Anda di halaman 1dari 28

lp keluarga dengan hipertensi

LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup dominan di
negara-negara maju. Di Indonesia prevalensi untuk menderita hipertensi
masih rendah presentasinya.Walaupun demikian bukan berarti ancaman
penyakit hipertensi diabaikan begitu saja.Bagi masyarakaat golongan atas
hipertensi benar-benar menjadi momok yang menakutkan (Sri Rahayu :
2000).
Prevalensi penyakit hipertensi di negara maju seperti Amerika Serikat
rata-rata 20 %.Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di
Amerika Serikat. Di negara Indonesia rata-rata 6-15 %.Presentasi ini
mungkin masih tinggi karena jumlah anak dibawah 15 tahun di negara
Indonesia lebih kurang 15 % dari populasi (Rahayu : 2000).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budi Darmojo bahwa di
Indonesia 1,8-28,6 % penduduk yang berusia > 20 tahun adalah penderita
Hipertensi dan pada umumnya berkisar antara 6 10 % .Di provinsi Jawa
Timur angka kesakitaan penyakit hipertensi tahun 1998 1999 : 12,42 %
(Data Provil). Sedangkan dari laporan bulanan puskesmas Mojo terhitung
dari bulan Januari 1998 sampai bulan Desember tahun 1999 yang
berkunjung ke Puskesmas Mojo adalah 19,13 % .dan tahun 2000 :
47,1%. Mengamati data tersebut dapat memberikan gambaran bahwa
masalah penyakit hipertensi khususnya di puskesmas Mojo perlu
mendapat pengamatan, pengawasan serta perawatan yang komprehensip.
Hipertensi merupakan factor resiko, primer yang menyebabkan
penyakit jantung dan stroke.Hipertensi disebut juga sebagai The Shilent
Disease karena tidak ditemukan tanda tanda fisik yang dapat dilihat
(Gede Yasmin : 1991).
Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai
Heterogenus Group of Disease dari pada single disease.Hipertensi yang
tidak tekontrol akan menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak,
ginjal, mata dan jantung serta kelumpuhan anggota gerak. Namun
kerusakan yang paling sering adalah gagal jantung dan stroke serta gagal
ginjal (Susi Purwati : 2000).
Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini.
Hipertensi sering ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun keatas
(Sri Rahayu : 2000 : 7).
Untuk mencegah komplikasi diatas sangat diperlukan perawatan dan
pengawasan yang baik. Banyak kasus penderita dan kematian akibat
penyakit kardiovaskuler dapat dicegah jika seorang merubah perilaku
kebiasaan yang kurang sehat dalam mengkonsumsi makanan yang

1.
2.
3.
4.
5.

2
3
4

menyebabkan terjadinya hipertensi, selalu berolah raga secara teratur serta


merubah kebiasan hidup lainnya yang dapat mencetus terjadinya penyakit
hipertensi seperti merokok, minum-minuman beralkohol. Adapun factor
dietik dan kebiasaan makan yang mempengaruhi tekanan daran yang
meliputi, cara mempertahankan berat badan ideal, natrium klorid, Kalium,
Kalsium, Magnesium, lemak dan alcohol. (Dr. Wendra Ali 1996 : 3, 20,
21).
Apabila dalam satu keluarga ada anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi, maka mungkin dapat timbul beberapa
masalah seperti :
Ketidak patuhan diit rendaah garam dan rendah lemak.
Resiko terjadinya komplikasi bagi penderita .
Sumber daya keluarga kurang .
Perubahan fisiologi (mudah marah dan tersinggung)
Keadaan ekonomi (bertambahnya pengeluaran dan berkurangnya
pendapatan. Keluarga).
Dalam pelaksanaan tugastugas kesehatan keluarga mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pemeliharaan kesehatan bagi anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi. Freedmen (1981) membagi
lima (5) peran yang dilakukan keluarga yaitu : mengenal gejala hipertensi,
mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat untuk
menolong klien hipertensi, mampu memberikan asuhan keperawatan pada
anggota keluarga yang menderita hipertensi dalam mengatasi masalahnya
dan meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidup
anggota keluarga, yang menderita penyakit hipertensi.
Untuk mencapai tujuan perawatan kesehataan keluarga yang optimal,
sangatlah penting peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Adapun peran perawat dalam membantu keluarga yang anggota


keluarganya menderita penyakit hipertensi antara lain : mampu mengenal
asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi,
sebagai pengamat masalah dan kebutuhan keluarga, sebagai koordinator
pelayanan kesehatan, sebagai fasilitator, sebagai pendidik kesehatan,
sebagai penyuluh dan konsultan dalam asuhan perawatan dasar pada
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :
1
Mengapa prevalensi penyakit hipertensi tiap tahun meningkat.
Bagaimana peran keluarga dalam membantu mengatasi masalah yang
salah satu anggotanya menderita penyakit hipertensi.
Bagaimana peran perawat puskesmas dalam mengarahkan dan membantu
keluarga yang anggotanya menderita penyakit hipertensi.
Bagaimana perawat membuat asuhan keperawatan pada keluarga
yang menderita penyakit hipertensi.

B. Batasan Masalah
Oleh karena begitu banyak aspek dan ruang lingkup yang dapat
ditemukan dari masalah diatas serta keterbatasan penulis dalam hal tenaga,
kemampuan, pengalaman, keterampilan, waktu dan pengetahuan, maka
penulis membatasi permasalahannya hanya pada Bagaimana Asuhan
Keperawatan yang baik dan benar pada keluarga yang salah satu anggota
keluarganya menderita penyakit hipertensi dengan masalah Nutrisi
melalui proses pendekatan keperawatan .
Ruang lingkup pembahasan penulis terbatas pada :
1. Penulis hanya mengasuh pada satu keluarga saja.
2. Dalam asuhan keperawatan penulis hanya mengambil satu penyebab
masalah hipertensi yaitu : Masalah Nutrisi
3. Keluarga yang terpilih berdasarkan penunjukan kepala puskesmas Mojo.
4. Lebih menitikberatkan pada aspek keperawatan
Dengan pembatasan masalah tersebut penulis menyusun karya tulis ini
dengan judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn IS yang anggota
keluarganya menderita hipertensi dengan masalah nutrisi di RT V, RW VI
Kelurahan Mojo wilayah kerja puskesmas Mojo Kota Madya Surabaya .
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
keperawataan keluarga tuan IS. di RT V, RW VI dengan
penyakit hipertensi yang disebabkan oleh akibat nutrisi melalui
pendekatan proses keperawatan.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini agar penulis mampu :
Mengumpulkan data pada keluarga tuan IS.dengan penyakit hipertensi.
Menganalisa data yang telah dikumpulkan.
Merumuskan masalah kesehatan keluarga.
Menentukan prioritas masalah.
Menentukan diagnosa keperawatan .
Menentukan rencana tindakan keperawatan .
Melaksanakan tindakan keperawaatan.
Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan.

D. Metodelogi
Metode yang digunakan penulis dalam karya tulis ini adalah :
1. Metode penyusunan
Deskriptif
Metode yang digunakan yang mengungkapkan peristiwa dan bertujuan
pada pemecahan masalah yang dihadapi saat ini dan hasilnya dapat
dievaluasi pada saat ini juga.

a.

Studi pustaka
Yaitu mencari imformasi-informasi melalui beberapa literature yang
berasal dari buku-buku ilmiah, majalah ilmiah serta media cetak lainnya
yang ada diperpustakaan untuk dijadikan landasan teori dalam
memberikan pelayanan maupun penulisan kaarya tulis ini.
b. Studi lapangan
Yaitu memberikan asuhan keperawatan secara nyata dilapangan untuk
memperoleh gambaran sebenarnya tentang perkembangan suatu subyek
melalui proses keperawatan (Teli zedahan Ndraha 1985 : 105).
2. Lokasi dan waktu
Lokasi yang digunakan sebagai sumber bahan karya tulis adalah
diwilayah kerja puskesmas Mojo. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal
25 April sampai tanggal 30 Juni 2001.
3. Tehnik pengumpulan data
Dalam pengumpulan data dipakai tehnik sebagai berikut :
a. Oservasi
b. Wawancara
c. Pemeriksaan fisik
4. Jenis data
a. Data primer diperoleh dari wawancara dan observasi langsung.
b. Data sekunder.
E. Sistimatika penulisan.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis menggunakan sistimatika
sebagai berikut:
Bab pertama pendahuluaan menguraikan tentang latar belakang
masalah, tujuan penulisan, batasan masalah ,metodelogi penulisan
,sistimatika penulisan.
Bab kedua tinjauan pustaka yang menguraikan tentang konsep
dasar yang terdiri dari keperawatan kesehatan, kesehatan keluarga, factor
yang mempengaruhi sehat-sakit, defenisi hipertensi, patofisiologi, nutrisi
dan dampak masalah, keperawatan kesehatan keluarga serta asuhan
keperawatan yang terdiri dari: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi .
Bab ketiga yaitu tinjauan kasus yang menguraikan tentang asuhan
keperawatan kesehatan keluarga dilapangan, mulai dari pengkajian sampai
pada evaliasi.
Bab keempat pembahasaan yang menguraikan tentang kesenjangan
antara bab kedua dan bab ketiga dengan mengacu pada tujuan.
Bab kelima penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan
saran sebagai hasil dari jawaban terhadap tujuan penulisan. Kemudian
dilanjutkan dengan daftar pustaka dan lampiranlampiran.

TINJAUAN PUSTAKA

A . Konsep Dasar
1. Keperawatan Kesehatan Keluarga
a. Defenisi keluarga
1) Menurut Depkes. RI. 1988
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan.
Menurut S .G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1989
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yangtergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka
hidup bersama dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam
perannya
masing-masing
menciptakan
serta
mempertahankan kebudayaan (Nasrul Effendi ,1998 : 33).
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
1.1. Unit terkecil dari masyarakat.
1.2. Terdiri atas dua orang atau lebih.
1.3. Adanya ikatan perkawianan dan pertalian darah.
1.4. Hidup dalam satu rumah tangga.
1.5. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
1.6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
1.7. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.
1.8. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan
2) Keperawaatan kesehatan keluarga
Menurut S.G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1978
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan
kesehatan
masyarakat
yang
ditujukan
atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana penyalur
(Nasrul Effendi,1998:39)
b. Tipe keluarga
Terdiri dari :
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
anak-anak.
2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya .
3) Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
4) Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya
berpoligami dan hidup secara bersamasama.

(4)

6) Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa


pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga .
c. Keluarga sebagai unit keperawatan
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan (R.B freedman, 1981)
adalah sebagai berikut :
1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat .
2) Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah masalah dalam kelompoknya
3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila
salah satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien )
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya yang menderita hipertensi.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya
kesehatan bagi anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.
d. Factor yang mempengaruhi sehat - sakit
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga
menurut H. L Bloom yaitu
1) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi
adalah dengan cara menghindari adanya stres
2) Faktor social budaya
a). Factor social budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi
adalah :
(1) Kebiasaan merokok
(2) Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
(3) Pola diet tidak teratur
Bila sakit tidak segera berobat
b) Status social budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan pada kasus
hipertensi adalah :
(1) Menghindari kebiasaan merokok.
(2) Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam .
(3) Menjaga berat badan dan olah raga yang terratur
(4) Melakukan konril yang teratur
3) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian akibat hipertensi
4) Faktor keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic
e. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
Menurut Freedman (1981) keluarga mempunyai lima (5)
tugas memelihara kesehatan keluarga khususnya keluarga yang
anggotanya menderita penyakit hipertensi yaitu :

1)
2)
3)
4)
5)
f.

1)
2)

3)

4)

5)

6)

Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota


keluarga tentang gejala hipertensi
Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap
angota keluarga yang menderita penyakit hpertensi
Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita
hipertensi
Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepada anggota keluarganya
Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang
dapat mengatasi penyakit hipertensi.
Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi
maka peran perawat diperlukan sebagai berikut :
Pengenal tentang gejala hipertensi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit
hipertensi .
Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi . Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi, perawat memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk mengembangkan kemampuam mereka dalam
melaksanakan perawatan dan memberikan demonstrasi kepada keluarga
bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi .
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga yang
menderita penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui
masalah dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah
penyakit yang sedang dihadapi
Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah
pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif
pemecahanya .
Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga
dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit
hipertensi
Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar
terhadap keluarga yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.

2.

Hipertensi
a. Pengertian

Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik


tekanan sistolik
dan
diastolic
serta
merupakan suatu factor
terjadinya kompilikasi penyakitt kardiovaskuler (Soekarsohardi,1999 :
151)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas
standar dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin,1993 : 191).
Dari definisi definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun
diastolic diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu
factor resiko terjadinya kompilkasi penyakit kardiovaskuler.
b. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1)
Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang
turut berperan
sebagai
penyebab
hipertensi seperti berrtambahnya usia , factor psikologis, dan keturunan.
Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
2)
Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti
stenosis arteri renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta.
Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin,
umur,
kegemukan,
lingkungan,
pekerjaan,
merokok,
alcohol dan social ekonomi (Susi Purwati , 2000 : 25)
c. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan
darah keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac
output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan
peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun .
Konsumsi
sodium
(garam)
yang
berlebihan
akan
mengakibatkan meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga
meningkatkan cardiac aouput. Dalam sistim Renin - Angiotensien aldosteron pada patogenesis hipertensi, glandula supra renal juga menjadi
factor penyebab oleh karena faktor hormon
. Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian
angitensin I menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym
(ACE)
Angiotensin
II
mempengaruhi
Control Nervus Sistim dan nervus pereifer
yang
mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi
vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai
efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis.
Hal tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang
akan
meningkatkan extra Fluid volume melalui retensi air dan natrium.
Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan
cardiac output. (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 )

d.

a)
b)
c)
d)
e)

a)

Komplikasi
yang
mungkin terjadi akibat hipertensi seperti
,
penyakit jntung koroner, gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata,
dan kerusakan pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan
patologi penyakit jantung RSUD.dr Soetomo,1997).
e.
Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
1) Pengaturan diit
2) Berolah raga
3) Obat-obatan penurun takanan darah antara lain : ga secara teratur
4) Menghilangkaan rasa takut
Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid dll.
Betabloker :Proparnolol, dll.
Alfabloker : Prazosin dll.
Penghambat ACE : Kaptopril dll.
Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995)
f. Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi
ada beberapa factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat
badan, derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum
pemberian nutrisi pada penderita hipertensi, diperlukan pengetahuan
tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan makanan. Makan biasa
(untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 6000 mg per hari).
Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan
tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis
besar ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal
mempertahankan tekanan darah yaitu :
1) Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan
mengkonsumsi
Makanan tanpa garam.Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue,
baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat),Pengawet makanan atau
natrium bensoat biasanya terdapat dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan
yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang
garam memperhatikan hal sebagai berikut :
Jangan menggunakan garam dapur
b) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi,
petis, biscuit, ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain.
c) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan
makanan tambahan atau penyedap rasa seperti saos.
d) Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung
sodium.
e) Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, seperait
2) Diet rendah kolesterol / lemak.

b)
c)
d)
e)

Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan
pospolipid. Sekitar 25 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat
diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang lewat faeces. Beberapa
makanan yang mengandung kolestero tinggi yaitu daging, jeroan, keju
keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet
rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolestero serta menurunkan
berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur
nutrisi pada hypertensi adalah :
a) Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.
b) Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
c) Gunakan susu full cream.
d) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.
e) Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang
lainnya.
f) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup,
dodol.
g) Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah buahan.
3) Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal usia
dan bentuk tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat
badan akan beresiko tinggi terkena hypertensi. Salah satu cara untuk
menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar berat
badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu
diperhatikan hal berikut :
a) Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500
kalori untuk penurunan 0,5 kg berat badab per minggu.
b) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c) Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
Contoh menu untuk penderita hypertensi :
1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup
( 130 gram ), 1 potong tempe ( 50 gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ),
( Sri Rahayu, 2000 ).
e. Dampak masalah.
1) Terhadap individu.
a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
Hypertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya oleh
penderita. Kurangnya pengetahuan klien terhadap penyakit hypertensi,
sebagian besar timbul tanpa gejala yang khas.
Pola nutrisi dan metabolisme.
Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala pusing dan
bila berlangsung lama disertai mual-mual dan muntah.
Psikologi.
Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung.
Pola tidur dan istirahat
Pada klien hypertensi mengalami gangguan tidur sering terbangun karena
sering sakit kepala dan tegang pada leher bagian belakang.
Pola persepsi dan pengetahuan.

f)

a.

Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan


yang lama ,diet, olah raga, merokok, minuman beralkohol.
Pada pola tata nilai dan kepercayaan
Klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan merasa tidak
berdaya dengan keberadaan sekarang.
2) Terhadap keluarga
a) Merepotkan dalam memberikan perawatan ,pengaturan diet, mengantar
kontrol dan manambah beban biaya hidup yang terus menerus.
b) Produktifitas menurun. Apabila hipertensi mengena kepala keluarga yang
berperan sebagai pencari nafkah untuk kebutuhan keluarga ,maka akan
menghambat kegiatannya sehari-hari untuk kegiatan seperti semula.
c) Psikologi .
Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.
3) Terhadap masyarakat
Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan
terjadi perubahan peran dalam masyarakat Selain itu akan menimbulkan
kecemasan terhadap masyarakat dan akan terjadi ancaman kehilangan
salah satu anggotanya. .
4) Pelayanan kesehatan
Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin
meningkat,maka akan terjadi beban pelayanan kesehatan di masa yang
akan datang.
B.
Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara
sistimatis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan
keluarga,melaksanakan asuhan
keperawatan
,serta
implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah
direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan .
1. Pengkajian
Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang
dihadapi oleh keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah kesehatan
,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan perawatan
pada anggota keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
1.
Anggota anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga.
2.
Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga.
3.
Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
4.
Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat berkumpul
atau menyebar.
5.
Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.
6.
Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan yang
nyata ataupun tidak nyata.

7.

Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan dan


penggunaan waktu senggang
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi
(1) Pekerjaan
(2) Penghasilan
(3) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer
(4) Jam kerja ayah dan ibu
(5) Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya
c) Faktor lingkungan
(1) Perumahan
(a) Luas rumah
(b) Pengaturan dalam rumah
(c) Persediaan sumber air
(d) Adanya bahan kecelakaan
(e) Pembuangan sampah
(2) Macam lingkungan / daerah rumah
(3) Fasilitas social dan lingkungan
(4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
(2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
(3) Sumber pelayanan kesehatan
(4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas kesehatan.
(5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara pengumpulan data
(1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung.
(a) Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga.
(b) Komunikasi dari tiap anggota keluarga
(c) Peran dari tiap anggota keluarga
(d) Keadaan rumah dan lingkungan
(2) Wawancara
Dapat mengetahui hal-hal :
(a) Aspek fisik
(b) Aspek mental
(c) Sosial budaya
(d) Ekonomi
(e) Kebiasaan
(f) Lingkungan
(3) Studi dokumentasi antara lain
(a) Perkembangan kesehatan anak
(b) Kartu keluarga
(c) Catatan kesehatan lainnya
(4) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan
dan keperawatan antara lain :
(a) Tanda-tanda penyakit
(b) Kelainan organ tubuh

(1)
(2)

(1)
(2)

2. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan
Typologi masalah dalam family healt care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
b) Ancaman
kesehatan
adalah
:
keadaan
yang
dapat
memungkinkan terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam
mencapai potensi kesehatan.
Contoh :
Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi
Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet
c) Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan
kesehatan.
Contoh:
Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi
Siapakah yang menderita penyakit hipertensi
d) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya
mereka.
Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.
3.
Penentuan prioritas masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan
pedoman sebagai berikut
K riteria
1. Sifat masalah
Skala : ancaman kesehatan
Tidak/kurang sehat
Krisis
2. Kemungikan masalah dapat diubah
Skala : Dengan mudah
Hanya sebagian
Tidak dapat
3. Potensia masalah untuk dicegah
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
4. Menonjolnya masalah
Skala : Masalah berat harus
ditangani
Ada masalah tapi tidak perlu segera
ditangani
Masalah tidak dirasakan

Bobot
1
2
3
1
2
2
1
0
1
3
2
1
1
2
1
0

Skoring :
1.Tentukan skor untuk tiap kriteria
2.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skor
X

bobot
Angka tertinggi

3.

Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama


dengan seluruh bobot
b. Penjajakan pada tahap kedua
Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan
tugas-tugas
kesehatan
yang
berhubungan
dengan
ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh
keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.
Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk
melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang
dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan
secara umum pada keluarga yang menderita penyakit hipertensi antara
lain :
1) Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam
melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana
kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan
klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan
3) Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi ,cara
perawatan dan sifat penykit hipertensi .
4) Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak dapat
melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan serta
kitidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat guna
memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien
dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan seperti JPS.,dana sehat dan
tidak memahami manfaatnya.
Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet pada
klien hipertensi adalah :
1) Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab
terjadinya hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
cara pengaturaan diet yang benar.

2) Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam


pengaturan diet bagi penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara
pengolahan makanan dalam jumlah yang tepat.
4) Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kebiasaan
sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
garam
5) Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga
berhubungan dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat tanaman obat
tersebut.
2 Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan
yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan
masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul
Effendi,1998 : 54 )
Rencana tindakan dari masing masing diagnosa keperawatan khusus diet
pada klien hipertensi adalah :
a.
Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab
terjadinya hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
cara pengaturan diet yang benar.
1) Tujuan
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga
yang menderita penyakit hipertensi.
2) Kriteria hasil
a).Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan diet
bagi anggota kelurga yng menderita hipertensi.
b) Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai anjuran.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi
penderita hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya
menyediakan makan-makanan rendah garam bagi penderita hipertensi .
4)
Rasional
a)Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan peresepsi
yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk mengenal masalah
khususnya nutrisi untuk klieh hiperetensi
b)Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan yang
rendah garam.
b.Ketidak mampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet
terhadap anggota keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet
1) Tujuan

b)

Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien


hipertensi
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien
hiperetensi
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk
klien hipertensi.
Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.
4) Rasionalisasi
a) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan cara
pengaturan diet untuk klien hipertensi
b)
Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita
hipertensi.
c.Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan
makanan dalam jumlah yang benar .
1) Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita
hipertensi.
b) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi
klien hipertensi.
3) Rencana tindakan
a) Beriakan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan makanan
untuki klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh klien hipertensi.
c) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk memnbuat
makanan dengan jumlah yang tepat.
4) Rasionalisasi.
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga dapat cara
pengolahan makanan untuk klien hipertensi.
b) Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang dianjurkan.
c) Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan dalam
jumlah yang tepat kilen dan keluarga mampu menjalankan
/melaksanakaannya sendiri.
d. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan seharihari yang mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam.
1)Tujuan
Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi
makanan yang rendah garam.
2) Kriteria hasil

a)

Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah


garam
b) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang banyak
mengandung garam.
c) Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung garam.
3) Rencana tindakan.
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garan
terhadap klien hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang banyak
mengandung garam.
c) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu untuk
merubah kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari padea niat dan
keinginan untuk merubah.
4) Rasional
a) Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti tentang pengaruh
garam terhadap klien hipertensi
b) Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan yang banyak
mengandung garam.
c) Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau merubah
sikapnya dari yang tidak sehat menjadi sehat
e.Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman
obat keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan guna dari
tanaman obat keluarga.
1) Tujuan
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber tanaman
obat keluarga.
2) Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat
membantu untuk pengobatan hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.
b) Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis tumbuhan
/tanaman yang dapat membantu menurunkan tekanan darah
c) Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha memiliki
tanaman obat keluarga .
4) Rasional
a) Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat Toga.
b) Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat
menurunkan tekanan darah.
c) Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat mengkonsumsi tanaman obat
tersebut kapan saja diperlukan.
3

Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang
menderita hipertensi sesuai rencana yang telah disusun.

a.
b.
c.
d.
4

a.
b.
c.
d.

Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara


lain :
Deteksi dini kasus baru.
Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
Melakukan rujukan
Bimbingan dan penyuluhan. ( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)
Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put )
dan penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi
penilaian input dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;
Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari
tindakan keperawatan.
Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka
dimensinya dapat dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah
kesanggupan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.
Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healt Care ,
1989 : 97 )

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

1.

a)

c)

Proses penyusunan tinjauan kasus dengan asuhan keperawatan


keluaraga yang menderita hipertensi dengan masalah nutrisi pada Tuan
IS .di RT V RW VI Kelurahan Mojo dimulai tanggal 25 April
sampai 30 Juni 2001 di wilayah kerja puskesmas Mojo melalui proses
pendekatan keperawatan sebagai berikut :
A Pengkajian
Penjajakaan tahap pertama
a Pengumpulan data
Pengumpulaan data dimulai tanggal 6 Mei 2001
Data yang diperoleh sebagai berikut :
1) Struktur dan sifat keluarga
Identitas kepala keluarga
Nama tuan Is. umur 65 tahun ,pendidikan SLTA,pekerjaan pensiunan
PNS,agama Islam,keadaan fisik sehat tidak pernah menderita penyakit
kronis.
b) Identitas anggota keluarga
Nama Sunarsih 62 tahun istri ,pendidikan SLTP,pekerjaan ibu rumah
tangga,agama Islam ,penyakit yang diderita yaitu hipertensi sejak tahun
1990 sampai sekarang.
Anak pertama Sunaryo 37 tahun,pendidikan sarjana,pekerjaan
swasta,tinggal pisah dengan orang tua.
Anak kedua Kusmiati 31 tahun ,pendidikan SLTA,pekerjaan ibu rumah
tangga,status kawin,tinggal pisah.
Anak ketiga Sugeng 28 tahun, pendidikan SLTA,pekerjaan
wiraswasta,belum menikah ,tinggal bersama orang tua.
Anak keempat Sri rahayu umur 24 tahun,pendidikan SLTA ,pekerjaan
karyawan swasta,belum menikah,tinggal bersama orang tua.
Tipe keluarga adalah keluarga inti .
Yang paling dominan dalam pengambilan keputusan adalah ayah.
Hubungan antar anggota keluarga harmonis.
Kegiatan keluarga sehari hari
(1) Kebiasaan tidur anggota keluarga sehari kira-kira 7 sampai 8 jam per
hari. Sedangkan nyonya Sunarsih bila tekanan darahnya naik rata-rata
tidur sehari 5 sampai 6 jam .
2.
Kebiasaan makan
Makan 3 (tiga ) kali sehari dengan makan pokok beras.Keadaan fisik
anggota keluarga tidak terlalu gemuk kecuali nyonya S. Dalam
menyiapkan dan menyajikan makan secara bersama dan bergabung dengan
nyonya S. yang menderita penyakit hipertensi.
Dalam makanan yang disajikan cukup banyak mengandung garam.
3.
Kebiasaan penggunaan waktu senggang.

Penggunaan waktu senggang oleh Tuan Is dan nyonya S ,hanya membaca


Koran dan jarang berolah raga sedangkan anak-anak sibuk dengan
pekerjaannya.
4.
Situasi social budaya dan ekonomi.
Penghasilan tuan Is.sebulan rata-rata Rp.500.000 sebulan Sedangkan
penghasilan anak-anak rata-rata Rp.1.400.000 sebulan.Penggunaannya
sebagian untuk kebutuhan hidup sehari-hari dansisany ditabung.Sisa
belanja disimpan untuk kebutuhan tak terduga yang sifatnya mendadak.
2) Faktor situasi lingkungan.
a) Perumahan.
Ukuran 6 X 8 m2 terdiri dari dua kamar tidur, dapur, ruang tamu,ruang
makan dan kamar mandi serta kamar wc.
b) Sarana sanitasi .
Sumber air minum PDAM,ada saluram pembuangan air limbah,ada tempat
sampah.
3)
Riwayat kesehatan keluarga
a) Tn .Is dan ny.S. tidak ingat lagi jenis imunisasi yang didapatkan oleh
anaknya.
b) Ibu tidak pernah mengikuti program KB.buatan tapi menggunakan KB
alamiah.
c) Penyakit yang diderita oleh anggota keluarga.
Ny.S.menderita penyakit hipertensi sejak tahun 1990 sampai sekarang
sedangkan anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit
kronis.
d) Ny.S pergi berobat kesarana kesehatan bila timbul gejala kepala pusing
dan susah tidur.
e) Peran petugas kesehatan
Saran petugas kesehatan agar selalu berobat teratur dan mengikuti diet
yang telah dianjurkan.
Genogram

Keterangan :

= Laki-laki
= Perempuan

=Klien
b.

Analisa data

Masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga tuan Is.disebabkan oleh


factor ketidaktahuan dan kurang pengetahuan tentang manfaat diet bagi
klien hipertensi.
Dari factor tersebut menimbulkan ketidakmampuan keluarga untu
mengatasi,masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh
keluarga.
Kondisi seperti ini mengakibatkan masalah kesehatan yang
berkepanjangandan berlarut-larut bagai suatu siklus myang tadak ada
habisnya dalamj hidup keluarga.
Dari hasil pengumpuan data masalah yang dihadaapi oleh keluarga adalah
sebagai berikut.
1) Keluarga tidak mengetahui cara pengaturan diet bagi klien hipertensi.
2) Keluarga dan klien mengkonsumsi makanan yang cukup memngandung
garam .
3) Cara pengolahan makan disatukan antara klien dan anggota keluarga yang
lain.
4) Klien jarang kontrol kesarana kesehatan.
5) Ketidaksanggupan merawat klien hipertensi.
Dari masalah tersebut diatas akan timbul hal antara lain :
a) Ancaman kesehatan (keluarga tidak mengetahui cara pengaturan diet
untuk klien hipertensi ).
b) Kurang atau tidak sehat (adanya klien hipertensi dalam keluarga)
Setelah data dikumpulkan kemudian dianalisis sebagai
berikut:
1.
Kelompok data pertama
(a)Data subyektif : Klien dan keluarga mengatakan tidak mengetahui cara
pengaturan diet bagi klien hipertensi.
(b) Data obyektif :(c)Kemungkinan penyebab : kurang pengetahuan tentsng cara pengaturan
diet untuk klien hipertensi
(d) Masalah kesehatan :ancaman kesehatan yaitu cara pengaturan diet yang
salah
` (2) Kelompok data kedua
(a) Data subyektif : Klien dan keluarga mengatakan mengkonsumsi makanan
yang cukup mengadung garam.
(b) Data obyektif : Tekanan darah 180/110 mmhg.BB. 68 kg, TB,164 cm.
(c) Kemungkinan penyebab :kurang pengetahuan klien dan keluarga akibat
kelebihan natrium dalam tubuh.
(d) Masalah kesehatan :ancaman kesehatan bagi klien hipertensi.
(3) Kelompok data ketiga
(a) Data subyekti klien dan keluarga mengatakan pengolahan makan disatukan
dengan klien hipertensi dan anggota keluarga yang lain
(b)
Data
obyektif
:
Jumlah
dan
jenis
makan
sama
dengan
anggota keluarga yang lain
(c) Kemugkinan penyebab :Kurang penegetahuan klien dan keluarga cara
pengoalahan makanan untuk klien hipertensi.

(d) Msalah kesehatan : Ancaman kesehatan


.(4) Kelopok data keempat
(a) Data subyektif : Klien mengatakan pergi kontrol kesarana kesehatan bila
timbul gejala pusing dan tengkuk terasa tegang.
(b) Data obyektif : Klien berobat rata-rata satu kali sebulan
(c) Kemungkinan penyebab masalah : Kekurang tahuan klien dan keluarga
tentang komplikasi yang akan terjadi akibat hipertensi.
(d) Masalah kesehatan : ancaman kesehatan bagi klien hipertensi.
c. Proritas masalah
Untuk mengatasi masalah keluarga tuan Is.secara keseluruham tidak
mungkin,oleh karena itu perlu dilakukan proritas masalah kesehatan,mana
masalah kesehatan dan keperawatan yang mengancam kehidupan dan
mengancam kesehatan keluarga .
Untuk membuat prioritas masalah tersebut berdasarkan scoring.
1) Mengetahui cara pengaturan diet untuk klien hipertensi.

No Kriteria
Perhitungan
1. Sifat masalah
2/2 x 1
2. Kemungkinan
2/2 x 2
masalah dapat
diubah

Skor
1
2

3.

Potensi
untuk 3/3 x 1
mencegah
masalah

4.

Menonjolnya

2/2 x 1

Pembenaran
Ancaman kesehatan.
Sumber-sumber dan tindakan
untuk
dapat
memecahkan
masalah
kesehatan
dapat
dijangkau keluarga.
Untuk menghindari terjadinya
hipertensi dapat dicegah dengan
makan makanan yang rendah
garam dan mengiuti diet
Keluarga menyadari dan segera

masalah
Total Skor
2)

mengatasi masalah tersebut.


5

Klien mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup garam


No Kriteria
Perhitungan Skor
Pembenaran
1. Sifat masalah
3/3 x 1
1
Kurang/tidak sehat.
2. Kemungkinan
2/2 x 2
2
Sumber
daya
perawatan
masalah dapat
diantaranya pengetahuan dapat
diubah
memecahkan kesehatan.
3. Potensi
untuk 3/3 x 1
1
Untuk menghindari terjadinya
mencegah
peningkatan tekanan darah salah
masalah
satu faktornya dengan diet rendah
garam
4. Menonjolnya
2/2 x 1
1
Keluarga menyadari dan perlu
masalah
segera diatasi .
Total Skor
5
3) Pengolahan makanan disatukan dengan klien
No Kriteria
Perhitungan Skor
1. Sifat masalah
3/3 x 1
1
2. Kemungkinan
1/2 x 2
1
masalah dapat
diubah
3. Potensi
untuk 2/3 x 1
2/3
mencegah
masalah
4. Menonjolnya
0x1
0
masalah
Total Skor

Pembenaran
Kurang/tidak sehat.
Kurangnya pengetahuan klien
dan keluarga cara pengolahan
makanan
Tingkat
pengetahuan
dan
kesadaran klien dan keluarga
masih kurang
Tidak mengikuti anjuran yang
diberikan dan tidak dianggap
suatu masalah.

2 2/3

Penjajakan tahap kedua


Dimulai tanggal 6 Mei sampai 11 Mei 2001
Dari hasil analisa data diagnosa yang ada yaitu :
1) Ketidaktahuan keluarga masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab
terjadinyan hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien dan
keluarga tentang cara pengaturan diet yang benar.
2)

Ketidak sanggupan keluarga untuk memilih tindakan yang tepat dalam


pengaturan diet bagi klien hipertensi dan selalu mengkonsumsi makan
yang cukup mengandung garam
3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara
pengolahan makan yang benar untuk klien hipertensi

B . Perencanaan
Dari diagnosa diatas dapat dirumuskan untuk mendapatkan
perencanaan selanjutnya untuk diintervensi sesusai diagnosa.
1. Ketidaktahuan keluarga mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu
penyebab terjadinya hipertensi
a. Tujuan
Keluarga mampu mengenal adaanya maslah cara pengaturan diet bagi
klien hipertensi
b. Kriteria hasil
1) Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batasan pengaturan diet
bagi klien hipertensi.
2) Keluarga dapat memahami dan mampu mengambil tindakan sesuai
anjuran
c. Rencana tindakan
1) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengaturan diet yang
benar bagi penderita hipertensi
2) Mengukur tekanan darah klien
d. Rasionalisasi
1) Dengan diberikan penjelasan menimbulkan persepsi yang positip
sehingga diharapkan dapat memberi motivasi kepada keluarga untuk
mengenal masalah nutrisi
2) Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga mengerti sehingga
menyajikan makanan yang rendah garam.
3) Mengevaluasi keadaan klien.
2.

2)

3.

Ketidak saanggupan keuarga untuk memilih tindakan yang tepat dalam


pengturan diet bagi ,klien hipertensi.
a.Tujuan
Klien dan keluarga dapat memahami manfaat pengaturan diet untuk
penderita hipertensi
b. Kriteria hasil
1) Keluarga mampu menjelaskan mamnfaat pengaturan diet bagi klien
hipertensi.
Keluarga dapat menyiapkan makanan khusus untuk klien
hipertensi.
c.
Rencana tindakan
1) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat pengaturan diet bagi
klien hipertensi.
2) Beri penjelasan kepada keluarga jenis makanan untuk klien hipertensi
d. Rencana tindakan
1) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan cara
pengaturan diet untuk klien hipertensi
2) Diharapkan keluarga mengetahui jenis makanan untuk klien hipertensi
Ketidaksanggupan keluarga untuk penyediaan diet khusus bagi
klien.

a. Tujuan
Klien dan keluarga mampu mengolah makanan dalam jumlah yang tepat.
b. Kriteria hasil
1) Klien dan keluarga mampu menyebut jumlah makanan yang dikonsumsi
oleh klien
2) Keluarga menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat untuk klin.
c. Rencana tindakan
1) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang cara pengolahan
makanan untuk klien .
2) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh klien
3) Berikan contoh sederhana kepada klien dan keluarga tentang cara
membuat makanan dalam jumlah yang tepat
d. Rasionalisasi
1) Diharapkan klien dan keluarga dapat memahami cara pengolahan
makanan untuk klien.
2) Klien mengkonsumsi makanan sesuai diet yang dianjurkan.
3) Dengan diberikan contoh yang sederhana cara membuat makanan dalam
jumlah yang tepat,klien dan kelaurga dapat melaksanakannya dengan
sendiri.
Pelaksanaan
n intervensi keperawatan sesuai rencana yang telah disusun
1. Diagnosa pertama
Tanggal 4 Juni 2001
a.Memberi penjelasan kepada keluarga dan klien tantang cara pengaturan
diet yang benar bagi klien hipertensi,seperti :
1) Untuk sarapan pagi : satu piring nasi putih (100 gr ),satu potong ikan
panggang (50 gr),satu potong tahu goring isi sayur (50 gr),empat senduk
capcay dan satu buah pisang ambon.
2) Untuk makan siang
Satu piring nasi putih (100 gr),satu potong daging (50 gr),satu mangkok
sup (130 gr),satu potong tempe (50 gr),satu potong pepaya(100 gr)
3) Untuk makan malam
Satu piring nasi putih (100 gr),satu potong ikan (100 gr),satu mangkok
sayur (130 gr),satu potong tempe (100 gr),satu buah pisang ambon (125
gr).
Jumlah zat gizi
Kalori :1,701 kal,protein 79 gr,karboidrat 25 gr,lemak 57,1 gr,vitamin A
1757 RE,vitamin C 90,7 mg,Calsium 793 mg,Ferum 21,3 gr dan natrium
528mg.
b. Mengukur tekanan darah klien (ny.S)
2. Diagnosa kedua
a. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang manfat
pengaturan diet bagi klien hipertensi
b. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makanan yang
dikonsumsi oleh klien.

3. Diagnosa ketiga
a. Menberi penjelasan kepada klien dan keluarga tentang cara pengolahan
makanan untuk klien hipertensi.
b. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makanan yang
dikonsumsi oleh klien.
c. Memberi contoh sederhana kepada klien dan keluarga,cara membuat
makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien.
Evaluasi
Untuk menilai suatu keberhasilan dari tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan,perlu dilakukan evaluasi yang mempunyai batas waktu
tertentu.
Evaluasi dari hasil asuhan keperawatan pada keluarga tuan Is.ini
dilaksanakan pada tanggal 15 Juni dan 30 Juni 2001.
Adapun hasil dari asuhan keperawatan tersebut dapat dilihat pada
perubahan sikap dan perilaku serta pengetahuan klien dan keluarga.
Pada tanggal 15 juni 2001 klien dan keluarga mengatakan klien telah
mengkonsumsi makanan rendah garam dengan jumlah 9500 kalori per
hari.Pengolahan makanan sudah terpisah dengan klien dan anggota
keluarga lain.Tekanan darah 160/100 mmHg.
Tanggal 30 juni 2001 klien dan keluarga mengatakan telah mengkonsumsi
makanan yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan.Klien dan keluarga telah
memahami manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi dan berusaha
untuk mengikuti anjuran yang telah dianjurkan oleh petugas kesehatan.
Tensi 170/100 mmHg ,klien juga mengatakan ingin berobat secara teratur
serta kontrol yang terus menerus dan perawatan selanjutnya dirujuk ke
puskesmas Mojo.

DAFTAR PUSTAKA
Proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistim kardiovasculer.
Editor Ni Luh Gede Yasmin SKp. Penerbit buku kedokteran EGC I 1993
Jakarta
Patologi hipertensi Lab. SMF. Penyakit jantung RSUD.Dr.Soetomo 1997 Surbaya
Jurnalistik Guedilines for the management hipertention 1997
Jurnalistik International of Cardiovasculer Medicine,Surgery and patology 1997
Farmakologi dan terapi .Edisi IV FKUI 1995 Jakarta
Nutrisi untuk klien hipertensi Ir.Sri Rahayu dkk.2000

Jakarta

Keperawatan Komunitas dan kesehatan rumah ,pengkajian intervensi


penyuluhan
.Pengarang
Marcia
Stanhope
dan
Ruth
Knollmueler.Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 1997

dan
N.

Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas edisi II Nasrul Effendi editor Yasmin Asih
penerbit buku kedokteran EGC Jakarta 1998
Masalah hipertensi Prof.Dr.Moerdono penerbit Bhrata Karya Aksara Jakarta. 1994

Anda mungkin juga menyukai