Oleh :
WAWAN PEPBERIYANSA
NIM : SN 191170
A. MASALAH UTAMA
Di dalam hidup di masyarakat, manusia harus dapat mengembangkan
dan melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain
maupun lingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering
mengalami hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan individu tersebut
sulit mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri
menjadi negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan
jiwa yang sering muncul adalah gangguan konsep diri misal harga diri
rendah.
Faktor psikososial merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam
kehidupan seseorang (anak, remaja, dan dewasa). Yang mana akan
menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehingga memaksakan untuk
mengikuti dan mengadakan adaptasi untuk menanggulangi stressor itulah
yang akan memunculkan gangguan kejiwaan.
Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan adalah gangguan konsep diri
harga diri rendah, yang mana harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan
yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 2008). Perawat akan
mengetahui jika perilaku seperti ini tidak segera ditangani, sudah tentu
berdampak pada gangguan jiwa yang lebih berat.
Banyak dari individu yang setelah mengalami suatu kejadian yang
buruk dalam hidupnya, lalu akan berlanjut mengalami kehilangan
kepercayaan dirinya. Dia merasa bahwa dirinya tidak dapat melakukan apa –
apa lagi, semua yang telah dikerjakannya salah, merasa dirinya tidak berguna.
Untuk itu dibutuhkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak agar rasa
percaya diri dalam individu itu dapat muncul kembali.
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri ,
merasa gagal karena karena tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal
diri (Keliat,2008).
Menurut Schult & Videbeck (2008) gangguan harga diri rendah
adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
4. Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistik.Tergantung pada orang tua dan ideal diri
yang tidak realistik.Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak,
tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah
5. Faktor presipitasi
a. Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran
atau posisi, misalnya: menjadi direktur perusahaan besar.
b. Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan, seseorang
dengan cita-cita menjadi pengacara, akhirnya bekerja di perusahaan
garment.
c. Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran. Seseorang yang
bekerja sebagai manager, akan tetapi tidak mengetahui job
descriptionnya.
d. Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang kompleks. Contoh: seorang
dokter wanita, menjadi pengajar, menjadi ibu rumah tangga dan
menjadi anggota legislatif.
e. Perkembangn transisi
Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri. Seorang
bersuku Batak pindah ke daerah Jawa.
f. Situasi transisi peran
Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu.
Contoh: seorang anak yang ibunya meninggal, kemudian ayahnya
menikah lagi, sehingga dia harus menyesuaikan diri menjadi anak
tiri.
g. Transisi peran sehat-sakit
Kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, fungsi, penampilan,
prosedurpengobatan dan perawatan.Contoh: pasca amputasi.
6. Akibat terjadinya masalah
Harga diri rendah dapat membuat klien menjadi tidak mau maupun tidak
mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik
diri. Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 2011 : 336).
C. POHON MASALAH
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Harga diri rendah
3. Gangguan citra tubuh
E. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengancara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan :
Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi
terapeutik:
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang
ke rumah
4. Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
Tindakan:
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan:
a. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi Ana, 2008. Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC
Stuart GW, Sundeen, 2008. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC