Disusun oleh:
1. Dini Ismatul Koiriyah NIM 1130016127
2. Rosyana Anggraeni NIM 1130016129
Konsep Lansia
Menurut Wahyudi Nugroho (2013) menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan dari jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang di derita.
Klasifikasi Asma
Menurut GINA, Tahun 2011 Klasifikasi asma berdasarkan tingkat keparahnya
dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Step 1 (Intermitten)
2. Gejala perhari ≥ 2X dalam seminggu, tapi tidak 1X sehari
3. Steep 3 (Moderate persistent)
4. Step 4
Etiologi Asma
1. Faktor presdiposisi
2. Faktor presipitasi
a. Alergen
b. Perubahan cuaca
c. Stres
d. Lingkungan kerja
e. Olahraga atau aktivitas yang berat
Manifestasi Klinis
1. Sering pilek, sinusitis, bersin, mimisan, amandel, sesak, suara serak
2. pembesaran kelenjar dileher dan kepala bagian belakang bawa
3. Sering lebam kebiruan pada kaki atau tangan seperti bekas terbentur kulit timbul bisul,
kemerahan, bercak putihdan bekas hitam seperti tergigit nyamuk
4. Sering menggosok mata, hidung dan telinga berlebihan
5. Nyeri otot dan tulang belulang malam hari
6. Sering kencing
7. Gangguan saluran pencernaan antara lain gastroesofageal reflek, sering
muntah, nyeri perut, sariawan, lidah sering putih atau kotor, nyeri gusi atau
gigi, mulut berbau, air liur berlebihan dan bibir kering
8. Sering buang air besar (>2 kali/hari), sulit buang air besar
(obstipasi),kotoranbulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering
buang angina
9. Kepala, telapak kaki atau tangan sering teraba hangat atau dingin
10. Sering berkeringat berlebih
11. Mata gatal, timbul bintik di kelopak mata, mata sering berkedip,
12. Gangguan hormonal berupa tumbuh rambut berlebih di kaki dan tangan,
keputihan
13. Sering sakit kepala dan migran
Patofisiologi Asma
Pada penderita asma, terjadi bronkokonsentriksi. Proses
bronkokonsentriksi ini diawali dengan proses hypersensitivitas yang distimulasi
agent fisik seperti suhu dingin, debu, serbuk tanamana dan lainya. Asma juga
dapat terjadi karena adanya stimulasi agent psikis seperti kecemasan dan rasa
takut. Pada suatu serangan asma otot-otot polos dari bronki mengalami kejang
dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena
adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara.
RIWAYAT KESEHATAN
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian klien datang ke RS dengan keluhan agak susah bernafas dan batuk-
batuk. Setiap malam ia mengalami sesak nafas dan tidak bisa tidur. Terdapat sputum berwarna hijau
keputihan, terdengar wheezing, irama nafas tidak teratur. Pasien juga mengalami sulit tidur.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mempunyai riwayat asma sejak kecil.
STATUS FISIOLOGIS
• TTV
TD : 90/60 mmHg
N : 90x/menit
S : 36,8ºC
RR : 30 x/menit
BB : 50 kg.
Pengkajian Head To Toe
1. Kepala
rambut tampak ubanan, dan kelihatan kotor, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada
benjolan.
2. Mata
Posisi mata simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik tapi tampak merah, pupil isohor, mata tampak sayu
3. Hidung
Adanya pernafasan cuping hidung, jalan nafas tidak bersih.
4. Mulut dan Tenggorokan
Mulut tampak kotor, tidak ada karang gigi, gigi tampak bersih, tidak menggunakan gigi palsu.
5. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada bengkak, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan, tidak ada lesi, tidak nyeri
tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada benjolan, tidak menggunakan alat bantu dengar.
6. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan vena jugularis.
7. Dada
• Tampak tidak simetris, pola napas abnormal, fase ekspirasi memanjang, ekskursi dada berubah, ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, tidak ada edema, tidak ada rongki, adanya weezhing.
8. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan.
9. Genetalia
Tidak terkaji
10. Ekstemitas
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan dan kiri 4
11. Integument
kulit kering dan tipis, rentan terhadap trauma dan iritasi, kulit tampak keriput
4. Lingkungan
Pasien tinggal bersama suami dan anak juga cucunya, pasien mengatakan lingkungan
rumahnya berdebu, jarang membersihkan rumah karena pasien sibuk mengurus
cucunya.
5. Kebiasaan Sehari-hari
No. Pola Kebiasaan Sebelum Sakit Sesudah Sakit
1. Nutrisi Sebelum sakit frekuensi makan pasien 3x/hari, selera Semenjak sakit sapai dirawat nafsu makan pasien
makan pasien baik, jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk. menurun, pasien mengatakan perutnya terasa mual jika
Tidak ada makanan pantangan, tidak ada alergi makanan makan. Pasien tidak pernah menghabiskan porsi
dan pasien menyukai semua jenis makanan. Pasien minum makanan yang disajikan (hanya 2 sendok makan). Diit
7-8 gelas/hari. Tidak ada kebiasaan sebelum yang yang diberikan adalah bubur 2500 kalori, BB 50 kg, TB
dilakukan sebelum makan, BB 53 kg, TB 155 cm. 155 cm
2. Eliminasi BAB normal, 1x/hari tapi waktunya tidak tentu, konsistensi Sejak dirawat pasien baru BAB sekali dan tidak
lembek, warna kuning kecoklatan, tidak ada keluhan saat menggunakan obat pencahar, BAK normal 4-5x/hari.
BAB dan tidak menggunakan obat pencahar, BAK normal Warna kuning teh, hanya jika BAK pasien dibantu oleh
4-5x/hari, warna kuning jernih. keluarga dan perawat menggunakan pispot.
3. Kebersihan Diri Pasien mandi 2x/hari dengan menggunakan sabun, sikat Pasien mandi dengan cara dilap dibantu oleh anaknya
gigi 3x/hari dengan menggunakan pasta gigi, cuci rambut menggunakan sabun, sikat gigi 2x/hari menggunakan
setiap mandi dengan menggunakan shampo dan pasta gigi, cuci rambut belum pernah, mengganti
mengganti pakaian setiap mandi pakaian setiap selesai mandi. Sejak dirawat pasien
mandi dibantu oleh anaknya dengan cara dilap.
No. Pola Kebiasaan Sebelum Sakit Sesudah Sakit
4. Istirahat dan Tidur Pasien tidur 7 jam/hari, dari jam 22.00 wib Semenjak sakit pasien susah tidur, sudah 2
s/d jam 05.00 wib. Pasien jarang tidur maam pasien tidak dapat tidur, pasien hanya
siang, hanya sekali-kali saja. Sebelum tidur bisa tidur 3 jam/hari, dan pasien selalu
pasien menonton TV dan pasien tidak terbangun-bangun jika tidur. Pasien
pernah mengalami gangguan saat tidur. mengatakan tidak bisa tidur karena nafas
terasa sesak.
5. Aktivitas Sehari-hari Pasien tidak bekerja lagi, pasien hanya Semanjak sakit aktivitas pasien terganggu,
menjaga cucunya dirumah. Olahraga jarang semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
dilakukan, apabila ada waktu luang pasien dan perawat.
lebih senang bersantai bersama
keluarganya. Selama ini jika beraktivitas
terlalu berat, nafas terasa sesak
Pengkajian Fungsional / Indeks KATS
Status fungsional Ny. S berada di Tingkat D yaitu dengan kemandirian dalam semua hal,
kecuali Mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
Pengkajian Fungsi Kognitif (SPMSQ)
Dari hasil Portable Mental Status Questionare (SPMSQ) di dapatkan hasil 6 benar dan 4 salah ini
menunjukkan bahwa fungsi intelektual Ny. S mengalami kerusakan ringan
Format Pengkajian MMSE
NO ITEM PENILAIAN BENAR SALAH
(1) (0)
1 ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang ? √
2. Musim apa sekarang ? √
3. Tanggal berapa sekarang ? √
4. Hari apa sekarang ? √
5. Bulan apa sekarang ? √
6. Di negara mana anda tinggal ? √
7. Di provinsi mana anda tinggal ? √
8. Di kabupaten mana anda tinggal ? √
9. Di kecamatan mana anda tinggal ? √
10. Di desa mana anda tinggal ? √
2 REGISTRASI
Minta klien menyebutkan 3 obyek
11. Meja √
12. Kursi √
13. Gelas √
3 PERHATIAN DALAM KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari belakang, misal “BAPAK”
√
14. K √
15. A √
16. P
√
17. A
√
18. B
4 MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang 3 obyek diatas
19. Meja √
20. Kursi √
21. Gelas √
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien menyebutkan:
22. Jam tangan √
23. Pensil √
b. Pengulangan
Minta klien mengulang tiga kalimat berikut
24. “tak ada jika, dan, atau tetapi” √
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas ! ... √
26. Lipat dua ! √
27. Taruh dilantai ! √
d. Turuti hal berikut
28. Tutup mata √
29. Tulis satu kalimat √
30. Salin gambar √
JUMLAH 18 12
Dari hasil MMSE (Mini Mental Status Exam) di dapatkan hasil 18 ini menunjukkan bahwa
Ny. S mengalami gangguan kognitif sedang.
Analisa Data
Tanggal/Jam Data Fokus Etiologi Problem
Definisi:
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat.
01-10-2019/ Ds: Gangguan Pola Tidur Kategori:
11.00 Wib 1. Pasien mengatakan setiap malam Fisiologis
mengalami sesak nafas.
Do: Sub Kategori:
1. Terlihat kantung mata pada Ny. S Aktivitas / istirahat
TTV=
TD: 90/60 mmHg ; N: 90x/menit ; RR: 30x Kode:
/menit ; S: 36,80C ; BB 50 kg. D. 0055
Masalah:
Gangguan Pola Tidur
Definisi:
Gangguan kualitas dan
kuantibtas waktu tidur
akibat faktor eksternal
Diagnosa Keperawatan
Edukasi:
1. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
SLKI SIKI
No. Diagnosa Keperawatan
Kode Kriteria Hasil Kode Kriteria Hasil
2 Kategori: L.05045 Setelah dilakukan tindakan I.05174 Dukungan tidur
Fisiologis keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan gangguan pola Observasi:
Sub Kategori: tidur membaik dapat teratasi 1. Identifikasi pola aktivitas tidur.
Aktivitas / istirahat dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi obat tidur yang
Pola tidur dikonsumsi
Kode: 1. Keluhan sulit tidur dari
D. 0055 skala 4 (Cukup meningkat) Terapeutik
menjadi 2 (cukup 1. Modifikasi lingkungan (mis.
Masalah: menurun). Pencahayaan, kebisingan, suhu,
Gangguan pola tidur 2. Keluhan pola tidur matras, dan tempat tidur).
berubah dari skala 4 2. Batasi waktu tidur siang, jika
(Cukup meningkat) perlu
menjadi 2 (cukup 3. Lakukan prosedur untuk
menurun). meningkatkan kenyamanan
3. Keluhan istirahat tidak
cukup dari skala 4 (Cukup Edukasi:
meningkat) menjadi 2 1. Anjurkan menepati kebiasaan
(cukup menurun). waktu tidur.
2. Ajarkan relaksasi otot autogenik
atau cara nonfarmakologi
lainnya.
Implementasi & Evaluasi
No. Tanggal Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1. 3 Oktober 11.00 WIB Pola napas tidak 1. Mengidentifikasi pola S: Ny. S mengatakan sesaknya sudah DY
2019 efektif napas pasien berkurang
2. Memposisikan semi- O: Ny. S tampak terlihat segar
fowler atau fowler A: Masalah teratasi sebagian.
pada pasien P: Intervensi dilanjutkan.
3. Ajarkan teknik batuk
yang efektif kepada
pasien
2. 3 Oktober 12.00 WIB Gangguan pola tidur 1. Mengidentifikasi pola S: Ny. S mengatakan tidurnya sudah DY
2019 aktivitas tidur pasien agak nyenyak.
2. Modifikasi O: Ny. S sudah tidak terlalu sering
lingkungan. Misalnya bangun malam hari.
pencahayaan, A: Masalah teratasi
kebisingan, suhu, P: Intervensi dihentikan
matras, dan tempat
tidur.
3. Mengajarkan relaksasi
otot autogenik atau
cara nonfarmakologi
pada pasien