Disusun Oleh :
MAGHFIRA FITRI MAULANI
P27220020315
PROFESI NERS B
A. Latar Belakang
Komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu
wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat, serta terikat
oleh rasa identitas suatu komunitas. (Koentjaraningrat, 1990; Wahit Iqbal
Mubarak & Nurul Chayatin, 2013)
Sedangkan ANA (1973) mendefinisikan keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan
masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk. (Wahit Iqbal Mubarak & Nurul Chayatin, 2013)
Dari dua definisi diatas menjelaskan bahwa dalam suatu masyarakat
ataupun komunitas perlu adanya peningkatan kesadaran dari komunitas
tentang kesehatan sehingga adanya keperawatan komunitas membantu proses
tersebut dan dapat mencegah pengendalian wabah penyakit terutama penyakit
menular.
Dalam pelaksanaannya, keperawatan kesehatan masyarakat diupayakan
dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan yang utama
merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang
akan diberikan. Artinya, upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan tersebut
merupakan upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan oleh masyarakat, dan
secara universal upaya tersebut mudah dijangkau. Dengan demikian, di dalam
keperawatan komunitas penggunaan teknologi tepat guna sangat ditekankan.
Wujud aplikasi kegiatan nyatanya adalah seorang perawat komunitas mampu
melakukan rangsangan atau memotivasi masyarakat di wilayah binaannya
dengan memilih alat edukatif sederhana yang tersedia di wilayah tersebut.
Pendekatan ini diterapkan oleh Mahasiswa Profesi Ners Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surakarta Stase Keperawatan Komunitas
dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat di wilayah
Dusun I, Pungsari, Plupuh, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dengan
pemberdayaan masyarakat melalui tokoh masyarakat, tokoh agama, kader
kesehatan, dan Puskesmas Pembantu. Sehingga melalui pendekatan tersebut
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seperti pola perilaku hidup
bersih, menurunkan angka kesakitan dan kematian, yang merupakan salah
satu program pemerintah untuk mewujudkan visi indonesia sehat 2025.
Visi dan misi dari pembangunan masyarakat menurut undang-undang
adalah Indonesia Sehat 2025 akan dicapai melalui berbagai program
pembangunan kesehatan. Indikator-indikator yang telah ditetapkan guna
mempertegas visi Indonesia Sehat 2025 itu adalah (1) indikator derajat
kesehatan sebagai hasil akhir yang terdiri atas indikator-indikator untuk
mortalitas, morbiditas, dan status gizi; (2) indikator hasil antara yang terdiri
atas indikator untuk keadaan lingkungan, perilaku hidup, akses dan mutu
pelayanan kesehatan; (3) indikator proses dan masukan yang terdiri atas
indikator untuk pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen
kesehatan, dan kontribusi sektor terkait (Kemenkes, 2016).
Berkaitan dengan program pendidikan profesi ners stase keperawatan
komunitas ini, mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan masyarakat berfokus
pada upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan diri dari penyakit
(preventif), dan penyembuhan penyakit (rehabilitative). Dusun I Pungsari
merupakan wilayah dari Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Provinsi Jawa
Tengah. Dusun I Pungsari sendiri merupakan bagian dari wilayah kerja
puskesmas Plupuh 2 yang memiliki banyak masalah khususnya masalah
kesehatan baik individu atau kelompok yang membutuhkan intervensi secara
komprehensif. Pada stase keperawatan komunitas saya melakukan intervensi
komprehensif yang bersifat individu dalam bentuk penyuluhan kesehatan
dalam pencegahan COVID-19 pada masyarakat Dusun I Pungsari, Plupuh,
Sragen, Jawa Tengah.
Sehingga hal ini dapat memberikan perawat sisi lain dari proses
keperawatan yang ada pada rumah sakit. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan dibahas mengenai proses asuhan keperawatan komunitas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum, penyusunan studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui
proses pemberian asuhan keperawatan secara teori dan mengaplikasikan
kedalam praktik di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penyusunan studi kasus ini, yakni:
a) Mengetahui konsep dasar keperawatan kesehatan komunitas
b) Mengetahui proses asuhan keperawatan kesehatan komunitas secara
teori
c) Mengetahui teori keperawatan yang sesuai digunakan dalam
keperawatan komunitas.
d) Mengetahui dan memahami penerapan asuhan keperawatan komunitas
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengkajian
1. Core / inti komunitas
a. Histori
Dusun I merupakan salah satu dusun di Desa Pungsari, Kecamatan
Plupuh, Kabupaten Sragen. Sebelah utara berbatasan dengan Desa
Somomordukuh, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Masaran,
sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, dan sebelah
barat berbatasan dengan Kecamatan Kalijambe.
Keadaan demografis Puskesmas Plupuh 2 adalah dataran yang
sebagian besar penduduknya Bertani dengan memiliki jumlah penduduk
yaitu jumlah kepala keluarga seluruhnya 8.570, sedangkan jumlah
penduduk keseluruhan adalah 27.530 jiwa. Angka kepadatan penduduk
rata-rata di wilayah kerja Puskesmas Plupuh 2 adalah 6,77 jiwa/km2.
b. Demographic
Berdasarkan hasil pengkajian Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab.
Sragen. Rincian pembagian menurut jenis kelamin, sebagai berikut :
Jenis Kelamin Frekuensi
Laki – Laki 1.434
Perempuan 1.420
Jumlah 2.854
Berdasarkan tabel diatas warga Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab.
Sragen 1.434 orang berjenis kelamin laki – laki (50,25%) dan 1.420
orang berjenis kelamin perempuan (49,75%).
c. Ethnicity
Berdasarkan hasil pengkajian Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab.
Sragen 100% bersuku jawa.
d. Vital Statistic
Masalah Kesehatan Frekuensi
Hipertensi 211
Gastritis 90
Osteoarthritis 180
Kolestrol 60
Diabetes Melitus 121
Tidak ada masalah 2192
Jumlah 2854
Berdasarkan hasil Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen masalah
kesehatan dalam 3 bulan terakhir adalah hipertensi (7.4%), Gastritis
(3.2%), Osteoarthritis (6.3%), kolestrol (2.1%), dan diabetes melitus
(4.2%).
e. Values and beliefs
Agama Frekuensi
Islam 2750
Kristen 50
Katholik 54
Hindu 0
Budha 0
Jumlah 2854
Berdasarkan hasil pengkajian Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab.
Sragen terdapat mayoritas beragama islam yaitu sebanyak 2750 orang.
2. Subsistem
a. Lingkungan fisik
Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen jarak rumah ke rumah
kurang lebih 3 sampai 5 meter. Kepemilikan rumah warga adalah milik
sendiri (100%) dengan batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara
berbatasan dengan Desa Somomordukuh, sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Masaran, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Karanganyar, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kalijambe .
Kualitas udara dan kebersihan di rumah cukup baik. Vektor atau
serangga seperti nyamuk, lalat, katak, dan kecoa tidak banyak
ditemukan di sekitar rumah. Lingkungan sekitar terlihat banyak lahan
pertanian.
b. Pelayanan kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan terdekat adalah puskesmas. Cara
mengatasi masalah kesehatan warga yaitu pergi ke rumah sakit,
puskesmas dan dokter. Cara untuk mencapai tempat pelayanan
kesehatan warga menggunakan kendaraan beroda dua maupun roda
empat. Warga Dusun I Pungsari mengatakan sebagian besar
memahami tentang covid - 19 dan pencegahan covid - 19 dalam new
normal ditandai dengan sudah banyak warga yang memakai masker.
Akan tetapi ada beberapa warga juga yang masih belum mengikuti
protokol kesehatan seperti keluar rumah tidak menggunakan masker,
tidak membawa handsinitizer dan saat masuk ke rumah tidak mencuci
tangan terlebih dahulu. Sebagian warga juga ada yang tidak
mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar karena warga
mengatakan terkadang hanya menggunakan air biasa tanpa sabun saat
mencuci tangan.
c. Kesehatan Bayi dan Balita
Ibu rutin membawa bayi dan balita setiap bulan ke posyandu balita.
26% berat badan anak berada di warna kuning. Ibu mengatakan anak
sulit makan dan tidak nafsu makan. 34% anak menderita penyakit
diare.
d. Ekonomi
Penduduk Dusun I Pungsari bermata pencaharian petani. Memiliki
tingkat penghasilan <Rp. 1.500.000, hal ini menunjukkan bahwa dari
segi ekonomi dapat dikatakan kurang memadai dan ini merupakan
kekurangan untuk menunjang hidup sehat.
B. Analisis Data
No Data Fokus Diagnosa Keperawatan
1 DS: Ibu mengatakan anak sulit makan dan Pemeliharaan kesehatan
tidak nafsu makan tidak efektif
berhubungan dengan
DO: 26% berat badan anak berada di warna ketidakmampuan
kuning. mengatasi masalah di
Dusun I Pungsari, Kec.
Plupuh, Kab. Sragen
2 DS : Ketidakpatuhan
a. Warga Dusun I Pungsari mengatakan berhubungan dengan
sebagian besar memahami tentang covid - ketidakadekuatan
19 dan pencegahan covid - 19 pemahaman di Dusun I
b. Masih ada beberapa warga juga yang Pungsari, Kec. Plupuh,
masih belum mengikuti protocol kesehatan Kab. Sragen
seperti keluar rumah tidak menggunakan
masker dan saat masuk ke rumah tidak
mencuci tangan terlebih dahulu
DO :
a. Beberapa warga terlihat keluar rumah tidak
menggunakan masker dan saat masuk ke
rumah tidak mencuci tangan terlebih dahulu
3 DS : Defisit pengetahuan
a. Sebagian besar anak-anak tidak mengetahui berhubungan dengan
saat, manfaat dan cara mencuci tangan kurang terpapar
yang baik dan benar informasi di Dusun I
b. Anak-anak mengatakan tidak mengetahui Pungsari, Kec. Plupuh,
penyakit yang disebabkan jika tidak Kab. Sragen
mencuci tangan
DO :
a. 34% anak menderita penyakit diare.
b. Anak tampak tidak mencuci tangan
sebelum makan makanan ringan
c. Anak tidak mencuci tangan setelah
memegang hewan peliharaan
D. Diagnosa Keperawatan
1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan mengatasi masalah di Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh,
Kab. Sragen
2. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman di
Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi di
Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen
2. Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati bersama. Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh
mahasiswa dengan masyarakat antara lain:
a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan mengatasi masalah di Dusun I Pungsari, Kec. Plupuh,
Kab. Sragen
Preventif primer
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan: Gizi pada bayi
dan balita
3) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Preventif Sekunder
1) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
2) Berikan kesempatan untuk bertanya
3) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
Preventif Tersier
1) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
2) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan dilaksanakan dengan melibatkan
masyarakat secara aktif dimotori oleh perangkat desa untuk melaksanakan
rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan ini sangat membantu
dengan melakukan koordinasi dengan Kader dan petugas Puskesmas Dusun I
Pungsari, Kec. Plupuh, Kab. Sragen. Secara umum kegiatan yang
direncanakan dapat dikatakan berhasil, penilaian tersebut didapatkan saat
evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat terhadap berbagai kegiatan
yang direncanakan.
4. Evaluasi
Kegiatan evaluasi didapatkan hasil dari pendidikan kesehatan didapatkan
warga sedikit banyak sudah mengaplikasikan kesehatan dan kebersihan
lingkungan serta PHBS di lingkungan sekitar. Warga juga sudah mengerti
dan memahami tentang gizi pada bayi balita dan COVID-19 serta persiapan
dalam new normal. Selain itu evaluasi juga dilakukan bersama warga
didapatkan warga sudah banyak memahami betapa pentingnya hidup sehat
dan menjaga pola hidup demi kesehatan. Dari sudut pandang mahasiswa
kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dikatakan berhasil dengan
bukti antusiasme dan respon positif warga setempat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa
Program Studi Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Surakarta merupakan suatu
program untuk mengaplikasikan konsep-konsep perawatan kesehatan
masyarakat dengan menggunakan proses keperawatan masyarakat sebagai
suatu pendekatan ilmiah. Pelaksanaan praktik klinik tersebut tidak
meninggalkan konsep proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawatan komunitas
dengan intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu pemberian
pendidikan kesehatan pada warga di posyandu dan puskesmas dapat ditarik
kesimpulan bahwa warga sudah mengerti tentang manfaat gizi bayi dan
balita, bahayanya virus Covid-19. Seperti yang kita ketahui bahwa virus
Covid-19 merupakan virus yang menyerang saluran pernapasasn melalui
berbagai cara seperti percikan ludah, udara di ruang tertutup dan benda yang
sebelumnya tersentuh oleh pasien yang terkonfirmasi Covid-19. Selain itu
tanda dan gejala yang mungkin dialami seperti nyeri tenggorokan, batuk,
pilek, demam >38oC, mual, muntah bahkan diare. adapun cara mencegahnya
yaitu dengan 5 M: menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak,
menghindari kerumunan, mengurangi mobilisasi (Kemenkes RI, 2020). Hal
ini berpengaruh bagi warga dibuktikan dengan meningkatnya pengetahuan
warga tentang kebutuhan kesehatannya, antusiasme warga untuk
meningkatkan status kesehatannya dan memandang penting kesehatan untuk
kelangsungan hidupnya. Hal ini di gerakkan oleh mahasiswa dan kesadaran
bersama masyarakat.
B. Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan
komunitas dan perkembangan keperawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi
sehingga mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik
keperawatan komunitas.
2. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah
bekal tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat
optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan
komunitas.
3. diharapkan warga mampu menerapkan protokol kesehatan yang telah
dipelajari agar terhindar dari Covid-19 dan dapat membagikan informasi
pendidikan kesehatan kepada orang sekitar agar meningkatkan
pengetahuan bersama mengenai cara mencegah Covid-19 dengan
perilaku hidup bersih dan sehat.