Anda di halaman 1dari 70

SKRIPSI

PENGARUH TERAPI MEWARNAI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA 6-12


TAHUN YANG MENGALAMI HOSPITALISASI: LITERATURE REVIEW

RISA SRI WULANDARI


NIM: 21116017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020

i
SKRIPSI

PENGARUH TERAPI MEWARNAI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA 6-12


TAHUN YANG MENGALAMI HOSPITALISASI: LITERATURE REVIEW

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

RISA SRI WULANDARI


NIM: 21116017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Literature Review ini diajukan oleh:


Nama : Risa Sri Wulandari
NIM : 21116017
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Proposal : Pengaruh Terapi Mewarnai Terhadap Kecemasan Anak Usia
6-12 Tahun Yang Mengalami Hospitalisasi

Telah diperiksa dan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disetujui
untuk dilakukan proses Ujian Komprehensif.

Palembang, Juli 2020


Pembimbing I Pembimbing II

Marwan Riki Ginanjar, S.Kep., Ns.,M.Kep Aristoteles, S.Kep., M.Kes


NBM :1206299 NBM : 1206450

Disetujui,
Ketua Program Studi

Yudi Abdul Majid, S.Kep., Ns., M.Kep


NBM: 1056216

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Risa Sri Wulandari


NIM : 21116017
Program Studi : Program Studi Sarjana Keperawatan
Judul Proposal : Pengaruh Terapi Mewarnai Terhadap Kecemasan Anak Usia
6-12 Tahun Yang Mengalami Hospitalisasi: Literature
Review

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Palembang.
DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Marwan Riki Ginanjar, S.Kep., Ns.,M.Kep ( )

Pembimbing II : Aristoteles, S.Kep., M.Kes ( )

Penguji I : Dewi Pujiana, S.Kep., Ns., M.Bmd ( )

Penguji II : Murbiah, S.Kep., Ns., M.Kep ( )

Ditetapkan di : Palembang
Tanggal : .......................
Ketua STIKes MP

Heri Shatriadi, CP.,M.Kes


NBM. 8884664

iv
HALAMAN ORISINILITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Risa Sri Wulandari

NIM : 21116017

Tanda Tangan :

Tanggal :

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik STIKes Muhammadiyah Palembang, saya yang bertanda


tangan dibawah ini:
Nama : Risa Sri Wulandari

NIM : 21116017

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


STIKes Muhammadiyah Palembang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non
Exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul Pengaruh
Terapi Mewarnai Terhadap Kecemasan Anak Usia 6-12 Tahun Yang Mengalami
Hospitalisasi(Literature Review) beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan
Hak Bebas Royalti Eksklusif ini STIKes Muhammadiyah Palembang, berhak
menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola dalam perangkat data
(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Palembang
Pada tanggal : Juli 2020
Yang menyatakan

Risa Sri Wulandari

vi
NIM. 21116017

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Biodata Penulis

Nama : Risa Sri Wulandari


Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi (OKU), 10 Oktober 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status :Menikah
Nama Orang Tua
Ayah : Arifin Lawi
Ibu : Linda
Agama : Islam
No Telpon : 082177579069
Email : asds.ywka@gmail.com
Alamat :Jalan Mataram Ujung RT. 02 RW. 01
Kel. Kemasrindo Kec. Kertapati Palembang

B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 1 Bali Makmur Tahun 2004-2010
2. SMP Bina Jaya Palembang Tahun 2010-2013
3. SMA Insaniyah Palembang Tahun2013-2016
4. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang 2016-
2020

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas
Berkat,Rahmat, dan Ridho-Nya penulis bisa menyelesaikan proposal ini.Penulisan
Literature Review ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Saya menydari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
Literature Review ini, sangat sulit bagi saya untuk menyelesaikan Literature Review
ini, oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, ridho, hidayah, kemudahan
kelancaran, dan ketenangan dalam mengerjakan Literature Review
2. Kedua orang tua Bapak Arifin Lawi dan Ibu Linda yang sangat kusayang dan
kucintai. Semua ini ku persembahkan untuk kalian, terima kasih selalu
medoakan dan telah memberikan segala dukungan baik moral maupun materi
3. Suamiku Angga Saputra, S.Pd yang sangat kusayang dan kucintai. Semua ini
ku persembahkan untuk kalian, terima kasih selalu medoakan dan telah
memberikan segala dukungan baik moral maupun materi
4. Bapak Heri Shatriadi, CP, M.Kes selaku ketua STIKes Muhammadiyah
Palembang
5. Bapak Yudi Abdul Majid S.Kep, Ns., M.Bmd Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang
6. Bapak Marwan Riki Ginanjar, S.Kep., Ns., M.Kepdan BapakAristoteles,
S.Kep., M.Kes sebagai pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu dan pemikiran demi tersusunnya Literature ini
7. Ibu Dewi Pujiana, S.Kep., Ns., M.Bmd dan Ibu Murbiah, S.Kep., Ns., M.Kep
sebagai penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan
Literature Review ini.

ix
8. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang
yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti
9. Teman-temanku Ayu Putri lestari, Alin Sri Mulyani, Aprilianti Safitri, Riska
Fatmawati, Lekat Nabila
Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya
dan menjadikannya sebagai amal jariyah. Akhirnya semoga Literature Review ini
dapat bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan ilmu keperawatan serta
bagi semua yang membacanya, Amin.

Palembang, Juni 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iv
HALAMAN ORISINALITAS............................................................................v
HALAMAN PUBLIKASI...................................................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...........................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI.........................................................................................................x
DAFTAR TABEL...............................................................................................xii
DAFTAR BAGAN..............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xiv
ABSTRAK...........................................................................................................xv
ABSTRACT........................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
D. Ruang Lingkup...........................................................................................5
E. Manfaat Penelitian.....................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................7


A. Tinjauan Teori............................................................................................7
B. Kerangka Teori.........................................................................................24

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN


HIPOTESIS...........................................................................................25
A. Kerangka Konsep......................................................................................25
B. Definisi Operasional.................................................................................25

xi
C. Hipotesis....................................................................................................26

BAB IV METODE PENELITIAN....................................................................27


A. Pertanyaan Panduan..................................................................................27
B. Kriteria Inklusi dan Ekslusi.......................................................................27
C. Data / Jurnal diperoleh dari Data Basase Elektronik...............................27

BAB V HASIL PENELITIAN...........................................................................29


BAB VI PEMBAHASAN...................................................................................34
A. Pembahasan...............................................................................................34
B. Keterbatasan..............................................................................................38

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................40


A. Kesimpulan...............................................................................................40
B. Saran..........................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman


Tabel 3.1 Definisi Operasional.............................................................................25
Tabel 5.1 Daftar Literature Review......................................................................30

xiii
DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan Halaman


Bagan 2.1 Kerangka Teori....................................................................................24
Bagan 3.1 Kerangka Konsep.................................................................................25
Bagan 4.1 Proses Literature Review.....................................................................28

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Permohonan Menjadi Responden


Lampiran II Lembaran Persetujuan Respoden
Lampiran III Kuisioner
Lampiran IV SOPTerapi Mewarnai

xv
ABSTRAK

Nama : Risa Sri Wulandari


Nim : 21116017
Program Studi : S1 Keperawatn
Judul : Pengaruh Terapi Mewarnai Terhadap Kecemasan Pada Anak
Usia 6-12 Tahun Yang Mengalami Hospitalisasi
Jumlah Halaman : 69

Latar Belakang:Hospitalisasi merupakan masuknya individu dengan berbagai


alasan seperti pemeriksaan diagnosis, prosedur operasi, perawatan medis,
pemberian obat dan menstabilkan atau pemantauan kondisi tubuh serta keadaan
krisis suatu anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Perawatan anak di
rumah sakit mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit dan berpisah dari
lingkungan yang dirasa aman, penuh kasih sayang dan teman sepermainnannya
dapat menimbulkan rasa kesemasan dan takut terhadap sesuatu. Cara untuk
menurunkan kecemasan pada anak yaitu melalui kegiatan permainan yaitu terapi
mewarnai. Tujuan:Untuk menganalisis pengaruh terapi mewarnai terhadap
kecemasan pada anak usia 6-12 tahun yang mengalami hospitalisasi.
Metodeologi Penelitian :Literature Review antara tahun 2016 sampai 2020
dengan bahasa indonesia dan bahasa inggris, Data diperoleh dari database
elektronik yakni google scholar dan perpustakaan nasional.Hasil:berdasarkan
data literature reviewdidapatkan hasil perbedan kecemasan sebelum dan sesudah
dilakukan terapi mewarnai. Terjadi penurunan kecemasan setelah dilakukan
terapi mewarnai.Kesimpulan:berdasarkan hasil literature reviewyang
telahdilakukan dapat disimpulkan teradapat pengaruh terapi mewarnai terhadap
kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi

Kata Kunci: terapi mewarnai, kecemasan anak, dan Hospitalisasi

xvi
ABSTRACT

Name : Risa Sri Wulandari


Student Number : 21116017
Study Program : S1 Keperawatan
Title : The effect of Hidrotherapy soak the feet red ginger
to the gout arthritis pain in the elderly
Total Pages : 69

Background:Hospitalization is the entry of individuals for various reasons such


as diagnostic examinations, surgical procedures, medical care, drug
administration and stabilizing or monitoring the body's condition and the crisis
situation of a child, when the child is sick and hospitalized. Child care at the
hospital requires children to stay in the hospital and separate from the
environment that feels safe, loving and other friends can cause anxiety and fear
of something. The way to reduce anxiety in children is through play activities
namely coloring therapy.Purpose:To analyze the effect of coloring therapy on
anxiety in children aged 6-12 years who experience hospitalization.Research
Methods: Literature Review between 2016 and 2020 in Indonesian and English,
data obtained from electronic databases namely Google Scholar and the national
library.Result: Based on the literature review data, the results of differences in
anxiety before and after coloring therapy were performed. A decrease in anxiety
after coloring therapy.Conclusion: Based on the results of the literature review
that has been conducted, it can be concluded that the influence of coloring
therapy on anxiety in children undergoing hospitalization.

Keywords: coloring therapy, child anxiety, and hospitalization

xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan seseorang yang berusia dari 0-18 tahun dalam masa
tumbuh kembang yang mempunyai kebutuhan fisik, psikologis sosial ataupun
spritual Anak mempunyai rentang perubahan yang di mulai dari bayi sampai
remaja, dipandang sebagai seseorang yang unik, dan mempunyai potensi besar
untuk tumbuh kemudian berkembang (Wulandari, 2016). Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan suatu proses yag berlanjut terus-menerus hingga
saling berkaitan lalu terjadi perubahan seseorang semasa hidupnya melalui proses
maturasi dan pembelajaran (Suriadi, 2010). Berdasarkan Badan Pusat Statistik
Amerika Serikat dalam menyatakan jumlah penduduk anak di dunia pada bulan
Januari 2018 mencapai 2501 Juta jiwa.
Sedangkan jumlah penduduk anak di Indonesia 70,63 juta jiwa. (Razali,
2019). Berdasarkan data penduduk anak Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017
menurut kelompok usia dan jenis kelamin di dapat anak usia 0-17 tahun
mencapai 76,6 Juta jiwa atau sebesar 30,5% dari total penduduk. Rasio jenis
kelamin (RJK) anak berjenis kelamin laki-laki 40,452 Ribu atau sebesar 30,81%
sedangkan yang berjenis kelamin perempuan 39.172 Ribu atau sebesar 30,12%,
jumlah anak laki-laki hampir sama dengan jumlah perempuan (BPS, 2018).
Anak sakit merupakan permasalahan yang kompleks dalam sebuah
keluarga yang dapat menimbulkan stres bagi anak itu sendiri maupun keluarga,
keluarga yang anaknya sakit bukan penerima pelayanan kesehatan pasif tetapi
patner yang penting untuk perawata pada anak (Putra, 2014).Kesehatan anak
sangat berbeda dengan orang dewasa karena respon anak terhadap sakit dan stres
berbeda sesuai dengan umur.Sekitar 70% kematian anak di bawah 5 tahun
disebabkan oleh diare, malaria, campak dan malnutrisi (Wulandari, 2016).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 di Indonesia anak sakit
bedasarkan jenis kelamin terdapat anak laki-laki 47,67% sedangkan anak
perempuan 47,58%. Di Sumatera Selatan anak sakit laki-laki 36,93% dan

1
perempuan 36,07% (BPS, 2018). Berdasarkan Studi Pendahuluan yang dilakukan
oleh Peneliti, anak sakit dengan usia 6-12 tahun yang dirawat inap di Ruang
Rasyid Thalib pada tahun 2019 berjumlah 652orang (RSMP, 2019).
Hospitalisasi merupakan masuknya individu dengan berbagai alasan
seperti pemeriksaan diagnosis, prosedur operasi, perawatan medis, pemberian
obat dan menstabilkan atau pemantauan kondisi tubuh serta keadaan krisis suatu
anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit (Saputro, 2017). Anak
membutuhkan perawatan yang sangat terjamin untuk menanggulangi efek
negatif terhadap hospitalisasi dengan mengembangkan efek positif dengan
membuat rencana asuhan keperawatan dengan berdasarkan pemahaman tentang
tumbuh dan perkembangan pada anak. Selama berada di rumah sakit, anak akan
merasakan takut, cemas, tegang, nyeri dan perasaan tidak menyenangkan sering
dialami. Banyak anak yang sakit dan dirawat inap menjadi kendala saat
ini.World of Health Organization (WHO) tahun 2012 menyatakan bahwa anak
dirawat di Amerika Serikat baik anak usia toddler, prasekolah ataupun anak usia
sekolah dengan jumlah 3-10% dari penduduk anak. Anak yang dirawat di Jerman
berjumlah sekitar 3% sampai 7% dari anak toddler dan 5 sampai 10% anak
prasekolah yang menjalani hospitalisasi. Berdasarkan hasil data penduduk anak
yang di rawat inap dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 di Indonesia anak
yang di rawat inap bedasarkan jenis kelamin dengan berjumlah laki-laki 9,99%
sedangkan perempuan 9,51% Di Sumatera Selatan anak di rawat di inap dengan
jumlah laki-laki 6,74% dan perempuan 47,4% (BPS, 2018).Berdasarkan Studi
Pendahuluan yang dilakukan oleh Peneliti, anak sakit dengan usia 6-12 tahun
yang dirawat inap di Ruang Rasyid Thalib pada bulan Desemberb 2019
berjumlah 49 orang (RSMP, 2019).
Perawatan anak di rumah sakit mengharuskan anak untuk tinggal di
rumah sakit dan berpisah dari lingkungan yang dirasa aman, penuh kasih sayang
dan teman sepermainnannya dapat menimbulkan rasa kesemasan dan takut
terhadap sesuatu (Wulandari, 2016). Kecemasan merupakan perasaan berlebihan
terhadap kondisi ketakutan, kegelisahan, bencana yang akan datang,

2
kekhawatiran seperti ketakutan dengan ancaman nyata yang dirasakan.
kecemasan berbeda dengan rasa takut, takut tidak dapat dibedakan dengan cemas
karena takut dan cemas megalamai pola respon perilaku emosional dalam waktu
yang sama (Saputro, 2017). Kecemasan sangat berhubungan dengan perasaan
tidak pasti dan ketidakberdayaan terhadap suatu objek atau keadaan, kecemasan
timbul sebagai respon stres, stres fisik ataupun fisiologis. Kecemasan terjadi
ketika merasa terancam, cemas mempunyai ketakutan yang tidak jelas dan
menyebar, berhubungan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya dengan
emosi yang tidak memiliki objek (Akhriansyah, 2018). Departemen Kesehatan
(DepKes) tahun 2013 menjelaskan prevalensi gangguan kecemasan yang terjadi
pada anak saat di rumah sakit dengan rata-rata berkisar pada angka 60-80% dari
populasi umum (Natasya, 2019).Berdasarkan Studi Pendahuluan yang dilakukan
peneliti di Ruang Rasyid Thalib Rumah Sakit Muhammadiyah prevalensi
gangguan kecemasan yang terjadi pada anak saat di Rumah Sakit pada bulan
Desember berkisar 12%dari populasi.
Cara untuk menurunkan kecemasan pada anak yaitu melalui kegiatan
permainan.Bermain bagi anak merupakan aktivitas sehat dengan diperlukan
kelangsungan tumbuh kembang anak dengan memungkinkan untuk dapat
menggali dan mengekspresikan perasaan pikiran anak, untuk mengalihkan
perasaan nyeri dan relaksasi (Wulandari, 2016). Bermain merupakan aspek
penting dari kehidupan anak dan salah satu alat yang penting dalam
penatalaksanaan stres akibat hospitalisasi menimbulkan krisis di kehidupan anak,
situasi tersebut sering disertai stres berlebihan, maka anak perlu bermain untuk
mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka rasakan sebagai koping untuk
menghadapi stres (Putra, 2014). Menurut hasil penelitian Kurniawati (2016)
menyatakan ada pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap tingkat kecemasan
anak dimana sebelum dilakukan terapi bermain mewarnai sebagian besar
mempunyai tingkat kecemasan berat sebesar 81% dan setelah dilakukan terapi
bermain mewarnai tingkat kecemasan anak menjadi sedang sebesar 33,3%.
Mewarnai buku gambar merupakan terapi permainan melalui buku gambar untuk

3
mengembangkan kreativitas anak sehingga mengurangi stres dan kecemasan dan
meningkatkan komunikasi pada anak. Penurunan terjadi pada tingkat stres
sedang, berat, dan sangat berat, tingkat stres sedang menurun menjadi stres
ringan sebesar 26%, stres berat menurun ke stres ringan sebesar 16% dan sedang
sebesar 23%, sedangakan tingkat stres sangat berat menurun ke tingkat stres
sedang sebesar 16% dan stres berat 13% (Aizah, 2014). Mewarnai gambar
dengan menggunakan pensil warna dengan tujuan anak dapat mengekpresikan
perasaannya dengan cara mewarnai gambar, dengan mewarnai gambar dapat
memberikan rasa senang dan perkembangan kemampuan motorik halus dengan
mewarnai meskipun masih menjalani perawatan di rumah sakit (Wowiling,
2014). Manfaat bermain mewarnai yaitu melatih motorik halus anak,
meningkatkan kreativitas anak, melatih kesabaran dan dan ketelitian anak, dan
meningkatkan rasa percaya diri (Adriana, 2011).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
tentang “Pengaruh terapi mewarnai terhadap kecemasan pada anak usia 6-12
tahun yang mengalami hospitalisasi”.

B. Rumusan Masalah
Hospitalisasi yang merupakan suatu proses, memiliki alasan berencana
atau darurat kemudian mengharuskan anak tingal di rumah sakit untuk menjalani
terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Perawatan anak di
rumah sakit mengharuskan anak untuk tinggal tinggal di rumah sakit dan
berpisah dari lingkungan yang dirasa aman, penuh kasih sayang dan teman
sepermainnannya (Wulandari, 2016).Mewarnai buku gambar merupakan terapi
permainan melalui buku gambar untuk mengembangkan kreativitas anak
sehingga mengurangi stres dan kecemasan dan meningkatkan komunikasi pada
anak (Aizah, 2014). Berdasarkan uraian dari latar diatas, maka permasalahan
yang diteliti yakni adakah pengaruh terapi mewarnai terhadap kecemasan pada
anak usia 6-12 tahun yang mengalami hospitalisasi.

4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penelian
ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
Untuk menganalisis pengaruh terapi mewarnai terhadap kecemasan pada
anak usia 6-12 tahun yang mengalami hospitalisasi.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam area keperawatan anak. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif pre-eksperimental dengan pendekatan One group
pretest- postest. Pengukuran dalam metode ini adalah observasi, angket dan
wawancara.Populasi penelitian ini adalah pasien anak di Rumah
SakitMuhammadiyah Palembang.Teknik pengambilan sampel digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik purposive Sampling. Anak yang berusia 6-12 tahun
akan dijadikan sampel penelitian ini. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan
Februari tahun 2020 di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan
menggunakan jenis terapi mewarnai. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh
terapi mewarnai terhadap kecemasan pada anak usia 6-12 tahun yang mengalami
hospitalisasi.
E. Manfaat Penelitian
Penelian ini terdapat manfaat-manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelian ini dapat memberikan pengetahuan di bidang kesehatan
tentang tingkat Kecemasan Pada Anak Yang Mengalami Hospitalisasi
sebelum dilakukan terapi mewarnai
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan hasil penelitian ini merekomendasi bagi Rumah Sakit untuk
mengembangkan terapi bermain mewarnai untuk mengatasi kecamasan
pada anak yang mengalami hospitalisasi

5
b. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Sebagai sumber bacaan atau refrensi untuk mahasiswa khusus mata kuliah
Keperawatan Anak mengalami intervensi kecemasan pada anak
hospitalisasi
c. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya dalam bidang
Keperawatan Anak serta mengetahui pengaruh terapi mewarnai terhadap
kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pada peneliti selanjutnya

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Definisi Anak
a. Pengertian Anak
Anak merupakan bagian dari keluarga dan masyarakat, asuhan
kesehatan pada anak berada pada keluarga.Keluarga merupakan sistem yang
terbuka dimana anggota-angggota merupakan subsistem.Anak sakit bisa
menimbulkan stres untuk anak itu sendiri ataupun dengan
keluarga.Perubahan masalah kesehatan anak mempengaruhi seluruh anggota
(Putra, 2014).Anak diartikan sebagai orang berusia kurang dari delapan belas
tahun dalam masa tumbuh kembang dengan yang kebutuhan khusus baik
kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spritual.Anak sebagai individu yang
rentang terhadap perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga
remaja. Masa anak ialah masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai
dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/Toddler(1-2,5 tahun), pra sekolah (2,2-5
tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun) (Hidayat,
2012).
b. Pertumbuhan dan perkembangan Anak
Pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai hal yang mendasar
untuk dipahami orang tua dan perawat yang bekerja pada klien. Tumbuh
kembang anak terpengaruh dari stimulasi yang diberi terhadap orang
terdekat misalnya orangtua, pengasuh dan anggota keluarga yang lain.
Stimulasi suatu kegiatan yang merancang kemampuan dasar anak usia 0-6
tahun untuk anak tumbuh dan berkembang secara optimal (Putra 2014). Pada
anak usia 6-12 tahun terdapat penambahan pegaruh dari stimulasi teman
sebaya yang membuat anak mulai berpikir logis meskipun masih konkret
operasional (Soetjiningsih, 2014). Pertumbuhan merupakan perubahan
dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel, organ, ataupun

7
seseorang yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon, kilogram),
sedangkan perkembangan merupakan bertambah kemampuan didfalam
struktur fungsi tubuh yang kompleks pada pola yang teratur sebagai hasil
dari pematangan, menyangkut proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sehingga memenuhi
fungsinya, termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku
terhaap interaksi lingkungan (Adriana, 2011).
c. Perkembangan Anak
1) Perkembangan Psikososial
Anak ingin dilibatkan dalam aktivitas karena ingin menghasilkan sesuatu,
jika ada tugas ingin diselesaikan. Anak ingin belajar aturan dan
kompetisi. Jika anak mengalami gangguan akan timbul rasa tidak percaya
diri, tidak mampu, inferior dan takut (Adriana, 2011).
2) Perkembangan Psikointelektual
Snak berpikir lebih logis dan terarah, dapat menggolongkan dan
mengorganisasikan fakta. Anak sudah mempu berpikir dari sudut
pandang orang lain dan mengatasi persoalan menurut dirinya sendiri
(Adriana, 2011).
3) Ruang Lingkup Keperawatan Anak
Menurut Wulandari (2016). Keperawatan anak dikenal dengan
keperawatan pediatrik yang mempunyai ruang lingkup sebagai berikut:
a) Pediatrik klinik, meliputi penyakit, pengobatan dan perawatan
b) Pediatrik pencegahan: imunisasi
c) Pediatrik sosial, terdiri dari:
a. Mempelajari dan melaksanakan agar anak sehat fisik, psiki dan
sosial
b. Kebutuhan anak harus terpenuhi sejak konsepsi, untuk mencapai
pertumbuhan perkembangan yang baik
c. Lingkungan sejahtera dan bahagia (harmonis)
d. Sandang, pangan, dan papan

8
e. Lingkungan tempat tinggal yang kurang baik (Lokasi WTS, judi,
mabuk, dan pereman).
4) Prinsip-prinsip Keperawatan Anak
Menurut Wulandari (2016). Beberapa prinsip keperawatan anak dijadikan
pedoman untuk memahami filosofi keperawatan anak
a) Anak bukan miniatur tetapi sebagai individu yang unik.
b) Anak sebagai seseorang yang unik dan mempunyai kebutuhan
terhadap perkembangannya.
c) Pelayanan keperawatan anak merupakan pencegahan penyakit,
peningkatan derajat kesehatan, bukan hanya mengobati anak sakit.
d) Keperawatan anak yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga
perawat bertanggung jawab dengan cara memberikan askep pada
anak.
e) Praktik keperawatan anak mencakup kontrak anak dengan keluarga.
f) Tujuan keperawatan anak dan remaja sebagai makhluk bipsikososial
dan spritual dalam kontek keluarga dan masyarakat.
g) Masa akan datang kecendrungan keperawatan anak berfokus pada
ilmu tumbuh kembang.
h) Perawat tidak boleh mengabaikan kepercayaan anak.
2. Anak Sakit
Anak sakit menjadi permasalahan yang kompleks dikeluarga hingga
menimbulkan stres bagi anak itu sendiri ataupun keluarga, keluarga anaknya
yang sakit bukan penerima pelayanan kesehatan pasif tetapi patner penting
dalam perawatan anak (Putra, 2014). Anak sangat membutuhkan perawatan
yang kompenen untuk memfasilitasi dampak negatif terhadap hospitalisasi
dengan cara mengembangkan efek positif dan membuat suatu rencana asuhan
keperawatan, berdasarkan dalam pemahaman tentang tumbuh dan
perkembangan anak (Wulandari, 2016).

9
a. Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak
Menurut Wulandari (2016) Dalam melakukan asuhan keperawatan anak,
perawat memiliki peran fungsi sebagai perawat anak yaitu:
1) Memberi Perawatan
Peran perawat merupakan pelayanan keperawatan anak yang dapat
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan asah dan
asuh.
2) Sebagai advokat keluarga
Sebagai pembela keluarga seperti menentukan haknya sebagai klien.
3) Pencegahan penyakitp timbulnya
Pencegahan merupakan bentuk pelayanan keperawatan untuk melakukan
asuhan keperawatan harus mengutamakan pencegahan terhadap masalah
baru sebagai dampak dari timbulnya penyakit.
4) Pendidikan
Perawat mampu berperan sebagai pendidik untuk menyampaikan pesan
untuk mengubah perilaku anak dan keluarga melalui pendidikan
kesehatan.
5) Konseling
Perawat memberikan waktu berkonsultasi dengan masalah yang dialami
klien dan keluarga.
6) Kolaborasi
Tindakan kerja sama untuk menentukan tindakan yang dilaksanakan
perawat beserta kesehatan lain.
7) Mengambil Keputusan Etik.
Mengambil keputusan, perawat berperan sangat penting untuk
berhubungan dengan anak kurang lebih 24 jam.
8) Penelitian
Peneliti harus melakukan kajian keperawatan , yang dikembangkan untuk
keperawatan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

10
3. Hospitalisasi Terhadap Anak
Hospitalisasi merupakan proses yang berencana atau darurat hingga
untuk mengharuskan anak tinggal di rumah sakit, untuk menjalani terapi dan
perawatan hingga sampai pemulangannya ke rumah. Selama proses tersebut,
anak dan orangtua untuk mengalami berbagai kejadian yang menurut
beberapa penelitian ditunjukkan suatu pengalaman yang menyebabkan sangat
traumatik dan pnuh dengan stres, perasaan yang muncul yaitu cemas, marah,
sedih, takut, dan rasa bersalah. (Wulandari, 2016)
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hospitalisasi pada Anak
1) Berpisah dengan orangtua dan sparing.
Anak yang menjalani perawatan di rumah sakit akan menujukkan reaksi
seperti menangis, berteriak, memanggil orangtuanya (Sufyanti, 2017)
2) Fantasi-fantasi dan unrealstic anxieties tentang kegelapan, monster,
pembunuhan, dan binatang buas diawali dengan yang asing.
Perasaan anak yang timbul karena belum beradaptasi dengan lingkungan,
masih merasa asing, dan merasa akan disakiti (Aizah, 2014).
3) Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit.
Perubahan pada sistem kardiovaskular seperti palpitasi, denyut jantung
meningkat, nafas semakin cepat dapat menyebabkan menurunnya nafsu
makan, pusing, tremor, hingga insomnia (Saputro, 2017).
4) Prosedur yang menyakitkan dan takut akan cacat dan kematian.
Salah satu kecemasan yang dirasakan anak yang diharuskan menjalani
perawatan di rumah sakit yaitu tindakan invasif oleh keperawatan di rumah
sakit (Mulyani, 2018).
5) Gangguan kontak sosial jika pengunjung tidak diizinkan (Wulandari,
2016).
b. Manfaat Hospitalisasi
Meskipun hospitalisasi dapat menyebabkan stres hospitalisasi juga dapat
memberikan maanfaat terhadap anak antara lain:
1) Membantu mengembangkan hubungan orangtua dengan anak

11
Peran orang tua untuk mendampingi anak saat hospitalisasi bisa
memberikan rasa aman, nyaman dan kasih sayang serta motivasi yang kuat
kepada anakhingga anak lebih siap menerima tindakan medis (Nurfatimah,
2019).
2) Menyediakan kesempatan belajar
Perawat dapat menggunakan terapi bermain untuk menuunkan kecemasan
pada anak yang di rawat di rumah sakit (Utami, 2014).
3) Meningkatkan penguasaan diri
Memberikan kesempatan pada anak untuk menyadari bahwa mereka tidak
disakiti/ditinggalkan tetapi mereka menyadari bahwa mereka dicintai,
dirawat dan diobati dengan penuh perhatian (Saputro, 2017).
4) Menyediakan lingkungan sosialisasi
Hospitalisasi memberikan kesempatan orangtua untuk penerimaan sosial,
anak akan merasa bahwa yang dialami tidak hanya mereka tetapi ada
orang-orang juga merasakannya, sehingga anak menemukan seseorang
dengan masalah yang sama dan memungkinkan mereka saling berinteraksi.
(Saputro, 2017)
c. Stresor Umum pada Hospitalisasi
1) Perpisahan terhadap keluarga dan teman sebaya akibat hospitalisasi.
Keluarga merupakan peran vital dalam mempengaruhi kehidupan anak dari
tahap awal sampai tahap-tahap selanjutnya (Khusnal, 2012).
2) Kehilangan kendali karena merasa cemas akibat hospitalisasi.
Perasaan takut yang bersifat berjalan mucul dari situasi yang di khayalkan
berdasarkan pengalaman yang di peroleh, buku bacaan, radio atau filem
yang di tonton (Amallia, 2018).
3) Nyeri dan rasa takut yang di rasa akibat hospitalisasi(Al-Ihsan, 2018).
d. Reaksi terhadap hosoitalisasi
1) Mekanisme pertahanan atau regresi akan bereaksi terhadap perpisahan
seperti menolak untuk bekerja sama.Reaksi yang muncul adalah menangis,
marah, dan banyak melakukan gerakan (Rahmah, 2016)

12
2) Merasa kehilangan kendali karena mengalami kehilangan ketakutan
mereka sendiri.Anak brusaha sekuat tenaga mempertahankan otonominya.
Hal ini terlihat dalam perilaku mereka dalam hal kemampuan, bermain,
hubungan interpersonal, melakukan kegiatan sehari-hari (Aizah, 2014).
3) Takut terhadap cedera tubuh dan nyeri, mengarah terhadap rasa takut dan
prosedur yang menyakitkan.Anak akan bereaksi terhadap rasa nyeri dengan
menyerengiskan wajah, menangis, mengatupkan gigi, menggigit bibir,
membuka mata dengan lebar dan melakukan tindakan yang agresif (Aizah,
2014)
4) Mentafsirkan hospitalisasi sebagai hukuman sebagai perpisahan dengan
orang tua sebagai kehilangan kasi sayang(Adriana, 2011).
4. Kecemasan Pada Anak
Kecemasan merupakan emosional terhadap sesuatu yang berbahaya,
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berbahaya, kecemasan
merupakan perasaan berlebihan terhadap ketakutan, kegelisahan dan bencana
yang akan datang. Perasaan cemas dan takut merupakan hal yang normal,
namun menjadi perhatian jika perasaan cemas semakin kuat dan sering terjadi
dengan konteks yang berbeda (Saputro, 2017).
a. Tingkat Kecemasan
1) Kecemasan ringan
Pada tingkat kecemasan ringan seseorang mengalami ketegangan
setiap hari yang menyebabkan menjadi waspada,tanda-tanda kecemasan
ringan, mudah marah, dan perilaku mencari perhatian(Saputro, 2017).
Anak dengan tingkat kecemasan ringan menunjukkan respon menagis saat
ditinggal orangtua, menangis ketika dilakukan perawatan, menangis saat
diajak ke ruang tindakan (Sari, 2017).
2) Kecemasan sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seorang memusatkan dengan hal
penting atau mengesampingkan dengan yang lain, sehingga mengalami
perhatian yang selektif dan lebih terarah, tanda-tanda kecemasan sedang

13
seperti, suara bergetar, perubahan dalam nada, gemetran, meingkatnya
ketegangan otot (Saputro, 2017). Anak dengan tingkat kecemasan sedang
menunjukkan respon prilaku regresif seperti menghisap jari dan berganti
dengan menggunakan botol minum (Sari, 2017).
3) Kecemasan berat
Kecemasan berat cendrung memusatkan sesuatu yang rinci dan spesifik
sehingga tidak dapat berfikir tentang hal lain, sehingga memerlukan banayk
pengarahan untuk memusatkan suatu daerah lain, tanda kecemasan berat
seperti terancam, perubahan pernapasan, perubahan gastrointestinal (mual,
muntah, rasa terbakar pada ulu hati, anoreksia dan diare) (Saputro, 2017).
Anak dengan tingkat kecemasan berat memiliki kecendrungan menjadi
hiperaktif dan tidak kooperatif serta menimbulkan gangguan psikologik
diantaranya susah makan dan gangguan tidur (Sutrisno, 2017).
b. Penyebab Kecemasan
1) Perpisahan
Anak mengalamai perawatan akan berpisah dengan orang-orang terdelat
seperti ibunya. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak aman dan rasa
kecemasan (Mulyatiningsih, 2014).
2) Kehilangan control
Anak yang kehilangan kontrol disebabkan oleh tidak kooperatifnya anak
terhadap aktivitas keperawatan akan membuat proses perawatan di Rumah
Sakit akan terhambat (Aini, 2016).
3) Ketakutan mengenai kesakitan tubuh
Anak akan mengalami stres akibat perubahan kesehatan maupun lingkungan
dalam kejadian-kejadia yang bersifat menekan (Kaluas, 2015).
4) Nyeri dimana kondisi tersebut belum pernah dialami sebelumnya (Setiawati,
2019).

14
c. Faktor yang mempengaruhi kecemasan anak
1) Usia
Tingkat kecemasan hospitalisasi akan tinggi bila usia anak semakin muda,
kecemasan banyak dialami oleh anak dengan usia 2,5-6,5 tahun (Saputro,
2017).
2) Jenis kelamin
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin menunjukkan tingkat kecemasan
yang pailng banyak yaitu perempuan. Perempuan mudah tersinggung, sangat
peka dan menonjolkan perasaannya sedangkan laki-laki yang cendrung
dominan aktif dan tidak menunjukkan perasaan (Kustiawan, 2015).
3) Pengalaman terhadap sakit dan perawatan di rumah sakit
Menurut Tsai, 2007, kecemasan anak akan lebih rendah ketika anak sudah
mempunyai pengalaman hospitalisasi sebelumnya dan kecemasan lebih
tinggi ketika anak belum memilki pengalaman sama sekali (Saputro, 2017).
4) Presepsi anak terhadap sakit
Presepsi dan prilaku anak dalam mengatasi masalah menghadapi
hospitalisasi dapat dipengaruhi oleh jumlah keluarga, semakin besar jumlah
keluarga maka semakin besar dukungan keluarga yang baik dalam perawatan
anak (Saputro, 2017).
d. Lamanya Sakit
Length of stay (LOS) atau lamanya hari rawat merupakan satu indikator mutu
pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien.LOS menunjukkan
berapa lama pasien di rawat inap pada satu periode perawatan.Rawat inap
adalah pelayanan pasien dari observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi
medis atau upaya dengan menginap di rumah sakit. Satuan untuk lama rawat
adalah hari, sedangkan cara menghitungnya selisih antara tanggal pulang
dengan tanggal masuk rumah sakit. Data tersebut tercantum dalam formulir
ringkasan masuk dan keluar di rekam medik (Lubis, 2017).

15
e. Akibat Cemas
1) Menghambat dan menyulitkan proses pengobatan
Akibat kecemasan pada anak akan Menghambat dan menyulitkan proses
pengobatan akan berdampak pada penyembuhan yang memperpanjang
masa perawatan (Pratiwi, 2016). Anak menolak tindakan perawatan dan
pengobatan sehingga proses perawatan terhambat dan menyulitakn proses
penyembuhan (Setiawati, 2019).
2) Terkena kompilikasi dari infeksi nokosomial
Kondisi cemas pada anak akan memperpanjang masa perawatan yang
berdampak terhadap risiko terkena infeksi nokosomial (Pratiwi, 2016).
Infeksi nokosomial adalah suatu infeksi yang diperoleh pasien selama
dirawat di rumah sakit. Infeksi nokosomial terjadi karena adanya transmisi
mikroba pathogen yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan
perangkatnya (Wigati, 2015).
3) Menimbulkan trauma pasca hospitalisasi
Selama proses perawatan di rumah sakit anak yang mengalami kecemasan
akan mengalami berbagai kejadian yang menimbulkan pengalaman yang
sangat traumatik (Kaluas, 2015). Terjadinya tindakan-tindakan media yang
dianggap menakutkan oleh anak dapat menimbulkan trauma bagi anak
(Setiawati, 2019).

5. Terapi Bermain
Dunia anak merupakan dunia bermain, dengan menggunakan kegiatan
bermain, aspek perkembangan ditumbuhkan sehingga anak-anak menjadi
sehat sekalikus cerdas (Adriana, 2011). Bermain memberikan kesempatan
pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak seperti marah,
takut, benci (Putra, 2014). Bermain berupa kegiatan yang menyenangkan di
lakukan bertujuan untuk bersenang-senang, memungkinkan anak melepaskan
rasa frustasi (Saputro,2017).

16
a. Pendekatan yang Digunakan dalam Kecemasan Akibat Hospitalisasi
Anak
1) Pendekatan melalui metode permainan
Metode permainan menggunakan cara alamiah untuk anak mengungkapkan
konflik dirinya yang tidak disadari. Kegiatan dilakukan sesuai keinginan
sendiri hingga memperoleh kesenngan.Bermain ialah kegiatan yang
menyenangkan (yang dinikmati anak), seperti kegiatan fisik, intelektual,
emosi, sosial, sekaligus belajar dan perkembangan mental (Wulandari,
2016).
2) Prinsip dan hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas bermain di rumah
sakit adalah sebagai berikut:
a) Tidak membutuhkan banyak energy
Untuk mengindari kelelahan maka akan di sesuaikan alat-alat permainan
yang lebih sederhana dan waktu bermain lebih singkat (Saputro, 2017).
b) Waktunya singkat
Waktu untuk terapi bermain sekitar 30-35 menit yang terdiri dari 5
menit untuk tahap persiapan, 5 menit utuk tahap pembukaan, 20 menit
untuk tahap kegiatan dan 5 menit untuk tahap penutup (Adriana, 2011).
c) Mudah dilakukan
Melalui kegiatan mewarnai gambar anak mengekspresikan pikiran dan
perasaan melalui mewarnai gambar tanpa melalui kata-kata (Arifin,
2019).
d) Aman
Melalui aktivitas bermain melalui mewarnai gambar, anak lebih senang
dan nyaman serta ketegangan dapat di hindarkan (Arifin, 2019).
e) Kelompok umur
Bermain dengan kelompok umur dan jenis kelamin yang sama
(Putra,2014).

17
f) Tidak bertentangan dengan terapi
Terapi bermain harus memperhatikan kondisi anak bila terapi
mengharuskan anak beristirahat maka aktivitas bermain akan dilakukan
oleh anak di tempat tidur (Saputro, 2017)
g) Melibatkan keluarga
Anak merupakan bagian dari kehidupan orangtuanya ketika orangtua
mendukung kegiatan anak maka anak akan lebih baik dalam
mengekspresikan perasaan dan pikirannya (Sufyanti, 2017).
b. Keuntungan Bermain
Menurut Adriana(2011) keuntungan bermain sebagai berikut:
1) Membuang energi ekstra.
2) Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh seperti tulang, otot,
dan organ-organ.
3) Aktivitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu makan anak.
4) Anak belajar mengontrol diri.
5) Berkembangnya berbagai keteramplan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6) Meningkatkan daya kreativitas.
7) Mendapatkan kesempatan untuk menemukan arti dari benda-benda yang
ada di sekitar anak.
8) Cara untuk mengatasi kemarahan, kekhawatiran, iri hati, dan kedudukan.
9) Kesempatan untuk belajar bergaul dengan orang atau anak lainnya.
10) Kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan.
c. Fungsi Bermain
Fungsi bermain bagi untuk mengukur kelangsungan perkembangan,
yang mencakup perkembangan sensori motorik, kognitif, kreativitas sosial,
kesadaran diri, moral, terapi dan komunikasi.
1) Perkembangan sensori motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya mengambil pensil (Putra, 2014).

18
2) Perkembagan kognitif
Membantu anak utuk belajar mengenal warna, ukuran, ketajaman,
tekstur, objek yang penting (Suriadi, 2010)
3) Perkembangan kreativitas
Membantu anak untuk belajar menciptakan sesuat dari permainan yang
ada dan memodifikasi objek permainan yang digunakan sehingga anak
akan lebih kreatif (Hidayat, 2012).
4) Perkembangan sosial
Anak merespon perasaan teman sebaya sambil menanti giliran bermain
dan berbagi pengalaman (Saputro,2017).
5) Perkembangan kesadaran diri
Melalui bermain, kemampuan anak berkembang dalam tingkah lakunya.
Anak akan belajar mengenal kemampuan dan membandingkan
kemampuannya dengan kemampuan yang dimiliki oleh orang lain
(Saputro, 2017).
6) Pekembangan moral
Perkembangan yang diperoleh dari permainan dengan berinteraksi
dengan teman selama melakukan permainan. Anak akan menyesuaikan
dengan aturan-aturan dan bersifat jujur terhadap kelompok (Wulandari,
2016).
7) Terapi
Anak mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya kesal atau takut (Wulandari, 2016).
8) Komunikasi
Melalui bermian anak akan mengomunikasikan kebutuhan rasa takut
dan keinginan mereka yang tidak dapat di eksprsikan karena
keterbatasan keterampilan bahasa (Adriana, 2011).

19
d. Terapi Mewarnai Buku Gambar
Perasaan cemas merupakan dampak dari perawatan di rumah sakit yang
dialami anak karena menghadapi beberapa stresor yang terlepas dari
ketegangan. Terlepas dari ketegangan dan stres dengan cara pengalihan
(distraksi) ke suatu permainan atau relaksasi melalui kesenangan melakukan
permainan (Adriana, 2011). Menurut Whaley dan Wong (2009), permainan
yang disenangi anak-anak adalah menggambar dan mewarnai.Menggambar
atau mewarnai sebagai suatu permainan yang memberikan kesempatan anak
bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh)
(hartini, 2019).Mewarnai buku gambar merupakan terapi permainan melalui
buku gambar untuk mengembangkan kreativitas anak sehingga mengurangi
stres dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak (Aizah, 2014).
Anak diminta mewarnai gambar dengan menggunakan pensil warna
dengan tujuan anak dapat mengekpresikan perasaannya dengan cara mewarnai
gambar, dengan mewarnai gambar dapat memberikan rasa senang dan
perkembangan kemampuan motorik halus dengan mewarnai meskipun masih
menjalani perawatan di rumah sakit (Wowiling, 2014). Selain itu terapi
mewarnai merupakan suatu terapi yang menggunakan warna. Warna pada
gambar yang telah diwarnai oleh anak menurunkan tingkat kecemasan pada
anak karena warna merupakan spektrum cahaya yang mampu meningkatkan
kadar hormon serotonin yang berfungsi untuk mengontrol perasaan dan dapat
menciptakan rasa bahagia serta dapat menurunkan rasa kecemasan seseorang
(Aysha, 2016).
Menurut Muharyani (2015), serotonin disekresikan oleh mukleus yang
berasal dari medial batang otak dan berproyeksi disebagian besar daerah otak,
yang menuju radiks dorsalis medula spinalis dan hipotalamus. Setelah di
lepaskan, serotonin mampu mengaktifkan reseptor serotonin pre-sinaps
maupun postsinap kemudian terjadi peningkatan kadar serotonin salah satu
peran penting serotonin dalam kondisi normal adalah mengatur status mood
karena serotonin merupakan hormon yang menenangkan diri mampu

20
membuat seseorang merasa senang. Hormon lain yang dirangsang
hipotalamus adalah oksitosin. Oksitosin dibuat di magnocellular
neurosecretory cells di supraoptik dan nukleus paraventrikular. Oksitosin
dapat menginduksi anti stres dan kecemasan dan memberikan penurunan
tekanan darah dan kadar kortisol. Tingkat oksitosin berhubungan dengan
kecemasan dan stres secara dua arah yaitu oksitosin memberikan efek
ansiolitik (anti kecemasan) dan juga dirilis dalam respon terhadap stres
sehingga efek ansiolitik yang dikeluarkan dapat menurunkan kecemasan
(Rahmadani, 2017).
Menurut wauters dan thonson dari hasil pengamatannya menyebutkan
warna-warna dapat untuk pengobatan dan proses penyembuhan karena warna
dapat memberikan suasana yang tenang seperti halnya warna hijau
menimbulkan efek fisik sistem saraf digunakan untuk berbagai macam
masalah kesehatan yang berhubungan dengan organ jantung dan tekanan
darah yang tidak normal, efek pisikologis warna hijau merupakan warna
keseimbangan sangat bermanfaat untuk kondisi emosional pada anak saat
mengalami stres di rumah sakit serta warna biru menimbulkan efek fisik
memperkuat kondisi tubuh dan pikiran, menenangkan kondisi jiwa pada anak
yang galau saat menjalani perawatan sedangkan efek psikologisnya untuk
memulihkan stres dan menciptakan kondisi yang tenang pada anak (Harini,
2013).
e. Aturan bermain buku gambar
Menurut Aizah(2014) aturan bermain buku gambar sebagai berikut:
1) Anak diberikan buku mewarnai dan pensil warna.
2) Anak diperkenalkan dan ditanya gambar apa yang ada di buku gambar.
3) Anak diminta menyebutkan dan mengenali bagian gambar.
4) Anak dimina mewarnai gambar dengan menggunakan pensil warna.
5) Anak harus menyelesaikan tindakan mewarnai.

21
f. Manfaat bermain mewarnai buku gambar
Menurut Adriana (2011) manfaat bermain mewarnai buku gambar sebagai
berikut:
1) Melatih motorik halus anak.
2) Meningkatkan kreativitas anak
3) Melatih kesabaran dan dan ketelitian anak
4) Meningkatkan rasa percaya diri
g. Cara bermain mewarnai buku gambar
Menurut Adriana (2011) cara bemain mewarnai buku gambar sebagai berikut:
1) Ajak 3-5 anak untuk mewarnai gambar
2) Anak-anak duduk di tempat tidur pasien masing-masing
3) Pemandu memperkenalkan diri
4) Anak diminta memperkenalkan diri satu per satu
5) Memberikan kertas gambar yang sama
6) Memberikan alat-alat untuk mewarnai (pensil warna/spidol/krayon)
7) Meminta anak untuk mewarnai dan menuliskan namanya
8) Pajang hasil mewarnai di depan tempat tidur anak-anak
9) Berikan pujian untuk semua anak
h. Karakteristik Peserta
Menurut Adriana (2011), karakteristik peserta terapi mewarnai adalah sebagai
berikut:
1. Anak-anak dimulai dari usia 6-12 tahun.
2. Jumlah peserta 3-5 anak yang didampingi orangtua.
3. Keadaan umum anak mulai membaik.
4. Anak sudah dapat duduk.
5. Peserta kooperatif.

22
B. Kerangka Teori

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Anak Anak Sakit Hospitalisasi

Perpisahan Kehilangan Nyeri dan Ketakutan


dengan orang tua Control Komplikasi mengenai
kesakitan

Terapi mewarnai Cemas Faktor yang


gambar mempengaruhi cemas
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Pengalaman terhadap
sakit dan perawatan di
rumah sakit
4. Persepsi anak terhadap
sakit

Memperhambat dan Risiko terkena Menimbulkan


mempersulit proses komplikasi dari trauma pasca
pengobatan infeksi nosokomial hospitalisasi

Sumber: Amallia (2018), Aini (2016), Mulyatiningsih (2014), Setiawati (2019),


Saputro (2017), Kaluas (2015), Kustiawan (2015)

23
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan gambaran yang mengarahkan peneliti mengenai
variabel-variabel yang akan diteliti dan memudahkan peneliti untuk menentukan
arah kebijakan dalam pelaksanaan penelitian(Nasir, 2011). Dalam penelitian ini
terdapat variabel independen yaitu terapi mewarnai dan variabel dependen yaitu
anak yang mengalami hospitalisasi. Untuk lebih jelasnya digambarkan dalam
kerangka konsep sebagai berikut:

Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Input Proses Output
Kecemasan anak yang Terapi Kecemasan anak yang
mengalami hospitalisasi Mewarnai mengalami hospitalisasi
sebelum intervensi setelah intervensi

Pretest Intervensi Post-test

B. Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan sebuah perangkat intruksi yang lengkap
untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variabel
serta apa yang diukur dinyatakan dalam bentuk indikator atau sub variabel(Nasir,
2011). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel (DOV)

No Variabel Definisi Operasional


.
1. Terapi Mewarnai Terapi Mewarnai merupakan terapi permainan
melalui buku gambar untuk mengembangkan
kreativitas anak sehingga mengurangi stres dan
kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada

24
anak (Aizah, 2014). Waktu untuk terapi bermain
sekitar 30-35 menit yang terdiri dari 5 menit untuk
tahap persiapan, 5 menit utuk tahap pembukaan, 20
menit untuk tahap kegiatan dan 5 menit untuk tahap
penutup (Adriana, 2011).
2. Kecemasan anak Kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi
sebelum intervensi sebelum dilakukan terapi mewarnai
3. Kecemasan anak Kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi
setelah intervensi setelah dilakukan terapi mewarnai

C. Hipotesis
Ha = Terdapat pengaruh terapi mewarnai terhadap anak yang mengalami
hospitalisasi
Ho = Tidak terdapat pengaruh terapi mewarnai terhadap anak yang mengalami
hospitalisasi

BAB IV

25
METODE PENELITIAN

A. Pertanyaan Panduan
1. Apakah pelaksanaan terapi mewarnai dapat mempengaruhi kecemasan
anak yang mengalami hospitalisasi
2. Kata kunci dalam bahasa Indonesia yaitu Terapi Mewarnai, Kecemasan
Anak, Hospitalisasi
B. Kriteria Inklusi
1. Artikel yang memiliki isi yang relevan dengan tujuan yaitu pengaruh terapi
mewarnai terhadap kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi
2. Artikel dengan responden anak-anak
3. Artikel dengan responden anak yang mengalami kecemasan akibat
hospitalisasi

C. Database Elektronik
(Data atau jurnal diperoleh dari database elektronik)
Data diperoleh dari database elektronik yaitu google scholar,
Perpustakaan Nasional antara 2016 sampai 2020. Dari kata kunci ditemuakan
sebanyak 1086 database, peneliti memilih sendiri artikel sesuai judul dan
abstrak serta dibedakan dari tujuan dokumen dan artikel yang berbeda, artikel
yang tidak berkaitan dengan pengaruh terapi mewarnai terhadap kecemasan
anak yang mengalami hospitalisasi dikeluarkan. Dengan total 15 artikel yang
telah dipilih dari database (4 dihilangkan). 11 artikel yang telah dipilih sudah
dibaca dengan cermat dari abstrak, tujuan, dan data analisis dari pertanyaan
awal penelitian untuk mengumpulkan informasi tentang pengaruh terapi
mewarnai terhadap kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi

Bagan 4.1

26
Proses Literature Review

Identification
Database Search Strategy
Google Scholar (Coloring Therapy, Child Anxiety,
And Hospitalization)
(Terapi Mewarnai, Kecemasan Anak,
Dan Hospitalisasi)
Perpusnas (Coloring Therapy, Child Anxiety,
And Hospitalization)
(Terapi Mewarnai, Kecemasan Anak, Dan
Hospitalisasi)
Seleksi

1086 artikel yang ditemukan 1076 dikecualikan membaca


di database judul dan abstrak

15 artikel yang dipilih di


database yang sesuai dengan
judul
inklusi

4 artikel dikeluarkan setelah 11 artikel yang dipilih untuk


membaca teks lengkap literature review yang
terakhir sesuai dengan judul
dan inklusi

BAB V
HASIL PENELITIAN

27
Dari 11 artikel yang dipilih untuk review ini, semua berkorespodensi untuk
studi kuantitatif. 11 artikel diterbitkan antara 2016 sampai 2019. Sttudi dilakukan di
berbagai daerah di Indonesia.Masing-masing dari 11 artikel yang telah dibaca dengan
cermat dari abstrak, tujuan, dan data analisis dari pertanyaan awal peneliti untuk
mengumpulkan informasi tentang pengaruh terapi mewarnai terhadap kecemasan
anak yang mengalami hospitalisasi.
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang mengharuskan anak tinggal di
rumah sakituntuk menjalani pengobatan dan perawatan. Anak yang dirawat akan
merasa tidak nyaman,tidak mengerti mengapa harus dirawat dan berpisah dengan
orang-orang terdekat dan harusada dalam lingkungan yang baru dan asing. Kondisi
ini menjadi sumber stress anak sesuaidengan tingkat perkembangan anak (Lisbet,
2019).
Kecemasan merupakan keadaan atau perasaan mengenai ketegangan mental
yang paling sering dialami oleh anak karena adanya rasa tidak nyaman. Salah satu
upaya untuk menurunkan kecemasan dilakukannya terapi bermain yaitu mewarnai.
Terapi bermain mewarnai adalah terapi yang dapat memberikan efek rileks pada anak
yang mengalami kecemasan (Marni, 2018).
Menggambar atau mewarnai merupakan salah satu permainan yang
memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai
permainan penyembuh). Mewarnai gambar juga dapat memberikan rasa senang
karena pada dasarnya anak usia prasekolah sangat aktif dan imajinatif (Dyna,
2018).Dari tinjauan artikel diketahui pengaruh terapi mewarnai terhadap kecemasan
anak yang mengalami hospitalisasi yang akandijelaskan pada Tabel II sebagai
berikut:

28
Tabel 5.1 Daftar Literature Review
No Nama Penulis Negara/ Tujuan Desain Sampel Prosedur Hasil
Daerah
1. Devi RSUD Untuk mengetahui Metode Sampel penelitian Observasi, Hasil penelitian sebelum
Purwati Kota pengaruh pemberian praeksperimental berjulagh 21 anak Kuisioner dilakukan terapi bermain
(2017) Madiun terapi bermain mewarnai dengan dengan mewarnai gambar berjumlah 11
gambar terhadap tingkat pendekatan One menggunakan anak (52,4) mengalami
kecemasan anak Grup Pra-Post teknik sampling kecemasan sedang, setelah
prasekolah selama Test Design total sampling dilakukan terapi bermain
hospitalisasi di RSUD mewarnai gambar sejumlah 15
Kota Madiun anak (71,4)
2. Sarti RSUD Dr. Untuk mengetahui Deskriptif Subyeknya adalah wawancara, Setelah dilakukan penerapan
(2017) Soedirman pengaruh penerapkan analitik dengan anak (pasien) yang observasi, terapi bermain yaitu
Kebumen terapi bermain yaitu studi kasus mengalami pemeriksaa menggambar dan mewarnai
menggambar dan (case study kecemasan selama n fisik, dan gambar,tingkat
mewarnai gambaruntuk approach). hospitalisasi di studi kecemasanmenurun, dari
menurunkan RSUD Dr. dokumentas tingkatkecemasan sangat tidak
tingkat kecemasan anak SoedirmanKebume i senang menjadi senang.
pra-sekolah akibat n
hospitalisasi
3. Dana Carsley Canada The authors investigated pre- and post- The sample Participants Results revealed an
and Nancy L. the effectiveness of a coloring consisted of 152 completed a overall significant decrease in test
Heath mindfulness art activity intervention students (50% standardize anxiety and an overall significant
(2018) compared with a free female; Mage D d measure increase in state mindfulness
draw/ 10.38 years, SD D of anxiety following the interventions
coloring activity on test 0.88 years) and state Furthermore, although a
anxiety in children. randomly assigned mindfulnes significant negative correlation
to a mindful (n D s before was found between
76) or free (n D 76) and after dispositional mindfulness and
group. the coloring change in state mindfulness pre-
activity, and post-coloring intervention, a
immediatel significant positive correlation
y before a was found between dispositional
spelling mindfulness and pre-intervention
test, state
mindfulness, suggesting a
possible ceiling effect.

29
Explanations for these findings
and implications for
school personnel and future
research are discussed.
4. Livia Rumah unutuk mengetahaui pre-experiment Teknik sampling Data Ada pengaruh yang signifikan
Epifania Reis Sakit bahwa adanya pengaruh yang digunakan menggunak antara terapi mewarnai gambar
Tanesi, Ns. Wava pemberian terapi adalah Accidental an lembar dengan penurunan tingkat
Wiwit Husada mewarnai gambar Sampling. observasi kecemasan.
Nurwidyanin Kepanjen terhadap penurunan
gtyas, S.Kep., Malang tingkat kecemasan anak
M.Biomed, hospitalisasi di ruang
Ns. Erwanto, rawat inap B (RIB)
S.Kep., Rumah Sakit Wava
MMRS Husada Kepanjen
(2018) Malang
5. Marni, Retno TK Negeri Mengetahui apakah Metode Pengambilan Kuisioner Menunjukan tingkat kecemasan
Ambarwati, Pembina terapi bermain mewarnai penelitian ini sampel dengan dan lembar sebelum terapi bermain
Fitria Nindya Sidoharjo, dapat menurunkan menggunakan, teknik observasi. mewarnai yaitu berat sekali
Hapsari Wonogiri. kecemasan pada anak Quasy NonprobabilityPur sebanyak 1 responden (3%), berat
(2018) usia Experimental posive Sampling, sebanyak 15 responden (50%),
prasekolah di TK Negeri Design, dengan dengan sedang sebanyak 13 responden
Pembina Sidoharjo, rancangan One menetapkan jumlah (43%), ringan sebanyak 1
Wonogiri. Group sampel sebanyak 30 responden (3%), dengan nilai
Pre-Post Test. responden. rata-rata
28,66667. Sedangkan setelah
dilakukan terapi bermain kategori
cemas berat sebanyak 1 responden
(3%), sedang sebanyak 10
responden (33%), ringan
sebanyak 18 responden (60%),
tidak
mengalami kecemasan sebanyak 1
responden (3%), dengan nilai
rata-rata 20,1. Dari hasil analisa
Uji Wilcoxon menunjukkan
bahwa nilai p value = 0,000
(<0,05) artinya Ho ditolak dan Ha
diterima.

30
6. Dyna Rumah Untukmengetahui Metode Tekniksampling Faces Hasil penelitian menunjukan tidak
Apriany, Sakit perbedaan efektivitas penelitian yang yang digunakan anxiety ada perbedaan rata- rata
Oyoh, Umum terapi mewarnai dan digunakan adalah purposive scale kecemasan pada anak pra sekolah
Ahmad Daerah bermain puzzle terhadap adalah Quasi sampling dengan yang menjalani hospitalisasi
Faisal Maruf Cibabat kecemasan anak Eksperimen total sampel 28 sesudah diberikan terapi
(2018) Kota prasekolah yang dengan orang adalah mewarnai gambar maupun
Cimahi mengalami hospitalisasi rancangan Non- responden yang bermain puzzle dengan rata-rata
di Rumah Sakit Umum equivalent dibagi menjadi kecemasan pada anak pra sekolah
Daerah Cibabat Kota Control Group kelompok terapi sesudah diberikan mewarnai
Cimahi Tahun 2018. mewarnai dan gambar adalah 1,21 sedangkan
kelompok bermain setelah bermain puzzle adalah
puzzle 1,14 dan hasil uji statistik
didapatkan nilai p value = 0,784 >
α = 0,05.
7. Debilly Rumah Untuk mengurangi Penelitian ini Sampel dalam Observasi Dari total keseluruhan jumlah
Boyoh, Elisa Sakit tingkat kecemasan menggunakan penelitian ini dipilih dan responden 15 anak usia
Magdalena Advent tersebut anak dapat desain penelitian dengan kuisioner. prasekolah yang dirawat di
(2018) Bandar diberikan terapi bermain Quasi menggunakan total Rumah Sakit Advent Bandar
Lampung mewarnai gambar. eksperimen sampling dengan Lampung menunjukkan bahwa
quota nilai p value = 0,000 (<0,05)
waktu.Dengan total sehingga ada pengaruh terapi
responden 15 bermain pada anak usia
orang. prasekolah akibat hospitalisasi di
ruangan anak Rumah Sakit
Advent Bandar Lampung
8. Erna RSUD Untuk mengetahui quasy Pengambilan Observasi, Ada pengaruh terap bermain
Setiawati, Ambarawa pengaruh eksperiment sampel dilakukan Kuisioner terhadap penurunan kecemasan
Sundari Terapi Bermain dalam dengan desain dengan teknik non anak sebagai dampak hospitalisasi
(2019) Menurunkan Kecemasan one group pre probability di RSUD Ambarawa.
Pada Anak Sebagai test- dan post test sampling dengan
Dampak Hospitalisasi di design accidental
RSUD Ambarawa sampling dengan
jumlah sampel yang
diambil 30 subjek

9. Girija European, Caring for cancer In this mixed- Thirty-four questions, Thirty-four professional (n=25)
Kaimala, USA patients can be highly methods study professional (n=25) field notes and informal (n=9) caregivers
Katrina stressful for both family we compared and informal (n=9) and participated. Participants in both

31
Carroll- caregivers and oncology two brief arts- caregivers observation conditions showed increases in
Haskinsa, professionals. based participated. s formed positive affect, creative agency,
Janell L. These high levels of approaches for the and self-efficacy and decreases in
Mensingerb, stress can lead to poorer both professional qualitative negative affect,
Rebekka M. patient outcomes and and part of the anxiety, perceived stress, and
Dieterich- increased risk of health informal study. burnout. Participants in both
Hartwella, problems for the caregivers: conditions expressed enjoyment,
Elizabeth caregivers themselves. single sessions of relaxation, appreciation
Mandersa, Art therapy may help coloring or open- of time away from stressors,
William P. these caregivers as art- studio art creative problem solving, a sense
Levinc making can be a relaxing therapy, with a of flow, and personal and
(2019) and enjoyable form 45-minute existential
of self-expression and art session each. insight. The two approaches also
therapists can support Assessments elicited distinct experiences with
individuals in expressing imcluded self- participants reporting that they
and processing reports of affect, found improved
challenging emotions. stress, self- focus in coloring and appreciated
Research on art-making efficacy, anxiety, the support and freedom of
or art therapy with burnout arnd expression in open studio art
caregivers of cancer creative agency therapy.
patients has shown some alongside
positive results, but its salivary
interpretation is limited biomarkers
by the use of before and after
multifaceted the session.
interventions. Open-ended
questions, field
notes and
observations
formed the
qualitative part
of the study.
10. Lisbet Rumah Mengetahui pengaruh Desain Sampel sebanyak Observasi Rerata tingkat kecemasan setelah
Octovia Sakit terapi bermain yang digunakan 32 responden langsung, dilakukan terapi bermain
Manalu , Muhamma mewarnai terhadap pada penelitian diambil dengan wawancara mewarnai pada kelompok
Budi diyah tingkat kecemasan pada ini adalah teknik consecutive intervensi sebesar 25.00 dan pada
Somantri, Bandung anak usia prasekolah Experiment, sampling.. kelompok kontrol 31.63.
Vivi yang mengalami dengan Berdasarkan Independent T-test

32
Nurpermata hospitalisasi di Ruang rancangan diperoleh angka signifikan dengan
(2019) Anak Rumah Sakit pendekatan nilai p > 0,05.
Muhammadiyah pretest – posttest
Bandung. with control
group design.
11. Muhamad RSUD Untuk mengetahui Pre- Jumlah responden Observasi Terapi bermain (mewarnai)
Idris, Kota efektifitas terapi bermain eksperimental 15 anak. sendiri efektif terhadap penurunan
Mathilda Bekasi (mewarnai) terhadap design one group kecemasan akibat hospitalisasi
Reza penurunan kecemasan pretest – posttest. pada anak usia pra sekolah (3-6
(2019) akibat hospitalisasi pada tahun) di ruang melati RSUD dr.
anak usia pra sekolah (3- Chasbullah Abdulmadjid Kota
6 tahun) di ruang melati Bekasi.
RSUD dr. Chasbullah Ujihipotesis didapatkan dengan
Abdulmadjid Kota menggunakan uji Paired T-test
Bekasi. dengan nilai p value = 0.009 < α =
0.05 (5%) dengan thitung sebesar
3.006 yang berarti tolak Ho dan
Terima H1..

33
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang
berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah
(Dyna, 2018). Respon secara umum yang terjadi pada anak yang dirawat inap
antara lain mengalami regresi, kecemasan perpisahan, apatis, ketakutan, dan
gangguan tidur (Oktavia, 2016).
Kecemasan merupakan keadaan atau perasaan mengenai ketegangan
mental yang paling sering dialami oleh anak karena adanya rasa tidak nyaman.
Salah satu upaya untuk menurunkan kecemasan dilakukannya terapi bermain
yaitu mewarnai. Terapi bermain mewarnai adalah terapi yang dapat
memberikan efek rileks pada anak yang mengalami kecemasan (Marni, 2018).
Terapi bermain mewarnai sangat membantu anak mengatasi tingkat
kecemasan yang sangat berlebihan dan sangat baik untuk beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya dan suasana teman baru bahkan dengan team medis
dalam pemberian obat. Terapi bermain mewarnai sangat mudah untuk
dilakukan dan tidak terlalu banyak memerlukan biaya(Debilly, 2018).
Berdasarkan beberapa hasil penelitian dari literature reviewini dapat
membuktikan bahwa terjadi penurunan kecemasan setelah dilakukan terapi
mewarnai. Perasaan cemas merupakan dampak dari perawatan di rumah sakit
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stresor yang terlepas dari
ketegangan. Terlepas dari ketegangan dan stres dengan cara pengalihan
(distraksi) ke suatu permainan atau relaksasi melalui kesenangan melakukan
permainan (Adriana, 2011). Pernyataan ini dapat diperkuat dengan berdasarkan
hail penelitian yang dilakukan oleh (Sarti, 2017) menyatakan bahwa Terapi
bermain dengan cara menggambar dan mewarnaigambardapat menurunkan
tingkat kecemasan pada anak akibat hospitalisasi. Kecemasan anak di Ruang
Flamboyan RSUD Batang Kabupaten Batang sebelum diberikan terapi bermain

34
aktif menggambar yaitu skor 7dengan 2 responden (13,3%), skor 8 dengan 3
responden (20,0%), skor 11 dengan 2 responden (13,3%), skor 12 dengan 3
responden (20,0%), skor 14 dengan 1 responden (6,7%), skor 15 dengan 1
responden (6,7%), skor 16 dengan 1 responden (6,7%). setelah diberikan terapi
bermain aktif menggambar yaitu skor 0 dengan 1 responden (6,7%), skor 2
dengan 1 responden (6,7%), skor 3 dengan 1 responden (6,7%), skor 4dengan 7
responden (46,7%), skor 6 dengan 1 responden (6,7%), skor 7 dengan 1
responden (6,7%), skor 8 dengan 2 responden (13,3%) dan skor 9 dengan 1
responden (6,7%).
Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh (Tanesi, 2018) mengatakan
bahwa terdapat tingkat kecemasan sebelum pemberian Terapi Mewarnai
Gambar sebagian besar berjumlah 14 responden (48,3%) dengan kategori
cemas berat, dari tabel diatas dapat diketahui rata-rata nilai tingkat kecemasan
responden adalah 70,6897 dalam kategori buruk, tingkat kecemasan sesudah
terapi mewarnai gambar sebagian besar berjumlah 19 responden (65,5%%)
dengan kategori cemas sedang, dan dapat diketahui rata-rata nilai tingkat
kecemasan responden 38,2759 dalam kategori cemas sedang. Penurunan
kecemasan terjadi rata-rata sebesar 9,5 pada kelompok eksperimen atau lebih
tinggi 3,7 dibandingkan kelompok control. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Devi, 2017) menyatakan bahwa Kecemasan anak sebelum
dilakukan terapi bermain mewarnai gambar sejumlah 11 anak mengalami
kecemasan sedang. Setelah dilakukan terapi mewarnai gambar sejumlah 15
anak mengalami kecemasan ringan. Hasil analisa dari penelitian ini bahwa
terdapat pengaruh pemberian terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat
kecemasan anak prasekolah selama hospitalisasi di RSUD Kota Madiun. Hal ini
sejalan dengan pendapat yang dinyatakan oleh (Hartini, 2019) bahwa
menggambar atau mewarnai sebagai suatu permainan yang memberikan
kesempatan anak bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan
penyembuh).

35
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Erna, 2019)
menyatakan bahwa ada pengaruh terapi bermain terhadap penurunan
kecemasan anak sebagai dampakhospitalisasi di RSUD Ambarawa. Penurunan
nilai rata-rata kecemasan dari 17.67 menjadi 14.87. Dari hasil analisis diketahui
p value = 0.003.(< 0.05) yang artinya bahwa p value < 0.05, sehingga hipotesis
dalam penelitian ini diterima dimana secara statistic dapat dikatakan terdapat
perbedaan yang signifikan kecemasan anak yang dihospitalisasi setelah
diberikan terapi bermain di RSUD Ambarawa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mamil, 2018)
menyatakan bahwa tingkat kecemasan sebelum terapi bermainmewarnai yaitu
berat sekali sebanyak 1 responden (3%), berat sebanyak 15 responden
(50%),sedang sebanyak 13 responden (43%), ringan sebanyak 1 responden
(3%), dengan nilai rata-rata28,66667. Sedangkan setelah dilakukan terapi
bermain kategori cemas berat sebanyak 1 responden(3%), sedang sebanyak 10
responden (33%), ringan sebanyak 18 responden (60%), tidakmengalami
kecemasan sebanyak 1 responden (3%), dengan nilai rata-rata 20,1. Dari hasil
analisaUji Wilcoxon menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000 (<0,05) artinya
Ho ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Debilly, 2018)
menyatakan bahwa tingkat kecemasan sebelum diberikan terapi bermain adalah
3,20. Menurut kategori face smile scale nilai tersebut msuk kedalam katagori
kecemasan sedang (SD=0,775). Kecemasansesudah mewarnai adalah 2,73.
Menurut kategoritingkat kecemasan tersebut masuk kedalam kategori
kecemasan Ringan (SD=0,799).Dari total keseluruhan jumlah responden 15
anak usia prasekolah yang dirawat di Rumah Sakit Advent Bandar Lampung
menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000 (<0,05) sehingga ada pengaruh terapi
bermain pada anak usia prasekolah akibat hospitalisasi di ruangan anak Rumah
Sakit Advent Bandar Lampung (Debilly, 2018).Hal ini sejalan dengan pendapat
menurut (Aizah, 2014) yang menyatakan bahwa mewarnai buku gambar
merupakan terapi permainan melalui buku gambar untuk mengembangkan

36
kreativitas anak sehingga mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan
komunikasi pada anak.
Penurunan signifikan secara keseluruhan dalam kecemasan tes dan
peningkatan signifikan secara keseluruhan dalam keadaan sadar setelah
intervensi. Lebih lanjut, meskipun korelasi negatif yang signifikan ditemukan
antara kewaspadaan disposisi dan perubahan perhatian keadaan sebelum dan
sesudah pewarnaan, korelasi positif yang signifikan ditemukan antara
kewaspadaan disposisi dan keadaan kewaspadaan pra-intervensi, menunjukkan
kemungkinan efek langit-langit. Penjelasan untuk temuan ini dan implikasinya
untuk personil sekolah dan penelitian dibahas untuk masa depan (Dana, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Lisbet, 2019)
menyatakan bahwa rerata tingkat kecemasan sebelum dilakukan terapi bermain
mewarnai pada kelompok intervensi sebesar 32.31 dan pada kelompok kontrol
33.00. Rerata tingkat kecemasan setelah dilakukan terapi bermain mewarnai
pada kelompok intervensi sebesar 25.00 dan pada kelompok kontrol 31.63.
Berdasarkan Independent T-test diperoleh angka signifikan dengan nilai p >
0,05. Hal ini sejalan dengan pendapat menurut (Aysha, 2016) yang menyatakan
bahwa terapimewarnai merupakan suatu terapi yang menggunakan warna.
Warna pada gambar yang telah diwarnai oleh anak menurunkan tingkat
kecemasan pada anak karena warna merupakan spektrum cahaya yang mampu
meningkatkan kadar hormon serotonin yang berfungsi untuk mengontrol
perasaan dan dapat menciptakan rasa bahagia serta dapat menurunkan rasa
kecemasan seseorang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukkan oleh (Muhammad Idris,
2019) menyatakan bahwa terapi bermain (mewarnai) efektif terhadap
penurunan kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah (3-6
tahun) di ruang melati RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi. Dari15
anak yang menjadi subyek penelitian, sebelum diberikan terapi bermain oleh
sebanyak 7 (46,7%) anak menunjukkan kecemasan berat dan sebanyak 8
(53,3%) anak mengalami kecemasan sedang. Sesudahdilakukan terapi bermain

37
(mewarnai) didapatkan hasil, tingkat kecemasan dikategori tidak cemas adalah
yang terbanyak 1 (6,7%) anak, cemas ringan 6 (40,0%) anak, cemas sedang 5
(33,3%) anak dan kategori cemas berat 3 (20,0%) anak. Ujihipotesis didapatkan
dengan menggunakan uji Paired T-test dengan nilai p value = 0.009 < α = 0.05
(5%) dengan thitung sebesar 3.006 yang berarti tolak Ho dan Terima
H1(Muhamad Idris, 2019).Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan
Menurut Whaley dan Wong (2009) yang menyatakan bahwa permainan yang
disenangi anak-anak adalah menggambar dan mewarnai.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Girija, 2019)
menyatakab bahwa terdapat tiga puluh empat pengasuh profesional (n = 25) dan
informal (n = 9) berpartisipasi. Partisipan dalam kedua kondisi menunjukkan
peningkatan pengaruh positif, agensi kreatif, dan self-efficacy dan penurunan
pengaruh negatif, kecemasan, persepsi stres, dan kelelahan. Peserta dalam
kedua kondisi menyatakan kesenangan, relaksasi, apresiasi waktu jauh dari
stres, pemecahan masalah kreatif, rasa mengalir, dan wawasan pribadi dan
eksistensial. Kedua pendekatan ini juga menghasilkan pengalaman berbeda
dengan peserta yang melaporkan bahwa mereka menemukan peningkatan fokus
dalam pewarnaan dan menghargai dukungan dan kebebasan berekspresi dalam
terapi seni studio terbuka.
Dari hasil analisis artikel yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh terapi mewarnai terhadap kecemasan pada anak 6-12 tahun yang
mengalami hospitalisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dinyatakan oleh
(Aysha, 2016) yang menyatakan bahwa terapi mewarnai merupakan suatu
terapi yang menggunakan warna. Warna pada gambar yang telah diwarnai oleh
anak menurunkan tingkat kecemasan pada anak karena warna merupakan
spektrum cahaya yang mampu meningkatkan kadar hormon serotonin yang
berfungsi untuk mengontrol perasaan dan dapat menciptakan rasa bahagia serta
dapat menurunkan rasa kecemasan seseorang.

38
B. Keterbatasan
Dalam pelaksanaan studi literature review ini, penulis menyadari tidak
lepas dari keterbatasan yang ada meskipun telah diupayakan sebaik mungkin
untuk mengatasinya. Adapun keterbatasan dalam penulisan literature review ini
seperti, kurangnya sumber data berbentuk artikel fulltext di database elektronik
yang relevan dengan tujuan dari penulisan literature review ini dan banyak
artikel yang terdapat variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil dari
penulisan literature review ini.

39
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari 11 artikel yang dibaca telah dilakukan penelitian dan
dinyatakan terdapat pengaruh terapi mewarnai terhadap kecemasan anak yang
mengalami hospitalisasi. Terdapat perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah
dilakukan terapi mewarnai.
B. Saran
1. Bagi Institusi Kesehatan
Memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi institusi kesehatan tentang
pengaruh terapi mewarnai terhadap kecemasan ank yang mengalami
hospitalisasi
2. Bagi Rumah Sakit
Rumah Sakit dapat merekomendasikan terapi bermain mewarnai untuk
mengatasi kecamasan pada anak yang mengalami hospitalisasi
3. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengembangkan penelitiannya, khususnya dalam bidang
Keperawatan Anak serta mengetahui pengaruh terapi mewarnai terhadap
kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi
4. Bagi Penelitian selanjutnya
Dapat dijadikan sumber refrensi tentang pengaruh terapi mewarnai terhadap
kecemasan anak yang mengalami hospitalisasi.

40
DAFTAR PUSTAKA

Adriana D. 2011. Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika

Aini A.P, 2016. Pengaruh Terapi Bermain Walkie-Talkie Terhadap Tingkat


Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di RSUD
Moewardi Surakarta. Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal. 2

Aizah S, Sui E.W, 2014. Upaya Menurunkan Tingkat Stres Hospitalisasi Dengan
Aktivitas Mewarnai Gambar Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di Ruang Anggrek
RSUD Gambiran Kediri. Kediri : Uiversitas Nusantara PGRI Kediri. Vol. 1
(25), (6-10)

Akhriansyah M, 2018. Hubungan Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Dengan


Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Sekolah Yang
Dirawat Di RSUD Kayuagung Tahun 2017. Jambi:Universitas Batamnghari
Jambi. Vol. 18 (1), (72)

Al-Ihsan M, Safitri E, Anggi S, 2018. Terap Bermain Origami Terhadap Kecemasan


AnaK Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Yang Menjalani Hospitalisasi. Banjarbaru:
Fakultas Kedokteran Universias Lambung Mangkurat. Vol. 6 (1), (64, 69)

Amallia A, Oktaria D, Oktafani, 2018. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap


Kecemasan Anak Usia Prasekolah Selama Masa Hospitalisasi.
Lampung:Universitas Lampung. Vol. 7(2), (221)

Arifin D. 2019.Pengaruh Permainan Boneka Tangan Terhadap Kecemasan Anak


Hospitalisasi 4-6 Tahun Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
Palembang:STIKes Muhammadiyah Palembang

Aysha K, Latipun, 2016. Terapi Warna Untuk Mengurangi Kecenmasan Pada


Remaja Yang Hamil Di Luar Nikah. Malang:Universitas Muhammadiyah
Malang. Vol. 4(2), (215)

Badan Pusat Statistik. 2018. Profil Anak Indonesia.Jakarta: Kementerian


Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (KPPPA)

Dana. C, Nancy L. H. 2018. Evaluating The Effectiveness Of A Mindfulness Coloring


Activity For Test Anxiety In Children. Canada: The Journal Of Educational
Research

Debilly Boyoh, Elisa Magdalena. 2018. Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai


Gambar Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Akibat
Hospitalisasi Di Ruangan Anak Di Rumah Sakit Advent Bandar Lampung.
Bandar Lampung: SKOLASTIK Keperawatan Vol. 4(2)

41
Devi Purwati. 2017. Pengaruh Pemberian Terapi Bermain Mewarnai Gambar
Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Selama Hospitalisasi Di RSUD
Kota Madiun. Madiun:STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun

Destia Kurnia Putri. 2017. Pengaruh Terapi Bermain Dengan Teknik Mewarnai
Terhadap Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di RSI Siti Aisyah Kota
Madiun. Madiun:StiKes Bhakti Husada Madiun

Dyna Apriany, Oyoh, Ahmad Faisal Maruf. 2018. Perbedaan Efektivitas Terapi
Mewarnai Dan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Prasekolah Yang
Mengalami Hospitalisasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Kota Cimahi
Tahun 2018. Cimahi:STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS
1.Vol 1(2)

Erna Setiawati, Sundari. 2019. Pengaruh Terapi Bermain dalam Menurunkan


Kecemasan Pada Anak Sebagai Dampak Hospitalisasi di RSUD Ambarawa.
Ambarawa:Universitas Ngudi Waluy. Vol. 2(1)

Girija. K, Katrina. C. l-H, Janell L. M, Rebekka M. D-H,Elizabeth M, William P. L.


2019. Outcomes Of Art Therapy And Coloring For Professional And
InformalCaregivers Of Patients In A Radiation Oncology Unit: A Mixed
Methods Pilot Study. USA: European Journal of Oncology Nursing

Hartini S, Biyanti D.W, 2019. Perbedaan Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah
Saat Hospitalisasi Sebelum Dan Setelah Dilakukan TerapiBermain Mewarnai
Gambar Di Ruang Bogenville RSU Kudus. Kudus:STIKes Cendekia Kudus.
Vol. 8(1), (47)

Harini A.A.2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Selemba Medika

Hidayat A.A. 2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Selemba Medika

Kaluas I, Amatus Y.I, Rina M.K, 2015. Perbedaan Terapi Bermain Puzzel Dan
Bercerita Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Selama
Hospitalisasi Di Ruang Anak RS TK III Mongosidi Manado. Manado:E-Journal
keperawatan. Vol. 2 (3), (2)

Khusnal Eri, dkk, 2012. Prosiding Seminar Nasional Membangun Networking


Menuju Pendidikan Tinggi Kesehatan Yang Humanistik. Yogayakarta: Stikes
Aisyiyah Yogyakarta

Kurniawati R, 2016. Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Terhadap Tingkat


Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah Di Bangsal
Cempaka RSUD Wates. Yogyakarta:Stikes Achmad Yani Yogyakarta. Hal. (54-
55)

42
Kustiawan R, Fajar F.A, 2015. Gambaran Tingkat Kecemasan Orangtua Terhadap
Hospitalisasi Anak Dengan Kejang Demam Di Ruang Anak Bawah RSUD dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya. Vol. 13 (1), (151)Somantri, Vivi NurpermataLbet

Lisbet Octovia Manalu, dkk. 2019. Terapi Bermain Mewarnai Menurunkan Tingkat
Kecemasan Anak Usia Prasekolah Yang Mengalami Hospitalisasi. Bandung:
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Vol . 9(1)

Lubis I.K, Susilawati. 2017. Analisis Lenght Of Stay (LOS) Berdasarkan Faktor
Prediktor Pada Pasien DM Tipe II Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Yogyakarta:Universitas Gajah Mada. Vol. 2(2), (162)

Marni,dkk. 2018. Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Terhadap Penurunan


Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah. Wonogiri:Jurnal Keperawatan GSH
Vol 7(1)

Muhammad Idris, Mathida Reza. 2019. Efektifitas Terapi Bermain (Mewarnai)


Terhadap Penurunan Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia
Prasekolah (3-6 Tahun) Di Ruang Melati RSUD Kota Bekasi.
Jakarta:Universitas Islam As-Syafi’iyah jakarta

Mulyani S, 2018. Riwayat Hospitalisasi, Kehaditan Orang Tua Terhadap Respon


Perilaku Anak Prasekolah Pada Tindakan Invasif. Jambi : Jurnal Psikologi
Jambi. Vol. 3 (1), (42)

Mulyatiningsih E, 2014. Pengaruh Orientasi Terhadap Tingkat Kecemasan Anak


Prasekolah Di Bangsal Anak Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang.
Semarang: FIKKES. Vol. 7(1), (3)

Nasir.A, Muhith A, Ideputri M.E. 2011.Metodologi Penelitian Kesehatan.


Yogyakarta:Nuha Medika

Natasya P, Hellena D, Oswati H, 2019. Gambaran Penerapan Pemberian Informasi


Berdasarkan Konsep Family Centered Care Pada Anak Dengan Penyakit Akut
Selama Hospitalisasi.Riau: Universitas Riau. Vol. 6 (1), (343)

Nurfatimah. 2019. Peran Serta Orang Tua dan Dampak Hospitalisasi Pada Anak
Usia 3-6 Tahun Di Ruang Anak RSUD Poso. Palu: Poltekes Kemenkes Palu.
Vol. 2 (2), (78)

Oktavia G. S. 2016. Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar Terhadap Tingkat


Kecemasan Anak Usia Prasekolah Yang Dihospitalisasi Di Rskia Pku
Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta. Yogyakarta:Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

43
Pratiwi N.I, 2016. Pengaruh Terapi Touch And Talk Terhadap Kecemasan Anak
Usia Prasekolah Yang Mengalami Tindakan Invasif Di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Surakarta:STIkes Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal (3)

Putra S.D.H, dkk. 2014. Keperawatan Anak Dan Tumbuh Kembang (Pengkajian Dan
Pengukitan).Yogyakarta: Nuha Medika

Rahmah.S, Agustina NS.F, 2016. Hubungan Penerapan Atraumatic Care Dengan


Stres Hospitalisasi Pada Anak Di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015. Aceh:Universitas Almuslim. Vol. 1(2),
(12)

Rahmadani E, Meitha D, Wiwi M, 2017. Pengaruh Intervensi Bermain Terapeutik


Terhadap Penurunan Nilai Kecemasan Hospitalisasi Anak Prasekolah Di
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Bandung:JNPH. Vol. 5 (2), (32)

Razali. 2019. Kebutuhan Data Ketenagakerjaan Untuk Pembangunan Berkelanjutan:


Direktur Statistik Kependudukan Dan Ketenagakerjaan Badan Pusat Statistik

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. 2019. Data Anak Sakit

Saputro H & Fazrin I. 2017.Anak Sakit Wajib Bermain Di Rumah Sakit.


Ponorogo:Forum Ilmiah Kesehatan

Sari F.S, Intan M.B, 2017.Kecemasan Anak Saat Hospitalisasi. Surakarta:Universitas


Husada Surakarta. Hal. (146)

Sarti. 2017. Penerapan Terapi Bermain Dengan Menggambar dan Mewarnai Untuk
Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Prasekolah Di Ruang Melati RSUD Dr.
Soedirman Kebumen. Gombong: Universitas Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong

Setiawati E, Sundari, 2019. Pengaruh Terapi Bermain Dalam Menurunkan


Kecemasan Pada Anak Sebagai Dampak Hospitalisasi Di RSUD
Ambarawa.Ambarawa:IJM. Vol. 2(1), (18)

Sufyani Y.A, Ketut S, Kristiawati, Indah D.P, 2017. Efektivitas Penurunan Stres
Hospitalisasi Anak Dengan Terapi Bermain Dan Terapi Musik. Surabaya:
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Hal. (1-2)

Suriadi. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta:CV SAGUNG SETO

Sutrisno, Gipta G.W, Herry S. 2017.Kecemasan Anak Usia Sekolah Sebelum Dan
Sesudah Mendapatkan Informasi Saat Pemberian Obat Injeksi.
Lampung:STIKes Aisyah Pringsewu Lampung. Vol. 2(2), (103)

44
Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta:Buku Kedokteran EGC

Tanesi L. E. R, Nurwidyaningtyas. W, Biomed. M, Erwanto. 2018. Pengaruh


Pemberian Terapi Mewarnai Gambar Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Anak Hospitalisasi Di Ruang Rawat Inap B (Rib) Rumah Sakit
Wava Husada Kepanjen Malang. Malang : STIKes Kendedes Malang. Vol. 2
(2)

Utami Y, 2014. Dampak Hospitalisasi Terhadap Perkembangan Anak. Jurnal Ilmiah


WIDYA. Vol. 2 (2), (19)

Wigati S.E, 2015. Hubungan Lama Perawatan Dengan Risiko Infeksi Nosokomial
Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Wonosari Gunung
Kidul.Yogyakarta:STIKes Aisyiyah. Hal(6)

Wulandari D, Erawati M. 2016. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta:Pustaka


Pelajar

Wowiling E.F, 2014. Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar Terhadap


Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah Akibat Hospitalisasi Di
Ruangan Irina E. Blu RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Manado:
Universitas Sam Ratulangi Manado. Hal. (2)

45
LAMPIRAN

46
Lampiran I
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program StudiIlmu
Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang :
Nama : Risa Sri Wulandari
NIM : 2116017
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi Mewarnai
Terhadap Kecemasan Anak Usia 6-12 Tahun Yang Mengalami Hospitalisasi Di
Ruang Rasyid Thalib Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang” penelitian ini tidak
menimbulkan akbiatyang merugikan saudara/i sebagai responden, kerahasiaan semua
informasi yangdiberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk penelitian. Jika
saudara/i tidakbersedia menjadi responden, maka tidak akan ada ancaman bagi
saudara/i,keluarga dan siapapun. Jika telah menjadi responden dan terjadi hal-hal
yangmemungkinkan saudara/i untuk mengundurkan diri, maka saudara/i
diperbolehkanuntuk mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi dalam penelitian
ini.Apabilasaudara/i menyetui, saya mohon kesediannya untuk menandatangani
lembarpersetujuan.
Atas perhatiaan dan kesediaan saudara/i sebagai responden, saya
ucapkanterimakasih.

Peneliti

Risa Sri Wulandari

47
Lampiran II
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Setelah saya membaca keterangan dari saudara Risa Sri Wulandarimahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembanguntuk
melaksanakan penelitian tentang “Pengaruh Terapi Mewarnai Terhadap Kecemasan
Anak Usia 6-12 Tahun Yang Mengalami Hospitalisasi Di Ruang Rasyid Thalib
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang”. Maka saya bersedia menjadi responden
danmengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian serta berjanji untuk
mengikutitanpa ada tekanan dari pihak manapun.Demikian surat pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.

Palembang, Februari 2020


Yang Memberi Pernyataan

( )

48
Lampiran III
KUESIONER KECEMASAAN
PENGARUH TERAPI MEWARNAI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA
6-12 TAHUN YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG RASYID
THALIB RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi lembar jawaban
2. Nama responden dan tanggal pengkajian harap di isi
3. Usahakan semua nomor terjawab pada kolom yang telah tersedia
4. Tidak ada jawaban yang salah pada setiap pernyataan, oleh karena itu saya
memohon bapak/ibu hanya memilih jawaban yang ada disebelah kanan yaitu
dengan memberi tanda (˅) pada pernyataan, pada pernyataan yang bapak/ibu
jawab
5. Adapun jawaban yang akan dipilih akan diterangkan sebagai berikut :
Ya
Tidak
A. Keterangan
1. Hari/Tanggal :
B. Identitas Responden
1. Inisial :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin : L/P
C. Identitas orang tua/wali
Inisial :
Umur :
Hubungan dengan responden :

49
Skala tingkat kecemasan
Intruksi: isilah bagian yang kosong dengan “1” (Ya), “2” (Tidak) dengan memberikan
tanda (˅)
Tanda-tanda Kecemasan Ya Tidak
Interaksi sosial atau situasi kinerja
1. Takut dan atau menghindari berpartisipasi dalam
kegiatan kelompok
2. Memiliki rasa takut dan atau menghindari pergi ke
pesta atau acara sosial
3. Memiliki rasa takut dan atau menghindari
berbicara dengan orang asing
4. Takut atau menghindari berbicara di telepon
5. Tidak mau atau menolak untuk berbicara di depan
kelompok
6. Tidak mau atau menolak untuk menulis di depan
orang lain
7. Tidak mau atau menolak untuk makan di tempat
umum
8. Tidak mau atau menolak untuk menggunakan
kamar mandi umum
9. Tidak mau atau menolak untuk mengganti pakaian
olahraga atau renang dengan yang lain
Pemisahan
10. Khawatir tentang kerusakan yang terjadi pada
angka lampiran
11. Khawatir tentang bahaya yang menimpa diri,
termasuk ketakutan akan kematian
12. Kesusahan ketika perpisahan terjadi diantisipasi
13. Ketakutan atau keengganan untuk sendirian
14. Keengganan atau penolakan untuk pergi ke sekolah
atau tempat lain
15. Keluhan gajala fisik saat perpisahan terjadi atau
diantisipasi
16. Keengganan atau penolakan untuk tidur sendirian
17. Keengganan atau penolakan untuk tidur jauh dari
rumah
18. Mimpi buruk dengan tema perpisahan
19. Menempel pada orang tua, atau mengikuti orang
tua di sekitar rumah
Digeneralisasi
20. Kekhawatiran berlebihan tentang masalah sehari-
hari atau kehidupan nyata
21. Kegelisahan atau perasaan terkunci atau tegang

50
22. Mudah lelah
23. Kesulitan berkonsentrasi atau pikiran menjadi
kosong
24. Sifat lekas marah
25. Ketegangan otot atau ketegangan nonspesifik
26. Gangguan tidur, terutama kesulitan untuk tidur
27. Rasa takut atau antisipasi yang menakutkan (tidak
spesifik)
Pobia Spesifik
28. Hewan: sebutkan
29. Lingkungan alami: ketinggian, badai: sebutkan
30. Injeksi darah-cidera atau luka: sebutkan
31. Situasional: pesawat terbang, lift: sebutkan
Tanda dan Gejala Fisik Akut
32. Memerah
33. Merasa lumpuh
34. Gemetar atau bergetar
35. Terasa pusing, tidak stabil, pusing atau pingsan
36. Jantung berdebar atau jantung berdebar kencang
37. Sulit bernafas (sensasi sesak nafas atau tersedak)
38. Menggigil atau panas
39. Berkeringat
40. Terasa sakit perut, mual atau perut tertekan
41. Keinginan berulang untuk pergi ke kamar mandi
42. Nyeri dada atau ketidaknyamanan
43. Paresthesias (sensasi mati rasa atau kesemutan jari,
jari kaki atau daerah peioral)
44. Masalah menelan atau makan
45. Tangis menangis ketika dalam situasi yang memicu
kecemasan
46. Mudah marah saat berada dalam situasi yang
memicu kecemasan
47. Perlu melarikan diri dari situasi yang memicu
kecemasan tertentu
48. Menjaga jarak dari orang lain
49. Takut kehilangan kendali atau menjadi gila
50. Derealization (perasaan tidak realistis) atau
depersonaliasi (perasaan tidak realistis)
PEDOMAN PENSKORAN KUISIONER
Skor : Total Skor :
1 = Ya 1 – 15 = Kecemasan ringan
0 = Tidak 16 - 30= Kecemasan sedang
31 – 50 = Kecemasan berat

51
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) TERAPI
MEWARNAI GAMBAR

Definisi Mewarnai buku gambar merupakan terapi permainan


melalui buku gambar untuk mengembangkan kreativitas
anak sehingga mengurangi stres dan kecemasan dan
meningkatkan komunikasi pada anak
Tujuan 1. Melatih motorik halus anak.
2. Meningkatkan kreativitas anak
3. Melatih kesabaran dan dan ketelitian anak
4. Meningkatkan rasa percaya diri
Petugas Risa Sri Wulandari
Persiapan 1. Memberikan kertas gambar yang sama
alat 2. Memberikan alat-alat untuk mewarnai (pensil
warna/spidol/krayon

Prosedur 1. Ajak 3-5 anak untuk mewarnai gambar


2. Anak-anak duduk di tempat tidur pasien masing-masing
3. Pemandu memperkenalkan diri
4. Anak diminta memperkenalkan diri satu per satu
5. Memberikan kertas gambar yang sama
6. Memberikan alat-alat untuk mewarnai (pensil
warna/spidol/krayon)
7. Meminta anak untuk mewarnai dan menuliskan
namanya
8. Pajang hasil mewarnai di depan tempat tidur anak-anak
9. Berikan pujian untuk semua anak
Evaluasi 1. Anak dapat mengembangkan imajinasinya
Yang 2. Anak dapat mengembangkan kemampuan motorik
Diharapkan halusnya
3. Anak dapat meningkatkan kreativitasnya
4. Anak akan mengungkapkan kegembiraan atau rasa
senang
5. Anak terlihat lebih rileks

52
6. Anak akan kooperatif terhadap perawatan dan
pengobatan
Dokumentasi 1. Mencatat identitas responden
2. Mencatat waktu dan tanggal terapi
3. Mencatat jenis permaianan dan respon anak
Sumber 1. Dian Adriana. 2011. Tumbuh Kembang & Terapi
Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika
2. Siti Aizah. 2014. Upaya Menurunkan Tingkat Stres
Hospitalisasi Dengan AktifitasMewarnai Gambar
Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di Ruang Anggrek RSUD
Gambiran Kediri. Kediri:Universitas Nusantara PGRI
Kediri

53

Anda mungkin juga menyukai