MENGURANGI HIPERTENSI
OLEH
Kelompok 4
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Door to door campaign, dan cek tensi, Program ini berupa kampanye
kesehatan dengan mendatangi rumahrumah warga untuk membangun
kesadaran tentang bahaya hipertensi dan pentingnya mencegah
terjadinya hipertensi. Bagi keluarga yang memiliki pasien hipertensi,
penyuluh kesehatan memotivasi pasien dan anggota keluarga lain
untuk mempraktekan perilaku perawatan diri (self-care behavior)
seperti kepatuhan minum obat, aktivitas fisik, diet sehat, upaya
berhenti merokok, program penurunan berat badan, memonitor
tekanan darah, dan konsultasi ke dokter secara rutin. Selain itu, tim
juga melakukan pengecekan tekanan darah kepada seluruh anggota
keluarga
2. Edukasi kesehatan, dilakukan dengan mengumpulkan warga yang
memiliki tekanan darah di atas normal, kemudian diberikan edukasi
bagaimana menjaga kondisi tekanan darah agar tetap normal. Edukasi
juga dilakukan sebelum kegiatan senam bersama dilakukan..
3. Senam bersama dilakukan dengan mengundang instruktur senam
professional untuk memperagakan gerakan senam hipertensi yang
dapat dilakukan di rumah masing-masing.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Hipertensi
Faktor Risiko yang melekat pada penderita Hipertensi dan tidak dapat
diubah,antara lain :
1. Umur
Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
Semakin tua, semakin besar kemungkinan terkena tekanan darah
tinggi. Biasanya, muncul di usia di atas 60 tahun. Hal ini karena
seiring bertambahnya usia, pembuluh darah secara bertahap kehilangan
sebagian dari kualitas elastisnya, yang dapat berkontribusi pada
peningkatan tekanan darah. Namun, anak-anak juga bisa mengalami
tekanan darah tinggi walaupun tidak sebanyak kasus pada orang
berusia tua.
2. Jenis Kelamin
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), wanita
memiliki kemungkinan yang sama dengan pria untuk mengembangkan
tekanan darah tinggi di beberapa titik selama hidup mereka. Hingga
usia 64 tahun, pria lebih mungkin terkena tekanan darah tinggi
daripada wanita. Sementara, pada usia di atas 65 tahun, wanita lebih
mungkin untuk mendapatkan tekanan darah tinggi.
3. Genetik
Faktor risiko yang tidak dapat diubah selanjutnya yaitu riwayat
keluarga (genetik). Gen memainkan beberapa peran dalam tekanan
darah tinggi, penyakit jantung, dan kondisi terkait lainnya. Ketika
anggota keluarga mewariskan sifat dari satu generasi ke generasi lain
melalui gen, proses ini disebut hereditas. Riwayat kesehatan keluarga
adalah alat yang berguna untuk memahami risiko kesehatan dan
mencegah penyakit yang dapat diskusikan dengan tenaga medis.
Faktor risiko kejadian hipertensi yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari
penderita, diantaranya sebagai berikut :
Data adalah bahan keterangan berupa himpunan fakta, angka, huruf, grafik,
tabel, lambang, objek, kondisi, situasi. Data merupakan bahan baku informasi.
Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti memerlukan data yang benar yang
dapat diperoleh di lapangan sesuai dengan topik dalam penelitian. Proses
pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang akan
digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Validitas pengumpulan data
serta kualifikasi pengumpul data sangat diperlukan untuk memperoleh data yang
berkualitas.
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan Tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber.
Wawancara terbagi atas dua kategori, yaitu :
a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan
pasti informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Peneliti
juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat
bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-
pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari
masalah yang ingin digali dari responden.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. eknik pengumpulan
data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam.
3. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan
data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel
yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.
4. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan
langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis
pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna
untuk bahan analisis.
Di samping teknik pengumpulan data, pengumpulan data hipertensi dapat
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data yang didapatkan dari instansi terkait yang mengelola pencatatan dan
pengumpulan data tentang kebijakan dan strategi dalam penekanan angka
hipertensi, seperti data Puskesmas Nanggalo Padang berupa bentuk-bentuk
kebijakan dan stategi puskesmas dalam menangani penderita hipertensi.
Proses analisis situasi terdiri dari analisis situasi internal dan analisis
situasi eksternal, sebagai berikut :
1. Perumusan masalah
Dalam hal ini suatu kebijakan harus mampu menganalisis dan menjelaskan
2. Memprediksikeberlangsungan kebijakan
Pelaku kebijakan harus pula mampu memprediksi tentang masa depan
kebijakan yang akan ditetapkannya. Hal ini bertujuan agar kebijakan
tersebut tidak hanya berlangsung sebentar, artinya kebijakan tersebut telah
sesuai dengan kebutuhan zaman dan perkembangan kebutuhan
masyarakat.
3. Merekomendasikan kebijakan
Pada tahap ini pelaku kebijakan turut serta mensyiarkan nilai-nilai
kebijakan kepada masyarakat luas.
4. Melakukan pemantauan terhadap hasil kebijakan
Dalam pelaksanaannya, suatu kebijakan tetap memerlukan adanya
perhatian, agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi penyalahgunaan dan
penyimpangan terhadap nilai-nilai kebijakan yang telah ditetapkan.
5. Melakukan evaluasi pelaksanaan kebijakan
Pada tahap ini, kebijakan yang telah ditetapkan perlu diuji kembali apakah
telah sesuai dengan perkembangan kebutuhan sosial.