Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN SELF CARE MANAGEMENT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI


PUSKESMAS BAYAT

Diajukan Sebagai Salah Saatu Syarat Untuk Tugas Akhir Pada Program Studi DIII
Keperawatan STIKES Muhammadiyah Klaten

Oleh :
APRILIA SAPUTRI
NIM. 1902043

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah pada pembuluh
darah meningkat dalam waktu yang lama. Hal ini terjadi karena jantung bekerja
lebih keras untuk memompa darah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen
tubuh (Permenkes RI No. 43 2019, 2019). Hipertensi merupakan salah satu
penyakit kronis yang menyerang banyak orang di berbagai belahan dunia.
Hipertensi menjadi salah satu faktor resiko bagi timbulnya penyakit kardiovaskuler
seperti jantung, stroke dan penyakit ginjal. Sejumlah 17 juta kematian per tahun
disebabkan karena penyakit kardiovaskuler, dan 9.4 juta penyebab kematian
tersebut merupakan hipertensi. Diperkirakan bahwa jumlah tersebut akan
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (Arini & Kartika, 2019).

Menurut WHO, Afrika memiliki prevalensi hipertensi tertinggi (27%)


sedangkan Amerika Serikat memiliki prevalensi hipertensi terendah (18%).
Situasi saat ini menunjukkan bahwa jumlah orang dewasa dengan hipertensi telah
meningkat dari 594 juta pada tahun 1975 menjadi 1,13 miliar pada tahun 2015.
Peningkatan ini terutama terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan faktor risiko hipertensi
pada populasi ini (Manangkot & Suindrayasa, 2020).

Prevalensi kejadian hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran


tekanan darah pada penduduk berusia 18 tahun ke atas mengalami penurunan dari
31,7% pada tahun 2007 menjadi 25,8% (Manangkot & Suindrayasa, 2020).
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2018), jumlah penderita hipertensi di
Indonesia mengalami peningkatan sebesar 8,3% dari 25,8% pada tahun 2013
menjadi 34,1% (Manangkot & Suindrayasa, 2020). Prevalensi hipertensi
bervariasi di seluruh dunia.

Hipertensi di Indonesia masih menjadi tantangan utama dengan prevalensi


yang relatif tinggi yaitu 34,1%. Berdasarkan hasil utama Riskesdas 2018,
diketahui bahwa kecenderungan prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis

2
medis pada penduduk berusia 18 tahun ke atas menurut provinsi di Indonesia
pada tahun 2018 (Nuruddani et al., 2019)

Peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan cara pengukuran juga terjadi


di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Peningkatan prevalensi tertinggi terdapat
di Provinsi DKI Jakarta sebesar 13,4%, Kalimantan Selatan sebesar 13,3%, dan
Sulawesi Barat sebesar 12,3%

Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penduduk


di Provinsi Jawa Tengah dengan hipertensi sebesar 37,57 persen. Prevalensi
hipertensi pada perempuan (40,17%) lebih tinggi dibanding dengan laki-laki
(34,83 persen). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (38,11 persen)
dibandingkan dengan perdesaan (37,01 persen). Prevalensi semakin meningkat
seiring dengan pertambahan umur.

Hipertensi primer terjadi karena faktor risiko seperti gaya hidup, asupan
garam yang tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok, obesitas,
kemunduran fisik, dan peningkatan stres (6-8). Faktor risiko hipertensi
merupakan usia 55 tahun pada pria dan 65 tahun pada wanita, riwayat keluarga
penyakit kardiovaskular, obesitas (IsMT> 28 kg/m2), hiperlipidemia, dan riwayat
merokok. Faktor risiko hipertensi pada lansia antara lain usia lanjut, riwayat
penyakit kardiovaskular, obesitas dengan hiperkolesterolemia, gaya hidup tidak
sehat seperti merokok, konsumsi alkohol, diet tinggi garam dan lemak, serta
penurunan aktivitas fisik. Karena bertambahnya usia, pembuluh darah kehilangan
elastisitasnya karena mulai rapuh, yang menyebabkan peningkatan tekanan pada
pembuluh darah nadi dan arteri lebih dari batas normal (Guna Winata et al.,
2017). Selain itu, terdapat beberapa faktor yang menjadi predisposisi terjadinya
obesitas terdapat kecenderungan meningkat yaitu kecenderungan peningkatan
persentase obesitas pada orang dewasa yaitu dari 10,5% pada tahun 2007 menjadi
14,8% pada tahun 2013 dan 21,8% pada tahun 2018 (Berek & Fouk, 2020).

(Puswati et al., 2021) menyarankan agar orang dengan faktor risiko hipertensi
harus waspada dan melakukan tindakan pencegahan sesegera mungkin. Contoh
sederhananya merupakan memeriksakan tekanan darah lebih dari satu kali secara
rutin dan juga menghindari pemicunya seperti pola makan dan gaya hidup yang

3
baik. Orang dengan hipertensi yang tidak mengikuti pola makan dan gaya hidup
sehat berisiko mengalami hipertensi atau hipertensi berulang. Kekambuhan
hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal pada
lansia. Selain gangguan fisiologis, pengobatan yang berkepanjangan dan
komplikasi yang akan datang dapat menyebabkan penderita mengalami gangguan
mental, termasuk kecemasan (anxiety). Kecemasan merupakan gangguan
emosional yang umum di Amerika Serikat. setidaknya 17% orang dewasa di
Amerika Serikat memiliki satu atau lebih gangguan kecemasan setiap tahun. Stres
merupakan faktor yang cenderung memicu hipertensi (Puswati et al., 2021). Stres
dapat memicu hipertensi melalui aktivitas sistem saraf simpatis sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang tidak menentu (Puswati et al.,
2021)

Efek hipertensi dapat menyebabkan kerusakan kardiovaskular, otak, dan


ginjal, serta komplikasi seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan gagal
jantung. Kerusakan organ terjadi karena hipertensi yang dibiarkan dalam jangka
waktu lama dapat merusak pembuluh darah di seluruh tubuh dan menyebabkan
perubahan pada organ tersebut. Tekanan darah akan meningkat sehingga
menyebabkan tingginya tingkat gagal jantung, stroke dan gagal ginjal, sehingga
kejadian nyeri dan kematian akibat hipertensi juga akan lebih tinggi (Rofifah,
2020).(Guna Winata et al., 2017) mengemukakan bahwa manajemen pengobatan
Perawatan diri merupakan intervensi sistematis pada penyakit kronis di mana
seseorang dapat mengendalikan diri dan membuat keputusan dalam rencana
perawatan.

(Gusty & Merdawati, 2020) menyatakan bahwa kepatuhan terhadap


pengobatan dan perubahan gaya hidup sangat penting untuk mengontrol
hipertensi. Pengobatan hipertensi yang tidak memadai merupakan faktor risiko
penyakit kardiovaskular dan juga meningkatkan kemungkinan menderita penyakit
jenis ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengontrol dan menurunkan
hipertensi (Gusty & Merdawati, 2020). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), salah satu cara untuk mengontrol hipertensi merupakan dengan
melibatkan penderita dalam perawatan mereka sendiri (Gusty & Merdawati,
2020). Perawatan diri merupakan kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat

4
untuk berpartisipasi, dengan atau tanpa bantuan penyedia layanan kesehatan,
dalam promosi dan perlindungan, pencegahan, dan pengobatan penyakit (Gusty &
Merdawati, 2020)

Self care merupakan suatu kegiatan yang diciptakan dan dilakukan oleh
individu itu sendiri dalam rangka mempertahankan hidup untuk mempertahankan
kehidupan yang sejahtera, baik dalam keadaan sehat maupun sakit (Guna Winata
et al., 2017).

Self care management juga merupakan pengobatan hipertensi.(Aprilatutini,


S.Kep.,M.Pd et al., 2021) menyatakan bahwa Self care melibatkan perilaku untuk
mencegah derajat keparahan dan termasuk proses pengambilan keputusan bila
memungkinkan untuk mengevaluasi dan mengatasi gejala penyakit saat terjadi.
Self care management meliputi penilaian gejala, manajemen gejala, dan evaluasi
pengobatan. Self care management yang efektif berarti bahwa orang memiliki
rasa tanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan memainkan peran penting
dalam perawatan kesehatan mereka sendiri (Aprilatutini, S.Kep.,M.Pd et al.,
2021).

Menurut (Aprilatutini, S.Kep.,M.Pd et al., 2021), kegiatan self care


management penderita meliputi kegiatan manajemen penderita dengan obat yang
diterima, pemantauan kesehatan, pengaturan diet dan olahraga sesuai instruksi,
dan kegiatan untuk menghindari komplikasi. Menurut definisi ini, kegiatan self
care management pada penderita hipertensi merupakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan upaya penderita untuk mengatasi dirinya sendiri dan
mempertahankan perilaku yang efektif dalam menghadapi hipertensi yang
dialami. Kegiatan self care management hipertensi meliputi penggunaan obat
antihipertensi yang benar, kegiatan untuk mengontrol tekanan darah dan gejala
yang berhubungan dengan hipertensi, penyesuaian pola makan, melaksanakan
olahraga sesuai instruksi untuk menurunkan tekanan darah dan pencegahan
komplikasi berhubungan dengan hipertensi. Self care management suatu bentuk
perilaku yang digunakan oleh penderita hipertensi dalam pengobatan hipertensi
dipengaruhi oleh faktor internal (oleh penderita sendiri) dan faktor eksternal
terutama lingkungan, dalam hal ini berkaitan dengan dukungan sosial yang
diterima penderita hipertensi. dalam pengobatan hipertensi.
5
Faktor internal menurut (Aprilatutini, S.Kep.,M.Pd et al., 2021) Faktor
internal atau yang berasal dari penderita dalam self care management terdiri dari
keyakinan atau nilai yang berhubungan dengan penyakit, kepercayaan diri dan
pengetahuan. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
merupakan faktor lingkungan dan budaya. Menurut Mariner, yang dikutip oleh
(Aprilatutini, S.Kep.,M.Pd et al., 2021), lingkungan terdiri dari semua kondisi
yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku manusia atau kelompok. Sistem sosial budaya yang
ada dalam masyarakat dapat mempengaruhi sikap terhadap penerimaan informasi.

Self care penderita hipertensi merupakan bentuk upaya positif penderita


untuk mengoptimalkan kesehatan penderita, memantau dan mengobati tanda dan
gejala yang muncul, mencegah komplikasi, dan meminimalkan gangguan pada
fungsi tubuh (Guna Winata et al., 2017).

Untuk berhasil dalam pengendalian hipertensi, perlu melibatkan elemen


masyarakat, termasuk kader kesehatan. Kader kesehatan dapat berpartisipasi
dalam mendukung dan membantu penderita hipertensi dalam Self care dengan
hipertensi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah dari studi pendahuluan maka rumusan masalah
dalam penelitian ini merupakan “bagaimana penderita hipertensi dalam
menjalankan self care management ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mendeskripsikan gambaran self care management pada
penderita hipertensi di Bayat
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan krakteristik Responden yang meliputi usia, jenis
kelamin, pendidikan, dan pekerjaan.
b. Mendeskripsikan self management penderita hipertensi berdasarkan
integrasi diri
c. Mendeskripsikan self management penderita hipertensi berdasarkan
regulasi diri
6
d. Mendeskripsikan self management penderita hipertensi berdasarkan
interaksi dengan tenaga kesehatan dan lainnya
e. Mendeskripsikan self management penderita hipertensi berdasarkan
pemantauan tekanan darah
f. Mendeskripsikan self management penderita hipertensi berdasarkan
kepatuhan terhadap aturan yang dianjurkan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Peneliti ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang
keperawatan keluarga, khususnya mengenai self care management pada
penderita hipertensi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Puskesmas
Hasil karya tulis ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi
Pskesmas untuk mengetahui self management penderita hipertensi,
sehingga melakukan kebijakan dimasa depan, seperti
memberikan/informasi yang terkait dengan hipertensi dalam rangka
meningkatkan kesehatan masyarakat, sehingga dapat menurunkan
prevalensi hipertensi.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
tentang self care managemen hipertensi.
c. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang berguna bagi
mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan tentang self
care managemen hipertensi
d. Bagi Penderita Hipertensi
Diharapkan karya tulis ini dapat memberikan informasi kepada penderita
hiprtensi untuk dapat melaksanakan self care managemen untuk
mengoptimalkan kesehatannhya

7
E. Keaslian Penelitian
N Peneliti Judul Jenis Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
o
1. Inda Pengaruh Self Penelitian ini Berdasarkan penelitian Sampel penelitian,
Galuh Management menggunakan yang dilakukan lokasi dan waktu
Lestari, Terhadap deskriptif analitik, didapatkan hasil penelitian
Nur Tekanan Darah pendekatan cross- bahwa responden
Isnaini Lansia Yang sectional. Sampel sebagian besar
(2018) Mengalami sebanyak 36 mempunyai self
Hipertensi lansia dengan management yang
teknik pengambilan sedang yaitu
sampel sebanyak 21 orang
nonprobabilitas (58,3%).
sampling dengan
jenis accidental
sampling. Instrument
penelitian
menggunakan
kuesioner self
management
hipertensi yang
telah diuji
validitas dan
reliabilitas.
2. Ria Perilaku Self- Jenis penelitian Didapatkan hasil Sampel penelitian,
Pertiwi, Care Pada yang digunakan perilaku self-care lokasi dan waktu
Maulina, Usia Dewasa merupakan kuantitatif pada kategori rendah penelitian
Dini Dengan dengan metode sebanyak 123
Mulyati Masalah deskriptif pendekatan responden (95,3%).
Hipertensi cross Direkomendasikan
sectional study. kepada perawat agar
Populasi dalam dapat memberikan
penelitian ini pelayanan kesehatan
yaitu usia dewasa secara terpadu dan
dengan hipertensi komprehensif seperti
di Aceh Besar program promosi
berjumlah 195 kesehatan untuk
orang. meningkatkan perilaku
self-care
pada masyarakat
dengan hipertensi

3. Nurul Hubungan Penelitian ini self care Sampel penelitian,


Wachyu Antara menggunakan jenis management lansia lokasi dan waktu
F.A, Dukungan penelitian dengan hipertensi di penelitian
Retno Keluarga dan korelasional dengan Posyandu lansia
Indarwati, Self pendekatan cross- wilayah Kelurahan
Eka Care sectional. Populasi Manyar Sabrangan.
Mishbaha Management terjangkau dalam Sebanyak 15 lansia
tul Lansia penelitian ini (54%) dengan self care
Mar’ah Dengan merupakan 83 lansia management
Has Hipertensi di dengan hipertensi. cukup, 1 lansia (3%)

8
N Peneliti Judul Jenis Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
o
Posyandu Pengambilan sampel kurang dan 14 (47%)
Lansia dilakukan dengan memiliki self care
Kelurahan cara management hipertensi
Manyar nonprobability yang baik.
Sabrangan sampling dengan
Surabaya teknik purposive
sampling

9
DAFTAR PUSTAKA

Aprilatutini, S.Kep.,M.Pd, T., Sihotang, R., Utama, T. A., & Yustisia, N. (2021). Self care
management Evaluation in Hypertension Patients. Jurnal Vokasi Keperawatan (JVK),
3(2), 184–202. https://doi.org/10.33369/jvk.v3i2.13935

Arini, T., & Kartika. (2019). Aktifitas Perawatan Diri Pada Lansia Penderita Hipertensi.
Jurnal Keperawatan, 1–6.

Berek, P. A. L., & Fouk, M. F. W. A. (2020). Kepatuhan Perawatan Diri Penderita Hipertensi:
a Systematic Review. Jurnal Sahabat Keperawatan, 2(01), 44–55.
https://doi.org/10.32938/jsk.v2i01.458

Guna Winata, I., Asyrofi, A., Mustika Nurwijayanti, A., Studi Ilmu Keperawatan, P., &
Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, S. (2017). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN SELF CARE PADA ORANG DEWASA YANG MENGALAMI HIPERTENSI
DI PUSKESMAS KENDAL 01 KABUPATEN KENDAL.

Gusty, R. P., & Merdawati, L. (2020). PERILAKU PERAWATAN DIRI DAN FAKTOR
TERKAIT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KOTA PADANG Self-Care
Behaviour Practices and Associated Factors Among Adult Hypertensive Patient in
Padang Organization , 2014 ). Di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan prevalen.
Jurnal Keperawatan, 11(1), 64–74.

Manangkot, M. V., & Suindrayasa, I. M. (2020). Gambaran Self care Behaviour Pada
Penderita Hipertensi di Puskesmas Wilayah Kota Denpasar. Coping: Community of
Publishing in Nursing, 8(4), 410. https://doi.org/10.24843/coping.2020.v08.i04.p09

Muryani, M., Chasanah, S. U., & Kaka, A. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang
Hipertensi Dengan Gaya Hidup Penderita Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Ngaglik
Ii Sleman, Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(2), 325–338.
https://doi.org/10.47317/jkm.v13i2.287

10
Nuruddani, S., Rahman, H. F., Nugroho, S. A., Andayani, S. A., & Wahid, A. H. (2019).
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Booklet Berbahasa Madura Terhadap
Self Management Pada Penderita Hipertensi di Poli Jantung Rsud dr. Abdoer Rahem
Situbondo. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 4(2), 17–23.
https://doi.org/10.30651/jkm.v4i2.2703

Permenkes RI No. 43 2019. (2019). No Title‫س‬. ペインクリニック学会治療指針2, 2, 1–


13.

Puswati, D., Yanti, N., & Yuzela, D. (2021). Darah Pada Penderita Hipertensi Pada Masa
Pandemi Covid -19 Di Puskesmas Lima Puluh Kota Pekanbaru. Health Care : Jurnal
Kesehatan, 10(1), 138–143.

Rofifah, D. (2020). 済無 No Title No Title No Title. Paper Knowledge . Toward a Media


History of Documents, 12–26.

Tika, M., & Widya, C. (2019). Higeia Journal of Public Health. Higeia Journal of Public
Health Research and Development, 1(3), 625–634.

11

Anda mungkin juga menyukai