Diajukan Oleh :
GREIS DELVIA PARDEDE
NIM. 2114006
Tekanan darah sistolik secara bertahap meningkat seiring bertambahnya usia, dan
orang lanjut usia dengan hipertensi berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular.
Faktor usia memiliki pengaruh penting terhadap tekanan darah karena risiko tekanan
darah tinggi meningkat seiring bertambahnya usia. Orang yang berusia di atas 40 tahun
menderita suatu kondisi di mana dinding pembuluh darah kehilangan elastisitasnya .
Angka kejadian hipertensi meningkat antara usia 50 dan 60 tahun pada usia 60 tahun
(Irwansyah, 2021).Gejala dari hipertensi sangat bervariasi dimulai dari tanpa gejala,
sakit kepala ringan/rasa berat ditengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar,
mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging, dan mimisan. Gejala yang paling
sering dikeluhkan klien hipertensi adalah nyeri kepala sampai tengkuk. Nyeri yang
timbul pada kasus hipertensi diakibatkan karena ada penyempitan pembuluh darah
akibat vasokontriksi sehingga tekanan vaskuler serebral meningkat (Mauliddia, dkk
2022).Tekanan darah yang tinggi umumnya meningkatkan resiko terjadinya komplikasi
seperti penyakit jantung, gagal jantung kongestif, stroke, gangguan penglihatan dan
penyakit ginjal. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi semua sistem organ
dan akhirnya memperpendek harapan hidup (Oktaria, dkk 2023).
Sebagai tugas akhir dan syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
di Stikes Kesehatan Baru.
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan untuk memberi dalam ilmu
pengetahuan tentang Pencegahan Terjadinya komplikasi Hipertensi di STIKes
Kesehatan Baru Dolok Sanggul.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba
(Notoatmodjo, 2021).
Menurut Notoatmodjo (2021) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tenang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yag dipelajari.
3. Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian penilaian ini berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan individu untuk mengingat
kembali (recall) atau mengenali kembali nama, kata, inspirasi, rumus, dan
sebagainya (Widyawati, 2020). Pengetahuan merupakan hasil dari mengetahui dan
akan terjadi pada saat penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
diperoleh dari penginderaan melalui indera penglihatan,pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba (Pakpahan dkk., 2021).
2.1.2. Cara memperoleh pengetahuan
1. Cara coba-salah (trial and error) memperoleh pengetahuan dari cara coba atau
dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”.
2. Cara kekuasaan atau otoritas. Kebiasaan ini bisa diwariskan turun temurun dari
generasi ke generasi berikutnya.
3. Berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman adalah guru terbaik mengandung
maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau
pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
2) Cara modern cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis logis dan ilmiah cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih
populer disebut metodologi penelitian cara ini lebih praktis dan mudah dipahami dengan
mengambil dari beberapa sumber kajian-kajian ilmiah.
1) Faktor internal
2) Faktor eksternal
2.2 Hipertensi
1. Genetik Keluarga dengan riwayat tekanan darah tinggi juga berisiko lebih tinggi
terkena hipertensi.
2. Jenis kelamin dan usia Pria di atas usia 35-50 tahun dan wanita menopause
berisiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi.
3. Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol Gaya hidup buruk seperti merokok
dan minum-minuman keras dikaitkan dengan hipertensi karena adanya zat dan
bahan yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
1) Penyakit parenkim dan vaskuler ginjal Penyakit parenkim dan vaskuler ginjal
merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Pada hipertensi ini terjadi
penyempitan lebih dari satu pada arteri besar sehingga darah langsung ke
ginjal.
2) Gangguan endokrin Adanya gangguan pada medulla adrenal atau korteks
adrenal sehingga menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal mediate
hypertension karena disebabkan adanya kelebihan primer aldosterone, kortisol
dan katekolamin.
3) Stress Pada seseorang yang sedang stress akan menyebabkan peningkatan
tekanan darah untuk sementara waktu.
4) Kegemukan atau obesitas dan malas berolahraga
5) Peningkatan tekanan vaskuler
2.2.5 Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiostensin II dari
angiostensin I oleh Angiostensin I Converting Enzyme (ACE) ACE memegang peran
fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung
angiostensinogen yang diproduksi di hati Selanjutnya oleh hormone renin (diproduksi
oleh ginjal) akan diubah menjadi angiostensin I. oleh ACE yang terdapat di paru-paru
angiostensin I diubah manjadi angiostensin II. Angiostensin II inilah yang memiliki
peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama
(Prayitnaningsih et al., 2021).
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa
haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urin. Meningkatnya ADH sangat sedikit urin yang
diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolaritasnya. Untuk mengencerkannya volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan
dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya volume darah meningkat
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah
menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon
steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan
ekstraseluler aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal (Prayitnaningsih et al., 2021) Naiknya konsentrasi
NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler
yang pada gilirannya akan meningkatkan volume tekanan darah. Patogenesis dari
hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat komplek. Faktor-faktor tersebut
merubah fungsi tekanan darah terhadap perfusi jaringan yang adekuat meliputi
mediator hormon, latihan vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas
darah, curah jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis
hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik asupan
garam dalam diet tingkat stress dapat berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi
(Prayitnaningsih et al., 2021).
1. Tidak ada gejala Di antara tanda dan gejala tekanan darah tinggi tidak ada gejala
khusus tekanan darah tinggi selain pemeriksaan tekanan darah oleh Dokter. Jika
tekanan darah tidak teratur hipertensi tidak terdiagnosis.
2. Gejala lazim Gejala umum yang terkait dengan tekanan darah tinggi biasanya
sakit kepala dan kelelahan tetapi gejala lain yang terkait dengan tekanan darah
tinggi meliputi Mengeluh sakit kepala ,Lemas, kelelahan,Sesak
nafas ,Gelisah ,Mual ,Muntah dan Kesadaran menurun
2.2.7 Penatalaksanaan
Hipertensi Prinsip penatalaksanaan menurut Mubin (Afif, 2021) adalah menurunkan
tekanan darah sampai normal atau sampai level paling rendah yang masih dapat
ditoleransi oleh penderita dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.
a. Energi cukup jika pasien dengan berat badan 115% dari berat badan ideal
disarankan untuk diet rendah kalori dan olahraga.
b. Protein cukup menyesuaikan dengan kebutuhan pasien
c. Karbohidrat cukup menyesuaikan dengan kebutuhan pasien
d. Membatasi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol
e. Asupan natrium dibatasi 800 mg/hari
f. Asupan magnesium memenuhi kebutuhan harian (DRI) serta dapat
ditambah dengan suplementasi magnesium 240-1000 mg/hari
2) Diet rendah lemak dapat menurunkan tekanan darah
3) Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol
4) Menurunkan berat badan agar kembali mencapai status gizi normal
5) Olahraga bermanfaat untuk menurunkan tekanan perifer
Pencegahan Komplikasi
Tingkat Pengetahuan
Hipertensi
2.2.9 Hipotesa
Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat
praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya .dugaan jawaban tersebut
merupakan kebenaran yang sifatnya sementara ,yang akan di uji Kebenarannya
dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian hipotesa dalam penelitian ini
Ha.Ada hubungan tindakan penerimaan pencegahan komplikasi hipertensi pada pasien
hipertensi di Puskesmas Matiti
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Populasi Target
Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang hipertensi di Puskesmas Matiti
Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2024 Sebanyak…….
b. Populasi Terjangkau
3.3.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili dan dianggap mewakili
seluruh populasi Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non
random sampling ( non probality sampling ) yaitu Accidental sampling yaitu cara
mengambil sampel atau responden dengan cara membagi kuesioner.
Slovin rumus
N=N
1+N(e2)
Keterangan :
N = Besarnya populasi
n = Besarnya sampel
e =Toleransi eror
Maka jumlah sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
sebanyak……Responden
a. Kriteria inklusif
-Pasien bersedia menjadi responden dan bisa baca tulis
-Pasien Penderita Hipertensi di wilayah Puskesmas Matiti
b. Kriteria eksklusif
-Pasien tidak bersedia menjadi responden
-Pasien tidak dapat berkomunikasi dengan baik
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari subjeck
dengan melakukan pemberian kuesioner pada pasien yang memiliki Riwayat
Keluhan Hipertensi di Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun
2024.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari pihak lain institusi yang secara
rutin mengumpulkan data. Data sekunder penelitian ini adalah data jumlah pasien
hipertensi yang di peroleh dari Puskesmas Matiti Kabupaten Humbang Hasundutan
Tahun 2024.
c. Data tersier
Data tersier adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian yang di bahas
atau yang diteliti. Data tersier di dapat melalui litersdi internet,jurnal jurnal penelitian
sebelum nya.
3.4.2 Cara Pengumpulan data
Pertama sekali saya memberikan surat izin penelitian dari kampus untuk
Puskesmas setelah mendapat izin dari puskesmas diawali dengan
memperkenalkan identitas dilanjutkan dengan penjelasan mengenai informed
consent dan apabila responden sudah menyetujui maka proses pengisian
kuosioner dapt dimulai.Responden yang berhak mengisi kuosioner yaitu
responden yang termasuk dalam kriteria inklusi di Puskesmas Matiti.
a.Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu objek atau sifat atau nilai dari orang atau
atribut yang memiliki bermacam macam variasi antara satu dengan lainnya dengan
tujuan untuk ditarik kesimpulannya oleh peneliti.
b.Defenisi Operasional
Variebel Independen
NO Variabel Defenisi Alat ukur Skor skala
operasional
11 pengetahuan Tingkat Kuisioner a. Baik(1) ordinal
pengetahuan b. Kurang
1 ditentukan baik (2)
dari seberapa
banyak
informasi
yang didapat
pasien
Varabel Dependen
a. Baik :apabila responden dapat menjawab dengan benar > 20 soal dari
keseluruhan pertanyaan (kode 1)
b. Kurang baik: apabila responden menjawab dengan benar< 8 dari
keseluruhan pertanyaan (kode 2)
1. Editing
Kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi formular atau kuisioner yang
telah di isi. Memeriksa Kembali data responden yang diperoleh atau
dikumpulkan kemudian editing dilakukan,pada tahap pengumpulan data atau
setelah data terkumpul.
2. Coding
Data yang telah di edit di rubah kedalam bentuk angka (code) untuk
mempermudah pengolaha data
3.Tabulating
Memasukkan data dalam table distribusi frekuensi yang disajikan dalam
presentase sehingga diperoleh data dari masing masing variable.
Keterangan :
P = Presentasi
3.7.4Analisis Bivariat
Analisis yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan
atau berkorelasi,Dalam penelitian ini analisis binavariat dilakukan untuk menguji
pengaruh variable bebas terhadap variable terikat.dengan menggunakan uji
spearman.uji spearman digunakan untuk analisis data statistic yang ditujukan
untuk mengetahui hubungan antara dua variable berskala ordinal.