada/ Tidak

46
1 Wisata alam Ada
2 Kolam renang Tidak Ada
3 Taman Kota Ada
4 Bioskop Tidak Ada
5 Lain – lain

A. Windshield Survey

Lokasi pengamatan : Dusun Balongkrai Kelurahan Pulorejo


Kami telah melakukan observasi dan wawancara dengan Pak
Akyat yang merupakan ketua RW, pada tanggal 18 Januari 2022.
Dari hasil wawancara kami mendapatkan informasi dan beberapa data
warganya sebagai berikut.
1. Tipe perkampungan/pedesaan

Lokasi yang kami amati merupakan tipe perkampungan dengan


bentuk perkampungan Di lingkungan ini juga dapat dikatakan
lingkungan semi usaha karena didapatkan beberapa warga yang
membuka usaha seperti catering, warung kecil, warung makan, kos-
kosan, dan lainnya.
2. Lingkungan Tempat Tinggal
Di lingkungan ini bangunannya merupakan rumah tunggal,
karena terpisah antara rumah satu dengan yang lainnya.
3. Umur area perumahan

Mayoritas merupakan bangunan baru, terdapat beberapa


bangunan lama tapi terpelihara dengan baik, serta terdapat satu
bangunan rusak yang dijadikan sebagai gudang.
4. Karateristik social-kultural

Setelah kami mewawancarai bapak RW, kami mendapatkan


data bahwa variasi umur di RT ini berkisar antara 30 - 60 tahun. Ras
dan etnik di sini banyak yang asli warga Pulorejo ada juga warga
pendatang dari luar kota. Kami tidak mendapatkan data tentang
pekerjaan atau pengangguran di sini karena bapak RW-nya juga tidak

47
memberitahukan berapa warga yang bekerja ataupun yang
pengangguran. Menurut pengamatan warga di dusun Balongkrai
mayoritas kepala keluarga yang berumur 30-45 bekerja di pabrik.
Dan sebagian yang berumur 45-60 bekerja di kebun dan sawah milik
sendiri. Begitu pula dengan data tentang siswa sekolah atau drop-out
bapak RW tidak menjelaskan.

5. Lingkungan

a. Tampakan umum

Saat kami berkeliling di sekitar lingkungan, halaman di setiap


rumah terlihat bersih dan tertata rapi. Untuk jalan terlihat bersih
dan hampir di setiap rumah warga terdapat pagar dan di atasnya
diberi tanaman yang ditaruh dalam pot. Untuk pekarangannya,
tidak semua rumah warga mempunyai pekarangan. Di pekarangan
rumah warga ditanami pohon.
Beberapa rumah warga banyak ditanami pohon dan bunga-
bunga sehingga keadaan di lingkungan terasa nyaman dan sejuk.
Setiap didepan rumah terdapat tempat sampah. Didesa balongkrai
terdapat Kawasan taman hutan dengan pohon yang rindang serta
tempat duduk. Setiap RT terdapat musholla.
b. Bahaya lingkungan

Di RW 01 tidak terdapat polusi karena di sini banyak pohon


yang tumbuh subur sehingga suasana di sini sangat sejuk dan
nyaman, udara pun sangat segar.
Di RW 01 setiap sampah dari rumah warga biasanya setiap pagi
ada petugas khusus untuk mengambil sampah dan dibuang disatu
TPA. Di RW 01 terdapat sumber limbah berupa barok kelapa .
Di RW 01 tidak terdapat area bermain berbahaya, karena di
sana hanya terdapat gang kecil.
Di RW 01 penerangan jalan terdapat di setiap sisi jalan
sehingga jika malam hari jalan-jalan di RW 01 selalu terang,

48
namun daerah hutan kota untuk penerangannya lebih kurang
daripada jalan utama.
Di RW 01 tidak terdapat pemadam kebakaran.

Lalu lintas di RW 01 sangat lancar, dan cukup ramai karena


lingkungan RW 01 terletak di gang yang cukup luas sehingga akses
jalan cukup mudah dilewati.
c. Stressor Lingkungan

Di lingkungan RW ini tidak adanya kegaduhan atau keramaian,


karena di dalam kawasan ini cukup tenang. Tidak ditemukannya
tanda-tanda yang menyebabkan kriminal, karena di dalam kawasan
RW ini, terdapat poskamling yang masih aktif dan dari penyataan
penduduk sekitar didapatkan informasi bahwa setiap malam selalu
ada warga yang berpatroli keliling RW.
Tidak ditemukannya tanda-tanda penyalahan penggunaan obat
terlarang, karena di dalam RW tersebut banyak kegiatan-kegiatan
positif yang diterapkan, seperti RisMa (remaja Masjid), Karang
Taruna, PKK, Posyandu, dan PSN.
Masih terdapat keluarga yang kurang mampu yang mendapat
bantuan social dari pemerintah , dalam kawasan RW ini banyak
terdapat usaha-usaha warga, seperti warung makan, chatering, dan
kos-kosan.
6. Sumber-sumber (yang ada dan yang tidak ada)

Fasilitas tempat belanja atau daerah belanja di wilayah RW 01


yaitu warung-warung kecil yang menjual berbagai macam
kebutuhan sehari-hari misalkan sabun, makanan kecil dan lain
sebagainya. Untuk kebutuhan sehari-hari seperti sayur-sayuran
juga ada yang menjualnya di warung-warung kecil tersebut,
namun tidak terlalu lengkap seperti di pasar. Sedangkan pasar
terdapat di kota berjarak kira-kira 5 kilometer, yaitu pasar
Tanjung.
Transportasi yang digunakan warga RW 01 untuk keperluan
sehari-hari menggunakan sepeda motor dan mobil. Transportasi

49
umum seperti bus kota tidak bisa dijangkau jika tidak keluar dari
wilayah perkampungan dan menunggu di jalan raya Pulorejo,
maka bisa menggunakan fasilitas transportasi umum tersebut.
Fasilitas rekreasi di tempat ini terdapat lapangan yang
digunakan anak-anak RW 01 untuk bermain bola, sepeda dan lain-
lain. Lapangan ini terdapat di dekat Hutan Kota dan tempat
rekreasi Rejoto.
Fasilitas pendidikan yang terdapat di RW 01 ini berupa TPQ,
fasilitas Pendidikan seperti TK, SD, MTS, SMK, berada di
lingkungan Kelurahan Pulorejo jaraknya sekitar 2 kilometer.
Fasilitas tempat beribadah di wilayah RW 01 terdapat satu
masjid yaitu masjid dan Musholla. Di wilayah RW 01 tidak
terdapat gereja.
Fasilitas pelayanan keamanan yang terdapat di wilayah RW 01
ini yaitu poskamling. Selain poskamling, fasilitas pelayanan
keamanan terdapat di luar wilayah RW 01 yaitu pos polisi, polsek
Prajurit Kulon yang berjarak kira-kira 2 kilometer.
Fasilitas farmasi yang ada di wilayah RW 01 yaitu apotek-
apotek kecil. Apotek besar seperti K24 terdapat di luar wilayah
RW 01 di jalan Ahmad Yani.
Fasilitas kesehatan terdapat di wilayah RW 01, terdapat klinik,
dan puskesmas terdapat di luar RW 01 sekitar 2 kilometer.
Fasilitas umum tidak terdapat di wilayah RW 01, namun ada di
luar wilayah yaitu tepatnya di kecamatan terdapat beberapa bank
dan kantor pos.
Fasilitas pengambil sampah ada di wilayah RW 01 dilakukan
setiap pagi. Petugas pengambil sampah mengambil sampah-
sampah di wilayah RW 01 ini dan setiap bulan warga harus
membayar iuran.
7. Pelayanan Kesehatan

a. Fasilitas Kesehatan

50
Di RW 01 ini tidak terdapat Rumah Sakit namun ada klinik kecil.

b. Sumber Pelayanan Kesehatan Pertama

Tidak terdapat Puskemas di RW 01 ini, tapi yang terdekat dengan


RW 01 ini adalah Puskesmas Pembantu yang berjarak kurang
lebih 2 kilometer.Belum terdapat Nursing Centre baik di RW 01
ini maupun di daerah sekitarnya.

Ada beberapa praktik dokter swasta yang ada di dekat RW 01


ini, yaitu praktik Dokter Umum
4 Data Pengkajian

Kami telah melakukan observasi dan wawancara ke-2


dengan Bapak Akhiyat yang merupakan ketua RW 01 ,
Balongkrai, Pulorejo, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, pada
tanggal 19 Januari 2022. Dari hasil wawancara kami dapatkan
informasi dan beberapa data warganya sebagai berikut.
1. Core (Kelompok Masyarakat yang Dibina)

a. Riwayat wilayah

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Akhiyat selaku


ketua RW 01 didapatkan data bahwa dulunya Balongkrai
mempunyai 2 RW masing – masing RW terdapat 3 RT, namun
salah satu RW merasa keberatan karena banyaknya warga yang
berada di RW tersebut. Setelah dimusyawarahkan Bersama
akhirnya diputuskan menjadi 1 RW dengan 6 RT.
Belum pernah ada pemekaran wilayah, tetapi satu RW ini
dibagi menjadi enam wilayah RT, yaitu RT 01, RT 02, RT 03, RT
04, RT 05, dan RT 06
Sedangkan untuk usia penduduk yang paling tua adalah diatas 90
tahun.

b. Demografi

Usia dari kelompok komunitas yang dibina adalah balita,


remaja dan lansia baik laki-laki maupun perempuan, misalnya

51
Karang Taruna, posyandu balita dan posyandu lansia. Jumlah KK
didusun balong krai adalah 386 KK.
Tingkat pendidikan warga di wilayah RW 01 yaitu 50%
adalah SMA dan sisanya 50% adalah TK, SD, SMP, serta
Perguruan Tinggi.
Status pekerjaan sebagian besar penduduk di RW 01 adalah
pedagang dan sebagian karyawan home industry.
Tingkat penghasilan masyarakat di wilayah RW 01 yaitu
mulai dari Rp 1.000.000,00 dan yang tertinggi Rp. 3.500.000,00.
c. Statistik Vital
Dari data yang didapat, masalah kesehatan di RW 01 adalah
demam berdarah. Untuk jumlah angka prevalensi kejadian demam
berdarah di RW 01 ini tidak didapat datanya di tempat bapak
Akhiyat selaku ketua RW 01, kader ibu PKK RW 01 maupun
posyandu setempat.
Dalam dua tahun terakhir ini, angka kesakitan tidak
didapatskan datanya. Sedangkan untuk angka kematian di RW 01
dalam dua tahun terakhir ini sebanyak 8 orang yang meninggal
dunia. Data ini didapat dari pernyataan bapak Akhiyat selaku ketua
RW 01.
d. Nilai dan Kepercayaan

Latar belakang budaya yang mempengaruhi perilaku


masyarakat di RW 01 dari 5 sampel keluarga didapatkan 2
keluarga yang sangat kental menganut budaya Jawa, seperti
misalkan setelah melahirkan harus meminum jamu-jamuan
tradisional untuk mempercepat proses penyembuhan dan untuk
menghilangkan bau amis darah setelah selesai melahirkan. Dalam
hal diet saat melahirkan dalam keluarga dilarang makan-makanan
seperti ikan dan telur karena menurut keluarga ini menyebabkan
bau amis dan memperlambat proses penyembuhan.

Di wilayah ini terdapat sebuah tempat ibadah berupa masjid.


Sedangkan fasilitas beribadah lain seperti gereja terdapat di luar

52
wilayah ini.

Keyakinan masyarakat RW 01 terhadap suatu penyakit yang


diderita dari 5 sampel keluarga didapatkan 1 sampel yang
mengatakan bahwa sakit yang kadang keluarganya derita adalah
bukan saja karena adanya penyebab agen penyakit namun juga
karena teguran dari Tuhan.

Kepercayaan masyarakat RW 01 tentang penyakit dan


kesehatan dari 10 sampel penyakit didapatkan semuanya
berpendapat sama yaitu bahwa penyakit adalah suatu agen yang
menyebabkan orang mengalami sakit. Sedangkan kesehatan adalah
keadaan dimana seseorang berada pada rentang normal yang harus
dicapai. Dan saat sakit masyarakat RW 01 lebih mengarah pada
pengobatan modern yaitu ke pelayanan kesehatan.

A. ANALISA DATA

NO DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF MASALAH


1 (Balita) ( balita ) Ketidakefektifan
Warga lingkungan 1. Dari hasil pengkajian pemeliharaan balita
balongkrai RW 01 didapatkan bahwa
mengatakan bahwa sebagian besar masalah
anaknya mengalami batuk kesehatan pada balita,
pilek yaitu batuk pilek 75%.
2. Dari hasil pengkajian
didapatkan balita
mendapatkan asi ekslusif
sebanyak 50%, dan 50%
nya tidak mendapatkan
asi ekslusif.
3. Dari hasil pengkajian
didapatkan data hampir
seluruh balita sudah
mendapatkan imunisasi

53
lengkap, yaitu 87,5%.
4. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
sebagian besar balita
sudah mendapatkan
posyandu dengan rutin,
yaitu 62,5%
5. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
sebagian besar balita
rutin dalam pemberian
Vit A, yaitu 62,5%.
6. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
sebagian keccil balita
yang diberikan MP ASI
<6 bulan, yaitu 50%,
dikarenakan kurangnya
pengetahuan ibu.
2 (Kesling) (Kesling) Resiko pemeliharaan
1. Dari hasil pengkajian kesehatan lingkungan
Warga lingkungan
didapatkan hampir
balongkrai RW 01
seluruhnya KK memiliki
mengatakan bahwa jarang
jamban leher Angsa ,
sekali diadakan kegiatan
yaitu 97,5%.
kerja bakti

2. Berdasarkan pengkajian
di dapatkan data bahwa
hampir seluruh KK
memiliki WC yaitu 97.5
%.
3. Berdasarkan pengkajian
didapatkan data bahwa

54
hampir seluruhnya KK
ada jentik – jentik, yaitu
77,5 %
4. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
hampir seluruh KK ada
tempat sampah yaitu 95%.
5. Berdasarkan hasil
pengkajian di dapatkan
data bahwa sebagian besar
KK membuang saluran
limbah di sungai, yaitu
70%.
6. Berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan data
bahwa hampir seluuhnya
KK tidak memiliki hewan
peliharaan, yaitu 82,5%
7. Berdasarkan hasil
pengkajian didapakan data
bahwa sebagian kecil
memiliki kendang yang
kotor, yaitu 10%.
8. Berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan data
bahwa sebagian besar KK
memiliki kebiasaan jarang
CTPS, yaitu 75%
3 (Remaja) (Remaja) Defisit pengetahuan
1. Dari hasil pengkajian bahaya merokok
Warga mengatakan
didapatkan data bahwa
bahwa remaja di RW 01
sebagian besar remaja
tidak aktif dalam
kurang mengetahui tentang
berorganisasi sejak

55
bahaya merokok, yaitu
pandemic
62,5%.
2. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
sebagian remaja
mempunyai kebiasaan
merokok, yaitu sering
50%.
3. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
hampir seluruh remaja
tidak mengetahui tentang
napza, yaitu 75,5%
4. Dari hasil pengkajian
didapatkan data bahwa
hampir seluruh remaja
mengetahui tentang
seksualitas, yaitu 75%.
4 (Lansia) (Lansia) Ketidakefektifan
Kelompo 1. Dari hasil pengkajian pemeliharaan kesehatan
k lansia Didapatkan data pada kelompok lansia
mengatak bahwa sebagian
an bahwa besar memiliki
sering penyakit hipertensi,
pusing yaitu 52,5 %.
dan tidak 2. Dari hasil pengkajian
tau didapatkan data bahwa
penyebab sebagian besar lansia rutin
nya mengikuti posyandu, yaitu
57,5 %.
3. Dari hasil pengkajian
sebagian besar lansia
melakukan aktifitas fisik,

56
yaitu 75%
4. Dari hasil pengkajian
didapatkan bahwa seluruh
lansia tidak rutin dalam
kegiatan social, yaitu
100% dikarenakan malas
yaitu 47,5%

57
B. SKORING

Masalah Resiko Minat Masy Kemungkinan diatasi Waktu Dana Fasilitas Sumber daya Tempat Total Nilai Prioritas
Kesehatan Parah
A B C D E F G H

Pokja
3 4 2 3 3 3 3 2 23 2
Kesling :

Resiko
Masalah
Kesehatan
Lingkungan

Pokja Lansia :
3 4 2 3 3 4 3 3 25 1
Ketidakefektifa
n pemeliharaan
kesehatan pada
Lansia
Pokja KIA :
3 3 3 2 2 3 1 3 20 3
Ketidakefektifa
n pemeliharaan
kesehatan balita

3 2 3 2 2 2 2 2 18 4
Pokja
Remaja :
Kurangnya
pengetahuan
bahaya
merokok
C. DIAGNOSA

NO MASALAH SKOR
1 25
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Lansia

2 Resiko Masalah Kesehatan Lingkungan 23

3 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan balita 20

4 18
Kurangnya pengetahuan bahaya merokok
D. PERENCANAAN

No Penanggu
Diagnosa Rencana Kegiatan Tujuan Sasaran ng jawab Waktu Evaluasi
Keperawatan Hari/Tan Tempat Kriteria Standart
ggal
1 Defisiensi 1. Penyuluhan 1. Meningkat Lansia Mahasiswa Rumah Verbal 1. Mampu
kesehatan pada kesehatan tentang kan dan kediaman menjelaskan
Lansia Hipertensi pengetahua beserta bapak kembali
(Hipertensi) b/d 2. pendidikan n semua Sugito mengenai
Kurangnya keseehatan masyarakat anggota penyakit
pengetahuan kepada lansia tentang keluarga Hipertensi
masyarakat cara pencegahan penyakit 2. Mengetahui
tentang Hipertensi Hipertensi cara
(Hipertensi) 3. Mengajarkan cara pencegahan
diet hipertensi Hipertensi
4. Mengajarkan cara
menggunakan
rendah garam
pada penderita
hipertensi
2 Ketidakefektifa 1. Penyuluhan 1. Meningkatk Lansia Mahasiswa Rumah Verbal 1. Mampu
n pemeliharaan kesehatan tentang an beserta kediaman menyebutkan
kesehatan b/d PHBS pengetahua semua bapak kembali apa itu
Kurangnya n dan anggota Sugito covid
pengetahuan mengubah keluarga 2. Mampu
masyarakat perilaku menjelaskan
dalam dalam cara
memelihara pemelihara pencegahan
lingkungan an covid
yang memenuhi kesehatan 3. Mampu
syarat 2. Memeberik mempraktekka
kesehatan an perilaku n cara cuci
hidup sehat tangan yang
dan benar
managemen
kesehatan
yang baik
3. Meningkatk
an
pemahaman
masyarakat
terhadap
pemelihara
an
kesehatan
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosis Tanggal Implementasi Evaluasi


1 Defisiensi kesehatan pada 1. Melakukan penyuluhan tentang 1. Evaluasi Struktur
Lansia (Hipertensi) b/d Hipertensi, dengan sub pokok - Kegiatan Penyuluhan telah
Kurangnya pengetahuan bahasan : direncanaan 1 minggu sebelum
masyarakat tentang - Pengertian Hipertensi dilaksanakan
(Hipertensi) - Penyebab Hipertensi - Materi penyuluhan dan leaflet di
- Tanda dan gejala persiapkan 2 hari sebelum
Hipertensi pelaksanaan
- Perawatan pada penderita - Keluarga di informasikan jauh
Hipertensi hari sebelum acara dimulai
- Pencegahan Hipertensi - Kegiatan Penyuluhan di
koordinir oleh Mahasiswa
2. Evaluasi Proses
- Kegiatan berlangsung Lancar
- Kegiatan dihadiri oleh 5 keluarga
dan lansia
- Kegiatan penyuluhan di
fokokuskan pada lansia yang
memiliki penyakit Hipertensi
- Selama penyuluhan keluarga
memperhatikan dengan baik
materi yang diberikan
- Salah satu keluarga dan lansia
bertanya tentang kondisinya
3. Evaluasi Akhir
- Lansia dan keluarga lainnya
mampu menjelasan materi
penyuluhan tentang Hipertensi
- Lansia dan keluarga memahami
dan mengerti tentang Hipertensi
2 Ketidakefektifan 28 Juni 1. Melakukan Penyuluhan 1. Evaluasi Struktur
pemeliharaan kesehatan b/d 2021 kesehatan tentang PHBS - Kegiatan Penyuluhan telah
Kurangnya pengetahuan direncanaan 1 minggu sebelum
masyarakat dalam memelihara dilaksanakan
kesehatan - Materi penyuluhan dan leaflet di
persiapkan 1 hari sebelum
pelaksanaan
- Keluarga di informasikan jauh
hari sebelum acara dimulai
- Kegiatan Penyuluhan di
koordinir oleh Mahasiswa
2. Evaluasi Proses
- Kegiatan berlangsung Lancar
- Kegiatan dihadiri oleh 5 keluarga
- Selama penyuluhan keluarga
memperhatikan dengan baik
materi yang diberikan
2. Evaluasi Akhir
keluarga mampu menjelaskan tentang PHBS
F. POA

Diagnosa Sasaran Tujuan Rencana Sumber Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluator
keperawatan Kegiatan evaluasi
POKJA LANSIA
Lansia Untuk Senam Pokja Jl. Arrahma Sabtu, 05 Pokja
Ketidakefektifa
meningkatkan lansia lansia depan Februari Lansia
n pemeliharaan
aliran darah KWT 2022 jam
kesehatan pada
dan pasokan cahaya 08.00
Lansia
oksigen
kedalam otot
– otot dan
rangka yang
aktif
khususnya
otot jantung
sehingga
dapat
menurunkan
tekanan darah
POKJA KESLING
Resiko Masalah Warga Untuk Kerja Pokja Lingkunga Sabtu, Pokja
Kesehatan lingkungan menjaga Bakti Kesling n Februari Kesling
Lingkungan Balongkrai lingkungan Balongkrai 2022 jam
tetap bersih 07.00
agar bebas
dari kotoran,
termasuk
didalamnya
debu, sampah
dan bau.
POKJA KIA
Ketidakefektifan Ibu yang Untuk Sosialisasi Pokja Lingkunga Senin, Pokja KIA
pemeliharaan mempunyai menambah pentingny KIA n Februari
kesehatan balita balita di pengetahuan a Balongkrai 2022 ,
lingkungan ibu balita imunisasi jam 09.00
balongkrai agar pada balita
mendapatkan
imunitas atau
kekebalan
anak secara
individu dan
pembasmian
sesuatu
penyakit dari
penduduk
suatu daerah
POKJA REMAJA
Remaja di Untuk Edukasi Pokja Rumah Bu Sabtu, Pokja
Kurangnya
lingkungan meningkatkan bahaya Remaja RT Februari Remaja
pengetahuan
Balongkrai pengetahuan merokok 2022 jam
bahaya
remaja dengan 09.00
merokok
tentang melibatka
bahaya n orangtua
merokok
termasuk
penyakit yang
menyertai
diantaranya
stroke,
jantung,
kanker
G. IMPLEMENTASI
H. EVALUASI
LAMPIRAN

LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK

1. Latar Belakang
Pencegahan utama demam berdarah dengue terletak pada upaya mengurangi maupun
menghapuskan vektor nyamuk demam berdarah yaitu Aedes aegypti. Salah satu upaya
pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah timbulnya DBD
adalah dengan menggerakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Untuk
terlaksananya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dimasyarakat, maka
diperlukan sosialisasi secara terus menerus oleh pihak-pihak yang terkait, terutama oleh
petugas- petugas kesehatan yang terlibat dalam wilayah tersebut.

2. Tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk


TUM
Untuk mengetahui perilaku atau cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
TUK
a) Diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus DBD
b) Membudayakan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
c) Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)
d) Memotivasi dan membina kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan
lingkungan

3. Rencana Kegiatan
a. Topik : Pemberantasan Sarang Nyamuk
b. Sasaran : Masyarakat RW 01 Lingkungan Balongkrai
c. Hari/tanggal : Jum’at / 28-01-2022
d. Metode : Door to Door
e. Susunan Acara :

Diawali dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan Pemberantasan

74
Sarang Nyamuk (PSN) Menyampaikan salam perkenalan sekaligus sosialisasi,
cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu 3M Plus, dan mengecek jentik-
jentik nyamuk yang ada di dalam bak mandi atau ditempat-tempat penampungan
air

4. Evaluasi

1. Evaluasi struktur :

- Mahasiswa melakukan koordinasi dengan kader

- Mahasiswa dapat membagi tugas untuk mengecek jentik-jentik di lingkungan


balongkrai

2. Evaluasi proses

- Masyarakat mampu memahami pentingnya PSN

- Masyarakat mampu melakukan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu 3MPlus
3. Evaluasi Hasil

- Masyarakat mengetahui tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


- Mampu membina hubungan saling percaya antara masyarakat dan mahasiswa
- Teridentifikasi rumah masyarakat yang ada jentik-jentiknya

75
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
DI DUSUN BALONGKRAI (RT 01-06)

A. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum pelaksanaan
kegiatan PSN dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 26 januari 2022
mahasiswa pokja kesling di dusun balongkrai dimana pada saat itu mahasiswa
telah melakukan :
1. Membentuk struktur kepanitiaan mahasiswa pokja kesling dan pembagian
tugas, tanggal 26 Januari 2022.
2. Koordinasi Bersama kader Kesehatan di setiap RT di lingkungan
balongkrai untuk pelaksanaan PSN.
3. Menyiapkan peralatan untuk melakukan PSN.

B. Tahap Proses/Pelaksanaan

a) Pembukaan

1. Kegiatan PSN dilaksanakan dengan metode door to door .

2. Memperkenalkan diri
b) Acara Inti

1. Menjelaskan tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

2. Melakukan sosialisasi cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu


3MPlus

3. Mengecek jentik-jentik nyamuk yang ada di dalam bak mandi atau


ditempat-tempat penampungan air

4. Mencatat hasil pemeriksaan jentik di lembar laporan dan meminta tanda


tangan kepada pemilik rumah yang telah diperiksa.

c) Penutup

1) Salam penutup dan pamit

C. Hasil

1) Masyarakat mengetahui tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

2) Mampu membina hubungan saling percaya antara masyarakat dan mahasiswa

76
3) Teridentifikasi rumah masyarakat yang ada jentik-jentiknya

77
LAMPIRAN I

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Bidang Study : Keperawatan Komunitas

2. Pokok Bahasan : Pemberantasan Sarang Nyamuk

3. Sub pokok Bahasan :

1) Pengertian PSN

2) Cara PSN (3M Plus dan pemantauan jentik nyamuk)

4. Sasaran : Masyarakat Lingkungan Balongkrai

5. Tempat : Lingkungan Balongkrai

6. Hari/Tanggal : Jumat, 28 Januari 2022

7. Jam : 08.00 wib

8. Alokasi Waktu : 120 menit

I. Latar Belakang

Pencegahan utama demam berdarah dengue terletak pada upaya mengurangi


maupun menghapuskan vektor nyamuk demam berdarah yaitu Aedes aegypti. Salah
satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah
timbulnya DBD adalah dengan menggerakan program Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN). Untuk terlaksananya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dimasyarakat, maka diperlukan sosialisasi secara terus menerus oleh pihak-pihak yang
terkait, terutama oleh petugas- petugas kesehatan yang terlibat dalam wilayah
tersebut.

II. Tujuan
1. TUM
Untuk mengetahui perilaku atau cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
2. TUK

78
a. Diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus DBD
b. Membudayakan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c. Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)
d. Memotivasi dan membina kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan
lingkungan

III. Metode
1. Door to Door
IV. Media dan Alat
1. Senter
2. Buku Laporan Kegiatan PSN
V. Tempat dan Waktu
Kegiatan dilaksanakan pada:
- Hari : Jumat
- Tanggal : 28 Januari 2022
- Pukul : 08.00 wib
- Tempat : Rumah Masyarakat Lingkungan Balongkrai

VI. Pembagian Tugas


- Penanggung Jawab : Kader
- Leader : Witdia Anviva
- Fasilitator RT 1 & 2 : Khusnul Khotimah
- Fasilitator RT 3 & 4 : Laily Nurrohmah
- Fasilitator RT 5 : Ika Musfiroh
- Fasilitator RT 6 : Dedy Habib

79
VII. Kegiatan

Tahap Waktu Kegiatan mahasiswa Kegiatan masyarakat Metode Media


Pendahuluan 2 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab Door to door -
salam
2. Memperkenalkan diri dan
2. Mendengarkan
menjelaskan kontrak
dan
waktu
memperhatikan

inti 5 menit 1. Mendengarkan Door to door Senter dan Buku


3. Menjelaskan tujuan
dan Laporan Kegiatan
Pemberantasan Sarang
memperhatikan
Nyamuk (PSN)
2. Mendengarkan
4. Melakukan sosialisasi cara
dan
Pemberantasan Sarang
memperhatikan
Nyamuk (PSN) yaitu
3. Mengantarkan
3MPlus
mahasiswa dan
5. Mengecek jentik-jentik
kader ke bagian
nyamuk yang ada di dalam
rumah yang
bak mandi atau ditempat-
terdapat tempat
tempat penampungan air
penampungan air
6. Mencatat hasil
4. Menandatangani
pemeriksaan jentik di
buku laporan
lembar laporan dan
meminta tanda tangan
kepada pemilik rumah
yang telah diperiksa.

Penutup 1 menit 1. Membalas salam Door to door -


1. Mengucapkan salam
VIII. Evaluasi

a. Evaluasi struktur
- Jumlah warga yang dilakukan pemeriksaan yaitu 100%
- Pemeriksaan jentik-jentik menggunakan senter
- Penyelenggaraan kegiatan PSN dilakukan dengan metode door to door
- Pengorganisasian dan persiapan kegiatan P S N dilakukan pada hari
sebelumnya
b. Evaluasi proses

- Masyarakat mampu memahami pentingnya PSN

- Masyarakat mampu melakukan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu 3MPlus

- Masyarakat mendengarkan penjelasan dengan baik dan berperan secara aktif


dalam kegiatan PSN
c. Evaluasi hasil

- Masyarakat mengetahui tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

- Mampu membina hubungan saling percaya antara masyarakat dan mahasiswa

- Teridentifikasi rumah masyarakat yang ada jentik-jentiknya 80%

82
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK

1. Latar Belakang
Pencegahan utama demam berdarah dengue terletak pada upaya mengurangi maupun
menghapuskan vektor nyamuk demam berdarah yaitu Aedes aegypti. Salah satu upaya
pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah timbulnya DBD
adalah dengan menggerakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Untuk
terlaksananya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dimasyarakat, maka
diperlukan sosialisasi secara terus menerus oleh pihak-pihak yang terkait, terutama oleh
petugas- petugas kesehatan yang terlibat dalam wilayah tersebut.

2. Tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk


TUM
Untuk mengetahui perilaku atau cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
TUK
e) Diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus DBD
f) Membudayakan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
g) Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)
h) Memotivasi dan membina kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan
lingkungan

3. Rencana Kegiatan
a. Topik : Pemberantasan Sarang Nyamuk
b. Sasaran : Masyarakat RW 01 Lingkungan Balongkrai
c. Hari/tanggal : Jum’at / 04-02-2022
d. Metode : Door to Door
e. Susunan Acara :

Diawali dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan Pemberantasan


Sarang Nyamuk (PSN) Menyampaikan salam perkenalan sekaligus sosialisasi,
cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu 3MPlus, dan mengecek jentik-
jentik nyamuk yang ada di dalam bak mandi atau ditempat-tempat penampungan

83
air

4. Evaluasi

1. Evaluasi struktur :

- Mahasiswa melakukan koordinasi dengan kader

- Mahasiswa dapat membagi tugas untuk mengecek jentik-jentik di lingkungan


balongkrai

2. Evaluasi proses

- Masyarakat mampu memahami pentingnya PSN

- Masyarakat mampu melakukan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu 3MPlus
3. Evaluasi Hasil

- Masyarakat mengetahui tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


- Mampu membina hubungan saling percaya antara masyarakat dan mahasiswa
- Teridentifikasi rumah masyarakat yang ada jentik-jentiknya

84
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
DI DUSUN BALONGKRAI (RT 01-06)

A. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum pelaksanaan
kegiatan PSN dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 02 februari 2022
mahasiswa pokja kesling di dusun balongkrai dimana pada saat itu mahasiswa
telah melakukan :
a. Membentuk struktur kepanitiaan mahasiswa pokja kesling dan pembagian
tugas, tanggal 02 februari 2022.
b. Koordinasi Bersama kader Kesehatan di setiap RT di lingkungan
balongkrai untuk pelaksanaan PSN.
c. Menyiapkan peralatan untuk melakukan PSN.

B. Tahap Proses/Pelaksanaan

d) Pembukaan

1. Kegiatan PSN dilaksanakan dengan metode door to door .

2. Memperkenalkan diri
e) Acara Inti

1. Menjelaskan tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

2. Melakukan sosialisasi cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu


3MPlus

3. Mengecek jentik-jentik nyamuk yang ada di dalam bak mandi atau


ditempat-tempat penampungan air

4. Mencatat hasil pemeriksaan jentik di lembar laporan dan meminta tanda


tangan kepada pemilik rumah yang telah diperiksa.

f) Penutup

1. Salam penutup dan pamit

85
C.Hasil

1. Masyarakat mengetahui tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk


(PSN)

2. Mampu membina hubungan saling percaya antara masyarakat


dan mahasiswa

3. Teridentifikasi rumah masyarakat yang ada jentik-jentiknya

86
LAMPIRAN I

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Bidang Study : Keperawatan Komunitas

2. Pokok Bahasan : Pemberantasan Sarang Nyamuk

3. Sub pokok Bahasan :

a. Pengertian PSN

b. Cara PSN (3M Plus dan pemantauan jentik nyamuk)

4. Sasaran : Masyarakat Lingkungan Balongkrai

5. Tempat : Lingkungan Balongkrai

6. Hari/Tanggal : Jumat, 04 Februari 2022

7. Jam : 08.00 wib

8. Alokasi Waktu : 120 menit

IX. Latar Belakang

Pencegahan utama demam berdarah dengue terletak pada upaya mengurangi


maupun menghapuskan vektor nyamuk demam berdarah yaitu Aedes aegypti. Salah
satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah
timbulnya DBD adalah dengan menggerakan program Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN). Untuk terlaksananya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dimasyarakat, maka diperlukan sosialisasi secara terus menerus oleh pihak-pihak yang
terkait, terutama oleh petugas- petugas kesehatan yang terlibat dalam wilayah
tersebut.

X. Tujuan
1. TUM
Untuk mengetahui perilaku atau cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
2. TUK

87
a. Diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus DBD
b. Membudayakan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c. Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)
d. Memotivasi dan membina kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan
lingkungan

XI. Metode
2. Door to Door
XII. Media dan Alat
3. Senter
4. Buku Laporan Kegiatan PSN
XIII. Tempat dan Waktu
Kegiatan dilaksanakan pada:
- Hari : Jumat
- Tanggal : 04 februari 2022
- Pukul : 08.00 wib
- Tempat : Rumah Masyarakat Lingkungan Balongkrai

XIV. Pembagian Tugas


- Penanggung Jawab : Kader
- Leader : Laily Nurrohmah
- Fasilitator RT 1 & 2 : Ika Musfiroh
- Fasilitator RT 3 & 4 : Witdia Anviva
- Fasilitator RT 5 : Khusnul Khotimah
- Fasilitator RT 6 : Dedy Habib

88
XV. Kegiatan

Tahap Waktu Kegiatan mahasiswa Kegiatan masyarakat Metode Media


Pendahuluan 2 menit 3. Memberi salam 3. Menjawab Door to door -
salam
4. Memperkenalkan diri dan
4. Mendengarkan
menjelaskan kontrak
dan
waktu
memperhatikan

inti 6 menit 5. Mendengarkan Door to door Senter dan Buku


3. Menjelaskan tujuan
dan Laporan Kegiatan
Pemberantasan Sarang
memperhatikan
Nyamuk (PSN)
6. Mendengarkan
4. Melakukan sosialisasi cara
dan
Pemberantasan Sarang
memperhatikan
Nyamuk (PSN) yaitu
7. Mengantarkan
3MPlus
mahasiswa dan
5. Mengecek jentik-jentik
kader ke bagian
nyamuk yang ada di dalam
rumah yang
bak mandi atau ditempat-
terdapat tempat
tempat penampungan air
penampungan air
6. Mencatat hasil
8. Menandatangani
pemeriksaan jentik di
buku laporan
lembar laporan dan
meminta tanda tangan
kepada pemilik rumah
yang telah diperiksa.

Penutup 1 menit 2. Membalas salam Door to door -


2. Mengucapkan salam
XVI. Evaluasi

d. Evaluasi struktur
- Jumlah warga yang dilakukan pemeriksaan yaitu 100%
- Pemeriksaan jentik-jentik menggunakan senter
- Penyelenggaraan kegiatan PSN dilakukan dengan metode door to door
- Pengorganisasian dan persiapan kegiatan P S N dilakukan pada hari
sebelumnya
e. Evaluasi proses

- Masyarakat mampu memahami pentingnya PSN

- Masyarakat mampu melakukan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu 3MPlus

- Masyarakat mendengarkan penjelasan dengan baik dan berperan secara aktif


dalam kegiatan PSN
f. Evaluasi hasil

- Masyarakat mengetahui tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

- Mampu membina hubungan saling percaya antara masyarakat dan mahasiswa

- Teridentifikasi rumah masyarakat yang ada jentik-jentiknya 80%

91
LAMPIRAN II

92
93
LAMPIRAN III

94
LAMPIRAN II

95
96
LAMPIRAN III

97
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK

5. Latar Belakang
Pencegahan utama demam berdarah dengue terletak pada upaya
mengurangi maupun menghapuskan vektor nyamuk demam berdarah yaitu
Aedes aegypti. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh
masyarakat untuk mencegah timbulnya DBD adalah dengan menggerakan
program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Untuk terlaksananya program
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dimasyarakat, maka diperlukan
sosialisasi secara terus menerus oleh pihak-pihak yang terkait, terutama oleh
petugas- petugas kesehatan yang terlibat dalam wilayah tersebut.

6. Tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk


TUM
Untuk mengetahui perilaku atau cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
TUK
i) Diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus DBD
j) Membudayakan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
k) Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)
l) Memotivasi dan membina kesadaran masyarakat untuk menjaga
kebersihan lingkungan

7. Rencana Kegiatan
a. Topik : Pemberantasan Sarang Nyamuk
b. Sasaran : Masyarakat RW 01 Lingkungan Balongkrai
c. Hari/tanggal : Jum’at / 28-01-2022
d. Metode : Door to Door
e. Susunan Acara :

Diawali dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan


Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Menyampaikan salam

98
perkenalan sekaligus sosialisasi, cara Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) yaitu 3MPlus, dan mengecek jentik-jentik nyamuk yang ada di
dalam bak mandi atau ditempat-tempat penampungan air

8. Evaluasi

1. Evaluasi struktur :

- Mahasiswa melakukan koordinasi dengan kader

- Mahasiswa dapat membagi tugas untuk mengecek jentik-jentik di


lingkungan balongkrai

2. Evaluasi proses

- Masyarakat mampu memahami pentingnya PSN

- Masyarakat mampu melakukan cara Pemberantasan Sarang


Nyamuk (PSN) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu
3MPlus
3. Evaluasi Hasil

- Masyarakat mengetahui tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk


(PSN)
- Mampu membina hubungan saling percaya antara masyarakat dan
mahasiswa
- Teridentifikasi rumah masyarakat yang ada jentik-jentiknya

99
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBERANTASAN SARANG
NYAMUK DI DUSUN BALONGKRAI (RT 01-06)

D. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum


pelaksanaan kegiatan PSN dengan rincian sebagai berikut : Pada
tanggal 02 februari 2022 mahasiswa pokja kesling di dusun balongkrai
dimana pada saat itu mahasiswa telah melakukan :
1. Membentuk struktur kepanitiaan mahasiswa pokja kesling dan
pembagian tugas, tanggal 26 Januari 2022.
2. Koordinasi Bersama kader Kesehatan di setiap RT di
lingkungan balongkrai untuk pelaksanaan PSN.
3. Menyiapkan peralatan untuk melakukan PSN.

E. Tahap Proses/Pelaksanaan

g) Pembukaan

1. Kegiatan PSN dilaksanakan dengan metode door to door .

2. Memperkenalkan diri
h) Acara Inti

1. Menjelaskan tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

2. Melakukan sosialisasi cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


yaitu 3MPlus

3. Mengecek jentik-jentik nyamuk yang ada di dalam bak mandi atau


ditempat-tempat penampungan air

4. Mencatat hasil pemeriksaan jentik di lembar laporan dan meminta


tanda tangan kepada pemilik rumah yang telah diperiksa.

i) Penutup

1) Salam penutup dan pamit

F. Hasil

1) Masyarakat mengetahui tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk

10
(PSN)

2) Mampu membina hubungan saling percaya antara masyarakat dan


mahasiswa

3) Teridentifikasi rumah masyarakat yang ada jentik-jentiknya

10
LAMPIRAN I

SATUAN ACARA PENYULUHAN

9. Bidang Study : Keperawatan Komunitas

10. Pokok Bahasan : Pemberantasan Sarang Nyamuk

11. Sub pokok Bahasan :

1) Pengertian PSN

2) Cara PSN (3M Plus dan pemantauan jentik nyamuk)

12. Sasaran : Masyarakat Lingkungan Balongkrai

13. Tempat : Lingkungan Balongkrai

14. Hari/Tanggal : Jumat, 28 Januari 2022

15. Jam : 08.00 wib

16. Alokasi Waktu : 120 menit

XVII. Latar Belakang

Pencegahan utama demam berdarah dengue terletak pada upaya


mengurangi maupun menghapuskan vektor nyamuk demam berdarah yaitu
Aedes aegypti. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh
masyarakat untuk mencegah timbulnya DBD adalah dengan menggerakan
program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Untuk terlaksananya
program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dimasyarakat, maka
diperlukan sosialisasi secara terus menerus oleh pihak-pihak yang terkait,
terutama oleh petugas- petugas kesehatan yang terlibat dalam wilayah
tersebut.

10
XVIII. Tujuan
1. TUM
Untuk mengetahui perilaku atau cara Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN)
2. TUK
a. Diharapkan dapat mengantisipasi peningkatan kasus DBD
b. Membudayakan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
c. Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)
d. Memotivasi dan membina kesadaran masyarakat untuk menjaga
kebersihan lingkungan

XIX. Metode
3. Door to Door
XX. Media dan Alat
5. Senter
6. Buku Laporan Kegiatan PSN
XXI. Tempat dan Waktu
Kegiatan dilaksanakan pada:
- Hari : Jumat
- Tanggal : 28 Januari 2022
- Pukul : 08.00 wib
- Tempat : Rumah Masyarakat Lingkungan Balongkrai

XXII. Pembagian Tugas


- Penanggung Jawab : Kader
- Leader : Ika Musfiroh
- Fasilitator RT 1 & 2 : Laily Nurrohmah
- Fasilitator RT 3 & 4 : Witdia Anviva
- Fasilitator RT 5 : Khusnul Khotimah
- Fasilitator RT 6 : Dedy Habib

10
XXIII. Kegiatan

Tahap Waktu Kegiatan mahasiswa Kegiatan masyarakat Metode Media


Pendahuluan 2 menit 5. Memberi salam 5. Menjawab Door to door -
salam
6. Memperkenalkan diri
6. Mendengarkan dan
dan menjelaskan kontrak
memperhatikan
waktu
7. Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan pokok
materi yang akan
disampaikan

8. Menggali pengetahuan
audiens tentang
Pemberantas Sarang
Nyamuk
inti 30 menit Menjelaskan materi: 9. Mendengarkan dan Door to door Senter dan Buku
memperhatikan Laporan
1. Pengertian PSN
10. Mendengarkan Kegiatan
dan
2. Penyebab PSN
memperhatikan
3. Tanda dan gejala PSN
11. Mengantarkan
4. Pencegahan PSN mahasiswa dan
kader ke bagian
rumah yang terdapat
tempat
penampungan air
12. Menandatangani
buku laporan
Penutup 1 menit 3. Membalas salam Door to door -
3. Mengucapkan salam
XXIV. Evaluasi

17. Evaluasi

g. Evaluasi struktur
- Jumlah peserta yang hadir penyuluhan minimal 80%
- Penyuluhan menggunakan booklet yang telah disiapkan
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Balai Dusun Lingkungan
Balongkrai
- Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya
h.Evaluasi proses
- Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan
- Peserta mendengarkan penjelasan dengan baik dan berperan secara aktif
dalam penyuluhan
- Selama penyuluhan berlangsung tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat
i. Evaluasi hasil
- Terjadi peningkatan nilai dari pretest ke posttest sebesar 50%

LAMPIRAN II

10
10
LAMPIRAN III

10
10
11
LAPORAN PENDAHULUAN
KERJA BAKTI
1. Latar Belakang
Kerja Bakti adalah suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan bersama-sama untuk
mencapai tujuan Bersama. Kerja bakti adalah salah satu perwujudan nilai gotong royong
yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia. Kerja bakti juga bisa disebut gotong
royong untuk membersihkan lingkungan sekitar rumah/tempat tinggal, dan sekitar
sekolah.

2. Tujuan Kerja Bakti


TUM
Diharapkan dengan adanya kerja bakti di lingkungan Balongkrai menjadi bersih serta
terhindar dari penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang tidak bersih dan sehat.
TUK
m) Meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga kebersihan di lingkungan Balongkrai.
n) Warga dapat melaksanakan kerja bakti secara rutin.
o) Warga dapat merasakan dampak dari lingkungan yang bersih seperti masyarakat
terhindar dari penyakit akibat lingkungan yang tidak bersih.

3. Rencana Kegiatan
a. Topik : Kerja Bakti
b. Sasaran : Masyarakat di Lingkungan Balongkrai
c. Hari / tanggal : Minggu / 06-02-2022
d. Metode : Gotong royong
e. Susunan Acara :

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun laporan pendahuluan

b. Melakukan koordinasi dengan anggota Pokjakes, Kades, dan perangkat


desa

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan kerja bakti mulai di Lingkungan Balongkrai

11
b. Anggota Pokjakes, warga dan mahasiswa melaksanakan kerja bakti bersama –
bersama

4. Evaluasi

1. Evaluasi struktur :

- Mahasiswa melakukan koordinasi dengan kader

- Mahasiswa dapat membagi tugas untuk mengecek jentik-jentik di lingkungan


balongkrai

2. Evaluasi proses

- Masyarakat mampu memahami pentingnya PSN

- Masyarakat mampu melakukan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yaitu 3MPlus
3. Evaluasi Hasil

- Masyarakat mengetahui tujuan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)


- Mampu membina hubungan saling percaya antara masyarakat dan mahasiswa
- Teridentifikasi rumah masyarakat yang ada jentik-jentiknya

11
LAPORAN HASIL KEGIATAN KERJA BAKTI DI DUSUN
BALONGKRAI (RT 01-06)

D. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama tiga hari sebelum pelaksanaan
kegiatan kerja bakti dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 03 februari 2022
mahasiswa pokja kesling di dusun balongkrai dimana pada saat itu mahasiswa
telah melakukan :
a. Membentuk struktur kepanitiaan mahasiswa pokja kesling dan pembagian
tugas, tanggal 03 februari 2022.
b. Koordinasi Bersama Kades, RW, Kader di setiap RT di lingkungan
balongkrai untuk pelaksanaan kerja bakti.
c. Menyiapkan peralatan untuk melakukan kerja bakti.

E. Tahap Proses/Pelaksanaan

j) Pembukaan

1. Kegiatan kerja bakti dilaksanakan dengan metode gotong royong.


k) Acara Inti

1. Melakukan kerja bakti di lingkungan Balongkrai

2. Mahasiswa, Kader, Kades, perangkat desa ,warga melaksanakan kerja bakti

l) Penutup

1. Membersihkan peralatan

F. Hasil

1. Mahasiswa dan masyarakat dapat bekerjasama melaksanakan kerja bakti


2. Masyarakat membersihkan rumah dan lingkungan sekitar
3. Terciptanya lingkungan Balongkrai yang bersih dan sehat

11
LAMPIRAN I

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Bidang Study : Keperawatan Komunitas

2. Pokok Bahasan : Kerja bakti

3. Sub pokok Bahasan : Gotong royong membersihkan lingkungan Balongkrai

4. Sasaran : Masyarakat Lingkungan Balongkrai

5. Tempat : Lingkungan Balongkrai

6. Hari/Tanggal : Jumat, 06 Februari 2022

7. Jam : 07.00 wib

8. Alokasi Waktu : 120 menit

XXV. Latar Belakang

Kerja Bakti adalah suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan bersama-sama
untuk mencapai tujuan Bersama. Kerja bakti adalah salah satu perwujudan nilai gotong
royong yang terkandung dalam ideologi bangsa Indonesia. Kerja bakti juga bisa disebut
gotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar rumah/tempat tinggal, dan sekitar
sekolah.

XXVI. Tujuan
1. TUM
a. Diharapkan dengan adanya kerja bakti di lingkungan Balongkrai menjadi
bersih serta terhindar dari penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan yang
tidak bersih dan sehat.
2. TUK
a. Meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga kebersihan di lingkungan
Balongkrai.
b. Warga dapat melaksanakan kerja bakti secara rutin.

11
c. Warga dapat merasakan dampak dari lingkungan yang bersih seperti
masyarakat terhindar dari penyakit akibat lingkungan yang tidak bersih.

XXVII. Metode
1. Gotong royong
XXVIII. Media dan Alat
1. Sapu
2. Linggis
3. Cangkul
4. Karung
XXIX. Tempat dan Waktu
Kegiatan dilaksanakan pada:
- Hari : Minggu
- Tanggal : 06 Februari 2022
- Pukul : 07.00 wib
- Tempat : Lingkungan Balongkrai

XXX. Pembagian Tugas


- Penanggung Jawab : RW
- Leader : Khusnul Khotimah
- Fasilitator RT 1 & 2 : Witdia Anviva
- Fasilitator RT 3 & 4 : Dedy Habib
- Fasilitator RT 5 : Laily Nurrohmah
- Fasilitator RT 6 : Ika Musfiroh

11
XXXI. Kegiatan

Tahap Waktu Kegiatan mahasiswa Kegiatan masyarakat Metode Media


Pendahuluan 5 menit 9. Membagi tempat untuk 7. Memperhatika Gotong royong -
kerja bakti n
8. Menyiapkan alat
10. Mempersiapkan alat

inti 60 Menit 1. melaksanakan Gotong royong Sapu, linggis,


13. melakukan
gotong royong cangkul, karung
kerja bakti
mulai dari masing-masing
rumah hingga sekitar desa

Penutup 10 menit 4. Membuang sampah Gotong royong -


4. Membuang sampah dan
dan membersihkan
membersihkan alat
alat
XXXII. Evaluasi

j. Evaluasi struktur
- Jumlah masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan yaitu 100%
- Peralatan kerja bakti telah disiapkan sebelum kegiatan dimulai
- Penyelenggaraan kegiatan dilakukan dengan metode gotong royong
- Pengorganisasian dan persiapan kegiatan k e r j a b a k t i dilakukan pada
hari sebelumnya
k. Evaluasi proses

- Kegiatan kerja bakti dimulai tepat waktu

- Masyarakat aktif dalam kegiatan kerja bakti

- Mahasiswa terlibat aktif sesuai dengan perannya


l. Evaluasi hasil

- Mahasiswa dan masyarakat dapat bekerjasama dalam melaksanakan kerja


bakti

- Mampu membina hubungan saling percaya antara masyarakat dan mahasiswa

- Terciptanya lingkungan Balongkrai bersih dan sehat

11
LAMPIRAN II

11
12
LAPORAN PENDAHULUAN BAHAYA GADGET

A. Pengertian
Gadget adalah suatu benda atau barang yang diciptakan khusus di era yang serba maju
ini dengan tujuan untuk membantu segala sesuatu menjadi mudah dan praktis
dibandingkan teknologi-teknologi sebelumnya. Beberapa contoh dari gadget yaitu laptop,
smartphone, ipad, ataupun tablet yang merupakan alat-alat teknologi yang berisi aneka
aplikasi dan informasi mengenai semua hal yang ada di dunia ini
Keberadaan gadget yang merupakan salah satu wujud kemajuan dalam bidang
teknologi baru membuat seseorang yang mampu mengaplikasikannya merasa selangkah
lebih maju dari kondisi sebelumnya. Karena bagaimanapun juga, keberadaannya
mempermudah kehidupan dan memiliki pengaruh yang luar biasa bagi kehidupan.
Semenjak adanya gadget, komunikasi menjadi lebih mudah 12 . Gadget juga dapat
mempengaruhi perilaku sosial seseorang, tergantung bagaimana orang tersebut
memanfaatkan gadget. Apabila orang tersebut dapat memanfaatkannya dengan baik,
gadget bisa sangat membantu dan mempermudah segalanya. Akan tetapi, apabila orang
tersebut menyalahgunakan penggunaannya, maka fungsi gadget yang seharusnya bersifat
mempermudah hubungan sosial atau komunikasi seseorang malah menjadikan hubungan
sosial tersebut semakin buruk hanya karena tidak mau bersilaturrahmi secara langsung
dan sibuk dengan gadget masingmasing ketika sedang berkumpul dengan orang lain
B. Tujuan penyuluhan bahaya gadget
1. Agar anak mengenal masalah kesehatan yang dihadapi dan dirasakan
2. Agar anak sepakat untuk bersama-sama menanggulanginya.
3. Tersusunnya rencana kerja untuk penaggulangan yang disepakati bersama
C. Rencana Kegiatan
Topik : Penyuluhan tentang bahaya gadget
Sasaran : anak anak di dusun Balongkrai Kekurahan Pulorejo
Hari/tanggal : Rabu, 16 Februari 2022
Tempat : Balai dusun Balongkrai
Metode : Presentasi, ceramah dan diskusi
Media : Laptop
Susunan Acara :
a. Pembukaan

12
b. Acara inti
- Pembukaan
- Menjelaskan tujuan kegiatan
- Penyampaian materi
- Tanya jawab
- Penutup
c. Sambutan dan masukan dari :
- Anak di tempat
d. Penutup
- Moderator

LAPORAN HASIL PENYULUHAN TENTANG IMUNISASI

A. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum penyuluhan
tentang bahaya gadget dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 14 Februari
2022 mahasiswa di Dusun Balongkrai di Kelurahan Pulorejo telah melakukan
penyuluhan dimana pada saat itu mahasiswa telah melakukan :
2. Membentuk struktur kepanitiaan dan pembagian tugas, tanggal 14 Februari
2022.
3. Mengkonsultasikan rencana penyuluhan dengan dosen pembimbing
tentang LP bahaya gadget tanggal pelaksanaan , undangan dan pembagian
tugas dari mahasiswa.
4. Menyebar undangan di remaja dusun.

G. Tahap Proses/Pelaksanaan

12
1. Pembukaan
2. Acara inti
- Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
- Penyampaian materi
- Tanya jawab
- Penutup
3. Masukan
- Anak ditempat
4. Penutup
H. Setting

I. Kepanitiaan
Penyaji : Viona S.Kep
Notulen : Anita S.Kep

12
Moderator : Aditya A. S.Kep
Operator : Arifah S.Kep
Seksi – Seksi
Dokumentasi : Alfiyah A.S.Kep
Perlengkapan : Aditya A.S.Kep
Konsumsi :DeviN.S.Kep

J. Hasil
1. Anak dapat mengetahui tentang bahaya gadget
2. Anak mengenal dampak positif dan negatif pemakaian gadget

LAMPIRAN

12
LAPORAN PENDAHULUAN DAN

LAPORAN KEGIATAN BAHAYA MEROKOK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

2021/2022

12
1.1 Latar Belakang
Para remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang
seringkali menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang akan
membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan rokok
di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dari kelakuannya
tersebut.

Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah, masyarakat


atau kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatannya,
sekolahnya dan lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar karena kondisi
emosi mereka yang tidak stabil memebuat mereka melakukan segalah hal untuk
melampiaskan esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi. Hal ini di
sebabakan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok di kalangan sekolah
atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada diri mereka
sehingga mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti kedepanya.

Berdasarkan hasil penelitian, alasan mereka merokok antara lain : coba- coba, ikut-
ikutan, ingin tahu enaknya rokok, kesepian, agar terlihat gaya, meniru orang tua, iseng,
menghilangkan ketegangan, mencari inspirasi, penghilang jenuh, anti mulut asam dan
pencuci mulut, serta kenikmatan.

Kebiasaan merokok diIndonesia sangat memprihatinkan. Setiap saat kita dapat


menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai
penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat
membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga
sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya ( perokok
pasif ). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki

12
resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai
dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun
pasif.

Gangguan kesehatan akibat rokok sangatlah banyak, contohnya kanker,


hipertensi, gangguan jantung dan masih banyak lagi. Oleh karena itu perlu adanya
upaya untuk mengurangi jumlah perokok, khususnya perokok usia dini.

1.2 Tujuan Penyuluhan Bahaya Merokok


1. Agar remaja mengenal tentang bahaya merokok
2. Agar remaja mengetahui tentang apa saja bahaya merokok
1.3 Rencana Kegiatan
Topik : penyuluhan tentang bahaya merokok
Sasaran : Remaja di Lingkungan Balongkrai
Hari/tanggal : Rabu, 09 Februari 2022
Tempat : Rumah Kader RT 1
Metode : Presentasi, ceramah dan diskusi
Media : Laptop, Leaflet
Susunan Acara :
a. Pembukaan
b. Acara inti
- Salam Pembuka
- Menjelaskan tujuan kegiatan
- Presentasi tentang bahaya merokok
- Diskusi / tanya jawab
c. Doa penutup

12
LAPORAN HASIL PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK PADA
REMAJA DI LINGKUNGAN BALONGKRAI

K. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum penyuluhan
bahaya merokok dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 09 Februari 2022
mahasiswa di Kelurahan Pulorejo telah melakukan penyuluhan dimana pada saat
itu mahasiswa telah melakukan :
1. Membentuk struktur kepanitiaan penyuluhan dan pembagian tugas, tanggal
07 Februari 2022.
2. Mengkonsultasikan rencana penyuluhan dengan dosen pembimbing
tentang LP dan SAP bahaya merokok, tanggal pelaksanaan , undangan dan
pembagian tugas dari mahasiswa
3. Menyebar undangan di kader lalu dibagikan kepada remaja yang ada di
lingkungan Balongkrai..

L. Tahap Proses/Pelaksanaan

m)Pembukaan/salam
n) Acara inti:

1. Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan bahaya merokok

2. Mepresentasikan materi tentang bahaya merokok

3. Diskusi / tanya jawab

o) Penutup dan doa

F. Setting

Laptop

Co
leader
Lead
er
12
f
a
s

Ob
s.

G. Kepanitiaan
Pelindung : Kepala Desa
Penanggung jawab :
- Pembimbing Akademik
- Kepala Desa

Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes bina sehat


PPNI Mojokerto

Leader : Anita Rina S.Kep

Co Leader : Alfiyah Atika Novita S.Kep

Penyaji : Aprilia Dwi A. S.Kep

Fasilitator 1 : Aditya Arnofa S.Kep

Fasilitataor 2 : Devi Novitasari S.Kep

Notulen : Rivaldo Imam S. S.Kep

Moderator : Anita Rina S.Kep

Seksi – Seksi
Dokumentasi : Alfiyah Atika N. S.Kep
Perlengkapan : Aditya Arnofa S.Kep
Konsumsi : Rivaldo Imam S. S.Kep

12
M. Hasil

1. Pada penyuluhan kali ini yaitu penyuluhan promosi kesehatan tentang bahaya
merokok di kalangan remaja khususnya pada anak anak Sekolah Menengah
karena kebiasaan ini sangatlah sulit untuk di hilangkan seperti budaya yang
sudah melekat pada remaja jaman sekarang. Penyuluhan ini diadakan di salah
dusun Balongkrai. Adapun waktu penyuluhan promosi kesehatan tentang
bahaya merokok ini dilaksanakan pada hari Rabu 09 Februari 2022.

2. Para remaja sangat antusias mengikuti penyuluhan yang diadakan dan dapat
mengikuti acara dari awal sampai selesai dengan baik.

3. Adanya feedback yang baik saat dilakukannya diskusi.

4. Remaja sudah mulai mengetahui tentang bahaya merokok.

LAMPIRAN

13
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN
KESEHATAN “BAHAYA MEROKOK”

Masalah : Kebiasaan Buruk


Pokok Bahasan : Bahaya Merokok
Sasaran : Remaja di lingkungan Balongkrai

Waktu : 30 menit

Tanggal : 09 februari 2022

Tempat : Rumah Kader Rt 01 Lingkungan Balongkrai

1. LATAR BELAKANG

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam


kehidupan sehari-hari, sehingga dimanapun tempat selalu ditemukan orang
merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tuastatus
kaya atau miskin tanpa terkecuali. Padahal sebagian besar masyarakat sudah
mengetahui bahaya dari merokok namun pada kenyataannya merokok telah
menjadi kebudayaan (Tarwoto, dkk, 2010).
Di masa sekarang ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang
sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan
kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak
buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Para perokok
sudah mengetahui akan dampak dan bahaya merokok, namun masih tetap saja
melakukan aktivitas tersebut. Berbagai pihak sudah sering mengeluhkan
ketidak nyamanannya ketika berdekatan dengan orang yang merokok, terbukti
bahwa bahaya merokok bukan saja milik perokok tetapi juga berdampak pada
orang - orang disekelilingnya (Permathic, 2012).
Dalam rokok terkandung tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat
kimia yang dikeluarkan ini terdiri komponen gas (85%) dan partikel. Nikotin,
gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,
ortokresol, dan perylene adalah sebagian dari beribu ribu zatdi dalam rokok.
13
Rokok merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan yang
banyak dialami oleh masyarakat. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa
kebiasaan merokok dapatmeningkatkan resiko timbulnya berbagai macam
penyakit seperti penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, kanker paru-
paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esofagus, bronkhitis, tekanan
darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Meskipun masyarakat mengetahui mengenai bahaya rokok bagi kesehatan,
angka konsumsi rokok di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Bahaya
rokok tidak hanya dirasakan oleh si perokok tetapi juga dirasakan oleh
Secondhand-Smokeatau yang biasa disebut dengan perokok pasif, yaitu orang-
orang yang berada disekitarperokok aktif sehingga turut menghirup berbagai
senyawa kimia yang terkandung dalam asap rokok (Rusip, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO),tembakau membunuh lebih
dari 5 juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta orang
sampai tahun 2020,dari jumlah itu 70% korban berasal dari negara berkembang
yang didominasi oleh kaum laki-laki sebesar 700 juta terutama di Asia. WHO
memperkirakan 1,1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas yaitu
sepertiga dari total penduduk dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-5
dalam konsumsi rokok di dunia setelah China, Amerika Serikat, Jepang dan
Rusia (Tarwoto, dkk, 2010).
Bahkan saat ini bukan hanya orang dewasa saja yang aktif merokok
namun sudah banyak terlihat anak- anak dengan seragam SMP bahkan SD
mulai merokok di kota - kota besar di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari
peran serta orang dewasa yang merokok. Berbagai kandungan zat yang
terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya,
masalah ini masih sulit diselesaikan hingga saat ini. Berbagai dampak dan
bahaya merokok sebenarnya sudah dipublikasikan kepada masyarakat, namun
kebiasaan merokok masyarakat Indonesia masih sulit untuk dihentikan,
terbukti dari data WHO pertumbuhan rokok Indonesia pada periode 2000-2008
adalah 0.9 % per tahun (Triyono, 2009).
Menurut PP. No. 19 (2003) mengatakan bahwa tingkat kematian akibat
kebiasaan merokok di Indonesia telah mencapai 57.000 orang pada setiap

13
tahunnya dan mencapai 4.000.000 kematian di dunia setiap tahunnya. Pada
tahun 2030 diperkirakan tingkat kematian akibat konsumsi tembakau akan
mencapai 10.000 orang tiap tahunnya, dengan sekitar 70% terjadi di negara-
negara berkembang termasuk Indonesia (Saktyoati, 2008).

2. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami


tentang bahaya merokok dan berusaha untuk menghindarinya.
2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit


diharapkan:
a. Menyebutkan pengertian Merokok

b. Menyebutkan kandungan kimia dalam rokok

c. Menyebutkan dampak fisikologis merokok terhadap fungsi kerja


organ tubuh
d. Menyebutkan cara menghindari dan menghentikan kebiasaan
merokok
e. Menyebutkan saran bagi bukan perokok dan perokok

3. MATERI

Terlampir

4. METODE

Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi/tanya jawab.

5. MEDIA

Media yang digunakan adalah PPT , dan leaflet


13
6. KEGIATAN

Langkah-
langkah Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
Pendahuluan 5 menit Pendahuluan
 Menjawab salam
 Memberi salam
 Memberi salam
 Memberi
pertanyaan  Menyimak
apersepsi
 Menyimak
 Mengkomunikasik
a n pokok bahasan
 Mengkomunikasika

n tujuan
Penyajian 15 menit Kegiatan Inti
 Menyimak
 Memberikan
penjelasan tentang  Bertanya
Bahaya Merokok
 Memperhatikan
 Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
 Menjawab
pertanyaan dari
Peserta
Penutup 5 menit Penutup

 Menyimpulkan  Memperhatikan

materi penyuluhan  menjawab


 Memberikan
evaluasi secara
lisan
 Memberikan salam

Penutup
13
7. EVALUASI

1. Menyebutkan pengertian Merokok

2. Menyebutkan 3 kandungan kimia paling berbahaya dalam rokok

3. Menyebutkan 5 dari 9 dampak fisikologis merokok terhadap fungsi


kerja organ tubuh
4. Menyebutkan cara menghindari dan menghentikan kebiasaan merokok

5. Menyebutkan saran bagi bukan perokok dan perokok.

13
Lampiran Materi

BAHAYA MEROKOK

A. Pengertian Merokok

Merokok adalah kegiatan yang membakar rokok dan atau mengisap asap
rokok. Merokok merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan dan
penyebab kematian.(Kemendikbud, 2014).
Perokok Aktif Adalah orang yang menghisap rokok secara langsung
melalui mulut
Perokok Pasif Adalah orang yang berada di sekitar perokok aktif yang
turut menghisap asap rokok bukan hasil pembakaran rokoknya sendiri
melainkan asap sampingan dan asap rokok yang dihembuskan keluar dari
perokok aktif.
B. Kandungan Kimia dalam Rokok

Asap rokok diperkirakan mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia,


yang secara farmakologis terbukti aktif, beracun, dapat menyebabkan mutasi
(mutagenic), dan kanker (carcinogenic). Tiga racun utama dalam rokok,
yaitu nikotin, tar dan karbon monoksida (Sugito, 2007).
1. Nikotin

Nikotin, senyawa kimia yang secara alami ditemukan pada tembakau,


merupakan senyawa kimia adiktif (yang mampu menyebabkan
kecanduan). Seiring dengan berjalannya waktu, tubuh akan semakin
tergantung secara fisik dan psikologis terhadap nikotin. Selain menjadi
“biang kerok” ketagihan pada manusi, nikotin sejak dulu juga sering
digunakan sebagai insektisida (bahan kimia beracun yang digunakan
untuk membunuh serangga).
Nikotin memproduksi perasaan senang yang membuat para perokok
ingin terus-terusan merokok. Setelah sistem saraf beradaptasi dengan
nikotin, perokok cenderung menambah jumlah batang rokok yang

13
dihisap. Akibatnya, kadar nikotin dalam darah juga ikut meningkat.
Dosis 30-60 mg dari nikotin dianggap sebagai dosis yag mematikan pada
manusia. Nikotin adalah salah satu racun yang bekerja sangat cepat.
Saat menghirup asap rokok, nikotin turut masuk kedalam paru-paru,
kemudian diabsorbsi secara cepat kedalam darah, dan menyebar
keseluruh tubuh. Nikotin memengaruhi banyak organ, termasuk jantung
dan pembuluh darah, sistem hormon, metabolisme, dan otak.
Efek ketagihan dari nikotin berasal dari fungsinya dalam merangsang
pembentukan dopamine (senyawa kimia pada otak yang menimbulkan
perasaan senang). Penelitian terkini menunjukkan bahwa pemakaian
nikotin dalam waktu lama akan menurunkan kemampuan otak untuk
mengenali perasaan “senang yang sesungguhnya”. Oleh karena itu, para
perokok biasanya menambah batang rokok yang disulut setiap harinya
untuk memperoleh kenikmatan yang sama seperti saat pertama kali
merokok.
Saat seorang perokok berusaha mengurangi atau menghentikan kebiasaan
merokoknya, ketiadaan nkotin bisa menimbulkan efek ketagihan. Efek
ketagian ini bisa muncul dalam dua sisi, yakni mental dan fisik. Gejala
ketagihan yang muncul biasanya berupa hal-hal berikut.
a. Pusing (hanya bertahan sekitar 1-2 hari setelah berhenti merokok)

b. Depresi

c. Merasa frustasi dan mudah marah

d. Sulit tidur, termasuk sulit terlelap,atau tetap terlelap namun akan


mengalami mimpi buruk
e. Perasaan lelah yang tidak kunjung hilang

f. Peningkatan nafsu makan

Secara umum, nikotin dan sampingannya akan tetap berada dalam tubuh
selama 3-4 hari setelah berhenti.
2. Tar

Tar dideskripsikan sebagai bahan partikulat (bahan padat halus yang


berukuran lebih kecil dari debu) yang turut masuk kedalam tubuh saat
perokok menghisap asap rokok dari dalam lintingan rokok yang menyala.
13
Setiap partikel tar merupakan komposisi dari bahan kimia organik dan
anorganik. Sebagian besar berupa nitrogen, oksigen, hydrogen,
karbondioksida, karbonmonoksida, dan bahan-bahan kimia organik lain
yang mudah menguap.
Tar merupakan bahan kimia yang menjadi penyebab noda kuning
kecoklatan pada kuku dan gigi para perokok. Selain itu, tar juga dapat
membuat flek pada paru-paru. Benzopyrene (senyawa polycyclic
aromatic hydrocarbon) adalah salah satu zat karsinogen (zat penyebab
kanker) yang terkandung dalam tar.
3. Karbon monoksida (CO)

Gas berbahaya ini seharusnya hanya ada dalam pembuangan asap


kendaraan. Namun, dengan adanya sumbangan dari para perokok, gas
yang juga dapat berikatan kuat dengan haemoglobin darah ini menjadi
lebih banyak di udara dan di dalam tubuh manusia. Dengan adanya
karbon monoksida (CO) yang berikatan dengan haemoglobin darah,
maka jantung seorang perokok yang memerlukan lebih banyak oksigen
ternyata mendapat oksigen lebih sedikit. Ini akan menyebabkan
bertambahnya risiko penyakit jantung dan paru-paru, serta penyakit
saluran nafas. Selain sesak nafas, batuk terus-menerus, stamina serta
daya tahan tubuh si perokok juga berangsur-angsur akan menurun.
Terganggunya sistem peredaran darah normal, yaitu dengan adanya gas
karbon monoksida pada darah, juga akan mengakibatkan rusaknya
pembuluh darah sebagai distributor aliran darah. Akan terdapat endapan-
endapan lemak sehingga pembuluh darah akan tersumbat. Hal ini
meningkatkan lagi risiko terkena serangan jantung ataupun mati
mendadak (Sugito, 2007).

C. Dampak Fisikologis Merokok terhadap Fungsi Kerja Organ Tubuh


Rokok bukan hanya menyebabkan kanker paru, penyakit jantung, dan
masalah kesehatan yang serius. Di bawah ini ada beberapa dampak akibat
merokok yang jarang dipublikasikan, mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki (Kemendikbud, 2014).

13
1. Dampak Terhadap Rambut

Rokok memperlemah sistem kekebalan, sehingga tubuh lebih rentan


terhadap penyakit, seperti lupus; erythernatosus, yang menyebabkan
rambut rontok. Dampak lain, sariawan mulut dan erupsi cutan (bintik
merah) di wajah, kulit kepala dan tangan.
2. Dampak Terhadap Mata

Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisi mata, karena perokok


mempunyai resiko 40% lebih tinggi terkena katarak, yaitu buramnya atau
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan
menyebabkan kebutaan. Rokok dapat menyebabkan katarak, dengan cara
mengiritasi mata dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh
aliran darah sampai ke mata.
3. Dampak Terhadap Kulit

Merokok dapat menyebabkan penuaan dini kepada kulit karena


merusaknya protein yang berguna untuk berjaga ekstisitas kulit,
terkikisnya vitamin A dan terhambatnya aliran darah. Kulit perokok
menjadi kering dan keriput terutama di daerah bibir dan mata. Perokok
dua sampai tiga kali lebih mudah terkena Psioriasis, suatu proses
pembengkakan/inflamasi kulit yang terasa gatal dan meninggalkan
guratan merah yang menjadi faktor terjadinya kanker kulit.
4. Dampak Terhadap Pendengaran

Karena tembakau menyebabkan timbulnya flek atau atau endapan pada


dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke
dalam telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran dari
yang tidak merokok atau lebih mudah kehilangan karena infeksi telinga
atau suara yang keras. Lebih berisiko untuk terkena infeksi telinga bagian
tengah yang dapat mengarah pada komplikasi yang lebih jauh, seperti
manginitis, dan paralis wajah. Bagi perokok resikonya tiga kali lebih
besar dibandingkan dengan yang tidak merokok.
5. Dampak Terhadap Gigi

13
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimia dalam mulut, membentuk
flek yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning, dan terjadi
karies/lobang gigi. Perokok beresiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali
lipat.
6. Dampak Terhadap Sistem Pernapasa

Bahan kimia yang dihisap dari asap rokok merangsang permukaan sel
saluran pernapasan, sehingga menyebabkan keluar lendir atau dahak.
Pada perokok, buluh getar saluran pernapasan oleh asap rokok, sehingga
lendir bertahan di saluran pernapasan yang menyebabkan bakteri
berkembang yang akan menyebabkan bronkhitis kronis. Partikel dalam
asap rokok akan mengendap, yang menjadi sumber rangsangan kronis
dinding saluran pernapasan akan merubah sel paru menjadi pra kanker
yang akhirnya menjadi kanker paru. Penyebab emphysema, yaitu
pelebaran dan rusaknya kantung udara pada paru-paru yang menurun
kapasitas paru-paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan CO2.
7. Dampak Terhadap Tulang

Karbon monoksida, yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada
asap rokok lebih mudah terikat dalam darah dari pada oksigen, sehingga
kemampuan udara turun sampai 15% pada perokok, sehingga
menyebabkan para perokok tulangnya berkurang dan menjadi lebih
mudah patah/retak, penyembuhannya 80% lebih lama.
8. Dampak Terhadap Jantung dan Pembuluh Darah

Gas karbon monoksida yang dihisap dari asap rokok akan menurunkan
kapasitas sel darah merah mengangkut oksigen yang diperlukan jaringan
tubuh. Satu di antara tiga kematian di dunia diakibatkan penyakit
kardiovaskuler dan pemakaian tembakau adalah salah satu faktor resiko
terbesar untuk penyakit jantung.
Kemampuan darah 200 kali lebih besar mengikuti karbonmonoksida
dibanding oksigen, sehingga otak kekurangan oksigen, yang sering
ditandai dengan nafas pendek dan dangkal. Terjadinya inflamasi pada
arteri vena dan syaraf utama kaki yang mengakibatkan terhambatnya

14
aliran darah dan bila dibiarkan tanpa perawatan akan mengarah ke
gangren (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.

9. Dampak Terhadap Sistem Pencernaan

Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang


menyebabkan tukak lambung, juga meminimilisasi kemampuan
lambung untuk menetralkan asam lambung setelah makan sehingga akan
menggerogoti dinding lambung. Tukak lambung yang diderita para
perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.
10. Dampak Terhadap Uterus Wanita

Rokok dapat menyebabkan kanker leher rahim dan uterus, juga


menyebabkan timbulnya masalah kesuburan pada wanita dan berbagai
komplikasi selama masa kehamilan serta kelahiran bayi. Merokok
selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan
berat badan rendah dan masalah kesehatan sesudahnya.
Kegagalan kehamilan/abortus terjadi 2 – 3 kali lebih besar pada wanita
perokok, karena kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang
abnormal karena tercemar oleh karbon monoksida dan nikotin sehingga
kematian bayi mendadak.
11. Dampak Terhadap Bukan Perokok

Rokok yang dibakar mengeluarkan dua kali lebih banyak dibandingkan


dengan asap yang dihisap oleh perokok, yaitu pada kadar karbon
monoksida sampai empat kali lebih tinggi.
12. Dampak Terhadap Jari-jari dan Kuku

Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku
perokok sehingga menimbulkan warna kuning kecoklatan. Semua ini
terjadi karena pengaruh bahan-bahan dalam asap rokok seperti gas CO,
nikotin, tar dan lain-lainnya.
13. Dampak Bagi Perokok Pasif

Risiko mendapatkan penyakit bagi perokok pasif tetap cukup tinggi


misalnya : kanker paru, penyakit jantung koroner, gangguan perkembangan
janin bagi ibu hamil yang suaminya perokok serta gangguan pernapasan
14
lainnya. sedangkan bagi anak-anak yang terpapar asap rokok dapat timbul
bronchitis, pneumonia, infeksi telinga dan memperburuk kondisi penyakit
asma.
D. Cara Menghindari dan Menghentikan Kebiasaan Merokok

Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita


menanamkan keyakinan yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan
pernah menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Kita harus terbiasa untuk
bersikap asertif, untuk tetap mengatakan tidak pada rokok. Apabila telah
mampu kita terapkan, maka teman sebaya atau kelompok kita bisa dijadikan
kader pendidik sebaya.
Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan
merokok bukanlah suatu hal yang mustahil. Apabila remaja meninggalkan
kebiasaan merokok hari ini, maka badan akan terbebas dari nikotin dalam
masa 8 jam. Setelah satu minggu efek dari kebiasaan merokok tersebut akan
hilang. Lama-kelamaan, tubuh akan memperbaiki kerusakannya akibat
tembakau dan bahan kimia lain yang pada rokok. Menghentikan kebiasaan
merokok, bisa tetap dilakukan, antara lain dengan cara sebagai berikut.
1. Berhenti secara mendadak

Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok,
karena pengaruhnya terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun,
hanya ada satu hal yang sama diantara mantan perokok yang berhasil,
yaitu mereka semua memang berkeinginan untuk berhenti merokok.
Sebagaian besar, perokok memilih cara ini untuk menghentikan
kebiasaannya. Cara ini bisa dipilih sebagai salah satu alternatif.
2. Cara menunda secara perlahan

Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang
pertama sehingga anda tetap dapat bertahan tanpa rokok. Atau anda bisa
menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit, sampai
anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.
3. Cara mengurangi

Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang anda
hisap setiap merokok. Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa

14
dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai dari hitungan satu batang,
dua batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya, atau
bahkan mengurangi sepenuhnya.
4. Tidak mengikuti kebiasaan perokok

Pada umumnya, merokok identik dengan minum kopi ataupun minuman


keras. Apabila seseorang mengkonsumsi kopi ataupun minuman
beralkohol, maka biasanya dilengkapi dengan sebatang atau sebungkus
rokok. Dengan mengurangi atau sama sekali tidak mengkonsumsi kopi
atau minuman beralkohol secara berlebihan, maka keinginan untuk
merokok bisa dikurangi.
5. Pengalihan aktivitas

Biasanya, remaja mulai merokok karena ada waktu yang tersisa. Pada
waktu tersebut bisa dilakukan aktivitas-aktivitas lain, yang tentunya lebih
positif, untuk menghindari kebiasaan merokok. Bagi perokok yang ingin
berhenti, alternatif ini juga bisa ditempuh setiap anda ingin merokok.
Misalnya, melakukan aktivitas-aktivitas yang anda senangi, mulai dari
berolah raga, rekreasi bersama teman, membaca majalah atau komik
kesukaan, bermain atau mendengarkan musik, mengikuti kegiatan
organisasi remaja, seperti OSIS di sekolah-sekolah, organisasi
kemahasiswaan di kampus, hingga mengerjakan tugas bersama teman-
teman kelompok belajar. Tentunya hal ini akan berhasil apabila kondisi
keluarga dan tempat bergaul saling mendukung untuk mengurangi atau
bahkan menghentikan sama sekali kebiasaan merokok remaja. Tentu
masih banyak cara lain yang bisa dilirik untuk mengalihkan kebiasan
merokok. Yang terpenting, kebiasaan merokok tetap dialihkan pada
aktivitas lain yang positif dan bermanfaat.
6. Menanamkan sikap asertif pada diri serta pemahaman akan dampak
negatif rokok terhadap kesehatan
Sikap tegas untuk tidak merokok atau memang akan menghentikan sama
sekali kebiasaan ini, sangat diperlukan untuk menunjang upaya berhenti
merokok. Dengan pemahaman yang cukup tentang berbagai dampak
negatif merokok bagi kesehatan, akan semakin menambah keyakinan

14
serta motivasi diri untuk tetap berusaha menghentikan kebiasaan
merokok. Secara berangsur-angsur, pemahaman ini akan semakin kuat
karena setiap kita mulai terbiasa berhenti merokok, akan terasa
manfaatnya.
7. Konsumsi makanan dengan menu seimbang

Menu seimbang adalah seperangkat makanan yang mengandung hampir


seluruh zat makanan yang diperlukan tubuh. Terdiri dari nasi, sayur-
sayuran, lauk-pauk, buah-buahan, air, serta dilengkapi dengan susu.
Sayur dan buah-buahan serta air mineral mengandung antioksidan yang
dapat mengurangi efek negatif bahan kimia pada rokok. Nasi, lauk-pauk
dan susu pun memiliki sejumlah vitamin, mineral, protein, serta serat
yang diperlukan tubuh.Untuk menambah keinginan mengkonsumsi menu
ini, bisa disiasati dengan tampilan menu yang menarik. Potongan lauk-
pauk ataupun sayuran bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga
menarik bentuknya. Buah-buahan tertentu juga bisa dikonsumsi dalam
bentuk jus buah segar.
8. Membentuk kelompok sebaya

Kelompok ini bisa dibentuk berdasarkan kesamaan prinsip para remaja,


yaitu terdiri dari sekelompok remaja yang sama-sama menginginkan
berhenti merokok. Selain memberi ruang yang cukup bagi para remaja
yang ingin berhenti merokok, kelompok ini juga bisa menampung segala
permasalahan yang dialami remaja, khususnya yang berkaitan dengan
upaya menghentikan kebiasaan merokok. Kelompok ini bisa dikepalai
oleh seorang pendidik ataupun kolsultan yang mampu menggerakkan dan
menampung remaja yang ingin berhenti merokok, misalnya psikiater
ataupun mahasiswa yang peduli. Secara berangsur-angsur, kelompok ini
akan menghasilkan remaja-remaja yang benar-benar telah terbebas dari
kebiasan merokok, sehingga hal ini akan berguna bagi remaja yang lain
yang mempunyai keinginan yang sama untuk berhenti merokok. Apabila
kelompok semacam ini mendapat perhatian khusus dari pihak yang
berwenang, dan diberi kemudahan atau fasilitas tertentu, maka lama-

14
kelamaan akan dihasilkan kader pendidik sebaya yang semakin
bertambah dan tentunya semakin bermanfaat.

9. Senantiasa berdoa

Upaya sekeras apapun tidak akan pernah membuahkan hasil, apabila


tidak diikuti dengan doa. Selain bisa menambah keyakinan diri, doa bisa
memberikan semacam kekuatan pelindung, terutama bagi remaja
perokok untuk tetap melanjutkan upaya berhenti merokok, dan tidak akan
pernah merokok lagi. Selain itu, dukungan keluarga, serta teman-teman
dan masyarakat sekitar akan sangat membantu remaja untuk
menghentikan kebiasaan merokok.

Masih banyak terdapat cara-cara lain yang bisa ditempuh untuk berhenti
merokok. Remaja juga bisa memilih waktu yang tepat untuk mulai berhenti.
Anda boleh memilih hari atau tanggal tertentu yang bermakna dalam hidup
anda, misalnya hari ulang tahun, tahun baru, atau hari-hari lain, seperti bulan
Ramadhan, Galungan atau hari-hari besar lainnya. (Sugito, 2007).

E. Saran Bagi Bukan Perokok dan Perokok

1. Bagi yang belum pernah merokok jangan memulainya dan jangan sekali-
kali mencoba.
2. Merokok jelas-jelas dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan
tidak hanya bagi perokok tapi juga bagi orang lain, seperti banyak
dibuktikan oleh para peneliti.
3. Banyak fakta menunjukan bahwa merokok membebani ekonomi keluarga.

4. Berhentilah merokok karena berhenti merokok sangat mudah


caranya, yang penting niat.
5. Jika sayang pada diri sendiri, pada keluarga, peduli dengan orang-orang
sekitar dan juga lingkungan, jangan merokok!
6. Jauh lebih baik belanja hal-hal yang membuat lebih sehat baik jasmani
maupun rohani. (Kemendikbud, 2014)

14
F. Langkah – Langkah Berhenti Merokok

1. Tekadkan dalam hati untuk berhenti merokok

2. Catat berapa batang rokok yang dihisap dalam sehari dan catat
kapan serta dalam situasi bagaiman anda merokok
3. Ubah situasi tersebut dengan hal yang lebih baik

 bosan ~ lakukan tugas yang tertunda

 sulit konsentrasi ~ gigit - gigitlah tusuk gigi, kayu manis,


wortel, timun dll
 istirahat sejenak ~ minumlah segelas air jeruk

 setelah makan ~ jalan-jalan, membaca majalah dll.

4. Carilah hobi, kesibukan yang disenangi segera setelah berhenti merokok

5. Beritahu keluarga dan mintalah dukungan

6. Jauhkan diri dari lingkungan perokok

14
APA ITU ROKOK?
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES BINA SEHAT PPNI Rokok adalah salah satu zat adiktif
KABUPATEN MOJOKERTO yang bila digunakan menyebabkan
2021/2022 bahaya
kesehatan bagi individu maupun
masyarakat.

POKJA REMAJA
LINGK. BALONGKRAI KEL.
PULOREJO
 Karbon monoksida adalah zat
yang mengikat hemoglobin
dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat

 Tar adalah substansi oksigen

hidrokarbon yang bersifat


lengket dan menempel

pada paru-paru.
1. 14x menderita kanker paru-
 Nikotin adalah zat adiktif
paru, mulut, dan tenggorokan
yang mempengaruhi syaraf
dan peredaran darah. 2. 4x menderita kanker
esophagus 3. 2x kanker
kandung kemih

4. 2x serangan jantung

5. Rokok juga meningkatkan


resiko kefatalan bagi
6.
penderita pneumonia dan
gagal jantung, serta tekanan
darah tinggi.
 

1. Analisis kebiasaan 2. Susun daftar alasan

3. Langsung berhenti merokok 4. Waspada pada hari-


hari awal 5. Nikmati hidup
6. Konsumsi rendah kalori

TUBUH SEORANG PEROKOK


 Pengaruh
orang lain SEGERA BERHENTI
dan teman  MEROKOK
SEBELUM ROKOK
 Faktor
MENGHENTIKAN
kepribadian
ANDA
 Pengaruh
iklan
DOKUMENTASI

15
LAPORAN PENDAHULUAN

1.4 Latar Belakang


Para remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang
seringkali menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang akan
membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan rokok
di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dari kelakuannya
tersebut.

Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah, masyarakat


atau kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatannya,
sekolahnya dan lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar karena kondisi
emosi mereka yang tidak stabil memebuat mereka melakukan segalah hal untuk
melampiaskan esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi. Hal ini di
sebabakan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok di kalangan sekolah
atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada diri mereka
sehingga mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti kedepanya.

1.5 Tujuan Penyuluhan Bahaya Merokok


3. Agar remaja mengenal tentang bahaya merokok
4. Agar remaja mengetahui tentang apa saja bahaya merokok
1.6 Rencana Kegiatan
Topik : penyuluhan tentang bahaya merokok
Sasaran : Remaja di Lingkungan Balongkrai
Hari/tanggal : Rabu, 09 Februari 2022
Tempat : Rumah Kader RT 1
Metode : Presentasi, ceramah dan diskusi
Media : Laptop, Leaflet
Susunan Acara :

15
a. Pembukaan
b. Acara inti
- Salam Pembuka
- Menjelaskan tujuan kegiatan
- Presentasi tentang bahaya merokok
- Diskusi / tanya jawab
c. Doa penutup

15
LAPORAN HASIL PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK PADA
REMAJA DI LINGKUNGAN BALONGKRAI

N. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum penyuluhan
bahaya merokok dengan rincian sebagai berikut : Pada tanggal 09 Februari 2022
mahasiswa di Kelurahan Pulorejo telah melakukan penyuluhan dimana pada saat
itu mahasiswa telah melakukan :
1. Membentuk struktur kepanitiaan penyuluhan dan pembagian tugas, tanggal
07 Februari 2022.
2. Mengkonsultasikan rencana penyuluhan dengan dosen pembimbing
tentang LP dan SAP bahaya merokok, tanggal pelaksanaan , undangan dan
pembagian tugas dari mahasiswa
3. Menyebar undangan di kader lalu dibagikan kepada remaja yang ada di
lingkungan Balongkrai..

O. Tahap Proses/Pelaksanaan

p) Pembukaan/salam
q) Acara inti:

1. Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan bahaya merokok

2. Mepresentasikan materi tentang bahaya merokok

3. Diskusi / tanya jawab

r) Penutup dan doa

H. Setting

Laptop

Co
leader
Lead
er
15
f
a
s

Ob
s.

I. Kepanitiaan
Pelindung : Kepala Desa
Penanggung jawab :
- Pembimbing Akademik
- Kepala Desa

Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes bina sehat


PPNI Mojokerto

Leader : Alfiyah Atika Novita S.Kep

Co Leader : Anita Rina S.Kep

Penyaji : Aprilia Dwi A. S.Kep

Fasilitator 1 : Aditya Arnofa S.Kep

Fasilitataor 2 : Devi Novitasari S.Kep

Notulen : Rivaldo Imam S. S.Kep

Moderator : Alfiyah Atika Novita S.Kep

Seksi – Seksi
Dokumentasi : Anita Rina. S.Kep
Perlengkapan : Aditya Arnofa S.Kep
Konsumsi : Rivaldo Imam S. S.Kep

15
P. Hasil

5. Pada penyuluhan kali ini yaitu penyuluhan promosi kesehatan tentang bahaya
merokok di kalangan remaja khususnya pada anak anak Sekolah Menengah
karena kebiasaan ini sangatlah sulit untuk di hilangkan seperti budaya yang
sudah melekat pada remaja jaman sekarang. Penyuluhan ini diadakan di salah
dusun Balongkrai. Adapun waktu penyuluhan promosi kesehatan tentang
bahaya merokok ini dilaksanakan pada hari Rabu 09 Februari 2022.

6. Para remaja sangat antusias mengikuti penyuluhan yang diadakan dan dapat
mengikuti acara dari awal sampai selesai dengan baik.

7. Adanya feedback yang baik saat dilakukannya diskusi.

8. Remaja sudah mulai mengetahui tentang bahaya merokok.

15
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN


KESEHATAN “BAHAYA MEROKOK”

Masalah : Kebiasaan Buruk


Pokok Bahasan : Bahaya Merokok
Sasaran : Remaja di lingkungan Balongkrai

Waktu : 30 menit

Tanggal : 09 februari 2022

Tempat : Rumah Kader Rt 01 Lingkungan Balongkrai

3. LATAR BELAKANG

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam


kehidupan sehari-hari, sehingga dimanapun tempat selalu ditemukan orang
merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tuastatus
kaya atau miskin tanpa terkecuali. Padahal sebagian besar masyarakat sudah
mengetahui bahaya dari merokok namun pada kenyataannya merokok telah
menjadi kebudayaan (Tarwoto, dkk, 2010).
Di masa sekarang ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang
sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan
kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak
buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Para perokok
sudah mengetahui akan dampak dan bahaya merokok, namun masih tetap saja
melakukan aktivitas tersebut. Berbagai pihak sudah sering mengeluhkan
ketidak nyamanannya ketika berdekatan dengan orang yang merokok, terbukti
bahwa bahaya merokok bukan saja milik perokok tetapi juga berdampak pada
orang - orang disekelilingnya (Permathic, 2012).
Dalam rokok terkandung tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat
kimia yang dikeluarkan ini terdiri komponen gas (85%) dan partikel. Nikotin,
15
gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,
ortokresol, dan perylene adalah sebagian dari beribu ribu zatdi dalam rokok.

15
Rokok merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan yang
banyak dialami oleh masyarakat. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa
kebiasaan merokok dapatmeningkatkan resiko timbulnya berbagai macam
penyakit seperti penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, kanker paru-
paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esofagus, bronkhitis, tekanan
darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Meskipun masyarakat mengetahui mengenai bahaya rokok bagi kesehatan,
angka konsumsi rokok di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Bahaya
rokok tidak hanya dirasakan oleh si perokok tetapi juga dirasakan oleh
Secondhand-Smokeatau yang biasa disebut dengan perokok pasif, yaitu orang-
orang yang berada disekitarperokok aktif sehingga turut menghirup berbagai
senyawa kimia yang terkandung dalam asap rokok (Rusip, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO),tembakau membunuh lebih
dari 5 juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta orang
sampai tahun 2020,dari jumlah itu 70% korban berasal dari negara berkembang
yang didominasi oleh kaum laki-laki sebesar 700 juta terutama di Asia. WHO
memperkirakan 1,1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke atas yaitu
sepertiga dari total penduduk dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-5
dalam konsumsi rokok di dunia setelah China, Amerika Serikat, Jepang dan
Rusia (Tarwoto, dkk, 2010).
Bahkan saat ini bukan hanya orang dewasa saja yang aktif merokok
namun sudah banyak terlihat anak- anak dengan seragam SMP bahkan SD
mulai merokok di kota - kota besar di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari
peran serta orang dewasa yang merokok. Berbagai kandungan zat yang
terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya,
masalah ini masih sulit diselesaikan hingga saat ini. Berbagai dampak dan
bahaya merokok sebenarnya sudah dipublikasikan kepada masyarakat, namun
kebiasaan merokok masyarakat Indonesia masih sulit untuk dihentikan,
terbukti dari data WHO pertumbuhan rokok Indonesia pada periode 2000-2008
adalah 0.9 % per tahun (Triyono, 2009).
Menurut PP. No. 19 (2003) mengatakan bahwa tingkat kematian akibat
kebiasaan merokok di Indonesia telah mencapai 57.000 orang pada setiap

15
tahunnya dan mencapai 4.000.000 kematian di dunia setiap tahunnya. Pada
tahun 2030 diperkirakan tingkat kematian akibat konsumsi tembakau akan
mencapai 10.000 orang tiap tahunnya, dengan sekitar 70% terjadi di negara-
negara berkembang termasuk Indonesia (Saktyoati, 2008).

4. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami


tentang bahaya merokok dan berusaha untuk menghindarinya.
2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit


diharapkan:
a. Menyebutkan pengertian Merokok

b. Menyebutkan kandungan kimia dalam rokok

c. Menyebutkan dampak fisikologis merokok terhadap fungsi kerja


organ tubuh
d. Menyebutkan cara menghindari dan menghentikan kebiasaan
merokok
e. Menyebutkan saran bagi bukan perokok dan perokok

3. MATERI

Terlampir

4. METODE

Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi/tanya jawab.

5. MEDIA

Media yang digunakan adalah PPT , dan leaflet


16
6. KEGIATAN

Langkah-
langkah Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
Pendahuluan 5 menit Pendahuluan
 Menjawab salam
 Memberi salam
 Memberi salam
 Memberi
pertanyaan  Menyimak
apersepsi
 Menyimak
 Mengkomunikasik
a n pokok bahasan
 Mengkomunikasika

n tujuan
Penyajian 15 menit Kegiatan Inti
 Menyimak
 Memberikan
penjelasan tentang  Bertanya
Bahaya Merokok
 Memperhatikan
 Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya
 Menjawab
pertanyaan dari
Peserta
Penutup 5 menit Penutup

 Menyimpulkan  Memperhatikan

materi penyuluhan  menjawab


 Memberikan
evaluasi secara
lisan
 Memberikan salam

Penutup
16
7. EVALUASI

6. Menyebutkan pengertian Merokok

7. Menyebutkan 3 kandungan kimia paling berbahaya dalam rokok

8. Menyebutkan 5 dari 9 dampak fisikologis merokok terhadap fungsi


kerja organ tubuh
9. Menyebutkan cara menghindari dan menghentikan kebiasaan merokok

10.Menyebutkan saran bagi bukan perokok dan perokok.

16
Lampiran Materi

BAHAYA MEROKOK

G. Pengertian Merokok

Merokok adalah kegiatan yang membakar rokok dan atau mengisap asap
rokok. Merokok merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan dan
penyebab kematian.(Kemendikbud, 2014).
Perokok Aktif Adalah orang yang menghisap rokok secara langsung
melalui mulut
Perokok Pasif Adalah orang yang berada di sekitar perokok aktif yang
turut menghisap asap rokok bukan hasil pembakaran rokoknya sendiri
melainkan asap sampingan dan asap rokok yang dihembuskan keluar dari
perokok aktif.
H. Kandungan Kimia dalam Rokok

Asap rokok diperkirakan mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia,


yang secara farmakologis terbukti aktif, beracun, dapat menyebabkan mutasi
(mutagenic), dan kanker (carcinogenic). Tiga racun utama dalam rokok,
yaitu nikotin, tar dan karbon monoksida (Sugito, 2007).
1. Nikotin

Nikotin, senyawa kimia yang secara alami ditemukan pada tembakau,


merupakan senyawa kimia adiktif (yang mampu menyebabkan
kecanduan). Seiring dengan berjalannya waktu, tubuh akan semakin
tergantung secara fisik dan psikologis terhadap nikotin. Selain menjadi
“biang kerok” ketagihan pada manusi, nikotin sejak dulu juga sering
digunakan sebagai insektisida (bahan kimia beracun yang digunakan
untuk membunuh serangga).
Nikotin memproduksi perasaan senang yang membuat para perokok
ingin terus-terusan merokok. Setelah sistem saraf beradaptasi dengan
nikotin, perokok cenderung menambah jumlah batang rokok yang

16
dihisap. Akibatnya, kadar nikotin dalam darah juga ikut meningkat.
Dosis 30-60 mg dari nikotin dianggap sebagai dosis yag mematikan pada
manusia. Nikotin adalah salah satu racun yang bekerja sangat cepat.
Saat menghirup asap rokok, nikotin turut masuk kedalam paru-paru,
kemudian diabsorbsi secara cepat kedalam darah, dan menyebar
keseluruh tubuh. Nikotin memengaruhi banyak organ, termasuk jantung
dan pembuluh darah, sistem hormon, metabolisme, dan otak.
Efek ketagihan dari nikotin berasal dari fungsinya dalam merangsang
pembentukan dopamine (senyawa kimia pada otak yang menimbulkan
perasaan senang). Penelitian terkini menunjukkan bahwa pemakaian
nikotin dalam waktu lama akan menurunkan kemampuan otak untuk
mengenali perasaan “senang yang sesungguhnya”. Oleh karena itu, para
perokok biasanya menambah batang rokok yang disulut setiap harinya
untuk memperoleh kenikmatan yang sama seperti saat pertama kali
merokok.
Saat seorang perokok berusaha mengurangi atau menghentikan kebiasaan
merokoknya, ketiadaan nkotin bisa menimbulkan efek ketagihan. Efek
ketagian ini bisa muncul dalam dua sisi, yakni mental dan fisik. Gejala
ketagihan yang muncul biasanya berupa hal-hal berikut.
a. Pusing (hanya bertahan sekitar 1-2 hari setelah berhenti merokok)

b. Depresi

c. Merasa frustasi dan mudah marah

d. Sulit tidur, termasuk sulit terlelap,atau tetap terlelap namun akan


mengalami mimpi buruk
e. Perasaan lelah yang tidak kunjung hilang

f. Peningkatan nafsu makan

Secara umum, nikotin dan sampingannya akan tetap berada dalam tubuh
selama 3-4 hari setelah berhenti.
2. Tar

Tar dideskripsikan sebagai bahan partikulat (bahan padat halus yang


berukuran lebih kecil dari debu) yang turut masuk kedalam tubuh saat
perokok menghisap asap rokok dari dalam lintingan rokok yang menyala.
16
Setiap partikel tar merupakan komposisi dari bahan kimia organik dan
anorganik. Sebagian besar berupa nitrogen, oksigen, hydrogen,
karbondioksida, karbonmonoksida, dan bahan-bahan kimia organik lain
yang mudah menguap.
Tar merupakan bahan kimia yang menjadi penyebab noda kuning
kecoklatan pada kuku dan gigi para perokok. Selain itu, tar juga dapat
membuat flek pada paru-paru. Benzopyrene (senyawa polycyclic
aromatic hydrocarbon) adalah salah satu zat karsinogen (zat penyebab
kanker) yang terkandung dalam tar.
3. Karbon monoksida (CO)

Gas berbahaya ini seharusnya hanya ada dalam pembuangan asap


kendaraan. Namun, dengan adanya sumbangan dari para perokok, gas
yang juga dapat berikatan kuat dengan haemoglobin darah ini menjadi
lebih banyak di udara dan di dalam tubuh manusia. Dengan adanya
karbon monoksida (CO) yang berikatan dengan haemoglobin darah,
maka jantung seorang perokok yang memerlukan lebih banyak oksigen
ternyata mendapat oksigen lebih sedikit. Ini akan menyebabkan
bertambahnya risiko penyakit jantung dan paru-paru, serta penyakit
saluran nafas. Selain sesak nafas, batuk terus-menerus, stamina serta
daya tahan tubuh si perokok juga berangsur-angsur akan menurun.
Terganggunya sistem peredaran darah normal, yaitu dengan adanya gas
karbon monoksida pada darah, juga akan mengakibatkan rusaknya
pembuluh darah sebagai distributor aliran darah. Akan terdapat endapan-
endapan lemak sehingga pembuluh darah akan tersumbat. Hal ini
meningkatkan lagi risiko terkena serangan jantung ataupun mati
mendadak (Sugito, 2007).

I. Dampak Fisikologis Merokok terhadap Fungsi Kerja Organ Tubuh


Rokok bukan hanya menyebabkan kanker paru, penyakit jantung, dan
masalah kesehatan yang serius. Di bawah ini ada beberapa dampak akibat
merokok yang jarang dipublikasikan, mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki (Kemendikbud, 2014).

16
1. Dampak Terhadap Rambut

Rokok memperlemah sistem kekebalan, sehingga tubuh lebih rentan


terhadap penyakit, seperti lupus; erythernatosus, yang menyebabkan
rambut rontok. Dampak lain, sariawan mulut dan erupsi cutan (bintik
merah) di wajah, kulit kepala dan tangan.
2. Dampak Terhadap Mata

Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisi mata, karena perokok


mempunyai resiko 40% lebih tinggi terkena katarak, yaitu buramnya atau
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan
menyebabkan kebutaan. Rokok dapat menyebabkan katarak, dengan cara
mengiritasi mata dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh
aliran darah sampai ke mata.
3. Dampak Terhadap Kulit

Merokok dapat menyebabkan penuaan dini kepada kulit karena


merusaknya protein yang berguna untuk berjaga ekstisitas kulit,
terkikisnya vitamin A dan terhambatnya aliran darah. Kulit perokok
menjadi kering dan keriput terutama di daerah bibir dan mata. Perokok
dua sampai tiga kali lebih mudah terkena Psioriasis, suatu proses
pembengkakan/inflamasi kulit yang terasa gatal dan meninggalkan
guratan merah yang menjadi faktor terjadinya kanker kulit.
4. Dampak Terhadap Pendengaran

Karena tembakau menyebabkan timbulnya flek atau atau endapan pada


dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke
dalam telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran dari
yang tidak merokok atau lebih mudah kehilangan karena infeksi telinga
atau suara yang keras. Lebih berisiko untuk terkena infeksi telinga bagian
tengah yang dapat mengarah pada komplikasi yang lebih jauh, seperti
manginitis, dan paralis wajah. Bagi perokok resikonya tiga kali lebih
besar dibandingkan dengan yang tidak merokok.
5. Dampak Terhadap Gigi

16
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimia dalam mulut, membentuk
flek yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning, dan terjadi
karies/lobang gigi. Perokok beresiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali
lipat.
6. Dampak Terhadap Sistem Pernapasa

Bahan kimia yang dihisap dari asap rokok merangsang permukaan sel
saluran pernapasan, sehingga menyebabkan keluar lendir atau dahak.
Pada perokok, buluh getar saluran pernapasan oleh asap rokok, sehingga
lendir bertahan di saluran pernapasan yang menyebabkan bakteri
berkembang yang akan menyebabkan bronkhitis kronis. Partikel dalam
asap rokok akan mengendap, yang menjadi sumber rangsangan kronis
dinding saluran pernapasan akan merubah sel paru menjadi pra kanker
yang akhirnya menjadi kanker paru. Penyebab emphysema, yaitu
pelebaran dan rusaknya kantung udara pada paru-paru yang menurun
kapasitas paru-paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan CO2.
7. Dampak Terhadap Tulang

Karbon monoksida, yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada
asap rokok lebih mudah terikat dalam darah dari pada oksigen, sehingga
kemampuan udara turun sampai 15% pada perokok, sehingga
menyebabkan para perokok tulangnya berkurang dan menjadi lebih
mudah patah/retak, penyembuhannya 80% lebih lama.
8. Dampak Terhadap Jantung dan Pembuluh Darah

Gas karbon monoksida yang dihisap dari asap rokok akan menurunkan
kapasitas sel darah merah mengangkut oksigen yang diperlukan jaringan
tubuh. Satu di antara tiga kematian di dunia diakibatkan penyakit
kardiovaskuler dan pemakaian tembakau adalah salah satu faktor resiko
terbesar untuk penyakit jantung.
Kemampuan darah 200 kali lebih besar mengikuti karbonmonoksida
dibanding oksigen, sehingga otak kekurangan oksigen, yang sering
ditandai dengan nafas pendek dan dangkal. Terjadinya inflamasi pada
arteri vena dan syaraf utama kaki yang mengakibatkan terhambatnya

16
aliran darah dan bila dibiarkan tanpa perawatan akan mengarah ke
gangren (matinya jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.

9. Dampak Terhadap Sistem Pencernaan

Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang


menyebabkan tukak lambung, juga meminimilisasi kemampuan
lambung untuk menetralkan asam lambung setelah makan sehingga akan
menggerogoti dinding lambung. Tukak lambung yang diderita para
perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.
10. Dampak Terhadap Uterus Wanita

Rokok dapat menyebabkan kanker leher rahim dan uterus, juga


menyebabkan timbulnya masalah kesuburan pada wanita dan berbagai
komplikasi selama masa kehamilan serta kelahiran bayi. Merokok
selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan
berat badan rendah dan masalah kesehatan sesudahnya.
Kegagalan kehamilan/abortus terjadi 2 – 3 kali lebih besar pada wanita
perokok, karena kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang
abnormal karena tercemar oleh karbon monoksida dan nikotin sehingga
kematian bayi mendadak.
11. Dampak Terhadap Bukan Perokok

Rokok yang dibakar mengeluarkan dua kali lebih banyak dibandingkan


dengan asap yang dihisap oleh perokok, yaitu pada kadar karbon
monoksida sampai empat kali lebih tinggi.
12. Dampak Terhadap Jari-jari dan Kuku

Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku
perokok sehingga menimbulkan warna kuning kecoklatan. Semua ini
terjadi karena pengaruh bahan-bahan dalam asap rokok seperti gas CO,
nikotin, tar dan lain-lainnya.
13. Dampak Bagi Perokok Pasif

Risiko mendapatkan penyakit bagi perokok pasif tetap cukup tinggi


misalnya : kanker paru, penyakit jantung koroner, gangguan perkembangan
janin bagi ibu hamil yang suaminya perokok serta gangguan pernapasan
16
lainnya. sedangkan bagi anak-anak yang terpapar asap rokok dapat timbul
bronchitis, pneumonia, infeksi telinga dan memperburuk kondisi penyakit
asma.
J. Cara Menghindari dan Menghentikan Kebiasaan Merokok

Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita


menanamkan keyakinan yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan
pernah menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Kita harus terbiasa untuk
bersikap asertif, untuk tetap mengatakan tidak pada rokok. Apabila telah
mampu kita terapkan, maka teman sebaya atau kelompok kita bisa dijadikan
kader pendidik sebaya.
Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan
merokok bukanlah suatu hal yang mustahil. Apabila remaja meninggalkan
kebiasaan merokok hari ini, maka badan akan terbebas dari nikotin dalam
masa 8 jam. Setelah satu minggu efek dari kebiasaan merokok tersebut akan
hilang. Lama-kelamaan, tubuh akan memperbaiki kerusakannya akibat
tembakau dan bahan kimia lain yang pada rokok. Menghentikan kebiasaan
merokok, bisa tetap dilakukan, antara lain dengan cara sebagai berikut.
1. Berhenti secara mendadak

Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok,
karena pengaruhnya terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun,
hanya ada satu hal yang sama diantara mantan perokok yang berhasil,
yaitu mereka semua memang berkeinginan untuk berhenti merokok.
Sebagaian besar, perokok memilih cara ini untuk menghentikan
kebiasaannya. Cara ini bisa dipilih sebagai salah satu alternatif.
2. Cara menunda secara perlahan

Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang
pertama sehingga anda tetap dapat bertahan tanpa rokok. Atau anda bisa
menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit, sampai
anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.
3. Cara mengurangi

Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang anda
hisap setiap merokok. Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa

16
dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai dari hitungan satu batang,
dua batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya, atau
bahkan mengurangi sepenuhnya.
4. Tidak mengikuti kebiasaan perokok

Pada umumnya, merokok identik dengan minum kopi ataupun minuman


keras. Apabila seseorang mengkonsumsi kopi ataupun minuman
beralkohol, maka biasanya dilengkapi dengan sebatang atau sebungkus
rokok. Dengan mengurangi atau sama sekali tidak mengkonsumsi kopi
atau minuman beralkohol secara berlebihan, maka keinginan untuk
merokok bisa dikurangi.
5. Pengalihan aktivitas

Biasanya, remaja mulai merokok karena ada waktu yang tersisa. Pada
waktu tersebut bisa dilakukan aktivitas-aktivitas lain, yang tentunya lebih
positif, untuk menghindari kebiasaan merokok. Bagi perokok yang ingin
berhenti, alternatif ini juga bisa ditempuh setiap anda ingin merokok.
Misalnya, melakukan aktivitas-aktivitas yang anda senangi, mulai dari
berolah raga, rekreasi bersama teman, membaca majalah atau komik
kesukaan, bermain atau mendengarkan musik, mengikuti kegiatan
organisasi remaja, seperti OSIS di sekolah-sekolah, organisasi
kemahasiswaan di kampus, hingga mengerjakan tugas bersama teman-
teman kelompok belajar. Tentunya hal ini akan berhasil apabila kondisi
keluarga dan tempat bergaul saling mendukung untuk mengurangi atau
bahkan menghentikan sama sekali kebiasaan merokok remaja. Tentu
masih banyak cara lain yang bisa dilirik untuk mengalihkan kebiasan
merokok. Yang terpenting, kebiasaan merokok tetap dialihkan pada
aktivitas lain yang positif dan bermanfaat.
6. Menanamkan sikap asertif pada diri serta pemahaman akan dampak
negatif rokok terhadap kesehatan
Sikap tegas untuk tidak merokok atau memang akan menghentikan sama
sekali kebiasaan ini, sangat diperlukan untuk menunjang upaya berhenti
merokok. Dengan pemahaman yang cukup tentang berbagai dampak
negatif merokok bagi kesehatan, akan semakin menambah keyakinan

17
serta motivasi diri untuk tetap berusaha menghentikan kebiasaan
merokok. Secara berangsur-angsur, pemahaman ini akan semakin kuat
karena setiap kita mulai terbiasa berhenti merokok, akan terasa
manfaatnya.
7. Konsumsi makanan dengan menu seimbang

Menu seimbang adalah seperangkat makanan yang mengandung hampir


seluruh zat makanan yang diperlukan tubuh. Terdiri dari nasi, sayur-
sayuran, lauk-pauk, buah-buahan, air, serta dilengkapi dengan susu.
Sayur dan buah-buahan serta air mineral mengandung antioksidan yang
dapat mengurangi efek negatif bahan kimia pada rokok. Nasi, lauk-pauk
dan susu pun memiliki sejumlah vitamin, mineral, protein, serta serat
yang diperlukan tubuh.Untuk menambah keinginan mengkonsumsi menu
ini, bisa disiasati dengan tampilan menu yang menarik. Potongan lauk-
pauk ataupun sayuran bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga
menarik bentuknya. Buah-buahan tertentu juga bisa dikonsumsi dalam
bentuk jus buah segar.
8. Membentuk kelompok sebaya

Kelompok ini bisa dibentuk berdasarkan kesamaan prinsip para remaja,


yaitu terdiri dari sekelompok remaja yang sama-sama menginginkan
berhenti merokok. Selain memberi ruang yang cukup bagi para remaja
yang ingin berhenti merokok, kelompok ini juga bisa menampung segala
permasalahan yang dialami remaja, khususnya yang berkaitan dengan
upaya menghentikan kebiasaan merokok. Kelompok ini bisa dikepalai
oleh seorang pendidik ataupun kolsultan yang mampu menggerakkan dan
menampung remaja yang ingin berhenti merokok, misalnya psikiater
ataupun mahasiswa yang peduli. Secara berangsur-angsur, kelompok ini
akan menghasilkan remaja-remaja yang benar-benar telah terbebas dari
kebiasan merokok, sehingga hal ini akan berguna bagi remaja yang lain
yang mempunyai keinginan yang sama untuk berhenti merokok. Apabila
kelompok semacam ini mendapat perhatian khusus dari pihak yang
berwenang, dan diberi kemudahan atau fasilitas tertentu, maka lama-

17
kelamaan akan dihasilkan kader pendidik sebaya yang semakin
bertambah dan tentunya semakin bermanfaat.

9. Senantiasa berdoa

Upaya sekeras apapun tidak akan pernah membuahkan hasil, apabila


tidak diikuti dengan doa. Selain bisa menambah keyakinan diri, doa bisa
memberikan semacam kekuatan pelindung, terutama bagi remaja
perokok untuk tetap melanjutkan upaya berhenti merokok, dan tidak akan
pernah merokok lagi. Selain itu, dukungan keluarga, serta teman-teman
dan masyarakat sekitar akan sangat membantu remaja untuk
menghentikan kebiasaan merokok.

Masih banyak terdapat cara-cara lain yang bisa ditempuh untuk berhenti
merokok. Remaja juga bisa memilih waktu yang tepat untuk mulai berhenti.
Anda boleh memilih hari atau tanggal tertentu yang bermakna dalam hidup
anda, misalnya hari ulang tahun, tahun baru, atau hari-hari lain, seperti bulan
Ramadhan, Galungan atau hari-hari besar lainnya. (Sugito, 2007).

K. Saran Bagi Bukan Perokok dan Perokok

1. Bagi yang belum pernah merokok jangan memulainya dan jangan sekali-
kali mencoba.
2. Merokok jelas-jelas dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan
tidak hanya bagi perokok tapi juga bagi orang lain, seperti banyak
dibuktikan oleh para peneliti.
3. Banyak fakta menunjukan bahwa merokok membebani ekonomi keluarga.

4. Berhentilah merokok karena berhenti merokok sangat mudah


caranya, yang penting niat.
5. Jika sayang pada diri sendiri, pada keluarga, peduli dengan orang-orang
sekitar dan juga lingkungan, jangan merokok!
6. Jauh lebih baik belanja hal-hal yang membuat lebih sehat baik jasmani
maupun rohani. (Kemendikbud, 2014)

17
L. Langkah – Langkah Berhenti Merokok

1. Tekadkan dalam hati untuk berhenti merokok

2. Catat berapa batang rokok yang dihisap dalam sehari dan catat
kapan serta dalam situasi bagaiman anda merokok
3. Ubah situasi tersebut dengan hal yang lebih baik

 bosan ~ lakukan tugas yang tertunda

 sulit konsentrasi ~ gigit - gigitlah tusuk gigi, kayu manis,


wortel, timun dll
 istirahat sejenak ~ minumlah segelas air jeruk

 setelah makan ~ jalan-jalan, membaca majalah dll.

4. Carilah hobi, kesibukan yang disenangi segera setelah berhenti merokok

5. Beritahu keluarga dan mintalah dukungan

6. Jauhkan diri dari lingkungan perokok

17
APA ITU ROKOK?
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES BINA SEHAT PPNI Rokok adalah salah satu zat adiktif
KABUPATEN MOJOKERTO yang bila digunakan menyebabkan
2021/2022 bahaya
kesehatan bagi individu maupun
masyarakat.

POKJA REMAJA
LINGK. BALONGKRAI KEL.
PULOREJO
 Karbon monoksida adalah zat
yang mengikat hemoglobin
dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat

 Tar adalah substansi oksigen

hidrokarbon yang bersifat


lengket dan menempel
3. 14x menderita kanker paru-
pada paru-paru.
paru, mulut, dan tenggorokan
 Nikotin adalah zat adiktif
4. 4x menderita kanker
yang mempengaruhi syaraf
esophagus 3. 2x kanker
dan peredaran darah.
kandung kemih

6. 2x serangan jantung

7. Rokok juga meningkatkan


resiko kefatalan bagi
penderita pneumonia dan
gagal jantung, serta tekanan 6.
darah tinggi.
 

1. Analisis kebiasaan 2. Susun daftar alasan

3. Langsung berhenti merokok 4. Waspada pada hari-


hari awal 5. Nikmati hidup
6. Konsumsi rendah kalori

TUBUH SEORANG PEROKOK


 Pengaruh
orang lain SEGERA BERHENTI
dan teman  MEROKOK
SEBELUM ROKOK
 Faktor
MENGHENTIKAN
kepribadian
ANDA
 Pengaruh
iklan
DOKUMENTASI

LAPORAN PENDAHULUAN NAPZA

1. Latar Belakang 17
Pengertian
Napza adalah akronim Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Istilah lain yang sering digunakan adalah
Narkoba dan zat psikoaktif. Definisi narkotika menurut Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
dapat menimbulkan ketergantungan. Sedangkan yang dimaksud psikotropika menurut Undang-Undang No. 5 tahun
1997 adalah zat atau obat , baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Menurut para ahli pengertian zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme
hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan
berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus. Jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa
sakit luar biasa. Contoh zat adiktif lainnya adalah alkohol, inhalansia (lem, bensin, tiner), kafein, nikotin.
Istilah psikoaktif dipakai dalam buku International Classification of Diseases edisi 10 (ICD 10) dan dalam buku
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa edisi III (PPDGJ III). Zat psikoaktif adalah zat yang bekerja
pada susunan saraf pusat secara selektif sehingga dapat menimbulkan perubahan pada pikiran, perasaan, perilaku,
persepsi maupun kesadaran.

Klasifikasi Narkotika menurut Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 tahun
2017 dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

Narkotika Golongan I

Narkotika golongan I dilarang digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, dalam jumlah terbatas dapat
digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, reagensia diagnostik dan reagensia
laboratorium setelah mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan. Saat ini sebanyak 114 zat masuk ke dalam narkotika
golongan I. Contoh: opium, kokain, ganja, MDMA.

Narkotika Golongan II

Narkotika golongan II dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan sesuai ketentuan. Saat ini sebanyak 91 zat masuk
ke dalam narkotika golongan II. Contoh: morfin, petidin, fentanyl.

Narkotika Golongan III

Narkotika golongan III dapat digunakan untuk pelayanan kesehatan sesuai ketentuan. Saat ini sebanyak 15 zat
masuk ke dalam narkotika golongan III. Contoh: kodein, buprenorfi.

Penggolongan narkotika menurut Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 bersifat dinamis karena memungkinkan adanya
perubahan penggolongan narkotika. Apalagi saat ini banyak zat psikoatif jenis baru atau dikenal dengan istilah new
pshycoactive substances (NPS) di dunia termasuk di Indonesia. Laporan tahunan United Nation of Drug and Crime
(UNODC) tahun 2016 menyatakan dalam kurun waktu 2008 – 2015 sebanyak 644 NPS telah dilaporkan oleh 102 negara.

Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan bahwa saat ini telah ditemukan sebanyak 46 NPS yang beredar di
Indonesia dan sebagian besar sudah masuk dalam golongan narkotika berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2
tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.

Pengolongan lain menurut buku Pedoman Penentuan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III atau International
Classsification Disease (ICD) 10, zat psikoaktif dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
17
1. Alkohol, yaitu semua minuman yang mengandung etanol seperti bir, wiski, vodka,brem, tuak, saguer, ciu, arak.

2. Opioida, termasuk di dalamnya adalah candu, morfin, heroin, petidin, kodein, metadon.

3. Kanabinoid, yaitu ganja atau marihuana, hashish.

4. Sedatif dan hipnotik, misalnya nitrazepam, klonasepam, bromazepam.

5. Kokain, yang terdapat dalam daun koka, pasta kokain, bubuk kokain.

6. Stimulan lain, termasuk kafein, metamfetamin, MDMA.


7. Halusinogen, misalnya LSD, meskalin, psilosin, psilosibin.

8. Tembakau yang mengandung zat psikoaktif nikotin.

9. Inhalansia atau bahan pelarut yang mudah menguap, misalnya minyak cat, lem, aseton.

Zat psikoaktif juga diklasifikasikan berdasarkan pengaruh/efeknya terhadap susuan saraf pusat (SSP), yaitu:

Stimulan : Stimulan meningkatkan aktivitas Susunan Syaraf Pusat pada otak. Zat ini meningkatkan debar jantung dan
pernafasan, serta meningkatkan sensasi eforia (rasa senang yang berlebihan). Contoh: amfetamin, kokain, metamfetamin,
nikotin, kafein.

Depresan : Jenis depresan dapat memperlambat aktifitas kerja otak dan menghasilkan ketenangan. Contoh: barbiturat
(fenobarbital, aprobarbital), benzodiazepin.

Halusinogen : Halusinogen adalah kelompok beragam zat yang mengubah persepsi (kesadaran akan kondisi sekitar, ruang
dan waktu), pikiran, perasaan. Zat ini mengganggu komunikasi antara sistem kimia otak seperti serotonin secara
keseluruhan dengan sumsum tulang belakang sehinggamenyebabkan halusinasi atau sensasi dan pencitraan yang tampak
nyata meskipun sebenarnya tidak ada. Zat yang masuk golongan halusinogen antara lain: jamur (mushroom), LSD,
mescalin. Berdasarkan efeknya terhadap Susunan Syaraf Pusat, terdapat beberapa zat yang masuk ke dalam lebih dari satu
kategori di atas sesuai jumlah yang digunakan. Contoh: alkohol dalam dosis rendah menimbulkan efek stimulant, sedangkan
dalam dosis tinggi menimbulkan efek depresan.

Napza dapat digunakan dengan beberapa cara. Cara penggunaan napza merupakan faktor mediasi yang menentukan
terjadinya efek suatu napza. Secara garis besar cara penggunaan Napza dapat dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Saluran pernafasan: dirokok.

2. Saluran pencernaan: ditelan (oral)

3. Mukosa: dikunyah, dihirup/disedot

4. Pembuluh darah: suntikan intra vena, subkutan dan intra muscular. Cara ini memiliki risiko kesehatan tinggi termasuk
penularan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri serta kerusakan jaringan.

1.7 Tujuan Penyuluhan


5. Agar remaja mengenal masalah kesehatan yang dihadapi dan dirasakan di wilayahnya.
6. Agar remaja sepakat untuk bersama-sama menanggulanginya.
7. Tersusunnya rencana kerja untuk penaggulangan yang disepakati bersama.
1.8 Rencana Kegiatan
Topik : Penyuluhan tentang napza
Sasaran : Remaja di dusun Balongkrai Kekurahan Pulorejo
Hari/tanggal : Rabu, 09 Februari 2022
Tempat : Balai dusun Balongkrai
Metode : Presentasi, ceramah dan diskusi 18
Media : Laptop
Susunan Acara :
a. Pembukaan
b. Acara inti
- Pembukaan
- Menjelaskan tujuan kegiatan
- Penyampaian materi
- Tanya jawab
- Penutup
c. Sambutan dan masukan dari :
- Remaja di tempat
d. Penutup
- Moderator

18
LAPORAN HASIL PENYULUHAN TENTANG NAPZA

A. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama dua hari sebelum penyuluhan tentang Napza dengan rincian
sebagai berikut : Pada tanggal 09 Februari 2022 mahasiswa di Dusun Balongkrai di Kelurahan Pulorejo telah
melakukan penyuluhan dimana pada saat itu mahasiswa telah melakukan :
1. Membentuk struktur kepanitiaan dan pembagian tugas, tanggal 07 Februari 2022.
2. Mengkonsultasikan rencana penyuluhan dengan dosen pembimbing tentang LP Napza, tanggal
pelaksanaan , undangan dan pembagian tugas dari mahasiswa.
3. Menyebar undangan di remaja dusun.

Q. Tahap Proses/Pelaksanaan

s) Pembukaan
t) Acara inti:

1. Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan


2. Penyampaian materi
3. Tanya jawab
4. Penutup
u) Masukan :
o Remaja ditempat
v) Penutup

A. Setting

Proyektor

18

Co
leader
Lead
er

f
a
s
Ob
s.

B. Kepanitiaan

Penyaji : Aprilia Dwi A.S.Kep

Notulen : Anita Rina S.Kep

Moderator : Aditya A. S.Kep

Operator : Arifah S.Kep

Seksi – Seksi
Dokumentasi : Alfiyah A.S.Kep
Perlengkapan : Aditya A.S.Kep

Konsumsi : DeviN.S.Kep

R. Hasil

1. Remaja dapat mengetahui tentang Napza


2. Remaja mengetahui bahaya Napza
3. Dan mengetahui apa saja jenis Napza

18
S. Hasil
1. Remaja dapat mengetahui tentang Napza 18
2. Remaja mengetahui bahaya Napza
3. Dan mengetahui apa saja jenis Napza
18
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan komunitas

Topik : N APZA

Sub topik : Bahaya penyalahgunaan NAPZA

Sasaran : Pemuda-pemudi Dusun Balongkrai, Kelurahan Pulorejo

Tempat : Rumah Kader Rt 01 Lingkungan Balongkrai

Hari/Tanggal : Rabu, 09 Februari 2022

Waktu : 30 m enit

Penyuluh : Pojka Remaja dari kelompok 2

A. TUJUAN UMUM

Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang NAPZA, remaja Dusun Balongkrai


dapat mengetahui tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA dan tidak melakukan
penyalahgunaan NAPZA.
18

B. TUJUAN KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan tentang penyalahgunaan NAPZA diharapkan


pemuda-pemudi dapat mengerti tentang :
1. Pengertian NAPZA

2. Klasifikasi NAPZA
3. Gajala dini dari penyalahgunaan NAPZA

4. Pengaruh NAPZA terhadap tubuh manusia dan lingkungannya

5. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA

6. Tidak melakukan penyalahgunaan NAPZA

18
C. MATERI

(Terlampir)

D. Kegiatan Penyuluhan

 No Kegiatan Respon Peserta Waktu


1. Pendahuluan: 5 menit
- mengucapkan salam - Membalas salam

- memperkenalkan diri - Mendengarkan dg aktif 

- kontrak waktu - Mendengarkan &


memberi respon
- menjelaskan tujuan
Mendengarkan
2. Penjelasan materi:
Bertanya
- menjelaskan tentang: 15 menit
Memperhatikan
a. Pengertian NAPZA

b. Klasifikasi NAPZA

c. Gajala dini dari penyalahgunaan

 NAPZA

d. Ciri-ciri remaja yang berpotensi


menggunakan NAPZA
e. Pengaruh NAPZA thadap tubuh
manusia & lingkungannya
f. Upaya pencegahan

 penyalahgunaan NAPZA

- memberi kesempatan bertanya

- menjawab pertanyaan
3. Penutup:

- melakukan evaluasi
- Menjawab
- menyimpulkan hasil kegiatan 18
- Memperhatikan
- memberi salam 10 menit
- Menjawab salam 5
E. MEDIA

1. Leaflet

2. Powerpoint

F. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

G. EVALUASI

(Terlampir)

H. LAMPIRAN

1. Materi

2. Leaflet

18
Daftar Pustaka

The Indonesian Florence Nightingale Foundation. 1999. Kiat Penanggulangan


dan Penyalahgunaan Ketergantungan NAPZA. Jakarta.
Tom, Kus, Tedi. 1999. Bahaya NAPZA Bagi Pelajar , Bandung :Yayasan Al-
Ghifari
2010. NAPZA .http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-zat-adiktif-jenis-macam-dampak-
efek-ketergantungan-pada-organisme-hidup. Riyanto, Hendro 2009. Penegakan Diagnosa
terhadap Penyalahgunaan NAPZA. Jakarta: EGC
Johan.2008. Dampak dari Penyalahgunaan NAPZA.
http://www.kemensos.or.id.Diakses tanggal 05 Oktober jam 8.00 WIB.

19
(Materi)

A. DEFINISI

 Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam
 NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.

B. JENIS

1. Narkotika : Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah : zat atau obat yang


berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, ada 3 golongan :
a. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan

 pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta


mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Heroin, Kokain, Ganja.
 b. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
 potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
c. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak  digunakan
dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu
 pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Codein.
2. Psikotropika : Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat,
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
 psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang

19
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika
terdiri dari 4 golongan :
a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
 potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
 b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak 
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Phenobarbital.
d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh
: Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).
3. Zat Adiktif Lainnya : Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang
berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang

 berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari
kehidupan manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan
bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh
obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
1) Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).

2) Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )

19
3) Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House,
Johny Walker ).
 b. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap

 berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah
tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah
: Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.
C. DAMPAK FISIK KARENA NAPZA

Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan


alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya
 pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk 

 penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya. Berdasarkan efeknya terhadap

 perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat digolongkan menjadi 3 golongan :


1. Saat menggunakan NAPZA: Jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh
tak acuh), mengantuk, agresif,curiga
2. Kelebihan disis (overdosis): Nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit
teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
3. Sedang ketagihan (putus zat/sakau) : Mata dan hidungberair, menguap
terusmenerus,diare, rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas andi,kejang,
kesadaran menurun.
4. Pengaruh jangka panjang: Penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan
dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan
atau bagian tubuh lain.

19
D. PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA

Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :

1. Faktor individual :

Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami
perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri –  ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :
a. Cenderung memberontak 

 b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.

c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada

d. Kurang percaya diri

e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif 

f. Murung, pemalu, pendiam

g. Merasa bosan dan jenuh

h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan

i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode

 j. Identitas diri kabur 

k. Kemampuan komunikasi yang rendah

l. Putus sekolah

m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.

2. Faktor Lingkungan :

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan

 baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.

a. Lingkungan Keluarga :

1) Komunikasi orang tua dan anak kurang baik 


19
2) Hubungan kurang harmonis

3) Orang tua yang bercerai, kawin lagi

4) Orang tua terlampau sibuk, acuh

5) Orang tua otoriter 

6) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya


7) Kurangnya kehidupan beragama.

 b. Lingkungan Sekolah :

1) Sekolah yang kurang disiplin

2) Sekolah terletak dekat tempat hiburan

3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk 


mengembangkan diri secara kreatif dan positif 
4) Adanya murid pengguna NAPZA

c. Lingkungan Teman Sebaya :

1) Berteman dengan penyalahguna

2) Tekanan atau ancaman dari teman

d. Lingkungan Masyrakat / Sosial :

1) Lemahnya penegak hukum

2) Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

E. Gejala Dini Pengguna NAPZA

1. Tanda Fisik 

a. Kesehatan fisik menurun

 b. Penampilan diri menurun

c. Badan kurus, lemah, malas

d. Pernapasan lambat dan dangkal

e. Suhu badan tidak beraturan

f. Pupil mata mengecil

g. Tekanan darah menurun


19
h. Tejang otot

i. Kesadaran makin lama makin menurun

 j. Selera makan berkurang

2. Tanda-tanda di rumah

a. Membangkang terhadap teguran orang tua


 b. Semakin jarang ikut kegiatan keluarga

19
c. Mulai melupakan tangung jawab rutinnya di rumah

d. Sering pulang lewat jam malam dan menginap di rumah teman

e. Sering pergi ke diskotik, mall atau pesta

f. Pola tidur berubah: pagi susah dibangunkan, malam suka begadang

g. Bila ditanya, sikapnya defensive atau penuh kebencian

h. Menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang (bokek)

i. Mering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah, dan ini sering
tidak diketahui.
 j. Sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alas an
(pandai-pandailah mengecek apakah uang yang dimintanya untuk bayar ini dan
itu di sekolah, betul-betul diminta oleh sekolah dan dibayarkan).
k. Malas mengurus diri (tidak mau membereskan tempat tidur, malas menggosok
gigi, kamar berantakan, malas membantu).
l. Sering tersinggung dan mudah marah

m. Menarik diri, sering di kamar dan mudah marah

n. Sering berbohong

o. Bersikap lbih kasar terhadap angota keluarga lainnya dibandingkan dengan


sebelumnya.
 p. Sekali-kali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara pelo (cedal) dan

 jalansempoyongan

q. Ada obat-obatan, kertas timah, bau-bauan yang tidak biasa di rumah


(terutama kamar mandinya atau kamar tidurnya), atau ditemukan
 jarum suntik namun ia mengatakan barang-barang itu bukan miliknya.

F. PENGARUH NAPZA PADA TUBUH MANUSIA DAN LINGKUNGAN


19
1. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup
lama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :
- gangguan daya ingat

- gangguan perhatian / konsentrasi

- gangguan bertindak rasional

- gangguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi

- gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja

- gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik /

 buruk.

b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru


( Bronchopnemonia ). pembengkakan paru ( Oedema Paru )
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah
jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik,
hubungan seksual
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.

Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka
mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk
membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah (
GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga
 pengguna NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama –  sama
membuat angka penularan HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit HIV /
AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain melalui
tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin. Sistem Reproduksi : sering
terjadi kemandulan.
f. Kulit

Terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik,


sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
g. Komplikasi pada kehamilan :

- Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS

- Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati


19
- Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.

2. Dampak Sosial :

a. Di Lingkungan Keluarga :

- Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi


pertengkaran, mudah tersinggung.
- Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.

- Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak  tertib,


hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
- Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau
pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
- Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk
biaya pengobatan dan rehabilitasi.
 b. Di Lingkungan Sekolah :

- Merusak disiplin dan motivasi belajar.

- Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.

- Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman


sebaya.
c. Di Lingkungan Masyarakat :

- Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari

 pengguna / mangsanya.

- Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang


telah menjadi ketergantungan.
- Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian,

 pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.

- Meningkatnya kecelakaa
19
G. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA :

1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi


penyalahgunaan

 NAPZA dan melakukan intervensi.

2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan


intervensi agar tidak lagi menggunakan NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi
penyalahgunaan NAPZA Cara pencegahan
:
1. Ketahuilah bahwa obat tersebut sangat
berbahaya jangan sekali-kali mencoba.
2. Bina hubungan yang harmonis dengan
orang tua sehingga perilaku kita lebih terkontrol.
3. Katakan tidak bila ada yang menawari.

4. Berhati-hatilah dalam bergaul.

5. Perkuat keimanan kepada Tuhan.

6. Buat para orangtua : ciptakan keluarga


yang harmonis, jalin komunikasi yang bersahabat
dengan putra-putri Anda.
7. Buat remaja : jadilah remaja yang aktif dan
menyenangkan, berprestasi tinggi, tahan uji,
mandiri, ikuti kegiatan positif dan bermanfaat

20
LAMPIRAN

20
20
 

Bagi diri sendiri

Terganggunya fungsi otak dan

 perkembangan moral pemakainya, intoksikasi


(keracunan), overdosis (OD), yang dapat
menyebabkan kematian karena terhentinya
pernapasan dan
 perdarahan otak, gangguan perilaku (mental
sosial), dan gangguan kesehatan.
Bagi keluarga

Penyalahgunaan NAPZA dalam keluarga dapat


mengakibatkan suasana nyaman dan tentram
dalam keluarga terganggu.
Bagi pendidikan atau sekolah

 NAPZA akan merusak disiplin dan motivasi yang


sangat tinggi untuk proses
 belajar.

Bagi masyarakat, bangsa, dan Negara


Penyalahgunaan NAPZA mengakibatkan
terciptanya hubungan pengedar narkoba dengan
korbannya sehingga terbentuk
 pasar gelap perdagangan NAPZA yang
sangat sulit diputuskan mata rantainya.

20
20
20
LAPORAN PENDAHULUAN KEGIATAN SENAM LANSIA

1.9 Latar Belakang


Menurut organisasi kesehatan dunia, WHO (World Health Organization) seseorang
disebut lanjut usia (elderly) jika berumur 60-74 tahun. Berdasarkan pengertian lanjut usia
secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun keatas
(Effendi dan Makhfudli, 2009). Menurut WHO batasan lanjut usia meliputi usia
pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly),
antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun, usia sangat
tua (very old), diatas 90 tahun.

20
Proporsi lansia di dunia diperkirakan mencapai 22 persen dari penduduk dunia atau
sekitar 2 miliar pada tahun 2020, sekitar 80% lansia hidup di negara berkembang. Rata-
rata usia harapan hidup di negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah 70 tahun.
Jumlah penduduk di 11 negara kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun
berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di
tahun 2050 sedangkan di Indonesia termasuk cukup tinggi yaitu 71 tahun (riskesdas,
2013).
Sebagian besar permasalahan pada lansia adalah masalah kesehatan akibat proses
penuaan ditambah dengan masalah lain seperti masalah kesehatan, psikologi dan sosial
ekonomi. Salah satu faktor presdisposisi penurunan kesegaran jasmani adalah kurangnya
aktivitas fisik seorang lansia biasanya akan mengalami keterbatasan dalam melakukan
aktifivitas sehingga cenderung kurang beraktivitas. Terutama dalam melakukan olahraga
seperti jogging, jalan sehat dan senam lansia. ( Hilda fauziah, 2012 ).
Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut. (Santosa, 2010). Dalam
Indonesia Nursing (2008) senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap
peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam
tubuh manusia setelah latihan teratur.

1.10 Tujuan umum


Untuk mempertahankan derajat kesehatan lansia melalui senam lansia
1.11 Tujuan khusus
1. Mempertahankan dan mengkoordinasikan gerak, sehinga dapat mencegah terjadinya
kecelakaan/jatuh.
2. Melatih kekuatan otot
3. Memperdayakan usia lanjut
4. Meningkatkan daya tahan tubuh
5. Membantu mencegah terjadinya kekuatan otot persendian dan ligamentum

1.4 Rencana Kegiatan

20
 Kegiatan : Senam Lansia
 Sasaran : seluruh lansia di Lingkungan Balongkrai
 Hari/tanggal : sabtu, 05 Februari 2022 dan Sabtu, 12 Februari 2022
 Tempat : Halaman depan KWT lingkungan Balongkrai dan Rumah kader RT 01
Lingkungan Balongkrai
 Media : Laptop, Sound system
 Susunan Acara :
e. Pembukaan
f. Acara inti
- Senam di pimpin oleh leader dan co-leader, serta didampingi oleh
fasilitator dan observer
- Kegiatan senam dilakukan diikuti oleh lansia lingkungan Balongkrai.

20
LAPORAN HASIL KEGIATAN KESEHATAN SENAM LANSIA DI LINGKUNGAN
BALONGKRAI KELURAHAN PULOREJO

A. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama satu hari sebelum kegiatan senam
lansia pada tanggal 04 Februari 2022 mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai telah melakukan :
4. Membentuk struktur kepanitiaan untuk kegiatan senam lansia dan
pembagian tugas, tanggal 04 Februari 2022.
5. Melakukan persiapan latihan untuk senam lansia oleh mahasiswa pokja
lansia di lingkungan Balongkrai.
6. Melakukan persiapan tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota
kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.
B. Tahap Proses/Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 05 Februari 2022
Waktu : 08.00 – 09.00 WIB
Tempat : Halaman depan KWT Lingkungan Balongkrai
Jumlah Peserta : 20 orang Lansia
b. Pembukaan
Acara dimulai pukul 08.00 WIB.
c. Acara Inti :
Program kegiatan senam lansia dimulai dengan mengikuti gerakan
senam yang dipandu oleh beberapa mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai sebagai instruktur senam.
d. Penutup
Acara selesai pukul 09.00 WIB

20
e. Setting

Laptop dan
Pengeras Suara
Instruktur senam Co-Leader
(Leader)

Fasi Fasi
lita lita
tor tor

Observer

f. Kepanitiaan
Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes
bina sehat PPNI Mojokerto
Leader : Yunita Ajeng
Co-Leader : Putra Willytama
Fasilitator : Shelly, Dya Syelvy N, Arifah
Observer : Khuzaimatul
C. Hasil
a. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengikuti senam lansia yang diadakan oleh
mahasiswa pokja lansia
b. Lansia di Lingkungan Balongkrai antusias untuk diadakan senam lansia lagi
dengan waktu seminggu sekali

21
c. Lansia merasa menjadi lebih segar setelah mengikuti kegiatan senam

21
LAPORAN HASIL KEGIATAN KESEHATAN SENAM LANSIA DI LINGKUNGAN
BALONGKRAI KELURAHAN PULOREJO

D. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama satu hari sebelum kegiatan senam
lansia pada tanggal 11 Februari 2022 mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai telah melakukan :
7. Membentuk struktur kepanitiaan untuk kegiatan senam lansia dan
pembagian tugas, tanggal 11 Februari 2022.
8. Melakukan persiapan latihan untuk senam lansia oleh mahasiswa pokja
lansia di lingkungan Balongkrai.
9. Melakukan persiapan tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota
kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.
E. Tahap Proses/Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Februari 2022
Waktu : 08.00 – 09.00 WIB
Tempat : Rumah kader RT 01 Lingkungan Balongkrai
Jumlah Peserta : 20 orang Lansia
b. Pembukaan
Acara dimulai pukul 08.00 WIB.
c. Acara Inti :
Program kegiatan senam lansia dimulai dengan mengikuti gerakan
senam yang dipandu oleh beberapa mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai sebagai instruktur senam.
d. Penutup
Acara selesai pukul 09.00 WIB

21
e. Setting

Laptop dan
Pengeras Suara
Instruktur senam Co-Leader
(Leader)

Fasi Fasi
lita lita
tor tor

Observer

f. Kepanitiaan
Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes
bina sehat PPNI Mojokerto
Leader : Putra Willytama
Co-Leader : Khuzaimatul A
Fasilitator : Shelly, Dya Syelvy N, Arifah
Observer : Yunita Ajeng
F. Hasil
a. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengikuti senam lansia yang diadakan oleh
mahasiswa pokja lansia
b. Lansia di Lingkungan Balongkrai antusias untuk diadakan senam lansia lagi
dengan waktu seminggu sekali

21
c. Lansia merasa menjadi lebih segar setelah mengikuti kegiatan senam lansia.
d. Sekitar 80% lansia di lingkungan Balongkrai dapat mengikuti gerakan yang
ada didalam senam lansia.

LAPORAN PENDAHULUAN POSYANDU LANSIA

1.12 Latar Belakang


Dengan bertambahnya usia, struktur dan fungsi sitem tubuh manusia berubah, baik
itu fisik, mental, sosial dan emosional. Hal ini akan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan di usia lanjut. Psikologis penuaan yang berhasil dicerminkan pada kemampuan
individu lansia beradaptasi terhadap kehidupan fisik, sosial dan emosional serta mencapai
kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan hidup. Karena perubahan dalam pola hidup tidak
dapat dihindari sepanjang hidup, individu harus memperlihatkan kemampuan untuk
kembali bersemangat.
Hipertensi telah menyebabkan banyak kematian sekitar 8 juta orang setiap tahunnya,
dan 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara dengan 1/3 populasinya menderita
hipertensi (Kemenkes, 2017). Menurut American Heart Association (AHA), penduduk
Amerika yang berusia diatas 20 tahun yang menderita hipertensi mencapai angka 74,5
jiwa dan hampir 90-95% tidak diketahui penyebabnya (Kemenkes, 2014). Menurut
Riskesda tahun 2018 penderita hipertensi di Indonesia mencapai 8,4% berdasarkan
diagnosa dokter pada penduduk umur ≥ 18 tahun, Berdasarkan hasil pengukuran tekanan
darah pada penduduk prevalensi penderita hipertensi di Indonesia adalah sekita 34,1%.
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan informasi-informasi pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan serta terjadi peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap (Notoatmodjo, 2012).
1.13 Tujuan umum
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada lansia tentang Hipertensi.
1.14 Tujuan khusus

21
1. Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya
2. Meningkatkan kemampuan & peran serta masy dlm menghayati & mengatasi masalah
kesh lansia scr optimal
3. Meningkatkan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara kesehatan

1.4 Rencana Kegiatan

Kegiatan : Penyuluhan Kesehatan tentang Hipertensi


Sasaran : seluruh lansia di Lingkungan Balongkrai
Hari/tanggal : Sabtu, 05 Februari 2022
Tempat : Rumah kader RT 01 lingkungan Balongkrai
Media : Leaflet
Metode : Ceramah
Susunan Acara :
g. Pembukaan
Acara dimulai pukul 09.00
h. Acara inti
- Memberikan penyuluhan tentang Hipertensi
- Diskusi (tanya jawab) mengenai Hipertensi

21
LAPORAN HASIL KEGIATAN KESEHATAN PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG HIPERTENSI DI LINGKUNGAN BALONGKRAI KELURAHAN PULOREJO

G. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama satu hari sebelum kegiatan senam
lansia pada tanggal 04 Februari 2022 mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai telah melakukan :
10. Membentuk struktur kepanitiaan untuk kegiatan penyuluhan hipertensi dan
pembagian tugas, tanggal 04 Februari 2022.
11. Melakukan pembuatan leaflet dan materi untuk penyuluhan tentang
hipertensi oleh mahasiswa pokja lansia di lingkungan Balongkrai.
12. Melakukan persiapan tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota
kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.
H. Tahap Proses/Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 05 Februari 2022
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
Tempat : Halaman depan KWT Lingkungan Balongkrai
Jumlah Peserta : 20 orang Lansia
b. Pembukaan
Acara dimulai pukul 09.00 WIB.
c. Acara Inti :
Program kegiatan penyuluhan dimulai dengan pembukaan yang
dilakukan oleh moderator mahasiswa pokja lansia di lingkungan Balongkrai.
d. Penutup
Acara selesai pukul 09.30 WIB

21
e. Setting

Laptop dan
Pengeras Suara Co-Leader
Penyaji (Leader) (Moderator)

Fasi Fasi
lita lita
tor tor

Observer

f. Kepanitiaan
Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes
bina sehat PPNI Mojokerto
Leader : Shelly
Co-Leader : Arifah
Fasilitator : Khuzaimatul A, Putra Willytama, Yunita Ajeng
Observer : Dya Syelvy N
I. Hasil
a. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengikuti penyuluhan hipertensi yang
diadakan oleh mahasiswa pokja lansia
b. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengetahui dan memahami tentang
pengertian hipertensi, tanda gejala hipertensi, dan pencegahan hipertensi.
c. Sekitar 80% lansia di lingkungan Balongkrai dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji.

21
LAPORAN PENDAHULUAN KEGIATAN PEMERIKSAAN KESEHATAN

1.15 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009).
WHO memprediksikan di Indonesia akan terjadi peningkatan jumlah pasien dari 8,4
juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 prevalensi penyakit
kardiovaskuler adalah 14% dan usia 65 tahun sebanyak 33%. Prevalensi diabetes
militus pada orang dewasa diseluruh dunia kira-kira sebanyak 40% pada tahun 2014, dan
diperkirakan akan naik sampai 5.4% pada tahun 2025 (Bradley, 2015).
Pemeriksaan Kesehatan adalah serangkaian wawancara dan pemeriksaan kesehatan.
Jenis-jenis dan lingkup pemeriksaan kesehatan dalam medical checkup bervariasi,
tergantung keperluan dan permintaannya
1.16 Tujuan umum
untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan seluruh masyarakat dengan memberikan
diagnosis dan penilaian resiko kesehatan sehingga pengobatan yang tepat dan langkah-
langkah pencegahan dapat dilakukan. 
1.17 Tujuan khusus
Mendeteksi secara dini bila ada masalah kesehatan tersembunyi yang belum
menunjukkan gejala, terutama penyakit-penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal,
penyakit liver dan diabetes mellitus

1.4 Rencana Kegiatan

Kegiatan : Pemeriksaan tekanan darah dan gula darah


Sasaran : seluruh lansia di Lingkungan Balongkrai
Hari/tanggal : sabtu, 05 Februari 2022 dan 12 februari 2022
Tempat : Halaman depan KWT lingkungan Balongkrai
Alat : Tensimeter dan GDA checkup

21
Susunan Acara :
i. Pembukaan
j. Acara inti
- Pemeriksaan tekanan darah dan gula darah di pimpin oleh leader dan co-
leader, serta didampingi oleh fasilitator dan observer
- Pemeriksaan diikuti oleh lansia lingkungan Balongkrai.

LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN GDA PADA


LANSIA DI LINGKUNGAN BALONGKRAI

A. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama satu hari sebelum kegiatan
pemeriksaan kesehatan lansia yang terdiri dari pemeriksaan tekanan darah dan
GDA pada tanggal 04 Februari 2022 mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai telah melakukan :
13. Membentuk struktur kepanitiaan untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan dan
pembagian tugas, tanggal 04 Februari 2022.
14. Melakukan persiapan tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota
kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.
B. Tahap Proses/Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 05 Februari 2022
Waktu : 07.00 – 08.00 WIB
Tempat : Halaman depan KWT Lingkungan Balongkrai
Jumlah Peserta : 20 orang Lansia
b. Pembukaan
Acara dimulai pukul 07.00 WIB.
c. Acara Inti :
Program kegiatan pemeriksaan kesehatan dimulai dengan
pemeriksaan tekanan darah kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan GDA
oleh mahasiswa pokja lansia di lingkungan Balongkrai.
d. Penutup

21
Acara selesai pukul 08.00 WIB

e. Setting

Meja 1 (Leader) Meja 2 (Co-


Leader)
Tekanan darah
GDA

Fasi Fasi
lita lita
tor tor

Observer

f. Kepanitiaan
Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes
bina sehat PPNI Mojokerto
Leader : Khuzaimatul A
Co-Leader : Arifah
Fasilitator : Shelly, Putra Willytama, Yunita Ajeng

22
Observer : Dya Syelvy N
J. Hasil
a. Lansia di Lingkungan Balongkrai antusias mengikuti pemeriksaan kesehatan
yang diadakan oleh mahasiswa pokja lansia
b. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengetahui batas normal tekanan darah dan
gula darah.
c. Sekitar 70% lansia di lingkungan Balongkrai dengan hasil tekanan darah diatas
140/80mmHg.
d. Sekitar 45% lansia di lingkungan Balongkrai dengan hasil gula darah diatas
200.

22
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN GDA PADA
LANSIA DI LINGKUNGAN BALONGKRAI

C. Tahap Persiapan

Persiapan yang telah dilakukan adalah selama satu hari sebelum kegiatan
pemeriksaan kesehatan lansia yang terdiri dari pemeriksaan tekanan darah dan
GDA pada tanggal 11 Februari 2022 mahasiswa pokja lansia di lingkungan
Balongkrai telah melakukan :
15. Membentuk struktur kepanitiaan untuk kegiatan pemeriksaan kesehatan dan
pembagian tugas, tanggal 11 Februari 2022.
16. Melakukan persiapan tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh anggota
kelompok sesuai dengan tugas masing-masing.
D. Tahap Proses/Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Februari 2022
Waktu : 07.00 – 08.00 WIB
Tempat : Rumah kader RT 01 lingkungan Balongkrai
Jumlah Peserta : 20 orang Lansia
b. Pembukaan
Acara dimulai pukul 07.00 WIB.
c. Acara Inti :
Program kegiatan pemeriksaan kesehatan dimulai dengan
pemeriksaan tekanan darah kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan GDA
oleh mahasiswa pokja lansia di lingkungan Balongkrai.
d. Penutup
Acara selesai pukul 08.00 WIB

22
e. Setting

Meja 1 (Leader) Meja 2 (Co-


Leader)
Tekanan darah
GDA

Fasi Fasi
lita lita
tor tor

Observer

f. Kepanitiaan
Pembimbing : Pebimbing akademik keperawatan komunitas stikes
bina sehat PPNI Mojokerto
Leader : Arifah
Co-Leader : Dya Syelvy N
Fasilitator : Shelly, Putra Willytama, Yunita Ajeng
Observer : Khuzaimatul A
K. Hasil
a. Lansia di Lingkungan Balongkrai antusias mengikuti pemeriksaan kesehatan
yang diadakan oleh mahasiswa pokja lansia
b. Lansia di Lingkungan Balongkrai mengetahui batas normal tekanan darah dan
gula darah.

22
c. Sekitar 75% lansia di lingkungan Balongkrai dengan hasil tekanan darah diatas
140/80mmHg.
d. Sekitar 30% lansia di lingkungan Balongkrai dengan hasil gula darah diatas
200.

LAMPIRAN SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM HIPERTENSI

1. Bidang study : Keperawatan Komunitas


2. Topik : Senam Hipertensi
3. Sub topik :
1) Pengertian Senam Hipertensi
2) Manfaat Senam Hipertensi
4. Sasaran : Lansia
5. Tempat : Dusun Balongkrai
6. Hari/Tanggal : sabtu,05 february 2022
7. Waktu : 1 x 30 menit

I. LATAR BELAKANG

Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan


penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang
sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan
terpadu. Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat
perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan.
Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang
berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas
(kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol, dan makan makanan yang
tinggi kadar lemaknya.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan

22
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis
Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana
yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan
kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam bahasa Inggris terdapat istilah exercise atau aerobic yang merupakan
suatu aktifitas fisik yang dapat memacu jantung dan peredaran darah serta
pernafasan yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga
menghasilkan perbaikan dan manfaat kepada tubuh. Senam berasal dari bahasa
yunani yaitu gymnastic (gymnos) yang berarti telanjang, dimana pada zaman
tersebut orang yang melakukan senam harus telanjang, dengan maksud agar
keleluasaan gerak dan pertumbuhan badan yang dilatih dapat terpantau
(Suroto,2004).
Senam merupakan bentuk latihan-latihan tubuh dan anggota tubuh untuk
mendapatkan kekuatan otot, kelentukan persendian, kelincahan gerak,
keseimbangan gerak, daya tahan, kesegaran jasmani dan stamina. Dalam latihan
senam semua anggota tubuh (otot-otot) mendapat suatu perlakuan. Otot-otot
tersebut adalah gross muscle (otot untuk melakukan tugas berat) dan fine
muscle (otot untuk melakukan tugas ringan).
Senam hipertensi yang dibuat oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga
(MENPORA) merupakan upaya peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia
yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan
diberbagai tempat seperti di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan, dan
puskesmas. (Suroto, 2004).
Senam hipertensi adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, tidak
memberatkan yang diterapkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu
tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat,
memdorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas
yang berkeliaran di dalam tubuh. Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada
yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang
dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk
mencapai tujuan tersebut.

22
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mendapatkan penjelasan tentang bagimana senam hipertensi


bapak-bapak dan ibu-ibu diharapkan mengetahui dan mampu melakukan
senam hipertensi.
.

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan pasien dan keluarga dapat:

a. Menjelaskan pengertian penyakit hipertensi


b. Menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
c. Mampu mempraktikkan cara Senam Hipertensi/Darah tinggi

IV. SASARAN
Seluruh Lansia di Lingkungan Balongkrai.
V. MATERI
a. Manfaat Senam Hipertensi
b. Cara senam Hipertensi.

VI. METODE
1. Demonstrasi
VII. MEDIA
 LEAFLET
VIII. ALAT DAN BAHAN
 Sound system
 Laptop
 LCD

XI. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
1. Peserta hadir ditempat penyuluhan
2. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Halaman depan KWT

22
3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan yang disampaikan oleh
pembicara
2. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
kegiatan selesai
3. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan

3. Evaluasi Hasil

a. Mampu Menjelaskan pengertian penyakit hipertensi dengan benar.


b. Mampu Menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
c. Mampu Menjelaskan Manfaat hipertensi/Darah tinggi
d. Mampu mempraktikkan cara Senam Hipertensi/Darah tinggi
e. Mampu Menjelaskan hal hal yang perlu di perhatikan penderita
Hipertensi

22
I. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Kegiatan Penyuluhan Tugas Penyuluh Respon Audien Waktu


1. Pembukaan. a.Menyampaikan salam a.Menjawab salam 5
b. Perkenalan b.Mendengarakan Menit
c.Menyampaikan c.Memberi respon
tujuan
d.Kontrak waktu
e.Tes awal
2. Kegiatan Inti a.Menjelaskan a.Mendengarkan 15
pengertian Hipertensi dengan seksama Menit
b.Menjelaskan
pengertian senam
hipertensi
c.Menjelaskan Manfaat
senam hipertensi
d.Mempraktikkan cara
senam hipertensi.
e.Hal hal yang perlu di
perhatikan b.Memberikan
Pertanyaan
Tanya jawab.
3. Penutup a.Menarik kesimpulan a.Mendengarkan dan 5
mencatat Menit
b.Mengucap salam b.Menjawab salam.
penutup

22
II. Setting tempat

g. Setting

Laptop dan
Pengeras Suara
Instruktur senam Co-Leader
(Leader)

Fasi Fasi
lita lita
tor tor

Observer

III. PENGORGANISASIAN
( 05 Februari 2022)
Leader : Yunita Ajeng
Co-Leader : Putra Willytama
Fasilitator : Shelly, Dya Syelvy N, Arifah
Observer : Khuzaimatul
(12 Februari 2022)
Leader : Putra Willytama
Co-Leader : Khuzaimatul A
Fasilitator : Shelly, Dya Syelvy N, Arifah
Observer : Yunita Ajeng
IV. DAFTAR PUSTAKA :

Bompa TO. (1994). Theory and Methodology of Training The Key to Athletic
Performance. 2nd Edition, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.

22
Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita


Penyakit Jantung. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.

John MF Adam. (2006). Obesitas dan Sindroma Metabolik. Makassar:


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Made Astawan. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan

23
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

Masalah : Hipertensi

Pokok Pembahasan : Hipertensi

Sasaran : Seluruh Lansia di Lingkungan Balongkrai

Waktu : 30 menit

Tanggal : 05 Februari 2022

Tempat : Halaman depan KWT lingkungan Balongkrai

Pemateri : Mahasiswa

A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh
darah vaskuler, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Berdasarkan data WHO
(2015) menyatakan 1,3 Milyar orang di dunia menderita Hipertensi. Data itu
mengartikan 1 dari 3 orang didunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia
hasil RISKESDAS tahun 2018 Hipertensi mengalami kenaikan jika dibandingkan
hasil RISKESDAS 2015 dari 25,8% menjadi 34,1%.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan seluruh lansia mampu
memahami dan mengerti tentang HIPERTENSI.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan seluruh lansia dapat :
 Menjelaskan Definisi Hipertensi
 Menyebutkan Penyebab
 Menyebutkan tanda dan gejala
 Menyebutkan upaya pencegahan
 Menyebutkan komplikasi Hipertensi
D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah.

23
2. Tanya Jawab
F. Media
 Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media


.
1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam. Verbal
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan dan
diri. menyimak.
3. Menyampaikan 3. Bertanya mengenai
tentang tujuan pokok perkenalan dan tujuan
materi. jika ada yang kurang
4. Menyampaikan jelas.
pokok pembahasan.
5. Kontrak waktu.
2. Pelaksanaan 15menit Penyampaian materi : 1. Mendengarkan dan Leaflet
1. Menjelaskan menyimak.
pengertian 2. Bertanya mengenai
Hipertensi. hal-hal yang belum
2. Menjelaskan jelas dan dimengerti.
Penyebab
Hipertensi.
3. Menjelaskan Tanda
dan gejala
Hipertensi.
4. Menjelaskan faktor
risiko Hipertensi.
5. Menjelaskan Upaya
pencegahan dan
komplikasi
Hipertensi.
3. Penutup 5menit 1. Tanya jawab 1. Sasaran dapat Verbal

23
2. Memberikan menjawab tentang
kesempatan kepada pertanyaan yang
peserta untuk diajukan.
bertanya. 2. Mendengar
3. Melakukan evaluasi. 3. Memperhatikan.
4. Menyampaikan 4. Menjawab salam.
kesimpulan materi.
5. Mengakhiri
pertemuan dan
mengucapkan salam.
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur : persiapan tempat dapat terlaksana dengan baik, alat
dan media sudah disiapkan dengan baik, pemateri dan keluarga datang tepat
waktu.
2. Kriteria Proses : Proses Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan baik
dapat, keluarga aktif selama penyuluhan, keluarga mampu memberikan timbal
balik selama penkes.
3. Kriteria Hasil :
Diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab dan faktor risiko Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
4. Menyebutkan komplikasi Hipertensi
5. Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Hipertensi
6. Menjelaskan Kenapa hipertensi harus di cegah.

23
LAMPIRAN DOKUMENTASI

1. Kegiatan Senam Lansia 05 Februari 2022

2. Kegiatan Senam Lansia 12 Februari 2022

3. Kegiatan Penyuluhan kesehatan 05 Februari 2022

23
4. Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan 05 Februari 2022

5. Kegiatan Pemeriksaan kesehatan 12 Februari 2022

23
23

Anda mungkin juga menyukai