Anda di halaman 1dari 8

Central Venous Pressure (CVP)

A. Definisi
Tekanan vena sentral (central venous pressure, CVP) adalah tekanan
intravaskular didalam vena cava torakal. Tekanan vena sentral
menggambarkan banyaknya darah yang kembali ke dalam jantung
dan kemampuan jantung untuk memompa darah kedalam sistem
arterial. Perkiraan yang baik dari tekanan atrium kanan, yang mana
merupakan faktor yang menentukan dari volume akhir diastolik
ventrikel kanan. Tekanan vena sentral menggambarkan keseimbangan
antara volume intravaskular, venous capacitance, dan fungsi ventrikel
kanan. CVP penting karena menggambarkan perubahan dalam sistem
kardiovaskular. Termasuk tekanan atrium kanan (selama vena cava
tdak terhalang), dan secara tidak langsung, tekanan akhir diastolik.
Pengukuran CVP sering digunakan sebagai panduan untuk
menentukan status volume pasien dan kebutuhan cairan dan untuk
memeriksa adanya tamponade

B. Tujuan pemasangan CVP


1. Untuk mengkaji status cairan intravaskuler pasien
2. Sebagai pemandu pemberian cairan pada pasien sakit yang serius
3. Sebagai pengukur volume efektif darah yang beredar

C. Tempat penusukan
1. vena basilika
2. vena sephalika
3. vena jugularis interna/eksterna
4. vena subklavia.

D. Indikasi pengukuran CVP


1. Kegagalan sirkulasi akut
2. Antisipasi transfusi darah massif untuk terapi penggantian cairan
3. Penggantian cairan yang hati‐hati pada pasien dengan gangguan
jantung
4. Curiga adanya tamponade
5. Resusitasi cairan

E. Komplikasi
1. Kelebihan cairan Ketidaktepatan pemasangan kateter pada atrium
kanan menyebabkan nilai CVP tidak akurat dan tidak sesuai dengan
kondisi pasien, sehingga pemberian terapi cairan beresiko
berlebihan.
2. Infeksi pada tempat tusukan dan Sepsis Perawatan pada tempat
pemasangan kateter CVP pada tubuh pasien harus memperhatikan
teknik steril, sehingga apabila tidak dilakukan perawatan yang benar
maka akan timbul sepsis akibat adanya infeksi dan ketidasterilan
perwatan pada tempat pemasangan kateter CVP.
3. Emboli udara
4. Hematoma
5. Hemotoraks
6. Pneumotoraks
7. Temponade jantung

F. Metode Pengukuran
Persiapan untuk Pengukuran
1. Persiapan Alat
 Skala pengukur
 Selang penghubung (manometer line)
 Standar infus
 Three way stopcock
 Pipa U
 Set infus
2. Cara Merangkai
 Menghubungkan set infus dg cairan NaCl 0,9%
 Mengeluarkan udara dari selang infuse
 Menghubungkan skala pengukuran dengan threeway stopcock
 Menghubungkan three way stopcock dengan selang infuse
 Menghubungkan manometer line dengan three way stopcock
 Mengeluarkan udara dari manometer line
 Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 20 cmH2O
 Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah
terpasang
3. Cara Pengukuran
 Megatur posisi pasien
 Lavelling atau mensejajarkan letak jantung (atrium kanan)
dengan skala pengukur atau tansduser
 Letak jantung dapat ditentukan dg cara membuat garis
pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV) dengan garis
pertengahan aksila
 Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 20 cmH2O
 Menghubungkan manometer line dengan kateter yang sudah
terpasang
 Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan undulasi pada
manometer dan nilai dibaca pada akhir ekspirasi

G. Interpretasi pengukuran tekanan vena sentral


 CVP Rendah : < 4 cmH2O
Beri darah atau cairan dengan tetesan cepat.
Bila CVP normal, tanda shock hilang -> shock hipovolemik
Bila CVP normal, tanda – tanda shock bertambah -> shock septik

 CVP Normal : 4-15 cmH2O


Bila darah atau cairan dengan hati – hati dan dipantau pengaruhnya
dalam sirkulasi.
Bila CVP normal, tanda – tanda shock negatif -> shock hipovolemik
Bila CVP bertambah naik, tanda shock positif -> septik shock,
cardiogenik shock

 CVP Tinggi : > 15 cmH2O


Menunjukkan adanya gangguan kerja jantung (insufisiensi kardiak)
Jugular Venous Pressure (JVP)

A. Definisi
tekanan vena jugularis adalah pemeriksaan yang digunakan untuk
memperkirakan tekanan vena sentral. Tekanan Tekanan vena jugularis
(JVP) dapat menghasilkan informasi berharga tentang fungsi jantung
(terutama dari ventrikel kanan) dan fungsi paru dan merupakan
komponen penting dari penilaian status volume. Pada prinsipnya, JVP
mencerminkan ketinggian kolom darah vena yang meningkat di atas
titik nol fisiologis, yang berkaitan dengan atrium kanan pada manusia.
Pemeriksaan JVP menggunakan vena jugularis interna dan eksterna di
leher  karena paling mudah dijangkau. Arteri karotis dan vena jugularis
interna terletak  sejajar dengan otot sejajar dengan otot
sternokleidomastoid. Jugularis eksterna terdapat di permukaan dan
dapat dilihat tepat diatas klavikula. Sedangkan jugularis interna
terletak lebih dalam, sepanjang arteri karotid. Karena jugularis internal
terletak dalam, yang dapat dilihat hanya gelombang tekanan jugularis.
Untuk memvisualisasikan pulsasi vena eksternal, cari denyutan di
daerah supraklavikula. Untuk memvisualisasikan pulsasi vena internal,
cari denyutan pada daerah suprasternal (suprasternal notch).
Menggunakan senter untuk bayangan pada pembuluh leher dapat
membantu dalam memvisualisasikan denyutan. Pemeriksaan terbaik
adalah menggunakan jugularis interna kanan karena mengikuti jalur
anatomik yang lebih langsung ke atrium kanan jantung. Normalnya
saat klien saat klien berbaring pada ing pada posisi supine, vena
jugulari vena jugularis eksterna terdist terdistensi sehingga ensi
sehingga menjadi mudah dilihat. Sebaliknya, vena jugularis tidak
terlihat saat posisi duduk. Vena jugularis diinspeksi untuk mengukur
tekanan vena, yang dipengaru yang dipengaruhi oleh volume darah,
kapasitas atrium kanan untuk menerima darah dan mengirimkannya ke
ventrikel kanan, dan kemampuan ventrikel kanan untuk berkontraksi
dan mendorong darah ke arteri pulmoner. Volume yang besar di
sistem vena menyebabkan peningkatan tekanan vena.

B. Tujuan
1. Mengetahui ada tidaknya distensi vena jugular
2. Memperkirakan tekanan vena sentral (central venous pressure)

C. Indikasi
1. Pemeriksaan fungsi jantung  
2. Kelebihan cairan tubuh (overfluid)
3. Pemeriksaan fungsi paru
4. Obstruksi pembuluh darah

D. Prosedur Tindakan
1. Pastikan bahwa leher klien dapat terlihat/ tidak ada yang at terlihat/
tidak ada yang menghalangi pandangan  pemeriksa untuk melihat
vena jugular di leher
2. Minta klien Minta klien untuk berbaring untuk berbaring telentang
telentang dengan kepala dengan kepala ditinggikan 30 ditinggikan
30 – 45o (posisi semifowler). 45° - 90° —pada klien yang mengalami
peningkatan tekanan atrium kanan yang cukup bermakna
(Luckman& Sorensen, 1993, p 1112). Misalnya pada klien pericardial
tamponade atau constrictive pericarditis, vena jugularis interna
dapat terisi penuh saat pasien berbaring 45°.
3. Gunakan bantal untuk menopang kepala klien. Hindari hiperekstensi
atau fleksi leher untuk memastikan bahwa vena tidak teregang
4. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan klien. Minta klien untuk menoleh
ke arah yg  berlawanan/ menjauhi arah pemeriksa (ke arah kiri).
5. Gunakan bantuan lampu senter dari arah miring untuk melihat
bayangan ( shadows) vena jugularis. Identifikasi pulsasi vena jugular
interna (bedakan denyutan ini dengan denyutan dari arteri karotis
interna di sebelahnya), jika tidak  tampak gunakan vena jugularis
eksterna.
6. Tentukan titik tertinggi dimana pulsasi vena jugularis
interna/eksterna dapat dilihat ( Meniscus). Jika tidak bisa melihat
bisa melihat denyutan, dapat menggunakan tingkat tertinggi
distensi vena jugularis.
7. Pakai sudut Louis (sendi manub ndi manubrium) sebagai tempat
untuk mengukur tinggi  pulsasi vena. Titik ini ± 4 – 5 cm di atas
pusat dari atrium kanan ari atrium kanan.
8. Gunakan penggaris.
9. Penggaris ke-1 diletakan secara tegak lurus (vertikal) dengan dada
di sudut Louis (sudut sternum). Sudut Louis/sudut sternum terletak
di antara manubrium dan sternum dimana tulang rusuk kedua
melekat pada sternum. Sudut ini digunakan untuk mengukur JVP
karena terletak 5 cm di atas jantung.
10. Penggaris Penggaris ke-2 diletakan diletakan mendatar
mendatar (horizontal), (horizontal), dimana ujung yang satu tepat di
titik tertinggi pulsasi vena (meniscus), sementara ujung lainnya
ditempelkan pada  penggaris ke-1.
11. Ukur jarak vertikal (tinggi antara sudut sternum dan titik
tertinggi pulsasi vena (meniscus).
12. Nilai normal: kurang dari 3 diatas sudut sternum, pada posisi
tempa sisi tempat tidur bagian kepala ditinggikan 30° - 45° kepala
ditinggikan 30° - 45° (Luckman& Sorensen, 1993, p. 1113
13. Ulangi pengukuran yang sama di sisi yang lain. Distensi
unilateral dapat disebabkan karena adanya obstruksi.

Anda mungkin juga menyukai