Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

N
DENGAN KASUS HARGA DIRI RENDAH
DI RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA

Dosen Koordinator : Ns. Siti Kholifa,S.Kep.,M.Kep


Dosen Pembimbing Akademik : Ns. Rusdi S. Kep M.Kep
Dosen Pembimbing Klinik : Ns. Hardianto S.Kep

OLEH :

MUHAMMAD ISRAN WIDIANNUR

P1908107

PROGRAM STUDI PROFESI NERS INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS


WIYATA HUSADA SAMARINDA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Kasus (Masalah Utama)


Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana
Keliat, 1999). Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :

a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja dll. Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga
diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan perianal, dll), harapan
akan struktur, bentuk dan ffungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit,
perlakuan petugas yang tidak menghargai.
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama.
2. Tanda dan gejala
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Mencederai diri
3. Penyebab
Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua ang
tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pda orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.. Stressor pencetus munkin
ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal, seperti : trauma fisik maupun psikis, ketegangan
peran, transisi peran situasi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluargamelalui
kelahiran atau kematian, serta transisi peran sehat sakit sebagai transisi dari keadaan sehat dan
keadaan sakit.

4. Tanda dan gejala


a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat sendiri, merasa tidak mampu
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Mencederai diri
g. Konsentrasi menurun
h. Menyangkalfek labil
i. Regresi perkembangan
5. Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan interaksi
sosial : menarik diri, dan memicu munculnya perilaku kekerasan yang beresiko mencederai diri,
orang lain dan lingkungan. Isolasi social merupakan suatu keadaan dimana individu dan kelompok
mengalami kebutuhan meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk
melakukan kontak. (Copernitto LJm 1998).

Tanda dan gejala


Data Subyektif
a. Klien mengatakan kesepian
b. Klien mengatakan tidak mempunyai teman
c. Klien mengatakan lebih sering di rumah, sendiri
d. Klien mengatakan tidak dapat berhubungan social
Data Obyektif
a. Menyendiri
b. Diam
c. Ekspresi wajah murung, sedih
d. Sering larut dalam pikiranya sendiri
Sedangkan perilaku kekerasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik kepada diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
Tanda dan gejala :
Data subyektif :
a. Mengungkapkan mendengar suara-suara yang mengancam, menyuruh melakukan
pencederaan pada diri sendiri, orang lain atau lingkungan
b. Mengatakan takut, cemas atau khatir
Data Obyektif :
a. Wajah tegang dan merah
b. Mondar-mandir
c. Mata melotot, rahang menutup
d. Tangan mengepal
e. Keluar keringat banyak
f. Mata merah
C. Pohon Masalah

Isolasi sosial : menarik diri Perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Berduka disfungsional

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Masalah keperawatan
a. Isolasi sosial : menarik diri
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
c. Berduka disfungsional
2. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan harga diri rendah
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri

F. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa 1. Harga Diri Rendah

a. Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan dengan orang lain
dan lingkungan.
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :

1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,


1.2. Jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
1.3. Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
1.4. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
1.5. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
1.6. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab
serta mampu menolong dirinya sendiri

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


Tindakan :

2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,

2.3. Utamakan memberi pujian yang realistis

2.4. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan


Tindakan :

3.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :

4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan


Tindakan :

5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan


5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien

5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


Tindakan :

6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
6.2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
6.4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
Diagnosa 2: Menarik diri

Tujuan Umum :

Klien dapat berinteraksi dengan orang lain

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya


Tindakan :

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik dengan cara :

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal


b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:

2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau
bergaul
2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang
muncul
2.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :

3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur, marah,
menyibukkan diri dll)
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
c. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:

4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain


4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
▪ K–P
▪ K – P – P lain
▪ K – P – P lain – K lain
▪ K – Kel/Klp/Masy
4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain


Tindakan:

5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:

6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :

▪ Salam, perkenalan diri


▪ Jelaskan tujuan
▪ Buat kontrak
▪ Eksplorasi perasaan klien
6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
▪ Perilaku menarik diri
▪ Penyebab perilaku menarik diri
▪ Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
▪ Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali
seminggu
6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.
FORMULIR PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

Ruang rawat : Gelatih Tanggal dirawat : 12 Juni 2020

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.N (L/P) Tanggal Pengkajian : Selasa 17-11-2020
Umur : 58 tahun No. Rekam Medik : 2013050002
Informan : Pasien
II. ALASAN MASUK
Gelisah, mondar mandir

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya :
Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil
3. Pelaku / Usia Korban /Usia Saksi / Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindak kriminal
Jelaskan No 1, 2, 3 :

Masalah Keperawatan:
1.

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?


Ya Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat Pengobatan/Perawatan
_______________ ________________ __________________________
_______________ ________________ __________________________

Masalah Keperawatan:
1.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenngkan :

Masalah Keperawatan:
1.

IV. FISIK
1. Tanda Vital TD : 120/80mmHg N : 88x/i S : 36,8oC P : 16x/i
2. Ukuran TB : _______ BB : _______
3. Keluhan Fisik :.................................................................................
Jelaskan : _________________________________________________________________
Masalah Keperawatan:
1.

V. PSIKOSOSIAL
Genogram (lihat petunjuk)

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Hubungan
X : Meninggal
----- : Tinggal serumah
: Pasien
Jelaskan : Tn. N memiliki 4 saudara, dan kedua orangg tua Tn. N masih hidup

Masalah Keperawatan:
1.
1. Konsep diri
a. Citra tubuh : Pasien menyukai bagian tubuhnya, dan mensyukuri apa yang ada pada tubunya
b. Identitas : Sudah Menikah, tidak sekolah
c. Peran : Sebagai suami, tapi tidak bekerja
d. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin segera sembuh, dan pulang berkumpul Bersama
keluarganya
e. Harga diri : Pasien merasa tidak berguna karena tidak bisa menjadi suami seutuhnya

2. Hubungan sosial

Masalah Keperawatan:
1. Harga Diri Rendah

a. Orang terdekat : ______________________________________________________________


b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
_____________________________________________________________________________
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
_____________________________________________________________________________

Masalah Keperawatan:
1.

3. Spritual
a. Nilai dan keyakinan : Tn. N beragama Islam
b. Kegiatan ibadah : Tidak terlaksana

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak Rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian
tidak sesuai tidak seperti biasa
Jelaskan :

Masalah Keperawatan:
1.

2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan : _________________________________________________________________

Masalah Keperawatan:
1. Kerusakan komunikasi

3. Aktivitas motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : _________________________________________________________________

Masalah Keperawatan:
1.

4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan Putus Asa
Khawatir Gembira Berlebihan
Jelaskan : _________________________________________________________________
Masalah Keperawatan:

1. Ansietas.
2. Ketakutan
3. ketidakmampuan

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : _________________________________________________________________

Masalah Keperawatan:

1. Kerusakan komunikasi.

6. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan Tidak Kooperatif Mudah Tersinggung
Jelaskan : Pasien mudah berdalih ke objek lain
Masalah Keperawatan:

1. Kerusakan komunikasi

7. Persepsi Halusianasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : _________________________________________________________________
Masalah Keperawatan:
1.

8. Proses pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of ideas Blocking Pengulangan
pembicaraan/
persevarasi
Jelaskan : _________________________________________________________________
Masalah Keperawatan
1.
9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siap pikir Kontrol pikir
Jelaskan : _________________________________________________________________
Masalah Keperawatan

10. Tingkat kesadaran


Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi : Waktu Tempat Orang
Jelaskan : _________________________________________________________________
Masalah Keperawatan:
1. Perubahan proses pikir

11. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : _________________________________________________________________
Masalah Keperawatan:
1.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampu
Berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan : Pasien dapat teralihkan fokusnya jika ada objek lain

Masalah Keperawatan:
1. Perubahan proses pikir.

13. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : _________________________________________________________________
Masalah Keperawatan:
1.

14. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan : _________________________________________________________________
Masalah Keperawatan:
1.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan pasien memenuhi/menyediakan kebutuhannya:
a. Makan Bantuan minimal Bantuan total
b. Keamanan Bantuan minimal Bantuan total
c. Tempat tinggal Bantuan minimal Bantuan total
d. Perawatan kesehatan Bantuan minimal Bantuan total
e. Pakaian Bantuan minimal Bantuan total
f. Transportasi Bantuan minimal Bantuan total
g. Uang Bantuan minimal Bantuan total
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri : Bantuan minimal Bantuan total
Mandi
BAB/BAK
Kebersihan
Ganti pakaian
Makan

b. Nutrisi
• Apakah Anda puas dengan pola makan Anda? Ya____ Tidak____
• Apakah Anda memisahkan diri?
Jika ya, jelaskan alasannya: ………………………………………………
• Frekuensi makan per hari : …………….. kali
• Frekuensi kudapan per hari: …………….. kali
• Nafsu makan Ya____Tidak____
• Diet Khusus Ya____Tidak____

c. Istirahat dan tidur


• Apakah ada masalah? Ya____Tidak____
• Apakah Anda merasa segar setelah bangun tidur? Ya____Tidak____
• Apakah ada kebiasaan tidur siang? Ya____Tidak____
• Apa yang menolong anda untuk tidur …………………………………...
• Waktu tidur malam, jam :……………, Waktu bangun, jam: 05 : 00
• Beri tanda “✓” sesuai dengan keadaan pasien:
 Sulit untuk tidur
 Bangun terlalu pagi
 Somnabulisme
 Terbangun saat tidur
 Gelisah saat tidur
 Berbicara dalam tidur

3. Kemampuan pasien dalam:


• Mengantisipasi kebutuhan sendiri Ya____Tidak____
• Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri Ya____Tidak____
• Mengatur penggunaan obat Ya____Tidak____
• Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up) Ya____Tidak____

4. Pasien memiliki sistem pendukung :


Keluarga Ya____Tidak____
Profesional/terapis Ya____Tidak____
Teman sejawat Ya____Tidak____
Kelompok sosial Ya____Tidak____

5. Apakah pasien menikmati saat bekerja, kegiatan yang menghasilkan atau hobi Ya____Tidak____

VIII. MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain  Minum alkohol
 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/berlebihan
 Teknik relaksasi  Bekerja berlebihan
 Aktivitas konstruktif  Menghindar
 Olah raga  Mencederai diri
 Lainnya  Lainnya

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan
_______________________________________________________________________
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraiakan
_______________________________________________________________________
 Masalah dengan pendidikan, uraiakan
_______________________________________________________________________
 Masalah dengan pekerjaaan, uraikan
_______________________________________________________________________
 Masalah dengan perumahan, uraikan
_______________________________________________________________________
 Masalah dengan ekonomi, uraikan
_______________________________________________________________________
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan
_______________________________________________________________________
 Masalah lainnya, uraikan
________________________________________________________________________
Masalah Keperawatan:
1.

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG :


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat - obatan
Lainnya : _____________________________________________________________
Masalah Keperawatan : Defisit Pengetahuan

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosis medik : F.20.3 (Skiizoprenia tidak terinci)

Terapi medik : Rispridon 2x2mg

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Pohon masalah
Isolasi sosial

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Gangguan Citra Tubuh

XIII. DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Harga Diri Rendah

Sangkulirang, 17 November 2020

Mahasiswa

Muhammad Isran Widiannur


ANALISA DATA
NO Data Subyektif & Data Obyektif Kemungkinan penyebab Masalah

1 DS : Gangguan kosep diri : Harga Koping Individu Tidak


Diri Rendah Efektif
• Sulit berkonsentrasi
• Pasien mengatakan mandi tiga
kali sehari

DO :

• Tidak bergairah/lesu
• Berbicara pelan
• Pasien tampak tertutup
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama : Nasrudin *(L/ P) Ruang : .Gelatik

Alamat : Jl. Danau Semayang, Kukar Umur : 58 Th No. RM : 2013050002

Rencana Tindakan Keperawatan


No DX Intervensi
Diagnosa Tindakan Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis Harga Diri (L.09069) Promosi Koping (I.09312)
1 (D.0086)
Definisi : Tindakan :
Definisi : Perasaan positif terhadap diri sendiri atau kemampuan atau
Evaluasi atau perasaan respon terhadap situasi saat ini. Observasi :
negative terhadap diri sendiri 1.1 Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan.
atau kemampuan klien seperti Setelah dilakuka Tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1.2 Identifikasi kemampuan yang dimiliki.
tidak berarti, tidak berharga, diharapkan masalah keperawatan dengan harga diri rendah 1.3 Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan.
tidak berdaya yang teratasi dengan : 1.4 Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubunngan
berlangsung dalam waktu 1.5 Identifkasi metode penyelesaian masalah
yang lama dan terus menerus Kriteria Hasil : 1.6 Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan social
a. Konsentrasi (cukup meningkat)
b. Kontak mata (cukup meningkat) Terapeutik :
c. Percaya diri berbicara (cukup meningkat) 1.7 Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
1.8 Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
Keterangan :
(1) Menurun Edukasi :
(2) Cukup Menurun 1.9 Anjurkan penggunaan sumber spiritual
(3) Sedang Latih pengguna teknik relaksasi
(4) Cukup Meningkat
(5) Meningkat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

NO HARI/TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


1 Selasa 17-11-2020 08 : 00 Harga Diri Promosi Koping S:
Rendah - Pasien mampu menjawab pertanyaan dengan baik
Pertemuan 1 1.1 Identifikasi kegiatan - Konsentrasi mudah berdalih terhadap objek lain
jangka pendek dan
panjang sesuai O :
tujuan. - Afek datar
1.2 Identifikasi - Tidak semangat
kemampuan yang
dimiliki. A:
1.3 Identifikasi sumber
daya yang tersedia Kriteria Target Hasil
untuk memenuhi
Konsentrasi 4 3
tujuan.
Kontak Mata 4 3
1.4 Identifkasi metode
Percaya Diri 4 3
penyelesaian masalah
Berbicara
1.5 Identifikasi
kebutuhan dan Masalah belum teratasi
keinginan terhadap
dukungan social P:
1.6 Gunakan pendekatan - Lakukan salam terapeutik
yang tenang dan - Lakukan BHSP
meyakinkan - Lanjutkan strategi pelaksaan tindakan keperawatan
1.7 Motivasi untuk sesuai tujuan
menentukan harapan - Intervensi dilanjutkan
yang realistis
1 Selasa 17-11-2020 14 : 00 Harga Diri 1.1 Identifikasi kegiatan S :
Rendah jangka pendek dan - Pasien mampu menjawab pertanyaan dengan baik
Pertemuan 2 panjang sesuai tujuan. - Konsentrasi mudah berdalih terhadap objek lain
1.2 Identifikasi
kemampuan yang O :
dimiliki. - Afek datar
1.3 Identifikasi sumber - Tidak semangat
daya yang tersedia
untuk memenuhi A :
tujuan.
1.4 Identifkasi metode Kriteria Target Hasil
penyelesaian masalah
Konsentrasi 4 3
1.5 Identifikasi
Kontak Mata 4 3
kebutuhan dan
Percaya Diri 4 3
keinginan terhadap
Berbicara
dukungan social
1.6 Gunakan pendekatan Masalah belum teratasi
yang tenang dan
meyakinkan P:
1.7 Motivasi untuk - Lakukan salam terapeutik
menentukan harapan - Lakukan BHSP
yang realistis - Lanjutkan strategi pelaksaan tindakan keperawatan
sesuai tujuan
- Intervensi dilanjutkan : 1.2, 1.3, 1.5 ,1.6, 1.7

1 Rabu 18-11-2020 08 : 00 Harga Diri 1.2 Identifikasi S:


Rendah kemampuan yang - Pasien mampu menjawab pertanyaan
Pertemuan 1 dimiliki - Pasien mampu mengungkapkan kemampuan untuk
1.3 Identifikasi sumber melakukan kegiatan
daya yang tersedia
O:
untuk memenuhi - Pasien mampu mengulang Kembali apa yang telah
tujuan. disampaikan
1.5 Identifikasi - Afek datar
kebutuhan dan - Tidak semangat
keinginan terhadap - Konsentrasi mudah berdalih
dukungan social
1.6 Gunakan pendekatan A:
yang tenang dan
meyakinkan Kriteria Target Hasil
1.7 Motivasi untuk
Konsentrasi 4 3
menentukan
Kontak Mata 4 3
harapan yang
Percaya Diri 4 3
realistis
Berbicara

Masalah belum teratasi

P:
- Lakukan salam terapeutik
- Lakukan BHSP
- Lanjutkan strategi pelaksaan tindakan keperawatan
sesuai tujuan
- Intervensi dilanjutkan : 1.2, 1.3, 1.5, 1.6, 1.7

1 Rabu 18-11-2020 08 : 00 Harga Diri 1.2 Identifikasi S:


Rendah kemampuan yang - Pasien mampu menjawab pertanyaan
Pertemuan 1 dimiliki - Pasien mampu mengungkapkan kemampuan untuk
1.4 Identifikasi sumber melakukan kegiatan
daya yang tersedia
untuk memenuhi O:
tujuan. - Pasien mampu mengulang Kembali apa yang telah
disampaikan
1.8 Identifikasi - Afek datar
kebutuhan dan - Tidak semangat
keinginan terhadap - Konsentrasi mudah berdalih
dukungan social
1.9 Gunakan pendekatan A:
yang tenang dan
meyakinkan Kriteria Target Hasil
1.10Motivasi untuk
Konsentrasi 4 3
menentukan
Kontak Mata 4 3
harapan yang
Percaya Diri 4 3
realistis
Berbicara

Masalah belum teratasi

P:
- Lakukan salam terapeutik
- Lakukan BHSP
- Lanjutkan strategi pelaksaan tindakan keperawatan
sesuai tujuan
- Intervensi dilanjutkan : 1.2, 1.3, 1.5, 1.6, 1.7

1 Rabu 18-11-2020 08 : 00 Harga Diri 1.2 Identifikasi S:


Rendah kemampuan yang - Pasien mampu menjawab pertanyaan
Pertemuan 2 dimiliki - Pasien mampu mengungkapkan kemampuan untuk
1.5 Identifikasi sumber melakukan kegiatan
daya yang tersedia
untuk memenuhi O:
tujuan. - Pasien mampu mengulang Kembali apa yang telah
1.11Identifikasi disampaikan
kebutuhan dan - Afek datar
- Tidak semangat
keinginan terhadap - Konsentrasi mudah berdalih
dukungan social
1.12Gunakan pendekatan A:
yang tenang dan
meyakinkan Kriteria Target Hasil
1.13Motivasi untuk
Konsentrasi 4 3
menentukan
Kontak Mata 4 4
harapan yang
Percaya Diri 4 3
realistis
Berbicara

Masalah belum teratasi

P:
- Lakukan salam terapeutik
- Lakukan BHSP
- Lanjutkan strategi pelaksaan tindakan keperawatan
sesuai tujuan
- Intervensi dilanjutkan : 1.2, 1.3, 1.5, 1.6, 1.7
1 Kamis, 19-11-2020 08 : 00 Harga Diri Promosi Koping S:
Pertemuan 1 Rendah 1.2 Identifikasi - Pasien mampu menjawab pertanyaan
kemampuan yang - Pasien mampu mengungkapkan kemampuan untuk
dimiliki melakukan kegiatan
1.3 Identifikasi sumber
daya yang tersedia O:
untuk memenuhi - Pasien mampu mengulang Kembali apa yang telah
tujuan. disampaikan
1.4 Identifikasi - Pasien mampu melakukan kegiatan sesuai yang di
kebutuhan dan ajarkan
keinginan terhadap - Afek datar
dukungan social - Tidak semangat
1.5 Gunakan pendekatan - Konsentrasi mudah berdalih
yang tenang dan
meyakinkan A:
1.6 Motivasi untuk
menentukan harapan Kriteria Target Hasil
yang realistis
Konsentrasi 4 3
1.7 Motivasi untuk
Kontak Mata 4 4
menentukan harapan
Percaya Diri 4 3
yang realistis
Berbicara

Masalah belum teratasi

P:
- Lakukan salam terapeutik
- Lakukan BHSP
- Lanjutkan strategi pelaksaan tindakan keperawatan
sesuai tujuan
- Intervensi dilanjutkan : 1.2, 1.3, 1.5, 1.6, 1.7
1 Kamis, 19-11-2020 08 : 00 Harga Diri Promosi Koping S:
Pertemuan 1 Rendah 1.2 Identifikasi - Pasien mampu menjawab pertanyaan
kemampuan yang - Pasien mampu mengungkapkan kemampuan untuk
dimiliki melakukan kegiatan
1.8 Identifikasi sumber
daya yang tersedia O:
untuk memenuhi - Pasien mampu mengulang Kembali apa yang telah
tujuan. disampaikan
1.9 Identifikasi - Pasien mampu melakukan kegiatan sesuai yang di
kebutuhan dan ajarkan
keinginan terhadap - Afek datar
dukungan social - Tidak semangat
1.10 Gunakan pendekatan - Konsentrasi mudah berdalih
yang tenang dan
meyakinkan A:
1.11 Motivasi untuk
menentukan harapan Kriteria Target Hasil
yang realistis
Konsentrasi 4 3
1.12 Motivasi untuk
Kontak Mata 4 4
menentukan harapan
Percaya Diri 4 3
yang realistis
Berbicara

Masalah belum teratasi

P:
- Lakukan salam terapeutik
- Lakukan BHSP
- Lanjutkan strategi pelaksaan tindakan keperawatan
sesuai tujuan
- Intervensi dilanjutkan : 1.2, 1.3, 1.5, 1.6, 1.7
ANALISIS JURNAL

JUDUL KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA PASIEN


GANGGUAN JIWA

AUTHOR Hannika Fasya1

Lucy Pujasary Supratman2

TAHUN 2018

NEGARA INDONESIA

ABSTRAK Individu yang mengalami gangguan jiwa memiliki keterbatasan dalam


berkomunikasi dengan masyarakat pada akhirnya mendapat intimidasi dari
masyarakat itu sendiri. Untuk mengembalikan individu bisa berkomunikasi
seperti semula, dibutuhkan suatu terapi. Komunikasi terapeutik merupakan
suatu proses terapi melalui komunikasi yang dilakukan oleh perawat
kepada klien secara sadar, terarah, dan memiliki tujuan, yaitu kesembuhan
klien

TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman hubungan


komunikasi terapeutik serta bentuk dari komunikasi terapeutik perawat
pada pasien gangguan jiwa dan menjelaskan hubungan komunikasi
terapeutik serta bentuk komunikasi terapeutik perawat pada pasien
gangguan jiwa di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

METODE Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi
PENELITIAN kasus deskriptif

SAMPEL Perawat dan pasien

PROSEDUR Penentuan informan dilakukan dengan dengan teknik purposive sampling,


PENELITIAN karena informan berdasarkan rekomendasi dari pihak rumah sakit. Teknik
pengumpulan data didapatkan dari hasil obervasi partisipatif, wawancara,
serta dokumen. Dengan teknik analisis data menggunakan pengodean

LATAR Permasalahan setiap individu datang silih berganti dan menguji setiap
BELAKANG mental manusia. Ketika individu tersebut tidak kuat dalam menerima segala
hal yang ada di hidupnya baik secara fisik maupun mental, tidak dapat
mengelola stres kehidupan yang wajar, maka individu tersebut bisa
mengalami gangguan kesehatan pada jiwanya. Gangguan jiwa sendiri
menurut Damaiyanti (2010) adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang
tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.
Suatu perubahan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada
individu dan/atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Hambatan
dalam melaksanakan peran sosial tersebut salah satunya adalah dalam
melaksanakan komunikasi atau interaksi dengan masyarakat sekitar
sehingga efek yang ditimbulkan adalah adanya pandangan yang berbeda
atau dalam hal ini biasa disebut dengan intimidasi karena dianggap berbeda

HASIL DAN Hasil penelitian terdapat lima kategorisasi yang melingkupi setiap fase
PEMBAHASAN yang dijalankan perawat. Dari lima kategorisasi tersebut peneliti melihat
setiap perawat yang telah menjadi informan melakukan komunikasi
terapeutik sesuai teori yang ada, walaupun dengan cara modifikasi dari
masing-masing perawat dan penggunaan teknik terapeutik tidak semua
dilaksanakan karena sesuai dengan kondisi klien begitupun dengan
komunikasi verbal dan non verbalnya.

KESIMPULAN Untuk menciptakan komunikasi terapeutik yang efektif, dibutuhkan


hubungan saling percaya antar perawat dan klien agar klien dapat terbuka
mengenai masalah yang sedang dihadapinya. Hardjana (2003) mengatakan,
komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti oleh
pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh
penerima pesan, dan tidak ada hambatan untuk hal tersebut. Membangun
suatu kepercayaan dimulai dari pertemuan pertama atau fase orientasi
antara perawat dengan klien dan hal tersebut dilakukan dengan adanya
kontak sering singkat. Dengan adanya hal tersebut, klien merasa dihargai
dan diperhatikan serta ketika perawat memberikan saran atau solusi
terhadap klien, klien dengan mudah menerima dan hal tersebut sudah
dilakukan oleh perawat yang menjadi informan peneliti sedari klien masuk
ruangan pertama kali, sehingga ketika klien melakukan evaluasi dengan
perawat maka klien tidak sungkan untuk berce.rita

DAFTAR Hannika Fasya1, Lucy Pujasari Supratman2 (2018). KOMUNIKASI


PUSTAKA TERAPEUTIK PERAWAT PADA PASIEN GANGGUAN JIW

DATA BASE DOI: 10.20422/jpk.v21i1.491


STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Hari : Selasa, 17 November 2020


Pertemuan :1
Sp/Dx : 1 / Harga Diri Rendah
Ruang : Gelatik
Nama Klien : Tn. N

A. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
B. Tujuan Khusus / SP I
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuannya
C. Strategi Perencanaan
SP 1 : Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

FASE ORIENTASI

a. Fase Orientasi
1) Salam terapeutik
“Selamat pagi, bapak. Perkenalkan nama saya Muhammad Isran. Saya biasa
dipanggil Isran. Saya perawat yang menjaga bapak pagi ini. Nama baapak
siapa? Biasa dipanggil siapa.”
2) Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? bapak pagi ini sudah mandi? Sudah
berganti baju? Menurut ibu, apa ibu cukup bersih sekarang?”.

3) Kontrak

“Baik lah bagaimana kalau kita membicarakan tentang perasaan bapak dan
kemampuan yang bapak miliki? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang
masih dapat bapak lakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih beberapa kegiatan
untuk kita latih.

Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu? bagaimana kalau 15 menit?


Dimana bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja.”

FASE KERJA

“Sebelumnya saya ingin menanyakan tentang penilaian bapak terhadap diri bapak,
tadi bapak mengatakan merasa tidak berguna kalau dirumah. Apa yang menyebabkan
bapak merasa demikian?

Jadi bapak merasa telah gagal menjadi suami? apakah ada hal lain yang tidak
menyenangkan yang bapak rasakan?

Bagaimana hubungan bapak dengan keluarga dan teman-teman setelah setelah


bapak merasakan hidup bapak yang tidak berarti dan tidak berguna? oo jadi bapak
menjadi malu, ada lagi pak? Tadi bapak mengatakan kalua bapak merasa tidak berguna.
Sebenarnya apa saja harapan dan cita-cita bapak? Yang mana saja harapan bapak yang
sudah tercapai?. Bagaimana usaha bapak untuk mencapai harapan yang belum
terpenuhi?

Agar dapat mencapai harapan-harapan bapak, mari kita sama-sama menilai


kemampuan yang bapak miliki untuk dilatih dan dikembangkan. Coba bapak sebutkan
kemampuan apa saja yang bapak pernah miliki?, bagus apalagi pak? Kegiatan rumah
tangga yang bisa bapak lakukan? Bagus, apalagi pak?

Wah bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki. Nah sekarang
dari lima kemampuan yang ibu miliki mana yang masih dapat dilakukan dirumah sakit?
Coba kita lihat yang pertama bisa pak? Yang kedua pak? (sampai yang kegiatan yang
kelima). Bagus sekali, ternyata ada empat kegiatan yang masih dapat bapak lakukan
dirumah sakit.

Nah dari keempat kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan dirumah sakit, mana
yang dilatih hari ini?. Baik mari kita latihan merapikan tempat tidur, tujuannya agar ibu
dapat meningkatkan kemampuan merapikan tempat tidur dan merasakan manfaatnya.
Dimana kamar bapak?

Nah kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya, kemudian kita angkat seprainya dan kasurnya kita balik. Nah sekaramg kita
pasang lagi seprainya. Kita mulai dari arah atas ya bu. Kemudian bagian kakinya, tarik
dan masukan, lalu bagian pinggir dimasukan, sekarang ambil bantal, rapikan dan
letakkan dibagian atas kepala. Mari kita lipat selimut. Nah letakkan dibagian bawah.
Bagus. Menurut bapak bagaiman perbedaan tempat tidur setelah dibersihakan
dibandingkan tadi sebelum dibersihakan?”
TERMINASI

1. Teriminasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan merapikan tempat tidur?”

2. Terminasi objektif

“Nah coba bapak sebutkan lagi langkah-langkah merapikan tempat? Bagus.”

4. Rencana tindak lanjut

“Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian bapak, mau berapa kali
bapak melakukannya? Bagus 2 kali…pagi-pagi setelah bangun tidur jam 4 setelah
istiraht siang. Jika bapak melakukannya tanpa diingatkan perawat bapak beri tanda
M, tapi kalau bapak merapikan tempat tidur dibantu atau diingatkan perawat bapak
beri tanda B, tapi kalau bapak tidak melakukannya bapak buat T.”

5. Kontrak yang akan datang

“Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan bapak yang
kedua. bapak mau jam berapa? Baik jam 08.00 pagi ya. Tempatnya bapak?
bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disini jam 08.00 ya
Assalamualaikum bapak.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

A. FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“Assalamualaikum bapak. Apakah bapak masih ingat dengan saya? Sesuai janji
saya kemarin saya datang lagi.

2. Evaluasi/Validasi

“Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif


yang bapak rasakan? sekali berarti perasaan tidak berguna yang bapak rasakan
sudah berkurang. Bagaimana dengan kegiatan merapikan tempat tidurnya? boleh
saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali. Sekarang mari kita
lihat jadwalnya, wah ternyata bapak telah melaukan kegiatan merapikan tidur sesuai
jadwal, lalu apa manfaat yang ibu rasakan dengan melaukan kegiatan merapikan
tempat tidur secara terjadwal?”

3. Kontrak

“Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang kedua. Hari kita
mau latihan cuci piring kan? Kita akan melakukan latihan cuci piring selamaa 10
menit pak. Dimana tempat mencuci piringnya pak?”
B. FASE KERJA

“Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu perlengkapan untuk mencuci
piring. Menurut bapak apa saja yang kita perlu kita siapkan saat mencuci piring?, ya
bagus, jadi sebelum mencuci piring kita perlu menyiapkan alatnya yaitu sabun cuci
piring dan spoons untuk mencuci piring. Selain itu juga tersedia air bersih untuk
membilas piring yang telah kita sabuni. Nah sekarang bagaimana langkah-langkah
atau cara mencuci yang biasa ibu lakukan? Benar sekali, tapi sebaiknya sebelum kita
mencuci piring pertama kita bersihkan pirimng dari sisa-sisa makanan dan kita
kumpulkan disuatu tempat atau tempat sampah. Kemudian kita basahi piring dengan
air, lalu sabuni seluruh permukaan piring, dan kemudian dibilas hingga bersih sampai
piringnya tidak teras licin lagi. Kemudian kita letakkan pada rak piring yang tersedia.
Jika ada piring dan gelas, maka yang pertama kali kita cuci adalh gelasnya, setelah itu
baru piringnya. Sekarang bisa kita mulai bu. Bagus sekali, bapak telah mencuci piring
dengan cara yang baik. Menurut bapak bagaiman perbedaan setelah piring dicuci
dibandingkan tadi sebelum piring belum dicuci?”

C. TERMINASI

1. Teriminasi subjektif

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci piring?”

2. Terminasi objektif

“Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci piring yang baik bu?
Bagus bu. “

3. Rencana tindak lanjut

“sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu
melakukannya? Bagus 3 kali...setelah selesai sarapan, siang dan malam ya bu.
Nanti ibu lakukan ya bu dan catat pada jadwal ibu.”

5. Kontrak yang akan datang

“Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang ketiga.
Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya. Tempatnya dimana ibu? bagaimana
kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya w. Assalamualaikum
ibu.”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Hari : Rabu, 18 November 2020

Pertemuan :2

Sp/Dx : 2 / Harga Diri Rendah

Ruang : Gelatik

Nama Klien : Tn. N

A. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
B. Tujuan Khusus / SP 2
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuannya
C. Strategi Perencanaan
SP 2 : Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

FASE ORIENTASI

1. Salam Terapeutik

“Assalamualaikum pak. Apakah bapak masih ingat dengan saya? Sesuai janji
saya kemarin saya datang lagi.

2. Evaluasi/Validasi

Bagaimana perasaan bapak pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif


yang bapak rasakan? Bagus berarti perasaan tidak berguna yang bapak rasakan
sudah berkurang. Bagaimana dengan jadwalnya? Boleh saya lihat pak? Yang
merapikan tempat tidur sudah dikerjakan?. Bagus sekali, boleh saya lihat kamar
tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali. Untuk cuci piringnya sudah dikerjakan
sesuai jadwal, coba kita lihat tempat cuci? Bersih sekali tidak ada piring dan gelas
yang kotor, semua sudah rapi di rak piring.wah ibu luar biasa semua kegiatan
dikerjakan sesuai lalu apa manfaat yang bapak rasakan dengan melaukan kegiatan
secara terjadwal?”

3. Kontrak
“Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang ketiga. Hari ini
kita mau latihan menyapu kan? Tujuan pertemuan pagi ini adalah untuk berlatih
menyapu sehingga bapak dapat menyapu dengan baik dan merasakan manfaat
dari kegiatan menyapu. Bapak mau menyapu dimana? Bagaimana kalau dikamar
bapak saja?”

FASE KERJA

“Baik menurut bapak, apa saja yang kita perlukan untuk menyapu lantai?, bagus
sebelum mulai kita menyapu kita perlu menyiapkan sapu dan pengki. Bagaimana cara
menyapu yang biasa bapak lakukan? Yah bagus jadi menyapu kita lakukan dari arah
sudut ruangan. Menyapu juga dilakukan dibawah meja dan kursi, bila perlu meja dan
kursinya digeser, agar dapat menyapu pada bagian lantainya dengan lebih bersih. Begitu
juga untuk dibawah kolong tempat tidur perlu disapu. Mari kita mulai berlatih pak? Ya
bagus sekali bapak menyapu dengan bersih. Menurut bapak bagaiman perbedaan setelah
ruangan ini disapu dibandingkan tadi sebelum disapu?”

FASE TERMINASI

1. Teriminasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan menyapu?”

2. Terminasi objektit

“Nah coba bapak sebutkan lagi langkah-langkah menyapu yang baik pak?
Bagus pak.”

3. Rencana tindak anjut

“Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian bapak, mau berapa kali bapak
melakukannya? Bagus 2 kali jam berapa bapak mau melakukannya, jadi bapak
mau melaukannya jam 8 pagi dan jam 5 sore. Jika bapak melakukannya tanpa
diingatkan perawat bapak beri tanda M, tapi kalau bapak mencuci piring dibantu
atau diingatkan perawat bapak tanda B, tapi kalau bapak tidak melakukannya
bapak buat T.”

4. Kontrak yang akan datang

“Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan bapak yang
ketigat. bapak mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya. Tempatnya dimana bapak?
bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya.
Assalamualaikum ibu.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. FASE ORIENTASI
a) Salam terapeutik
“Selamat siang pak masih ingat dengan saya ? iya betul sekali, bapak terlihat
rapi siang ini”
b) Validasi
“Bagaimana perasaan bapak siang hari ini ? tadi bapak ngapain aja ? bagus
sekali.
c) Kontrak
“bapak, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang Latihan cara makan
yang baik dan benar? Mau berapa lama, pak? Bagaimana kalau 15 menit ?kita
Latihan langsung di ruang makan saja ya ibu, bagaimana ? bagus sekali kalau
begitu”

2. FASE KERJA
“sebelumnya bapak tau tidak bagaimana cara makan yang baik dan benar ?
gimana coba ? iya benar sekali bapak ! sebelum kita makan, terlebih dahulu kita
harus mencuci tangan, bapak tau tidak kenapa kita harus mencuci tangan terlebih
dahulu sebelum makan ? iyaa benar sekali, bapak kalua cuci tangan pakai sabun
tidak ? iya bagus sekali kalua mencuci tangan kita jangan lupa menggunakan sabun
ya pak.
Nahh setelah mencuci tangan bapak bisa mengambil makanan diatas meja dengan
menggunakan piring. Sebelum makan jangan lupa untuk berdoa ya pak. Setelah itu
bapak bisa makan dengan menyuap makanan dengan pelan-pelan, ya bagus sekali
sekarang bapak sudah bisa melakukan menyuap makanan dengan baik dan benar.
Nahh setelah makan, bapak harus membereskan piring dan gelas yang kotor yang
telah bapaku gunakan makan tadi, kalua sudah dibereskan bapak dapat mencuci
tangan kembali dengan air dan sabun ya, setelah itu keringkan tangan dengan sapu
tangan yang bersih.

3. TERMINASI
a) Validasi Subjektif
“Wah sekarang bapak sudah selesai latihan cara makan yang baik bagaimana
perasaannya bapak ? apa ada kesulitan ? bagus sekali ya bapak kalua tidak ada,
jangan lupa kalua makan nanti lakukan seperti yang saya ajarkan tadi ya pak,,
bagus sekali pak

b) Validasi Objektif
“Klien terlihat rapi dan bersih”

c) Rencana Tidak Lanjut


“Nah, sekarang kita masukkan dijadwal hariannya ya pak. Sehabis bapak
melakukan mandi kemudian melakukan cara berdandan dan cara makan yang
baik dan benar sesuai dengan latihan kita hari ini.
Beri tanda M (Mandiri) kalua dilakukan tanpa disuruh, B (Bantuan) kalau
diingatkan baru dilakukan dan T (Tidak) tidak melakukan.

d) Kontrak
“Baiklah bapak sekarang kita akhiri pertemuan hari ini, kalua bapak masih ada
yang ingin ditanyakan atau ada masalah yang ingin dibicarakan boleh kepada
perawat lain yang dinas di ruangan ini. Kalau begitu saya permisi dulu ya bapak,
jangan lupa ya latihan kita yang tadi dilakukan setiap hari terimakasih ya pak.
Assalamualaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai