Anda di halaman 1dari 11

STUDENT ORAL CASE ANALISIS (SOCA)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SDR. A


DENGAN DIAGNOSA POST
CRANIOTOMY DECOMPRESI SDH DI
RUANG ICU
RSUD. PROF. DR. MARGONO
SOEKARJO PURWOKERTO
DISUSUN OLEH :
SYAIFUL FADHLAN ABRIANSYAH
(1811040110)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019
PENDAHULUAN

1. Intra Cerebral Hematom adalah perdarahan kedalam


substansi otak .Hemorragi ini biasanya terjadi dimana
tekanan mendesak kepala sampai daerah kecil dapat
terjadi pada luka tembak ,cidera tumpul. (Suharyanto,
2009).

2. DEKOMPRESI : PENGURANGAN ATAU MENGEVAKUASI BEKUAN


DARAH DARI TULANG TENGKORAK.

3. CRANIOTOMY : PROSEDUR TINDAKAN OPERASI UNTUK


MEMBUKA TENGKORAK DENGAN MAKSUD UNTUK MENGETAHUI
DAN MEMPERBAIKI KERUSAKAN OTAK.
PATHWAYS
TRAUMA KEPALA
PECAHNYA PEMBULUH DARAH OTAK (PERDARAHAN INTRACRANIAL)
DARAH MASUK KEDALAM JARINGAN OTAK
DARAH MEMBENTUK MASSA/HEMATOMA
PENEKANAN PADA JARINGAN OTAK
PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL
GANGGUAN ALIRAN DARAH
PENATALAKSANAAN CRANIOTOMY
RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN CEREBRAL
• IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. T
Umur : 69 Thn
Dx.Medis : post craniotomy decompresi ICH
Tgl Pengkajian : 04 MARET 2019
• KELUHAN UTAMA
Penurunan kesadaran, dan hemodinamik tidak stabil.
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien masuk HCU RSMS pada tgl 26/03/2019 pkl 15.00 WIB dari OK
IGD dengan diagnose post craniotomy decompresi dan terdapat ICH,
masuk HCU dengan keadaan penurunan kesadaran, GCS E1 M1 VT,
terdapat brill hematom, luka post op tertutup kassa, hemodinamik tidak
stabil, termoregulasi tidak stabil, pasien terpasang intubasi dan
ventilator dengan mode SIM V, TTV: TD:180/96 mmHg, N:96x/menit,
RR: 17x/menit, S: 37 C.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TANGGAL: 20 JANUARI 2019

Pemeriksaan Hasil Interpretasi Nilai normal


hemoghlobin 11, 1 g/dL rendah 13,2 -17,3
EKG Normal sinus rhythm
Leukosit 16.900 /uL tinggi 4500 – 12500
Hematokrit 35% rendah 40 - 52
PT 14 detik tinggi 11-12,5
PTT 50 detik tinggi 30-40
MEDIKASI YANG DIBERIKAN
• If. RL dan NS 500 cc
• Inj. Ramitidin 2x50 mg
• Inj. Ceftriaxone 2x1gr
• Drip phenytoin 3x100mg
• Inf. Paracetamol 3x1gr
Analisa data
DATA – DATA HASIL PENGKAJIAN PROBLEM ETIOLOGI
(SYMTOM)/ ANALISA DATA

Ds : penurunan kesdaran Resiko Cidera fisik


Do : Ketidakefektifan (benturan)
- ku: buruk Perfusi Jaringan
- Kesadaran: penurunan Cerebral
kesadaran, GCS E1 VT M1
- TTV: TD: 180/96 mmHg. N:
96x/menit, RR: 17x/menit,
S: 37c.
- Tampak brill hematom
- Akral teraba hangat
- Post craniotomy decompresi
- SDH
- Terpasang NRM 12 lpm
RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN
CEREBRAL B.D CIDERA FISIK (TRAUMA KEPALA)
Data Kriteria Hasil Perencanaan
(NOC : SMAT) (NIC : ONEC)
Ds : penurunan kesdaran Tujuan : setelah dilakukan tindakan NIC: menejemen edema serebral
Do : keperawatan selama 3X24 jam 1. Monitor TTV
ku: buruk diharapkan pasien tidak mengalami 2. Monitor intake dan output
Kesadaran: penurunan kesadaran, penurunan perfusi jaringan cerebral 3. Monitor TIK
GCS E2 V1 M2 yang mengganggu kesehatan. 4. Monitor status neurologis
TTV: TD: 180/96 mmHg. N: NOC: perfusi jaringan cerebral 5. Pertahankan suhu normal
96x/menit, RR: 17x/menit, S: 37c. Indikator: 6. Posisikan pasien head up 15-30
Tampak brill hematom - Tekanan darah sistolik 3/5 derajat
Akral teraba hangat - Tekanan darah diastoli 3/5 7. Kolaborasi obat anti kejang
Post craniotomy decompresi ICH - Nilai rata- rata tekanan darah 8. Kolaborasi medikasi sesuai
Terpasang NRM 12 lpm 3/5 anjuran dokter
- Demam 2/5
- Penurunan tingkat kesadaran 1/5

Ket :
1. Deviasi berat dari kisaran
normal
2. Deviasi yg cukup besar dari
kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran
normal
4. Deviasi ringan dari kisaran
normal
5. Tidak ada deviasi dari kisaran
normal
PEMBAHASAN
Berdasarkan kasus pada Ny T dengan post craniotomy decompresi-ICH yaitu
Pecahnya suatu prosedur tindakan operativ untuk mengevakuasi massa di lapisan
yg diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah diotak dan menekan jaringan otak
sehingga terjadi peningkatan tekanan intracranial dalam otak,. Peningkatan TIK
yang terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena
herniasi otak.
Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid
pada retina dan penurunan kesadaran. Vasospasme atau kejang mendadak
pembuluh darah ini seringkali terjadi 3-5 hari setelah timbulnya perdarahan,
mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat menghilang setelah minggu ke 2-5.
Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang berasal
dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri
di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global
(nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan
hemisensorik, afasia dan lain-lain).
Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak dapat terpenuhi. Energi
yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak
tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau
sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Pada saat otak hipoksia, tubuh
berusaha memenuhi O2 melalui proses metabolik anaerob,yang dapat
PROGNOSIS
Prognosis pasien sdr. A buruk ditandai dengan
beberapa komplikasi, seperti:
1. Terjadi edema cerebral
2. Hydrocephalus (penumpukan cairan di dalam
otak)
3. Infeksi yg muncul setelah 6-46 jam setelah
operasi
4. kematian
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai