Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN


GANGGUAN ISOLASI SOSIAL DIRUANGAN

DI SUSUN
OLEH
Wisye souisa
Sutriani muhamad
1. Pengertian

Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang


mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak
mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasin
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain
disekitarnya (Keliat, 2011). Jadi isolasi sosial Menarik diri
adalah suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang
karena merasa ditolak, tidak diterima, dan bahkan pasien
tidak mampu berinteraksi untuk membina hubungan yang
berarti dengan orang lain disekitarnya.
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan isolasi sosial:
menarik diri menurut Dermawan D dan Rusdi (2013) adalah sebagai berikut:

a. Gejala Subjektif
1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Respon verbal kurang atau singkat
4) Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
5) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
6) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
7) Klien merasa tidak berguna
8) Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
9) Klien merasa ditolak

b. Gejala Objektif
1) Klien banyak diam dan tidak mau bicara
2) Tidak mengikuti kegiatan
3) Banyak berdiam diri di kamar
4) Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang
terdekat
5) Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
4. Penyebeb

Terjadinya faktor ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di


antaranya perkembangan dan sosial budaya. Kegagalan
perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya
diri, tidak percaya dengan orang lain, ragu, takut salah, pesimis,
putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, tidak mampu
merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku tidak
ingin berkomunikasi dengan orang lain.
• Adapun gejala klinis sebagai berikut :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan
tindakan terhadap penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c.  Gangguan hubungan sosial
d.  Percaya diri kurang
e.   Menciderai diri
5. Patopsikologi

Individu yang mengalami Isolasi Sosial sering kali


beranggapan bahwa sumber/penyebab Isolasi sosial itu berasal
dari lingkunganya. Padahalnya rangsangan primer adalah
kebutuhan perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian
traumatik sehubungan rasa bersalah, marah, sepi dan takut
dengan orang yang dicintai, tidak dapat dikatakan segala sesuatu
yang dapat mengancam harga diri (self estreem) dan kebutuhan
keluarga dapat meningkatkan kecemasan. Untuk dapat mengatasi
masalah-masalah yang berkaitan dengan ansietas diperlukan
suatu mekanisme koping yang adekuat. Sumber-sumber koping
meliputi ekonomi, kemampuan menyelesaikan masalah, tekhnik
pertahanan, dukungan sosial dan motivasi.
Pengkajian
A. Identitas Klien
• Nama : Ny.K
• Umur : 20 Tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Agama : islam
• Pendidikan : Mahasiswa/i
• Tgl masuk : 10 september 2022
• Alamat : Waiheru
• Identitas penanggung jawab :
• Nama : Tn. B
• Umur : 43 Tahun
• Jenis kelamin : Laki – laki
• Hubungan dengan klien : Ayah Klien
• Agama : Islam
• Pendidikan : PNS
• Alamat : Waiheru
B. Alasan masuk/faktor presipitasi:
Ayah pasien mengatakan, Ny.K masuk ke Rumah Sakit karena salalu mengisolasi
dirinya di kamar, tidak mau makan dan tidak mau beraktifitas, dikarenakan Ny.K
malu merasa ternodai sewaktu pembegalan.
Pemeriksaan Fisik
– Tanda Vital : TD =150/80 S = 37oC HR = 80 x/m RR = 24 x/m
– Ukur : BB = 70 kg TB = 180 cm
– Keluhan fisik : -
Psikososial
– Genogram
• Pasien bernama Ny.K mempunyai seorang ayah yang bernama
Tn.B. Dari semua keluarganya dan saudara-saudaranya tidak
ada yang pernah mengalami gangguan jiwa isolasi sosial
seperti Ny.K.
• Konsepsi diri :
• Citra tubuh : Pasien merasa senang dengan keadaan tubuhnya.
• Identitas : Pasien bernama Ny.K berusia 20 tahun.
• Peran : Pasien berperan sebagai anak tunggal di keluarganya.
• Ideal diri : Pasien ingin kembali ke rumah dan bisa berkumpul dengan
keluarganya dan tidak mengurung diri.
• Harga diri : Pasien merasa malu karena harus tinggal di RSJ.
– Hubungan sosial
• Orang yang berarti :
• Orang yang paling berarti adalah ayahnya
• Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
• Sebelum sakit pasien selalu rajin untuk menimba ilmu di
universitasnya, selain itu dia juga aktif dalam organisasi di
kampusnya.
• Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
• Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, ayah pasien
mengatakan Ny.K lebih senang menyendiri dan tidak bisa
mengawali komunikasi dengan orang lain.
– Spiritual
• Nilai dan keyakinan :Tn.B mengatakan Ny.K beragama islam
• Kegiatan ibadah :Tn.B mengatakan semenjak Ny.K mengisolasi dirinya dan sering
murung dan diam, Ny.K tidak pernah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang
muslim.
Aspek Medis
• Diagnosa medis : Isolasi Sosial
• Terapi yang diberikan :
• Chlopromazine          : 1 x 100 mg
• Trihexipenidine         : 2 x 2 mg
• Trifluorperazine         : 2 x 5 mg
K.Klasifikasi Data
DS :
• Pasien merasakan di jauhi oleh orang sekitarnya
• Pasien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain, pasien lebih suka menyendiri
• Pasien mengatakan merasa minder karena sudah
• Jatuh bangkrut dan jatuh miskin, pasien malu betemu orang sekitar
• Tidak bisa memenuhi harapannya untuk membahagiakan keluarganya
• Klien mengatakan lebih suka diam daripada mengobrol

DO:
• Pasien sering menyendiri
• Pasien tidak mau bercakap-cakap dengan orang laindari pada bergabung bersama rekan-
rekannya
• Kontak mata kurang
• Tidak berinisiatif untuk berinteraksi dengan orang lain.
• Tidak berinisiatif untuk berinteraksi dengan orang lain.
• Klien jarang berkomunikasi dengan temannya Klien lebih banyak diam
• TTV:
• TD = 150/80 S = 37oC HR = 80 x/m RR = 24 x/m
• : BB = 70 kg TB = 180 cm
M. Analisis data

No Data Etiologi
1 DS : Menarik diri Isolasi social
Pasien merasakan di
jauhi oleh orang
sekitarnya
Pasien mengatakan
malas berinteraksi
dengan orang lain, pasien
lebih suka menyendiri
DO :
Pasien sering menyendiri
Pasien tidak mau
bercakap-cakap dengan
orang laindari pada
bergabung bersama
rekan-rekannya
No Data Etiologi Masalah
2 DS : Harga diri rendah Gangguan konsep
Pasien mengatakan merasa diri
minder karena sudah
Jatuh bangkrut dan jatuh miskin,
pasien malu betemu orang sekitar
Tidak bisa memenuhi harapannya
untuk membahagiakan
keluarganya
 DO :
Kontak mata kurang
Tidak berinisiatif untuk
berinteraksi dengan orang lain.
Tidak berinisiatif untuk
berinteraksi dengan orang lain.
No Data Etiologi Masalah

3 DS : Hilangnya Kerusakan komunikasi


  Klien mengatakan lebih kepercayaan diri verbal
suka diam daripada
mengobrol
DO :
Klien jarang
berkomunikasi dengan
temannya Klien lebih
banyak diam
Diagnosa

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. isolasi social b/d menarik diri


2. gangguan konsep diri b/d harga diri
rendah
3. kerusakan komunikasi verbal b/d
hilangnya kepercayaan diri
Intervensi keperawatan
Intervensi Keperawatan
NO Hari/ Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
tanggal keperawatan
1  sabtu/ isolasi social Setelah melakukan tindakan 1. Bina hubungan 1. Hubungan saling
  10/ 09/
b/d menarik
2022 keperawatann 1x24 jam saling percaya dengan percaya merupakan
diri
dengan kriteria Klien mampu klien
langkah awal untuk
berinteraksi dengan orang lain
melakukan interaksi
Hasilnya: 2. identifikasi
1. Klien dapat membina penyebab isolasi 2. agar mengetahui
hubungan saling percaya social penyebab isolasi
2. Setelah 2 X berinteraksi 3.diskusikan dengan social klien
klien menunjukan tanda- klien tentang  
tanda percaya kepada keuntungan 3. tujuannya dapat
atau terhadap perawat : berinteraksi dengan
meningkatkan
3. Wajah cerah, tersenyum orang lain
 
interaksi klien dengan
4. ajarkan klien cara
berkenalan dengan
lingkungan sekitarnya
satu orang 4. agar klien
mendapat suasana
yang baru
No Hari/ Diagnose Tujuan Intervensi rasional
tanggal keperawatan

2.  sabtu/ 10/ gangguan konsep diri Setelah melakukan 1. mengobservasi tanda 1. mengetahui tanda dan
09/ 2022 b/d harga diri rendah tindakan keperawatan
  1x24 jam dengan kriteria
dan gejala harga diri gejala harga diri rendah
1. Pasien dapat rendah 2.mengetahui penyebab
mengidentifikasi 2. identifikasi penyebab harga diri rendah
kemampuan dan
aspek positif yang harga diri rendah 3.memberikan
dimiliki 3.membantu klien kesempatan untuk klien
2. Klien mampu
menilai kemampuan untuk menilai dirinya
menilai kemampuan
yang digunakan yang dapat digunakan 4. memotivasi klien
3. Klien dapat 4. Anjurkan klien untuk melakukan
melakukan kegiatan
memasukakan latihan kegiatan kegiatan
sesuai kondisi sakit
dan kemampuannya kemampuan pertama selanjutnya
kedalam kegiatan harian
No Hari / Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Tanggal keperawatan

3  sabtu/ kerusakan Setelah melakukan 1. berikan kesempatan 1. agar pasien


10/ 09/
komunikasi tindakan untuk mengungkapkan mendapat kesempatan
2022
verbal b/d keperawatan 1x24 mengungkapkan
perasaan
hilangnya jam dengan kriteria perasaannya
2. tingkatkan kesadaran
kepercayaan Klien dapat melalui 2. dapat
diri proses berduka
pasien secara bertahap meningkatkankesadar
secara normal dan 3. dengarkan pasien an diri klien
sehat dengan penuh pengertian 3. agar klien percaya
  , jangan menghukum atau dengan kehadiran kita
menghakimi  
Implementasi dan evaluasi
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Hari tanggal Dx Implementasi Evaluasi

  1 1. Bina hubungan saling percaya S: -


dengan klien  
O: pasien tampak
2. mengidentifikasi penyebab
 Tegang bila ditanya
isolasi social
3. Mendiskusikan dengan klien  Ekspresi wajah datar
tentang keuntungan  Pasien tampak menunduk
berinteraksi dengan orang lain A: pasien melakukan sp 1 dengan
4. Mengajarkan klien cara bimbingan
berkenalan dengan satu orang
P: latihan sp 1 3x sehari
Hari tanggal Dx Implementasi Evaluasi

   2 1. mengobservasi tanda dan S: -


gejala harga diri rendah  
2. identifikasi penyebab harga O: Raut wajah klien tampak tenang
diri rendah  Klien tampak bersahabat dengan
3.membantu klien menilai klien
kemampuan yang dapat  Klien menyebutkan kegiatan
digunakan sehari hari
4. Anjurkan klien A: klien mampu membina hubungan
memasukakan latihan pasien
kemampuan pertama P: Melanjutkan intervensi melatih
kedalam kegiatan harian klien untuk mengemban kemampuan
yang dimiliki
Hari tanggal Dx Implementasi Evaluasi

  3 1. berikan kesempatan untuk S: Pasien merasa kepercayan dirinya


mengungkapkan perasaan kembali
2. tingkatkan kesadaran O: Klien tampak
pasien secara bertahap  Menerima kehadiran perawat
3. dengarkan pasien dengan A: Klien mampu membina hubungan
penuh pengertian , jangan dengan perawat
menghukum atau P: Intervensi dijalankan sesuai dengan
menghakimi sop perawat
 

Anda mungkin juga menyukai