Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PENGISAPAN LENDIR (SUCTION)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase KGDK


Pembimbing: Ns. Nana Rochana, S.Kep, MN

Oleh:

Nama : Firminus Frederikus Riwu


Nim : 22020121210003

Kelompok V

PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXVIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN


PENGISAPAN LENDIR (SUCTION)

Inisial Pasien : Tn. P


Diagnosa Medis : CKB
Tanggal Masuk : 08 September 2021

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


a. Diagnosa Keperawatan:
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
sekret akibat adanya jalan napas buatan (D.0001)
Data Subyektif: -
Data Obyektif:

 Klien terpasang ETT yang disambungkan dengan oksigen


 Sekret pada ETT (+), reflek batuk (-)
 Tingkat kesadaran = sporocoma
 GCS E1M1VETT
b. Dasar Pemikiran:
Cedera kepala merupakan penyakit neurologis dan merupakan
proporsi endemik sebagai kecelakaan di jalan raya, meliputi trauma
kulit kepala, tengkorak dan otak. Cedera kepala dibagi menjadi tiga
berdasarkan Nilai Skala Glasgow (GCS) berikut: 1) Minor/ringan
(CKR) dengan ciri GCS 13 – 15, dapat terjadi kehilangan kesadaran
atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit, tidak ada kontusio
tengkorak, tidak ada fraktur cerebral, hematoma; 2) Sedang (CKS)
dengan GCS 9 – 12, kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari
30 menit tetapi kurang dari 24 jam, dapat mengalami fraktur
tengkorak; 3) Berat (CKB) dengan ciri-ciri GCS 3 – 8, kehilangan
kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam, meliputi kontusio
serebral, laserasi, atau hematoma intrakranial.
Klien dalam kasus ini mengalami CKB, sehingga harus
mendapatkan bantuan napas buatan serta dilakukan intubasi
endotrakeal (ET). Klien yang terpasang ET beresiko mengalami
penumpukan pada jalan napas, sehingga mengakibatkan
ketidakefektifan jalan napas.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi diagnosa
keperawatan di atas adalah pengisapan lendir (suction), yaitu suatu
tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan memakai kateter
penghisap. Tiga teknik pengisapan primer adalah pengisapan orofaring
dan pengisapan nasofaring, pengisapan orotrakea dan pengisapan
nasotrakea, dan pengisapan jalan napas buatan. Suction yang dilakukan
pada klien adalah jenis pengisapan pada orofaring atas pertimbangan/advis
dari tim medis.

3. Prinsip-prinsip tindakan
Prinsip dari tindakan suction adalah steril karena orofaring dan trakea
dianggap steril. Adapun mulut dianggap bersih, maka tindakan suction
pada mulut dilakukan setelah orofaring dan trakea dengan menggunakan
kateter suction yang berbeda. Keseluruhan prosedur dari memasukkan
kateter suction sampai mengeluarkannnya tidak boleh lebih dari lima belas
detik karena oksigen tidak dapat mencapai paru-paru selama pengisapan.
Sebelum melakukan suction, kebutuhan oksigenasi klien ditingkatkan
menjadi 100% pada ventilator atau dinaikkan 3 tingkat lebih tinggi pada
penggunaan O2 nasal kanul/masker non breathing. Kecuali pada distres
pernpasan, klien harus dibiarkan istirahat di antara pemasukan kateter
suction. Apabila klien menggunakan kanul atau masker oksigen, maka
harus dipasang kembali selama istirahat.
Prosedur tindakan suction :
a. Persiapan Alat
- Set penghisap sekresi atau suction portable lengkap dan siap pakai
- Kateter penghisap steril dengan ukuran 20 untuk dewasa
- Sarung tangan steril/bersih
- Masker
- Kassa steril/bersih
- Kom berisi air untuk membilas kateter suction
b. Prosedur
1) Cuci tangan
2) Memakai alat pelindung diri (sarung tangan steril/bersih
dan masker)
3) Menghidupkan mesin penghisap sekresi dan atur regulator
vakum untuk menetapkan tekanan yang sesuai
4) Siapkan suction, lalu hubungkan satu ujung selang penghubung
suction dengan mesin penghisap dan tempatkan ujung yang
lain di tempat yang aman
5) Masukkan (insersi) suction di area mulut (orofaring),di daerah
yang terpasang ET
6) Pengisapan dilakukan sambil menarik kateter suction dengan
gerakan memutar. Jika ada rangsangan batuk, tarik sepanjang
kira- kira 2 cm untuk mencegah trauma pada carina
7) Jika jalan napas klien sudah bersih dari sekret, hentikan tindakan
8) Bilas suction dengan air bersih yang sudah disipakan dalam kom.
9) Matikan mesin pengisap, kemudian lepaskan selang penghubung
suction dengan mesin penghisap.
10) Letakkan suction di dekat klien
11) Lepas sarung tangan dan cuci tangan
12) Dokumentasikan tindakan dan monitor respon pasien pada
lembar catatan asuhan keperawatan pada meja pasien.
4. Analisa tindakan keperawatan
Prinsip yang digunakan dalam melakukan tindakan suction adalah bersih
karena hanya dilakukan di sekitar ET, bukan pada jalan napas.
Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik adalah penggunaan
kateter suction yang seharusnya dispossible (sekali pakai), tetapi di IGD
digunakan berkali-kali.

5. Bahaya yang dapat terjadi


Komplikasi yang dapat terjadi akibat penghisapan sekret endotrakeal
sebagai berikut :
a. Hipoksia / Hipoksemia
b. Kerusakan mukosa bronkial atau trakeal
c. Cardiac arest
d. Aritmia
e. Atelektasis
f. Bronkokonstriksi / bronkospasme
g. Infeksi (pasien / petugas)
h. Pendarahan dari paru
i. Peningkatan tekanan intra kranial
j. Hipotensi
k. Hipertensi

6. Hasil yang didapat dan maknanya


Evaluasi dari hasil yang diharapkan setelah melakukan tindakan
penghisapan sekret endotrakeal adalah :
a. Meningkatnya suara napas
b. Menurunnya Peak Inspiratory Pressure yang ditandai menurunnya
ketegangan saluran pernapasan, meningkatnya dynamic
compliance paru, dan meningkatnya tidal volume.
c. Adanya peningkatan dari nilai arterial blood gas atau saturasi oksigen
yang bisa dipantau dengan pulse oxymeter.
d. Hilangnya sekresi pulmonal.
7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi
diagnosa keperawatan di atas (mandiri dan kolaboratif)
a. Mandiri
1) Memonitor vital sign dan kepatenan jalan napas klien
2) Mempertahankan posisi semifowler/fowler
b. Kolaborasi
Medis :
1) Memberikan O2 sesuai kebutuhan
2) Memberikan terapi untuk mengurangi atau mengencerkan sekret
3) Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui timbulnya
komplikasi lain akibat suction

8. Evaluasi diri

Mahasiswa melakukan tindakan suction secara mandiri setelah


mendapatkan persetujuan dari tim medis maupun perawat yang jaga di
label merah (tempat Tn. P berada).

9. Kepustakaan

1. Kozier, B. (2012). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and


Practice. United States: Pearson Education.
2. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2017). Buku ajar Keperawatan Medikal
Bedah (Brunner & Suddarth) Edisi 12. Jakarta: EGC.
3. Timby, B. K. (2016). Fundamental Nursing Skills and Concepts, 11th
Edition. US: Wolters Kluwer.
4. PPNI, T. P. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Definisi dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP
PPNI.

Mahasiswa

( Firminus Frederikus Riwu )

Anda mungkin juga menyukai