TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Racun ular adalah racun hewani yang terdapat pada ular berbisa. Racun
binatang merupakan campuran dari berbagai macam zat yang berbeda yang
dapat menimbulkan beberapa reaksi toksik yang berbeda pada manusia, sebagian
kecil racun bersifat spesifik terhadap suatu organ dan beberapa mempunyai efek
kali mengandung faktor letal. Racun ekor bersifat defensive dan bertujuan
mengusir predator, racun bersifat kurang toksik dan merusak lebih sedikit
Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumuhkan
mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri. Bisa tersebut
ludah yang termodifikasi yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar yang
terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di belakang mata. Bisa ular tidak
hanya terdiri atas satu substansi tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks.
4
5
B. Etiologi
Viperidae. Bisa ular dapat menyebabkan perubahan lokal, seperti edema dan
dilokasi pada anggota badan yang tergigit. Sedangkan beberapa bisa Elapidae
Daya toksik bisa ular yang telah diketahui ada beberapa macam :
Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah, yaitu bisa ular yang
sel darah menjadi hancur dan larut (hemolysin) dan keluar menembus
Yaitu bisa ular yang merusak dan melumpuhkan jaringan-jaringan sel saraf
saraf pusat, seperti saraf pernafasan dan jantung. Penyebaran bisa ular
jantung.
terganggunya kardiovaskuler.
Zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada
tempat gigitan.
g. Enzim-enzim
(Deddyrin.2009.Intoxicasi.(Online), http://deddyrn.blogspot.Com/2009/09
(ular cobra)
Viperidae:
blogspot.com/ 2009/08/gigitan-ular-berbisa.html?zx=5ed0a49ebb52d550,
spesies ular tidak berbisa dapat tampak menyerupai ular berbisa. Namun,
beberapa ular berbisa dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna, kebiasaan
dan suara yang dikeluarkan saat merasa terancam. Beberapa ciri ular berbisa
adalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigi taring kecil, dan pada luka bekas
(Dokter Yuda Bedah. 2011. Snake Bite, (Online), http : // dokter yuda
C. Patofisiologi
Berdasarkan patofisiologis yang dapat terjadi pada tubuh korban, efek bisa ular
pembuluh darah. Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah, yaitu bisa
sehinggga sel darah merah menjadi hancur dan larut (hemolysis) dan keluar
dan lain-lain.
b. Bisa neurotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi sistem saraf dan otak.
Yaitu bisa ular yang merusak dan melumpuhkan jaringan-jaringan sel saraf
9
mati dengan tanda-tanda kulit sekitar luka tampak kebiruan dan hitam
saraf pusat dengan jalan melumpuhkan susunan saraf pusat, seperti saraf
pembuluh limfe.
c. Bisa sitotoksik, yaitu bisa yang hanya bekerja pada lokasi gigitan. Bisa ular
mata. Bisa dikeluarkan dari taring berongga yang terletak di rahang atasnya.
Taring ular dapat tumbuh hingga 20 mm pada rattlesnake besar. Dosis bisa
ular tiap gigitan bergantung pada waktu yang terlewati sejak gigitan
Lubang hidung merespon terhadap emisi panas dari mangsa, yang dapat
arginin ester hidrolase telah diidentifikasi pada bisa pit viper. Efek lokal dari
bisa ular merupakan penanda potensial untuk kerusakan sistemik dari fungsi
10
biasanya tidak terjadi saat venomasi. Efek lainnya, berupa edema lokal,
gangguan ginjal.
pernapasan.
bernapas.
D. WOC
Inflamasi
E. Gambaran klinis
Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala sistemik pada semua gigitan
ular. Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapan
a. Gigitan Elapidae
Misal: ular kobra, ular weling, ular welang, ular sendok, ular anang, ular
menelan, otot lemas, kelopak mata menurun, sakit kepala, kulit dingin,
muntah, pandangan kabur, mati rasa di sekitar mulut dan kematian dapat
b. Gigitan Viperidae/Crotalidae
1. Misal pada ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo, cirinya:
Gejala lokal timbul dalam 15 menit, atau setelah beberapa jam berupa
c. Gigitan Hydropiidae
1. Segera timbul sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat, dan muntah.
2. Setelah 30 menit sampai beberapa jam biasanya timbul kaku dan nyeri
d. Gigitan Crotalidae
crotalidae antivenin.
Juli 2011).
e. Tanda dan gejala lain gigitan ular berbisa dapat dibagi ke dalam beberapa
kategori:
1. Efek lokal, digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra
membengkak hebat dan dapat berdarah dan melepuh. Beberapa bisa ular
organ abdomen. Korban dapat berdarah dari luka gigitan atau berdarah
spontan dari mulut atau luka yang lama. Perdarahan yang tak terkontrol
3. Efek sistem saraf, bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung
pada sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba dapat beraksi terutama
4. Kematian otot, bisa dari russells viper (Daboia russelli), ular laut, dan
otot di beberapa area tubuh. Debris dari sel otot yang mati dapat
5. Mata, semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai
F. Pemeriksaan Penunjang
darah lengkap, penentuan golongan darah dan uji silang, waktu protrombin, waktu
BUN dan elektrolit. Untuk gigitan yang hebat, lakukan pemeriksaan fibrinogen,
fragilitas sel darah merah, waktu pembekuan dan waktu retraksi bekuan. (Retno
G. Penatalaksanaan
2. Menetralkan bisa.
3. Mengobati komplikasi.
(Online),http://masmamad.blogspot.com/2009/09/penatalaksanaan-gigitan-
b. Pertolongan pertama :
kepanikan akan menaikan tekanan darah dan nadi sehingga racun akan
16
kaget.
tidak berjalan atau lari. Jika dalam waktu 30 menit pertolongan medis
naik ke atas.
menghambat aliran darah (dapat dilihat dengan warna jari kaki yang
tetap pink).
a. Balut dari telapak tangan naik keatas. ( jari tangan tidak dibalut).
Com/2010/01/pertolongan-pertama-pada-gigitan-ular_18.html,
d. Penatalaksanaan selanjutnya:
1. Insisi luka pada 1 jam pertama setelah digigit akan mengurangi toksin
50%.
5. ABU 2 flacon dalam NaCl diberikan per drip dalam waktu 30 40 menit.
Catatan: Jika terjadi syok anafilaktik karena ABU, ABU harus dimasukkan
e. Pemberian ABU
Derajat
Ciri
Parrish
2. Petechie, echimosis
(Online),http://masmamad.blogspot.com/2009/09/penatalaksanaan-
1. Pengkajian
Airway
Breathing
kaji jumlah pernafasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala
yang signifikan
kemungkinan asidosis
Circulation
kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
pasang kateter
Disability
bite padahal sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat
Exposure
Segera tangani sumber infeksi, cari adanya cidera, luka dan tempat
gigitan.
Hyposia
Asidosis
Gangguan pembekuan
pulmonal.
Gejala: Malaise.
b. Sirkulasi
(selama hasil curah jantung tetap meningkat). Denyut perifer kuat, cepat,
(syok).
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
Gejala: Diare.
e. Makanan/cairan
(malnutrisi).
f. Neorosensori
g. Nyeri/Kenyamanan
h. Pernapasan
sulit/lama sembuh.
i. Seksualitas
j. Integumen
k. Penyuluhan
2. Diagnosa Keperawatan
oksigen
3. Perencanaan
a. Diagnosa I
saluran pernafasan.
Intervensi:
atelektasis.
24
b. Diagnosa II
berkurang/pernapasan irreguler.
Intervensi :
1. Monitor CRT
jaringan perifer
c. Diagnosa III
25
klien hilang
Intervensi:
intervensi selanjutnya.
d. Diagnosa IV
tidak demam.
Intervensi:
organisme infeksius.
3 Ingatkan klien untuk tidak memegang luka dan membasahi daerah luka.
e. Diagnosa V
kembali normal
kedinginan.
Intervensi:
2 Pantau asupan dan haluaran serta berikan minuman yang disukai untuk
indikasi.
pada hipotalamus.
f. Diagnosa VI
atau kecacatan.
ditangani.
Intervensi:
perawatan.
sama.