Anda di halaman 1dari 23

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.S


DENGAN HARGA DIRI RENDAH

DI RUANG UPIP RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG


PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh :
Eka Amelia Safitri
NIM. P1337420615026

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2019
RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.S

HARGA DIRI RENDAH

DI RUANG UPIP RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO

PROVINSI JAWA TENGAH

A. Tinjauan Teori Dan Kerangka Berpikir


1) Pengertian
Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan dalam segi kehidupan
manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negatif dapat
mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan psikososial seperti bencana dan konflik
yang dialami sehingga berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang
berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga diri rendah
akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku orang lain yang mengancam dan
hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang
tinggi sampai rendah.Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan
secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa
aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan
menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2011).
Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi mental atau psikologi
seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan lingkungan. Hal-hal yang dapat
mempengangaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur, dan sex, keadaan
badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan,
pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang di cintai, rasa
permusuhan, hubungan antara manusia.
2) Tanda dan Gejala
a. Mengejek dan mengkritik diri.
b. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
c. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan zat.
d. Menunda keputusan.
e. Sulit bergaul.
f. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
g. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga dan halusinasi.
h. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klieb untuk mengakhiri hidup.
i. Merusak atau melukai orang lain.
j. Perasaan tidak mampu.
k. Pandangan hidup yang pesimitis.
l. Tidak menerima pujian.
m. Penurunan produktivitas.
n. Penolakan tehadap kemampuan diri.
o. Kurang memperhatikan perawatan diri.
p. Berpakaian tidak rapi.
q. Berkurang selera makan.
r. Tidak berani menatap lawan bicara.
s. Lebih banyak menunduk.
t. Bicara lambat dengan nada suara lemah.
3) Predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal
diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi peran
c. Di masyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis kelaminnya.Misalnya
seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang objektif dan rasional
sedangkan pria dianggap kurang sensitive, kurang hangat, kurang ekspresif dibandingkan
wanita.Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai
lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
d. Faktor yang mempengaruhi identitas diri
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan struktur sosial.
Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan anak menjadi kurang percaya
diri, ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan
sesuatu. Control orang yang berat pada anak remaja akan menimbulkan perasaan benci
kepada orang tua. Teman sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas.
Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya,
e. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum, yang
dapat pula berdampak pada keseimbangan neurotransmitter di otak, contoh kadar
serotonin yang menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien
depresi kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.
4) Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi yang dihadapi individu
dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian tubuuh, tindakan
operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh
kembang prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi
harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan
orang yang berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan
dengan saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan
bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu
mengalaminya sebagai frustasi.

Ada tiga jenis transisi peran:

a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan dengan


pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau
keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke keadaan sakit. Transisi ini
dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan
atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal.
Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri,
identitas diri, peran dan harga diri.
5) Rentang Respon

Keterangan:

a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman nyata
yang sukses diterima.
b. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi.
c. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri maladaptif.
d. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek psikososial dan
kepribadian dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain.
6) Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :
7) Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan citra tubuh
b. Kesiapan meningkatkan konsep diri
c. Harga diri rendah (kronis, situasional dan resiko situasional)
d. Ketidakefektifan performa peran
e. Gangguan identitas pribadi
8) Mekanisme Koping
Mekanisme koping menurut Deden (2013) :
Jangka pendek :
a. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian obat-obatan, kerja
keras, nonoton tv terus menerus.
b. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial, keagamaan, politik.
c. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah raga kontes popularitas.
d. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara : penyalahgunaan obat-
obatan.
Jangka Panjang :
a. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-orang
yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri.
b. Identitas negatif : asumsi yang pertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat.
Mekanisme Pertahanan Ego:

Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi, disasosiasi, isolasi, proyeksi,
mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain.

9) Data Fokus
1. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan harga diri rendah
a. Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
10) Rencana Tindakan
1. Harga Diri Rendah

a. Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan dengan
orang lain dan lingkungan.
b. Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :

1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,


1.2. Jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
1.3. Bbuat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
1.4. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
1.5. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
1.6. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :

2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,

2.3. Utamakan memberi pujian yang realistis

2.4. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan


Tindakan :

3.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang


dimiliki
Tindakan :

4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :

5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan


5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


Tindakan :

6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
6.2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
6.4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
2. Menarik diri

Tujuan Umum :

Klien dapat berinteraksi dengan orang lain

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya


Tindakan :

1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal


b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:

2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri atau mau bergaul
2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
2.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang
lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang
lain
b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
c. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:

4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain


4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
▪ K–P
▪ K – P – P lain
▪ K – P – P lain – K lain
▪ K – Kel/Klp/Masy
4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan:
5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang
lain
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang
lain.
5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:

6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :


▪ Salam, perkenalan diri
▪ Jelaskan tujuan
▪ Buat kontrak
▪ Eksplorasi perasaan klien
6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
▪ Perilaku menarik diri
▪ Penyebab perilaku menarik diri
▪ Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
▪ Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal
satu kali seminggu
6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.
RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr. S DENGAN

HARGA DIRI RENDAH

DI RUANG UPIP RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO

PROVINSI JAWA TENGAH

Nama Mahasiswa : Eka Amelia Safitri/P1337420615026

A. Identitas Klien
Nama : Sdr.S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Banggi, Rembang
No. CM : 00101327
Tempat tanggal lahir : Rembang, 13 November 1987
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Nelayan
Pendidikan : SD
Diagnosa Medis : Skizofrenia tak terinci
Tanggal Pengkajian : 10 April 2019
B. Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien selama empat hari di rumah mengamuk tidak jelas, memukuli orang, merusak rumah
tetangga. Klien kemudian ditangkap oleh warga setempat dan dititipkan dipanti sosial
Rembang selama dua hari. Pada hari Jumat, 05 April 2019 klien dibawa oleh perangkat desa
ke RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang Jawa Tengah untuk mendapatkan pelayanan
psikiatri yang intensif.
C. Predisposisi
Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJD Amino
Gondohutomo dua kali, terakhir kali dirawat di ruang 6 Gathotkaca pada tahun 2018.
Pengobatan yang dilakukan oleh klien kurang berhasil karena klien tidak berobat secara
teratur. Klien pernah mencederai dirinya sendiri dengan menyayat pergelangan tanggan
menggunakan kaca. Klien memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu sejak bayi
klien dibuang oleh orang tua kandungnya.
D. Presipitasi
Klien mengamuk saat warga membawa klien dipanti sosial Rembang.
E. Data Fokus

Data Fokus Masalah Keperawatan


DS : Klien mengatakan dirinya malu dan Harga Diri Rendah
merasa tidak berguna seperti laki-laki lain
yang seusia dengannya.
Klien mengatakan merasa sedih sering diejek
oleh teman-temannya karena dianggap tidak
waras.
Klien merasa malu apabila diajak berkenalan
dan didekati oleh wanita karena klien merasa
tidak pantas untuk berkenalan.
DO : Kontak mata klien tidak bisa
dipertahankan. Klien berbicara lambat.
Wajah klien terlihat bingung dan gelisah.
Suara klien pelan dan tidak jelas. Klien
cenderung menyendiri. Sedikit berbicara.
DS: Klien mengatakan dirumah jarang Isolasi Sosial
bergaul/bersosialisasi dengan orang
lain/tetangganya. Klien mengatakan setelah
pulang dari melaut klien langsung pulang ke
rumah. Klien mengatakan belum hafal dan
mengenal nama-nama pasien yang satu ruang
dengannya.
DO : Klien pergi menghindar dan menolak
secara verbal apabila diajak bercerita
mengenai kehidupan pribadibya. Kontak
mata klien tidak bisa dipertahankan. Klien
berbicara lambat. Wajah klien terlihat
bingung dan gelisah. Suara klien pelan dan
tidak jelas. Klien cenderung menyendiri.
Sedikit berbicara.
DS : Klien mendengar seperti ada suara Halusinasi Pendengaran
bisikan menyuruh dirinya tidak memakai
baju dan berjalan kaki dari Rembang ke
Juana.
DO : Klien tampak bingung dan gelisah.
Mulut komat-kamit sendiri. . Kontak mata
klien tidak bisa dipertahankan. Klien
berbicara lambat. Wajah klien terlihat
bingung dan gelisah. Suara klien pelan dan
tidak jelas. Klien cenderung menyendiri.
Sedikit berbicara.

F. Analisa Data

Tanggal, Jam Data Diagnosis Paraf


10 April 2019 DS : Klien mengatakan Harga Diri Rendah
Pukul 09.00 WIB dirinya malu dan merasa tidak
berguna seperti laki-laki lain
yang seusia dengannya.
Klien mengatakan merasa
sedih sering diejek oleh
teman-temannya karena
dianggap tidak waras.
Klien merasa malu apabila
diajak berkenalan dan didekati
oleh wanita karena klien
merasa tidak pantas untuk
berkenalan.
DO : Kontak mata klien tidak
bisa dipertahankan. Klien
berbicara lambat. Wajah klien
terlihat bingung dan gelisah.
Suara klien pelan dan tidak
jelas. Klien cenderung
menyendiri. Sedikit berbicara.
10 April 2019 DS: Klien mengatakan Isolasi Sosial
Pukul 09.00 WIB dirumah jarang
bergaul/bersosialisasi dengan
orang lain/tetangganya. Klien
mengatakan setelah pulang
dari melaut klien langsung
pulang ke rumah. Klien
mengatakan belum hafal dan
mengenal nama-nama pasien
yang satu ruang dengannya.
DO : Klien pergi menghindar
dan menolak secara verbal
apabila diajak bercerita
mengenai kehidupan
pribadibya. Kontak mata klien
tidak bisa dipertahankan.
Klien berbicara lambat. Wajah
klien terlihat bingung dan
gelisah. Suara klien pelan dan
tidak jelas. Klien cenderung
menyendiri. Sedikit berbicara.
10 April 2019 DS : Klien mendengar seperti Halusinasi
Pukul 09.00 WIB ada suara bisikan menyuruh Pendengaran
dirinya tidak memakai baju
dan berjalan kaki dari
Rembang ke Juana.
DO : Klien tampak bingung
dan gelisah. Mulut komat-
kamit sendiri. . Kontak mata
klien tidak bisa dipertahankan.
Klien berbicara lambat. Wajah
klien terlihat bingung dan
gelisah. Suara klien pelan dan
tidak jelas. Klien cenderung
menyendiri. Sedikit berbicara.
G. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
H. Rencana Tindakan Keperawatan

Tanggal, Diangnosa Rencana Keperawatan


Jam Keperawatan Tujuan Tindakan Rasional
10 April Harga Diri Tujuan umum : Bina hubungan saling Hubungan saling
2019 Rendah
Klien memiliki percaya dengan percaya
Pukul
09.00 konsep diri menggunakan prinsip merupakan dasar
WIB
yang positif komunikasi terapeutik : untuk hubungan
Tujuan khusus: 1. Sapa pasien dengan interaksi
1. Klien dapat ramah baik verbal selanjutnya.
membina maupun non verbal.
hubungan 2. Perkenalkan diri
saling dengan sopan.
percaya 3. Tanyakan nama
dengan lengkap dan nama
perawat. panggilan yang
disukai pasien.
4. Jelaskan tujuan
pertemuan.
5. Jujur dan menepati
janji.
6. Tunjukan sikap
empati dan
menerima pasien
apa adanya.
7. Beri perhatian dan
perhatikan
kebutuhan dasar
pasien.

Menilai realitas,
kontrol diri atau
2. Pasien dapat 1. Diskusikan dengan integritas ego
mengidentifi pasien tentang: diperlukan
kasi aspek a. Aspek positif sebagai dasar
positif dan yang dimiliki asuhan
kemampuan pasien, keluarga, keperawatannya,
yang lingkungan. reinforcement
dimiliki. b. Kemampuan positif akan
yang dimiliki meningkatkan
pasien. harga diri
2. Bersama pasien pasien, dan
buat daftar tentang: pujian yang
a. Aspek positif realistik tidak
pasien, menyebabkan
keluarga, pasien
lingkungan. melakukan
b. Kemampuan kegiatan hanya
yang dimiliki karena ingin
pasien. mendapatkan
3. Beri pujian yang pujian.
realistis, hindarkan
memberi penilaian
negatif.

3. Pasien dapat 1. Diskusikan dengan Prasarat untuk


menilai pasien kemampuan berubah dan
kemampuan yang dapat mengerti tentang
yang dilaksanakan. kemampuan
dimiliki 2. Diskusikan yang dimiliki
untuk kemampuan yang dapat
dilaksanakan dapat dilanjutkan memotivasi
pelaksanaannya. pasien untuk
3. Motivasi dan ikut tetap
sertakan pasien mempertahankan
untuk mengikuti penggunaannya.
rehabilitasi

4. Pasien dapat 1. Rencanakan Pasien adalah


merencanak bersama pasien individu yang
an kegiatan aktivitas yang dapat bertanggung
sesuai dilakukan setiap jawab terhadap
dengan hari sesuai dirinya sendiri,
kemampuan kemampuan pasien: pasien perlu
yang a. Kegiatan bertindak secara
dimiliki mandiri. realistis dalam
b. Kegiatan kehidupannya,
dengan dan contoh peran
bantuan. yang dilihat
2. Tingkatkan kegiatan pasien akan
sesuai kondisi memotivasi
pasien. pasien untuk
3. Beri contoh cara melaksanakan
pelaksanaan kegiatan.
kegiatan yang dapat
pasien lakukan.

5. Pasien dapat 1. Anjurkan pasien Reinforcement


melakukan untuk positif dapat
kegiatan melaksanakan meningkatkan
sesuai kegiatan yang telah harga diri kllien
rencana direncanakan. dan memberikan
2. Pantau kegiatan kesempatan
yang dilaksanakan kepada pasien
pasien. untuk tetap
3. Beri pujian atas melakukan
usaha yang kegiatan yang
dilakukan pasien. biasa dilakukan
4. Diskusikan dengan
pasien
kemungkinan
pelaksanaan
kegiatan setelah
pulang.

I. Catatan Keperawatan

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Para


, Jam Keperawata f
n
10 April Harga Diri 1. Bina hubungan saling S:
2019 Rendah percaya dengan :  Klien menjawab
Pukul  Menyapa klien salam dan
10.00 dengan ramah mengatakan
WIB  Memperkenalkan diri selamat
dengan sopan pagi,menyebutka
 Menanyakan nama n nama dan
lengkap serta alamat alamat
klien O:
 Menunjukan sikap  Klien mau
empati, jujur dan berjabat tangan
menempati janji.  Klien mau duduk
 Menanyakan masalah berdampingan
yang dihadapi. dengan perawat
 RTL : Membuat  Klien mau
jadwal kegiatan mengutarakan
harian untuk klien masalahnya
merapikan tempat A : SP 1 tercapai. BHSP
tidur secara mandiri. (Bina Hubungan Saling
Percaya) antara klien dan
perawat tercapai.
Pp :
Lanjutkan SP 2
adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.
RTL : Membuat
jadwal kegiatan
harian untuk klien
merapikan tempat
tidur secara mandiri.

2. Bina hubungan
terapeutik dengan S:
perawat dengan :  Klien mau duduk
 Pendekatan dengan berdampingan
baik ,menerima klien dengan perawat
apa adanya O:
 Mengidentifikasi  Klien mampu
perasaan dan reaksi berbincang –
perawatan diri bincang dengan
sendiri perawat
 Menyediakan waktu  Klien mampu
untuk bina hubungan merespon
yang sopan tindakan perawat.
 Menberikan A : SP 2 tercapai
kesempatan untuk P:
merespon -Lanjutkan SP 3
adakan kontrak waktu
pertemuan berikutnya.

-Anjurkan klien
mampu
berkomunikasi,mamp
u memulai berbicara
dan tidak janggung.

12 April Harga Diri 1. Mengidentifikasi S:


2019 Rendah kemampuan dan aspek  Klien
Pukul positif yang dimiliki mengatakan cara
09.00 dengan : penilaian positif
WIB  Membantu tidak boleh
mengidentifikasi berfikir jelek
dengan aspek terhadap orang
yang positif lain,sopan santun
 Mendorong agar dan ramah yang
berpenilaian diutamakan.
positif O:
 Membantu  Klien dapat
mengungkapkan mengungkapkan
perasaannya perasaannya
dengan baik.
Klien tampak
malu, berbicara
pelan dan lambat.
A : SP 3 teratasi sebagian.
Klien dapat
mengidentifikasi aspek
positif terhadap dirinya
yaitu bisa mencari ikan
dilaut
P:
-lanjutkan SP 1
keluarga

-Anjurkan klien untuk


mempertahankan
hubungan saling percaya
berinteraksi secara
terarah.
DAFTAR PUSTAKA

Coopersmith. 2002. The Antecedent Of Self Esteem. San Fransisco: W. H. Freeman &
Company

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC

Keliat, B. A. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG

Purba, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan: USU Press

Townsend, M.C. 2005. Essentials of psychiatric mental health nursing 3rd edition.
Philadelphia: F.A. Davis Company

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai