Anda di halaman 1dari 29

SISTEM PERNAFASAN

PADA LANSIA (ASMA)

Disusun oleh:
1. Dini Ismatul Koiriyah NIM 1130016127
2. Rosyana Anggraeni NIM 1130016129
Konsep Lansia
Menurut Wahyudi Nugroho (2013) menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan dari jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang di derita.

Klasifikasi Lanjut Usia


• Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45-59 tahun.
• Lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun.
• Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
• Lanjut usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Perubahan Yang Terjadi
Tipe Lansia
Pada Lanjut Usia
1. Tipe arif bijaksana 1. Perubahan Fisik
2. Tipe mandiri 2. Perubahan Intelektual
3. Tipe tidak puas 3. Perubahan Keagamaan
4. Tipe pasrah
5. Tipe bingung
Konsep Asma
Asma adalah obstruksi akut pada bronkus yang disebabkan oleh
penyempitan yang intermiten pada saluran napas di banyak tingkat
mengakibatkan terhalangnya aliran udara.

Klasifikasi Asma
Menurut GINA, Tahun 2011 Klasifikasi asma berdasarkan tingkat keparahnya
dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Step 1 (Intermitten)
2. Gejala perhari ≥ 2X dalam seminggu, tapi tidak 1X sehari
3. Steep 3 (Moderate persistent)
4. Step 4
Etiologi Asma
1. Faktor presdiposisi
2. Faktor presipitasi
a. Alergen
b. Perubahan cuaca
c. Stres
d. Lingkungan kerja
e. Olahraga atau aktivitas yang berat

Manifestasi Klinis
1. Sering pilek, sinusitis, bersin, mimisan, amandel, sesak, suara serak
2. pembesaran kelenjar dileher dan kepala bagian belakang bawa
3. Sering lebam kebiruan pada kaki atau tangan seperti bekas terbentur kulit timbul bisul,
kemerahan, bercak putihdan bekas hitam seperti tergigit nyamuk
4. Sering menggosok mata, hidung dan telinga berlebihan
5. Nyeri otot dan tulang belulang malam hari
6. Sering kencing
7. Gangguan saluran pencernaan antara lain gastroesofageal reflek, sering
muntah, nyeri perut, sariawan, lidah sering putih atau kotor, nyeri gusi atau
gigi, mulut berbau, air liur berlebihan dan bibir kering
8. Sering buang air besar (>2 kali/hari), sulit buang air besar
(obstipasi),kotoranbulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering
buang angina
9. Kepala, telapak kaki atau tangan sering teraba hangat atau dingin
10. Sering berkeringat berlebih
11. Mata gatal, timbul bintik di kelopak mata, mata sering berkedip,
12. Gangguan hormonal berupa tumbuh rambut berlebih di kaki dan tangan,
keputihan
13. Sering sakit kepala dan migran
Patofisiologi Asma
Pada penderita asma, terjadi bronkokonsentriksi. Proses
bronkokonsentriksi ini diawali dengan proses hypersensitivitas yang distimulasi
agent fisik seperti suhu dingin, debu, serbuk tanamana dan lainya. Asma juga
dapat terjadi karena adanya stimulasi agent psikis seperti kecemasan dan rasa
takut. Pada suatu serangan asma otot-otot polos dari bronki mengalami kejang
dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena
adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara.

Tanda dan Gejala Asma


Gejala asma sering timbul pada waktu malam dan pagi hari. Gejala yang
di timbulkan berupa batuk-batuk pada pagi hari, siang hari, dan malam hari,
sesak napas/susah bernapas, bunyi saat bernapas (whezzing atau mengi) rasa
tertekan di dada, dan gangguan tidur karena batuk atau sesak napas atau susah
bernapas. Gejala ini terjadi secara reversibel dan episodik berulang
Pemeriksaan Diagnostic
1. Pemeriksaan test kulit → untuk menunjukkan adanya alergi dan adanya
antibodi kadar Ig E yang spesifik dalam tubuh.
2. Pemeriksaan kadar Ig E total dan Ig E serum → untuk menyokong adanya
penyakit atopi
3. Pemeriksaan analisa gas darah → dilakukan dengan pasien asma berat
4. Pemeriksaan eosinofil damal darah → jumlah eosinofil total dalam darah
sering meningkat
5. Pemeriksaan sputum → untuk menilai adanya misellium aspergius fumigatus
6. Radiologi → dilakukan apabila dan kecurigaan terhadap proses patologik
dipar
Penatalaksanaan Asma
Obat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu obat pereda
(reliever) dan obat pengendali (controller). Kelompok pertama adalah
obat pereda atau pelega atau obat serangan. Obat pelega (reliever)
asma ini digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma jika
sedang timbul. Bila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada gejala
lagi maka obat ini tidak digunakan lagi. Kelompok kedua adalah obat
pengendali, sering disebut sebagai obat pencegah, atau obat profilaksis.
Obat ini digunakan untuk mengatasi masalah dasar asma yaitu inflamasi
respitorik kronik.
Kasus Lansia dengan asma
Ny. S berumur 58 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan agak
susah bernafas dan batuk-batuk. Pasien mengatakan setiap malam ia
mengalami sesak nafas. Pasien mengatakan mempunyai riwayat asma sejak
kecil dan lingkungan rumahnya berdebu. Pasien tidak dapat beraktifitas
seperti biasanya karena jika banyak bergerak nafas bertambah sesak. Tiap
malam pasien mengalami sulit tidur dan mengeluh istirahatnya tidak cukup.
Hasil pengkajian sesuai ditemukan data pasien bahwa pasien mengatakan
Pasien mengeluh sesak nafas, agak susah bernafas dan sulit tidur. Terdapat
sputum berwarna hijau keputihan, terdengar wheezing, irama nafas tidak
teratur. Dengan tanda-tanda vital TD : 90/60 mmHg, Suhu tubuh : 36,8°C,
Nadi : 90 x/menit, Pernafasan : 30x/menit BB: 50 kg, tingkat kesadaran :
compos mentis.
Pengkajian
IDENTITAS
• Nama : Ny. S • Agama : Islam
• Umur : 58 tahn • Suku : Jawa
• Jenis kelamin : Perempuan • Pendidikan : SMP
• Alamat : Jl. Dukuh Semampir IA no. 73 • Keluarga yang dapat di hubungi : Tn. T
• Status : Kawin • Riwayat pekerjaan keluarga : Buruh pabrik

RIWAYAT KESEHATAN
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian klien datang ke RS dengan keluhan agak susah bernafas dan batuk-
batuk. Setiap malam ia mengalami sesak nafas dan tidak bisa tidur. Terdapat sputum berwarna hijau
keputihan, terdengar wheezing, irama nafas tidak teratur. Pasien juga mengalami sulit tidur.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat asma sejak kecil.
STATUS FISIOLOGIS
• TTV
TD : 90/60 mmHg
N : 90x/menit
S : 36,8ºC
RR : 30 x/menit
BB : 50 kg.
Pengkajian Head To Toe
1. Kepala
rambut tampak ubanan, dan kelihatan kotor, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada
benjolan.
2. Mata
Posisi mata simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik tapi tampak merah, pupil isohor, mata tampak sayu
3. Hidung
Adanya pernafasan cuping hidung, jalan nafas tidak bersih.
4. Mulut dan Tenggorokan
Mulut tampak kotor, tidak ada karang gigi, gigi tampak bersih, tidak menggunakan gigi palsu.
5. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada bengkak, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan, tidak ada lesi, tidak nyeri
tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada benjolan, tidak menggunakan alat bantu dengar.
6. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan vena jugularis.
7. Dada
• Tampak tidak simetris, pola napas abnormal, fase ekspirasi memanjang, ekskursi dada berubah, ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, tidak ada edema, tidak ada rongki, adanya weezhing.
8. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan.
9. Genetalia
Tidak terkaji
10. Ekstemitas
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan dan kiri 4
11. Integument
kulit kering dan tipis, rentan terhadap trauma dan iritasi, kulit tampak keriput

Riwayat Psikologis dan Spiritual


a. Orang yang terdekat dengan klien adalah suaminya.
b. Interaksi dengan keluarga :
Pola komunikasi pasien terbuka sedangkan yang membuat keputusan dalam keluarga adalah suaminya, untuk
kegiatan kemasyarakatan jarang dilakukan, karena pasien lebih sering menghabiskan waktunya bersama keluarga.
c. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga.
Keluarga pasien mengatakan cemas jika penyakit asma pasien kambuh lagi dan takut terjadi sesuatu dengan pasien.
d. Mekanisme koping stres :
Jika ada masalah pasien selalu tidur dan mencari pertolongan dengan bercerita
kepada suaminya.
e. Persepsi pasien terhadap penyakitnya :
1). Hal yang dipikirkan saat ini adalah pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan
akan berusaha agar penyakitnya tidak kambuh lagi.
2). Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit yaitu pasien tidak dapat
melakukan kegiatan seperti biasanya.
f. Tugas perkembangan menurut usia saat ini adalah sebagai ibu rumah tangga.
g. Sistem nilai kepercayaan nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan tidak ada,
pasien percaya dengan penanganan dokter sedangkan aktivitas keagamaan atau
kepercayaan yang dilakukan adalah pasien shalat 5 waktu dan pasien percaya
dengan Tuhan YME, tapi sakit pasien jarang shalat.

4. Lingkungan
Pasien tinggal bersama suami dan anak juga cucunya, pasien mengatakan lingkungan
rumahnya berdebu, jarang membersihkan rumah karena pasien sibuk mengurus
cucunya.
5. Kebiasaan Sehari-hari
No. Pola Kebiasaan Sebelum Sakit Sesudah Sakit

1. Nutrisi Sebelum sakit frekuensi makan pasien 3x/hari, selera Semenjak sakit sapai dirawat nafsu makan pasien
makan pasien baik, jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk. menurun, pasien mengatakan perutnya terasa mual jika
Tidak ada makanan pantangan, tidak ada alergi makanan makan. Pasien tidak pernah menghabiskan porsi
dan pasien menyukai semua jenis makanan. Pasien minum makanan yang disajikan (hanya 2 sendok makan). Diit
7-8 gelas/hari. Tidak ada kebiasaan sebelum yang yang diberikan adalah bubur 2500 kalori, BB 50 kg, TB
dilakukan sebelum makan, BB 53 kg, TB 155 cm. 155 cm

2. Eliminasi BAB normal, 1x/hari tapi waktunya tidak tentu, konsistensi Sejak dirawat pasien baru BAB sekali dan tidak
lembek, warna kuning kecoklatan, tidak ada keluhan saat menggunakan obat pencahar, BAK normal 4-5x/hari.
BAB dan tidak menggunakan obat pencahar, BAK normal Warna kuning teh, hanya jika BAK pasien dibantu oleh
4-5x/hari, warna kuning jernih. keluarga dan perawat menggunakan pispot.

3. Kebersihan Diri Pasien mandi 2x/hari dengan menggunakan sabun, sikat Pasien mandi dengan cara dilap dibantu oleh anaknya
gigi 3x/hari dengan menggunakan pasta gigi, cuci rambut menggunakan sabun, sikat gigi 2x/hari menggunakan
setiap mandi dengan menggunakan shampo dan pasta gigi, cuci rambut belum pernah, mengganti
mengganti pakaian setiap mandi pakaian setiap selesai mandi. Sejak dirawat pasien
mandi dibantu oleh anaknya dengan cara dilap.
No. Pola Kebiasaan Sebelum Sakit Sesudah Sakit
4. Istirahat dan Tidur Pasien tidur 7 jam/hari, dari jam 22.00 wib Semenjak sakit pasien susah tidur, sudah 2
s/d jam 05.00 wib. Pasien jarang tidur maam pasien tidak dapat tidur, pasien hanya
siang, hanya sekali-kali saja. Sebelum tidur bisa tidur 3 jam/hari, dan pasien selalu
pasien menonton TV dan pasien tidak terbangun-bangun jika tidur. Pasien
pernah mengalami gangguan saat tidur. mengatakan tidak bisa tidur karena nafas
terasa sesak.
5. Aktivitas Sehari-hari Pasien tidak bekerja lagi, pasien hanya Semanjak sakit aktivitas pasien terganggu,
menjaga cucunya dirumah. Olahraga jarang semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
dilakukan, apabila ada waktu luang pasien dan perawat.
lebih senang bersantai bersama
keluarganya. Selama ini jika beraktivitas
terlalu berat, nafas terasa sesak
Pengkajian Fungsional / Indeks KATS

No Kegiatan Dapat Tidak dapat


melakukan melakukan
1. Makan √
2. Kontinen √
3. Berpindah √
4. Ke kamar kecil √
5. Berpakaian √
6. Mandi √

Status fungsional Ny. S berada di Tingkat D yaitu dengan kemandirian dalam semua hal,
kecuali Mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
Pengkajian Fungsi Kognitif (SPMSQ)

No Item Pertanyaan Benar Salah


1 Jam berapa sekarang ?

Jawab : 8 pagi
2 Tahun berapa sekarang ? √
Jawab : 2019
3 Kapan Bapak/Ibu lahir ?

Jawab : Lupa
4 Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ?

Jawab : Lupa
5 Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang ?

Jawab : Jl ngagel
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama Bapak/Ibu ?
Jawab : 6 √
7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama
Bapak/Ibu ?

Jawab : Siti
8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia? √
Jawab : 1945
9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang ?
Jawab : soeharto √
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 √
JUMLAH 6 4

Dari hasil Portable Mental Status Questionare (SPMSQ) di dapatkan hasil 6 benar dan 4 salah ini
menunjukkan bahwa fungsi intelektual Ny. S mengalami kerusakan ringan
Format Pengkajian MMSE
NO ITEM PENILAIAN BENAR SALAH
(1) (0)
1 ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang ? √
2. Musim apa sekarang ? √
3. Tanggal berapa sekarang ? √
4. Hari apa sekarang ? √
5. Bulan apa sekarang ? √
6. Di negara mana anda tinggal ? √
7. Di provinsi mana anda tinggal ? √
8. Di kabupaten mana anda tinggal ? √
9. Di kecamatan mana anda tinggal ? √
10. Di desa mana anda tinggal ? √

2 REGISTRASI
Minta klien menyebutkan 3 obyek
11. Meja √
12. Kursi √
13. Gelas √
3 PERHATIAN DALAM KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari belakang, misal “BAPAK”

14. K √
15. A √
16. P

17. A

18. B
4 MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang 3 obyek diatas
19. Meja √
20. Kursi √
21. Gelas √
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien menyebutkan:
22. Jam tangan √
23. Pensil √
b. Pengulangan
Minta klien mengulang tiga kalimat berikut
24. “tak ada jika, dan, atau tetapi” √
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas ! ... √
26. Lipat dua ! √
27. Taruh dilantai ! √
d. Turuti hal berikut
28. Tutup mata √
29. Tulis satu kalimat √
30. Salin gambar √

JUMLAH 18 12

Dari hasil MMSE (Mini Mental Status Exam) di dapatkan hasil 18 ini menunjukkan bahwa
Ny. S mengalami gangguan kognitif sedang.
Analisa Data
Tanggal/Jam Data Fokus Etiologi Problem

01-10-2019/ Ds: Pola Napas Tidak Efektif Kategori:


1. Pasien mengatakan susah bernafas dan batuk-
10.00 Wib batuk. Fisiologis
2. Pasien mengatakan ia mempunyai riwayat asma
sejak kecil.
3. Pasien mengatakan jika beraktivitas nafas Sub Kategori:
bertambah sesak Respirasi
Do:
1. Saat pengkajian Ny. S mengalami sesak nafas Kode:
2. Terdapat sputum berwarna hijau keputihan,
terdengar wheezing, irama nafas tidak teratur D. 0005
TTV=
TD: 90/60 mmHg ; N: 90x/menit ; RR: 30x /menit ; S:
36,80C ; BB 50 kg. Masalah:
Pola Napas Tidak Efektif

Definisi:
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat.
01-10-2019/ Ds: Gangguan Pola Tidur Kategori:
11.00 Wib 1. Pasien mengatakan setiap malam Fisiologis
mengalami sesak nafas.
Do: Sub Kategori:
1. Terlihat kantung mata pada Ny. S Aktivitas / istirahat
TTV=
TD: 90/60 mmHg ; N: 90x/menit ; RR: 30x Kode:
/menit ; S: 36,80C ; BB 50 kg. D. 0055

Masalah:
Gangguan Pola Tidur

Definisi:
Gangguan kualitas dan
kuantibtas waktu tidur
akibat faktor eksternal
Diagnosa Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas


di buktikan dengan pola napas abnormal, fase ekspirasi memanjang,
ekskursi dada berubah.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan restraint fisik di buktikan
dengan mengeluh sulit tidur, mengeluh pola tidur berubah, mengeluh
istirahat tidak cukup.
Intervensi Keperawatan
SLKI SIKI
No. Diagnosa Keperawatan
Kode Kriteria Hasil Kode Kriteria Hasil
1 Kategori: L.01004 Setelah dilakukan tindakan I.04150 Manajemen jalan napas
Fisiologis keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan pola napas tidak efektif Observasi:
Sub Kategori: membaik dengan kriteria hasil: 1. Monitor pola napas
Respirasi Pola napas 2. Monitor bunyi napas tambahan
1. Tekanan ekspirasi dilakukan 3. Monitor sputum
Kode: dari skala 4 (Cukup meningkat)
D. 0005 menjadi 2 (Cukup menurun). Terapeutik
2. Pemanjangan fase ekspirasi 1. Pertahankan kepatenan jalan napas
Masalah: dari skala 4 (Cukup menurun) dengan head-tilt dan chin-ift
Pola napas tidak efektif menjadi 2 (Cukup meningkat). 2. Posisikan semi-fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisiterapi dada, jika perlu
5. Berikan oksigen jika perlu

Edukasi:
1. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
SLKI SIKI
No. Diagnosa Keperawatan
Kode Kriteria Hasil Kode Kriteria Hasil
2 Kategori: L.05045 Setelah dilakukan tindakan I.05174 Dukungan tidur
Fisiologis keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan gangguan pola Observasi:
Sub Kategori: tidur membaik dapat teratasi 1. Identifikasi pola aktivitas tidur.
Aktivitas / istirahat dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi obat tidur yang
Pola tidur dikonsumsi
Kode: 1. Keluhan sulit tidur dari
D. 0055 skala 4 (Cukup meningkat) Terapeutik
menjadi 2 (cukup 1. Modifikasi lingkungan (mis.
Masalah: menurun). Pencahayaan, kebisingan, suhu,
Gangguan pola tidur 2. Keluhan pola tidur matras, dan tempat tidur).
berubah dari skala 4 2. Batasi waktu tidur siang, jika
(Cukup meningkat) perlu
menjadi 2 (cukup 3. Lakukan prosedur untuk
menurun). meningkatkan kenyamanan
3. Keluhan istirahat tidak
cukup dari skala 4 (Cukup Edukasi:
meningkat) menjadi 2 1. Anjurkan menepati kebiasaan
(cukup menurun). waktu tidur.
2. Ajarkan relaksasi otot autogenik
atau cara nonfarmakologi
lainnya.
Implementasi & Evaluasi
No. Tanggal Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan

1. 3 Oktober 11.00 WIB Pola napas tidak 1. Mengidentifikasi pola S: Ny. S mengatakan sesaknya sudah DY
2019 efektif napas pasien berkurang
2. Memposisikan semi- O: Ny. S tampak terlihat segar
fowler atau fowler A: Masalah teratasi sebagian.
pada pasien P: Intervensi dilanjutkan.
3. Ajarkan teknik batuk
yang efektif kepada
pasien

2. 3 Oktober 12.00 WIB Gangguan pola tidur 1. Mengidentifikasi pola S: Ny. S mengatakan tidurnya sudah DY
2019 aktivitas tidur pasien agak nyenyak.
2. Modifikasi O: Ny. S sudah tidak terlalu sering
lingkungan. Misalnya bangun malam hari.
pencahayaan, A: Masalah teratasi
kebisingan, suhu, P: Intervensi dihentikan
matras, dan tempat
tidur.
3. Mengajarkan relaksasi
otot autogenik atau
cara nonfarmakologi
pada pasien

Anda mungkin juga menyukai