Disusun Oleh :
Kelompok 1
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan yang
bertujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas
mengatasi stressor melalui pencegahan primer, sekunder, tersier. Peningkatan
kesehatan berupa pencegahan penyakit ini bisa melalui pelayanan
keperawatan langsung dan perhatian langsung terhadap seluruh masyarakat
dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat
mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, dan kelompok. Peningkatan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses
dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta
mengambil tanggung jawab terhadap masyarakat atas kesehatan diri keluarga
dan masyarakat, mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri,
keluarga dan masyarakat serta menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan
peminpin yang menggerakan kegiatan masyarakat dibidang kesehatan
berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat
dapat berperan serta dengan menyumbangkan tenaga, pikiran atau
pengetahuan, sarana, dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan. Konsep
keperawatan dikarakteristikan oleh empat konsep pokok yaitu: konsep
manusia, kesehatan, perawat dan lingkungan. Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2013).
Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus
yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas menurut
ANA adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat.
Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan
tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu,
berkelanjutan dan melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu
bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh
melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal. Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari
subyek dan obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan
hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status
kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini
dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai penanggualangan masalah
dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu,
keluarga dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai
salah satui upaya menyiapkan tenaga perawat professional dan mempunyai
potensi-potensi keperawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang
harus dicapai, maka mahasiswa program studi Sarjana Keperawatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta melaksanakan Praktik Klinik
Keperawatan Komunitas,Keluarga dan Gerontik di Wilayah RW 31,
Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres dengan menggunakan pendekatan
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa
mempunyai 1 keluarga binaan dengan tahap perkembangan keluarga sebagi
kasus keluarga yang terdapat di Wilayah Wilayah RW 31, Kelurahan
Mojosongo, Kecamatan Jebres. Pendekatan secara kelompok dilakukan
dengan cara pembentukan kelompok kerja kesehatan, pembentukan kelompok
kerja lanjut usia serta memberdayakan kader kesehatan. Dengan pendekatan
dari masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang
lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri
dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkait. Pokjakes dan
seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam pencegahan
dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes
diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya,
membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/
masyarakatnya, mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan
yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi
populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama
dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan
pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada masyarakat akan mandiri
dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri tentang
masalah kesehatan di Wilayah Wilayah RW 31, Kelurahan Mojosongo,
Kecamatan Jebres,Kota Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Menggambarkan pengkajian kesehatan masyarakat di wilayah
berdasarkan data kesehatan masyarakat yang sudah dikumpulkan serta
rencana tindakan masing-masing masalah kesehatan.
b. Menggambarkan masalah-masalah kesehatan yang terdapat di Wilayah
RW 31, Kelurahan Mojosongo,Kecamatan Jebres,Kota
Surakarta.berdasarkan data kesehatan masyarakat yang telah di
kumpulkan.
c. Menentukan diagnosis keperawatan dan menetapkan prioritass masalah
keperawatan berdasarkan kriteria tetentu.
d. Memaparkan tentang rencana kegiatan asuhan keperawatan komunitas.
e. Merencanakan tindakan keperawatan dalam masyarakat sehingga
masyarakat mampu mengatasi masalah kesehatan.
f. Menggambarkan kegiatan yang telah dilakukan oleh mahasiswa serta
masyarakat di Wilayah Wilayah RW 31, Kelurahan Mojosongo,
Kecamatan Jebres,Kota Surakarta.
g. Memaparkan tentang evaluasi kegiatan yang telah dilakukan serta
menggammbarkan rencana tindak lanjut kegiatan keperawatan
komunitas.
C. MANFAAT
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Untuk mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
pada masyarakat.
b. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat.
c. Meningkatkan keterampilan komunitas, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga, gerontik dan komunitas
khususnya di Wilayah RW 31, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan
Jebres,Kota Surakarta Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan yang dialami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
3. Untuk Institusi pendidikan
Diharapkan hasil laporan kegiatan ini menjadi bahan perbandingan
untuk profesi berikutnya dan menjadi bahan evaluasi terhadap program
atau kurikulum keperawatan komunitas yang telah ditetapkan
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang digunakan Laporan Akhir Praktik Kinik
Keperawatan Komunitas Di RW 31, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan
Jebres,Kota Surakarta,ini sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat laporan
dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanan
kesehatan utama, konsep keperawatan komunitas, teori perubahan
komunitas.
Bab III : Aplikasi keperawatan komunitas yang terdiri dari tahap persiapan,
tahap pengkajian, tahap perumusan diagnosa keperawatan
komunitas, tahap perencanaan, tahap impementasi serta tahap
evauasi.
Bab IV : Pembahasan berisi tentang hal-hal yang perlu dibahas muai dari
tahap pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, impementasi
dan tahap evaluasi dengan membandingkan dari teori yang ada.
Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpuan dan saran.
Daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II
TIN JAUAN PUSTAKA
Keterangan:
: Peran masyarakat
: Peran perawat
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk
memandirikan klien dalam menangulangi masalah kesehatan, pada
awalnya pera perawat lebih besar daripada klien berangsur-angsur
peran klien besar dari pada perawat.
Tujuan akhir keperawatan komunitas adalah kemandirian
keluarga, yang terkait dengan 5 tugas kesehatan, yaitu: mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan,
merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat
mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia
sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah
keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.
E. Teori Perubahan Komunitas
Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor dari dalam luar individu. Disamping sistem susunan saraf
yang mengontrol reaksi individu terhadap segala rangsangan aspek–aspek
dalam diri individu yang juga berpengaruh dalam pembentukan dan
perubahan perilaku adalah pengetahuan motivasi dan emosi. Untuk dapat
mengubah perilaku dapat dilakukan dengan pendekatan menggunakan teori:
a. Pendekatan Edukatif
Tujuan pokok pendekatan edukatif ini adalah untuk mengembangkan
kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dan memecahkan masalah
kesehatan setempat. Pendekatan edukatif dijalankan melalui dua tahap
yaitu:
1) Pengembangan provider (Petugas kesehatan dan tokoh masyarakat)
Supaya strategi perubahan ini dapat berhasil maka perlu dilakukan
tindakan untuk mempersiapkan petugas, meliputi kesiapan dalam
ketrampilan dan pengetahuan.
2) Pengembangan masyarakat
Pada tahap ini petugas mengajak masyarakat bersama-sama melakukan
identifikasi masalah dalam alternatif pemecahannya serta membuat
perencanaan kegiatan kesehatan.
b. Model penyesuaian perilaku
Terdiri dari 5 kategori:
1) Kepatuhan / konformitas
2) Inovasi
3) Ritualisme
4) Pengunduran diri
5) Memberontak
c. Model perubahan perilaku (Lawrence Green)
Menyatakan bahwa kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan luar perilaku. Faktor perilaku
ditentukan oleh faktor predisposisi meliputi: pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi, norma sosial. Faktor pendukung yang meliputi
tersedianya sarana kesehatan dan kemudahan untuk mencapai sesuatu.
Faktor pendorong seperti sikap dan perilaku petugas kesehatan. Faktor
Non perilaku mencakup tingkat kesejahteraan atau faktor sosial ekonomi.
Menurut Fallen (2014) bahwa kesehatn individu atau masyarakat
dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu perilaku dan non perilaku. Faktor
perilaku ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a) Faktor yang Mempengaruhi
Faktor yang mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan nilai dan juga
dipengaruhi oleh faktor demografi seperti status ekonomi,umur, jenis
kelamin, dan besarnya keluarga.
b) Faktor Pendukung
Faktor yang memungkinkan keinginan terlaksana meliputi sumber
daya, keahlian atau ketrampilan, organisasi, kebijakan dan undang-
undang.
c) Faktor Pendorong
Faktor yang memperkuat perubahan seseorang yang disebabkan oleh
sikap dan perilaku orang lain misalnya guru, keluarga, dan tokoh
masyarakat.
d) Faktor Non Perilaku
Faktor non perilaku yang dapat mempengaruhi pencapaian individu
atau masyarakat antara lain: sulit mencapai sarana pelayanan kesehatan,
mahalnya biaya pengobatan dan lain-lain.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH RW 31 DESA TEGALARUM KELURAHAN MOJOSONGO
KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA
A. TAHAP PERSIAPAN
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (Public
Health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif serta berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam
upaya kesehatan.
Tahap persiapan praktik keperawatan komunitas dimulai tanggal 15
November – 10 Desember 2021. Tahap persiapan yang pertama ketika
mahasiswa sampai di lahan yaitu membina hubungan saling percaya dan
meminta izin dengan mengadakan Musyawarah Warga I bersama tokoh-
tokoh masyakarat di RW 31 kampung Tegalarum, Kelurahan Mojosongo,
Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, yang dihadiri oleh Ketua RW 3I, Ketua
RT 1 sampai 5, Kader PKK, perwakilan pihak Puskesmas Sibela. Selain itu,
tahap persiapan yang kedua adalah mempersiapkan angket yang akan
digunakan untuk mengkaji permasalahan yang ada di daerah tersebut.
B. TAHAP PENGKAJIAN
Proses keperawatan komunitas dalam hal ini menyelesaikan masalah
kesehatan di komunitas menggunakan pendekatan pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Pada tahap pengkajian yang pertama, kegiatan
yang dilakukan mahasiswa dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah dengan melakukan
pengkajian data dasar, yaitu data lingkungan fisik dan pengkajian data
masyarakat. Pengkajian data dasar ini dilakukan dengan cara wawancara
dengan beberapa tokoh antara lain dengan kepala RW 3I dan kader kesehatan
dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah mahasiswa persiapkan.
Mahasiswa juga melakukan observasi langsung di lingkungan RW 3I, di
RW 31 kampung Tegalarum, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres,
Kota Surakarta, dengan menggunakan pedoman Winshield Survey. Hal yang
diobservasi antara lain kepadatan bangunan, kondisi lingkungan, luas
lingkungan, batas wilayah, transportasi yang sering digunakan, macam-
macam pusat pelayanan, kebiasaan masyarakat, tempat berkumpul warga,
media informasi yang sering digunakan, pencemaran lingkungan hingga
issue-issue yang sedang hangat diperbincangkan oleh masyarakat. Untuk data
masyarakat didapatkan dari penyebaran angket 30% dari jumlah keseluruhan
KK yang terdaftar di lingkungan . Tanggal 22 November-24 November
2021,telah dilakukan observasi di RW 31 kampung Tegalarum, Kelurahan
Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, penyebaran angket kepada
masyarakat dari masing-masing kelompok di lingkungan . Adapun data yang
telah diolah dan disajikan adalah sebagai berikut: di RW 31 kampung
Tegalarum, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta,
1. Waktu Pelaksanaan
Praktik keperawatan komunitas dilaksanakan dari tanggal 18 November –
4 Desember 2021.
2. Tempat Pelaksanaan
Praktik keperawatan komunitas dilaksanakan di wilayah di RW 31
kampung Tegalarum, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota
Surakarta, Winshield Survey.
I. Pengkajian Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian Inti (Core)
a. Riwayat/sejarah perkembangan komunitas
Wilayah RW 31 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota
Surakarta, pada saat ini terbagi menjadi 5 RT yang berhasil dilakukan
skrining sebanyak 126 KK
b. Data Demografi
1) Usia
Diagram pie di bawah menunjukkan bahwa sebagian besar warga di
wilayah RW 31 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres Kota
Surakarta berusia lansia yaitu sebanyak 42,3 % (116) dengan n=274.
1.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia
2) Jenis Kelamin
Diagram pie di bawah menunjukkan bahwa sebagian besar warga di
wilayah RW 31 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres Kota
Surakarta berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 50,7 % (139
orang) dengan n=274.
1.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
3) Agama
Diagram pie di bawah menunjukkan bahwa sebagian besar warga di
wilayah RW 31 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres Kota
Surakarta beragama islam yaitu sebanyak 95,7 % (245 orang)
dengan n=256.
1.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
c. Statistik Vital
1) Anggota Keluarga Yang Sakit Selama 1 Bulan Terakhir
Diagram pie di bawah menunjukkan bahwa sebanyak 25,3% (25
KK) memiliki anggota keluarga yang sakit selama 1 bulan terakhir
dan 74,7% (74 KK) tidak ada anggota keluarga yang sakit selama 1
bulan terakhir (n=99).
3.1 Distribusi Keluarga Berdasarkan Anggota Keluarga Yang Sakit
Selama 1 Bulan Terakhir
2) Jenis Penyakitnya
Diagram pie di bawah menunjukkan bahwa sebanyak 63,4% (63
orang) mengalami Hipertensi, 24,4% (10 orang) mengalami DM,
7,3% (3 orang) mengalami Asma, dan 4,9% (2 orang) mengalami
Asam Urat (n=99).
3.2 Distribusi Keluarga Berdasarkan Jenis Penyakitnya
b.Pendidikan
Rata-rata pendidikan masyarakat di Wilayah Kampung Tegal
Arum RW 3I Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta,
adalah SMA.
Diagram pie di bawah menunjukkan bahwa sebagian besar warga di
wilayah RW 31 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres Kota
Surakarta berpendidikan SMA yaitu sebanyak 33,2 % (91 orang)
dengan n=274.
Sarana Transportasi
1%
Kendaraan pribadi
20% Angkutan umum
Jalan kaki
79%
40% Pengajian
Perkumpulan warga
60%
f.Komunikasi
Kebiasaan masyarakat di wilayah RW 3I Desa Tegal Arum
Kelurahan Mojosongo Kecamatan Jebres Kota Surakarta, yaitu
masyarakat mengadakan perkumpulan untuk pertemuan RT bapak-
bapak, ibu-ibu PKK, pertemuan dawis RT, pertemuan keagamaan, dan
pada setiap sebulan sekali diadakan posyandu balita, posyandu lansia,
senam prolanis di Gedung pertemuan setiap RT.Media informasi yang
digunakan masyarakat untuk mendapatkan informasi di rumah adalah
televisi, radio, handphone, pertemuan warga dan penyuluhan dari
puskesmas.
g.Ekonomi
Fasilitas perekonomian warga RW 15 adalah pasar dan
pertokoan,angka pengangguran hampir tidak ada.Diagram pie di
bawah menunjukkan bahwa sebanyak 14,1% (14 KK)
penghasilannya kurang dari Rp 500.000, 30,3% (30 KK)
penghasilannya Rp 500.000-Rp 1.000.000 dan 55,6% (55 KK)
penghasilannya lebih dari Rp 1.000.000 (n=99).
4.2 Distribusi Keluarga Berdasarkan Penghasilan Rata-Rata
h.Rekreasi
Selama pandemi mayoritas warga RW 31 menghabiskan waktu
luang di rumah menonton tv bersama keluarga, dan sesekali kegiatan di
waktu luang warga RW 31 adalah rekreasi bersama-sama ke tempat wisata
Diagram pie di bawah menunjukkan bahwa sebanyak 48,8% (39
KK) rekreasinya pergi ketempat wisata, 40% (32 KK) rekreasinya
menonton TV bersama dan 11,2% (9 KK) rekreasinya lain-lain (n=80).
9.1 Distribusi Keluarga Berdasarkan Tempat Rekreasi
Tempat Rekreasi
11%
Tempat Wisata
Menonton TV
Lain-lain
49%
40%
3.Persepsi
a. Persepsi komunitas
Suatu kesehatan masyarakat berawal dari kebersihan yang di
terapkan pada anggota keluarga masing-masing dan setiap warga
mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kebersihan. Dalam
penanganan masalah kesehatan masyarakat di bantu dengan adanya
kader kesehatan dan tokoh masyarakat
b. Persepsi tokoh agama
Suatu kesehatan adalah sebuah karunia dari Tuhan YME kita sebagai
umatnya harus berusaha selalu menjaga kesehatan dengan cara
menjaga kebersihan di lingkungan, karena kebersihan adalah salah
satu bagian dari iman.
c. Persepsi tokoh masyarakat
Menurut kader kesehatan, kesehatan di dalam komunitas adalah
tanggung jawab kita bersama untuk menciptakan kesejahteraan
bersama
d. Persepsi tenaga kesehatan
Kesehatan komunitas sangat sulit diterapkan jika dari masyarakatnya
kurang kooperatif terhadap tenaga kesehatan yang ada seperti
adanya posyandu lansia, jika dari warga tidak ikut berpatisipasi
maka kegiatan tersebut tidak bisa berjalan dengan maksimal
D. ANALISA DATA
No Hari/Tanggal Data Fous Diagnosa
Keperawatan
1. Kamis, 25 DS : Manajemen Kesehatan
November Hasil wawancara warga Tidak Efektif di RW
2021 mengatakan 31 Kelurahan
a. “Beberapa masyarakat RW Mojosongo
31 mengatakan ada yang berhubungan dengan
mengidap hipertensi, pegal kompleksitas program
linu, asma, dan diabetes.” perawatan/ pengobatan
b. “Beberapa warga (D.0116) dibuktikan
mengatakan program dengan sikap warga
posyandu lansia selama kurang tepat dalam
pandemi tdak dilaksanakan” menghadapi masalah
c. “Beberapa warga kesehatan
mengatakan bahwa jika sakit
lebih memilih meminum
obat warung dan herbal
terlebih dahulu”
d. “Beberapa warga
mengatakan sudah
meminum obat hipertensi
namun belum rutin”
e. “Beberapa warga
mengatakan tidak
berpartisipasi dalam
kegiatan posyandu”
DO :
Data dari angket menunjukkan :
a. Berdasarkan data hasil
pengkajian warga yang
mengidap hipertensi sebesar
63,4%, DM 24,4%, asma
7,3%, dan asam urat 4,9%
b. Beberapa warga cenderung
tidak melakukan
pemeriksaan rutin, seperti
pemeriksaan tekanan darah.
2 Kamis, 25 DS : Defisit Pengetahuan
November a. Beberapa warga tentang gaya hidup
2021 mengatakan bingung sehat di RW 31
makanan apa yang tidak Kelurahan Mojosongo
boleh dikonsumsi pasien berhubungan dengan
hipertensi dan Diabetes kurang terpapar
b. Beberapa warga informasi (D.0111)
mengatakan belum dibuktikan dengan
melakukan aktifitas beberapa warga belum
fisik/olahraga secara rutin mengetahui tentang
c. Beberapa warga penanganan masalah
mengatakan kegiatan kesehatan
posyandu lansia selama
pandemi ditiadakan,
sehingga mereka tidak
mengetahui kondisi
kesehatannya
DO :
a. Beberapa warga tampak
kebingungan dan
menanyakan mengenai
manajemen diet yang
dilakukan
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
No Diagnosa Keperawatan
1 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif di RW 31 Kelurahan Mojosongo
berhubungan dengan kompleksitas program perawatan/ pengobatan
(D.0116) dibuktikan dengan sikap warga kurang tepat dalam menghadapi
masalah kesehatan
2 Defisit Pengetahuan tentang gaya hidup sehat di RW 31 Kelurahan
Mojosongo berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111)
dibuktikan dengan beberapa warga belum mengetahui tentang
penanganan masalah kesehatan
Keterangan :
Tingkat Keseriusan Nilai
Sangat serius 9 atau 10
Serius 6, 7 atau 8
Cukup serius 3, 4 atau 5
Tidak serius 0, 1 atau 2
3. Penilaian Keefektifan Intervensi
Skorin Tingkat
No Diagnosa Keperawatan
g Keefektifan
1 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif di RW 31
Kelurahan Mojosongo berhubungan dengan
Relatif
kompleksitas program perawatan/ pengobatan 8
efektif
(D.0116) dibuktikan dengan sikap warga kurang
tepat dalam menghadapi masalah kesehatan
2 Defisit Pengrtahuan tentang gaya hidup sehat di 7 Relatif
RW 31 Kelurahan Mojosongo berhubungan
dengan kurang terpapar informasi (D.0111)
dibuktikan dengan beberapa warga belum efektif
mengetahui tentang penanganan masalah
kesehatan
Keterangan:
Keefektifan Nilai
Sangat efektif (80-100%) misal : vaksin 9 atau 10
Relatif efektif (60-80%) 7 atau 8
Efektif (40-60%) 5 atau 6
Cukup efektif (20-40%) 3 atau 4
Relatif tidak efektif (5-20%) misal: upaya berhenti merokok 1 atau 2
Hampir tidak efektif 0
G. PERENCANAAN KOMUNITAS
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan / Intervensi
. Keperawatan Hasil Keperawatan
1 Manajemen Setelah dilakukan Edukasi Program Pengobatan
Kesehatan intervensi keperawatan (I.12441)
Tidak Efektif di selama 2 x 6 jam maka Observasi :
RW 31 manajemen kesehatan - Identifikasi pengetahuan
Kelurahan (L.12104) meningkat tentang pengobatan yang di
Mojosongo dengan kriteria hasil : rekomendasikan
berhubungan 1. Melakukan tindakan - Identifikasi penggunaan
dengan untuk mengurangi pengobatan tradisional dan
kompleksitas faktor resiko cukup kemungkinan efek terhadap
program meningkat pengobatan
perawatan/ 2. Menerapkan Terapeutik:
pengobatan program - Fasilitasi informasi tertulis
(D.0116) keperawatan cukup atau gambaran untuk
meningkat meningkatkan pemahaman
3. Aktivitas hidup - Berikan dukungan untuk
sehari hari efektif menjalani program
memenuhi tujuan peengobatan dengan baik dan
kesehat dari cukup benar
meningkat Edukasi:
- Jelaskan manfaat dan efek
samping pengobatan
- Jelaskaan cara penyimpanan,
pengisian kembali/pembelian
kembali, dan pemantauan sisa
obat
- Informasikan fasilitas
kesehatan yang dapat di
gunakan selama pengobatan
- Anjurkan memonitor
perkembangan keefektifan
pengobatan
- Anjurkan mengkonsumsi obat
sesuai indikasi
- Anjurkan bertanya jika ada
sesuatu yang tidak di mengerti
sebelum dan sesudah
pengobatan dilakukan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan kader
kesehatan atau tokoh
masyarakat untuk melakukan
pemantauan dan bimbingan
2 Defisit Setelah dilakukan Edukasi Diet (I.12369)
Pengetahuan intervensi keperawatan Obervasi:
tentang gaya selama 2 x 6 jam maka - Identifikasi kemampuaan
hidup sehat di tingkat pengetahuan pasien dan keluarga menerima
RW 31 (L.12111) meningkat informasi
Kelurahan dengan kriteria hasil : - Identifikasi tigkat pengetahuan
Mojosongo 1. Perilaku sesui saat ini
berhubungan anjuran cukup - Identifikasi kebiasaan pola
dengan kurang meningkat makan saat ini dan masa lalu
terpapar 2. verblisasi niat - Identifikasi keterbatasan
informasi dalam belajar finansial untuk menyediakan
(D.0111) cukup meningkat makanan
3. Perilaku sesui Terapeutik:
dengan - Persiapkan materi, media dn
pengetahuan cukup alat peraga
meningkat - Jadwalkan waktu yang tepat
4. Pertanyaan tentang untuk memberikan pendidikan
masalah yang di kesehatan
hadapi menurun - Berikan kesempatan pasien
5. Persepsi yang dan keluarga bertanya
keliru terhadap Edukasi :
masalah menurun - Jelaskan tujuan kepatuhan diet
terhadap kesehatan
- Informasikan makanan yang di
perbolehkan dan di larang
- Anjurkan mengganti bahan
makanan sesui dengan diet
yang di programkan
- Anjurkan melakukan olahraga
sesuai toleransi
- Anjurkan cara merencanakan
makanan yang sesuai program
- Rekomendasikan resep
makanan yang sesuai dengan
diet, jika perlu
Kolaborasi :
- Rujuk ke ahli gizi dan sertakan
keluarga, jika perlu
- Kolaborasi dengan kader
kesehatan atau tokoh
masyarakat untuk melakukan
pemantauan dan bimbingan
H. Tahap Implementasi
No Hari/Tanggal Waktu Jenis Kegiatan Evaluasi
1. Jumat, 03 06.30 Senam Evaluasi struktur:
Desember hipertensi - Senam hipertensi
2021 dilakukan di
halaman depan
rumah warga di RT
03 RW 31
Kelurahan
Mojosongo,
Kecamatan Jebres,
Kota Surakarta
- Senam hipertensi
dihadiri sekitar 20
warga RW 31
Kelurahan
Mojosongo,
Kecamatan Jebres,
Kota Surakarta
Evaluasi proses:
- Peserta mengikuti
kegiatan senam
hipertensi dengan
antusias.
- 20 peserta hadir
dan mengikuti
jalannya kegiatan ,
tidak ada yang
meninggalkan
kegiatan selama
kegiatan tersebut
berlangsung
- Waktu acara
berlangsung dari
awal sampai akhir
kurang lebih 70
menit
- Warga Rw 31
aktif dan antusias
dalam
melaksanakan
senam hipertensi.
Evaluasi hasil
- Warga Rw 31
mengikuti senam
hipertensi dan
penkes hipertensi
hingga selesai
- Terdapat
penurunan
tekanan darah
sebelum dilakukan
senam hipertensi
dan setelah
dilakukan senam
hipertensi pada
sebagian besar
warga
Respon Verbal :
Warga RW 15
mengatakan
bersedia
melakukan senam
hipertensi secara
rutin
Respon
Psikomotor :
- Warga RW 15
mampu
melakukan senam
hipertensi secara
mandiri
I. Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif di S : Warga mengatakan
RW 31 Kelurahan Mojosongo bersedia melakukan
berhubungan dengan kompleksitas senam hipertensi secara
program perawatan/ pengobatan (D.0116) rutin
dibuktikan dengan sikap warga kurang O : Warga tampak
tepat dalam menghadapi masalah kooperatif dan mampu
kesehatan melakukan senam
hipertensi secara
mandiri
A : Masalah
manajemen kesehatan
tidak efektif teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
- Kolaborasi dengan
kader kesehatan atau
tokoh masyarakat
untuk melakukan
pemantauan dan
bimbingan
2. Defisit Pengetahuan tentang gaya hidup S : Warga RW 31
sehat di RW 31 Kelurahan Mojosongo mengerti dan
berhubungan dengan kurang terpapar memahami materi yang
informasi (D.0111) dibuktikan dengan di sampaikan terkait
beberapa warga belum mengetahui tentang dengan pendidikan
penanganan masalah kesehatan Kesehatan hipertensi
O : Warga RW 31
mampu menjawab
semua pertanyaan
evaluasi dengan benar
A : Masalah defisit
pengetahuan teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
- Kolaborasi dengan
kader kesehatan atau
tokoh masyarakat
untuk melakukan
pemantauan dan
bimbingan
J. Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut bagi warga RW 31 Kelurahan Mojosongo,
Kecamatan Jebres, Kota Surakarta adalah dapat melakukan pengontrolan
tekanan darah mandiri di pusat pelayanan kesehatan terdekat atau pada saat
kegiatan Posyandu lansia, memfungsikan kartu kendali tekanan darah yang
telah dibagikan, serta melakukan senam hipertensi secara aktif dan rutin.
Warga RW 31 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta juga
mampu menghitung kalori dan indeks masa tubuh (IMT) secara mandiri serta
mampu melaksanakan diet sesuai kebutuhan tubuh dan kepatuhan dalam
meminum obat dapat meningkat. Informasi mengenai pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dapat didapatkan dari buku saku yang
sudah mahasiswa berikan sebagai pegangan.
Data Tambahan :
1. Kampung CERDIK
C : Cek kondisi kesehatan secara berkala
Masyarakat RW 31 memeriksakan kesehatan secara berkala di
fasilitas kesehatan seperti : Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit
E : Enyahkan asap rokok
Masyarakat RW 31 sudah berkomitmen untuk menciptakan KBAR
( Kampung Bebas Asap Rokok )
Masyarakat RW 31 telah menegakkan aturan Tidak boleh
merokok di dalam rumah
Jumlah perokok <18 tahun = 0
Jumlah perokok usia >18 tahun =33
Jumlah penjual rokok di wilayah RW 31 =6
R : Rajin aktivitas fisik
Masyarakat RW 31 sudah rajin melakukan aktivitas fisik dengan
bermacam kegiatan seperti : Sebelum pandemi senam rutin tiap
minggu, Kerja bakti warga
D : Diet sehat dengan kalori seimbang
Masyarakat telah diberi pengetahuan tentang Diet kalori seimbang
I : Istirahat yang cukup
Sebagian masyarakat RW 31 sudah menerapkan istirahat yang
cukup, dibuktikan dengan masyarakat tidak ada yang mengeluhkan
gangguan tidur. Tetapi ada juga masyarakat yang mengeluhkan
sulit tidur jika badannya sedang tidak sehat.
K : Kelola stress
Masyarakat RW 31 sudah paham bagaimana cara mengelola stress,
seperti : Rekreasi keluarga, menonton tv, senam rutin untuk lansia.
2. Budaya PATUH
P : Periksa kesehatan secara rutin
Warga RW 31 sudah memeriksakan kesehaan secara rutin, namun
ada beberapa yang belum memeriksakan kesehatan secara rutin
dan hanya memeriksakan kesehaan disaat sakit / memiliki keluhan.
Warga RW 31 sudah diberikan pendidikan kesehatan yang
bertujuan memotivasi warga supaya periksa kesehatan secara rutin
dan masyarakat bersedia/ ingin memeriksakan kesehatan secara
rutin.
A : Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
Warga RW 31 sebagian besar sudah melakukan pengobatan
dengan tepat dan teratur dan ada yang sebagian besar yang
melakukan pengobatan tidak teratur.
Warga RW 31 sudah di berikan edukasi tentang pengobatan yang
tepat dan teratur untuk mengendalikan penyakit.
T : Tetap diet dengan gizi seimbang
Warga RW 31 sebagian besar sudah mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang seperti buah, sayur sayuran.
U : Upayakan aktivitas fisik dengan aman
Warga RW 31 sudah melakukan aktifitas fisik berupa jalan pagi,
bersepeda.
Warga RW 31 sudah melaksanakan dan mengerti cara senam
hipertensi, dan bersedia untuk melaksanakan secara rutin
kedepannya.
H : Hindari asap rokok, alcohol, dan zat karsinogenik lainnya
Masyarakat RW 31 sudah berkomitmen untuk menciptakan KBAR
( Kampung Bebas Asap Rokok )
Masyarakat RW 31 telah menegakkan aturan Tidak boleh
merokok di dalam rumah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan yang
bertujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas
mengatasi stressor melalui pencegahan primer, sekunder, tersier. Peningkatan
kesehatan berupa pencegahan penyakit ini bisa melalui pelayanan
keperawatan langsung dan perhatian langsung terhadap seluruh masyarakat
dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masyarakat
mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, dan kelompok. Konsep
keperawatan dikarakteristikan oleh empat konsep pokok yaitu: konsep
manusia, kesehatan, perawat dan lingkungan. Keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Paradigma sehat merupakan modal pembangunan kesehatan yang dalam
jangka panjang akan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap dan
bertindak mandiri dalam menjaga kesehatannya sendiri melalui kesadaran
terhadap pentingnya upaya kesehatan yang bersifat promotif dan prefentive
Diagram pie di bawah menunjukkan bahwa sebagian besar warga di wilayah
RW 31 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres Kota Surakarta berusia
lansia yaitu sebanyak 42,3 % (116) dengan n=274.
Jenis Kelamin diagram pie di bawah menunjukkan bahwa sebagian besar
warga di wilayah RW 31 Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres Kota
Surakarta berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 50,7 % (139 orang)
dengan n=274.
Diagram pie di atas menunjukkan bahwa sebanyak 63,4% (63 orang)
mengalami Hipertensi, 24,4% (10 orang) mengalami DM, 7,3% (3 orang)
mengalami Asma, dan 4,9% (2 orang) mengalami Asam Urat (n=99).
B. Saran
Masyarakat di Rw 31 diharapkan dapat mengontrol kesehatannya di
puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat
Lampiran dokumentasi kegiatan
Musyawarah warga 1
Screnning Per RT
RT 1
RT 2
RT 3
RT 4
RT 5
Kunjungan kader Rw 31
Senam hipertensi
posyandu balita