Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE (EBCP)

PENGARUH BACK MASSAGE TERHADAP PENCEGAHAN LUKA


TEKAN PADA LANSIA DI RUANG RAWAT INAP LANTAI 30 MRCCC
SILOAM SEMANGGI

Disusun untuk memenuhi tugas stase gerontik

Disusun Oleh:
1. ARIS HADI SAPUTRO (01503180027)
2. ELIZABETH PUTRI RIA (01503180089)
3. ESTER APRIANA REFRA (01503180095)

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik,
psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung
berpotensi menimbulkan masalah pada kesehatan fisik. Salah satu masalah yang timbul
adalah dekubitus, dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan
tirah baring, pasien yang sangat lemah, dan lumpuh dalam waktu lama, bahkan saat ini
banyak dialami oleh pasien-pasien lanjut usia. lansia mudah sekali untuk terjadi luka tekan
karena pada usia lanjut terjadi perubahan kualitas kulit di mana terdapat penurunan
elastisitas kulit, dan kurang sirkulasi pada dermis. Tirah baring menyebabkan kompresi
pada jaringan tubuh lansia sehingga upaya pencegahan terjadinya luka tekan sebaiknya
dilakukan sedini mungkin sejak pasien teridentifikasi berisiko mengalami luka tekan.
Terkait dengan peran perawat dalam upaya pencegahan luka tekan, Potter and Perry
(2012) menyatakan ada 3 (tiga) area intervensi keperawatan utama dalam pencegahan
luka tekan yakni perawatan kulit yang meliputi perawatan hygiene dan pemberian
topikal, pencegahan mekanik dan dukungan permukaan yang meliputi penggunaan
tempat tidur, pemberian posisi dan kasur terapeutik dan edukasi. Perawatan kulit yang
tepat pada lansia dapat mengurangi risiko terjadinya luka tekan pada lansia, salah satunya
adalah masase untuk memperbaiki sirkulasi area yang terkompresi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana manfaat terapi masase pada lansia di MRCCC Siloam Semanggi?

1.3 TUJUAN
a. Tujuan umum
Mendapatkan manfaat terapi masase terhadap pencegahan risiko terjadinya luka tekan
pada lansia.
b. Tujuan khusus
- Tenaga kesehatan mampu memahami terapi masase untuk mencegah risiko terjadi
luka tekan pada lansia.
- Tenaga kesehatan mampu menerapkan terapi masase untuk mencegah risiko
terjadi luka tekan pada lansia.

1.4 MANFAAT DILAKUKAN EVIDANCE BASED CLINICAL PRACTICE


a. Perawat
Menambah wawasan serta pengetahuan perawat dalam menerapkan terapi masase
sebagai suatu bentuk terapi non-farmakologis untuk mencegah risiko terjadinya luka
tekan pada lansia.
b. Institusi Pendidikan
Dapat menjadi acuan informasi dalam penerapan masase sebagai bentuk terapi non-
farmakologis untuk mencegah risiko terjadinya luka tekan pada lansia.
BAB II

DESAIN MAKALAH

2.1 METODE PENERAPAN EBCP

Penerapan EBCP ini menggunakan metode pre dan post tindakan. Untuk melihat tingkat
keberhasilan EBCP ini, penulis mengobservasi objek dengan membandingkan hasil
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Dengan mengevaluasi data objektif dan
subjektif lansia.

2.2. STRATEGI PENGUMPULAN DATA

Pada makalah ini menggunakan dua database untuk mencari artikel yaitu google scholar
dan pubmed menggunakan kata kunci “back massage therapy”, “elderly”, “masase” dan
“luka tekan” dengan kata penghubung “for” dan “and”.

2.3 ETIKA

Dalam pelaksanaan EBCP ini, penulis memperhatikan aspek etik yaitu self-determination,
privacy, anonymity, confidentiality dan protection from discomfort.

2.4 PELAKSANAAN EVIDENCE BASED CLINICAL PRACTICE

Terapi Back Massage ini dilaksanakan pada tanggal 12-15 November 2018 terhadap lansia
di ruang rawat inap lantai 30 MRCCC Siloam Semanggi.
2.5 MATRIKS LITERATUR

Artikel/Jurnal Metode Tindakan Strategi Etika Pelaksanaan ECBC:


Pengumpulan
Data
Jurnal Keperawatan Hasil analisis chi square dan Fisher Back massage Etika penelitian yang Pijat punggung adalah melakukan
Muhammadiyah 1(2) menunjukkan bahwa massage dilakukan terhadap diaplikasikan pada pijat didaerah punggung dengan
- The Effectiveness of dengan VCO mampu mengurangi 25 responden penelitian sangat menggunakan tangan (Perry and
Back Massage Using pressure sores sebanyak p=0.025 (simple random memperhatikan aspek Potter, 2013). Manfaat dari pijat
Virgin Coconut sedangkan menggunakan WJP manner) self determiation, punggung adalah meningkatkan
Oiland White p=0.005. menggunakan privacy, anonymity, relaksasi, meningkatkan kekuatan
Petroleum Jelly to Virgin Coconut Oil informed concent dan otot, memperlancar sirkulasi darah
Prevent Pressure Penelitian berlangsung 1 bulan (VCO) dan White potection from dan getah bening dan
Sores (Sihombing, selama nulan Mei 2013 dengan Petroleum Jelly discomfort. menyeimbangkan sistem hormon
E.R., Yuniarlina, R., lama tindakan setiap responden (WPJ) di St. serta saraf (Aslani, 2007), selain itu
Supardi, S., 2016) dilakukan selama 5 hari. Desain Carolus, Jakarta. pijat juga bermanfaat untuk
penelitian yang akan digunakan meningkatkan aliran oksigen dalam
dalam penelitian ini adalah desain darah, pembuangan sisa-sisa
Quasi experimental dengan the metabolik semakin lancar sehingga
equivalent pre-test and post test memacu hormon endorphin yang
design. Kelompok 1, yaitu berfungsi memberikan rasa
kelompok dilakukan pijat nyaman. (Mithayani, 2012).
punggung dengan menggunakan
VCO, dan kelompok 2 dilakukan
pijat punggung dengan
menggunakan WPJ. Sebelum
penelitian, kedua kelompok
diperiksa untuk dinyatakan bebas
dari luka tekan. Semua kelompok
diberi perlakuan pencegahan
terjadinya luka tekan dengan
melakukan pijat punggung sesuai
dengan prosedur yang telah dibuat
oleh peneliti, akan tetapi prosedur
tidak dilampirkan
Aplikasi Tindakan Pada artikel dibahas mengenai Data dikumpulkan Setelah hubungan saling Penerapan masase dilakukan
Merubah Posisi dan definisi, tujuan, dan keberhasilan dari hasil analisa percaya terjalin, maka terhadap 1 orang responden, NY.S,
Masase Kulit yang diharapkan setelah tindakan, data subyektif dan perawat memperoleh wanita 82 tahun dengan diagnosa
Terhadap namun prosedur tidak dijelaskan. obyektif terhadap izin dari pasien dan stroke non hemoragik. Kegiatan
Pencegahan Luka kondisi pasien. keluarga untuk dimulai dengan melakukan bina
Dekubitus Pada melakukan pengkajian hubungan saling percaya,
Asuhan dan intervensi. dilanjutkan dengan pengkajian,
Keperawatan Ny.S didapatkan data bahwa pasien tidak
dengan Stroke di dapat bergerak secara mandiri
Ruang Anggrek II akibat hemiparase dan paralisis.
RSUD Oleh sebab itu, dilakukan tindakan
Dr.MOewardi latihan ROM, perubahan posisi
Surakarta setiap dua jam, serta tindakan
(Sulistyorini, D., masase pada punggung pasien.
2015) Setelah selesai, pasien terlihat lebih
nyaman dan rileks.
Jurnal Keperawatan Penelitian ini menggunakan desain Pengumpulan data Tidak dituliskan Setelah menyetujui sebagai
Indonesia, Volume equivalent pretest-posttest with dilakukan dengan reponden, tindkaan massase
18 No.2, Juli, 2015. control group quasi experiment, kuesioner, persepsi dilakukan dan di akhir sesi pasien
dengan pemilihan sampel tingkat kecemasan diminta untuk mengisi seperangkat
Pengaruh Pijat probability simple random sebelum dan kuesioner. Evaluasi juga dilakukan
Punggung Terhadap sampling sejumlah 30 responden. sesudah intervensi dengan mengukur kembali tanda-
Tingkat Kecemasan Data kecemasan dan kenyamanan yang dimodifikasi tanda vital pasien.
dan Kenyamana n dikumpulkan menggunakan peneliti dari gugup
Psien Angina kuesioner berskala 0–10, (nervous), khawatir
Pektoris Stabil pengukuran tekanan darah dan (worried), dan
Sebelum Tindakan jumlah denyut nadi menggunakan tegang
ANgiografi Koroner. tensimeter digital dan suhu (tense)/NEWTEN
menggunakan termometer digital (Kari, 2009).
(Rosfiati, E., dengan baterai. Hasil penelitian Tingkat kecemasan
Nurachmah, E., menunjukkan perbedaan sesudah diukur dengan
Yulia., 2015) pijat punggung pada tingkat rentang skala 0–10,
kecemasan, tingkat kenyamanan, untuk mengukur:
tekanan darah diastolik, nadi, gugup (nervous),
respirasi, dan suhu (p= 0,002; khawatir (worried),
0,0001; 0,016; 0,0001; 0,005; dan tegang (tense).
0,052). Pijat punggung dapat Angka 0 mewakili
digunakan untuk mengurangi stres pengertian bahwa
psikologis (kecemasan) dan tidak ada; 1–3=
meningkatkan kenyamanan pasien ringan; 4–6=
sebelum tindakan coronary sedang; 7–8= berat
angiography. Rekomendasi dan 9–10= sangat
ditujukan kepada manajemen berat. Persepsi
ruangan untuk mengaplikasikan tingkat
pijat punggung sebagai bagian dari kenyamanan
SPO angiography. menggunakan skala
Verbal Rating Scale
Dalam artikel ini me-review jurnal Questioner dari
sebelumnya yang menyarankan Kolcaba yang
agar tindakan dilakukan dengan dimodifikasi
kisaran suhu ruang 16C, selama peneliti (Dowd, et
15-30 menit dan setidaknya al. 2007).
dilakukan rutin di tiga hari Instrumen ini
berikutnya terhadap pasien dengan dipilih untuk
rentang usia 43-73 tahun. mengukur
Kenyamanan yang
dirasakan
responden dengan
rentang skala 0–10.
Angka 0 mewakili
pengertian bahwa
tidak nyaman; 1–3=
sedikit nyaman; 4–
6= nyaman sedang;
7–8= nyaman, dan
9–10= sangat berat.
Kuesioner B
merupakan lembar
observasi, diisi oleh
observer sesuai
dengan hasil
pengukuran dan
pengamatan secara
langsung untuk
mengidentifikasi
tanda-tanda
fisiologis (tekanan
darah, nadi,
respirasi, dan suhu).
Analisis data
menggunakan uji
statistik
independent t test
untuk menguji
hipotesis
komparatif rerata.
Satu sampel dalam
pengukuran berarti
sampel tersebut
berpasangan, yaitu
model before after
yang dibandingkan
dengan kelompok
kontrol. Satu
sampel diberi
perlakuan 1 kali
(Sugiono, 2010).
Nilai confidence
interval (CI) yang
digunakan adalah
95% dengan tingkat
= 0,05). 
kemaknaan 5%.
PENERAPAN Indikasi: Klien yang Data dikumpulkan Tidak dituliskan Karena disusun dalam bentuk
TEKNIK mengalami dari hasil analisa asuhan keperawatan, maka setelah
MASSAGE nyeri/ketidaknyamanan 2. data subyektif dan perawat membina hubungan saling
MENGGUNAKAN Klien yang mengalami obyektif terhadap percaya dengan pasien dan
VCO (Virgin ansietas 3. Klien dengan kondisi pasien. keluarga, perawat melakukan
Coconut Oil) keluhan kekuatan dan kontrak, pengkajian, analisa,
UNTUK ketegangan otot dan punggung membuat perencanaan tindakan
MENCEGAH di bahu 4. Klien dengan yang di mana di dalamnya terdapat
TERJADINYA kesulitan tidur. rencana untuk melakukan masase,
DEKUBITUS lalu dilanjutkan dengan
PADA Kontra Indikasi: .1. Fraktur tulang implementasi sesuai panduan yang
PENDERITA rusuk atau vertebra 2. Luka bakar telah dijabarkan sebelumnya,
STROKE. 3. Daerah kemerahan pada kulit 4. evaluasi dan dokumentasikan hasil
Luka terbuka pada daerah serta respons pasien di integrated
(Sari, N.I., 2017) punggung. notes.

Persiapan Alat: 1. Selimut mandi 2.


Handuk mandi 3. VCO (Virgin
Coconut Oil).

Cara kerja: 1. Beri tahu


pasien bahwa tindakan akan
segera dimulai 2. Cek alat-alat
yang akan digunakan 3.
Dekatkan alat ke sisi tempat
tidur pasien 4. Posisikan
pasien senyaman mungkin 5.
Cuci tangan 6. Periksa
keadaan kulit dan tekanan
darah sebelum memulai
massage punggung 7. Bantu
pasien melepas baju 8. Bantu
pasien dengan posisi pronasi
9. Buka punggung pasien,
bahu, lengan atas tutup sisanya
dengan selimut mandi 10.
Aplikasikan lotion pada bahu
dan punggung 11. Meletakkan
kedua tangan pada sisi kanan
dan kiri tulang belakan pasien.
Memulai masase dengan
gerakan effleuraugge, yaitu
masase dengan gerakan
sirkuler dan lembut secara
perlahan ke atas menuju bahu
dan kembali ke bawah hingga
ke bokong. Menjaga tangan
tanpa tetap menyentuh kulit
12. Effleurage diberikan awal,
di sela pergantian antara
gerakan dan diakhiri sesi
massage punggung 13.
Selanjutnya meremas kulit
dengan mengangkat jaringan
di antara ibu jari dan jari
tangan (petrissage). Meremas
ke atas sepanjang di kedua sisi
tulang belakang dari bokong
ke bahu dan sekitar leher
bagian bawah dan usap ke
bawah ke arah sakrum 14.
Akhiri gerakan dengan
massage memanjang ke bawah
15. Bersihkan sisa lotion pada
punggung dengan handuk 16.
Bantu klien memakai baju
kembali 17. Bantu klien ke
posisi semula 18. Beritahu
bahwa tindakan sudah selesai
19. Bereskan alat-alat yang
telah digunakan. Kaji respons
klien 20. Berikan
reinforcement positif pada
klien 21. Akhiri kegiatan
dengan baik.

Evaluasi respons pasien.


Pemberian Masase Masase punggung yang melibatkan Metode Tidak dituliskan Setelah bina hubungan saling
Punggung Terhadap gerakan menggosok panjang, pengumpulan data percaya antara perawat dan pasien
Kualitas Tidur Pada perlahan dan halus selama 3-5 dilakukan saat terjalin, maka perawat perlu
Asuhan menit sehingga menimbulkan efek perawat mengkaji memastikan agar pengkajian yang
Keperawatan Ny.U relaksasi dan meningkatkan pasien . dilakukan secara holistik. Hal
dengan Stroke Non kenyamanan yang berdampak berikutnya yang diperhatikan
Hemoragik di Ruang positif pada parameter adalah setting lingkungan dalam
Anggrek II RSUD kardiovaskuler, seperti: tekanan kondisi hangat, tenang, dengan
penerangan yang lembut dan
dr. Moewardi darah, frekuensi denyut jantung, perlengkapan yang mudah
Surakarta. dan frekuensi pernapasan. dijangkau. Setelah pasien dibuat
(Agustin, V.D., menjadi semakin siap, tindakan
2015). Waspada terhadap kondisi di mana masase dimulai dan lakukan dengan
sebaiknya pijat ditunda, misalnya komunikasi yang aktif Tindakan
saat pasien bersuhu sangat tinggi, bisa dilakukan dengan posisi tidur
menderita penyakit kulit atau miring atau duduk. Setelah minyak
infeksi menular, serta mengalami dioleskan, mulai pijatan punggung
gangguan jantung seperti dengan cara membelai dari bawah
trombosis dan radang pembuluh ke atas, kemudian lakukan gerakan
darah. membuat lingkaran dari bahu ke
bawah, kemudian punggung
Gerakan kunci yang dilakukan ditepuk-tepuk selama 10-15 menit.
adalah sebagai berikut: Bersihkan sisa minyak dan
1. Effleurage / membelai posisikan pasien menjadi lebih
2. Peyrissage / adonan nyaman. Setelah selesai, evaluasi
3. Shacking / guncangan respons pasien dan dokumentasikan
4. Tapotemen / pukulan dalam catatan asuhan keperawatan.
5. Friction / gerusan
6. Vibration / gesekan
7. Stroking / mengurut
8. Skin rolling atau melipat
dan menggeser kulit
BAB III

KAJIAN LITERATUR

3.1. HASIL LITERATUR


Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Sulistyorini (2015) tentang “ Aplikasi
Tindakan mengubah Posisi dan Masase Kulit Terhadap Pencegahan Luka Dekubitus Pada
Asuhan Keperawatan Ny.S Dengan Stroke di Ruang Anggrek II RSUD Dr. Moewardi
Surakarta” di dapatkan : sebelum dilakukan tindakan pasien belum ada luka dekubitus dan
setelah dilakukan tindakan mengubah posisi dan masase kulit tidak ada luka dekubitus,
dan menunjukkan bahwa dengan terapi masase ini mampu mengurangi terjadinya luka
dekubitus. Dalam literatur lain yang dilakukan oleh Rosfiati, et al.,(2015)” Pengaruh Pijat
Punggung Terhadap Tingkat Kecemasan Dan Kenyamanan Pasien Angina Pektoris Stabil
Sebelum Tindakan Angiografi Koroner” bahwa adanya hubungan tingkat kecemasan dan
kenyamanan sesudah pijat punggung sebelum tindakan coronary angiography. Ada
pengaruh pijat punggung terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum tindakan coronary
angiography setelah dikontrol dengan karakteristik pasien. Ada pengaruh pijat punggung
terhadap tingkat kenyamanan pasien sebelum tindakan coronary angiography setelah
dikontrol dengan karakteristik pasien. Ada pengaruh pijat punggung terhadap tekanan
darah diastolik, frekuensi nadi dan respirasi, dan suhu pasien sebelum tindakan angiografi
koroner setelah dikontrol dengan karakteristik pasien. Tidak ada pengaruh pijat punggung
terhadap tekanan darah sistole sesudah intervensi sebelum tindakan coronary
angiography.
Dalam literatur lain yang diteliti oleh Rossalina(2016)” The Effectiveness Of Back
Massage Using Virgin Coconut Oiland White Petroleum Jelly To Prevent Pressure Sores.”
juga menyatakan hal yang sesuai bahwa Pijat punggung menggunakan Minyak kelapa
dapat mencegah terjadinya luka tekan sebesar 80 % pada penderita yang mempunyai
resiko secara bermakna (p < 0,05). Pijat punggung menggunakan white petroleum jelly
dapat mencegah terjadinya luka tekan sebesar 68 % pada penderita yang mempunyai risiko
secara bermakna (p < 0,05). Adapun penggunaan virgin coconut oil (VCO) dalam
penerapan teknik massage untuk mencegah terjadinya dekubitus pada penderita stroke
yang dilakukan oleh Na’mat (2016) menunjukkan hasil bahwa ,dengan metode masase dan
mengubah posisi dapat membantu mencegah terjadinya dekubitus. Selain itu pada
penelitian yang dilakukan Vivin (2015)” The Effectiveness Of Back Massage Using Virgin
Coconut Oiland White Petroleum Jelly To Prevent Pressure Sores”, bahwa pengaplikasian
pemberian masase pada penderita Stroke mampu efektif dalam membuat tubuh lebih rileks
dan kualitas tidur pasien lebih meningkat dibandingkan sebelum dilakukan tindakan
masase.

3.2. ANALISIS LITERATUR

Dari hasil lima kajian literatur yang didapatkan bahwa tindakan masase pada pasien
dengan diagnosa kecemasan, diagnosa stroke dan pasien dengan tirah baring yang lama,
menunjukkan keberhasilan yang berarti. Di mana dapat membantu mencegah terjadinya
luka dekubitus, dan mampu mengurangi kecemasan yang dialami pasien.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PELAKSANAAN TINDAKAN

Back masase diintervensikan pada 3 lansia di ruang rawat inap lantai 30 MRCCC
Siloam semanggi. Intervensi dilakukan ketika memenuhi kebutuhan dasar lansia yaitu
memandikan lansia, mengganti baju, mengganti diapers, mengubah posisi lansia pada
tempat tidur dan lain sebagainya. Tindakan ini dapat diintervensikan secara fleksibel
tergantung kebutuhan dan kesediaan lansia. Evaluasi dilakukan dengan mengkaji data
subjektif pasien serta data objektif penulis. Sebelum intervensi dilakukan, lansia pertama
mengatakan bahwa punggungnya pegal karena lama berbaring di tempat tidur. Data
objektif yang didapatkan adalah punggung tidak berwarna kemerahan dan terdapat bekas
tekanan; lansia kedua mengatakan bahwa badannya pegal karena tidur terlentang terlalu
lama dengan data objektif yang di dapatkan warna punggung khas akibat kompresi pada
punggung; keluarga lansia ke tiga mengatakan hal yang serupa bahwa beliau sulit miring
kiri-kanan dengan data objektif pasien tampak lemah, nafas terdengar ronkhi pada kedua
lapang paru.

Setelah intervensi back masase dilakukan, pasien pertama mengatakan bahwa


badannya terasa lebih ringan dan pegal berkurang dengan data objektif punggung pasien
kembali berwarna kemerahan; pasien ke dua mengatakan bahwa punggungnya merasa
hangat setelah di masase, dan terasa lebih nyaman dengan data objektif warna kulit
punggung berwarna kembali kemerahan; pasien ke tiga data objektif bekas tekanan pada
punggung berkurang, punggung kembali berwarna kemerahan.

4.2 HASIL YANG DIDAPATKAN

Sebelum dilakukan back masase pada lansia dengan tirah baring, hasil observasi
menunjukkan bahwa daerah punggung lansia tidak berwarna kemerahan, mengindikasikan
bahwa sirkulasi darah pada jaringan punggung tidak lancar, pasien mengatakan bahwa
bagian punggung terasa pegal. Setelah dilakukan intervensi back massage pada lansia,
hasil observasi menunjukkan bahwa area punggung yang telah dilakukan intervensi back
massage berwarna kemerahan mengindikasikan bahwa sirkulasi darah pada lokasi
intervensi kembali lancar, pasien mengatakan bahwa tubuhnya merasa hangat dan nyaman
setelah dilakukan intervensi. Penggunaan pelumas membantu mengurangi terjadinya
iritasi akibat tirah baring yang lama, juga membantu melembapkan area intervensi.
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Back Massage memiliki tujuan untuk meningkatkan dan mengembalikan sirkulasi


darah ke jaringan punggung untuk mencegah risiko terjadinya luka tekan pada lansia
dengan tirah baring lama. Terapi tersebut memiliki efek relaksasi, mengurangi kecemasan
dan meningkatkan kenyamanan pasien. Beberapa penelitian sebelumnya telah
menunjukkan bahwa back massage memiliki tingkat keberhasilan untuk mengurangi
risiko terjadinya luka tekan dengan p=0,025 dengan menggunakan virgin coconut oil.
Literatur lain milik Rosfiati, E., Nurachmah, E., Yulia (2015) menunjukkan bahwa back
massage mampu menurunkan tingkat kecemasan hingga p= 0.05 di mana level stres dari
skala 0 (tidak nyaman) menjadi 5 (nyaman level sedang).

5.2 REKOMENDASI

a. Bagi Perawat

Diharapkan intervensi tersebut dapat dilakukan rutin oleh perawat ruangan


setiap kali memandikan, menggantikan diapers, mengganti pakaian dan mengubah
posisi lansia (mika-miki). Sehingga angka kejadian luka tekan pada lansia dapat
berkurang.

b. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat menjadi sumber referensi dalam melakukan tindakan mandiri


keperawatan untuk mencegah luka tekan pada lansia. diharapkan dapat melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai titik-titik yang perlu diprioritaskan, dengan rentang
waktu dan kondisi sehingga hasilnya lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin.V.D(2015)Pemberian Masase Punggung Terhadap Kualitas Tidur Pada Asuhan


Keperawatan Ny.U Dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang Anggrek II RSUD
dr.Moewardi Surakarta. http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/28/01-
gdl-vivindelta-1351-1-ktivivi-n.pdf Diakses tanggal 11 November 2018

Rosfiati.E., Elly Nurachmah., Yulia(2015) Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Tingkat


Kecemasan dan Kenyamanan Pasien Angina Pektoris Stabil Sebelum Tindakan
AngiogrFI Koroner.Jurnal Keperawatan Indonesia.,Vol 18 No.2 Hal.12-113 pISSN
1410-4490,Eissn 2354-9203. http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/411 Diakses
tanggal 11 November 2018

Sari.N.I (2016) Penerapan Teknik Massage Menggunakan VCO(Virgin Coconut Oil) Untuk
Mencegah Terjadinya Dekubitus Pada Penderita Stroke.
http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/528/1/NA%27MAT%20ISLAM%20SARI%20
NIM.%20A01401929.pdf Diakses tanggal 12 November 2018

Sihombing.E.R., Risma.Y., Sudibyo.S(2016) The Effectiveness Of Back Massage Using Virgin


Coconut Oiland White Petroleum Jelly To Prevent Pressure Sores.Jurnal
Keperawatan 1(2) . http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/SHB/389 Diakses pada tanggal 11
November 2018

Sulistyorini.D(2015) Aplikasi Tindakan Merubah Posisi dan Massase Kulit Terhadap


PencegahAN Luka Dekubitus Pada Asuhan Keperawatan Ny.S dengan Stroke di
Ruang Anggrek II RSUD Dr.Moewardi.
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=1453 Diakses pada tanggal
11 November 2018

Anda mungkin juga menyukai