Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN TN.A DENGAN GANGGUAN


KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

Disusun oleh :
Erika Rahma Damayanti
N.008.019.006

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES) DUTA GAMA KLATEN
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang sangat
penting. Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Selain hal ini
merupakan peran petugas kesehatan, tetapi merupakan hal yang menuntut
adanya keselarasan dan kerja sama dari berbagai pihak selain individu itu
sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Dari berbagai masalah kesehatan jiwa, gangguan konsep diri dengan
harga diri rendah banyak mengiringi penyakit-penyakit gangguan jiwa. Bila
hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan dampak yang buruk pada diri
pasien sendiri maupun orang lain di sekitarnya.

B. TUJUAN PENULISAN
a) Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas individu mata kuliah Keperawatan jiwa
b) Tujuan umum
- Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam
mempraktekan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
perencanaan, tindakan dan evaluasi
- Dapat mengetahui cara merawat klien dengan isolasi
sosial
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Perkembangan kebudayaan masyarakat banyak membawa perubahan
dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan baik
positif maupun negatif dapat mempengaruhi keseimbangan fisik, mental, dan
psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak
sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang yang berarti akan
meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai
rendah.Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan
secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat
lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman. (Keliat,
2011).
Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi
mental atau psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri
dan lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah
keturunan dan konstitusi, umur, dan sex, keadaan badaniah, keadaan
psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan,
pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang di cintai, rasa
permusuhan, hubungan antara manusia.

B. Tanda dan Gejala


1. Mengejek dan mengkritik diri.
2. Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri.
3. Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi, gangguan penggunaan
zat.
4. Menunda keputusan.
5. Sulit bergaul.
6. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas.
7. Menarik diri dari realitas, cemas, panic, cemburu, curiga dan halusinasi.
8. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klieb untuk mengakhiri hidup.
9. Merusak atau melukai orang lain.
10. Perasaan tidak mampu.
11. Pandangan hidup yang pesimitis.
12. Tidak menerima pujian.
13. Penurunan produktivitas.
14. Penolakan tehadap kemampuan diri.
15. Kurang memperhatikan perawatan diri.
16. Berpakaian tidak rapi.
17. Berkurang selera makan.
18. Tidak berani menatap lawan bicara.
19. Lebih banyak menunduk.
20. Bicara lambat dengan nada suara lemah.

C. Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya.Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang
mandiri, kurang obyektif dan rasional sedangkan pria dianggap kurang
sensitive, kurang hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita.Sesuai
dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai
lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan
perubahan struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak akan
menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil
keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu.
Control orang yang berat pada anak remaja akan menimbulkan perasaan
benci kepada orang tua. Teman sebaya merupakan faktor lain yang
berpengaruh pada identitas. Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui
oleh kelompoknya,
4. Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi
kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak
berdaya.

D. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi
yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas
stressor dapat mempengaruhi komponen.
Stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian
tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan
fungsi tubuh, proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan.
Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah
penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan
dengan saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi
dan kegagalan bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari
internal dan eksternal:
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dan individu mengalaminya sebagai frustasi.

Ada tiga jenis transisi peran:


1. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
2. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3. Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik
yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal. Perubahan tubuh
dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri,
identitas diri, peran dan harga diri.

E. Rentang Respon
Keterangan:
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar
belakang pengalaman nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan
konsep diri maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan
aspek psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta
tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

F. Pohon Masalah
Pohon masalah yang muncul menurut Fajariyah (2012) :

G. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan citra tubuh
2. Kesiapan meningkatkan konsep diri
3. Harga diri rendah (kronis, situasional dan resiko situasional)
4. Ketidakefektifan performa peran
5. Gangguan identitas pribadi

H. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping menurut Deden (2013) :
Jangka pendek :
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonoton tv terus menerus.
2. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial,
keagamaan, politik.
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah raga kontes
popularitas.
4. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara :
penyalahgunaan obat-obatan.
Jangka Panjang :
1. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari
orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi
diri sendiri.
2. Identitas negatif : asumsi yang pertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat.
Mekanisme Pertahanan Ego:
Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah : fantasi,
disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri
dan orang lain.
I. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl No Dx Perencanaan
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Harga diri TUM: Klien 1. Setelah….x interaksi 1. Bina hubungan saling percaya  Menunjukkan keramahan
rendah. memiliki diri yang klien menunjukkan dengan menggunakan prinsip dan sikap bertahan.
positif ekspresi wajah komunikasi terapeutik :  Agar klien tidak ragu
Tuk : bersahabat,  Sapa klien dengan ramah kepada perawat.
1. Klien dapat menunjukkan rasa baik verbal maupun non  Menunjukkan bahwa
membina senang, ada kontak verbal perawat ingin kenal dengan
hubungan saling mata, mau manjabat  Perkenalkan diri dengan klien.
percaya dengan tangan, mau sopan  Agar klien percaya kepada
perawat menyebutkan nama,  Tanyakan nama lengkap perawat.
mau menjawab salam, dan nama panggilan yang  Penerimaan yangs sesuai
klien mau duduk disukai klien dengan keadaan yang
berdampingan dengan  Jelaskan tujuan pertemuan sebenarnya dapat
perawat, mau  jujur dan menepati janji meningkatkan keyakinan
mengutarakan masalah  Tunjukkan sikap empati pada keluarga serta merasa
yang dihadapi. dan menerima apa adanya adanya suatu pengakuan.
 Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien
2. Klien dapat 2. Setelah….x interaksi 2.1. Diskusikan dengan klien  Pengertian tentang dirinya
mengidentifikas klien menyebutkan : tentang : akan memudahkan klien.
i aspek positif o Aspek positif dan  Aspek positif yang
dan kemampuan kemampuan yang dimiliki klien, keluarga,
yang dimiliki. dimiliki klien lingkungan
o Aspek positif  Kemampuan yang dimiliki  Mengingatkan klien
keluarga klien tentang hal positif dan
o Aspek positif nyata akan menambah
lingkungan klien 2.2.Bersama klien buat daftar percaya diri.
tentang :
 Aspek positif klien,
keluarga, lingkungan
 Kemampuan yang dimiliki
klien

2.3.Beri pujian yang realistis,


hindarkan memberi penilaian
negative
3. Klien dapat 3. Setelah…x interaksi 3.1. Diskusikan dengan klien  Meningkatkan percaya diri
menilai klien menyebutkan kemampuan yang dapat dan menumbuhkan
kemampuan kemampuan yang dapat dilaksanakan perasaan bahwa ia tidak
yang dimiliki dilaksanakan selalu gagal dan tidak
untuk 3.2. Diskusikan kemampuan yang berguna.
dilaksanakan dapat dilanjutkan  Memperkuat kelebihan
pelaksanaannya akan membuat klien
melakukannya.
4. Klien dapat 4. Setelah…x interaksi 4.1.Rencanakan bersama klien  Menambah percaya diri
merencanakan klien membuat rencana aktivitas yang dapat klien bahwa klien
kegiatan sesuai kegiatan harian dilakukan setiap hari sesuai bertanggung jawab
dengan kemampuan klien : terhadap dirinya.
kemampuan  Kegiatan mandiri
yang dimiliki  Kegiatan dengan bantuan
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai  Meningkatkan kemampuan
kondisi klien klien sesuai realitas.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan  Memberikan gambaran
kegiatan yang dapat klien pelaksanaan sehingga klien
lakukan dapat melakukan.
5. Klien dapat 5. Setelah…x interaksi 5.1. Ajurkan klien untuk
melakukan klien melakukan melaksanakan kegiatan yang
kegiatan sesuai kegiatan sesuai jadwal telah direncanakan
rencana yang yang dibuat 5.2. pantau kegiatan yang
dibuat dilaksanakan klien
5.3. Beri pujian atas usaha yang
dilakukan klien
5.4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah
pulang.
6. Klien dapat 6.1.Setelah…x interaksi 6.1. Beri pendidikan kesehatan  Mempersiapkan keluarga
memanfaatkan klien memanfaatkan pada keluarga tentang cara agar dapat merawat klien
system system pendukung merawat klien dengan harga yang rendah diri.
pendukung yang yang ada di keluarga diri rendah  Perhatian keluarga
ada 6.2.Bantu keluarga memberikan merupakan dukungan
dukungan selama klien di terhadap klien.
rawat  Lingkungan terapeutik
6.3. Bantu keluarga menyiapkan akan mendukung klien
lingkungan di rumah dalam meningkatkan harga
dirinya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Stuart, W. Gail.(2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa.Singapore: Elsevier


2. Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku
Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
3. Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas:
CMHN(Basic Course). Jakarta: EGC
4. Mulyono, Andri,.2013. Asuhan Keperawatan dengan HArgaDiri Rendah
diakses dari http://eprints.ums.ac.id/25936/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Pada 12 Juni 2018
5. Halifah, Nur Eka,.2016. Bab II Tinjauan Teori diakses dari
http://repository.ump.ac.id/1076/3/EKA%20NUR%20HALIFAH%20BAB
%20II.pdf pada 12 Juni 2018
6. Elinia, Sury,.2016. Tinjauan Tero dan Konsep Harga Diri Rendah diakses
dari http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/167/jtptunimus-gdl-eliniasury-8333-
2-babii.pdf pada 12 Juni 2018
7. Saktian, Yusuf,.2018. Strategi Pelaksanaan Isolasi Sosial diakses dari
https://www.academia.edu/28333219/STRATEGI_PELAKSANAAN_ISOLA
SI_SOSIAL_STRATEGI_PELAKSANAAN_1_SP_1_ISOLASI_SOSIAL
pada 12 Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai