Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES


MELLITUS RAWAT JALAN DI
RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

NURHIDAYATI
070201141

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS RAWAT JALAN DI
RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA1

Nurhidayati2, Arofiati Fitri3

INTISARI

Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan komplikasi.
Langkah pertama dalam mengelola diabetes mellitus yang harus dilakukan berupa
perencanaan makan. Peran keluarga sangat penting dalam tahap perawatan kesehatan, dari
tahap peningkatan, pencegahan, pengobatan sampai rehabilitasi.
Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes
mellitus. Penelitian non-eksperimental dengan metode deskriptif korelasi, pendekatan cross
sectional dengan teknik insidental sampling. Subyek penelitiannya adalah pasien diabetes
mellitus yang menjalani rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2011
sebanyak 34 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tentang dukungan keluarga
dan kepatuhan diet.
Hasil penelitian menunjukan dukungan keluarga yang diterima responden sebesar
85,3% termasuk kategori baik, sedangkan kepatuhan diet responden sebesar 58,9% termasuk
kategori sedang. Kesimpulan hasil penelitian adalah ada hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta tahun 2011.
Bagi penderita diabetes mellitus diharapkan selalu menjaga kepatuhan diet diabetes
khususnya jadwal makan, sedangkan bagi keluarga agar selalu memberikan motivasi dan
dukungan kepada anggota keluarga yang sakit khususnya dukungan instrumental.

Kata kunsi : Dukungan keluarga, Kepatuhan diet, Diabetes mellitus


Kepustakaan : 16 Buku (2000-2010), 2 Skripsi, 3 Internet, 2 Jurnal.
Jumlah halaman : i-iv, 10 Halaman, 7 tabel,

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT
AND THE DIETARY ADHERENCE OF DIABETES
MELLITUS AT OUTPATIENTS DEPARTEMENT
OF PKU MUHAMMADIYAH HOSPITAL
OF YOGYAKARTA14

Nurhidayati25, Arofiati Fitri36

ABSTRACT

Diabetes mellitus can result to complication if it is not well manajed. The first step in
managing diabetes mellitus is the dietary in the role of the family is very important in the
health care from the level of health improvement, prevention and treatment to the level of
rehabilitation.
The aimed of this research was to determine the correlation between the family
support and the dietary adherence of the family support and the dietary adherence of the
diabetes mellitus patient. This was non-experimental research with descriptive correlation
method and Cross-Sectional approach using insidental sampling. The subjects were the
diabetes mellitus at outpatients departement of PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta
in 2011 with 34 respondents. The data collection on the family support and the dietary
adherence were obtained using questionaires.
The result of the research showed the family support received by the respondents was
amounted to 85.3% in good category, while the dietary adherence of the respondents was
58.9% included in intermediate category. It can be concluded that there was a correlation
between family support and the dietary adherence of diabetes mellitus at outpatients
departement of PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta.
For diabetes mellitus patients, it was expected that they always keep their dietary
adherence specific eat scedule, while for the family, it was expected that they always give
motivation and support to a sick family member specific support instrumental.

Key words : Family support, Dietary adherence, Diabetes mellitus.


Bibliography : 16 Books (2000-2010), 2 Theses, 3 Websites, 2 Journal.
Number of pages : i-iv, 10 Pages, 7 table,

1
The title of the thesis
2
Student of School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
3
Lecturer of School of Nursing Muhammadiyah University of Yogyakarta
LATAR BELAKANG MASALAH pelayanan kesehatan dari tingkat primer
Bertambahnya angka harapan sampai tingkat atas, penelitian dan
hidup bangsa Indonesia perhatian masalah pengabdian masyarakat tentang penyakit
kesehatan beralih dari penyakit infeksi ke DM, menyelenggarakan penyuluhan dan
penyakit degeneratif. Selain penyakit seminar, memberikan penghargaan kepada
jantung koroner dan hipertensi, diabetes instansi yang telah melakukan kegiatan
mellitus (DM) merupakan salah satu yang berhubungan dengan DM seperti
penyakit degeneratif yang saat ini makin senam, jalan bersama, penyuluhan dan
bertambah jumlahnya di Indonesia edukasi, yang terakhir adalah menciptakan
(Jauhari, 2007, ulkus diabetik lingkungan yang membantu para individu
http://www.medicinecomputer, diperoleh mengubah gaya hidup (Antara news 2007,
tanggal 29 November 2010). dalam Rohmah & Anita, 2010).
Diabetes Mellitus kini menjadi Langkah pertama dalam mengelola
ancaman yang serius bagi umat manusia di diabetes mellitus yang harus dilakukan
dunia. Pada tahun 2003, WHO adalah pengelolaan non farmakologis,
memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1 berupa perencanaan makan dan kegiatan
persen dari 3,8 milyar penduduk dunia usia jasmani (Suyono dkk, 2005). Kepatuhan
20-79 tahun menderita Diabetes Mellitus jangka panjang terhadap perencanaan
dan pada tahun 2025 diperkirakan menjadi makan merupakan salah satu aspek yang
333 juta jiwa. Di Indonesia prevalensi paling menimbulkan tantangan dalam
diabetes mellitus mengalami kenaikan dari penatalaksanaan diabetes. Bagi pasien
8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi obesitas, tindakan membatasi kalori yang
sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. moderat mungkin lebih realistis. Bagi
Menurut survei yang dilakukan oleh WHO pasien yang berat badannya menurun,
Indonesia menempati urutan ke-4 dengan upaya mempertahankan berat badan sering
jumlah penderita Diabetes mellitus lebih sulit dikerjakan (Smeltzer & Bare,
terbesar di dunia setelah India, Cina dan 2002).
Amerika Serikat (Depkes, 2009). Keluarga dipandang sebagai
Angka diatas makin lama makin kesatuan dari sejumlah anggota keluarga,
bertambah seiring dengan gaya hidup berada dalam satu ikatan dan saling
modern yang serba santai, serba instan, mempengaruhi. Jika perawat tidak
dan serba canggih. Masalahnya, tidak memahami dalam melakukan pengkajian
sampai separuh jumlah pengidap diabetes terhadap setiap anggota keluarga maka
yang tahu dan mau berusaha mengatasi perawat tersebut tidak akan dapat data
penyakitnya. Diabetes adalah penyakit yang dibutuhkan, mengingat data anggota
yang serius. Terkena diabetes kadang keluarga yang satu dengan yang lainnya
membuat seseorang menjadi cemas, panik saling mempengaruhi. Peran keluarga
dan takut. Pasien harus melakukan diet, sangat penting dalam tahapan-tahapan
olahraga yang teratur, minum obat, dan perawatan kesehatan, mulai dari tahapan
bahkan harus disuntik insulin. Namun, di peningkatan kesehatan, pencegahan,
pihak lain, adanya diabetes seringkali bisa pengobatan sampai dengan rehabilitasi.
mengubah gaya hidup seseorang. Ia Adanya masalah kesehatan pada salah satu
menjadi lebih disiplin, lebih rajin berdiet anggota keluarga akan memungkinkan
dan olahraga, serta makin mengerti munculnya faktor resiko pada anggota
bagaimana menghadapi diabetes dengan keluarga yang lainnya. Seorang dapat
benar (Tandra, 2008). mencapai pemahaman yang lebih jelas
Meningkatnya jumlah penderita terhadap individu dan fungsinya apabila
DM, pemerintah mengupayakan berbagai individu-individu tersebut dipandang
cara untuk mencegah dan mengatasi DM dalam konteks keluarga mereka. Mengacu
antara lain: mengaktifkan pusat-pusat pada tujuan dasar keluarga yang ingin
mencapai kesejahteraan setiap anggota HASIL PENELITIAN
keluarga yang ada di dalamnya, maka Karakteristik responden
pendekatan pencapaian keluarga yang No Karakteristik Frekuensi
Persentas
sehat dan sejahtera di Indonesia adalah e
Usia N
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia
1 25-44 tahun 5 14,7%
dan sejahtera (Setiawati & Dermawan, 2 45-65 tahun 29 85,3%
2008). Jumlah 34 100%
Dukungan keluarga (suami/istri) Jenis kelamin
akan membawa ketentraman bagi pasien. 1 Laki-laki 12 35,3%
2 Perempuan 22 64,7%
Suami atau istri dapat memainkan peranan
Jumlah 34 100%
yang aktif dalam memberikan dukungan Pekerjaan
fisik dan dorongan moral kepada pasien 1 Swasta/Wiraswasta 16 47,1%
(Farrer, 2001). Dukungan keluarga sangat 2 PNS 2 5,9%
penting untuk memotivasi pasien dalam 3 Guru/Dosen 3 8,8%
4 Pensiunan 8 23,5%
menjalankan pengobatan ataupun diet.
5 IRT 5 14.7%
Hasil rekapitulasi dari rekam medis Jumlah 34 100%
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Pendapatan
periode 2008 jumlah pasien sebanyak 252 1 < 2 juta 13 38,2%
pasien, 2009 jumlah pasien sebanyak 172 2 2-4 juta 15 44,1%
3 >4 juta 6 17,7%
pasien sedangkan Januari-Oktober 2010
Jumlah 34 100%
didapat jumlah pasien diabetes melitus Pendidikan
sebanyak 184 pasien. Hasil studi 1 SMA/SLTA 19 55,9%
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti 2 Diploma 6 17,6%
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 3 Sarjana 9 26,5%
Jumlah 34 100%
pada tanggal 9 Nopember 2010 didapatkan
Jumlah anggota
hasil bahwa sebanyak 10 pasien Diabetes keluarga
Melitus mengatakan bahwa dukungan 1 1-3 orang 17 50%
keluarga memberikan pengaruh terhadap 2 4-6 orang 14 41,2%
kepatuhan diet pada pasien diabetes, 3 7-9 orang 3 8,8%
Jumlah 34 100%
karena pasien diabetes biasanya susah
Lama menderita
untuk mengontrol pola makan yang baik. DM
Perolehan data didapat dengan cara 1 < 1 tahun 2 5,9%
wawancara yang dilakukan tentang 2 2-5 tahun 14 41,2%
dukungan keluarga dan kepatuhan diet 3 6-10 tahun 6 17,6%
4 11-20 tahun 10 29,4%
pasien diabetes mellitus. 5 >21 tahun 2 5,9%
Jumlah 34 100%
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Dari tabel karakteristik responden
non-eksperimental, menggunakan metode diatas dapat dilihat bahwa usia penderita
Deskriptif Korelasi dengan pendekatan diabetes mellitus rawat jalan di Rumah
Cross Sectional. Sakit PKU Muhmmadiyah Yogyakarta
Populasi penelitian ini adalah 184 paling banyak adalah kategori 44-65 yaitu
penderita Diabetes Mellitus yang 85,3% dan yang paling sedikit adalah
melakukan pengobatan rawat jalan di RS kategori 25-44 yaitu 14,7%.
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dari tabel karakteristik responden
Pengambilan sampel menggunakan diatas dapat dilihat bahwa jenis kelamin
metode Sampling Insidental. Analisis data penderita diabetes mellitus rawat jalan di
menggunakan Spearman Rank. Rumah Sakit PKU Muhmmadiyah
Yogyakarta paling banyak adalah kategori
perempuan yaitu 64,7% dan yang paling
sedikit adalah kategori laki-laki yaitu Dari tabel dukungan keluarga
35,3%. diatas dapat dilihat bahwa dukungan
Dari tabel karakteristik responden keluarga pasien diabetes mellitus rawat
diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan jalan di rumah sakit PKU Muhammadiyah
penderita diabetes mellitus rawat jalan di Yogyakarta paling banyak adalah kategori
Rumah Sakit PKU Muhmmadiyah baik yaitu 85,3% dan paling sedikit adalah
Yogyakarta paling banyak adalah kategori kategori kurang 0%. Data ini menunjukan
swasta/wiraswasta yaitu 47,1% dan yang tidak ditemukan responden yang dukungan
paling sedikit adalah kategori PNS yaitu keluarganya kurang.
5,9%.
Dari tabel karakteristik responden Variabel ∑ rata-rata
diatas dapat dilihat bahwa pendapatan Dukungan informasional 90,2%
penderita diabetes mellitus rawat jalan di Dukungan penilaian 93,2%
Rumah Sakit PKU Muhmmadiyah Dukungan instrumental 82,4%
Yogyakarta paling banyak adalah kategori Dukungan emosional 83,9%
2-4 Juta/bulan yaitu 44,1% dan yang
paling sedikit adalah kategori > 4 Dari tabel diatas dapat dilihat
Juta/bulan yaitu 20,6%. bahwa dukungan keluarga pasien diabetes
Dari tabel karakteristik responden mellitus rawat jalan di rumah sakit PKU
diatas dapat dilihat bahwa pendidikan pada Muhammadiyah Yogyakarta paling
penderita diabetes mellitus rawat jalan di banyak adalah variabel dukungan penilaian
Rumah Sakit PKU Muhmmadiyah yaitu sebanyak 93,2% sedangkan paling
Yogyakarta paling banyak adalah kategori sedikit adalah dukungan instrumental yaitu
SMA/SLTA yaitu 55,9% dan paling sebanyak 82,4%.
sedikit adalah kategori Diploma yaitu
17,6%. Kepatuhan diet
Dari tabel karakteristik responden Kepatuhan
No Frekuensi Persen
diatas dapat dilihat bahwa anggota diet
keluarga yang tinggal dirumah pada 1 Tinggi 14 41,1%
2 Sedang 20 58,9%
penderita diabetes mellitus rawat jalan di
3 Rendah 0 0%
Rumah Sakit PKU Muhmmadiyah Jumlah 34 100%
Yogyakarta paling banyak adalah kategori
1-3 orang yaitu 50% dan paling sedikit Dari tabel kepatuhan diet diatas
adalah kategori 7-9 orang yaitu 8,8%. dapat dilihat bahwa kepatuhan diet pasien
Dari tabel karakteristik responden diabetes mellitus rawat jalan di rumah
diatas dapat dilihat bahwa lamanya pasien sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
menderita penyakit pada penderita diabetes paling banyak adalah kategori sedang yaitu
mellitus rawat jalan di Rumah Sakit PKU 58,9% dan paling sedikit adalah kategori
Muhmmadiyah Yogyakarta paling banyak rendah 0%. Data ini menunjukan tidak
adalah kategori 2-5 tahun yaitu 41,2% dan ditemukan responden yang kepatuhan
yang paling sedikit adalah kategori <1 dietnya rendah.
tahun dan > 21 tahun yaitu 5,9%.
Variabel ∑ persentase
Dukungan keluarga
Jumlah kalori 33,5%
Dukungan
No Frekuensi Persen Jenis makanan 35,6%
keluarga
Jadwal makan 20,6%
1 Baik 29 85,3%
2 Cukup 5 14,7%
Dari tabel diatas dapat dilihat
3 Kurang 0 0%
bahwa kepatuhan diet pasien diabetes
Jumlah 34 100%
mellitus rawat jalan di rumah sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta paling paling sedikit adalah kepatuhan jadwal
banyak adalah variabel kepatuhan jenis makan yaitu sebanyak 20,6%.
makanan yaitu sebanyak 35,5% sedangkan

Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet penderita diabetes mellitus


Duku Kepatuhan diet penderita DM
Jumlah
No ngan kelu Tinggi Sedang Rendah
arga N % N % N % N %
1 Baik 13 38,2 16 47,1 0 0 29 85,3
2 Cukup 1 2,9 4 11,8 0 0 5 14,7
3 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 14 41,1 20 58,9 0 0 34 100

Hasil analisa hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien
diabetes mellitus rawat jalan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh
bahwa ada sebanyak 16 (47,1%) responden dukungan keluarga baik memiliki tingkat
kepatuhan diet sedang, sedangkan diantara dukungan keluarga yang cukup 4 (11,8%)
responden yang memiliki tingkat kepatuhan diet sedang.

Hasil Uji Statistik

rhitung rtabel P value keterangan (rhitung)2 Keterangan


0,463 0,478 0,006 Signifikan 0,214 Rendah (0,200-0,399)

Berdasarkan hasil uji statistik Spearman Rank didapat rhitung sebesar 0,463 dengan
taraf signifikansi 0,006. Hal ini berarti bahwa hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan diet dalam kategori rendah (0,200-0,399) koefisien korelasi sebesar 0,463
menunjukan angka korelasi yang positif artinya semakin baik dukungan keluarga yang
didapat maka kepatuhan diet semakin baik.
Untuk mengetahui hipotesis ditolak atau diterima maka besarnya taraf signifikansi (p)
dibandingkan dengan taraf kesalahan 5% (0,05). Jika p lebih besar dari 0,05 maka hipotesis
ditolak dan jika p lebih kecil dari 0,05 maka hipotesa diterima. Hasil uji statistik memberikan
nilai p 0,006 lebih kecil dari 0,05 (0,006<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa
diterima. Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan yang bermakna secara statistik
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien diabetes mellitus rawat jalan di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
berusia 45 tahun keatas harus dilakukan
PEMBAHASAN pemeriksaan kadar gula darah secara
usia berkala karena mempunyai resiko terkena
Berdasarkan tabel karakteristik penyakit diabetes.
responden sebagian besar penderita Jenis kelamin
diabetes mellitus berusia 45-65 tahun, Berdasarkan tabel karakteristik
menurut Riyadi dan Sukimin (2008) secara responden jenis kelamin penderita diabetes
umum manusia mengalami penurunan mellitus sebagian besar adalah perempuan,
fisiologis pada usia diatas 40 tahun. Eriyanti (2008, dalam Ratnaningsih 2008)
Penurunan ini akan beresiko pada menyebutkan bahwa jenis kelamin laki-
penurunan fungsi endokrin pankreas untuk laki dan perempuan tidak berbeda terhadap
memproduksi insulin. Menurut American kejadian diabetes mellitus. Menurut
Diabetes Association (ADA) orang yang Waspadji (2002, dalam Rohmah & Anita,
2009), perempuan lebih beresiko dalam hal penyuluhan, tingkat pendidikan
menderita DM tipe 2, karena wanita yang tinggi akan berpengaruh terhadap
cenderung memiliki badan yang gemuk pemahaman materi penyuluhan tentang
atau memiliki kandungan lemak yang lebih penyakitnya. Edukasi merupakan bagian
banyak dibanding laki-laki sehingga integral dari asuhan perawatan pasien
beresiko untuk terjadi obesitas. Menurut diabetes (Suyono, 2005). Hal ini sejalan
Soegondo (2005, dalam Rohmah &Anita, dengan pendapat Notoatmodjo (2003)
2009) kolesterol meningkat akan dimana pendidikan merupakan upaya
menyebabkan reseptor insulin berkurang, pembelajaran kepada masyarakat agar mau
sehingga menyebabkan kadar gula darah melakukan tindakan-tindakan atau praktek
meningkat. untuk memelihara kesehatan, dengan
Pekerjaan pengetahuan yang baik maka seseorang
Berdasarkan tabel karakteristik akan mampu mengaplikasikan apa yang
responden pekerjaan sebagian besar adalah mereka ketahui dan pahami.
swasta/wiraswasta, jenis pekerjaan Anggota keluarga
seseorang dapat memicu terjadinya stress. Berdasarkan tabel karakteristik
Adanya stress dapat meningkatkan jumlah responden jumlah anggota keluarga
kadar gula darah, hal ini terjadi karena penderita diabetes mellitus paling banyak
pada kondisi stress membuat seseorang adalah 1-3 orang, kelompok sosial akan
cenderung untuk makan-makanan yang membantu untuk mencegah ancaman
manis-manis dan juga adanya pelepasan penyakit, atau memberi dukungan pada
hormon katekolamin yang bersifat klien untuk menyangkal potensi terjadinya
antagonis terhadap fungsi insulin penyakit. Anggota keluarga yang sedikit
(Wetherill, 2001 dalam Rohmah &Anita, akan memberikan dukungan yang lebih
2009). optimal terhadap anggota keluarganya
Pendapatan yang sakit. Pasien yang berasal dari
Berdasarkan tabel karakteristik keluarga dengan jumlah anggota keluarga
responden pendapatan penderita diabetes sedikit atau kecil akan menerima lebih
mellitus paling banyak adalah 2-4 juta banyak perhatian dari pada pasien dari
setiap bulannya, menurut Notoatmodjo keluarga yang besar atau memiliki banyak
(2003) hubungan tingkat penghasilan akan anggota keluarga. Keluarga kecil lebih
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan memperhatikan makanan dan minuman
kesehatan. Penghasilan yang tidak yang akan dikonsumsi pasien (Akhmadi,
seimbang juga berpengaruh terhadap 2009).
keluarga dalam melakukan pengobatan dan
perawatan pada anggota keluarga yang Lama menderita
sakit. Ketidakmampuan keluarga dalam Berdasarkan tabel karakteristik
merawat anggota keluarga yang sakit salah responden lama menderita diabetes
satunya disebabkan karena tidak mellitus paling banyak adalah 2-5 tahun,
seimbangnya sumber-sumber yang ada riwayat perkembangan dan kejadian serta
pada keluarga (Suprajitno, 2004). pengalaman kesehatan yang unik atau
Pendidikan berkaitan dengan kesehatan yang terjadi
Berdasarkan tabel karakteristik dalam kehidupan keluarga yang belum
responden Tingkat pendidikan keluarga terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis
mempengaruhi keluarga, berpengaruh pula seseorang yang dapat mengakibatkan
terhadap pola pikir dan kemampuan untuk kecemasan (Suprajitno, 2004).
mengambil keputusan dalam mengatasi Dukungan keluarga
masalah dengan tepat dan benar. Tingkat Dukungan keluarga berupa
pendidikan juga berpengaruh terhadap dukungan informasional, dukungan
pengelolaan diabetes mellitus seperti penilaian, dukungan instrumental dan
dukungan emosional yang diperlukan oleh Hasil penelitian yang dilakukan
pasien untuk membantu dalam menangani oleh Ekasosiawati (2010) menunjukan
penyakit yang dideritanya. Tabel 4.2 bahwa keberadaan dukungan keluarga
memperlihatkan bahwa responden yang yang adekuat terbukti berhubungan dengan
mendapat dukungan keluarga baik yaitu menurunnya mortalitas, lebih mudah
sebanyak 29 orang, jenis dukungan sembuh dari sakit dan dikalangan kaum
keluarga yang paling tinggi diperoleh tua, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan
responden adalah dukungan penilaian emosi.
sebesar 93,2%, hal ini sejalan dengan teori Dukungan sosial merupakan
Setiadi (2008) keluarga bertindak sebagai ketersediaan sumber daya yang
sebuah bimbingan umpan balik, memberikan kenyamanan fisik dan
membimbing dan menengahi pemecahan psikologi yang didapat lewat pengetahuan
masalah, sebagai sumber dan validator bahwa individu tersebut dicintai,
identitas anggota keluarga diantaranya diperhatikan dan dihargai oleh orang lain.
memberikan support, penghargaan dan Dukungan dirasakan oleh penerima
perhatian. Teori lain yang mendukung sebagai bentuk dorongan, semangat dan
yaitu Setiawati & Dermawan (2008) pengorbanan dalam menghadapi
terbentuknya keluarga akan menimbulkan permasalahan yang ditanggung. Dukungan
dampak psikologis yang besar, perasaan sosial yang memberikan dampak terbesar
nyaman karena saling memperhatikan, adalah dukungan yang diberikan oleh
saling memberikan penguatan atau keluarga (Efendi & Makhfudli, 2009).
dukungan. . Seseorang akan merasa Kepatuhan diet
tentram dan terarah dengan memiliki Kepatuhan diet merupakan usaha
pasangan. yang dilakukan responden untuk mengatur
Keluarga berfungsi sebagai sebuah porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi.
kolektor dan diseminator (penyebar) Kepatuhan diet penderita diabetes mellitus
informasi tentang dunia. Menjelaskan meliputi jenis-jenis makanan yang dapat
tentang pemberian saran, sugesti, menghambat atau menghindarkan
informasi yang dapat digunakan responden dari kejadian diabetes mellitus.
mengungkapkan suatu masalah. Manfaat Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa paling
dari dukungan ini adalah dapat menekan banyak responden yang tingkat kepatuhan
munculnya suatu stressor karena informasi dietnya sedang yaitu sebanyak 20 orang,
yang diberikan dapat menyumbangkan variabel kepatuhan diet yang paling tinggi
aksi sugesti yang khusus pada individu. adalah jenis makanan yaitu sebanyak
Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah 35,5% sedangkan paling sedikit adalah
nasehat, usulan, saran, petunjuk dan kepatuhan jadwal makan yaitu sebanyak
pemberian informasi Keluarga merupakan 20,6%. Kepatuhan diet yang paling tinggi
sebuah sumber pertolongan praktis dan pada jenis makanan karena makanan bagi
konkrit, diantaranya: kesehatan penderita penderita Diabetes Mellitus sama dengan
dalam hal kebutuhan makan dan minum, orang yang tidak diabetes, yaitu makanan
istirahat, terhindarnya penderita dari dengan gizi seimbang (Sukardji, 2004).
kelelahan. Keluarga sebagai tempat yang Hasil penelitian yang dilakukan
aman dan damai untuk istirahat dan oleh Ridianti (2010) menunjukan
pemulihan serta membantu penguasaan kepatuhan paling banyak adalah kategori
terhadap emosi. Aspek-aspek dari sedang, karena kepatuhan merupakan
dukungan emosional meliputi dukungan tahap pertama dari perubahan perilaku
yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, dimana pada tahap ini masih perlu
adanya kepercayaan, perhatian, pengawasan.
mendengarkan dan didengarkan (Setiadi, Perencanaan makanan adalah
2008). penting untuk mencegah hiperglikemia,
hipoglikemia dan mempertahankan Berdasarkan hasil uji statistik
keseimbangan metabolik. Total asupan Spearman Rank didapat rhitung sebesar
energi sehari-hari secara tetap dengan 0,463 dengan taraf signifikansi 0,006. Hal
paling sedikit 3 kali makan, satu atau dua ini berarti bahwa hubungan dukungan
kali snack antara makan dan snack keluarga dengan kepatuhan diet dalam
sebelum tidur. Pembagian makanan sehari kategori sedang (0,400-0,599) koefisien
10-30% total kalori makan pagi, pada korelasi sebesar 0,463 menunjukan angka
siang dan malam hari masing-masing 25- korelasi yang positif artinya semakin baik
35% dan sisanya dibagi satu, dua atau tiga dukungan keluarga yang didapat maka
kali snack (sesudah makan pagi, makan kepatuhan diet semakin baik.
siang dan sebelum tidur malam), Untuk mengetahui hipotesis di
(Waspadji, Sukardji, & Octarina, 2007). tolak atau diterima maka besarnya taraf
Standar diet yang dianjurkan bagi signifikansi (p) dibandingkan dengan taraf
penderita Diabetes Mellitus adalah kesalahan 5% (0,05). Jika p lebih besar
makanan dengan komposisi yang dari 0,05 maka hipotesis ditolak dan jika p
seimbang karbohidrat, protein dan lemak lebih kecil dari 0,05 maka hipotesa
sesuai dengan kecukupan gizi. Jumlah diterima. Hasil uji statistik memberikan
kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, nilai p 0,006 lebih kecil dari 0,05
status gizi, umur, stres dan aktifitas fisik (0,006<0,05) sehingga dapat disimpulkan
untuk mencapai dan mempertahankan bahwa hipotesa diterima. Hasil penelitian
berat badan ideal. Jadwal diet penderita ini menunjukan ada hubungan yang
Diabetes Mellitus sebaiknya makan secara bermakna secara statistik antara dukungan
teratur. Frekuensi makan juga sebaiknya keluarga dengan kepatuhan diet pasien
lebih sering, namun dengan porsi yang diabetes mellitus rawat jalan di RS PKU
lebih kecil. Hal ini dimaksudkan agar Muhammadiyah Yogyakarta. Hal ini
frekuensi kadar glukosa darah tidak begitu sejalan dengan teori Setiadi 2008,
besar, sebaiknya jumlah kalori sehari keberadaan dukungan sosial yang adekuat
berjarak waktu 3 jam. Manfaat diet atau terbukti berhubungan dengan menurunnya
pengaturan makanan sesuai pedoman mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit,
anjuran dengan memperhatikan fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi.
keseimbangan asupan jenis makanan bagi Disamping itu, pengaruh positif dari
penderita Diabetes mellitus dapat dukungan sosial keluarga adalah pada
mempertahankan kadar gula darah tetap penyesuaian terhadap kejadian dalam
normal dan dapat mempertahankan kehidupan yang penuh dengan stress.
kesehatan umum penderita Hasil penelitian yang dilakukan
(Tjokroprawiro, 2003). oleh Tanti (2008) menunjukan bahwa ada
Hubungan dukungan keluarga dengan hubungan antara dukungan keluarga
kepatuhan diet dengan tingkat depresi pada responden,
Tabel hubungan dukungan semakin baik dukungan keluarga yang
keluarga dengan kepatuhan diet diberikan pada responden, semakin baik
memperlihatkan bahwa berdasarkan pula kesehatan psikis dan fisiknya.
hubungan dukungan keluarga dan Dukungan sosial keluarga dapat
kepatuhan diet dapat diketahui bahwa memberikan manfaat yang positif pada
responden yang mendapat dukungan masa pengobatan penderita diabetes
keluarga baik dan kepatuhan dietnya tinggi mellitus. Dukungan keluarga yang baik
yaitu sebanyak 13 orang sedangkan yang akan membuat penderita mempunyai
mendapat dukungan keluarga sedang dan kesadaran untuk melakukan diet secara
kepatuhan dietnya sedang yaitu sebanyak 4 disiplin, sehingga tidak merasa terbebani
orang. dengan penyakit yang diderita maupun
proses pengobatan yang dijalani sehingga
untuk melakukan diet diabetes mellitus responden tingkat kepatuhan dietnya
akan terasa mudah. Sesuai dengan fungsi tinggi.
keperawatan keluarga menurut Ali (2009) Hasil penelitian ini menunjukan
yaitu kemampuan keluarga melakukan bahwa ada hubungan dukungan keluarga
asuhan keperawatan atau pemeliharaan dan kepatuhan diet pada pasien diabetes
kesehatan mempengaruhi status kesehatan mellitus rawat jalan di RS PKU
keluarga dan individu. Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2011,
Hasil penelitian ini telah hal ini terbukti dari hasil uji statistik
menunjukan hasil hipotesis yang diajukan Spearman Rank senilai 0,463 dengan taraf
dalam penelitian dan mendukung hasil signifikansi 0,006. Hal ini berarti bahwa
penelitian yang dilakukan sebelumnya, hubungan dukungan keluarga dengan
yaitu dengan kesimpulan ada hubungan kepatuhan diet dalam kategori rendah
yang signifikan dukungan keluarga dengan (0,200-0,399).
kepatuhan diet. Hasil ini juga sesuai
dengan teori yang menyatakan dukungan SARAN
sosial akan semakin dibutuhkan pada saat Diharapkan bagi Rumah Sakit
seseorang sedang menghadapi masalah dapat memberikan informasi dan
atau sakit, disinilah peran anggota keluarga mengidentifikasi masalah dukungan
diperlukan untuk menjalani masa-masa keluarga dan kepatuhan diet berhubungan
sulit dengan cepat. Peran keluarga sangat dengan upaya meningkatkan pelayanan
penting dalam tahap-tahap perawatan kesehatan pada pasien diabetes mellitus.
kesehatan, mulai dari tahap peningkatan Sehingga dapat memberikan perawatan
kesehatan, pencegahan, pengobatan, secara maksimal.
sampai dengan rehabilitasi (Efendi & Diharapkan bagi institusi
Makhfudli, 2009). pendidikan lebih banyak memberikan
kajian pustaka dan pengembangan ilmu
KETERBATASAN PENELITIAN kesehatan dan keperawatan tentang
Dalam penelitian ini hanya hubungan dukungan keluarga dan
menggunakan kuesioner sebagai kepatuhan diet pada pasien diabetes
pengumpulan data. Akan lebih tepat jika mellitus.
dilakukan wawancara mendalam pada Diharapkan bagi responden
responden supaya menghasilkan jawaban dukungan keluarga bisa sebagai
yang optimal. peningkatan kepatuhan diet khususnya
Dalam penelitian ini hanya terkait jadwal makanan pada pasien
penderita diabetes mellitus yang dijadikan diabetes mellitus sehingga tingkat
responden sedangkan anggota keluarga kepatuhan diet dalam kategori tinggi. bagi
tidak diikutsertakan, akan lebih baik jika keluarga responden supaya meningkatkan
keluarga juga diteliti sebagai validasi. dukungan instrumental terhadap anggota
keluarga yang menderita diabetes mellitus.
KESIMPULAN Diharapkan bagi peneliti lain dapat
Dukungan keluarga yang diterima memperbaiki penelitian ini dengan
oleh responden menunjukan bahwa menghubungkan variabel-variabel lain
sebagian besar yaitu sebanyak 29 yang dapat berpengaruh terhadap
responden termasuk dalam kategori baik, kepatuhan diet pasien diabetes mellitus.
sedangkan 5 responden termasuk dalam
kategori cukup. DAFTAR PUSTAKA
Tingkat kepatuhan diet pada
responden menunjukan bahwa sebanyak Ali, Z., 2009. Pengantar Keperawatan
20 responden paling banyak tingkat Keluarga, EGC, Jakarta.
kepatuhan dietnya sedang, dan 14
Akhmadi, 2009. Dukungan Keluarga, Puskesmas Pajangan Bantul
http://www.rajawana.com, 25 Juli Yogyakarta, Skripsi tidak
2011. dipublikasikan, Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah
Arikunto, S., 2010. Prosedure penelitian Yogyakarta.
Suatu Pendekatan Praktik, Cetakan
keempatbelas, PT Rineka Cipta, Rohmah, A. M., & Anita, D. C., 2010. The
Jakarta. Effect of Soy Bean Milk
Consumption on The Control of
Depkes, 2009. Tahun 2030 Prevalensi Blood Glucose Level on The Type 2
Diabetes Melitus Di Indonesia Diabetes Mellitus Patients at Besalen
Ranking Ke-4 Di Dunia, dalam and Tampungan Bantul Yogyakarta
http://www.depkes.go.id, diakses 29 in 2009, Jurnal Kebidanan dan
November 2010. Keperwatan, Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan ‘Aisyiyah. Volume 6
Efendi, F. & Makhfudli, I., 2009.
(1). 1-9.
Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Salemba Medika, Jakarta. Setiadi, 2008. Konsep Dan Proses
Keperawatan Keluarga, Graha Ilmu,
Ekososiawati, D., 2010. Hubungan Antara
Yogyakarta.
Senam Diabetes dengan Kejadian
Komplikasi Kaki Diabetik Pada Setiawati, S. & Dermawan, A. C., 2008.
Penderita Diabetes Mellitus Di RS Asuhan Keperawatan keluarga,
PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Trans info media, Jakarta.
Skripsi tidak dipublikasikan,
Program Studi Ilmu Keperawatan Smeltzer, S. & Bare, B., 2002. Buku Ajar
STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8, EGC,
Hidayat, A. A. A., 2009. Metode Jakarta.
Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data, Salemba Medika, Sugiono, 2007. Statistika Untuk
Jakarta. Penelitian, Cetakan keduabelas, CV
Alfabeta, Bandung.
Jauhari, 2007. Ulkus Diabetik
http://www.medicinecomputer, Sukardji, K., 2004. Penatalaksanaan Gizi
diakses tanggal 29 November 2010. Pada Diabetes Mellitus, Cetakan
Keempat, Balai Penerbit FK UI,
Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Jakarta.
Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.
Suprajitno, 2004. Aplikasi dan Praktik
___________ 2005. Metodologi Penelitian Asuhan Keperawatan Keluarga,
Kesehatan, Cetakan Ketiga, Rineka EGC, Jakarta.
Cipta, Jakarta.
Suyono, S., 2005. Penatalaksanaan
Ratnaningsih, A., 2009. Gambaran tingkat Diabetes Mellitus Terpadu, Cetakan
kepatuhan menjalani terapi pada kelima, FKUI, Jakarta.
penderita diabetes mellitus di
yogyakarta, Jurnal Gizi Universitas Tandra, S., 2008. Diabetes Tanya Jawab
Gajah Mada. Lengkap Dengan Ahlinya, PT
Gramedi Pustaka Utama, Jakarta.
Ridianti, D., 2010, Gambaran Faktor-
faktor Kepatuhan Diet Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Tanti, Z. R. A., 2008. Hubungan dukungan Tjokropawiro, A., 2003. Diabetes Melitus:
keluarga dengan tingkat depresi pada Klasifikasi Diagnosa dan Terapi,
pasien diabetes mellitus rawat jalan Edisi Ketiga, PT Gramedia Pustaka
di RS PKU Muhammadiyah Utama, Jakarta.
Yogyakarta, tidak dipublikasikan,
Skripsi Program Studi Ilmu Waspadji, Sukardji & Octarina, 2007.
Keperawatan ‘Aisyiyah Yogyakarta. Pedoman Diet Diabetes Mellitus,
Cetakan ketiga, FKUI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai