Laporan ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari tugas mata kuliah Keperawatan Manajemen
b. Pengorganisasian/Organizing
Setelah selesai dengan perencanaan yang dibuat kemudian lanjutkan dengan
penyusunan struktur organisasi ruangan LCB beserta pembagian tugas masing – masing.
Kepala bidang
Supervisi
Kepala ruangan
Perawat
pelaksana
c. Staffing
Pembagian 25 perawat pelaksana yang berada di ruang LCB masing-masing memiliki 8
jam shift dengan 6 hari kerja. Pada setiap perawat melaksanakan jika full bad maka 1
perawat akan menangani satu pasien.
d. Pengarahan
Setiap perawat harus mematuhi dalam hal penggunaan APD dan pelaporan harus
optimal. Jika hal tersebut dilakukan maka akan diberikan reward.
e. Pengendalian/controlling
Selalu disiplin dengan setiap pendokumentasian asuhan keperawatan dan selalu
melakukan pengecekan kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dari setiap
perawat.
3. Uraikan model praktek keperawatan professional yang tepat digunakan terkait kasus
tersebut.?
Model asuhan keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa metode keperawatan
diruangan LCB menggunakan metode modular. Metode modular merupakan gabungan
dari metode tim dan primer yang dapat meningkatkan pelayanan karena pada metode
ini setiap perawat bertanggung jawab pada 4 sampai 5 pasien dalam 1 tim dan
pembagian tim diroling setiap bulan yang diharapkan dapat memberikan asuhan
keperawatan secara intensif yaitu dari pasien masuk sampai pulang,karena lebih
mengenal pasien yang dirawat.
4. Uraikan gaya pengelolaan konflik yang tepat digunakan terkait kasus tersebut.?
Gaya Pengolahan Masalah
a. Integrating (Problem Solving)
Gaya pengolahan konflik pada kasus tersebut menggunakan gaya penanganan
konflik Integrating (Problem Solving) yaitu proses integrasi berkaitan dengan
mekanisme pemecahan masalah seperti menentukan diagnosis dan intervensi yang
tepat dalam suatu masalah dalam gaya ini pihak-pihak yang berkepentingan secara
bersama-sama mengidentifikasikan masalah yang dihadapi, bertukar informasi
kemudian mencari mempertimbangkan dan memilih solusi alternatif pemecahan
masalah.
b. Pembahasan
Konflik terjadi karena handover, ketidak patuhan memakai APD dan belum
optimal pengisian dokumentasi keperawatan. Sumber-sumber konflik diorganisasi
dapat ditemukan karena kurang komunikasi antar perawat, kurangnya
ketersediaan saran dan prasarana. Dari kasus tersebut strategi yang digunaka
adalah integrating dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang berkaitan
terhadap konflik untuk mengidentifikasi masalah dan bertukar informasi
kemudian mencari solusi aternatif masalah tersebut.
Jawab:
1. Keperawatan Langsung
Minimal care= 3x2 jam = 6 jam
Parsial care= 10x3 jam = 30 jam
Total care= 3x6 jam = 18 jam
2. Keperawatan tidak langsung
(3+10+3= 16 orang)
16x1 jam= 16 jam
3. Penyuluhan Kesehatan 16 orang
16x0,25= 4 jam
Total jam perawat = 74 jam
Jumlah jam perawat/hari/klien=
74 jam/16 klien= 4,625 jam
4,625 jam/klien/hari x 15 klien/hari
365 hari = 25,32 orang
16 pasien x 4,625 jam = 9,25 orang/hari
8
Yang diketahui jumlah perawat 19 orang
Yang dibutuhkan 25 orang
Jadi perlu tambahan perawat sebanyak (25-19 = 6 orang).
6. Uraikan data-data pada kasus diatas ke dalam analisa swot terkait kasus diatas.?
S (Kekuatan)
Ruang LCB adalah ruang rawat anak, pelayanan yang diberikan yaitu multi
penyakit, di dalamnya terdapat pelayanan dengan penyakit dalam dan bedah.
Ruang ini dikelola oleh seorang kepala ruangan dengan lulusan S.Kep Ners yang
sudah memiliki pengalaman kerja 12 tahun 5 bulan.
Ruang LCB mempunyai kapasitas tempat tidur sebanyak 22 tempat tidur, terdiri
dari kelas 1 dan kelas II dengan BOR 72% dan derajat ketergantungan pasien
terdiri dari minimal care 3 orang, partial care 10 orang dan total care 3.
Seluruh kamar pasien di lengkapi dengan Ac dan terdapat lemari besar di setiap
kamar pasien dan terdapat tempat sampah infeksius di masing – masing kamar
mandi.
Jumlah tenaga perawat sebanyak 19 orang dengan kualifikasi pendidikan 12
lulusan S.Kep Ners dan 7 orang lulusan D3 Keperawatan.
W (Kelemahan)
Berdasarkan hasil observasi didapatkan
Belum optimalnya pelaksanaan handover.
Belum optimal kepatuhan perawat menggunakan APD setiap melakukan Tindakan
Belum optimal pengisian dokumentasi keperawatan.
Kekurangan tenaga perawat
O (Peluang)
Dalam studi kasus tidak ditunjukannya peluang dari luar organisasi namun adanya
kebijakan pemerintah tentang adanya pengembangan jenjang karir professional perawat
bisa menjadikan peluang untuk meningkatkan kualifikasi tenaga kerja di rumah sakit
tersebut.
T (Ancaman)
Adanya infeksi nosocomial
Belum optimalnya pelaksanaan handover.
Belum optimal kepatuhan perawat menggunakan APD setiap melakukan Tindakan
Belum optimal pengisian dokumentasi keperawatan.
Kekurangan tenaga perawat
A. MATRIKS IFE
NO. FAKTOR BOBOT RATING SKOR
Kekuatan (Strengths)
1. Ruang LCB adalah ruang rawat 0,16 2 0,32
anak, pelayanan yang diberikan
yaitu multi penyakit, di dalamnya
terdapat pelayanan dengan penyakit
dalam dan bedah.
Jumlah 1 12 2,46
Kelemahan (Weaknes)
1. Belum optimalnya pelaksanaan 0,2 1 0,2
handover.
2 Belum optimal kepatuhan perawat 0,2 1 0,2
menggunakan APD setiap
melakukan Tindakan
3. Belum optimal pengisian 0,2 1 0,2
dokumentasi keperawatan.
4. Kekurangan tenaga perawat 0,4 2 0,8
Jumlah 1 5 1,4
Total 2 17 3,86
Keterangan:
Rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai:
1 = sangat lemah
2 = tidak begitu lemah
3 = cukup kuat
4 = sangat kuat
Jadi, rating mengacu pada kondisi RS, sedangkan bobot mengacu pada industri dimna perusahan
berada
1. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skor
2. Jumlah semua skor untuk mendapat skor total bagi RS yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5.
Jika nilai dibawah 2,5 menandakan bahwa secara internal, RS adalah lemah, sedangkan nilai
yang berada diatas 2,5 menunjukan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE,
matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada
jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0.
B. MATRIKS EFE
NO. FAKTOR BOBOT RATING SKOR
Peluang (Opportunity)
1. Adanya kebijakan pemerintah 1 2 2
tentang adanya pengembangan
jenjang karir professional perawat
Jumlah 1 2 2
Ancaman (Thread)
1. Adanya infeksi nosocomial 0,14 1 0,14
2 Belum optimalnya pelaksanaan 0,28 2 0,56
handover.
3 Belum optimal kepatuhan perawat 0,14 1 0,14
menggunakan APD setiap
melakukan Tindakan
4 Belum optimal pengisian 0,14 1 0,14
dokumentasi keperawatan.
5 Kekurangan tenaga perawat 0,28 2 0,56
Jumlah 1 7 1,54
TOTAL 2 9 3,54
Keterangan:
1= dibawah rata-rata
2 = rata-rata
3 = diatas rata-rata
4 = sangat bagus
Reting ditentukan berdasarkan efektifitas strategis rumah sakit. Dengan demikian nilai didasarkan
pada kondisi RS.
Jadi, reting mengacu pada kondisi RS, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana RS
berada:
1. Kalikan antara bobot dan reting dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skor
2. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahan yang dinilai. Skor 4,0
mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-
peluang yang ada dan menghindari ancama-ancaman di pasar industri. Sementara itu, skor
total sebesar 1,0 menunjukan bahwa perusahan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang
ada atau tidak menghindar ancaman-ancaman eksternal.
3. Diagram Cartesius
(3,86 , 3,54)
Keterangan :
Dari hasil pembobotan yang dilakukan kelompok dengan menggunakan Matriks IFE dan EFE
didapatkan hasil Strenght dan Weakness adalah 3,86 dan Opportunity dan Treath adalah 3,54.
Jadi dilihat dari diagram cartesius ruang LCB bawah berada pada kuadaran I yaitu kuadran
Aggressive Strategy. Dimana kuadran ini menunjukan situasi yang sangat menguntungkan.
Ruangan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif (growth oriented strategi).
C×A×R×L
C : ketersediaan sumber daya (dana, saran dan prasarana)
A: kemudahan masalah yang ada (mudah di atasi atau tidak)
R : kesiapan dari tenaga pelaksana
L : seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
No Alternatif Pemecahan Masalah C A R L Score Ket
1 Belum optimalnya pelaksanaan handover 5 4 4 4 320 I
2 Belum optimalnya kepatuhan perawat menggunakan APD 5 5 4 4 400 II
setiap melakukan Tindakan
3 Belum optimalnya pengisian dokumentasi 5 5 4 5 500 III
4 Kekurangan tenaga perawat 4 5 4 4 320 IV
KETERANGAN :
a. Sangat penting : 5
b. Penting : 4
c. Cukup penting: 3
d. Kurang penting : 2
e. Sangat kurang Penting : 1
9. Uraikan fishbone analysis terkait temuan masalah.?
a. Belum optimal dilakukannya proses hand over oleh perawat
MAN MATERIAL
MACHINE
Belum optimal
dilakukannya proses
hand over oleh
perawat
Ketidaklengkapan
perawat dinas di setiap Dilakukan tapi tidak
shift saat hand over sesuai standart
Kebiasaan
MAN MATERIAL
Kurang kesadaran
METHOD
ENVIRONMENT
c. Belum optimalnya manajemen asuhan keperawatan.
Material MAN
Belum terjadinya forum asuhan Masih ada tenaga keperawatan D3
keperawatan lengkap yang praktis
yang mudah diisi oleh perawat.
Belum adanya pelatihan menajemen
Format dokumentasi asuhan lebih banyak asuhan keperawatan
berisikan dokumentasi medis, sedangkan
keperawatan hanya pada forum pengkajian
sederhana
Belum optimalnya
asuhan keperawatan
Money
Belum memiliki SOP pengisian form
manejemen asuhan keperawatan
METHOD
d. Masih kurangnya jumlah tenaga perawat
MAN MATERIAL
Pemberian pelayanan
keperawatan kurang
maksimal dan beban kerja
perawat meningkat
MONEY
ENVIRONMENT
METHOD
10. Uraikan planning of action terkait kasus tersebut?
N Masalah Tujuan Strategi Kegiatan Metode Sasaran Indicator Waktu PJ
o keberhasilan
1 Belum Kepala ruangan 1. Melakukan Perencanaan: Kepala 14 jenuari 1.Diskusi
optimal dan seluruh staff diskusi dengan Ruangan 2022 berjalan dengan
1. Kontrak waktu Resosialisasi
pelaksanaan mengetahui dan KaRu terkait Han dan staff baik
dengan kepala
hand over memahami over
ruangan dan 2.Diskusi
oleh perawat pentingnya
2. Melakukan perawat ruangan dihadiri oleh
proses hand over
demonstrasi hand untuk mengadakan kepala ruangan
dalam pelayanan
over diskusi terkait hand
yang di lakukan 3. Hand Over
over
dilakukan
2. Mengkoordinasikan Redemonstrasi
setiap hari
dengan KaRu
terkait rencana ha
demonstrasi hand
over
Pelaksanaan:
1. Melakukan diskusi
dengan kepala ruangan
dan perawat terkait
hand over
2. Menyampaikan
informasi terkait hand
over
Melakukan
demonstrasi tentang
pelaksanaan hand over
2 Belum Seluruh perawat 1. Melakukan Perencanaan: Resosialisasi Karu 17 jenuari 1. seluruh
optimal diharapkan diskusi dengan dan 2022 perawat
kontrak waktu
kepatuhan memahami KaRu terkait APD seluruh mengetahui dan
pelaksanaan diskusi
perawat pentingnya 2.Melakukan redemonstrasi perawat melaksanakan
terkait APD dan
menggunakan penggunaan dan demonstrasi penggunaan
rencana demonstrasi
APD setiap pemeliharaan penggunaan dan dan
Pelaksanaan:
melakukan APD demi pemeliharaan pemeliharaan
tindakan keselamatan APD 1.Melakukan diskusi APD sesuai
perawat sendiri dengan KaRU terkait standar.
3. Melakukan
dan pasien APD
diskusi dan
pertemuan dengan 2. Melakukan
KaRu dan bagian koordinasi dengan
keperawatan KaRu terkait rencana
terkait penyediaan demonstrasi
APD penggunaan dan
pemeliharaan APD
3.Melakukan
demonstrasi
penggunaan dan
pemeliharaan APD
3. melibatkan peran
aktif dari perawat
ruangan