Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KAJIAN SITUASI

RUANG RAWAT INAP LCB DI RS IMMANUEL


BANDUNG

Laporan ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari tugas mata kuliah Keperawatan Manajemen

Disusun Oleh : Kelompok VI

Veren Sapulette 1490120101


Vigrit A. Parera 1490120135
Vingki E.S. Gogassa 1490121042
Vonda Leasa 1490120108
Wana L. Simorangkir 1490121018
Welhelmus Louk 1490120127
Yacomina Kuway 1490121006
Yohana Cuna Miru 1490120134
Yunita M. Selanno 1490120102
Yacob P. Alfons 1490121016
Yeremia Tana 1490120033

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2022
Case Study
Kelompok 6 : R.LCB
Ruang LCB adalah ruang rawat anak, pelayanan yang diberikan yaitu multi penyakit, di
dalamnya terdapat pelayanan dengan penyakit dalam dan bedah. Ruang ini dikelola oleh
seorang kepala ruangan dengan lulusan S.Kep Ners yang sudah memiliki pengalaman kerja
12 tahun 5 bulan. Ruang LCB mempunyai kapasitas tempat tidur sebanyak 22 tempat tidur,
terdiri dari kelas 1 dan kelas II. dengan BOR 72% dan derajat ketergantungan pasien terdiri
dari minimal care 3 orang, partial care 10 orang dan total care 3. Seluruh kamar pasien di
lengkapi dengan Ac dan terdapat lemari besar di setiap kamar pasien dan terdapat tempat
sampah infeksius di masing – masing kamar mandi. Jumlah tenaga perawat sebanyak 19
orang dengan kualifikasi pendidikan 12 lulusan S.Kep Ners dan 7 orang lulusan D3
Keperawatan. Berdasarkan hasil observasi didapatkan belum optimalnya pelaksanaan
handover, belum optimal kepatuhan perawat menggunakan APD setiap melakukan Tindakan
dan belum optimal pengisian dokumentasi keperawatan.

Pertanyaan penuntun dalam diskusi kelompok :


1. Uraikan gaya dan kompetensi pemimpin yang tepat digunakan terkait kasus tersebut.?
− Gaya kepemimpinan yang digunakan adalah Laizes Faire dimana gaya
kepemimpinan yang santai dan kurang menggontrol staffnya.
− Kompetensi pemimpin
 Pemimpin harus terampil menggunakan posisinya
 Mampu memecahkan masalah dengan baik
 Bersikap tegas dan berkomitmen atas keputusan yang diambil/disepakati
 Membuat kebijaksanaan dan keputusan dengan baik
 Memiliki ketrampilan dalam berkomunikasi

2. Uraikan fungsi-fungsi manajemen terkait kasus tersebut.?


a. Perencanaan/ Plenning
Tujuan dalam perencanaan ini dimana ruangan LCB menjadi ruang yang memiliki
pelayanan dan Tindakan yang optimal sesuia dengan masalah yang terjadi. Rencana
untuk ruang LCB dimana akan dibagikan ruangan sesuai dengan penyakit yang
dialami yaitu penyakit dalam dan penyakit bedah dan juga dilakukan penambahan
perawat.
Tenaga Kesehatan Pendidikan Jumlah tenaga Alat penunjang

Perawat Ners dan D3 25 APD

b. Pengorganisasian/Organizing
Setelah selesai dengan perencanaan yang dibuat kemudian lanjutkan dengan
penyusunan struktur organisasi ruangan LCB beserta pembagian tugas masing – masing.

Direktur Direktur Direktur


keperawatan utama keuangan

Kepala bidang

Supervisi

Kepala ruangan

Perawat
pelaksana

c. Staffing
Pembagian 25 perawat pelaksana yang berada di ruang LCB masing-masing memiliki 8
jam shift dengan 6 hari kerja. Pada setiap perawat melaksanakan jika full bad maka 1
perawat akan menangani satu pasien.
d. Pengarahan
Setiap perawat harus mematuhi dalam hal penggunaan APD dan pelaporan harus
optimal. Jika hal tersebut dilakukan maka akan diberikan reward.
e. Pengendalian/controlling
Selalu disiplin dengan setiap pendokumentasian asuhan keperawatan dan selalu
melakukan pengecekan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dari setiap
perawat.

3. Uraikan model praktek keperawatan professional yang tepat digunakan terkait kasus
tersebut.?
 Model asuhan keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa metode keperawatan
diruangan LCB menggunakan metode modular. Metode modular merupakan gabungan
dari metode tim dan primer yang dapat meningkatkan pelayanan karena pada metode
ini setiap perawat bertanggung jawab pada 4 sampai 5 pasien dalam 1 tim dan
pembagian tim diroling setiap bulan yang diharapkan dapat memberikan asuhan
keperawatan secara intensif yaitu dari pasien masuk sampai pulang,karena lebih
mengenal pasien yang dirawat.
4. Uraikan gaya pengelolaan konflik yang tepat digunakan terkait kasus tersebut.?
Gaya Pengolahan Masalah
a. Integrating (Problem Solving)
Gaya pengolahan konflik pada kasus tersebut menggunakan gaya penanganan
konflik Integrating (Problem Solving) yaitu proses integrasi berkaitan dengan
mekanisme pemecahan masalah seperti menentukan diagnosis dan intervensi yang
tepat dalam suatu masalah dalam gaya ini pihak-pihak yang berkepentingan secara
bersama-sama mengidentifikasikan masalah yang dihadapi, bertukar informasi
kemudian mencari mempertimbangkan dan memilih solusi alternatif pemecahan
masalah.
b. Pembahasan
Konflik terjadi karena handover, ketidak patuhan memakai APD dan belum
optimal pengisian dokumentasi keperawatan. Sumber-sumber konflik diorganisasi
dapat ditemukan karena kurang komunikasi antar perawat, kurangnya
ketersediaan saran dan prasarana. Dari kasus tersebut strategi yang digunaka
adalah integrating dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang berkaitan
terhadap konflik untuk mengidentifikasi masalah dan bertukar informasi
kemudian mencari solusi aternatif masalah tersebut.

5. Uraikan perhitungan kebutuhan SDM keperawatan.?


Jawaban:
Diketahui:
BOR= 72%
TT= 22
Jumlah Tenaga perawat= 19 orang (12 Ners & 7 D3)
Minimal care = 3 orang
Parsial care = 10 orang
Total care = 3 orang
Ditanya: Kebutuhan SDM perawat?

Jawab:
1. Keperawatan Langsung
Minimal care= 3x2 jam = 6 jam
Parsial care= 10x3 jam = 30 jam
Total care= 3x6 jam = 18 jam
2. Keperawatan tidak langsung
(3+10+3= 16 orang)
16x1 jam= 16 jam
3. Penyuluhan Kesehatan 16 orang
16x0,25= 4 jam
Total jam perawat = 74 jam
Jumlah jam perawat/hari/klien=
74 jam/16 klien= 4,625 jam
4,625 jam/klien/hari x 15 klien/hari
365 hari = 25,32 orang
16 pasien x 4,625 jam = 9,25 orang/hari
8
Yang diketahui jumlah perawat 19 orang
Yang dibutuhkan 25 orang
Jadi perlu tambahan perawat sebanyak (25-19 = 6 orang).

6. Uraikan data-data pada kasus diatas ke dalam analisa swot terkait kasus diatas.?
S (Kekuatan)
 Ruang LCB adalah ruang rawat anak, pelayanan yang diberikan yaitu multi
penyakit, di dalamnya terdapat pelayanan dengan penyakit dalam dan bedah.
 Ruang ini dikelola oleh seorang kepala ruangan dengan lulusan S.Kep Ners yang
sudah memiliki pengalaman kerja 12 tahun 5 bulan.
 Ruang LCB mempunyai kapasitas tempat tidur sebanyak 22 tempat tidur, terdiri
dari kelas 1 dan kelas II dengan BOR 72% dan derajat ketergantungan pasien
terdiri dari minimal care 3 orang, partial care 10 orang dan total care 3.
 Seluruh kamar pasien di lengkapi dengan Ac dan terdapat lemari besar di setiap
kamar pasien dan terdapat tempat sampah infeksius di masing – masing kamar
mandi.
 Jumlah tenaga perawat sebanyak 19 orang dengan kualifikasi pendidikan 12
lulusan S.Kep Ners dan 7 orang lulusan D3 Keperawatan.
W (Kelemahan)
Berdasarkan hasil observasi didapatkan
 Belum optimalnya pelaksanaan handover.
 Belum optimal kepatuhan perawat menggunakan APD setiap melakukan Tindakan
 Belum optimal pengisian dokumentasi keperawatan.
 Kekurangan tenaga perawat
O (Peluang)
Dalam studi kasus tidak ditunjukannya peluang dari luar organisasi namun adanya
kebijakan pemerintah tentang adanya pengembangan jenjang karir professional perawat
bisa menjadikan peluang untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja di rumah sakit
tersebut.
T (Ancaman)
 Adanya infeksi nosocomial
 Belum optimalnya pelaksanaan handover.
 Belum optimal kepatuhan perawat menggunakan APD setiap melakukan Tindakan
 Belum optimal pengisian dokumentasi keperawatan.
 Kekurangan tenaga perawat
A. MATRIKS IFE
NO. FAKTOR BOBOT RATING SKOR
Kekuatan (Strengths)
1. Ruang LCB adalah ruang rawat 0,16 2 0,32
anak, pelayanan yang diberikan
yaitu multi penyakit, di dalamnya
terdapat pelayanan dengan penyakit
dalam dan bedah.

2. Ruang ini dikelola oleh seorang 0,16 2 0,32


kepala ruangan dengan lulusan
S.Kep Ners yang sudah memiliki
pengalaman kerja 12 tahun 5 bulan.

3. Ruang LCB mempunyai kapasitas 0,25 3 0,75


tempat tidur sebanyak 22 tempat
tidur, terdiri dari kelas 1 dan kelas
II dengan BOR 72% dan derajat
ketergantungan pasien terdiri dari
minimal care 3 orang, partial care
10 orang dan total care 3.

4. Seluruh kamar pasien di lengkapi 0,25 3 0,75


dengan Ac dan terdapat lemari
besar di setiap kamar pasien dan
terdapat tempat sampah infeksius di
masing – masing kamar mandi.

5. Jumlah tenaga perawat sebanyak 19 0,16 2 0,32


orang dengan kualifikasi
pendidikan 12 lulusan S.Kep Ners
dan 7 orang lulusan D3
Keperawatan.

Jumlah 1 12 2,46
Kelemahan (Weaknes)
1. Belum optimalnya pelaksanaan 0,2 1 0,2
handover.
2 Belum optimal kepatuhan perawat 0,2 1 0,2
menggunakan APD setiap
melakukan Tindakan
3. Belum optimal pengisian 0,2 1 0,2
dokumentasi keperawatan.
4. Kekurangan tenaga perawat 0,4 2 0,8
Jumlah 1 5 1,4
Total 2 17 3,86

Keterangan:

Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai:
1 = sangat lemah
2 = tidak begitu lemah
3 = cukup kuat
4 = sangat kuat
Jadi, rating mengacu pada kondisi RS, sedangkan bobot mengacu pada industri dimna perusahan
berada
1. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skor
2. Jumlah semua skor untuk mendapat skor total bagi RS yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5.
Jika nilai dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal, RS adalah lemah, sedangkan nilai
yang berada diatas 2,5 menunjukan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE,
matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada
jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.

B. MATRIKS EFE
NO. FAKTOR BOBOT RATING SKOR
Peluang (Opportunity)
1. Adanya kebijakan pemerintah 1 2 2
tentang adanya pengembangan
jenjang karir professional perawat

Jumlah 1 2 2
Ancaman (Thread)
1. Adanya infeksi nosocomial 0,14 1 0,14
2 Belum optimalnya pelaksanaan 0,28 2 0,56
handover.
3 Belum optimal kepatuhan perawat 0,14 1 0,14
menggunakan APD setiap
melakukan Tindakan
4 Belum optimal pengisian 0,14 1 0,14
dokumentasi keperawatan.
5 Kekurangan tenaga perawat 0,28 2 0,56
Jumlah 1 7 1,54
TOTAL 2 9 3,54

Keterangan:

Rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4, dimana:

1= dibawah rata-rata
2 = rata-rata
3 = diatas rata-rata
4 = sangat bagus

Reting ditentukan berdasarkan efektifitas strategis rumah sakit. Dengan demikian nilai didasarkan
pada kondisi RS.

Jadi, reting mengacu pada kondisi RS, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana RS
berada:

1. Kalikan antara bobot dan reting dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skor
2. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahan yang dinilai. Skor 4,0
mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-
peluang yang ada dan menghindari ancama-ancaman di pasar industri. Sementara itu, skor
total sebesar 1,0 menunjukan bahwa perusahan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang
ada atau tidak menghindar ancaman-ancaman eksternal.

3. Diagram Cartesius

(3,86 , 3,54)

Keterangan :

Dari hasil pembobotan yang dilakukan kelompok dengan menggunakan Matriks IFE dan EFE
didapatkan hasil Strenght dan Weakness adalah 3,86 dan Opportunity dan Treath adalah 3,54.
Jadi dilihat dari diagram cartesius ruang LCB bawah berada pada kuadaran I yaitu kuadran
Aggressive Strategy. Dimana kuadran ini menunjukan situasi yang sangat menguntungkan.
Ruangan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif (growth oriented strategi).

7. Uraikan perumusan masalah terkait kasus tersebut.?


a. Belum optimalnya pelaksanaan handover
b. Belum optimalnya kepatuham perawat menggunakan APD setiap melakukan
Tindakan
c. Belum optimalnya pengisian dokumentasi keperawatan
d. Kekurangan tenaga perawat
8. Uraikan solusi pemecahan masalah terkait kasus tersebut.?
Dalam menentukan Pemecahan masalah menggunakan rumus CARL

C×A×R×L
C : ketersediaan sumber daya (dana, saran dan prasarana)
A: kemudahan masalah yang ada (mudah di atasi atau tidak)
R : kesiapan dari tenaga pelaksana
L : seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
No Alternatif Pemecahan Masalah C A R L Score Ket
1 Belum optimalnya pelaksanaan handover 5 4 4 4 320 I
2 Belum optimalnya kepatuhan perawat menggunakan APD 5 5 4 4 400 II
setiap melakukan Tindakan
3 Belum optimalnya pengisian dokumentasi 5 5 4 5 500 III
4 Kekurangan tenaga perawat 4 5 4 4 320 IV

KETERANGAN :
a. Sangat penting : 5
b. Penting : 4
c. Cukup penting: 3
d. Kurang penting : 2
e. Sangat kurang Penting : 1
9. Uraikan fishbone analysis terkait temuan masalah.?
a. Belum optimal dilakukannya proses hand over oleh perawat

MAN MATERIAL
MACHINE

Kurang informasi terkait


MPKP
Ketidaktepatan waktu
datang saat dinas Kurang kesadaran

Belum optimal
dilakukannya proses
hand over oleh
perawat

Ketidaklengkapan
perawat dinas di setiap Dilakukan tapi tidak
shift saat hand over sesuai standart
Kebiasaan

METHOD MEASUREMENT ENVIRONMENT


b. Ketidakpatuhan perawat dalam penggunaan dan pemeliharaan alat pelindung diri (APD) dalam melakukan tindakan keperawatan

MAN MATERIAL

Pelaksanaan tindakan keperawatan dan


Ada perawat yang tidak Ada perawat yang lupa pemeliharaan tidak sesuasi SOP
nyaman menggunakan menggunakan handscoon
handscooen

Kurang kesadaran

Pada handscone terdapat serbuk SOP jarang dibaca


Keterbatasan kesediaan Ketidakpatuhan perawat
putih yang berlebihan, kepanasan
APD dalam penggunaann dan
pemeliharaan APD dalam
melakukan tindakan
keperawatan

Penggunaan handscone Perawat tidak saling


APD bukan yang mengingatkan pentingnya
tidak sesuai SOP
disposible menggunakan APD

METHOD
ENVIRONMENT
c. Belum optimalnya manajemen asuhan keperawatan.

Material MAN
Belum terjadinya forum asuhan Masih ada tenaga keperawatan D3
keperawatan lengkap yang praktis
yang mudah diisi oleh perawat.
Belum adanya pelatihan menajemen
Format dokumentasi asuhan lebih banyak asuhan keperawatan
berisikan dokumentasi medis, sedangkan
keperawatan hanya pada forum pengkajian
sederhana

Belum optimalnya
asuhan keperawatan

Pengisian form asuhan keperawatan hanya


dibagian pengkajian saja, sedangkan dari
Pemanfaatan dukungan pengembangan
diagnosa sampai dengan evaluasi belum
pelayanan rumah sakit dan
ada form yang praktis sehingga
keperawatan
mengefektifkan waktu pemberian
pelayanan

Tuntutan asuhan keperawatan


kepada pasien belum dioptimalkan

Money
Belum memiliki SOP pengisian form
manejemen asuhan keperawatan

METHOD
d. Masih kurangnya jumlah tenaga perawat

MAN MATERIAL

Pemberian pelayanan
keperawatan kurang
maksimal dan beban kerja
perawat meningkat

MONEY

Masih kurangnya jumlah


tenaga perawat.

Kurangnya diskusi kepala ruangan


Tingkatkan metode tim dalam
dengan bagian SDM rumah sakit tentang
setiap tindakan keperawatan
ketenaga kerjaan

ENVIRONMENT

METHOD
10. Uraikan planning of action terkait kasus tersebut?
N Masalah Tujuan Strategi Kegiatan Metode Sasaran Indicator Waktu PJ
o keberhasilan
1 Belum Kepala ruangan 1. Melakukan Perencanaan: Kepala 14 jenuari 1.Diskusi
optimal dan seluruh staff diskusi dengan Ruangan 2022 berjalan dengan
1. Kontrak waktu Resosialisasi
pelaksanaan mengetahui dan KaRu terkait Han dan staff baik
dengan kepala
hand over memahami over
ruangan dan 2.Diskusi
oleh perawat pentingnya
2. Melakukan perawat ruangan dihadiri oleh
proses hand over
demonstrasi hand untuk mengadakan kepala ruangan
dalam pelayanan
over diskusi terkait hand
yang di lakukan 3. Hand Over
over
dilakukan
2. Mengkoordinasikan Redemonstrasi
setiap hari
dengan KaRu
terkait rencana ha
demonstrasi hand
over
Pelaksanaan:

1. Melakukan diskusi
dengan kepala ruangan
dan perawat terkait
hand over

2. Menyampaikan
informasi terkait hand
over

Melakukan
demonstrasi tentang
pelaksanaan hand over
2 Belum Seluruh perawat 1. Melakukan Perencanaan: Resosialisasi Karu 17 jenuari 1. seluruh
optimal diharapkan diskusi dengan dan 2022 perawat
kontrak waktu
kepatuhan memahami KaRu terkait APD seluruh mengetahui dan
pelaksanaan diskusi
perawat pentingnya 2.Melakukan redemonstrasi perawat melaksanakan
terkait APD dan
menggunakan penggunaan dan demonstrasi penggunaan
rencana demonstrasi
APD setiap pemeliharaan penggunaan dan dan
Pelaksanaan:
melakukan APD demi pemeliharaan pemeliharaan
tindakan keselamatan APD 1.Melakukan diskusi APD sesuai
perawat sendiri dengan KaRU terkait standar.
3. Melakukan
dan pasien APD
diskusi dan
pertemuan dengan 2. Melakukan
KaRu dan bagian koordinasi dengan
keperawatan KaRu terkait rencana
terkait penyediaan demonstrasi
APD penggunaan dan
pemeliharaan APD

3.Melakukan
demonstrasi
penggunaan dan
pemeliharaan APD

3 Belum Tujuan untuk 1. melakukan Perencanaan Resosialisasi Karu 18 jenuari 1. seluruh


optimalnya pelaksanaan diskusi dengan dan 2022 perawat
1. mensosialisasikan Diskusi
pengisian dokumentasi karu seluruh mengetahui
tentang
dokumentasi sesuai dengan 2. melakukan perawat pelaksanaan
pendokumentasian
keperawatan pelaksanaan sosialisasi terkait dokumentasi
asuhan keperawatan
asuhan dengan sesui dengan
keperawatan pendokumentasian 2. menerapkan cara- pelaksanaan
asuhan cara asuhan
keperawatan pendokumentasian keperawatan
asuhan keperawatan

3. melibatkan peran
aktif dari perawat
ruangan

4 Kekurangan Terpenuhinya 1. melakukan 1. mendiskusikan Diskusi dan Karu 19 jenuari 1. dapat


tenaga jumlah perawat diskusi dengan masalah dengan karu desiminasi dan 2022 terpenuhinya
perawat ideal karu dan kepala bidang seluruh jumlah perawat
2. mengusulkan keperawatan serta perawat
penambahan komite penerimaan
tenaga perawat tenaga keperawatan

Anda mungkin juga menyukai