Oleh:
GER/FRM-08/REV-00
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama :
Tidak ada nafsu makan sehingga tidak mau makan dan minum juga sedikit saja serta batuk yang sering
disertai dahak
2. Kronologi Keluhan
a. Faktor Pencetus/ penyebab : pasien mengatakan bahwa sudah 1 tahun ada batuk yang disertai dahak
namun hilang timbul hal itu terjadi dikarenakan pasien memiliki riw. CA paru meta brain dan sedang
menjalani radioterapi sehingga adanya tanda gejala perburukan pada pasien yaitu pasien tidak mau
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
2
makan dan minum sedikit saja sudah 2 hari
b. Timbulnya Keluhan : () Mendadak ( ) Bertahap
c. Lamanya : pasien mengatakan bahwa batuk sudah sering timbul sejak setahun lalu namun hilang
timbul, dan baru 2 hari pasien mengatakan tidak nafsu makan dan minum sedikit
3. Alasan masuk STW/ RS : pasien datang ke IGD dikarenakan lemas, batuk – batuk dan tidak mau makan
4. Tanggal masuk STW/ RS : 26 Februari 2023
5. Obat-obatan:
b. Harapan setelah menjalani pembinaan di STW/ perawatan di RS : klien mengatakan berharap setelah
dirawat, klien mengalami perbaikan keadaan yaitu lemas berkurang dan nafsu makan bertambah
sehingga klien dapat melanjutkan pengobatan dan beraktivitas kembali
c. Perubahan yang dirasakan setelah masuk STW/RS: klien mengatakan bahwa dirinya sekarang sudah
mengalami peningkatan nafsu makan dan intake, serta sudah menerapkan makan sedikit tapi sering
sehingga tidak cepat membuat dirinya merasa kenyang
Nutrisi
a. Frekuensi makan : klien mengatakan makan dirumah teratur (3 kali sehari)
dikarenakan dikontrol keluarga
b. Nafsu makan : klien mengatakan nafsu makan terkadang hilang terkadang ada
c. Jenis makanan : klien mengatakan bahwa jenis makanan lebih sering yang lunak
dan halus
d. Makanan yang tidak disukai : klien mengatakan bahwa ia tidak suka makanan yang terasa dan
mengandung asam
e. Alergi makanan/ pantangan : klien mengatakan tidak ada alergi makanan, pantangan?
f. Kebiasaan sebelum makan : klien mengatakan melakukan berdoa sebelum makan
g. Berat badan / tinggi badan : 50 kg/ 165 cm
Eliminasi
h. Berkemih
1. Frekuensi : klien mengatakan frekuensi berkemih itu 2 kali atau lebih namun tidak terlalu banyak
(1/2 pampers orang tua ukuran L)
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
5
2. Warna : warna kuning terkadang kuning pekat, baunya sama seperti bau BAK seperti pada
umumnya
3. Keluhan yang berhubungan dengan BAK: klien mengatakan dirinya sering merasa lemas jika ingin
berpindah atau kekamar mandiri sehingga memakai pampers
i. Defekasi
1. Frekuensi : klien mengatakan jika BAB 2 – 3 kali dalam seminggu
2. Warna : warna kuning kecoklatan seperti BAB pada umumnya
3. Waktu : pagi hari atau sore hari
4. Konsistensi : lembek dan sedikit
5. Bau : khas seperti feses pada umunya
6. Pengalaman pemakaian laksatif : tidak ada
Hygiene personal
j. Mandi
1. Frekuensi : 2x/hari
2. Pemakaian sabun (ya /tidak)
k. Kebersihan mulut
1. Frekuensi : 2 x/hari dan diberikan vaseline diarea bibir
2. Waktu : pagi dan malam
l. Cuci rambut
1. Frekuensi : 2 – 3 hari sekali
2. Penggunaan sampo (ya /tidak)
m. Gunting kuku
Frekuensi : pasien mengatakan akan menggunting kuku jika kukunya sudah terlihat panjang
n. Istirahat dan tidur
1. Lamanya tidur (jam/hari) : pasien mengatakan biasanya tidur 6 – 7 jam/hari
2. Tidur siang (ya /tidak)
3. Keluhan yang berhubungan dengan tidur : pasien mengatakan sulit tidur dimalam hari
dikarenakan siang lebih sering tidur dan aktivitas sepanjang hari hanya berbaring saja dan
itu yang membuat dirinya lebih cepat ngantuk disiang hari dan sering terbangun dimalam
hari dikarenakan pasien tidak nyaman dengan batuk terkadang dahak yang mengganjal
Aktivitas dan latihan
o. Olahraga (ya/tidak) : ( ) ya ( ) tidak
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
6
p. Jenis dan frekuensi : -
q. Kegiatan waktu luang : pasien mengatakan mengobrol dengan anak dan keluarga besar dan
terkadang dirinya menonton TV
r. Keluhan waktu beraktivitas :
( ) Pergerakan tubuh ( ) Mengenakan pakaian
( ) Bersolek ( ) Mandi
( ) Sesak nafas setelah beraktivitas ( ) Lain –lain
Kebiasaan
s. Merokok ( ya/ tidak)
Frekuensi/ jumlah/ lama pakai: sebelum sakit klien merokok 3 kali – 4 kali biasanya sehabis bangun tidur
dan sesudah makan dalam sehari/ 1 bungkus per hari/ sejak SMA kelas 1 – februari 2021
t. Minuman keras (ya / tidak)
Frekuensi/ jumlah/ lama pakai : -
u. Ketergantungan obat (ya / tidak) Jenis/frekuensi/ lama pakai : obat radioterapi/3 kali
sehari/sudah 1 tahun lalu
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum (tanda vital) : KU : baik, kesadaran CM, GCS : 15, TD : 132/78 mmHg, S :
36,7 C, HR: 68x/menit, RR: 22x/menit, SpO2: 98% on Oksigen nasal canul 2 Lpm
2. Kepala : tidak ada kelainan pada bentuk kepala, kulit kepala tampak bersih, tidak ada lesi dan
bekas jahitan/luka, tidak tampak ketombe atau jamur, rambut tampak sedikit keriting, tipis
dengan ukuran pendek dan warna tampak beruban
3. Mata : kedua mata tidak ada kelainan dan simetris, tidak ada tampak sekret pada mata,
konjungtiva tidak anemis, pupil isokor (kanan dan kiri berukuran sama), tidak ada midriasis
(pelebaran), sklera tidak ikterik (kuning), terdapat reflek cahaya pada kedua mata (2+ kanan
dan 2+ kiri), distribusi bulu mata normal, pasien memakai kacamata baca
4. Hidung : terdapat sekret pada sisi hidung sebelah kanan berwarna kekuningan, tidak ada
lesi/peradangan, tidak ada perdarahan, tidak ada polip, septum tampak simetris
5. Telinga :telinga tidak ada kelainan, membran timpani tampak utuh, daerah daun telinga dan
kanalis telinga tampak bersih, tidak ada pembengkakan pada sepanjang saluran telinga
6. Mulut dan bibir : tidak ada sianosis, terdapat sariawan dan tampak kering dan pecah – pecah
pada bibir, gigi tampak ada yang berlubang dan gigi berwarna putih dengan sedikit warna
kekuningan
7. Leher : leher tampak simetris, tidak ada lesi atau memar, warna leher sama seperti warna kulit
ainnya, tidak ada perbesaran pada kelenjar karotis dan limfe, tidak ada alat bantu otot saat
bernapas, tidak ada nyeri tekan
Pengkajian status fungsional adalah suatu bentuk pengukuran kemampuan seseorang untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Pengkajian ini menggunakan Indeks
Kemandirian Katz untuk aktivitas kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pada evaluasi fungsi
mandiri atau tergantung dari klien dalam hal makan, kontinen(defekasi/berkemih), berpindah, ke
kamar kecil, berpakaian dan mandi.
Kesimpulan :
Dari pengkajian yang didapatkan, terlampir hasil pengkajian status fungsional pada Tn. S memiliki skor
0 yang berarti low (pasien tergantung)
Pengkajian ini menggunakan Skala Depresi Geriatrik bentuk singkat dari Yesavage (1983) yang
instrumennya disusun secara khusus digunakan pada lanjut usia untuk memeriksa depresi.
Jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai 1. Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi.
1. Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? (Ya /Tidak)
2. Sudahkah anda meninggalkan banyak dari aktivitas dan minat anda? (Ya/ Tidak)
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu? (Ya/ Tidak)
6. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? (Ya / Tidak)
9. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari daripada pergi keluar dan
melakukan sesuatu yang baru? (Ya / Tidak)
10. Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak masalah dengan ingatan
anda daripada yang lainnya? (Ya / Tidak)
11. Apakah anda berpikir hidup sekarang ini sangat menyenangkan? (Ya / Tidak)
12. Apakah anda merasa sangat tidak berharga dalam keadaan anda sekarang? (Ya / Tidak)
14. Apakah anda berpikir bahwa situasi anda tak ada harapan? (Ya / Tidak)
15. Apakah anda berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik daripada anda? (Ya / Tidak)
Skor 1 poin untuk setiap jawaban sama dengan jawaban yang diboldInterpretasi:
Skor 10 -15 : Depresi Berat Skor 6 – 9 : Depresi Sedang Skor 0 – 5 : Depresi Ringan
Ingat: Ini adalah status kuesioner mental umum dan memiliki pertanyaan yang dapat cenderung
memiliki, budaya, dan usia bias pendidikan.
Ajukan pertanyaan 1-10 dalam daftar ini dan mencatat semua jawaban.
1. Tanggal berapa hari ini? 26 februari 2023 (pasih salah menyebutkan tanggal, yang benar yaitu
tanggal 27)
3. Apa nama tempat ini? Rumah sakit di bogor (benar, namun pasien lupa dengan nama rumah
sakitnya, yang benar adalah SHBG)
4. Berapakah nomor telepon anda? (Jika mereka memiliki telepon). Jika tidak Tanyakan alamat
nama jalan tempat dia tinggal (rumah) pasien menyebutkan bahwa ia tinggal di yasmin di,
cilendek timur, bogor barat. (benar)
5. Berapa umur anda? 66 tahun (benar)
8. Siapa nama Presiden Indonesia sebelum yang sekarang? Bapak susilo bambang yudhoyono
(benar)
9. Siapa nama ibu anda (Last name/ surname/ Nama akhir)? Anita (benar)
10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap mengurangkan 3 dari setiap nomor baru, semua jalan ke bawah.
Scoring:
Izinkan satu kesalahan (Kurangi 1 kesalahan) jika subjeknya hanya memiliki pendidikan SD/ SMP.
Jawaban : (20-18-16-14-12-10)
3 3 “Tadi saya menyebutkan 3 nama objek. Bisakah bapak/ Ibu
mengulanginya?
30 27 TOTAL
Sumber: Folstein M. F., Folstein, S., E., McHugh, P., R. (1975). Mini-mental state: A practical method for grading
the cognitive state of patients for the clinician. J Psychiatr Res, 12, 189-198
Kesimpulan : dilihat dari pengkajian pasien memperoleh score 27. Dari skor tersebut dapat
disimpulkan bah wa status mental pasien cukup signifikan dan tidak ada gangguan kognitif
Usia : 66 tahun
Panti/RS : Rumah sakit siloam bogor
Confusion/Disorientation/Impulsivity 4 0
Depresi Simptomatik
Altered elimination 1 1
Perubahan eliminasi
Dizziness/Vertigo 1 0
Pusing/Vertigo
Gender/(Male) 1 1
document this on the patient chart with the date and time.
(A score of 5 or greater = High Risk) Total Score
© 2013 AHI of Indiana, Inc. All rights reserved. United States Patent No. 7,282,031 and U.S.
Patent No. 7,682,308. Reproduction of copyright and patented materials without authorization is
a violation of federal law.
Data penunjang:
Berkolaborasi dengan
gizi:
- TTV : TD:
120/85 mmHg, HR : 90
x/menit, RR: 22x/menit,
S: 36,6 C, SPO2: 94-
95%
- Turgor kulit
kering, mukosa bibir
kering dan sedikit pecah
– pecah, lidah terdapat
sariawan, pasien terlihat
lemas
- BB : 57 kg, TB :
175 cm, IMT : 18.6
kg/m2
- Bising usus 26
x/menit / quadran
Data Penunjang :
Berkolaborasi dengan
gizi:
- Skrining gizi :
Skor IMT : 2 (IMT <
18.5 kg/m2)
Skor kehilangan BB
tidak direncanakan 3-6
bulan terakhir : 1 (BB
hilang 5% - 10 %)
Skor efek penyakit akut :
2 (tidak ada asupan
nutrisi > 5 hari)
= 4 (beresiko tinggi,
upayakan peningkatan
asupan gizi dan
memberikan makanan
sesuai dengan daya
terima dan monitoring
makanan setiap hari)
- Data biokimia
Hb : 12. 6 g/dl, Ht : 32.5
%, SGOT/SGPT : 74/240
u/l, Na: 105 mmol/L, K :
3.4 mmol/L
Terapi :
- Mendapat diet
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
20
biasa dengan tipe lunak
(2000 kkal)
h. Pernafasan
tidak teratur
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
21
i. TTV : TD:
129/75 mmHg, HR :
92 x/menit, RR:
22x/menit, S: 36.4 C,
SPO2: 98%
j. Tidak dapat
melakukan batuk
efektif
Data penunjang :
Rontgen Thorax (26
Februari 2023)
Kesan :
- Menyokong
massa pulmo dextra di
suprahilar dengan
suspek nodular type
pulmonal metastasis
(DD/pneumonia) di
parahilar pulmo dextra
dan pneumonic type
pulmonal metastasis
(DD/pneumonia) di
paracardial pulmo
sinistra
- Besar &
konfigurasi cor
normal
- aortosclerosis
27/02/2023 1. pasien mengatakan jika
sehabis melakukan aktivitas a. GCS : Intoleransi aktivitas
atau bergerak langsung terasa E4M6V5
capek b. TTV : TD:
2. pasien mengatakan belum 129/75 mmHg, HR :
dapat duduk sendiri, makan 92 x/menit, RR:
sendiri, ataupun kekamar 22x/menit, S: 36.4 C,
mandi sendiri dan hanya SPO2: 98% on O2
dapat mika – miki nasal canul 2 lpm
3. pasien mengatakan jika
posisi duduk menggunakan c. pada
bed kadang badan cepat pengkajian
terasa pegal dan ingin cepat ekstremitas,
keposisi supine ditemukan hasil :
dapat melakukan
ROM aktif namun
cepat lelah, kekuatan
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
22
otot ekstremitas atas
bagian kiri: 4 bagian
kanan: 4 bagian
bawah kiri: 3, bawah
kanan: 3. Tidak ada
atrofi otot atau
kelainan otot, pada
tangan dan kaki
d. pasien terlihat
hanya tirah baring
e. pasien
memakai condom
catheter size L dan
pampers agar tidak
bolak – balik ke
kamar mandi
f. ADL pasien
dibantu penuh dengan
perawat/keluarga
- Edukasi :
1. Memberikan
dan menjelaskan
informasi tentang
pemenuhan
nutrisi agar
pasien dan
keluarga pahan
akan kebutuhan
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
25
nutrisi pasien
2. memberikan
penjelasan
mengenai jenis
makanan yang
bergizi dan tetap
terjangkau dapat
menambah
pengetahuan
mengenai
kebutuhan nutrisi
pasien tanpa
memikirkan
biaya
3. berguna untuk
menambah
informasi dan
memenuhi nutrisi
pasien guna
proses
penyembuhan
- Kolaborasi:
1. untuk
menentukan diet
yang cocok
diberikan sesuai
kondisi pasien
dengan tetap
memperhatikan
jenis nutrisi dan
kalori yang
dibutuhkan
pasien
2 Setelah Kriteria Hasil : - Observasi : - Observasi
dilakukan - Batuk efektif 1. Identifikasi 1. Untuk melihat
tindakan meningkat adanya kemampuan dan mengetahui
keperawatan - Produksi sputum batuk ketidakmampuan
selama 3 x 24 menurun/tidak ada 2. Monitor irama, pasien untuk
jam - Frekuensi nafas suara tambahan, secret, mengeluarkan
diharapkan membaik (RR: 16 – dan keluhan pernafasan sputum
bersihan jalan 20x/menit) pasien 2. Untuk melihat
nafas - Pola nafas perkembangan
meningkat membaik - Terapeutik : kondisi pasien
dan kembali - Tidak 1. Memposisikan dan mencegah
efektif ada/menurunnya suara pasien posisi nyaman perburukan
tambahan (ronchi dan (semi fowler) kondisi pasien
wheezing menurun) 2. Melakukan
suctioning jika terapi - Terapeutik
inhalasi/pasien tidak 1. Untuk
dapat melakukan batuk mengurangi
efektif sesak nafas dan
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
26
3. memaksimalkan
Menginstruksika oksigen didalam
n melakukan batuk paru - paru
efektif 2. Untuk
4. Melakukan membersihkan
fisioterapi dada jalan nafas dan
(postural drainage, dapat
perkusi, dan vibrasi, jika merangsang
tidak ada reflek batuk
kontraindikasi) saat 3. Untuk
pemberian nebulizer mengangkat
5. Menyediakan dahak disaluran
tempat untuk pernafasan secara
membuang sputum maksimal
(plastik kuning) sehingga aliran
udara kembali
- Edukasi lancar dan batuk
1. Menjelaskan terus – menerus
tujuan dan prosedur dari yang dialami bisa
batuk efektif mereda dengan
begitu tidak perlu
- Kolaborasi mengeluarkan
1. Kolaborasi dalam energi terlalu
memberikan terapi banyak ketika
nebulizer dan batuk dan melatih
bronkodilator otot – otot
2. Kolaborasi dalam permafasan agar
pemberian oksigen dapat melakukan
fungsinya dengan
baik kembali.
4. Dapat
mengalirkan
sputum yang
berada didalam
paru agar
mengalir ke
saluran
pernafasan yang
besar dan dapat
membantu
mengeluarkan
lendir yang
menempel pada
dinding
pernafasan
sehingga lebih
mudah
dikeluarkan
5. Menempatkan
sampah infeksius
sesuai tempatnya
dan
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
27
meminimalisir
sampah infeksius
mengontaminasi
lingkungan
pasien
- Edukasi
1. Guna pasien
mengetahui dan
mengerti dari
cara batuk efektif
dan manfaat
batuk efektif
sehingga pasien
mau melakukan
batuk efektif
- Kolaborasi
1. Untuk
mengecerkan
sputum dan
membantu
mengurang
peradangan pada
sistem
pernafasan serta
meredakan
gejalan akibat
penyempitan
saluran
pernafasan
2. Membantu
menyalurkan
oksigen kedalam
tubuh
3 Setelah Kriteria Hasil : - Observasi : - Observasi
dilakukan - Denyut jantung 1. Monitor saturasi 1. Untuk
tindakan dalam batas normal oksigen saat dan setelah memantau
keperawatan setelah melakukan aktivitas kondisi pasien
selama 7 x 24 aktivitas (60 – 2. Monitor nadi dan saat dan setelah
jam 100x/menit) frekuensi nafas saat dan aktivitas
diharapkan - Keluhan lelah setelah aktivitas sehingga
toleransi berkurang/tidak ada aktivitas apasaja
aktivitas - Dispnea saat - Terapeutik yang masih
meningkat aktivitas menurun 1. Mengkaji belum dapat
dan pasien - Keluhan dan kemampuan pasien dilakukan
dapat perasaan lemah dalam beraktivitas 2. Untuk
melakukan berkurang/tidak ada 2. Menganjurkan memantau
ADL secara - SpO2 saat dan mobilisasi bertahap kondisi pasien
mandiri setelah aktivitas dalam 3. Menganjurkan saat dan setelah
rentang normal (95- untuk penghematan aktivitas
100%) energi sehingga
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
28
- Frekuensi nafas 4. Memberikan aktivitas apasaja
saat dan setelah dorongan untuk yang masih
aktivitas dalam rentang melakukan aktivitas belum dapat
normal (16-20x/menit) bertahap dilakukan
- Pasien dapat 5. Membantu
mobilisasi secara pasien dalam aktivitas - Terapeutik
bertahap: dapat makan dan melibatkan 1. Untuk melihat
secara mandiri, duduk keluarga sesuai dan menetapkan
secara mandiri dalam kebutuhan kemampuan atau
waktu 15 – 20 menit, 6. Memberikan alat kebutuhan pasien
dan dapat ketoilet bantu, seperti: kruk dan memudahkan
secara mandiri 7. Memberikan dalam memilih
lingkungan yang intervensi
nyaman, aman dan 2.
rendah stimulus Mempertahankan
kekuatan otot,
- Edukasi mempertahankan
1. Mengajarkan fungsi tubuh, dan
mobilisasi bertahap memperlancar
peredarah darah
- Kolaborasi supaya pasien
1. Kolaborasi bisa ADL secara
dengan rehab medik mandiri dan tidak
untuk latihan kaku karena
ROM/aktivitas bertahap berlama – lama
dikasur
3. dapat
mengurangi
penggunaan
energi dan
membantu
keseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan O2
4. pemberian
motivasi dapat
meningkatkan
kepercayaan diri
pasien sehingga
kemajuan
aktivitas bisa
dilakukan secara
bertahap dan
mandiri
5. dapat
mengurangi
pasien
mengeluarkan
energi extra
untuk aktivitas
yang belum dapat
pasien lakukan
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
29
6. membantu
mempermudah
pasien dalam
beraktivitas dan
mengurangi
pemakaian energi
7. lingkungan
yang nyaman,
aman dan rendah
stimulus dapat
melindungi
pasien saat ingin
belajar atau
melakukan
mobiliasi mandiri
- Edukasi
1. agar pasien
paham dan
mengerti
mengenai
aktivitas apa
yang boleh
dilakukan dan
mengedukasi
agar pasien nanti
bisa melakukan
aktivitas sehari -
hari secara
mandiri
- Kolaborasi
1. untuk
menentukan
aktivitas sesuai
kondisi pasien
dan belajar ADL
secara mandiri.
1. 27/02/2023 Mandiri S:
1. Mengobservasi TTV - Pasien mengatakan
08.00 pasien : GCS: E4M6V5, TD: asupan makan saat siang itu
130/85 mmHg, HR : 100 habis ½ porsi namun lauk
x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,5 habis namun sayur tidak habis
C, SPO2: 98%, bising usus dan minum 2 gelas sampai
5x/menit jam sekitar jam 14.00 dan ada
ngemil buah naga yang sudah
2. Monitor asupan makanan hancurkan habis 4 suapan Vhania
08.15 yang masuk,hasil : tadi pagi sendok makan
makan bubur ¼ porsi saja, lauk - Pasien mengatakan
tidak dimakan, puding tidak tidak ada muntah dan mual
dimakan, minum 3 gelas sampai - Pasien mengatakan
jam 07.30 sudah berkumur dengan air
putih
3. Monitor mual,muntah,
dan turgor kulit serta mukosa O:
bibir, hasil mukosa bibir kering - mukosa bibir masih
dan sedikit pecah – pecah, kering, turgor kulit masih
08.20 terdapat sariawan diujung lidah kering, bibir kering dan ada
sebelah kiri dan dibibir dalam, pecah-pecah, ada sariawan di
turgor kulit kering ujung lidah sebelah kiri dan
didalam mulut pasien
4. Memberikan pujian - makanan pasien habis
karena pasien sudah ada namun lauk dan sayur masih
peningkatan nafsu makan ada
- bagian dalam mulut
08.30 5. Menganjurkan untuk pasien tampak bersih
tetap makan sedikit (ngemil
boleh dilakukan) namun sering A:
Masalah keperawatan deficit
08.35 6. Menganjurkan pada nutrisi belum teratasi
pasien dan keluarga agar
sebelum makan melakukan oral P:
hygiene sebelum dan sesudah Intervensi dilajutkan
makan dengan (kumur – kumur - Monitor asupan
08.45 obat kumur atau air putih biasa) makanan yang masuk
agar nafsu makan pasien - Monitor BB, mual
meningkat dan muntah, serta turgor kulit
- Menganjurkan dan
7. Mengantarkan makanan jika memungkinkan
pasien sesuai diet yang sudah membantu melakukan oral
ditetapkan ahli gizi hygiene sebelum dan sesudah
makan
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
31
12.00 8. Memberikan lingkungan - Edukasi terkait
yang nyaman saat makan Menganjurkan untuk makan
(membersihkan sisa makanan sedikit namun sering
siang dan membersihkan meja - Berkolaborasi dengan
12.10 makan pasien) ahli gizi untuk menentukan
status gizi, jumlah kalori dan
9. Menawarkan pasien nutrisi yang dibutuhkan dan
untuk dibantu dalam makan terapi imr guna menambah
(pasien dibantu makan oleh nafsu makan
keluarganya)
12.15 (15.00)
10. Mengingatkan untuk
melakukan oral hygiene sebelum
dan sesudah agar nyaman saat
makan
12.17 Kolaborasi :
11. memberikan terapi imr,
(tracetate PO) guna untuk
menambah nafsu makan, pasien
tidak ada keluhan saat diberikan
14.00 terapi
2. 27/02/2023 Mandiri S:
08.00 1. Mengobservasi TTV - pasien mengatakan Vhania
pasien : GCS: E4M6V5, TD: saat mengeluarkam sputum
130/85 mmHg, HR : 100 lebih mudah dikarenakan
x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,5 sudah nebulizer
C, SPO2: 98%, menggunakan - pasien mengatakan
oksigen 2 lpm nasal kanul kalau sudah sedikit mengerti
mengenai batuk efektif dan
2. Mengobservasi irama, sputum sudah menerapkannya
dan keluhan pasien, hasil : irama sehingga sputum lebih mudah
tidak teratur, sputum dapat keluar
08.15 dikeluarkan namun sedikit, - pasien mengatakan
pasien setelah batuk ada sedikit sputum masih susah
sesak nafas, keluhan pasien itu dikeluarkan sebelum
untuk mengeluarkan sputum dinebulizer
butuh cukup energi sehingga - pasien mengatakan
cepat lelah, sputum masih sulit ada nyeri tenggorokan sedikit
keluar, ada nyeri tenggorokan - pasien lebih lega
sedikit setelah dinebulizer
3. Melakukan auskultasi O:
pada pasien (masih terdengar - GCS: E4M6V5, HR :
08.25 bunyi ronchi dan terdengar 92 x/menit, RR: 21x/menit,
wheezing) SPO2: 99%
- Terpasang nasal canul
4. Memposisikan pasien 2 lpm
08.30 semi fowler dikarenakan pasien - Posisi semi fowler
merasa tidak nyaman dengan - Sputum sedang,
posisi duduk kental dan berwarna putih
- Dapat melakukan
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
32
5. Memberikan tempat batuk efektif
09.00 untuk membuang sputum (plastik - Saat diauskultasi
kuning) dan mengedukasi masih ada bunyi ronchi dan
mengenai batuk efektif wheezing
Kolaborasi A:
14.05 6. Memberikan terapi Masalah keperawatan
nebulizer (nacl 0.3% 5 ml) ketidakefektifan bersihan
jalan nafas belum teratasi
7. Serta memberikan obat
14.06 oral (ventolin syrp, codein, P:
coralan) Lanjutkan intervensi
- Identifikasi
8. Menganjurkan untuk kemampuan batuk efektif
14.10 melakukan batuk efektif jika - Monitor irama, suara
terasa sputum ingin keluar saat tambahan, secret, dan keluhan
dilakukan nebulizer atau setelah pernafasan pasien
nebulizer - Memposisikan pasien
posisi nyaman (semi
9. Memasang kembali fowler/supine)
14.30 oksigen dengan nasal canul 2lpm - Kolaborasi dalam
memberikan terapi nebulizer
dan bronkodilator
- Kolaborasi dalam
pemberian oksigen
(15.00)
3. 27/02/2023 Mandiri S:
08.00 1. Mengobservasi TTV - Pasien mengatakan
pasien : GCS: E4M6V5, TD: saat melakukan mika – miki Vhania
130/85 mmHg, HR : 100 mengatakan lelah sedikit
x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,5 sehingga terhenti – henti dan
C, SPO2: 98%, menggunakan saat mencoba duduk masih
oksigen 2 lpm nasal kanul belum bisa dikarenakan
tubuhnya terasa lemah
2. Mengkaji kekuatan otot - Pasien mengatakan
08.15 pasien (44/33) tadi agak gatal dibagian
tenggorokannya saat
08.25 3. Memberikan lingkungan mobilisasi sehingga ada batuk
yang nyaman, aman dan rendah
stimulus O:
- Saat pasien mika –
4. Mengkaji kemampuan miki terhenti – henti dan tidak
pasien dalam beraktivitas (mika dapat lebih dari 10 menit,
08.30
– miki), hasilnya pasien dapat pasien belum dapat duduk
mika – miki namun terhenti – sendiri
henti dan membutuhkan waktu - RR: 22x/menit,
sekitar 10 menit, saturasi oksigen HR:120x/menit, saturasi
saat aktivitas 97% dengan nafas oksigen: 97% namun
tidak teratur, HR:113x/menit dan beberapa menit kemudian ada
setelah aktivitas 98% dengan peningkatan menjadi 99%
nafas tidak teratur, RR:
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
33
24x/menit dan HR: 101x/menit - Kekuatan otot pasien
dan ada batuk saat melakukan 44/33
aktivitas
A:
09.02 5. Memberikan pujian dan Masalah keperawatan
dorongan untuk melakukan intoleransi aktivitas belum
aktivitas bertahap teratasi
6. Menganjurkan istirahat P:
09.10 untuk penghematan energi Intervensi dilajutkan
- Monitor saturasi
7. Memberi tahu untuk oksigen saat dan setelah
10.00 keluarga untuk latihan mobilisasi aktivitas
bertahap dan ROM aktif - Monitor nadi dan
ditempat tidur frekuensi nafas saat dan
setelah aktivitas
- Mengkaji kemampuan
pasien dalam beraktivitas
- Menganjurkan
mobilisasi bertahap
- Memberikan
lingkungan yang nyaman,
aman dan rendah stimulus
- melakukan latihan
ROM/aktivitas bertahap
1. 28/02/2023 Mandiri S:
1. Mengobservasi TTV - Pasien mengatakan
08.00 pasien : GCS: E4M6V5, TD: asupan makan saat siang itu
128/79 mmHg, HR : 95x/menit, habis 1 porsi dan lauk 1/2
RR: 21x/menit, S: 36,3 C, SPO2: habis namun sayur tidak habis
99%, bising usus 5x/menit dan minum 1 gelas sampai
jam sekitar jam 14.00 dan ada
2. Monitor asupan ngemil biskuit dengan teh
makanan yang masuk,hasil : habis 1/2 bungkus Vhania
08.15 tadi pagi makan nasi tim habis - Pasien mengatakan
1/2 porsi saja, lauk dan sayur tidak ada muntah dan mual
dimakan ½ porsi, minum 4 - Pasien mengatakan
gelas sampai jam 07.00 sudah berkumur dengan air
putih
3. Monitor mual,muntah,
08.20 dan turgor kulit serta mukosa O:
bibir, hasil mukosa bibir kering - mukosa bibir masih
dan sedikit pecah – pecah, kering, turgor kulit masih
terdapat sariawan diujung lidah kering, bibir kering dan ada
sebelah kiri dan dibibir dalam, pecah-pecah, ada sariawan di
turgor kulit kering ujung lidah sebelah kiri dan
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
34
didalam mulut pasien
4. Memberikan pujian - makanan pasien habis
08.30 karena pasien sudah ada namun lauk dan sayur masih
peningkatan nafsu makan ada serta buah pisang masih
ada
5. Menganjurkan untuk - bagian dalam mulut
08.35 tetap makan sedikit (ngemil pasien tampak bersih
boleh dilakukan) namun sering
Pasien mengemil biskuit yang A:
dicelupkan kedalam teh Masalah keperawatan deficit
nutrisi belum teratasi
08.45 6. Menganjurkan pada
pasien dan keluarga agar P:
sebelum makan melakukan oral Intervensi dilajutkan
hygiene sebelum dan sesudah - Monitor asupan
makan dengan (kumur – kumur makanan yang masuk
obat kumur atau air putih biasa)
- Monitor BB, mual
agar nafsu makan pasien dan muntah, serta turgor kulit
meningkat - Menganjurkan dan
jika memungkinkan
7. Mengantarkan makanan membantu melakukan oral
12.00 pasien sesuai diet yang sudah hygiene sebelum dan sesudah
ditetapkan ahli gizi makan
- Edukasi terkait
8. Memberikan lingkungan Menganjurkan untuk makan
12.10 yang nyaman saat makan sedikit namun sering
(membersihkan sisa makanan - Berkolaborasi dengan
siang dan membersihkan meja ahli gizi untuk menentukan
makan pasien) status gizi, jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan dan
9. Menawarkan pasien terapi imr guna menambah
untuk dibantu dalam makan nafsu makan
12.15 (pasien dibantu makan oleh
keluarganya) (15.00)
Kolaborasi :
14.00 11. memberikan terapi imr,
(tracetate PO) guna untuk
menambah nafsu makan, pasien
tidak ada keluhan saat diberikan
terapi
2. 28/02/2023 Mandiri S:
08.00 1. Mengobservasi TTV - - pasien
pasien : GCS: E4M6V5, TD: mengatakan saat Vhania
128/79 mmHg, HR : 95x/menit, mengeluarkam sputum lebih
RR: 21x/menit, S: 36,3 C, SPO2: mudah dikarenakan sudah
99%, menggunakan oksigen 2 nebulizer
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
35
lpm nasal kanul - pasien mengatakan
kalau sudah mengerti
2. Mengobservasi irama, sputum mengenai batuk efektif dan
dan keluhan pasien, hasil : irama sudah menerapkannya
08.15 masih tidak teratur, sputum dapat sehingga sputum lebih mudah
dikeluarkan frekuensi banyak keluar
dan kental berwarna putih, pasien - pasien mengatakan
masih ada batuk namun sesak sputum sudah lebih bisa
nafas sudah berkurang, keluhan dikeluarkan karena sudah
pasien dalam mengeluarkan menerapkan batu efektif
sputum butuh sudah bisa - pasien mnegatakan
dikarenakan sudah menerapkan sesak nafas berkurang
batuk efektif, ada nyeri - pasien mengatakan
tenggorokan sedikit ada nyeri tenggorokan sedikit
- pasien lebih lega
08.25 3. Melakukan auskultasi setelah dinebulizer
pada pasien (masih terdengar
bunyi ronchi dan terdengar O:
wheezing) - GCS: E4M6V5, HR :
89 x/menit, RR: 21x/menit,
08.30 4. Merapikan pasien SPO2: 99%
(bagian nasal canul) dan - Terpasang nasal canul
memberikan posisi nyaman 2 lpm
- Posisi semi fowler
5. Membuang tempat - Sputum banyak,
09.00 sputum dan memberikan tempat kental dan berwarna putih
yang baru untuk membuang - Dapat melakukan
sputum (plastik kuning) dan batuk efektif
mengingatkan mengenai batuk - Saat diauskultasi
efektif masih ada bunyi ronchi dan
14.05 wheezing
Kolaborasi
6. Memberikan terapi A:
nebulizer (nacl 0.3% 5 ml) Masalah keperawatan
14.06 ketidakefektifan bersihan
7. Serta memberikan obat jalan nafas belum teratasi
oral (ventolin syrp, codein,
coralan) P:
14.10 Lanjutkan intervensi
8. Menganjurkan untuk - Identifikasi
melakukan batuk efektif jika kemampuan batuk efektif
terasa sputum ingin keluar saat - Monitor irama, suara
dilakukan nebulizer atau setelah tambahan, secret, dan keluhan
nebulizer pernafasan pasien
14.30 - Memposisikan pasien
9. Memasang kembali posisi nyaman (semi
oksigen dengan nasal canul 2lpm fowler/supine)
- Kolaborasi dalam
memberikan terapi nebulizer
dan bronkodilator
- Kolaborasi dalam
pemberian oksigen
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
36
(15.00)
3. 28/02/2023 Mandiri S:
08.00 1. Mengobservasi TTV - Pasien mengatakan Vhania
pasien : GCS: E4M6V5, TD: saat melakukan mika – miki
128/79 mmHg, HR : 95x/menit, kuat sedikit namun masih
RR: 21x/menit, S: 36,3 C, SPO2: terhemti – henti dan saat
99%, menggunakan oksigen 2 mencoba duduk masih belum
lpm nasal kanul bisa dikarenakan tubuhnya
terasa lemah
2. Mengkaji kekuatan otot - Pasien mengatakan
08.15 pasien (44/33) tadi agak gatal
tenggorokannya saat
3. Memberikan lingkungan mobilisasi sehingga ada batuk
08.25 yang nyaman, aman dan rendah
stimulus O:
- Saat pasien mika –
4. Mengkaji kemampuan pasien miki terhenti – henti dan tidak
dalam beraktivitas (mika – miki), dapat lebih dari 15 menit,
hasilnya Saat pasien mika – miki pasien belum dapat duduk
08.30
masih terhenti – henti namun sendiri
sudah bertahan lebih lama sekitar - RR: 21x/menit,
15 menit, pasien belum dapat HR:100x/menit, saturasi
duduk sendiri namun sudah bisa oksigen: 97% namun
mengangkat kepala sampai beberapa menit kemudian ada
kepunggung dengan nafas tidak peningkatan menjadi 99%
teratur, HR:107x/menit dan
setelah aktivitas 97% dengan - Kekuatan otot pasien
nafas tidak teratur, RR: 44/33
22x/menit dan HR: 102x/menit
dan SpO2 : 98% A:
Masalah keperawatan
5. Memberikan pujian dan intoleransi aktivitas belum
09.02 dorongan untuk melakukan teratasi
aktivitas bertahap
P:
6. Menganjurkan istirahat Intervensi dilajutkan
untuk penghematan energi - Monitor saturasi
09.10 oksigen saat dan setelah
7. Memberi tahu untuk aktivitas
keluarga untuk latihan mobilisasi - Monitor nadi dan
10.00 bertahap dan ROM aktif frekuensi nafas saat dan
ditempat tidur setelah aktivitas
- Mengkaji kemampuan
pasien dalam beraktivitas
- Menganjurkan
mobilisasi bertahap
- Memberikan
lingkungan yang nyaman,
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
37
aman dan rendah stimulus
- melakukan latihan
ROM/aktivitas bertahap
1. 29/02/2023 Mandiri S:
1. Mengobservasi TTV - Pasien mengatakan
08.10 pasien : GCS: E4M6V5, TD: asupan makan saat siang itu
125/69 mmHg, HR : 65x/menit, habis 1 porsi dan lauk habis
RR: 21x/menit, S: 36,3 C, SPO2: namun sayur tidak habis dan
97%, bising usus 5x/menit minum 2 gelas dan teh 1 gelas
sampai jam sekitar jam 14.00
2. Monitor asupan dan ada ngemil puding habis 1
makanan yang masuk,hasil : porsi Vhania
08.15 tadi pagi makan nasi lunak - Pasien mengatakan
habis 1 porsi, lauk habis dan tidak ada muntah dan mual
sayur dimakan ½ porsi, minum - Pasien mengatakan
2 gelas sampai jam 08.00 sudah berkumur dengan air
putih
3. Monitor mual,muntah,
08.20 dan turgor kulit serta mukosa O:
bibir, hasil mukosa bibir kering - mukosa bibir masih
dan sedikit pecah – pecah, kering namun sudah diberikan
terdapat sariawan diujung lidah vaseline, turgor kulit masih
sebelah kiri dan dibibir dalam, kering, bibir kering dan ada
turgor kulit kering pecah-pecah, ada sariawan di
ujung lidah sebelah kiri dan
4. Memberikan pujian didalam mulut pasien
08.30 karena pasien sudah ada - makanan pasien habis
peningkatan nafsu makan namun sayur masih ada
- bagian dalam mulut
5. Menganjurkan untuk pasien tampak bersih
08.35 tetap makan sedikit (ngemil
boleh dilakukan) namun sering A:
Hari ini ngemil puding yang Masalah keperawatan deficit
dapat di RS nutrisi belum teratasi
Kolaborasi :
14.00 11. memberikan terapi imr,
(tracetate PO) guna untuk
menambah nafsu makan, pasien
tidak ada keluhan saat diberikan
terapi
2. 29/02/2023 Mandiri S:
08.00 1. Mengobservasi TTV - pasien mengatakan saat
pasien : GCS: E4M6V5, TD: mengeluarkam sputum lebih Vhania
125/69 mmHg, HR : 65x/menit, mudah dikarenakan sudah
RR: 21x/menit, S: 36,3 C, SPO2: nebulizer
97%,menggunakan oksigen 2 - pasien mengatakan
lpm nasal kanul kalau sudah mengerti
mengenai batuk efektif dan
2. Mengobservasi irama, sputum sudah menerapkannya
dan keluhan pasien, hasil : irama sehingga sputum lebih mudah
masih tidak teratur, sputum dapat keluar
08.15 dikeluarkan frekuensi banyak - pasien mengatakan
dan kental berwarna putih agak sputum sudah lebih bisa
kekuningan, pasien masih ada dikeluarkan karena sudah
batuk dan tidak ada sesak nafas, menerapkan batu efektif
keluhan pasien dalam - pasien mnegatakan
mengeluarkan sputum butuh sesak nafas berkurang
sudah bisa dikarenakan sudah - pasien mengatakan
menerapkan batuk efektif, ada ada nyeri tenggorokan sedikit
nyeri tenggorokan sedikit - pasien lebih lega
setelah dinebulizer
3. Melakukan auskultasi
08.25 pada pasien (masih terdengar O:
bunyi ronchi dan terdengar - GCS: E4M6V5, HR :
wheezing) 79 x/menit, RR: 21x/menit,
SPO2: 98%
08.30 4. Merapikan pasien - Terpasang nasal canul
(bagian nasal canul) dan 2 lpm
memberikan posisi nyaman - Posisi semi fowler
- Sputum banyak,
5. Membuang tempat kental dan berwarna putih
sputum dan memberikan tempat kekuningan
09.00 yang baru untuk membuang - Dapat melakukan
sputum (plastik kuning) dan batuk efektif
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
40
mengingatkan mengenai batuk - Saat diauskultasi
efektif masih ada bunyi ronchi dan
14.05 wheezing
Kolaborasi
6. Memberikan terapi A:
nebulizer (nacl 0.3% 5 ml) Masalah keperawatan
ketidakefektifan bersihan
14.06 7. Serta memberikan obat jalan nafas belum teratasi
oral (ventolin syrp, codein,
coralan) P:
Lanjutkan intervensi
14.10 8. Menganjurkan untuk - Identifikasi
melakukan batuk efektif jika kemampuan batuk efektif
terasa sputum ingin keluar saat - Monitor irama, suara
dilakukan nebulizer atau setelah tambahan, secret, dan keluhan
nebulizer pernafasan pasien
14.30 - Memposisikan pasien
9. Memasang kembali posisi nyaman (semi
oksigen dengan nasal canul 2lpm fowler/supine)
- Kolaborasi dalam
memberikan terapi nebulizer
dan bronkodilator
- Kolaborasi dalam
pemberian oksigen
(15.30)
3. 29/02/2023 Mandiri S:
08.00 1. Mengobservasi TTV - saat pasien mika – Vhania
pasien : GCS: E4M6V5, TD: miki tanpa terhenti – henti
125/69 mmHg, HR : 65x/menit, sudah bertahan lebih lama
RR: 21x/menit, S: 36,3 C, SPO2: sekitar 15 menit, pasien mulai
97%,menggunakan oksigen 2 belajar duduk sendiri namun
lpm nasal kanul sudah bisa mengangkat kepala
sampai kepunggung serta
mengangkat bagian bokong
08.15 2. Mengkaji kekuatan otot kebawah
pasien (44/33) - Pasien mengatakan
tadi masih sering gatal
3. Memberikan lingkungan tenggorokannya saat
08.25 yang nyaman, aman dan rendah mobilisasi sehingga ada batuk
stimulus
O:
4. Mengkaji kemampuan - Saat pasien mika –
pasien dalam beraktivitas (mika miki tanpa terhenti – henti dan
– miki), hasilnya saat pasien sekitar 15 menit, pasien sudah
08.30 mika – miki tanpa terhenti – belajar duduk sendiri
henti sudah bertahan lebih lama - RR: 21x/menit,
sekitar 15 menit, pasien mulai HR:100x/menit, saturasi
belajar duduk sendiri namun oksigen: 97% namun
sudah bisa mengangkat kepala beberapa menit kemudian ada
sampai kepunggung serta peningkatan menjadi 99%
mengangkat bagian bokong
Berdasarkan Kurikulum Operasional Progdi Pendidikan Profesi Ners 2020
41
kebawah dengan nafas tidak - Kekuatan otot pasien
teratur, HR:102x/menit dan 44/33
setelah aktivitas 98% dengan
nafas tidak teratur, RR: A:
22x/menit dan HR: 100x/menit Masalah keperawatan
dan SpO2 : 98% intoleransi aktivitas belum
teratasi
5. Memberikan pujian dan
09.02 dorongan untuk melakukan P:
aktivitas bertahap Intervensi dilajutkan
- Monitor saturasi
6. Menganjurkan istirahat oksigen saat dan setelah
09.10 untuk penghematan energi aktivitas
- Monitor nadi dan
7. Memberi tahu untuk frekuensi nafas saat dan
10.00 keluarga untuk latihan mobilisasi setelah aktivitas
bertahap dan ROM aktif - Mengkaji kemampuan
ditempat tidur pasien dalam beraktivitas
- Menganjurkan
mobilisasi bertahap
- Memberikan
lingkungan yang nyaman,
aman dan rendah stimulus
- melakukan latihan
ROM/aktivitas bertahap
(15.30)
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia