ISOLASI SOSIAL
OLEH
I WAYAN ANDIKA HARDINATA
015.01.3189
5B
1. Pengertian
b. Faktor Hormonal
Gangguan fungsi kelenjar bawah otak menyebabkan turunnya hormon F5H
dan LH. Kondisi ini terdapat pada pasien skizoprenia.
c. Hipotesa Virus
Virus VIV dapat menyebabkan perilaku psikotik.
e. Stressor Psikologik
Adanya kecemasan berat dengan terbatasnya kemampuan menyelesaikan
kecemasan tersebut.
C. Pohon Masalah
1. Masalah Keperawatan
a. Identitas
b. Keluhan utama : alasan utama pasien dibawa ke Rumah Sakit biasanya
karena kemunduran kemauan, tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
c. Faktor predisposisi : sangat erat dengan tugas perkembangan, komunikasi
dalam keluarga dan mengasingkan diri.
d. Psikososial
Genogram
Konsep diri
Hubungan sosial
Perilaku
Spiritual
e. Status mental
Penampilan
Pembicaraan
Aktivitas motorik
Emosi
Persepsi
Interaksi selama wawancara
Kesadaran
Proses pikir
f. Kebutuhan sehari-hari
Diagnosa keperawatan :
a. Resiko terjadi perubahan persepsi sensori berhubungan dengan menarik diri.
b. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
c. Resiko mencederai diri dan orang lain berhubungan dengan perubahan persepsi
sensori.
d. Defisit perubahan diri berhubungan dengan penurunan kemauan / perhatian.
e. Gangguan pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan berkurangnya
perhatian.
Priorotas masalah : resiko perubahan persepsi sensori berhubungan dengan menarik
diri (core problem : menarik diri)
TUM : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi
halusinasi.
Kriteria hasil :
a. Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau
berjabat tangan, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau
mengutarakan masalah yang dihadapi.
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi
terapeutik.
Rasional :
Kalien akan lebih kooperatif jika sudah percaya dan merasa aman dengan
perawat.
Kriteria hasil :
Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan.
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
Rasional : menentukan apakah klien mengenal masalah yang terjadi pada
dirinya.
b. Berikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri.
Rasional : dengan mengungkapkan perasaannya klien akan merasa bebannya
berkurang.
c. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
Rasional : pujian akan meningkatkan harga diri klien dan mendorong klien
mengulangi perilaku tersebut.
TUK 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Kriteria hasil :
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan klien tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain.
Kriteria hasil :
Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial antara : K – P, K – P – K, K –
P – Kel, K – P – kelompok.
Intervensi :
a. Kaji kemampuan klein membina hubungan dengan orang lain.
Rasional : membantu klien untuk menentukan cara klien berinteraksi.
b. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain.
Rasional : meningkatkan harga diri klien.
c. Beri reinforcement terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
Rasional : penghargaan dapat mendorong klin untuk mengulangi
perilakunya.
d. Diskusikan dengan klien jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien
dalam mengisi waktunya.
Rasional : meminimalisir waktu klien untuk sendiri.
e. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.
Rasional : membantu klien untuk berinteraksi dengan perawat maupun klien
lainnya.
f. Beri reinforcement atas kegiatan klien.
Rasional : penghargaan dapat meningkatkan harga diri klien.
Kriteria hasil :
Klien dapat mengungkapkan perasaanya setelah berhubungan dengan orang lain.
Intervensi :
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan
orang lain.
b. Berikan reinforcemment pada klien atas kemampuannya mengungkapkan
perasaanya.
Kriteria hasil :
Keluarga dapat menjelaskan perasaannya, menjelaskan cara merawat klien
menarik diri, mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik diri,
berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri.
Intervensi :
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga.
b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang apa yang dialami oleh klien.
c. Dorong anggota keluarga untuk mendukung klien berinteraksi dengan orang
lain.
d. Anjurkan anggota keluarga untuk teratur menjenguk klien.
e. Beri reinforcement atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.
SP ISOLASI SOSIAL
SP I PASIEN
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Mengajarkan cara berkenalan dengan satu orang
5. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
SP II PASIEN
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih kemampuan kedua
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Bina hubungan saling percaya, bantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial,
bantu pasien mengenal keuntungan dari berhubungan dan kerugian dari tidak
berhubungan dengan orang lain dan ajarkan pasien untuk berkenalan dengan
orang lain.
Orientasi
”selamat pagi “
“saya D, saya senang dipanggil D, saya perawat diruangan ini, saya yang akan
merawat ibu”
“siapa nama bapak? Bapak senang dipanggil siapa?”
“bagaimana kabar bapak hari ini? Apa bapak ada keluhan?, bagaimana kalau
kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman bapak S?, dimana bapak
S mau bercakap-cakap? Bagaimana kalau disini saja? Mau berapa lama bapak S
bercakap-cakap? Bagaimana kalau 15 menit?”
Kerja
”siapa saja yang tinggal serumah dengan bapak S? siapa yang paling dekat
dengan bapak S? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan bapak S? Apa yang
membuat bapak S jarang bercakap-cakap dengannya?”
“apa saja kegiatan yang biasa bapak S lakukan dengan teman yang bapak S
kenal?”
“apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien
lain?”
Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman? Wah benar,
ada teman bercakap-cakap. Apa lagi? Nah kalau kerugiannya tidak mempunyai
teman apa ya S? Ya, apa lagi? Jadi banyak juga ruginya kalau tidak mempunyai
teman ya. Kalau begitu inginkah S belajar bergaul dengan orang lain?”
“bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain?”
“begini lho S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita
dan nama panggilan yang kita suka, alamat kita dan hobi. Contoh : nama saya D,
senang dipanggil Di, saya dari gunungsari, hobi saya main bola.”
“ selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya
begini : nama bapak siapa? Bapak senang diapanggil siapa? Asalnya darimana?
Hobinya apa?”
“ ayo S dicoba!! Misal saya belum kenal dengan S. Coba berkenalan dengan
saya!.”
“ ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali”
Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S dapat melanjutkan percakapan
tentang hal-hal yang menyenangkan untuk S bicarakan. Misalnya tentang cuaca,
tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya”
Terminasi
” bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?”
“ S tadi sudah mempraktikkan cara berkenalan dengan baik sekali”
“ selanjutnya, S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya
tidak ada” “ bagaimana kalau cara berkenalan ini kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian S?
“ mau berapa kali S melatihnya? Bagus, 3 kali ya. Kapan saja? Bagus jadi mulai
sekarang S akan berlatih berkenalan 3 kali yaitu pagi jam 7, siang jam 12 dan
sore jam 5. Jangan lupa masukkan ke dalam jadwal harian, caranya tulis M kalau
tidak dibantu, B jika diingatkan perawat, T jika S tidak melakukannya”
Besok pagi jam 10 saya datang lagi untuk mengajak S berkenalan dengan teman
saya, perawat H. Bagaimana, mau kan”
“ baiklah, smapai jumpa”
SP II
1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi
sosial
SP III
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
SP II
3. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
4. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi
sosial
SP III
3. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum obat
(discharge planning)
4. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
Latih keluarga mempraktikan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial
langsung dihadapan pasien
Orientasi
“ selamat pagi pak”
“ bagaimana perasaan bapak hari ini?”
“ bapak masih ingat latihan merawat anak bapak seperti yang telah kita pelajari
beberapa hari yang lalu?”
“ mari kita praktikkan langsung ke S! Berapa lama waktu bapak? Baik kita akan
coba 30 menit”
“ sekarang mari kita temui S”
Kerja
“ selamat pagi S. Bagaimana perasaan S hari ini?”
“ bapak, S ingin bercakap-cakap. Beri salam! Tolong S tunjukkan jadwal
kegiatannya!”
(kemudian berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
“ nah pak, sekarang bapak dapat mempraktikkan apa yang sudah kita latih
beberapa hari yang lalu”
(mengobservasi keluarga mempratikkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pertenuan sebelumnya)
“ bagaimana perasaan S setelah berbincang-bincang dengan orang tua S?”
“ baiklah sekarang saya dan orang tua s ke ruang perawat dulu”
Terminasi
“ bagaimana perasaan bapak setelah kita latihan tadi? Bapak ibu sudah
melakukannya dengan bagus”
“ mulai sekarang bapak sudah dapat melakukan cara merawat tadi ke S”
“tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman bapak
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang pak”.
“ sampai jumpa”
Jelaskan perawatan lanjutan
Orientasi
“ selamat pagi pak”
“ karena kunjungan saya sudah mau berakhir, maka perlu kita bicarakan
perawatan lanjutan dirumah”
“ bagaimana kalau kita membicarakan perawatan lanjutan tersebut disini saja?”
“ Berapa lama kita dapat bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
Kerja
“ bapak, ini jadwal yang sudah dibuat. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan?
Bapak ibu lanjutkan jadwal ini, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum
obatnya,”
“ hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh anak bapak. Misal kalau S terus-menerus tidak mau bergaul dengan orang
lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang
lain. Jika hal ini terjadi, segera hubungi perawat K di puskesmas indra putri, ini
nomor telpon puskesmasnya xxxxxx.”
Terminasi
“ bagaimana pak? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S. Jangan
lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau jika ada gejala yang tampak”
DAFTAR PUSTAKA