Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

ISOLASI SOSIAL
Dosen Pengampu : Ns. Marisca Agustina, S.Kep, M.Kes

Nama :
Irsha Putri Navaliyan
09190000184

S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
Gedung. HZ. Jln. Harapan No 50 Lenteng Agung Jakarta Selatan 12610
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (Masalah Utama)


Gangguan konsep diri : harga diri rendah
II. Proses Terjadinya Masalah
a. Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan.
(Budi Ana Keliat, 1999). Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja dll. Pada klien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan
perianal, dll), harapan akan struktur, bentuk dan ffungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama. Tanda dan gejala -
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit - Rasa bersalah terhadap diri sendiri - Merendahkan martabat sendiri, merasa
tidak mampu - Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri - Percaya diri kurang 1 -
Mencederai diri
b. Penyebab Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua ang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pda orang lain dan ideal diri yang tidak realistik. Stressor
pencetus munkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal, seperti : trauma fisik
maupun psikis, ketegangan peran, transisi peran situasi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluargamelalui kelahiran atau kematian, serta transisi peran sehat
sakit sebagai transisi dari keadaan sehat dan keadaan sakit.
c. Tanda dan gejala - Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit - Rasa bersalah terhadap diri sendiri - Merendahkan martabat sendiri,
merasa tidak mampu - Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri - Percaya diri
kurang - Mencederai diri - Konsentrasi menurun - Menyangkalfek labil - Regresi
perkembangan
d. Akibat Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan
interaksi sosial : menarik diri, dan memicu munculnya perilaku kekerasan yang beresiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan. 2 Isolasi social merupakan suatu keadaan
dimana individu dan kelompok mengalami kebutuhan meningkatkan keterlibatan dengan
orang lain tetapi tidak mampu untuk melakukan kontak. (Copernitto LJm 1998).
Tanda dan gejala
Data Subyektif
a. Klien mengatakan kesepian
b. Klien mengatakan tidak mempunyai teman
c. Klien mengatakan lebih sering di rumah, sendiri d. Klien mengatakan tidak dapat
berhubungan social
Data Obyektif
a. Menyendiri
b. Diam
c. Ekspresi wajah murung, sedih
d. Sering larut dalam pikiranya sendiri

Sedangkan perilaku kekerasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan


tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik kepada diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.

Tanda dan gejala :


Data subyektif :
a. Mengungkapkan mendengar suara-suara yang mengancam, menyuruh melakukan
pencederaan pada diri sendiri, orang lain atau lingkungan
b. Mengatakan takut, cemas atau khatir
Data Obyektif :
a. Wajah tegang dan merah
b. Mondar-mandir
c. Mata melotot, rahang menutup
d. Tangan mengepal
e. Keluar keringat banyak
f. Mata merah 3
III. Pohon Masalah Isolasi social :
menarik diri Perilaku kekerasan Berduka disfungsional

IV. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Masalah keperawatan
a. Isolasi sosial : menarik diri
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
c. Berduka disfungsional
2. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan harga diri rendah
a. Data Subyektif Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data Obyektif Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
V. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
VI. Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa
1. Harga Diri Rendah
a. Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan
dengan orang lain dan lingkungan.
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan :
1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
1.2. Jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
1.3. Bbuat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
1.4. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
1.5. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
1.6. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
2.3. Utamakan memberi pujian yang realistis
2.4. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan Tindakan :
3.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 5
3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki Tindakan :
4.1.Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
4.2.Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4.3.Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan Tindakan :
5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Tindakan :
6.1.Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
6.2.Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
6.3.Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
6.4.Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

Diagnosa 2: Menarik diri


Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri Tindakan:
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul
2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
2.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. 7 Tindakan :
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang
lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
c. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial Tindakan:
4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap
: ▪ K – P ▪ K – P – P lain ▪ K – P – P lain – K lain ▪ K – Kel/Klp/Masy 8
4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu
4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang
lain Tindakan:
5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan
orang lain
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan
orang lain.
5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga Tindakan:
6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga : ▪ Salam, perkenalan diri ▪
Jelaskan tujuan ▪ Buat kontrak ▪ Eksplorasi perasaan klien
6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : ▪ Perilaku menarik diri ▪
Penyebab perilaku menarik diri ▪ Akibat yang terjadi jika perilaku menarik
diri tidak ditanggapi ▪ Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice.

Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998 Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1.

Jakarta : EGC. 1999

Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998

Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP

Bandung. 2000 10

Anda mungkin juga menyukai