B
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER:
HIPERTENSI DI KECAMATAN TANAH MERAH,
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR, RIAU
TAHUN 2020
Oleh
DIAN SALEHA, S.Kep
1514901021
A. Latar Belakang
Keluarga adalah sebuah system social terkecil yang terbuka dan terdiri
sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah,
ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
anggota yaitu ayah, ibu, kakak atau semua individu yang tinggal di dalam
rumah. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga
dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan seluruh system. Keluarga
peningkatan tekanan darah di atas normal, baik tekanan sistolik dan atau
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
Penyakit hipertensi sering disebut juga dengan “The Silent Killer”. Ini
sakit kepala, pusing, dan lelah. Keadaan nonspesifik seperti ini juga bisa
ditemukan pada orang dengan keadaan normal, maka sering diabaikan begitu
umum secara rutin atau meminta saran kepada petugas kesehatan terhadap
hipertensi, tetapi tidak terdiagnosis hipertensi. Hal ini disebabkan tidak ada
Berdasarkan data yang didapat dari Riset Kesehatan Dasar (2013) prevelensi
kelompok umur ≥18 tahun sebesar 25, 8% dari populasi atau sekitar 65 juta
pada provinsi Bangka Belitung sebesar 30,9% dan yang paling terendah
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%.
sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%),
umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Jadi, hipertensi
2018).
Berdasarkan data kunjungan orang dengan tekanan darah tinggi tidak
darah tinggi, karena dalam satu bulan seseorang dengan tekanan darah tinggi
penduduk Usia > 18 tahun dengan tekanan darah tinggi berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 untuk provinsi Riau sebesar
20,9%. %. Jika saat ini penduduk sebesar 6.358.636 jiwa maka terdapat
primer dan sekunder. 90% dari semua kasus hipertensi adalah primer. Tidak
ada penyebab yang jelas tentang hipertensi primer, namun ada beberapa teori
yang menunjukkan bahwa faktor genetik dan perubahan hormon bias menjadi
penyakit lainnya. Berupa nyeri kepada kepala atau rasa berat pada tengkuk,
jaringan pada ginjal atau biasa disebut gagal ginjal, juga dapat terjadi jantung
koroner serta gangguan pada otak yang dapat menimbulkan penyakit stroke,
sehingga sangat penting untuk mendeteksi lebih awal tekanan darah agar lebih
dilakukan dengan latihan Slow Deep Breathing. Menurut Joseph, et all. (2005)
Latihan Slow Deep Breathing pada pasien hipertensi primer dengan frekuensi
dari (5,8 + menjadi 10,3 + 2,0 ms/mmHg) menurunkan aktivitas system saraf
2016).
koordinator untuk mengatur program kegiatan atau dari berbagai disiplin ilmu,
hipertensi pada bulan April 2020. Mengatakan bahwa gejala hipertensi yang
dialami Tn.B ditandai dengan sering pusing, kesemutan pada kaki, dan sulit
Ilmiah Akhir Ners dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. B Dengan
B. RumusanMasalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
Tahun 2020.
4. Bagi Mahasiswa
A. Keluarga
1. Definisi Keluarga
terjadi interaksi antara anak dan orang tuanya. Keluarga berasal dari
bahasa sansekerta kulu dan warga atau keluarga yang berarti anggota
(Friedman, 2010).
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat
(Helvie,1981)
perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
tangga
gotong-royong
(Hernilawati, 2013).
3. Tipe-Tipe Keluarga
terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan
diatas adalah:
1) Tradisional Nuclear
2) Reconstituted nuclear
4) Dyadic Nuclear
Suami-istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
5) Single Parent
dluar rumah.
6) Dual Carrier
7) Commuter Married
waktu tertentu.
8) Single adult
9) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
suatu panti.
11) Communal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang
penyediaan fasilitias.
12) Group Marriage
anaknya diadopsi.
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
kawin.
kelamin sama.
(Hernilawati, 2013).
(Hernilawati, 2013).
keluarga
terlalu muda
(Hernilawati, 2013).
umur 30 bulan)
masing-masing pasangan.
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua
tahun)
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20
tahun)
rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan
membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan
istri.
pensiunan)
pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia
yang kokoh.
generasi.
7. Masalah Kesehatan Berdasarkan Tahap Perkembangan Keluarga
4) Komunikasi
umur 30 bulan)
4) Imunisasi
6) Keluarga berencana
7) Interaksi keluarga
c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua
2) Keracuanan
sekolah
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun)
2) Kesehatan gigi
4) Penyalahgunaan zat
5) Penyakit menular
6) Penyakit kronik
7) Masalah perilaku
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20
tahun)
4) Keluarga berencana
rumah)
5) Masalah menopause
pensiunan)
2) Hubungan pernikahan
orang tua yang lanjut usia dan tidak mampu merawat diri
2) Gangguan mobilitas
3) Penyakit kronik
6) Memberikan asuhan
7) Kerentanan psikologis
B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
spesifik. Akan tetapi ada beberapa gejala yang berkaitan erat dengan
seperti ini juga bisa ditemukan pada orang dengan keadaan normal,
2. Klasifikasi Hipertensi
pasti.
3. Etiologi Hipertensi
(Sutanto,2010)
4. Patofisiologi Hipertensi
polos dalam dinding kiri (yang menerima darah dari paru-paru) tetap
seperti yang terjadi pada defek septum, ventriker atau patent duktus
lapisan media otot polos arteriole. Arteri yang lebih besar menajdi
b) Sering gelisah
d) Mudah marah
e) Telinga berdengung
f) Sukar tidur
g) Sesak nafas
i) Mudah lelah
j) Mata berkunang-kunang
k) Mimisan.
6. Komplikasi Hipertensi
tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
(Aspiani, 2014)
7. Penatalaksanaan Hipertensi
a) Terapi farmakologi
miokard.
adrenergic.
atau kadar
6) Berhenti merokok
7) Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat dan pijat refleksi kaki
(Ardiansyah, 2012)
C. Latihan Slow Deep Breathing
2006).
aktivitas otak dan fungsi tubuh lain pada saat terjadinya relaksasi.
menurun.
c. Menurunkan nyeri
bawah.
g. Latihan Slow deep breathing dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi
dengan cara merangsang susunan saraf pusat yaitu otak dan sumsum
1. Pengkajian
menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
sebagainya.
a. Data Umum
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
Menjelasakan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
7) Suku bangsa
8) Agama
oleh keluarga.
rekreasi.
keluarga ini.
Contoh :
Keluarga bapak A mempunyai dua orang anak, anak pertama
usia sekolah
belum terpenuhi.
c. Pengakjian lingkungan
1) Karakteristik rumah
rumah.
mempengaruhi kesehatan.
setempat.
d. Struktur Keluarga
keluarga.
3) Struktur peran
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi efektif
2) Fungsi sosialisasi
di lingkungan setempat.
adalah:
di alami
penyakit
masalah kesehatan
yang ada
kesehatan
perawatannya)
adalah:
dimiliki
pemeliharaan lingkungan
sanitasi
kesehatan
keluarga
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu di kaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah:
5) Fungsi Ekonomi
dan papan
permasalahan
4) Strategi adaptasi disfungsional
g. Pemeriksaan Fisik
h. Harapan Keluarga
didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
lapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah - masalah aktual, resiko atau
dan objektif. Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif
yang diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung
Tabel 2.2
Skor Penentuan Prioritas Masalah
No. Kriteria Skor Bobot
1. Sifat Masalah
Skala:
Aktual (Tidak/Kurang sehat) 3
Ancaman kesehatan 2 1
Keadaan Sejahtera 1
2. Kemungkinan Masalah
Skala:
Mudah 2
Sebagian 1 2
Tidak dapat 0
4. Menonjolnya Masalah
Skala:
Masalah berat harus segera ditangani 2
Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani 1 1
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring = Skor x Bobot
Angka Tertinggi
masyarakat.
keluarga.
yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan
keperawatan.
Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
perawatan.
sudah berjalan dengan baik atau belum. Apabila hasil tidak mencapai
berbagai perbaikan.
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria
dan obyektif.
A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum
4. Pendidikan :SLTA
GENOGRAM:
X X
Tn.B X
Ny.
K
An.
D
Keterangan :
X : Laki-laki (Meninggal)
: Laki-laki (Hidup)
: Perempuan
: Pasien/klien
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Garis serumah
6. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn.B adalah Keluarga tradisional yaitu Keluarga inti Inti
(Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
7. Suku Bangsa
Suku bangsa Keluarga Tn.B adalah suku Banjar. Kebudayaan yang dianut
8. Agama
Semua anggota keluarga Tn.B beragama Islam. Setiap hari Jum’at Tn.B ke
mengisi kekosongan waktu. Apabila ada sisa dari pendapatan digunakan untuk
menabung.
Pendapatan/bulan Pengeluaran/bulan
Penghasilan Tn.B : Rp 4.500.000,- Pendidikan anak: Rp 2.200.000,-
Penghasilan Ny.K : Rp 500.000,- Makan : Rp 1.500.000,-
PDAM : Rp 100.000,-
Listrik : Rp 400.000,-
Lain-lain : Rp 500.000,-
Rp 5.000.000,- Rp 4.700.000,-
Kesimpulan : status social ekonomi berada di kelas menengah (middle
class)
atau hari tertentu. Pada saat sekarang ini, semua anggota keluarga Tn.B
mewajibkan untuk stay at home. Ini merupakan salah satu langkah untuk
di luar kota/daerah.
terpenuhi seutuhnya
maupun kebutuhan dasar lainnya, hanya saja merasa sulit tidur jika TD
nya meningkat.
Saat pengkajian :
akhir ini Ny.K mengalami gangguan tidur merasa kurang puas akan
Kesimpulan:
Tn.B : Hipertensi
Tn.B B (63 tahun) memiliki riwayat penyakit Hipertensi, karna pola hidup
Kesimpulan: Keluarga Tn.B yang lain tidak ada yang menderita penyakit
Hipertensi
memiliki sistem sanitasi yang baik, dan memiliki sistem penerangan ruang
yang baik.
SEPTIC TANK
WC TEMPAT
DAPUR
WC AIR
RUANG TAMU
KAMAR
TANAMAN
TERAS RUMAH
Kesimpulan : jarak septic tank + 10 meter dari sumber air/tampat
tangga ke tanah.
Hubungan antar tetangga baik, saling membantu bila ada tetangga yang
mengadakan acara/pesta, dan bila ada acara gotong royong dan kegiatan
komunitas.
Sebagai penduduk asli desa Tanah merah, provinsi Riau. Tn.B pernah
sekarang.
Kesimpulan: keluarga Tn.B asli penduduk desa Tanah merah. Hanya saja
Barat.
b. Ny.K bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pada saat sore hari pukul
keluarga inti dan keluarga besar dengan komunikasi terbuka satu sama
Keluarga Tn.B saling menghargai satu sama lain. Saling membantu serta
Keluarga percaya bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur yaitu Allah
SWT demikian pula dengan sehat-sakit. Keluarga juga percaya bahwa tiap
sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit sudah beberapa hari dibawa
ke puskesmas.
V. Fungsi Keluarga
keluarga untuk selalu cerita dan berdiskusi dirumah jika ada masalah
kesalahpahaman.
Keluarga Tn.B sangat harmonis, rukun dan tentram. Apabila ada
berusaha membantu.
memiliki hubungan yang baik, dan saling terbuka antara keluarga shingga
tensinya naik.
ke rumah.
keringat.
tidak licin, bersih, dan terawat. Sedangkan, Tn.B setiap pagi nya
Hipertensi.
mengontrol makanannya.
5555 5555
5555 5555
Kesimpulan : tidak ada kelainan/masalah yang identik di keluarga Tn.B
pelayanan dan membantu masalah Tn.B. Tn.B berharap bisa mengerti tentang
penyakit hipertensi dan masih butuhj penjelasan lebih lanjut tentang perawatan/
2. Analisa Data
Analisa Data Masalah Keperawatan
DS: Ketidakefektifan
1. Tn.B mengatakan sering pusing pemeliharaan kesehatan
2. Tn.B mengatakan sering kesemutan pada Tn.B dengan
3. Tn.B mengatakan takut jika tensi nya naik hipertensi
4. Tn.B mengatakan mengalami hipertensi
sejak 7 tahun yang lalu.
5. Tn.B mengatakan sulit tidur jika TD nya
meningkat
6. Ny.K mengatakan kadang memilah
makanan yang tidak memicu terjadinya
peningkatan tekanan darah, tetapi Tn.B
tidak berselera makan
7. Tn.B mengatakan susah untuk mengontrol
pola makannya
DO :
1. Tn.B terlihat memegang kakinya
2. Tn.B terlihat cemas jika tensinya naik.
3. Tn.B terlihat meminum jus daun seledri
atau rebusan bawang putih.
4. Ny.K terlihat memilah makanan yang tidak
memicu terjadinya peningkatan tekanan
darah, tetapi Tn.B tidak berselera makan
5. Tn.B terlihat susah untuk mengontrol pola
makannya
6. TTV Tn.B
TD : 150/90 mmhg, S : 36,90C, BB : 80 Kg,
HR : 85 x/I, RR : 22 x/I, TB : 160 cm
DS: Perilaku kesehatan
1. Tn.B mengatakan sering pusing cendrung beresiko
2. Tn.B mengatakan takut jika tensi nya naik
3. Tn.B mengatakan sering kesemutan
4. Tn.B mengatakan mengalami hipertensi
sejak 7 tahun yang lalu.
5. Tn.B mengatakan sulit tidur jika TD nya
meningkat
6. Tn.B mengatakan apabila merasakan
pusing atau timbul gejala TD meningkat
Tn.B meminum jus daun seledri atau
rebusan bawang putih.
7. Ny.K mengatakan kadang memilah
makanan yang tidak memicu terjadinya
peningkatan tekanan darah, tetapi Tn.B
tidak berselera makan
8. Tn.B mengatakan susah untuk mengontrol
pola makannya
9. Ny.K mengatakan mengalami gangguan
tidur merasa kurang puas akan tidurnya
semanjak 1 minggu yang lalu.
10. Ny. K mengatakan juga mudah kelelahan
ketika beraktivitas berat.
DO:
1. Tn.B terlihat memegang kakinya
2. Tn.B terlihat cemas jika tensinya naik.
3. Tn.B terlihat meminum jus daun seledri
atau rebusan bawang putih.
4. Ny.K terlihat memilah makanan yang tidak
memicu terjadinya peningkatan tekanan
darah, tetapi Tn.B tidak berselera makan
5. Tn.B terlihat susah untuk mengontrol pola
makannya
6. Tn.B terlihat sering jalan-jalan pagi untuk
mengeluarkan keringat.
7. Ny.K terlihat kurang tidur.
8. Terlihat kantong mata pada Ny.K
9. Ny. K terlihat kelelahan ketika beraktivitas
berat.
10. TTV Tn.B
TD : 150/90 mmhg, S : 36,90C BB : 80
Kg, HR : 85 x/i, RR : 22 x/i, TB : 160 cm
11. TTV Ny.K
12. TD : 100/70 mmhg S : 36,60C BB : 65
Kg, HR : 80 x/i, R : 18 x/i, TB : 153 cm
DS: Kesiapan peningkatan
1. Tn.B mengatakan apabila merasakan manajemen kesehatan
pusing atau timbul gejala TD meningkat pada keluarga Tn.B
Tn.B meminum jus daun seledri atau
rebusan bawang putih.
2. Ny.K mengatakan kadang memilah
makanan yang tidak memicu terjadinya
peningkatan tekanan darah, tetapi Tn.B
tidak berselera makan
3. Keluarga Tn.B mengatakan penyediaan
makanan selalu dimasak sendiri dengan
komposisi, nasi, lauk pauk, sayur dengan
frekuensi 3 kali sehari, dan selalu
menyediakan buah-buahan setiap harinya.
4. Tn.B mengatakan susah untuk mengontrol
pola makannya
5. Tn.B mengatakan sering jalan-jalan pagi
untuk mengeluarkan keringat.
6. Keluarga Tn.B mengatakan membersihkan
rumahnya setiap hari, lantai kamar mandi
tidak licin, bersih, dan terawat
7. Tn.B setiap pagi nya menyiram tanaman
yang ada didepan rumah dan memotong
rumput yang ada dihalaman rumah.
8. Ny.K mengatakan jarang sakit dan tidak
mempunyai masalah pada kesehatannya
9. Keluarga Tn.B terlihat khawatir tentang
wabah virus corona yang semakin hari
semakin meningkat
DO:
1. Tn.B terlihat meminum jus daun seledri
atau rebusan bawang putih.
2. Ny.K terlihat memilah makanan yang tidak
memicu terjadinya peningkatan tekanan
darah, tetapi Tn.B tidak berselera makan
3. Keluarga Tn.B terlihat menyediakan
makanan dengan komposisi, nasi, lauk
pauk, sayur dengan frekuensi 3 kali sehari,
dan selalu menyediakan buah-buahan setiap
harinya.
4. Tn.B terlihat susah untuk mengontrol pola
makannya
5. Tn.B terlihat sering jalan-jalan pagi untuk
mengeluarkan keringat.
6. Keluarga Tn.B terlihat membersihkan
rumahnya setiap hari, lantai kamar mandi
tidak licin, bersih, dan terawat
7. Tn.B terlihat menyiram tanaman yang ada
didepan rumah dan memotong rumput yang
ada dihalaman rumah setiap pagi.
8. Keluarga Tn.B terlihat khawatir tentang
wabah virus corona yang semakin hari
semakin meningkat
9. Keluarga Tn.B terlihat banyak bertanya
tentang virus corona
3. Prioritas Masalah
Ny.K
9. Ny.K terlihat kelelahan ketika
beraktivitas berat.
10. TTV Tn.B
TD : 150/90 mmhg, S : 36,90C
BB : 80 Kg, HR : 85 x/i, RR :
22 x/i, TB : 160 cm
11. TTV Ny.K
TD : 100/70 mmhg S : 36,60C
BB : 65 Kg, HR : 80 x/i, R : 18
x/i, TB : 153 cm
DS: D.0112 Kesiapan Keluarga mampu Keluarga mampu
1. Tn.B mengatakan apabila peningkatan mengenal masalah : mengenal masalah :
merasakan pusing atau timbul koping 09088 Status koping keluarga : 09312 Pendidikan kesehatan
gejala TD meningkat Tn.B keluarga “keterpaparan informasi” koping :Corona Virus
meminum jus daun seledri atau
rebusan bawang putih. Keluarga merawat Keluarga mampu
2. Ny.K mengatakan kadang anggota keluarga untuk memutuskan untuk
memilah makanan yang tidak Meningkatkan atau meningkatkan atau
memicu terjadinya peningkatan memperbaiki kesehatan memperbaiki
tekanan darah, tetapi Tn.B tidak 09088 Status koping keluarga : kesehatan:
berselera makan “komitmen pada 09260 Dukungan koping
3. Keluarga Tn.B mengatakan perawatan/pengobatan” keluarga :”Langkah-
penyediaan makanan selalu 09074 Ketahanan keluarga : langkah pencegahan
dimasak sendiri dengan “menggunakan strategi Covid-19”
komposisi, nasi, lauk pauk, koping yang efektif”
sayur dengan frekuensi 3 kali
sehari, dan selalu menyediakan
6
P:
Intervensi dilanjutkan ke TUK 2
yaitu memutuskan tindakan yang
tepat
2. Selasa/ 14 April 2020 Setelah dilakukan pertemuan 1 x 30 menit S:
(Pertemuan 4) keluarga dapat memutuskan tindakan yang tepat Tn.B mengatakan akan merawat
dalam mengatasi masalah Hipertensi. dan mengobati Hipertensinya
TUK 2 : dan memutuskan untuk
Dukungan Dalam Membuat Keputusan memeriksakan Hipertensinya ke
1. Membantu keluarga untuk mengklarifikasi fasilitas kesehatan
nilai dan harapan yang mungkin akan Tn.B mengatakan akan
membantu dalam membuat pilihan yang mengontrol pola makannya
penting Tn.B mengatakan akan
2. Membantu keluarga untuk mengidentifikasi melakukan diit hipertensi
keuntungan dan kerugian setiap alternative O:
pilihan Tn.B tampak mengerti dan
3. Memfasilitasi pengambilan keputusan berpatisipasi dalam
pengambilan keputusan
Tn.B akan mencoba mengontrol
pola makannya
A:
Tujuan Tercapai
P:
Intervensi dilanjutkan ke TUK 3
tentang mengenal masalah
10
c. Lantai yang tidak licin yang bisa lignkungan yang sesuai dengan
menyebabkan jatuh masalah Hipertensi
3. Meminta keluarga untuk mengulang P:
menjelaskan tentang lingkungan yang sesuai Intervensi dilanjutkan ke TUK 5
dengan Hipertensi tentang fasilitas kesehatan yang
dapat dikunjungi
BAB IV
TELAAH JURNAL
Pada BAB ini penulis melakukan telaah 3 jurnal “ Pengaruh Slow deep
pengaruh madu terhadap kualitas tidur pada lansia” yang mana akan diuraikan
dibawah ini :
tahun 2016 ditemukan 931 kasus dan tahun 2017 ditemukan 1.240 kasus
seperti Slow Deep Breathing yang termasuk ke dalam latihan dan relaksasi.
kurang atau sama dengan 10 kali per menit dengan fase ekshalasi yang
panjang
2. Intervention (I)
sebelum latihan (pre test). Pada kelompok intervensi diberikan latihan slow
deep breathing sebanyak tiga (3) kali dalam kurun waktu 3 miggu, masing-
3. Comperation (C)
Rata-rata nilai tekanan darah sistol pada kelompok intervensi yaitu 151,33
mmHg dengan standar deviasi 9,904 mmHg dan nilai minimum 140
mmHg serta nilai maksimum 170 mmHg. Sedangkan ratarata nilai tekanan
darah sistol pada kelompok kontrol yaitu 157,33 mmHg dengan standar
22
deviasi 14,376 mmHg dan nilai minimum 140 mmHg serta nilai
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya tekanan darah setiap orang yaitu terdiri dari
faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan seperti usia, jenis kelamin,
Rata-rata nilai tekanan darah sistol pada kelompok intervensi yaitu 136,00
mmHg dengan standar deviasi 10,556 mmHg dan nilai minimum 120
mmHg serta nilai maksimum 150 mmHg. Sedangkan ratarata nilai tekanan
darah sistol pada kelompok kontrol yaitu 152,67 mmHg dengan standar
deviasi 13,345 mmHg dan nilai minimum 130 mmHg serta nilai
Hasil penelitian pada kelompok kontrol ini sejalan dengan penelitian yang
yang dilakukan oleh Anderson (2010) tentang pengaruh latihan rutin slow
sistolik posttest adalah 153 mmHg dan tekanan darah diastolik posttest 96
mmHg.
pengaruh slow deep breathing terhadap tekanan darah sistol pretest dan
intervensi.
4. Outcome (O)
intervensi sebelum diberi perlakuan sebesar 151,33 mmHg dan diastol sebesar
96,00 mmHg dan sistol kelompok intervensi sesudah diberi perlakuan sebesar
24
136,00 mmHg dan diastol sebesar 85,33 mmHg dengan nilai signifikansi
dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Keefektifan
dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh. Penelitian ini bertujuan untuk
2. Intervention (I)
skor 1 untuk jawaban tidak pernah, 2 untuk jawaban jarang, 3 untuk jawaban
sering dan 4 untuk jawaban selalu. Sebaliknya untuk pernyataan negatif diberi
skor 4 untuk jawaban tidak pernah, 3 untuk jawaban jarang, 2 untuk jawaban
3. Comperation (C)
r2= 61,8). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
keluarga rendah. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Osamor (2015) juga
pengobatan hipertensi.
4. Outcome (O)
Gangguan tidur menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun atau lebih yang
yang tinggal di rumah dan 66% orang yang tinggal di fasilitas perawatan
adalah salah satu bentuk terapi dengan cara relaksasi yang merupakan jenis
test. Populasi sebnayak 107 Lansia yang berada di UPTD PSLU Tresna
2. Intervention (I)
merupakan alat untuk menilai kualitas tidur. Instrumen ini terdiri dari 16 poin
mengkaji secara luas faktor yang berhubungan dengan tidur seperti durasi
27
tidur, latensi tidur, dan masalah tidur. Analisis univariat dilakukan untuk
mencari nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum skor
3. Comperation (C)
tidak bersekolah dan 90% lansia telah tinggal > dari 1 tahun. Selanjutnya hasil
standar deviasi 2.625, dengan nilai terendah 7 dan tertinggi 16. Sedangkan
kualitas tidur lansia sesudah diberikan madu rata-rata sebesar 10.75 dengan
standar deviasi 2.826, dengan nilai terendah 6 dan tertinggi 16. Sedangkan
dan standar deviasi 2.62. Pada kualitas tidur setelah diberikan madu
didapatkan perubahan nilai rata-rata kualitas tidur 10.75 dan standar deviasi
2.82. Nilai perbedaan rata-rata kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan
4. Outcome (O)
Hasil pengukuran nilai kualitas tidur PSQI pada lansia sebelum pemberian
hasil penelitian didapatkan bahwa ada perbedaan antara kualitas tidur sebelum
diberikan madu dan kualitas tidur setelah diberikan madu pada lansia dengan
nilai p = 0,002.
29
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan Asuhan Keperawatan Keluarga yang telah dilakukan pada Tn.B pada
A. Pengkajian
proses yang sitematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
2005).
Dari hasil pengkajian terdapat beberapa kesamaan antara tanda dan gejala
di teori dengan tanda dan gejala pasien yang menderita hipertensi. Hal ini sesuai
dengan pengkajian penulis kepada pasien dimana pasien mengeluhkan terasa sakit
kasus yang didapatkan. Secara teoritis gejala hipertensi yang mungkin dapat
diamati antara lain pusing atau sakit kepala, sering merasa gelisah, wajah merah,
bagian tengkuk terasa pegal dan berat, penderita cenderung mudah marah dan
lelah, telinga berdengung, sulit tidur, sesak nafas, mata berkunang-kunang, serta
Sedangkan pada kasus dan teori ditemukan kesamaan keluhan atau tanda
dan gejala yang didapatkan yaitu seperti kepala terasa sakit, pusing, dan sulit
tidur.
B. Diagnose keperawatan
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan dan perawat mempunyai izin dan
dari data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis klien
di masa lalu yang dikumpulkan selama pengkajian (Potter dan Perry, 2005).
keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dinama perawat
pengetahuan pasien.
C. Intervensi Keperawatan
dimana tujuan yang terpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan dan
yang telah disusun oleh Nanda Nic Noc sebagai standar. Dalam hal ini setiap
logis dan sesuai dengan kondisi klien dilapangan. Pada teori dan kasus, serta
jurnal tidak ada perbedaan yang signifikan hanya beberapa modifikasi dan
beberapa inovasi yang penulis lakukan dan masih sejalan serta sinkron dengan
asuhan keperawatan keluarga yang terdiri dari TUK 1 samapai dengan TUK 5.
D. Implementasi Keperawatan
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
hipertensi
tidur
Covid-19
E. Evaluasi Keperawatan
dan Tn.B sudah mulai paham dengan perawatan yang dapat dilakukan untuk
pederita hipertensi. Pada TUK 4 keluarga dan Tn.B sudah paham dengan
kesehatan.
dan Tn.B sudah mulai paham dengan perawatan yang dapat dilakukan untuk
istirahat dan tidur. Pada TUK 4 keluarga dan Tn.B sudah paham dengan
kesehatan.
dan Tn.B sudah mulai paham dengan perawatan yang dapat dilakukan untuk
mencegah Covid-19. Pada TUK 4 keluarga dan Tn.B sudah paham dengan
kesehatan.
36
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
kenaikan tekanan darah di atas nilai normal (140/90 mmHg atau lebih).
gejala khusus. Adapun gejala hipertensi antara lain: gejala ringan, seperti
pusing atau sakit kepala, sering gelisah, tengkuk terasa pegal, mudah marah,
telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat ditengkuk, mudah
Kardiovaskuler: Hipertensi
dilapangan. Sesuai dengan data subjektif dan data objektif yang telah
pasien hipertensi, dan pengaruh madu terhadap kualitas tidur pada lansia.
Dari intervensi yang telah dilakukan kepada Tn.B maka didapatkan hasil
adanya pengaruh slow deep breathing terhadap hipertensi. Hal ini sejalan
Dari intervensi yang telah dilakukan kepada Tn.B maka didapatkan hasil
perbedaan antara kualitas tidur sebelum diberikan madu dan kualitas tidur
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan karya tulis
kardiovaskuler: Hipertensi.
39
pengobatan nonfarmakologis.
dukungan agar yakin bahwa penyakit akan sembuh, dan percaya bahwa
4. Bagi Mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Hartutik. 2017. Pengaruh Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Primer. Surakarta: GASTER
Hernilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulsel: Pustaka As-
Salam
Sepdianto. 2010. Penurunan Tekanan Darah Dan Kecemasan Meallaui Latihan Slow
Deep Breathing Pada Pasien Hipertensi Primer. Depok : Jurnal Keperawatan
Universitaas Indonesia
Smelzer, S.C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 1 Edisi 8. Jakarta :
EGC
Sudiharto (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta: EGC
Sumartini. 2019. Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah Lansia
Hipertensi Di Puskesmas Ubung Lombok Tengah. Mataram: Jurnal
Keperawatan