DISUSUN OLEH
KELOMPOK III :
T/A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah Kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN INDIKASI SECTIO CAESAREA”
ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai asuhan keperawatan pada Ibu Post Partum SC ini. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari
apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Kelompok III
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri (Manuaba,
2001). Terdapat dua cara persalinan, yaitu persalinan lewat vagina, lebih dikenal dengan
persalinan normal atau alami dan persalinan dengan operasi caesar (Sectio Caesarea),
yaitu bayi dikeluarkan lewat pembedahan perut (Kasdu, 2003).
Sectio Caesarea (SC) merupakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk
melahirkan janin dari dalam rahim (Carpenito, 2001). Menurut Christine (2005) dalam
tahun 30 tahun belakangan, peristiwa operasi caesar meningkat dengan pesat. Di
Australia dan Inggris, operasi caesar sekitar 10 sampai 15%. Di Amerika Serikat,
sekitar 16% sampai 20%. Brasil merupakan salah satu negara dengan tingkat operasi
caesar tertinggi di dunia. Tingkat kelahiran melalui operasi di Brasil saat ini sudah
mencapai 44 persen dimana menurut World Health Organization (WHO) standar rata-
rata operasi caesar di sebuah negara adalah sekitar 5-15%. Di Indonesia persentase
operasi caesar sekitar 5%. Di rumah sakit pemerintah rata-rata 11%, sementara di
rumah sakit swasta bisa lebih dari 30%.
Berbagai faktor yang dapat menjadi indikasi dilakukan tindakan SC antara lain
faktor ibu dan janin. Salah satu faktor yang berasal dari ibu adalah Disproporsi Kepala
Panggul (DKP). DKP atau Cephalopelvic Disproportion (CPD) adalah keadaan yang
menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin
tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi kepala panggul disebabkan oleh panggul
sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya (Cunningham, 2005). Ukuran
lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin dapat menyebabkan
ibu tidak dapat melahirkan secara alami (Kasdu, 2003).
d. Payudara
Bayi yang lahir secara sectio caesaria dengan pembiusan umum, rawat
gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar (bayi tidak mengantuk), missal 4-6 jam
setelah operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun ibu masih mendapat infus.
Bantuan petugas kesehatan untuk memegang bayi atau menaruh pada posisi yang
nyaman bagi ibu sangat diperlukan sampai ibu dapat duduk dan aktif kembali. Bila
pembiusan spinal bayi dapat diberi ke ibu segera setelah selesai operasi.
e. Sistem Kardiovaskuler
Post sectio caesaria volume darah cenderung menurun akibat perdarahan
post operasi. Suhu badan meningkat dalam 24 jam pertama. Pada 6 sampai 8 jam
pertama setelah persalinan umumnya. ditemukan bradikardi, keadaan pernafasan
berubah akibat dari anastesi.
f. Sistem Urinari
Post sectio caesaria fungsi ginjal akan normal dalam beberapa bulan
setelah persalinan karena adanya peregangan dinding abdomen pada vesika
urinaria yang merupakan hasil filtrasi dari ginjal, sehingga pasien yang terpasang
kateter kemungkinan dapat terjadi infeksi saluran kemih.
g. Sistem Endokrin
Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin selama masa nifas yaitu
hormon plasenta. Hormon ini menurun dengan cepat setelah persalinan. Keadaan
Humal Placental Lactogen (HPL) merupakan keadaan yang tidak terdeteksi dalam
24 jam. Keadaan esterogen dalam plasenta menurun sampai 10% dari nilai ketika
hamil dalam waktu 3 jam. Setelah persalinan pada hari ke-7 keadaan progesteron
dalam plasma menurun, luteal pertama pada hormon pituitary keadaan prolaktin
pada darah meninggi dengan cepat pada kehamilan mencapai keadaan seperti
sebelum kehamilan dalam waktu 2 minggu.
h. Sistem Integumen
Striae yang diakibatkan karena regangan kulit abdomen mungkin akan tetap
bertahan lama setelah kelahiran tetapi akan menghilang menjadi bayangan yang
lebih terang. Bila klien terdapat linea nigra atau topeng kehamilan (kloasma)
biasanya akan memutih dan kelamaan akan menghilang.
i. Sistem Gastrointestinal
Post sectio caesaria gangguan nutrisi terjadi setelah terjadi 24 jam post
partum sebagai akibat dari pembedahan dengan anastesi general yang diakibatkan
tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga mobilitas makanan akan lebih
lama berada dalam saluran makanan akibat pembesaran rahim.
5. Etiologi
Indikasi dilakukan sectio caesaria pada ibu adalah disproporsi cepalo pelvik, placenta
previa, tumor jalan lahir, hidromnion, kehamilan gemeli, sedangkan pada janin adalah
janin besar, mal presentasi, letak lintang, hidrocepalus (Oxorn, 1996 : 634). Penyebab
dari pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui, faktor predisposisinya (Taber,
1994) :
1. Nulipara umur belasan tahun.
2. Pasien kurang mampu, dengan pemeriksaan antenatal yang buruk terutama,dengan diit
kurang protein.
3. Mempunyai riwayat pre eklampsia atau eklampsia dalam keluarganya.
4. Mempunyal penyakit vaskuler hipertensi sebelumnya
7. Komplikasi
1. Komplikasi sectio caesaria adalah
a. Infeksi puerpeural (nifas)
1) Ringan, dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
2) Sedang, dengan kertaikan suhu lebih tinggi, disertai dehidrasi, perut sedikit
kembung.
3) Beral, dengan peritonitis dan sepsis, hal ini sering dijumpai pada partus terlantar,
dimana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang teah
pecah terlalu lama, penanganannya adalah pemberian cairan, elektrolit dan
antibiotik yang ada dan tepat.
b. Perdarahan, disebabkan karena
1) Banyak pembuIuh darah terputus dan terbuka.
2) Antonia uteri
3) Perdarahan pada placenta bed.
c. Juka kandung kemih
d. kemungkinan ruptura uteri spontanea pada kehamilan mendatang.
(Mochtar, 1998 : 121)
8. Manifestasi Klinis
Persalinan dengan Sectio Caesarea, memerlukan perawatan yang lebih koprehensif
yaitu: perawatan post operatif dan perawatan post partum. Manifestasi klinis sectio
caesarea menurut Doenges (2001), antara lain :
a. Nyeri akibat ada luka pembedahan
b. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
c. Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
d. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak banyak)
e. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800ml
f. Emosi labil/perubahan emosional dengan mengekspresikan ketidakmampuan
menghadapi situasi baru
g. Biasanya terpasang kateter urinarius
h. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
i. Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah
j. Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler
k. Pada kelahiran secara SC tidak direncanakan maka bisanya kurang paham prosedur
l. Bonding dan Attachment pada anak yang baru dilahirkan.
b) Hipotensi dengan nadi yang cepat dan lemah (>100x/menit) yang dapat
menunjukkan perdarahan dan syok.
c) Hipotensi ortostatik karena penyesuaian kembali kardiovaskuler ke
dalam keadaan sebelum hamil.
d) Peningkatan tekanan darah.
e) Nadi yang meningkat menunjukkan adanya perdarahan.
a. Kepala dan Wajah
1) Mata
Konjungtiva yang anemis menunjukkan adanya anemia karena perdarahan saat
persalinan.
2) Hidung
Tanyakan pada ibu apakah ibu pilek atau riwayat sinusitis. Infeksi pada ibu
postpartum dapat meningkatkan kebutuhan energi.
3) Telinga
Kaji pendengarannya telinga kanan dan kiri, adakah riwayat otitis media,
kebersihan daun telinga atau lubang telinga.
c. Leher
Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di bawah telinga dan pembesaran
kelenjar tiroid. Kelenjar limfe yang membesar menunjukkan adanya infeksi,
ditunjang dengan tanda yang lain seperti hipertermi, nyeri, bengkak.
d. Payudara
1) Kesan Umum
Peganglah payudara dengan perlahan dan kaji apakah simetris antara kanan
dan kiri, keras, ada nyeri tekan dan hangat. Kaji apakah terdapat bendungan
ASI (breast engorgement) yang menimbulkan rasa nyeri bagi ibu atau massa,
dengan palpasi. Bahkan dapat ditemukan mastitis dengan tanda-tanda merah,
bengkak, panas, nyeri.
2) Puting Susu
Kaji apakah ASI atau kolustrum sudah keluar dengan memencet puting ibu.
Kaji juga kebersihan puting. Kaji puting susu apakah mengalami pecah-
pecah, fisura dan perdarahan.
3) Pengkajian Menyusui
Kriteria untuk mengevaluasi cara menyusui adalah hubungan keterikatan ibu
dan bayi, cara menyusu bayi, posisi pada saat menyusui, let-down, kondisi
putting susu, respon bayi dan respon ibu.
e. Abdomen
1) Keadaan
Kaji apakah terdapat striae dan linea alba. Kaji keadaan abdomen, apakah
lembek atau keras. Abdomen yang keras menunjukkan kontraksi uterus
bagus sehingga perdarahan dapat diminimalkan. Abdomen yang lembek
menunjukkan sebaliknya dan dapat dimasase untuk merangsang kontraksi.
3) Fundus uteri
Palpasi fundus uteri dari arah umbilikus ke bawah. Tentukan tinggi fundus
uteri (contoh : 1 jari di atas pusat, 2 jari di atas pusat, dll), posisi fundus,
apakah sentral atau lateral. Posisi lateral biasanya terdorong oleh bladder
yang penuh. Kontraksi juga perlu diperiksa, kontraksi lemah atau perut
teraba lunak menunjukkan kontraksi uterus kurang maksimal sehingga
memungkinkan terjadi perdarahan.
Kaji fundus uteri setiap hari yakni kekuatan dan lokasinya, pastikan bahwa
klien mengosongkan kandung kemih sebelum palpasi dilakukan.
Kaji tingkat distensi kandung kemih secara sering dalam 8 jam pertama
setelah melahirkan, ukur haluaran urin, berkemih dalam jumlah sedikit dan
sering berkemih yang berturut-turut menandakan adanya gangguan urin.
f. Perineum
Kaji tanda dan karakter lokhea setiap hari meliputi jumlah, warna, konsistensi
dan bau lokhea ibu postpartum untuk memberikan indeks essensial pemulihan
endometrium. Perubahan warna lokhea harus sesuai, misal ibu postpartum 7 hari
harus memiliki lokhea yang sudah berwarna merah muda atau keputihan.
g. Ekstremitas
Kaji sirkulasi perifer, catat adanya varises, edema dan kesimetrisan ukuran dan
bentuk, suhu warna dan rentang gerak sendi. Catat khususnya tanda
tromboflebitis dan tanda homan. Tanda homan yang positif menunjukkan adanya
tromboflebitis sehingga dapat menghambat sirkulasi ke organ distal. Cara
memeriksa tanda homan adalah memposisikan ibu terlentang dengan tungkai
ekstensi, kemudian didorsofleksikan dan tanyakan apakah ibu mengalami nyeri
di betis. Jika nyeri maka tanda homan positif dan ibu harus dimotivasi untuk
mobilisasi dini agar sirkulasi lancar sehingga tromboflebitis bisa diabsorbsi.
h. Kaji status eliminasi fekal dan kembali ke pola sebelum melahirkan. Lakukan
aktivitas sehari-hari.
i. Evaluasi status nutrisi, meliputi kemampuan mengunyah, menelan makanan,
serta keadekuatan cairan dan diet untuk mendukung involusio laktasi.
j. Evaluasi tingkat pengetahuan klien tentang cara menyusui bayi baru lahir (ASI
atau dengan botol susu).
k. Riwayat kesehatan. Seharusnya berfokus pada riwayat medis keluarga, riwayat
genetik, dan reproduksi.
l. Kaji adapatasi psikososial
1. Tanda dan gejala kesedihan postpartum (postpartum blues), seperti
menangis, putus asa, kehilangan selera makan, konsentrasi buruk, sulit tidur
dan cemas.
2. Evaluasi integritas bayi baru lahir dengan keluarganya.
3. Observasi interaksi ibu baru dan anggota keluarga lainnya dengan bayi baru
lahir.
1. Pemeriksaan Kebutuhan Dasar
a. Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml.
b. Integritas Ego
Klien dapat menunjukan labilitas emosional, dari kegembiraan sampai ketakutan,
marah atau menarik diri.
c. Eliminasi
Karakter urine, urine jernih, pucat.
d. Nutrisi/Cairan
1) Abdomen lunak dengan tidak ada distensi.
2) Bising usus tidak ada, samar atau jelas.
e. Neurosensori
Kerusakan dan sensasi dibawah tingkat anastesia spinal epidural.
f. Nyeri/Ketidaknyamanan
Klien mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya : trauma
bedah / insisi, distensi kandung kemih / abdomen.
g. Pernapasan
Bunyi paru jelas.
h. Keamanan
Balutan abdomen tampak kering dan utuh.
i. Seksualitas
1) Fundus kontraksi kuat dan terletak di ambilikus.
2) Aliran lochea sedang dan bebas bekuan berlebihan.
j. Pemeriksaan laboratorium : hematokrit diukur pagi hari setelah pembedahan untuk
memastikan perdarahan pasca operasi atau mengisyaratkan hipovolemia.
BAB II
ASKEP POST PARTUM SC
A. Kasus
Pada tanggal 18 juni 2019 seorang pasien dengan inisial Ny. R masuk rumah sakit dengan
keluhan sakit pinggang menjalar sampai ke ari – ari dan keluar darah dari jalan lahir sekitar 30
menit.
B. Pengkajian
Ruangan/RS : KB Rawatan
Pada saat melakukan pengkajian pada hari kamis tanggal 20 Juni 2019, klien post operasi
sectio caesar 2 hari yang lalu mengeluh nyeri pada luka bekas operasi SC, skala nyeri 4, klien
mengeluh perutnya terasa kembung, klien mengatakan nyeri dirasakan ketika bergerak, klien
tampak meringis, terdapat luka jahitan di abdomen, intensitas nyeri ringan (4), klien tampak
sesekali memegang perut jika nyeri terasa, klien mengatakan darah yang keluar dari kemaluan
tidak terlalu banyak, sesekali aktivitas klien juga dibantun keluarganya. Bayi klien dirawat di
ruangan yang sama dengan klien dan berat badan lahir 2800 gram dan ASI klien lancar. Klien
terpasang injecpam pada tangan sebelah kiri. Hasil pengkajian tanda – tanda vital : Tekanan
Darah :110/80 mmHg, Suhu : 36, 5 ◦c, Pernafasan : 20 x/i, Nadi : 80 x/i.
Keluhan Utama (saat ini) :
Pasien megatakan nyeri perut karena luka post Sectio Caesarea
anak ke dua di RS. Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi kurang lebih sekitar 2 tahun yang lalu.
Keluarga klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit menular ataupun turunan
seperti : DM, Jantung, Asma, Ginjal, Ht, penyakit kejiwaan dan penyaki infeksi lainnya.
P : 1 A : - SC : 2
Keadaan
Penolong Jenis Jenis
No. Tahun BB/PB Anak
Persalinan Persalinan Kelamin
Sekarang
Bidan
1 2015 Normal P 3200gr Hidup
Desa / 45cm
Dokter Operasi
2 2017 Rumah Sectio P 3520gr Hidup
/ 50cm
Sakit Caesarea
Dokter Opersi
3 2019 Rumah Sectio P 2800gr Hidup
/47,5cm
Sakit Caesarea
SC dengan Indikasi sakit pinggang menjalar sampai ke ari – ari beserta keluarnya darah
dari jalan lahir
1. Jenis kelamin bayi : P, BB/PB : 2800 gram/47,5 cm
2. APGAR Skor Bayi : 7/10
3. Perdarahan : 500 cc
4. Masalah dalam persalinan : Tidak Ada
Riwayat Ginekologi
Keluhan : -
Tanda Vital
Pernapasan : 20x/mnt
PEMERIKSAAN FISIK DAN PENGKAJIAN POLA GORDON
1) Kepala
• Rambut
Berwarna hitam dan tampak berketombe
Tidak ada rambut rontok
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada benjolan
• Mata
Simetris kiri dan kanan
Pendengaran baik
Tidak ada nyeri tekan
Sclera tidak icterik
• Telinga
Simetris kiri dan kanan
Pendengaran baik
Tidak ada nyeri tekan
Tampak bersih
• Hidung
Simetris kiri dan kanan
Tampak bersih
Tidak nyeri
• Mulut dan Gigi
Tidak ada karies
Tidak ada perdarahan pada gusi
Mukosa bibir lembab
Lidah terlihat bersih
2) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada luka
3) Thorak
• Payudara
Simetris kiri dan kanan
Tampak bersih
Areola hiperpikmentasi
Tidak ada nyeri tekan
ASI banyak dan lancar
Puting susu menonjol
Tidak ada pembendungan pada payudara
• Paru-paru
I: Simetris dan kanan,ictus cordis tidak teraba
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Sonor di lapang paru
A: Suara nafas vesikuler
• Jantung
I: Simetris kiri dan kanan,tidak ada pembesaran jantung
P: Tidak nyeri tekan
P: Redup
A: Suara irama jantung teratur
• Abdomen
I: Ada luka bekas sectio caesarea sepanjang kurang lebih 10cm,luka tidak basah adanya
striae
A: Bising usus normal
P: Terdapat nyeri tekan pada luka post op sectio caesarea
P: Tympani
Fundus Uteri
Tinggi : 2 jari
Posisi : Tengah
Kontraksi : Baik
Kandung kemih
Fungsi pencernaan :
Perineum : Utuh
Kebersihan
Lokia : Rubra
Jenis/warna : merah
Konsistensi : encer
Bau : Amis
- Atas : Terpasang injecpam di tangan sebelah kiri, simetris kiri dan kanan.
- Bawah : Simetris kiri dan kanan,adanya udema pada kedua kaki, tidak ada kelainan
Tanda Homan : +
Eliminasi
Pola tidur : kebiasaan tidur, lama 6 jam, frekuensi Pola tidur saat ini 9 jam / hari
Keluhan ketidaknyamanan : ya / tidak, lokasi bagian perut bawah, sifat nyeri akut.
Intensitas 8.
Tingkat mobilisasi : 8
Keadaan Mental
• Adaptasi psikologis : klien dan semua keluarganya sangat merasa bahagia atas kelahiran
anaknya
• Penerimaan terhadap bayi : sangat menerima
• Masalah khusus : Tidak Ada
Kemampuan menyusui: Klien mengatakan tahu bagaimana cara menyusui bayinya dengan
benar. Seperti :
1. Sebelum mulai menyusui, tekan aerola di antara telunjuk dan ibu jari sehingga keluar 2-
3 tetes ASI
2. Saat bayi mengisa, usahakan mulutnya benar – benar sampai ke aerola payudara untuk
memberikan rangsangan yang memperlancar keluarnya ASI
3. Lakukan menyusui pada kedua belah payudara secara bergantian agar bayi merasa
kenyang dan payudara tidak bengkak sebelah.
4. Jangan terlalu kaku dalam menjadwalkan pemberian ASI. Upayakan menyusui 2-3 jam
sekali.
• Terapi Obat saat ini :
1 CEFTRIAXONE 2 gr 2x 1
2 SULFAFEROSUS 60 gr 2x 1
3 DEXA 2 amp 1x 1
4 VIT C 50 gr 3x 1
1 HB 10,2 (g/dl)
4 HT 31,0 (%)
RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN
Do :
1. sesekali klien tampak
meringis
2. klien tampak berhati-
hati bila bergerak bila
bergerak
3. tampak lupa post op
dibagian abdomen kurang
lebih 10cm yang masih
ditutupi verban
4. TTV:
Td : 110/60 mmHg
Suhu : 36,5 ºc
N : 80x/m
RR: 20x/m
3.3 intervensi
DO : Edukasi :
1. Jelaskan penyebab dan
1. Skala nyeri klien pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
2.Sesekali klien tampak pereda nyeri
3. Anjurkan monitor nyeri secara mand
meringis
4. Anjurkan teknik
nonfarkamkologis
3. pasien tampak berhati-hati untuk mengurangi
bila bergerak nyeri
• TD : 110/80 mmHg
• Suhu : 36,5 ◦c
Edukasi :
3. Anjurkan melakukan
latihan rentang gerak pasif
dan aktif secara sistematis
Implementasi
3.4 evaluasi
KEBIJAKAN -
PETUGAS Dokter, Bidan, Perawat
a. Tahap pra interaksi
✓ Menyiapkan SOP mobilisasi yang akan digunakan ✓
Melihat data atau riwayat SC pasien
✓Melihat intervensi keperawatan yang telah diberikan oleh
perawat
✓ Mengkaji kesiapan ibu untuk melakukan mobilisasi dini
✓ Mencuci tangan
b. Tahap orientasi
B. Saran
Setelah pemekalah membuat kesimpulan tentang asuhan keperawatan pada post operasi section
caesarea dengan klien Ny. R diruangan rawat inap Kebidanan RSUD Dr. Achmad.
Mochtar Bukittinggi tahun 2019. Maka penulis menganggap perlu adanya saran untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Adapun saran-saran sebagai berikut :
• Penulis
Penulis harus mampu memberikan dan berfikir kritis dalam melakukan asuhan keperawatan secara
komprehensif pada klien, terutama klien dengan post operasi section caesarea. Penulis juga harus
menggunakan teknik komunikasi terapeutik yang baik lagi pada saat pengkajian, tindakan, dan
evaluasi agar terjalin kerjasama yang baik untuk kesembuhan klien.
• Pendidikan
Institusi pendidikan kesehatan harus melakukan pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan
dimasa yang akan datang, agar bisa memberikan asuhan keperawatan yang professional khususnya
untuk klien post operasi sectio caesarea.
• Rumah sakit
Institusi Rumah sakit harus menekankan perawat dan tim medis lainnya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan demi membantu pengobatan klien dan memberikan kepuasan klien dalam
pelayanan Rumah sakit, terutama diruang rawat inap Kebidanan Bukittinggi.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/447774770/lamp-4-SOP-pdf
Di akses pada : tanggal 12 januari 2022 pukul 19.54
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.poltekke
sjogja.ac.id/2041/13/lamp%25204.%2520SOP.pdf&ved=2ahUKEwiQiNfGkKz1
AhW7S2wGHcsKDOkQFnoECA8QAQ&usg=AOvVaw2fuqquN-
crqfUBP28BEd4F
Di akses pada tanggal 12 januari 2022 pukul 20.15
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.unsrat
.ac.id/index.php/jkp/article/download/22890/22586&ved=2ahUKEwir8PeZh6z1A
hUeSGwGHQ52BIkQFnoECDkQAQ&usg=AOvVaw2pgms1uQoCaPry-
InRPcxP
Di akses pada tanggal 12 januari 2022 pukul 20.30