Anda di halaman 1dari 29

Mata Kuliah : KEPERAWATAN JIWA

Semester/ TA : Gasal / 2019 - 2020


Kelas : RPL Kelas Manado
Dosen : Ibu MariaTerok S.Pd SSIT. M.Kes

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. S.M DENGAN


ISOLASI SOSIAL
DI PUSKESMAS TOMBULU

Disusun oleh :

Carolin Koraag
NIM : 711440119111

PROGRAM STUDI D-III JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKES KEMENKES MANADO
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

1.    Kasus (Masalah Utama)


Gangguan Interaksi sosial: Menarik diri
2.   Pengertian
Perilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain ( Rawlins,1993 ).
3. Proses Terjadinya Masalah
1. Penyebab:
a.         Perkembangan: Sentuhan, perhatian, kehangatan dari keluarga yang
mengakibatkan individu menyendiri, kemampuan berhubungan dengan orang lain
tidak adekuat yang berakhir dengan menarik diri.
b.        Komunikasi dalam keluarga: Klien sering mengalami kecemasan dalam
berhubungan dengan anggota keluarga, sering menjadi kambing hitam, sikap
keluarga tidak konsisten (kadang boleh, kadang tidak). Situasi ini membuat klien
enggan berkomunikasi dengan orang lain.
c.         Sosial Budaya: Di kota besar, masing-masing individu sibuk memperjuangkan
hidup sehingga tidak waktu bersosialisasi. Situasi ini mendukung perilaku
menarik diri.
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa
tidak aman dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari
lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak
mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam hubungan yang positif
dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman.
Dunia merupakan alam yang tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk
melindungi diri, klien menjadi pasif dan kepribadiannya semakin kaku
(rigid).Klien semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru.Ia
berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan
menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia
mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas daripada mencari
penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan.
Konflik antara kesuksesan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan itu
sendiri terus berjalan dan penarikan diri dari realitas diikuti penarikan diri dari
keterlibatan secara emosional dengan lingkungannya yang menimbulkan
kesulitan. Semakin klien menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul
dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain. Menarik diri juga
disebabkan oleh perceraian, putus hubungan, peran keluarga yang tidak jelas,
orang tua pecandu alkohol dan penganiayaan anak.Resiko menarik diri adalah
terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi).
2. Tanda-tanda menarik diri dilihat dari beberapa aspek :
a.       Aspek fisik:
1.      Makan dan minum kurang
2.      Tidur kurang atau terganggu
3.      Penampilan diri kurang
4.      Keberanian kurang
b.      Aspek emosi:
1.      Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
2.      Merasa malu, bersalah
3.      Mudah panik dan tiba-tiba marah
c.       Aspek sosial:
1.      Duduk menyendiri
2.      Selalu tunduk
3.      Tampak melamun
4.      Tidak peduli lingkungan
5.      Menghindar dari orang lain
6.      Tergantung dari orang lain
d.      Aspek intelektual:
1.      Putus asa
2.      Merasa sendiri, tidak ada sokongan
3.      Kurang percaya diri
4.   Pohon masalah

                                  

Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi 

isolasi sosial ; menarik diri

Harga diri rendah


       

5. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Masalah Keperawatan.
a.       Resiko perubahanm persepsi sensori: halusinasi……..
b.      Isolasi sosial : menarik diri
c.       Gangguan konseps diri: harga diri rendah
2.    Data yang perlu di kaji.
a.       Resiko perubahanm persepsi sensori: halusinasi……..
1)      Data Subjektif
a)      Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus
nyata
b)      Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
c)      Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
d)     Klien merasa makan sesuatu
e)      Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
f)       Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
g)      Klien ingin memukul/melempar barang-barang
2)      Data Objektif
a)      Klien berbicar dan tertawa sendiri
b)      Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
c)      Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d)     Disorientasi

b.      Isolasi sosial : menarik diri


1)      Data obyektif:    
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak
diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain,
perawatan diri kurang, posisi menekur.
2)      Data subyektif:  
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan
singkat, ya atau tidak.
c.       Gangguan konseps diri: harga diri rendah
1)        Data obyektif:   
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri.
2)        Data subyektif: 
Klien mengatakan: saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/tidak tahu apa-apa,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri.
6. Diagnosa Keperawatan
1.      Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi …. berhubungan dengan menarik
diri.
2.      Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
7.   Rencana Tindakan
1)      Diagnosa Keperawatan 1: Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi…….
Berhubungan dengan menarik diri
1.      Tujuan umum:
Tidak terjadi perubahan persepsi sensori: halusinasi ….
2.      Tujuan khusus:
a.       Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
Ø  Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan
tuiuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan / janji dengan
jelas tentang topik, tempat, waktu.
Ø  Beri perhatian dan penghargaan: temani kilen walau tidak menjawab
Ø  Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu_buru,
tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
b.      Klien dapat menyebut penyebab menarik diri
Tindakan:
Ø  Bicarakan penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain.
Ø  Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri.
c.       Klien dapat menyebutkan keuntungan hubungan dengan orang lain
Tindakan:
Ø  Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain.
Ø  Bantu mengidentifikasikan kernampuan yang dimiliki untuk bergaul.
d.      Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap: klien perawat, klien
perawat klien lain, perawat-klien kelompok, klien keluarga.
Tindakan:
Ø  Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien jika mungkin perawat yang
sama.
Ø  Motivasi temani klien untuk berkenalan dengan orang lain
Ø  Tingkatkan interaksi secara bertahap
Ø  Libatkan dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Ø  Bantu melaksanakan aktivitas setiap hari dengan interaksi
Ø  Fasilitasi hubungan kilen dengan keluarga secara terapeutik
e.       Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
 Tindakan:
Ø  Diskusi dengan klien setiap selesai interaksi / kegiatan
Ø  Beri pujian atas keberhasilan klien
f.       Klien mendapat dukungan keluarga
Tindakan:
Ø  Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan keluarga
Ø  Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
2)      Diagnosa 2: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
1.      Tujuan umum:
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
2.      Tujuan khusus:
a.    Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
1)      Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi
terpeutik
2)      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
Ø  Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilikiklien.
Ø  Setiap bertemu klien hindarkan dari penilaian negatif.
Ø  Utamakan memberi pujian yang realistik.
b.   Klien dapat menilai kemampun yang dimiliki
Tindakan:
Ø  Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit
Ø  Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkn penggunaannya.
c.    Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampun
yang dimiliki
Tindakan:
Ø  Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
Ø  Tingkatkan kegiatan sesuai toleransi kondisi klien
Ø  Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
d.   Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuannya
Tindakan:
Ø  Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
Ø  Beri pujian atas keberhasilan klien
Ø  Diskusikan kemungkinan pelaksanan di rumah
e.    Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
Ø  Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat  klien dengan harga
diri rendah
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA Tn.S.M DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI PUSKESMAS TOMBULU

Tgl Pengkajian : 14-02-2020 No RM : 0153


I. IDENTITAS
Pasien
Nama : Tn.S.M
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Minahasa / Indonesia
Agama : Katholik
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : Rumengkor jaga 4 /Tombulu
Penanggung jawab
Nama : Tn P.M
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswata
Hub. dg klien : Ayah klien
Alamat : Rumengkor jaga 4 /Tombulu

II. Alasan Masuk

a. Data Primer
Klien mengatakan dibawa ke rumah sakit jiwa karena bingung
b.      Data Sekunder
Dari status klien pada saat dirumah sering marah-marah tanpa sebab, bicara tidak
jelas.
III.    Riwayat Penyakit Sekarang Dan Faktor Presipitasi
Pada saat dirumah klien sering marah-marah tanpa sebab, bicara tidak jelas, oleh
keluarga klien dibawa berobat ke dokter keluarga dan mendapat rujukan ke R.S
Ratumbuysang. klien tidak mendapat perawatan rawat inap hanya rawat jalan
saja.saat ini klien di rumah saja.

IV.    Faktor Predisposisi
1.      Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Klien mengatakan tidak pernah sakit jiwa sebelumnya.
2.      Pengobatan sebelumnya
Klien mengatakan tidak pernah mendapatkan pengobatan seperti sekarang ini.
3.      Pernah mengalami penyakit fisik
Ya,di tangan bekas luka.klien mengatakan karena jatuh saat di dorong teman –
temannya di sekolah.
4.      Pernah ada riwayat napza
Klien mengatakan tidak pernah.
5.      Riwayat trauma
Aniaya fisik (klien mengatakan kalau di sekolah sering di ejek dan mendapat
perlakuan kasar dari teman - temannya).
Diagnosa Keperawatan : Respon Pasca Trauma
6.      Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan sering di ejek dan di perlakukan kasar oleh teman-temannya.
Diagnosa Keperawatan : Respon Pasca Trauma

Riwayat Penyakit Keluarga


1.      Anggota keluarga ada yang gangguan jiwa
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Diagnosa Keperawatan : -

V.       Pemeriksaan Fisik
1.      Keadaan Umum          : Baik
2.      Tanda-Tanda Vital      : Tekanan Darah 90/60 mmHg, Nadi 84 x/m, RR 18 x/m.
3.      Ukur                            : BB 50 kg, TB 155 cm.
4.      Keluhan Fisik              : Klien mengatakan tidak ada keluhan.          
Diagnosa Keperawatan : -

VI.    Pengkajian Psikososial
a.       Pola Asuh
Klien mengatakan diasuh oleh ke dua orang tuanya, klien mengatakan ayahnya
sayang dengan klien.
b.      Pola Komunikasi
Klien mengatakan dalam bicara dikeluarganya biasa saja.
c.       Pola Pengambilan Keputusan
Klien mengatakan tidak tahu.
2.      Konsep Diri
a.       Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya.
b.      Identitas
Klien mengaku namanya Septian, klien mengatakan bangga menjadi laki-laki.
c.       Peran : saat di rumah
Klien mengatakan anak ke 2 dari 3 bersaudara dan klien senang membantu orang
tua bekerja.
d.      Ideal Diri
Klien mengatakan tidak ada yang jelek dengan dirinya tapi teman – temannya
selalu memanggil dirinya dengan nama Cecep. .
e.       Harga Diri
1.      Klien mengatakan malu kalau dirinya dipanggil tiidak sesuai namanya.
2.      Klien mengatakan malu dengan teman -teman karena belum bisa sekolah.
Diagnosa Keperawatan    : Harga Diri Rendah

3.      Hubungan Sosial
a.       Orang yang berarti / terdekat
Klien mengatakan orang terdekat adalah ayah.
b.      Peran serta dalam kegiatan kemasyarakatan / kelompok
Klien mengatakan tidak melakukan apa-apa.
c.       Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak mau keluar rumah karena takut di ejek.
  Diagnosa Keperawatan   : Kerusakan Interaksi Sosial

4.      Spiritual
a.       Nilai dan Keyakinan
Klien mengatakan dia beragama katholik dan dia percaya adanya Tuhan.
b.      Kegiatan Ibadah
Dirumah klien mengatakan rajin berdoa dan beribadah di gereja setiap minggu
karena di damping orang tua.
Diagnosa Keperawatan  : -

VII. Status Mental
1.      Penampilan
Klien berpenampilan rapih,pakaian yang di kenakan sesuai,rambut disisir rapih.
Diagnosa Keperawatan  :
2.      Pembicaraan
Lambat, klien tidak mampu memulai pembicaraan, dibuktikan dengan jika tidak
ditanya terlebih dahulu klien tidak akan bertanya, misalnya “ apa kabar hari ini ?
“ baru klien mau menjawab “ baik “, kata-kata kurang jelas, intonasi pelan.
Diagnosa Keperawatan  : Kerusakan Komunikasi Verbal.
3.      Aktivitas Motorik / Psikomotor
Klien mengatakan di rumah hanya menonton,tidur.sesekali kalau sudah bosan
klien akan menggambar
Diagnosa Keperawatan  : Defisit Aktivitas Deversional.
4.      Afek dan Emosi
a.       Afek
Adekuat.
Diagnosa Keperawatan : -
b.      Emosi
Ds  : klien mengatakan merasa kesepian, klien mengatakan tidak ada yang
dibicarakan lebih baik diam.
Do : klien banyak diam, kontak mata kurang, interaksi dengan teman-temannya
tampak kurang.
Diagnosa keperawatan  : Isolasi Sosial
5.      Interaksi Selama Wawancara
·      Kontak mata kurang, dibuktikan dengan klien sering menunduk, tidak
konsentrasi dan ingin menyelesaikan percakapan..
Diagnosa Keperawatan   : - Isolasi Sosial
6.      Persepsi Sensori
Tidak tampak masalah pada klien.

7.      Proses Pikir
a.       Arus Pikir
Saat perawat bertanya “ maukah S berkenalan dengan teman yang lain ? “ klien
menjawab dengan suara pelan dan tidak jelas.
b.      Isi Pikir
klien merasa lebihh baik di rumah saja supaya tidak mendapat ejekan.
c.       Bentuk Pikir : realistic

8.       Kesadaran
a.       Kuantitatif : kesadaran kliaen kompos mentis dibuktikan dengan GCS 456
b.      Kualitatif : berubah intership, dibuktikan saat perawat bertanya “mengapa tidak
berkumpul dengan teman-teman yang lain “,klien menjawab tidak ada yang
dibicarakan jadi saya lebih baik diam”.
Masalah keperawatan : -
9.      Orientasi
a.       Waktu
Terbukti saat perawat bertanya “hari ini hari apa ?”klien menjawab “Hari Senin “
dan memang benar saat perawat bertanya hari senin.
b.      Tempat
Dibuktikan saat perawat bertanya “sekarang ini S berada dimana?”klien
menjawab “di rumah”dan memang benar klien berada di rumah.
c.       Orang
Dibuktikan dengan perawat bertanya “sekarang S bicara dengan siapa?”klien
menjawab “ses dari Puskesmas”iya memang benar klien sedang berbicara dengan
perawat.
Masalah keperawatan : -

10.  Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


a.       Tidak mampu berkonsentrasi, klien selalu meminta pertanyaan diulang.
Dibuktikan dengan pada saat perawat bertanya “hobi S apa?”klien minta
pertanyaan diulang.
b.      Pasien dapat berhitung sederhana, dibuktikan dengan pada saat bertanya “ 5+3
berapa ?”klien menjawab 8dan memang benar jawabannya adalah 8.
Masalah keperawatan :-
11.  Kemampuan Penilaian
·         Klien tidak menjawab pertanyaan perawat.
·         Klien diam saja dengan kepala menunduk.

12.  Daya Tilik Diri : Menyalahkan orang lain


Klien mengatakan kalau semua karena perbuatan teman - temannya
.
      Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir

VIII  Kebutuhan dirumah


1.      Makan
Dibuktikan dengan :
a.       Klien dapat menyiapkan makanan sendiri.
b.      Klien mampu mencuci piringnya tanpa disuruh.
2.      BAB/BAK
Dibuktikan dengan :
a.       Klien bab/bak di toilet
b.      Klien mengatakan setelah bab/bak disiram dan dibersihkan
3.      Mandi
Dibuktikan dengan
a.       Klien mau mandi tanpa disuruh
b.      Klien mengatakan mandi menggunakan sabun mandi dan menggosok gigi.
4.      Berpakaian/berhias
Dibuktikan dengan :
a.       Klien dapat berpakaian sendiri tanpa bantuan.
b.      Klien mengganti baju setiap selesai mandi atau saat merasa aju sudah kena
kotor.
c.       Klien menyisir rambutnya setelah mandi.
5.      Istirahat dan tidur
a.       Klien mengatakan tidur siang mulai jam 13.00-15.00
b.      Klien mengatakan tidur malam mulai jam 20.00-04.00
c.       Klien mengatakan kadang-kadang susah tidur
d.      Aktifitas klien sebelum tidur/sesudah tidur : klien akan menonton televisi, main
gadgetsebelum tidur dan setelah bangun tidur klien merapikan tempat tidur.
Masalah keperawatan :-

6.      Penggunaan obat
Dibuktikan dengan :
a.       Klien mengatakan minum obat 2 x1 hari
b.      Klien mengatakan tidak tau manfaat obat
7.      Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan tidak tahu
8.      Aktifitas dalam rumah
Klien mengatakan biasa menonton,main gadget atau menggambar
9.      Aktifitas di luar rumah
Klien mengatakan tidak mau keluar rumah kalau tidak di dampingi orang tua.
Masalah keperawatan :-

IX.Mekanisme Koping
Klien mengatakan tidak mampu untuk melawan .
Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan Koping Individu.

X. Masalah Psikososial dan Lingkungan


a.       Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain saat dirumah .
b.      Klien mengatakan malu dengan tetangganya dan teman – teman karena tidak
bisa lagi sekolah
Masalah Keperawatan :isolasi sosial
                                                                                                
XI. Pengetahuan Kurang Tentang :
Klien diam saja, tidak menjawab pertanyaan   perawat.
Masalah keperawatan :-

XII. Aspek Medis
Diagnose medis:               Axis 1 :F 20 10
             
Terapi medik : Clopramazine 1 x 100 mg : 1 0 1
                        Haloperidol 2 x5 mg : 1 0 1

3.2Analisa Data
No. Data Masalah Keperawatan
1 DS : Isolasi sosial: menarik diri
   -Klien mengatrakan tidak ada yang perlu
dibicarakan       sehingga lebih baik
berdiam diri

DO :
- Diam saja
          Berdiam diridi kamar
          Kontak mata kurang / menunduk
          Menolak berhubungan dengan orang
lain
          Tidak dapat berkonsentrasi

2DS : DS : klien mengatakan malu dengan Gangguan konsep diri :


teman – teman dan tetangga karena sudah harga diri rendah
tidak bersekolah lagi.

DO :
a.       Klien tampak lebih suka menyendiri
b.      Bingung bila disuruh memilih
alternative tindakan

3.3 Daftar Masalah Keperawatan


1.      Isolasi sosial : menarik diri
2.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3.4 Pohon Masalah

                         Gangguan proses pikir            (efek)


 

Isolasi sosial (menarik
diri)

                       ( Care Problem )


kerusakan komunikasi verbal
                                   

                           Gangguan konsep diri: (causa)


HDR  

3.5 Prioritas Diagnosa Keperawatan


1.      Isolasi sosial
2.      Gangguan konsep diri

Diagnosa Perencanaan
Tgl Rencana Tindaka
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
10- Isolasi Sosial TUM:
02- Klien dapat
2020 berinteraksi
dengan orang
lain.

TUK 1: Setelah 2X pertemuan klien


1.1.    Bina hubungan saling pe
Klien dapat dapat menerima kehadiran a.    Sapa klien dengan ramah
membina perawat. Klien dapat non verbal
hubungan saling mengungkapkan perasaan b.    Perkenalkan diri dengan
percaya. dan keberadaannya saat ini c.    Tanyakan nama lengkap
secara verbal. panggilan yang di sukai k
ü Klien mau menjawab salam d.   Jelaskan tujuan pertemua
ü Ada kontak mata e.    Buat kontrak interaksi ya
ü Klien mau berjabat tangan f.     Jujur dan tepati janji
ü Klien mau berkenalan g.    Tunjukkan sikap empati
ü Klien mau menjawab apa adanya
pertanyaan h.    Beri perhatian pada klien
ü Klien mau duduk kebutuhan dasar klien
berdampingan dengan
perawat
ü Klien mau mengungkapkan
perasaannya
10- Isolasi Sosial TUK 2:
02- Klien mampu Setelah 2X interaksi klien 2.1Tanyakan pada   klien ten
2020 menyebutkan dapat menyebutkan minimala.    Orang yang tinggal serum
penyebab satu penyebab menarik diri klien
menarik diri dari yang berasal dari: b.    Orang yang paling dekat
1.     Diri sendiri rumah/di ruang perawatan
2.     Orang lain c.    Apa yang membuat klien
3.     Lingkungan tersebut
d.   Orang yang tidak dekat d
ruang perawatan
e.    Apa yang membuat klien
orang tersebut
f.     Upaya yang sudah dilak
orang lain
2.2Kaji pengetahuan klien te
diri dan tanda-tandanya

2.3Diskusikan dengan klien p


atau tidak mau bergaul de
2.4Beri pujian terhadap kema
mengungkapkan perasaan

10- Isolasi Sosial TUK 3 :


02- Klien dapat Setelah 2X interaksi klien 3.1Kaji pengetahuan klien ten
2020 menyebutkan dapat menyebutkan keuntungan bergaul denga
keuntungan keuntungan berhubungan 3.2Beri kesempatan pada klie
berhubungan sosial,misalnya: mengungkapkan perasaan
dengan orang a.    Banyak teman berhubungan dengan oran
lain dan b.    Tidak kesepian 3.3Diskusikan bersama klien
kerugian tidak c.    Bisa diskusi berhubungan dengan oran
berhubungan d.   Saling menolong 3.4Beri reinforcement positif
dengan orang mengungkapkan perasaan
lain berhubungan dengan oran

Setelah 2X interaksi klien


kerugian tidak berhubung
Misal: sendiri, tidak puny
ada temannya ngobrol.
10- Isolasi Sosial TUK 4 :
02- Klien dapat Setelah 2X interaksi klien 4.1  Observasi perilaku klien
2020 melaksanakan dapat melaksanakan dengan orang lain.
hubungan sosial hubungan sosial secara 4.2  Beri motivasi dan bantu k
secara bertahap bertahap dengan: berkenalan/berkomunikas
a.    Klien-perawat melalui:
b.    Klien-perawat-perawat a.    Klien-perawat
lain b.    Klien-perawat-perawat l
c.    Klien-perawat-perawat c.    Klien-perawat-perawat l
lain-klien lain d.   Klien-kelompok kecil
d.   Klien-kelompok kecil e.    Klien-keluarga/kelompo
e.    Klien-keluarga/ 4.3  Beri reinforcement terhad
kelompok/masyarakat telah dicapai
4.4  Bantu klien mengevaluas
dengan orang lain
4.5  Motivasi dan libatkan kli
kegiatan terapi aktifitas ke

4.6  Diskusikan jadwal kegiat


dilakukan untuk meningk
bersosialisasi
4.7  Beri motivasi klien untuk
sesuai dengan jadwal yang
4.8  Beri pujian terhadap kem
memperluas pergaulannya
dilaksanakan
05- Isolasi Sosial TUK 5 :
01- Klien mampu Setelah 2X interaksi klien 5.1      Dorong klien untuk men
15 mengungkapkan dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhu
perasaannya perasaan setelah lain/kelompok
setelah berhubungan dengan orang5.2      Diskusikan dengan klie
berhubungan lain untuk: dengan orang lain
dengan orang a.    Diri sendiri 5.3      Beri reinforcement posi
lain b.    Orang lain klien mengungkapkan per
c.    kelompok berhubungan dengan oran
05- Isolasi Sosial TUK 6
01- Klien mendapat Setalah 2X pertemuan 6.1.   Diskusikan pentingnya
15 dukungan keluarga dapat menjelaskan sebagai pendukung unt
keluarga dalam tentang: menari
memperluas ·      Pengertian menarik diri 6.2    Diskusikan dengan ang
hubungan sosial·      Tanda dan gejala ·      Perilaku m
·      Penyebab dan akibat ·      Tanda dan geja
menarik diri ·      Penyebab prila
·      Cara merawat klien ·      Cara keluarga meghad
menarik diri menari

6.3  Diskusikan potensi kelu


klien     mengatasi p

6.4 Latih keluarga cara mera


Setelah 2X pertemuan
keluarga dapat 6.5 Tanyakan perasaan keluarg
mempraktekkan cara yang dila
merawat klien menarik diri.

6.6   Dorong anggota keluar


dukungan kepada klien
orang

6.7  Anjurkan anggota kelu


bergantian mengunjun
semin
6.8   Beri reinforcement atas h
dan keterlibatannya kelu
rumah
05- Isolasi Sosial TUK 7
01- Klien dapat Setalah 2x interaksi klien7.1 Diskusikan dengan klien ten
15 memanfaatkan menyebutkan: kerugisn tidak minum oba
obat dengan          Manfaat minum obat cara, efek terapi dan efek
baik          Kerugian tidak minum obat
obat 7.2 Pantau klien saan pengguna
         Nama,warna dosis, efak
terapi dan efek samping 7.3 Anjurkan klien minta sendir
obat agar dapat merasakan man

7.4 Beri pujian jika klien mengg


benar
7.5 Diskusikan akibat berhenti m
Setelah 2x interaksi klien konsultasi dengan dokter
mendemonstrasikan
penggunaaan obat dan 7.6 Anjurkan klien untuk konsu
menyebutkan akibat dokter/perawat jika terjad
berhenti minum obat tanpa diinginkan.
konsultasi ke dokter

BAB 4
IMPLEMENTASI

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Klien Dengan Isolasi Sosial
Pertemuan Pertama

Tanggal 10 Februari 2020


A.      Proses Keperawatan
1.      Kondisi klien
-          Rasa kesepian, tidak mampu berkonsentrasi
-          Klien tidak mempunyai teman dekat dan tidak komunikatif
-          Tidak ada kontak mata, tampak sedih, menarik diri dan menyendiri
2.      Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
3.      Tujuan
-          Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
-          Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang, dan
kerugian tidak berhubungan
-          Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
-          Klien mampu mengungkapakan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain
4.      Intervensi
a.       Mengidentifikasi penyebab isolali sosial pasien
b.      Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
c.       Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
d.      Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan 1 orang
e.       Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian
B.       Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1.      Orientasi
a.  

Tanggal Dx. Implementasi Evaluasi Nama


dan Keperawatan Tindakan Keperawatan Dan
Jam Keperawatan Tanda
Tangan
10-02- Isolasi sosial SP 1 S:
2020 1.        perkenalkan 1.      Klien
Jam nama saya mengatakan
10.00 carolin koraaag namanya Septian
saya senang di senang dipanggil
panggil carol, Tian,
ini dengan
2.      Klien
Septian kan? mengatakan
dan senang di enggan
panggil apa? berkumpul dan
2.        Apa yang berbicara dengan
membuat orang lain karena
“Tian” jarang tidak tahu apa
bercakap-cakap yang dibicarakan
dengan teman dan klien merasa
yang lain? malu
3.        Menurut Tian
3.      Klien
apa saja mengatakan tidak
keuntungan tahu apa
kalau kita keuntungan
mempunyai berteman
teman? 4.      Klien
4.        Kalau mengatakan tidak
kerugiannya tahu apa kerugian
tidak menarik diri atau
mempunyai berteman
teman apa? 5.      Klien
5.        Septian mengatakan mau
sekarang kita berkenalan
belajar dengan 1 orang
berkenalan dulu
dengan ayo O :
sekarang coba
1.      Klien mau
berkenalan menjawab salam
dengan teman
2.      Tidak ada
saya ? kontak mata
3.      Klien mau
berjabat tangan
4.      Klien mau
berkenalan
5.      Klien mau
menjawab
pertanyaan
6.      Klien mau
duduk
berdampingan
dengan perawat
7.      Klien mau
mengungkapkan
persaannya
A:
1.      Klien mau
mengenalkan
identitas dirinya
secara lengkap
2.      Klien mampu
menyebutkan
penyebab
menarik diri
3.      Klien belum
mampu
mendiskusikan
tentang
keuntungan
berinteraksi
dengan orang
lain
4.      Klien belum
mampu
mendiskusikan
tentang kerugian
tidak berinteraksi
P : untuk klien
1.      Menganjurkan
klien berdiskusi
tentang
keuntungan
berinteraksi
dengan orang
lain
2.      Menganjurkan
klien berdiskusi
tentang kerugian
bila tidak
berinteraksi
dengan orang
lain

Untuk perawat
1.      Memvalidasi
kemampuan
klien
mendiskusikan
kembali
keuntungan
berinteraksi
dengan orang
lain
2.      Memvalidasi
kemampuan
klien, ,emdiskusi
kan kembali
kerugian bila
tidak berinteraksi
dengan orang
lain
BAB 5
PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dijelaskan sejauh mana keberhasilan tindakan


keperawatan secara teoritis yang telah diaplikasikan pada kasus Tn. S, dimana
proses terjadinya menarik diri pada klien yakni disebabkan oleh harga diri rendah.
Harga diri rendah disebabkan beberapa kegagalan dan kekecewaan yang pernah
dialami pada masa lalu hingga menyebabkan klien mengisolasi diri dari
lingkungannya,tidak mau bergaul dengan lingkungannya, tidak peduli dengan
aktivitas.
Untuk diagnosa keperawatan isolasi sosial telah di aplikasikan teori tindakan
keperawatan.Tindakan yang dilakukan seperti melakukan latihan perkenalan
dengan teman dan perawat sehingga klien mampu berinteraksi dengan lingkungan
tetapi klien belum mampu untuk membuat jadwal kegiatan sesuai kemampuannya.
Hal ini disebabkan karena tugas sudah dikerjakan oleh petugas kesehatan dan
klien merasa enggan untuk melakukannya. Namun, setelah dilakukan tindakan
tersebut klien mampu berkenalan dengan teman-temannya, dan dengan perawat.
Keberhasilan asuhan keperawatan pada klien Tn. S ada beberapa faktor yang
berpengaruh antara lain : kerja sama yang baik antara klien, orang tuadan perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan, pemberian obat yang teratur. Sedangkan
hambatan yang ditemui adalah asuhan keperawatan diberikan tidak secara
kontinyu,mengingat  tidak setiap hari selama 6 hari perawat dapat berkunjung.
Perawat dapat memberikan motivasi untuk kontrol dan meminum obat secara
teratur serta melanjutkan perawatan sesuai dengan kemampuan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai