Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DESA PUNGSARI, PLUPUH, SRAGEN

Disusun Oleh :
MAGHFIRA FITRI MAULANI
P27220020315
PROFESI NERS B

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu
wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat
oleh rasa identitas suatu komunitas. (Koentjaraningrat, 1990; Wahit Iqbal
Mubarak & Nurul Chayatin, 2013)
Sedangkan ANA (1973) mendefinisikan keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan
masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk. (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul Chayatin, 2013)
Dari dua definisi diatas menjelaskan bahwa dalam suatu masyarakat
ataupun komunitas perlu adanya peningkatan kesadaran dari komunitas
tentang kesehatan sehingga adanya keperawatan komunitas membantu proses
tersebut dan dapat mencegah pengendalian wabah penyakit terutama penyakit
menular.
Dalam pelaksanaannya, keperawatan kesehatan masyarakat diupayakan
dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan yang utama
merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang
akan diberikan. Artinya, upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan tersebut
merupakan upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan oleh masyarakat, dan
secara universal upaya tersebut mudah dijangkau. Dengan demikian, di dalam
keperawatan komunitas penggunaan teknologi tepat guna sangat ditekankan.
Wujud aplikasi kegiatan nyatanya adalah seorang perawat komunitas mampu
melakukan rangsangan atau memotivasi masyarakat di wilayah binaannya
dengan memilih alat edukatif sederhana yang tersedia di wilayah tersebut.
Pendekatan ini diterapkan oleh Mahasiswa Profesi Ners Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surakarta Stase Keperawatan Komunitas
dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat di wilayah
Dusun I, Pungsari, Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dengan
pemberdayaan masyarakat melalui tokoh masyarakat, tokoh agama, kader
kesehatan, dan Puskesmas Pembantu. Sehingga melalui pendekatan tersebut
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seperti pola perilaku hidup
bersih, menurunkan angka kesakitan dan kematian, yang merupakan salah
satu program pemerintah untuk mewujudkan visi indonesia sehat 2025.
Visi dan misi dari pembangunan masyarakat menurut undang-undang
adalah Indonesia Sehat 2025 akan dicapai melalui berbagai program
pembangunan kesehatan. Indikator-indikator yang telah ditetapkan guna
mempertegas visi Indonesia Sehat 2025 itu adalah (1) indikator derajat
kesehatan sebagai hasil akhir yang terdiri atas indikator-indikator untuk
mortalitas, morbiditas, dan status gizi; (2) indikator hasil antara yang terdiri
atas indikator untuk keadaan lingkungan, perilaku hidup, akses dan mutu
pelayanan kesehatan; (3) indikator proses dan masukan yang terdiri atas
indikator untuk pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen
kesehatan, dan kontribusi sektor terkait (Kemenkes, 2016).
Berkaitan dengan program pendidikan profesi ners stase keperawatan
komunitas ini, mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan masyarakat berfokus
pada upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan diri dari penyakit
(preventif), dan penyembuhan penyakit (rehabilitative). Dusun I Pungsari
merupakan wilayah dari Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Provinsi Jawa
Tengah. Dusun I Pungsari sendiri merupakan bagian dari wilayah kerja
puskesmas Plupuh 2 yang memiliki banyak masalah khususnya masalah
kesehatan baik individu atau kelompok yang membutuhkan intervensi secara
komprehensif. Pada stase keperawatan komunitas saya melakukan intervensi
komprehensif yang bersifat individu dalam bentuk penyuluhan kesehatan
dalam pencegahan COVID-19 pada masyarakat Dusun I Pungsari, Plupuh,
Sragen, Jawa Tengah.
Sehingga hal ini dapat memberikan perawat sisi lain dari proses
keperawatan yang ada pada rumah sakit. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan dibahas mengenai proses asuhan keperawatan komunitas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum, penyusunan studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui
proses pemberian asuhan keperawatan secara teori dan mengaplikasikan
kedalam praktik di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penyusunan studi kasus ini, yakni:
a) Mengetahui konsep dasar keperawatan kesehatan komunitas
b) Mengetahui proses asuhan keperawatan kesehatan komunitas secara
teori
c) Mengetahui teori keperawatan yang sesuai digunakan dalam
keperawatan komunitas.
d) Mengetahui dan memahami penerapan asuhan keperawatan komunitas
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


1. Definisi Komunitas
Koentjaraningrat (1990) menjelaskan komunitas sebagai suatu
kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh rasa
identitas suatu komunitas. (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul Chayatin,
2013).
Keperawatan komunitas adalah suatu disiplin ilmu yang memiliki
cabang disiplin ilmu lain yaitu keperawatan gerontik dan keperawatan
keluarga. Komunitas adalah kelompok social yang ditentukan oleh batas-
batas wilayah nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling
mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dengan
lainya (WHO, 2015).
American Nursing Association mendefinisikan keperawatan
komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul
Chayatin, 2013).

2. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas


Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya berikut ini:
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau
isu kesehatan masyarakat dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan dan memprioritaskan masalah kesehatan
c. Merumuskan serta memecahkkan masalah
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).

3. Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok, baik yang sehat maupun yang sakit,
khususnya mereka yang berisiko tinggi dalam masyarakat.
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Peran perawat komunitas
disini adalah membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya karena adanya kelemahan fisik dna mental yang dialami,
keterbatasan pengetahuannya, dan kurangnya kemauan menuju
kemandirian.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi. Antara keluarga yang satu dengan yang
lainnya saling bergantung dan berinteraksi. Dan fokus pelayanan
kesehatan yang strategis adalah keluarga.
c. Kelompok Khusus
Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, usia, permasalahan (problem), serta kegiatan
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Berikut
ini kelompok khusus yang ada di masyarakat dna institusi yang
diklasifikasikan berdasarkan permasalahan dan kebutuhan yang
mereka hadapi:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhan (growth development)
seperti: kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, anak
balita, anak usia sekolah dan kelompok usia lanjut.
2) Kelompok khusus dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, seperti:
penderita penyakit menular, penderita penyakit tidak menular,
dan kelompok cacat yang memerlukan rehabilitasi.

4. Strategi Keperawatan Kesehatan Komunitas


Berikut ini adalah strategi keperawatan kesehatan komunitas:
a. Proses kelompok (Group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor
pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi, penyuluhan
yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga
dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya
gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan sebelumnya
sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang
bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi
memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
b. Pendidikan kesehatan (Health promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses
transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya
kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat
sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya;
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerja sama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat
dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan
komunitas melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.

5. Prinsip Keperawatan Komunitas


a. Prinsip Keperawatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas dibedakan dari spesialis
keperawatan lainnya berdasarkan delapan prinsip di bawah ini:
1) Klien atau unit keperawatan adalah populasi. Walaupun perawat
komunitas memberikan asuhan pada individu, keluarga dan
kelompok tetapi tanggung jawab dominan tetap pada populasi
keseluruhan.
2) Tugas utama adalah meraih yang terbaik bagi sejumlah orang atau
populasi keseluruhan. Perawat kesehatan komunitas
mengidentifikasi kemungkinan menemukan individu yang
kebutuhannya tidak sesuai dengan prioritas kesehatan yang
menguntungkan bagi populasi keseluruhan.
3) Proses yang digunakan oleh perawat komunitas termasuk bekerja
dengan klien sebagai mitra yang sejajar Tindakan perawat
kesehatan komunitas harus menggambarkan kesadaran dari
kebutuhan yang komprehensif dari kesehatan dalam kemitraan
dengan komunitas dan populasi meliputi perspektif, prioritas dan
nilai dari populasii dalam menginterpretasikan data, kebijakan
dan memutuskan program serta memilih strategi yang sesuai
untuk dilakukan.
4) Pencegahan primer adalah prioritas dalam memilih tindakan yang
sesuai Pencegahan primer meliputi promosi strategi kesehatan
dan proteksi kesehatan.
5) Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan sehat, kondisi
sosial dan ekonomi pada populasi yang berkembang merupakan
fokus utama. Intervensi keperawatan kesehatan komunitas
meliputi pendidikan, pengembangan masyarakat, perencanaan
sosial, kebijakan pengembangan serta enforcement. Dan
intervensi tersebut akan berkembang ketika kita bekerja dengan
komunitas dan berakibat pada hukum, peraturan, kebijakan dan
prioritas dana. Advokasi pada komunitas untuk menciptakan
kondisi sehat merupakan bagian penting dari praktik keperawatan
kesehatan komunitas.
6) Ada tanggung jawab untuk mencapai keseluruhan populasi yang
memerlukan intervensi spesifik atau pelayanan Beberapa faktor
resiko tidak terdistribusi secara acak, subpopulasi spesifik
kemungkinan lebih dapat dipantau perkembangan penyakitnya
atau kecacatannya atau kemungkinan sulit untuk mengakses atau
menggunakan pelayanan, oleh sebab itu memerlukan jangkauan
yang khusus. Keperawatan kesehatan komunitas berfokus pada
keseluruhan populasi dan tidak hanya pada mereka yang datang
ke pelayanan.
7) Penggunaan sumber-sumber kesehatan yang optimal untuk
mendapatkan perbaikan yang terbaik dari populasi merupakan
kunci pokok dari kegiatan praktik. Perawat kesehatan komunitas
harus terlibat dalam koordinasi dan organisasi tindakan dalam
merespon isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan. Perawat
komunitas menggunakan dan memberikan informasi pada
pembuat kebijakan berdasarkan bukti ilmiah yang berhubungan
dengan outcome aksi spesifik, program atau kebijakan, seperti
keuntungan biaya atau efektifitas biaya dari strategi yang
potensial. pada pembuat kebijakan berdasarkan bukti ilmiah yang
berhubungan dengan outcome aksi spesifik, program atau
kebijakan, seperti keuntungan biaya atau efektifitas biaya dari
strategi yang potensial. Perawat kesehatan komunitas harus selalu
berkembang untuk mencari bukti ilmiah ketika diperlukan.
8) Kolaborasi dengan berbagai jenis profesi, organisasi dan
perkumpulan merupakan cara paling efektif untuk
mempromosikan dan melindungi kesehatan orang-orang
Menciptakan kondisi dimana komunitas selalu sehat
kemungkinan sangat kompleks, proses sumber daya yang intensif.
Perawat kesehatan komunitas bekerja sama dengan disiplin ilmu
lain dari berbagai bidang dan profesi dalam upaya meningkatkan
kesehatan populasi. Hal ini meliputi identifikasi perawat
kesehatan komunitas akan pentingnya tindakan legislatif dan
keterlibatan kebijakan sosial dan kesehatan di semua tingkat.
Kolaborasi ini kemungkinan terjadi dalam sistem pelayanan
ksehatan dan pemerintah mengadopsi program promotif dan
kebijakan yang perlu direvisi.

6. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)


Menurut Wijayaningsih (2013), banyak peranan yang dapat dilakukan
oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah:
a. Sebagai Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang
memungkinkan klien membuat pilihan dan mempertahankan
autonominya. Perawat selalu mengkaji dan memotivasi belajar klien.
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di
masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konseling adalah
proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan
intelektual.
b. Sebagai Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara
untuk dirinya. Tugas perawat sebagai pembela klien adalah
bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan
dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit
dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan.
c. Sebagai Manajemen kasus (Case Manager)
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan
menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi
fragmentasi, serta meningkatkan kualitas hidup klien. Perawat
kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
d. Sebagai kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan
yang optimal. Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan
dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan
dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu
mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau
kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang
lain pada tahap proses keperawatan.
e. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat mejadi panutan bagi
setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan
peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan
rohani dalam kehidupan sehari-hari.
f. Sebagai Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu
mengidentifikasi serta mengembangkan teori-teori keperawatan yang
merupakan dasar dari praktik keperawatan.
g. Pembawa pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu
terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam
merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan
peningkatan dan pemeliharan kesehatan. Pembawa perubahan adalah
seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang
membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada
sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa perubahan adalah
yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan
kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan
hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan
dan membimibing klien melalui fase-fase ini.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang
bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien, yang perlu
dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
a. Core / Inti Komunitas
1) History
Histori adalah sejarah berdirinya wilayah yang bisa terjadi
karena pecahann wilayah yang lain atau berdiri sendiri dan
memiliki seorang ketua wilayah.
2) Demographic
Demographic berisi diskipsi wilayah berupa luas, batas-batas,
jumlah KK maupun penduduk yang menempati wilayah tersebut
3) Ethnicity
Ethnicity ialah suku yang menempati suatu wilayah, bisa terdiri
dari satu suku karena warisan nenek moyang maupun berbagai
suku karena merupakan wilayah transmigrasi atau perkotaan.
4) Vital Statistic
Vital Statistic adalah hasil surevey mawas diri derajat kesehatan
suatu wilayah. yang secara umum berisi tentang data presentase
penyakit terbesar diwilayah tersebut.
5) Values and Beliefs
Values and beliefs adalah mayoritas kepercayaan dan agama
yang ada pada wilayah tersebut.
b. Subsistem
1) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik berisi data umum kebersihan wilayah,
persediaan air bersih, jamban sehat, bentuk rumah dan hal-hal
yang berkaitan dengan lingkungan di wilayah tersebut.
2) Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan berisi data fasilitas kesehatan yang
bergerak disekitar wilayah, bisa posyandu, klinik, bidan mandiri,
puskesmas maupun rumah sakit terdekat.
3) Ekonomi
Ekonomi merupakan data pekerjaan, penghasilan, pencaharian
tersebesar, asuransi dll.
4) Transportasi dan Keamanan
Transportasi dan keamanan berisi jenis kendaraan yang dimiliki,
transportasi umum yang melintasi wilayah. keamanan berisi
kegiatan ronda maupun kantor kepolisian terdekat.
5) Politik dan Pemerintahan
Politik dan pemerintahan merupakan sistem pemerintahan di
wilayah tersebut
6) Komunikasi
Komunikasi berisi jenis bahasa yang digunakan, alat komunikasi
jarak jauh berupa kentongan, handphone, internet dll.
7) Education
Education berisi pelayanan pendidikan diwilayah tersebut
seperti TK, SD , SMP, SMA dll.
8) Rekreasi
Rekreasi berupa jenis kegiatan hiburan di masyarakat bisa
piknik bulanan, menonton tv, radio maupun aktivitas rekreasi
yang lain.

2. Diagnosa Keperawatan Komunitas dan Skroing Prioritas


Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual,
ancaman resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain:
a. Masalah yang ditetapkan dari data umum
b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan
kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan
yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam
kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:
a.       Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b.      Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c.       Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d.      Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
a.    Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi.
b.      Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada
suatu kurun waktu tertentu
c.       Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertim
bangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah
yang menyangkut biaya, sumber daya, srana yang tersedia dan
kesulitan yangmungkin timbul.

3. Perencanaan (Intervensi) Keperawatan Komunitas


Neuman menyatakan bahwa sekali masalah utama telah
didefinisikan dan diklasifikasikan satu keputusan harus dibuat sebagai
bentuk intervensi apa yang harus diambil sebagai prioritas.Yang
membuat keputusan adalah proses kolaborasi antara perawat dan klien
terlibat dalam merundingkan tujuan kolaborasi yang sesuai. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
b. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan
dan keperawatan
c. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan
dilakukan.

4. Pelaksanaan (Implementasi) Keperawatan Komunitas


Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri
keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut
dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :
a. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang
bersifat fleksibel yang berupa :
1)    Pendidikan kesehatan.
2)    Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat
dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan
meningkatkan kesehatan.
b. Intervensi yang bersifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :
1) Deteksi dini gangguan kesehatan Misalnya deteksi tumbuh
kembang balita, keluarga dll
2) Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu
misalnya : konseling pra nikah
c. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
d. Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan
resisten yang terganggu.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program
kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang dilakukan
berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun semula.
Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan
penilaian, yaitu:
a. Daya guna
b. Hasil guna
c. Kelayakan
d. Kecukupan
BAB III
HASIL ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian
1. Core / inti komunitas
a. Histori
Dusun I merupakan salah satu dusun di Desa Pungsari, Kecamatan
Plupuh, Kabupaten Sragen. Sebelah utara berbatasan dengan Desa
Somomordukuh, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Masaran,
sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, dan sebelah
barat berbatasan dengan Kecamatan Kalijambe.
Keadaan demografis Puskesmas Plupuh 2 adalah dataran yang
sebagian besar penduduknya Bertani dengan memiliki jumlah penduduk
yaitu jumlah kepala keluarga seluruhnya 8.570, sedangkan jumlah
penduduk keseluruhan adalah 27.530 jiwa. Angka kepadatan penduduk
rata-rata di wilayah kerja Puskesmas Plupuh 2 adalah 6,77 jiwa/km2.
b. Demographic
Berdasarkan hasil pengkajian Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab.
Sragen. Rincian pembagian menurut jenis kelamin, sebagai berikut :
Jenis Kelamin Frekuensi
Laki – Laki 1.434
Perempuan 1.420
Jumlah 2.854
Berdasarkan tabel diatas warga Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab.
Sragen 1.434 orang berjenis kelamin laki – laki (50,25%) dan 1.420
orang berjenis kelamin perempuan (49,75%).
c. Ethnicity
Berdasarkan hasil pengkajian Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab.
Sragen 100% bersuku jawa.

d. Vital Statistic
Masalah Kesehatan Frekuensi
Hipertensi 211
Gastritis 90
Osteoarthritis 180
Kolestrol 60
Diabetes Melitus 121
Tidak ada masalah 2192
Jumlah 2854
Berdasarkan hasil Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen masalah
kesehatan dalam 3 bulan terakhir adalah hipertensi (7.4%), Gastritis
(3.2%), Osteoarthritis (6.3%), kolestrol (2.1%), dan diabetes melitus
(4.2%).
e. Values and beliefs
Agama Frekuensi
Islam 2750
Kristen 50
Katholik 54
Hindu 0
Budha 0
Jumlah 2854
Berdasarkan hasil pengkajian Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab.
Sragen terdapat mayoritas beragama islam yaitu sebanyak 2750 orang.

2. Subsistem
a. Lingkungan fisik
Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen jarak rumah ke rumah
kurang lebih 3 sampai 5 meter. Kepemilikan rumah warga adalah milik
sendiri (100%) dengan batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara
berbatasan dengan Desa Somomordukuh, sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Masaran, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Karanganyar, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kalijambe .
Kualitas udara dan kebersihan di rumah cukup baik. Vektor atau
serangga seperti nyamuk, lalat, katak, dan kecoa tidak banyak
ditemukan di sekitar rumah. Lingkungan sekitar terlihat banyak lahan
pertanian.
b. Pelayanan kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan terdekat adalah puskesmas. Cara
mengatasi masalah kesehatan warga yaitu pergi ke rumah sakit,
puskesmas dan dokter. Cara untuk mencapai tempat pelayanan
kesehatan warga menggunakan kendaraan beroda dua maupun roda
empat. Warga Dusun I Pungsari mengatakan sebagian besar
memahami tentang covid - 19 dan pencegahan covid - 19 dalam new
normal ditandai dengan sudah banyak warga yang memakai masker.
Akan tetapi ada beberapa warga juga yang masih belum mengikuti
protokol kesehatan seperti keluar rumah tidak menggunakan masker,
tidak membawa handsinitizer dan saat masuk ke rumah tidak mencuci
tangan terlebih dahulu. Sebagian warga juga ada yang tidak
mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar karena warga
mengatakan terkadang hanya menggunakan air biasa tanpa sabun saat
mencuci tangan.
c. Kesehatan Bayi dan Balita
Ibu rutin membawa bayi dan balita setiap bulan ke posyandu balita.
26% berat badan anak berada di warna kuning. Ibu mengatakan anak
sulit makan dan tidak nafsu makan. 34% anak menderita penyakit
diare.
d. Ekonomi
Penduduk Dusun I Pungsari bermata pencaharian petani. Memiliki
tingkat penghasilan <Rp. 1.500.000, hal ini menunjukkan bahwa dari
segi ekonomi dapat dikatakan kurang memadai dan ini merupakan
kekurangan untuk menunjang hidup sehat.

e. Transportasi dan keamanan


Keamanan lingkungan di Dusun I Pungsari yaitu aman (100%)
dikarenakan setiap malam ada ronda yang selalu rutin berkeliling.
Transportasi yang digunakan warga menggunakan kendaraan pribadi
(97%) dan transportasi umum (3%).
e. Politik dan pemerintahan
Cara pemilihan tokoh masyarakat seperti ketua RT dan ketua RW
dilakukan dengan cara musyawarah mufakat dan pemilihan secara
demokratis. Peraturan tidak tertulis berdasarkan aturan-aturan yang
terdapat dalam budaya jawa dan hasil kesepakatan Bersama dengan
warga. Struktur pemerintahan formal: Kepala desa membawahi kepala
dusun, kepala dusun membawahi beberapa RW dan RW membawahi
beberapa RT. Perkumpulan warga yang diikuti yaitu pengajian (45%)
dan perkumpulan warga seperti PKK dan arisan (55%)
f. Komunikasi
Komunikasi dalam masyarakat berbentuk secara vertikal dan
horizontal. Komunikasi horizontal yaitu komunikasi yang berbentuk
antar warga masyarakat desa Pungsari. Sedangkan komunikasi vertical
yaitu komunikasi antara warga masyarakat Dusun I Pungsari dengan
pemerintah desa Pungsari yaitu seperti dari warga masyarakat ke ketua
RT, kemudian ke ketua RW, kemudian ke kepala dusun dan kemudian
ke kepala desa. Bahasa sehari-hari yang digunakan warga
menggunakan bahasa jawa (100%). Media komunikasi di desa
Pungsari antara warga satu dengan yang lain menggunakan telepon.
Sumber informasi kesehatan warga didapat penyuluhan, pengumuman
desa, televisi, koran atau majalah dan lain – lain.
g. Education
Pendidikan Frekuensi
Belum sekolah 20
SD 110
SMP 160
SMA 2540
PT 24
Jumlah 2854
Berdasarkan tabel diatas warga Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab.
Sragen mayoritas pendidikan adalah SMA sebanyak 2540 orang
(89%), berpendidikan SMP sebanyak 160 orang (5.6%), berpendidikan
SD sebanyak 110 orang (3.9%). Dan yang belum sekolah sebanyak 20
orang (0.7%).
h. Rekreasi
Rekreasi warga Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen memilih
berada di rumah atau menonton televisi bersama keluarga (65%), dan
pergi ke tempat wisata apabila ada hari libur bersama keluarga
(35%).

B. Analisis Data
No Data Fokus Diagnosa Keperawatan
1 DS: Ibu mengatakan anak sulit makan dan Pemeliharaan kesehatan
tidak nafsu makan tidak efektif
berhubungan dengan
DO: 26% berat badan anak berada di warna ketidakmampuan
kuning. mengatasi masalah di
Dusun I Pungsari, Kec.
Plupuh, Kab. Sragen
2 DS : Ketidakpatuhan
a. Warga Dusun I Pungsari mengatakan berhubungan dengan
sebagian besar memahami tentang covid - ketidakadekuatan
19 dan pencegahan covid - 19 pemahaman di Dusun I
b. Masih ada beberapa warga juga yang Pungsari, Kec. Plupuh,
masih belum mengikuti protocol kesehatan Kab. Sragen
seperti keluar rumah tidak menggunakan
masker dan saat masuk ke rumah tidak
mencuci tangan terlebih dahulu

DO :
a. Beberapa warga terlihat keluar rumah tidak
menggunakan masker dan saat masuk ke
rumah tidak mencuci tangan terlebih dahulu
3 DS : Defisit pengetahuan
a. Sebagian besar anak-anak tidak mengetahui berhubungan dengan
saat, manfaat dan cara mencuci tangan kurang terpapar
yang baik dan benar informasi di Dusun I
b. Anak-anak mengatakan tidak mengetahui Pungsari, Kec. Plupuh,
penyakit yang disebabkan jika tidak Kab. Sragen
mencuci tangan

DO :
a. 34% anak menderita penyakit diare.
b. Anak tampak tidak mencuci tangan
sebelum makan makanan ringan
c. Anak tidak mencuci tangan setelah
memegang hewan peliharaan

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan Komunitas


Dx
Bobo
Kep.N Kriteria Skor Skoring
t
o
1 Sifat masalah 3/3 x 1
Skala: =1
Tidak/ kurang sehat 3 1
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat dirubah ½x2
Skala: =1
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk dicegah 3/3 x 1
Skala: =1
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya masalah 2/2 x 1
Skala: =1
Masalah berat, harus segera ditangani 2 1
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah Skor 4
2 Sifat masalah 2/3 x 1
Skala: = 2/3
Tidak/ kurang sehat 3 1
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat dirubah ½x2
Skala: =1
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk dicegah 3/3 x 1
Skala: =1
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1
Skala: =1
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah Skor 3.67
3 Sifat masalah 2/3 x 1
Skala: = 2/3
Tidak/ kurang sehat 3 1
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat dirubah ½x2=
Skala: 1
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk dicegah 2/3 x 1
Skala: = 2/3
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya masalah 2/2 x 1
Skala: =1
Masalah berat, harus segera ditangani 2 1
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah Skor 3.33

D. Diagnosa Keperawatan
1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan mengatasi masalah di Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh,
Kab. Sragen
2. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman di
Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi di
Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen

E. Rencana Keperawatan Komunitas


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi (SIKI)
Keperawatan Hasil (SLKI)
1 Pemeliharaan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
kesehatan tidak asuhan keperawatan (I.12383)
efektif berhubungan komunitas selama 2 Prevensi primer
dengan minggu diharapkan 1) Identifikasi
ketidakmampuan tingkat kepatuhan kesiapan dan
mengatasi masalah meningkat dengan kemampuan
di Dusun I Pungsari, kriteria hasil : menerima informasi
Kec. Plupuh, Kab. Preventif Primer 2) Sediakan materi dan
Sragen a. Verbalisasi media pendidikan
kemauan mematuhi kesehatan: Gizi
program perawatan Pada Bayi dan
meningkat Balita
b. Verbalisasi 3) Jadwalkan
mengikuti anjuran pendidikan
meningkat kesehatan sesuai
kesepakatan
Preventif Sekunder Prevensi sekunder
a. Resiko komplikasi
penyakit atau 1) Identifikasi faktor-
masalah kesehatan faktor yang dapat
menurun meningkatkan dan
menurunkan
motivasi perilaku
hidup bersih dan
sehat
2) Berikan kesempatan
untuk bertanya
3) Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
Preventif Tersier Prevensi tersier
a. Perilaku 1) Ajarkan perilaku
mengikuti hidup bersih dan
program sehat
perawatan 2) Ajarkan strategi yang
membaik dapat digunakan
b. Perilaku untuk meningkatkan
menjalankan perilaku hidup bersih
anjuran membaik dan sehat
2 Ketidakpatuhan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
berhubungan dengan asuhan keperawatan (I.12383)
ketidakadekuatan komunitas selama 2 Prevensi primer
pemahaman di minggu diharapkan 1) Identifikasi
Dusun I Pungsari, tingkat kepatuhan kesiapan dan
Kec. Plupuh, Kab. meningkat dengan kemampuan
Sragen kriteria hasil : menerima informasi
Preventif Primer 2) Sediakan materi dan
c. Verbalisasi media pendidikan
kemauan mematuhi kesehatan:
program perawatan Penanganan covid-
meningkat 19
d. Verbalisasi 3) Jadwalkan
mengikuti anjuran pendidikan
meningkat kesehatan sesuai
kesepakatan
Preventif Sekunder Prevensi sekunder
b. Resiko komplikasi
penyakit atau 1) Identifikasi faktor-
masalah kesehatan faktor yang dapat
menurun meningkatkan dan
menurunkan
motivasi perilaku
hidup bersih dan
sehat
2) Berikan kesempatan
untuk bertanya
3) Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
Preventif Tersier Prevensi tersier
a. Perilaku 1) Ajarkan perilaku
mengikuti hidup bersih dan
program sehat
perawatan 2) Ajarkan strategi yang
membaik dapat digunakan
b. Perilaku untuk meningkatkan
menjalankan perilaku hidup bersih
anjuran membaik dan sehat
3 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
berhubungan dengan asuhan keperawatan (I.12383)
kurang terpapar komunitas selama 2 Prevensi primer
informasi di Dusun I minggu diharapkan 1) Identifikasi
Pungsari, Kec. tingkat kepatuhan kesiapan dan
Plupuh, Kab. Sragen meningkat dengan kemampuan
kriteria hasil : menerima
Preventif Primer informasi
a. Verbalisasi 2) Sediakan materi dan
kemauan mematuhi media pendidikan
program perawatan kesehatan: Cuci
meningkat tangan dengan
b. Verbalisasi sabun
mengikuti anjuran 3) Jadwalkan
meningkat pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
Preventif Sekunder Prevensi sekunder
a. Resiko komplikasi
penyakit atau 1) Identifikasi faktor-
masalah kesehatan faktor yang dapat
menurun meningkatkan dan
menurunkan
motivasi perilaku
hidup bersih dan
sehat
2) Berikan kesempatan
untuk bertanya
3) Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
Preventif Tersier Prevensi tersier
a. Perilaku 1) Ajarkan perilaku
mengikuti hidup bersih dan
program sehat
perawatan 2) Ajarkan strategi yang
membaik dapat digunakan
b. Perilaku untuk meningkatkan
menjalankan perilaku hidup bersih
anjuran membaik dan sehat

F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Komunitas


No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Pemeliharaan - Mengidentifikasi S:
kesehatan tidak kesiapan dan - Warga mengatakan
efektif berhubungan kemampuan mengerti tentang
dengan menerima gizi pada bayi dan
ketidakmampuan informasi balita
mengatasi masalah - Menyediakan - Warga mengatakan
di Dusun I Pungsari, materi dan media akan memberikan
Kec. Plupuh, Kab. pendidikan gizi yang sesuai
Sragen kesehatan: Gizi untuk bayi dan
Pada Bayi dan balita mereka
Balita O:
- Memberikan - Warga tampak
kesempatan untuk mendengarkan
bertanya dengan seksama
- Menjelaskan materi gizi pada
faktor resiko bayi dan balita
yang dapat - Warga terlihat
mempengaruhi kooperatif dan
kesehatan mampu
menjelaskan
kembali tentang
gizi pada bayi dan
balita
A: Masalah belum
teratasi
P:
- Berikan leaflet
kepada warga
mengenai gizi bayi
dan balita
- Adakan penyuluhan
ulang dalam 6 bulan
ke depan untuk
melihat apakah
masih ada bayi dan
balita yang berada
pada gizi warna
kuning
2 Ketidakpatuhan - Mengidentifikasi S:
berhubungan kesiapan dan - Warga mengatakan
dengan kemampuan mengerti tentang
ketidakadekuatan menerima covid-19
pemahaman di informasi - Warga mengatakan
Dusun I Pungsari, - Menyediakan akan mematuhi 5M
Kec. Plupuh, Kab. materi dan media pencegahan covid
Sragen pendidikan 19 agar tidak
kesehatan: tertular serta akan
Penanganan mempersiapan
covid-19 untuk kehidupan
- Mengidentifikasi new normal
faktor-faktor O:
yang dapat - Warga tampak
meningkatkan mendengarkan
dan menurunkan dengan seksama
motivasi perilaku materi pencegahan
hidup bersih dan covid-19
sehat - Warga terlihat
kooperatif dan
- Memberikan
mampu
kesempatan untuk
menjelaskan
bertanya kembali tentang isu
- Menjelaskan kesehatan yang ada
faktor resiko di masyarakat
yang dapat terutama tentang
mempengaruhi covid – 19
kesehatan - Warga tampak mau
- Mengajarkan mengikuti anjuran
perilaku hidup 5M pencegahan
bersih dan sehat covid-19
A: Masalah belum
- Mengajarkan
teratasi
strategi yang
P:
dapat digunakan
- Berikan leaflet
untuk mencegah
penanganan covid-
terpapar covid-19
19 kepada warga
- Lakukan
penempelan poster
di lingkungan
warga desa Plupuh
- Observasi kebiasaan
warga dalam
penanganan covid
19
3 Defisit pengetahuan - Mengidentifikasi S:
berhubungan kesiapan dan - Anak-anak
dengan kurang kemampuan mengatakan
terpapar informasi menerima informasi mengerti kapan dan
di Dusun I Pungsari, anak-anak bagaimana cara
Kec. Plupuh, Kab. - Menyediakan mencuci tangan
Sragen materi dan media O:
pendidikan - Anak-anak dapat
kesehatan: cuci menyebutkan
tangan dengan kembali kapan
sabun mencuci tangan
- Memberikan dengan sabun
kesempatan untuk - Anak-anak dapat
bertanya mempraktikkan
- Mengajarkan cara mencuci
perilaku hidup tangan dengan
bersih dan sehat sabun
salah satunya A: Masalah belum
dengan mencuci teratasi
tangan P:
- Berikan leaflet cara
mencuci tangan
- Tempel poster
mencuci tangan di
desa Plupuh
- Observasi angka
kejadian diare
BAB IV
PEMBAHASAN

Praktik keperawatan komunitas di Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab.


Sragen dilaksanakan mahasiswa Program Studi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes
Surakarta adalah salah satu program untuk mengaplikasikan konsep keperawatan
komunitas dengan menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar
ilmiah. Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang profesional,
mandiri dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang di inginan dapat
dilakukan dengan menerapkan konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa
melakukan praktik keperawatan komunitas di Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh,
Kab. Sragen mulai tanggal 3 Mei – 16 Mei 2021 dengan melakukan berbagai
kegiatan. Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik
keperawatan komunitas.
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data yang diingikan. Pada
pengkajian ini dilakukan pengumpulan data. Dari pengumpulan data
didapatkan bahwa wilayah Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen
memiliki jenis rumah rata-rata permanen, terdapat sebanyak 550 KK (2.854
jiwa). Suku bangsa yang terdapat di wilayah ini adalah Jawa. Berdasarkan
dari pengkajian di dapatkan hasil bahwa sebagian besar penduduk berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 1.434 orang (50,25%) dan 1.420 orang berjenis
kelamin perempuan (49,75%), berdasarkan etnik didapatkan hasil bahwa
mayoritas penduduk bersuku jawa 100% berdasarkan nilai dan keyakianan
mayoritas warga beragama islam yaitu sebanyak 2.750 orang, kristen 50
orang, dan beragama katolik 54 orang, dan masalah kesehatan dalam 3 bulan
terakhir adalah hipertensi (7.4%), Gastritis (3.2%), Osteoarthritis (6.3%),
kolestrol (2.1%), dan diabetes melitus (4.2%). Dari hasil sampling wawancara
beberapa warga setempat didapatkan hasil bahwa sebagian besar warga belum
mengetahui tentang isu kesehatan yang ada di masyarakat terutama tentang
covid-19. Dari hasil wawancara dengan orang tua dan hasil kuesioner
didapatkan Ibu rutin membawa bayi dan balita setiap bulan ke posyandu
balita. 26% berat badan anak berada di warna kuning. Ibu mengatakan anak
sulit makan dan tidak nafsu makan. 34% anak menderita penyakit diare.Dari
hasil observasi didapatkan sebagian besar anak-anak tidak mengetahui saat,
manfaat dan cara mencuci tangan yang baik dan benar, anak-anak
mengatakan tidak mengetahui penyakit yang disebabkan jika tidak mencuci
tangan. Dari pengkajian di atas didapatkan masalah kesehatan yang dirasakan
masyarakat yaitu pemeliharaan kesehatan tidak efektif, ketidakpatuhan, dan
defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi di Dusun
I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen. Dari masalah yang ditemukan, maka
dikembalikan kepada warga untuk dianalisa lebih lanjut.

2. Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati bersama. Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh
mahasiswa dengan masyarakat antara lain:
a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan mengatasi masalah di Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh,
Kab. Sragen
Preventif primer
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan: Gizi pada bayi
dan balita
3) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Preventif Sekunder
1) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
2) Berikan kesempatan untuk bertanya
3) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
Preventif Tersier
1) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
2) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

b. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman di


Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen. Pada masalah keperawatan
tersebut rencana tindak lanjutnya yaitu:
Preventif primer
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan: Penanganan
covid-19
3) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Preventif Sekunder
1) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
2) Berikan kesempatan untuk bertanya
3) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
Preventif Tersier
1) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
2) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi di


Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen. Pada masalah keperawatan
tersebut rencana tindak lanjutnya yaitu:
Preventif primer
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan: Cuci tangan
dengan sabun
3) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Preventif Sekunder
1) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
2) Berikan kesempatan untuk bertanya
3) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
Preventif Tersier
1) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
2) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan dilaksanakan dengan melibatkan
masyarakat secara aktif dimotori oleh perangkat desa untuk melaksanakan
rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan ini sangat membantu
dengan melakukan koordinasi dengan Kader dan petugas Puskesmas Dusun I
Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen. Secara umum kegiatan yang
direncanakan dapat dikatakan berhasil, penilaian tersebut didapatkan saat
evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat terhadap berbagai kegiatan
yang direncanakan.

4. Evaluasi
Kegiatan evaluasi didapatkan hasil dari pendidikan kesehatan didapatkan
warga sedikit banyak sudah mengaplikasikan kesehatan dan kebersihan
lingkungan serta PHBS di lingkungan sekitar. Warga juga sudah mengerti
dan memahami tentang gizi pada bayi balita dan COVID-19 serta persiapan
dalam new normal. Selain itu evaluasi juga dilakukan bersama warga
didapatkan warga sudah banyak memahami betapa pentingnya hidup sehat
dan menjaga pola hidup demi kesehatan. Dari sudut pandang mahasiswa
kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dikatakan berhasil dengan
bukti antusiasme dan respon positif warga setempat.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa
Program Studi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Surakarta merupakan suatu
program untuk mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan
masyarakat dengan menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai
suatu pendekatan ilmiah. Pelaksanaan praktik klinik tersebut tidak
meninggalkan konsep proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawatan komunitas
dengan intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu pemberian
pendidikan kesehatan pada warga di posyandu dan puskesmas dapat ditarik
kesimpulan bahwa warga sudah mengerti tentang manfaat gizi bayi dan
balita, bahayanya virus Covid-19. Seperti yang kita ketahui bahwa virus
Covid-19 merupakan virus yang menyerang saluran pernapasasn melalui
berbagai cara seperti percikan ludah, udara di ruang tertutup dan benda yang
sebelumnya tersentuh oleh pasien yang terkonfirmasi Covid-19. Selain itu
tanda dan gejala yang mungkin dialami seperti nyeri tenggorokan, batuk,
pilek, demam >38oC, mual, muntah bahkan diare. adapun cara mencegahnya
yaitu dengan 5 M: menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak,
menghindari kerumunan, mengurangi mobilisasi (Kemenkes RI, 2020). Hal
ini berpengaruh bagi warga dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan
warga tentang kebutuhan kesehatannya, antusiasme warga untuk
meningkatkan status kesehatannya dan memandang penting kesehatan untuk
kelangsungan hidupnya. Hal ini di gerakkan oleh mahasiswa dan kesadaran
bersama masyarakat.

B. Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan
komunitas dan perkembangan keperawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi
sehingga mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik
keperawatan komunitas.
2. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah
bekal tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat
optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan
komunitas.
3. diharapkan warga mampu menerapkan protokol kesehatan yang telah
dipelajari agar terhindar dari Covid-19 dan dapat membagikan informasi
pendidikan kesehatan kepada orang sekitar agar meningkatkan
pengetahuan bersama mengenai cara mencegah Covid-19 dengan
perilaku hidup bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai