Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

TENTANG HARGA DIRI RENDAH (HDR)

Di Susun Oleh:
Husbatul Hasanah, S.kep

Dosen Pembimbing:
Ns. Faleriska Yunera, M. Kep

PROFESI NERS UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TAHUN 2021
1.      Masalah Utama

harga diri rendah

2.      Proses Terjadinya Masalah

A.    Pengertian

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa
gagal karena karena tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri
(keliat. 1998). Menurut Schult & videbeck (1998) gangguan harga diri
rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan,
yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.

B. Tanda dan Gejala

Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)

1)      Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi
botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker

2)      Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi
jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik
diri sendiri

3)      Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak


mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa

4)      Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.

5)      Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya


tentang memilih alternatif tindakan.
6)      Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

C.  Penyebab

Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat
terjadi secara :

a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena : —
Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,
pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).—  Harapan akan struktur,
bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/ sakit/
penyakit.—  Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai,
misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai
tindakan tanpa persetujuan.

b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/ dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi ini dapat
ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada klien
gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab HDR
adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan, kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok
(Yosep, 2007)
D. Tanda dan Gejalanya :

Data subjektif : mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta bantuan


orang lain dan mengungkapkan malu dan tidak bisa bila diajak melakukan
sesuatu.

Data objektif : tampak ketergantungan pada orang lain, tampak sedih dan
tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat dilakukan, wajah tampak
murung.

E. Akibat

Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun
tidak mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial :
menarik diri. Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang
tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).

Tanda dan gejala :

Data Subyektif :

a.  Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan

b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan


orang lain

c.  Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang


lain

Data Obyektif :

a.   Kurang spontan ketika diajak bicara

b.  Apatis

c.   Ekspresi wajah kosong

d.  Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal


e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbica

3. Data yang perlu dikaji:

a. Isolasi sosial: menarik diri

Data yang perlu dikaji:

Data Obyektif: Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam


diri di kamar, banyak diam.

Data Subyektif: Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara
pelan dan tidak jelas.

1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah: Data yang perlu dikaji:

a.Data Subyektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.

b. Data Obyektif

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih


alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

2. Gangguan citra tubuh

Data yang perlu dikaji:

a. Data subyektif

Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, mengungkapkan sedih karena


keadaan tubuhnya, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang
lain, karena keadaan tubuhnya yang cacat

b. Data obyektif

Ekspresi wajah sedih, tidak ada kontak mata ketika diajak bicara,
suara pelan dan tidak jelas, tampak menangis.
4. Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi sosial : menarik diri


2.  Harga diri rendah
3. Gangguan citra tubuh

5. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri


Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi
halusinasi
Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

2. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip


komunikasi terapeutik dengan cara :
a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e)   Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g) Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar
klien.
3. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diriTindakan:
Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau mau bergaul
Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda
serta penyebab yang muncul  Berikan pujian terhadap kemampuan
klien mengungkapkan perasaannya Klien dapat menyebutkan
keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.

Tindakan :

a) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi


halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
b) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain
c) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
d) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan
orang lain
e) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
f) Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain
g) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
h) Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
i) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial


Tindakan:

a) Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain


b) Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :
 Klien – Perawat
   Klien – Perawat – Perawat lain
    Klien – Perawat – Perawat lain – Klien lain
 K – Keluarga atau kelompok masyarakat

5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan


orang lain
Tindakan:
a.  Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan
dengan orang lain
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan
dengan orang lain.
c.  Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
-   Salam, perkenalan diri
-   Jelaskan tujuan
-    Buat kontrak
-    Eksplorasi perasaan klien

b.  Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :


-     Perilaku menarik diri
-     Penyebab perilaku menarik diri
-   Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
-    Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
-    Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien
untuk berkomunikasi dengan orang lain.
-   Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
-  Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga
Diagnosa II : harga diri rendah.

Tujuan umum: Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

Tujuan khusus:

1.   Klien dapat membina hubungan saling percaya.

a.   Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi


terapeutik:

a) Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverba


b)   Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g) Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
h) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
i)    Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
j)   Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
k)   Utamakan memberi pujian yang realistik.
l)   Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

b.  Disikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.

c. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.

2. Klien dapat merencanakn kegiatan sesuai dengan kemampuan yang


dimiliki.
 .Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari.
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.

a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah


direncanakan.

b. Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara mearwat klien

b. Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.

c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

Diagnosa II: gangguan citra tubuh.

Tujuan umum: klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri
rendah/klien akan meningkat harga dirinya.

Tujuan khusus :

1.  Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan :

a) Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalan diri,


jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
b) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
c)   Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki

Tindakan: Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

a. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,


utamakan memberi pujian yang realistis

b. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3.  Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

Tindakan:

a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah


pulang ke rumah
STRATEGI PELAKSANAAN

GANGGUAN KONSEP DIRI HARGA DIRI RENDAH

A.    Kondisi klien

 Mengkritik diri sendiri.


 Perasaan tidak mampu.
 Pandangan hidup yang pesimis
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri
  Berpakaian tidak rapih.
 Selera makan kurang
 tidak berani menatap lawan bicara.
 Lebih banyak menunduk.

B.     Diagnosa Keperawatan

Gangguang konsep diri : harga diri rendah

C.    Tujuan

-Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

-Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

-Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

- Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan

- Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah


dilatih
D. Tindakan Keperawatan

Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih


dimiliki pasienUntuk membantu pasien dapat mengungkapkan
kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :

a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam
keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
b) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan
pasien penilaian yang negatif.
c) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :

Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat


digunakan saat ini. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien. Perlihatkan respon yang
kondusif dan menjadi pendengar yang aktifMembantu pasien
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

·         Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat


dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-
hari.

Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien


lakukan secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal
dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan
yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar
kegiatan sehari-hari pasien.

  Melatih kemampuan yang dipilih pasien

Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:


·         Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang
dipilih

·         Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan

·         Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.

Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih

Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat


melakukan hal-hal berikut :

·         Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang


telah dilatihkan

·         Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien


setiap hari

·         Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan


setiap kegiatan

·         Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih

Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan


kegiatan

E. Strategi tindakan Pelaksanaan

SP 1 Klien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki klien, membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat
digunakan, memba

ntu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih,


melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian
ORIENTASI :

“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Agung Nugroho, biasa dipanggil


Agung, saya mahasiswa keperawattan UKSW yang sedang praktik
diruangan ini., Bagaimana keadaan ibu hari ini ?

”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan


yang pernah ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang
masih dapat ibu dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan
untuk kita latih”

”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?


Bagaimana kalau 20 menit ?

KERJA :

” Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? “ Wah, bagus sekali
ada lima kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki “.

” ibu dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang
kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus
sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini.

”Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau
begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur
ibu”. Mari kita lihat tempat tidur ibu Coba lihat, sudah rapikah tempat
tidurnya?”

“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan
kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai
dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu
sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan
di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah
bawah/kaki. Bagus !”

” ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”

“ Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau
ibu lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa
melakukan, dan ibu ibu (tidak) melakukan.

TERMINASI :

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan


merapikan tempat tidur ? Yah, ternyata ibu banyak memiliki kemampuan
yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat
tidur, yang sudah ibu praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini
dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”

”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ibu mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam
berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”

”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan
tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci
piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai
jumpa ya”

Anda mungkin juga menyukai