Anda di halaman 1dari 47

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama
Pasien merasa tidak berharga, mengejek dan mengkritik diri, merasa
bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri, sulit bergaul,
menarik diri dari realitas, cemas, panik dan curiga.

B. Proses terjadinya masalah atau keluhan


1. Pengertian
Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan
memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi
besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian,
kesuksesan dan keberhargaan (Coopersmith, 2002).
Coopersmith (2002) membagi harga diri kedalam empat aspek
yaitu:
a. Kekuasaan (power)
Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang
lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat
yang diterima individu dari orang lain.
b. Keberartian (significance)
Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari
orang lain.
c. Kebajikan (virtue)
Ikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi
tingkah laku yang tidak diperbolehkan.
d. Kemampuan (competence)
Sukses memenuhi tuntutan prestasi.

Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih


sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan
interpersonal yang buruk.
Harga diri meningkat bila diperhatikan atau dicintai dan dihargai
atau dibanggakan. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang
tinggi sampai rendah. Harga diri tinggi atau positif ditandai dengan
ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang
lain. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan
secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman sedangkan individu yang memiliki harga diri
rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai
ancaman (Yosep, 2009).
Dalam Purba, dkk (2008), ada empat cara dalam meningkatkan
harga diri yaitu:

a. Memberikan kesempatan berhasil


b. Menanamkan gagasan
c. Mendorong aspirasi
d. Membantu membentuk koping
Sementara menurut Purba, dkk (2008) gangguan harga diri rendah
dapat terjadi secara situasional dan kronik. Gangguan harga diri yang
terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul
secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan,
menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus
masuk penjara. Selain itu, dirawat di rumah sakit juga menyebabkan
rendahnya harga diri seseorang diakibatkan penyakit fisik, pemasangan
alat bantu yang membuat pasien tidak nyaman, harapan yang tidak
tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas
kesehatan yang kurang mengharagai pasien dan keluarga. Sedangkan
gangguan harga diri kronik biasanya sudah berlangsung sejak lama yang
dirasakan pasien sebelum sakit atau sebelum dirawat dan menjadi
semakin meningkat saat dirawat.
Menurut Peplau dan Sulivan dalam Yosep (2009) mengatakan
bahwa harga diri berkaitan dengan pengalaman interpersonal, dalam
tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad
me, not me, anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan
amannya tidak terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila
koping yang digunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri
rendah. Menurut Caplan, lingkungan sosial akan mempengaruhi individu,
pengalaman seseorang dan adanya perubahan sosial seperti perasaan
dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan
menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat
harga diri rendah.

2. Tanda dan gejala


Keliat (2009) mengemukakan beberapa tanda dan gejala harga diri
rendah adalah:
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis.
d. Penurunan produktivitas.
e. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Selain tanda dan gejala tersebut, penampilan seseorang dengan harga
diri rendah juga tampak kurang memperhatikan perawatan diri,
berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan
bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara lambat dengan nada suara
lemah.

3. Penyebab
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu
yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya
system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan
balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap
perkembangan awal (Townsend, 2005).
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor presipitasi
Faktor persipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh,
kegagalan atau produktifitas menurun.
Selain itu, faktor presipitasi dapat pula berupa:
1) Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam
peran atau posisi.
2) Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan.
3) Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran.
4) Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang konpleks.
5) Perkembangn transisi
Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri.
6) Situasi transisi peran
Bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan
individu.
7) Transisi peran sehat-sakit
Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan,
prosedur pengobatan dan perawatan.
C. Pohon masalah

Risiko perilaku kekerasan

Gangguan persepsi sensori

Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

Traumatik tumbuh kembang

Sumber: Yosep (2009).

D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Alasan hospitalisasi atau penanganan
2. Usia dan jenis kelamin
3. Tahap perkembangan
4. Sistem keluarga, yang meliputi status perkawinan, peran dalam keluarga,
posisi sibling kandung
5. Persepsi tentang masalah kesehatan
6. Pengalaman masa lalu dengan sistem perawatan kesehatan
7. Status mental, meliputi pemikiran abstrak, penilaian atau daya tilik diri,
memori, alam perasaan, orientasi, persepsi, proses pikir
8. Sistem kepercayaan (norma, agama, nilai)
9. Kemampuan kognitif
10. Pola interaksi sosial
11. Status sosial, meliputi ketrampilan interpersonal, tingkat kepercayaan
terhadap orang lain, hubungan dengan anggota keluarga, tingkat harga diri,
kemampuan berfungsi dalam peran sosial dan pekerjaan.
12. Persepsi diri, meliputi citra tubuh, mekanisme koping, kemampuan
mengatasi masalah, harga diri
13. Pengalaman krisis masa lalu
14. Riwayat penanganan untuk gangguan psikososial, meliputi hospitalisasi,
pengobatan, psikoterapi, ide bunuh diri, rencana bunuh diri, usaha bunuh
diri di masa lalu.
15. Tanda-tanda neurovegetatif, meliputi kemampuan untuk mengalami
kenikmatan, nafsu makan, tingkat energi, tidur.

E. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah kronik
Batasan karakteristik:
1. Pasien menilai diri putus asa
2. Pasien memperlihatkan kecenderungan pasif
3. Pasien mengungkapkan rasa malu dan bersalah
4. Pasien mengalami masalah medis atau mental kronis
5. Pasien kesulitan mengambil keputusan
6. Pasien sangat bergantung pada pendapat orang lain
7. Pasien mencari kepastian yang berlebihan
8. Pasien mengungkapkan pikiran penyangkalan diri

F. Rencana Tindakan
1. Untuk Pasien
Tujuan:
Setelah diberi asuhan keperawatan, harga diri pasien meningkat dengan
kriteria:
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
b. Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya
c. Pasien mengungkapkan perasaan yang berkaitan dengan harga diri
d. Pasien mengungkapkan perasaan aman di lingkungan
e. Pasien bekerja sama dalam perawatan diri dan proses pengambilan
keputusan secara bertahap
f. Pasien meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain
g. Pasien menunjukkan penurunan perasaan negatif tentang dirinya
h. Pasien mengungkapkan penerimaan umpan balik positif maupun
negatif tanpa melebih- lebihkan

INTERVENSI RASIONAL
a. Bina hubungan saling percaya dengan a. Hubungan saling percaya adalah
pasien dasar bagi intervensi yang lain.
b. Sediakan waktu khusus di luar b. Memberi waktu bagi pasien untuk
perawatan yang tidak terganggu dengan mengeksplorasi diri
aktivitas lain untuk berbicara secara
profesional atau sosial kepada pasien
c. Diskusikan kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki pasien, bantu c. Mendiskusikan hal- hal tersebut
pasien menilai kemampuan yang masih membuat pasien menyadari aspek
dapat digunakan, bantu pasien memilih positif yang dimiliki sehiingga
atau menetapkan kemampuan yang meningkatkan herga diri pasien.
akan dilatih, latih kemampuan yang
sudah dipilih dan susun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian.
d. Dengarkan pasien, berikan respon
dengan penerimaan yang tidak d. Meningkatkan kesadaran diri dan
menghakimi, perhatian yang sungguh- mengurangi unsur ancaman
sungguh dan ketulusan
e. Kaji status mental pasien melalui
observasi dan wawancara minimal e. Ansietas yang tinggi karena
sekali sehari penolakan diri dapat menyebabkan
pasien mengalami gangguan
f. Kaji risiko bunuh diri dan kemungkinan kognitif, sensori atau persepsi.
perilaku mematikan pada pasien f. Harga diri yang sangat rendah dapat
g. Berikan rutinitas sederhana dan mengarah pada bunuh diri
terstruktur setiap hari g. Aktivitas terstruktur membatasi
h. Dorong pasien merawat dirinya pada ansietas pasien
tingkat yang memungkinkan h. Pasien dapat mengabaikan dirinya
karena perasaan benci terhadap
i. Libatkan pasien secara bertahap dalam dirinya.
pengambilan keputusan i. Mengurangi perasaan ambivalen,
penundaan, kurang percaya diri
j. Atur situasi untuk mendorong interaksi dalam pengambilan keputusan
sosial atau profesional antara pasien dan j. Gangguan hubungan interpersonal
orang lain merupakan ungkapan membenci
k. Berikan umpan balik positif kepada diri sendiri secara langsung
pasien ketika pasien menunjukkan k. Tindakan ini mendorong koping
peningkatan harga diri yang efektif di masa datang
l. Rujuk pasien ke tenaga kesehatan jiwa
sesuai program. l. Keparahan gejala yang menyertai
harga diri rendah kronis
memerlukan psikoterapi jangka
panjang

2. Untuk Keluarga
Tujuan:
Setelah diberi asuhan keperawatan, pasien dapat memberdayakan sistem
pendukung dan keluarga mampu mengembangkan kemampuan pasien
untuk berhubungan dengan orang lain, dengan kriteria:
a. Keluarga dapatmenjelaskan perasaannya
b. Keluarga dapat memahamimasalah yang dialami pasien
c. Keluarga dapat memahami cara merawat pasien harga diri rendah,
d. Keluarga dapat mendemonstrasikan cara perawatan pasien harga diri
rendah
e. Keluarga berpartisipasi dalam perawatan pasien.
f. Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien
g. Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki
pasien
h. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
i. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien

INTERVENSI RASIONAL

a. Bina berhubungan saling percaya a. Hubungan saling percaya, dasar


dengan keluarga : salam perkenalkan hubungan terapeutik.
diri, sampaikan tujuan, buat kontrak,
eksplorasi perasaan keluarga.
b. Keluarga mungkin tidak
b. Jelaskan tentang masalah yang
memahami masalah kesehatan
dialami pasien dan pentingnya peran
pasien sehinga kurang peduli
keluarga utk mendukung pasien:
dengan pasien.
perilaku harga diri rendah, penyebab
perilaku harga diri rendah, akibat yang
akan terjadi jika perilaku harga diri
rendah tidak ditanggapi.
c. Keluarga merupakan orang yang
c. Latih keluarga cara merawat pasien
penting bagi pasien, sehingga
1) Cara berkomunikasi dengan
dapat membantu proses
pasien
penyembuhan pasien.
2) Pemberian aktivitas yang
terjadwal
d. Apabila gangguan jiwa pasien
d. Beritahu atau ajarkan keluarga
kambuh, keluarga dapat
sumber-sumber pelayanan kesehatan
menghubungi sumber pelayanan
yang dapat dijangkau.
kesehatan secepatnya.
e. Pasien dengan HDR jika sudah
e. Dorong anggota keluarga untuk
mampu berkomunikasi dengan
memberikan dukungan kepada pasien
orang lain, menunjukkan
untuk berkomunikasi dengan orang
kemajuan yang baik.
lain. f. Kunjungan keluarga membuat
f. Anjurkan anggota keluarga secara pasien merasa lebih berharga.
rutin dan bergantian menjenguk
pasien minimal 1 minggu sekali. g. Reinforcement memberi dukungan
g. Beri reinforcement atas hal-hal yang kepada keluarga untuk merawat
telah dicapai oleh keluarga. pasien.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal pengkajian : 08 Desember 2014


Waktu : 08.00 WIB
Oleh : Mahasiswa STIKES ABI
Tempat : Bangsal Srikandi
Metode : Wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi,
observasi
Sumber : Pasien, catatan medis dan tim kesehatan

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 07 Mei 1972
Umur : 44 tahun
Alamat : Burikan, Jetis, Sumberadi, Mlati,
Sleman, DIY
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin cerai
Nomor RM : 073723
Tanggal masuk RS : 29 November 2014
Tanggal dirawat Bangsal Srikandi : 01 Desember 2014
Diagnosa medis : F 32.3 Depresi Berat dengan gejala
Psikotik
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. R
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Pendidikan : SD
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
C. ALASAN MASUK RS
Pasien adalah rujukan dari Puskesmas Mlati II dengan keterangan depresi
berat dengan gejala psikotik. Keluarga pasien mengeluhkan pasien sering
menangis, sulit makan. Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah
tangga karena pasien mengalami sakit typhoid, sudah sejak 1 tahun yang lalu
pasien sering terlihat sedih, sulit tidur, tidak mau makan, tidak mau mandi,
merasa tidak berguna, merasa tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga. Pasien
kemudian dibawa ke poliklinik jiwa RSJ Grhasia pada tanggal 29 November
2014. Pasien lalu dirawat di Bangsal Bima selama 2 hari. Pada tanggal 01
Desember 2014, pasien dipindah ke bangsal perawatan Srikandi.

D. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Pasien mengatakan pernah mengalami sakit typhoid sudah sejak 1 tahun
yang lalu. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami kejang dan
biasanya kejang timbul pada siang hari. Keluarga pasien mengatakan pasien
pernah dibawa ke dukun karena ada dugaan dari keluarga adanya guna-guna
dari orang yang tidak bertanggung jawab. Pasien mengatakan sudah berkali-
kali kontrol ke Puskesmas Mlati II apabila obat habis.

E. FAKTOR PREDISPOSISI
Pasien pernah mengalami penyakit kejang typhus sudah 1 tahun yang
lalu. Pasien pernah dirawat di puskesmas selama 2 hari. Kepribadian pasien
cenderung tertutup. Keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Pasien kawin cerai dengan suaminya sejak anak pasien masih kecil. Pasien
mengatakan suaminya mencari uang dan tidak pulang-pulang.

F. FAKTOR PRESIPITASI
Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 19 x/menit
S : Afebris
2. Status gizi
BB : 41 kg
TB : 148 cm
IMT : 41 kg/2,19 m2 = 18,7 kg/m2 (normal)
3. Keluhan fisik
Tidak ada keluhan.

H. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Pasien

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Cerai
: Hamil
: Pasien (Ny. M)
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas
Pasien menyadari dirinya sebagai seorang ibu, dan anak perempuan
satu-satunya di keluarganya.
c. Peran
Pasien mengatakan dirinya berperan untuk membantu ayah dan ibunya
yang sudah tua. Pasien mengatakan tidak mau merepotkan kedua
orang tuanya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan bekerja karena sudah
merasa bosan berada di rumah sakit dan rindu dengan keluarganya.
e. Harga diri
Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila
tidak bekerja. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan
pasien belum mendapatkan pekerjaan. Pasien mengatakan ingin selalu
bekerja dan tidak bermalas-malasan. Pasien mengatakan tidak
berguna, dan tidak ada gunanya lagi untuk hidup.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di kampungnya. Pasien
mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
mengikuti kegiatan di kampungnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Sebelum sakit typhus, pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam
hubungan dengan teman di bangsal. Pasien mengatakan selama 1
tahun sebelum masuk RS tidak pernah bersosialisasi dengan warga
dan tetangga di kampungnya. Pasien hanya mengurung diri di rumah
dan menonton TV. Keluarga pasien mengatakan kegiatan pasien
selama di rumah hanya menonton televisi dan menangis. Keluarga
pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga yang
menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan. Selama di bangsal
pasien tidak pernah memulai pembicaraan, pasien lebih banyak
tiduran di tempat tidur daripada mengobrol dan berkumpul dengan
teman satu bangsal. Pasien mengatakan belum mengenal dan hafal
nama semua pasien satu bangsal.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan beragama Islam.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan tidak pernah beribadah shalat.

I. STATUS MENTAL.
1. Penampilan
Pasien menggunakan seragam RSJ Grhasia dengan rapi. Penampilan
pasien baik dan bersih. Pakaian sesuai.
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan lambat. Blocking.
3. Aktivitas motorik
Pasien terlihat lesu, pasif. Pasien banyak tidur di tempat tidur.
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan pasien belum
mendapatkan pekerjaan. Sedih dirasakan setiap sore hari. Pasien
mengatakan ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah
terbiasa bekerja keras sejak masih SD.
5. Afek
Tumpul.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif. Kontak mata selama wawancara kurang. Pasien pergi
menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak bercerita mengenai
kehidupan pribadinya (blocking).
7. Persepsi
Selama di rumah, keluarga pasien mengatakan pasien sempat mengatakan
ingin bunuh diri, ingin ditabrak mobil dan truk agar mati. Keluarga pasien
mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara agar pasien berenang
di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan pasien untuk berenang di
kolam. Pasien juga sempat mengatakan tidak berguna, merasakan sudah
tidak punya darah dan tidak ada gunanya lagi untuk hidup.
8. Proses Pikir
Koheren. Tidak ada masalah.
9. Isi pikir
Pasien tidak mengalami disorientasi. Pasien terlihat stabil dan tidak
bingung.
10. Tingkat kesadaran
Orientasi pasien terhadap orang, tempat dan waktu baik.
11. Memori
Ingatan jangka pendek dan panjang pasien baik.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi dan berhitung pasien baik.
13. Kemampuan penilaian
Kemampuan penilaian pasien baik.
14. Daya tilik diri
Pasien mengetahui dirinya dirawat di RSJ Grhasia karena saat pertama kali
pasien masuk RSJ Grhasia merasa kebingungan.

J. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Pasien makan secara rutin 3 kali sehari dan mandiri. Pasien selalu
menghabiskan 1 porsi makan setiap kali makan dengan menu nasi, sayur,
lauk. Setelah selesai makan, pasien selalu membereskan peralatan
makannya dan mencuci piring dan gelasnya sendiri.
2. BAB atau BAK
Pasien BAB dan BAK secara mandiri di toilet.
3. Mandi
Pasien mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun secara mandiri.
4. Berpakaian atau berhias
Pasien dapat berpakaian dan berhias secara mandiri.
5. Istirahat dan tidur
Selama di Bangsal Srikandi, pasien mengatakan dapat tidur tenang saat
malam hari. Pasien mengatakan selalu tidur siang karena tidak melakukan
pekerjaan.. Pasien aktif mengikuti kegiatan yang ada di bangsal seperti
senam pagi, makan, terapi aktivitas dan rehabilitasi. Pasien mempunyai
riwayat menolak dan menangis ketika diajak untuk mengikuti rehabilitasi.
6. Penggunan obat
Selama di Bangsal Srikandi pasien minum obat secara mandiri dan teratur.
Keluarga pasien mengatakan selama di rumah, pasien rutin dan teratur
minum obat sesuai waktu dan jenis yang diberikan puskesmas.
7. Pemeliharaan kesehatan
Pasien pernah terkena typhoid 1 tahun yang lalu. Pasien pernah dilakukan
rawat inap di puskesmas selama 5 hari. Keluarga pasien mengatakan
pasien pernah dibawa ke dukun karena ada dugaan dari keluarga adanya
guna-guna dari orang yang tidak bertanggung jawab. Pasien mengatakan
sudah berkali-kali kontrol ke Puskesmas Mlati II apabila obat habis.

K. MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan ketika ada masalah sering memendam sendirian dan
menangis. Pasien mengatakan jarang menceritakan permasalahannya dengan
orang lain, orang yang dipercayai untuk bercerita adalah adiknya dan tantenya.
Namun sekarang adiknya tinggal berjauhan dengannya, sehingga pasien sangat
jarang bertemu dan menceritakan permasalahannya. Pasien mengatakan selama
di RSJ Grhasia pasien tidak pernah menceritakan masalahnya kepada teman-
teman satu bangsal.

L. TERAPI (08 DESEMBER 2014)

Nama Waktu Efek Samping Obat


Indikasi
Obat Pemberian
KV : takikardia, hiper atau hipotensi,
Haloperidol -0-0 Penanganan
aritmia, gelombang T abnormal dengan
schizofrenia,
1,5 mg perpanjangan repolarisasi ventrikel,
sindroma Tourette
torsade de pointes (sekitar 4%).
pada anak dan
dewasa, masalah SSP : gelisah, cemas, reaksi
perilaku yang berat ekstrapiramidal, reaksi distonik, tanda
pada anak. pseudoparkinson, diskinesia tardif,
sindroma neurolepsi malignan,
perubahan pengaturan temperatur tubuh,
akatisia, distonia tardif, insomnia, eforia,
agitasi, pusing, depresi, lelah,sakit
kepala, mengantuk, bingung, vertigo,
kejang.

Kulit : kontak dermatitis, fotosensitifitas,


rash, hiperpigmentasi, alopesia

Metabolik & endokrin : amenore,


gangguan seksual, nyeri payudara,
ginekomastia, laktasi, pembesaran
payudara, gangguan keteraturan
menstruasi, hiperglisemia, hipoglisemia,
hiponatremia.

Saluran cerna : berat : mual muntah,


anoreksia, konstipasi, diare,
hipersalivasi, dispepsia, xerostomia.
retensi urin, priapisme.

Mata : penglihatan kabur.

Clozapine 0-0- Pengobatan Granulositopenia dan agranulositosis,


25 mg penderita resisten leukositosis, eosinifilia, fatigue, pusing,
skizofrenia (non sedasi, mulut kering, penglihatan
responsif atau memudar, gangguan pengaturan keringat
intoleransi terhadap dan temperatur, hipersalivasi, takikardia,
neuroleptik klasik) hipotensi postural, hipertensi, depresi
saluran nafas, mual, muntah, konstipasi,
inkontinensia urin dan retensi urin.

Trihexyphe 0-0- Terapi tambahan Mulut kering, penglihatan kabur, pusing,


nidyl 2 mg dalam parkinson cemas, konstipasi, retensi urin, takikardi,
dilatasi pupil, TIO meningkat, sakit
kepala.

Maprotiline 1-0- Depresi pada pasien Pusing, sakit kepala, kelelahan, sedasi,
50 mg neurosis, gangguan mengantuk, mulut kering, ruam, urtikaria,
dysthymic, depresi mual, muntah, konstipasi, berkeringat,
manik kenaikan BB, gelisah, hipotensi postural,
jarang, konvulsi, gangguan
ekstrapramidal, gangguan tidur,
penglihatan kabur, retensi urin,
peningkatan serum transaminase
M. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DO : Harga diri
1. Kontak mata kurang rendah kronik
2. Pasif
3. Pasien terlihat lesu
4. Afek tumpul
5. Pasien berbicara lambat
DS :
1. Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila tidak
bekerja.
2. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan belum
mendapatkan pekerjaan.
3. Pasien mengatakan sedih dirasakan setiap sore hari.
4. Pasien ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah
terbiasa bekerja keras sejak masih SD.
5. Keluarga pasien mengeluhkan sejak pasien berhenti bekerja sebagai
pembantu rumah tangga karena pasien mengalami sakit typhoid,
sudah sejak 1 tahun yang lalu, pasien sering terlihat sedih, sulit tidur,
tidak mau makan, tidak mau mandi, merasa tidak berguna, merasa tidak
bisa berpikir dan tidak bertenaga.
DO : Isolasi sosial
1. Pasien pergi menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak
bercerita mengenai kehidupan pribadinya.
2. Kontak mata kurang.
3. Pasif.
4. Pasien terlihat lesu.
5. Selama di bangsal pasien tidak pernah memulai pembicaraan, pasien
lebih banyak tiduran di tempat tidur daripada mengobrol dan berkumpul
dengan teman satu bangsal.
DS :
1. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
bersosialisasi dengan warga dan tetangga di kampungnya.
2. Pasien mengatakan selama di rumah hanya mengurung diri di rumah
dan menonton TV
3. Keluarga pasien mengatakan kegiatan pasien selama di rumah hanya
menonton televisi dan menangis
4. Keluarga pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga
yang menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan
5. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
mengikuti kegiatan di kampungnya
6. Pasien mengatakan belum mengenal dan hapal nama semua pasien satu
bangsal.
DO : - Ketidakefektifan
DS : manajemen
1. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dibawa ke dukun karena ada regimen
dugaan dari keluarga adanya guna-guna dari orang yang tidak terapeutik
bertanggung jawab keluarga
2. Pasien mengatakan sudah berkali-kali kontrol ke Puskesmas Mlati II
apabila obat habis
3. Keluarga pasien mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara
agar pasien berenang di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan
pasien untuk berenang di kolam
4. Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga karena
pasien mengalami sakit typhoid, sudah sejak 1 tahun yang lalu pasien
sering terlihat sedih, sulit tidur, tidak mau makan, tidak mau mandi,
merasa tidak berguna, merasa tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga

N. DIAGNOSA KEPERAWATAN BESERTA PRIORITAS


1. Harga diri rendah kronik
2. Isolasi sosial
3. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga
O. POHON MASALAH

Isolasi sosial

Harga diri rendah kronik


Core problem

Ketidakefektifan manajemen regimen


terapeutik keluarga

Ketidakefektifan koping individu

P. DIAGNOSA MEDIS
Aksis 1 : F 32.3 : Depresi berat dengan gejala psikotik
Aksis 2 : Cenderung schizoid
Aksis 3 : Belum ada diagnosa
Aksis 4 : Masalah pekerjaan
Aksis 5 : GAF 31-40
Q. PERENCANAAN KEPERAWATAN BESERTA RASIONAL
DIAGNOSA PERENCANAAN
No KEPERAWAT- KRITERIA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN EVALUASI
1 Harga diri rendah 08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
kronik 2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 2 kali interaksi, Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya
Tujuan umum : pasien menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik merupakan dasar untuk
Pasien memiliki eskpresi wajah : hubungan interaksi
konsep diri yang bersahabat, menun- 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal selanjutnya.
positif jukkan rasa senang, ada maupun non verbal.
kontak mata, mau 2. Perkenalkan diri dengan sopan.
Tujuan khusus: berjabat tangan, mau 3. Tanyakan nama lengkap dan nama
1. Pasien dapat menyebutkan nama, mau panggilan yang disukai pasien.
membina menjawab salam, pasien 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
hubungan mau duduk 5. Jujur dan menepati janji.
saling percaya berdampingan dengan 6. Tunjukan sikap empati dan menerima
dengan perawat, mau pasien apa adanya.
perawat. mengutarakan masalah 7. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan
yang dihadapi. dasar pasien.

08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014


2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien tentang: Menilai realitas, kontrol diri
Tujuan khusus: pasien menyebutkan: a. Aspek positif yang dimiliki pasien, atau integritas ego diperlukan
2. Pasien dapat 1. Aspek positif dan keluarga, lingkungan. sebagai dasar asuhan
mengidentifik kemampuan yang b. Kemampuan yang dimiliki pasien. keperawatannya, reinforcement
asi aspek dimiliki pasien. 2. Bersama pasien buat daftar tentang: positif akan meningkatkan
positif dan 2. Aspek positif a. Aspek positif pasien, keluarga, harga diri pasien, dan pujian
kemampuan keluarga. lingkungan. yang realistik tidak
yang dimiliki. 3. Aspek positif b. Kemampuan yang dimiliki pasien. menyebabkan pasien
lingkungan pasien. 3. Beri pujian yang realistis, hindarkan melakukan kegiatan hanya
memberi penilaian negatif. karena ingin mendapatkan
pujian.

08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014


2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien kemampuan Prasarat untuk berubah dan
Tujuan khusus: pasien menyebutkan yang dapat dilaksanakan. mengerti tentang kemampuan
3. Pasien dapat kemampuan yang dapat 2. Diskusikan kemampuan yang dapat yang dimiliki dapat
menilai dilaksanakan dan dilanjutkan pelaksanaannya. memotivasi pasien untuk tetap
kemampuan mengikuti rehabilitasi 3. Motivasi dan ikut sertakan pasien untuk mempertahankan
yang dimiliki mengikuti rehabilitasi penggunaannya
untuk
dilaksanakan

08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014


2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 2 kali interaksi 1. Rencanakan bersama pasien aktivitas Pasien adalah individu yang
Tujuan khusus: pasien membuat rencana yang dapat dilakukan setiap hari sesuai bertanggung jawab terhadap
4. Pasien dapat kegiatan harian kemampuan pasien: dirinya sendiri, pasien perlu
merencanakan a. Kegiatan mandiri. bertindak secara realistis dalam
kegiatan b. Kegiatan dengan bantuan. kehidupannya, dan contoh
sesuai dengan 2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi peran yang dilihat pasien akan
kemampuan pasien. memotivasi pasien untuk
yang dimiliki 3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan melaksanakan kegiatan.
yang dapat pasien lakukan.
08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 2 kali interaksi 1. Anjurkan pasien untuk melaksanakan Reinforcement positif dapat
Tujuan khusus: pasien melakukan kegiatan yang telah direncanakan. meningkatkan harga diri kllien
5. Pasien dapat kegiatan sesuai jadwal 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan dan memberikan kesempatan
melakukan yang dibuat pasien. kepada pasien untuk tetap
kegiatan 3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan melakukan kegiatan yang biasa
sesuai rencana pasien. dilakukan
4. Diskusikan dengan pasien kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pulang.

08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014


2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 1 kali interaksi 1. Bantu keluarga memberikan dukungan Mendorong keluarga akan
Tujuan khusus: pasien memanfaatkan selama pasien di rawat sangat berpengaruh dalam
6. Pasien dapat sistem pendukung yang 2. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga mempercepat proses
memanfaatkan ada di keluarga tentang cara merawat pasien dengan penyembuhan pasien dan
sistem harga diri rendah meningkatkan peran serta
pendukung 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan keluarga dalam merawat pasien
yang ada. di rumah di rumah.

2. Isolasi sosial 08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014


2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB 1. Setelah 2x interaksi 1. Bina hubungan saling percaya dengan: Dengan terbinanya hubungan
Tujuan Umum: pasien menunjukkan a. Beri salam setiap interaksi saling percaya merupakan
Pasien dapat tanda-tanda percaya b. Perkenalkan nama, nama panggilan dasar untuk interaksi perawat
berinteraksi kepada atau terhadap perawat, dan tujuan perawat dengan pasien dan dasar untuk
dengan orang perawat: berkenalan merencanakan perencanakan
lain. a. Wajah cerah, c. Tanyakan dan panggil nama selanjutnya.
tersenyum kesukaaan pasien
Tujuan Khusus: b. Mau berkenalan d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati
1. Pasien dapat c. Ada kontak janji
membina mata e. Tanyakan perasaan pasien dan
hubungan d. Bersedia masalah yang dihadapi pasien
saling percaya menceritakan f. Buat kontrak interaksi yang jelas
perasaan 2. Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan pasien

08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014


2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 1x interaksi 1. Tanyakan pada pasien tentang: Diketahuinya penyebab akan
Tujuan khusus : pasien dapat a. orang yang tinggal serumah atau dapat dihubungkan dengan
2. Pasien mampu menyebutkan minimal teman sekamar pasien faktor presipitasi yang dialami
menyebutkan satu penyebab menarik b. orang yang paling dekat dengan pasien
penyebab diri dari: pasien di rumah atau di ruang
menarik diri 1. Diri sendiri perawatan
2. Orang lain c. Apa yang membuat pasien dekat
3. Lingkungan dengan orang tersebut
d. Orang yang tidak dekat dengan pasien
di rumah atau di ruang perawatan
e. Apa yang membuat pasien tidak dekat
dengan orang tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain
2. Diskusikan dengan pasien penyebab
menarik diri
3. Beri pujian terhadap kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya

08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014


2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 1x interaksi 1. Tanyakan pada pasien tentang: Dengan mengetahui
3. Pasien dengan pasien dapat a. Manfaat hubungan sosial keuntungan dari berinteraksi
mampu menyebutkan keuntungan b. Kerugian menarik diri pasien diharapkan terdorong
menyebutkan berhubungan sosial, 2. Diskusikan bersama pasien tentang untuk berinteraksi
keuntungan misalnya: manfaat berhubungan sosial dan kerugian
berhubungan 1. Banyak teman menarik diri
sosial dan 2. Tidak kesepian 3. Beri pujian terhadap kamampuan pasien
kerugian 3. Bisa diskusi mengungkapkan perasaannya
menarik diri. 4. Saling menolong
Dan kerugian menarik
diri, misalnya:
1. Sendiri
2. Kesepian
3. Tidak bisa diskusi

08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014


2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 3x interaksi 1. Observasi perilaku pasien saat Pasien harus mencoba
4. Pasien dapat pasien dapat berhubungan sosial berinteraksi secara bertahap
melaksanaka melaksanakan hubungan 2. Beri motivasi dan bantu pasien untuk agar terbiasa membina
n hubungan sosial secara bertahap berkenalan atau berkomunikasi dengan: hubungan yang sehat dengan
sosial secara dengan: a. Perawat lain orang lain
bertahap. a. Perawat b. Pasien lain
b. Perawat lain c. Kelompok
c. Pasien lain 3. Libatkan pasien dalam Terapi Aktivitas
d. Kelompok Kelompok Sosialisasi
4. Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan pasien bersosialisasi
5. Beri motivasi pasien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat
6. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang dilaksanakan

08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014


2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setalah 3x interaksi 1. Diskusikan dengan pasien tentang Mengungkapkan perasaan akan
5. Pasien pasien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial membantu pasien menilai
mampu perasaannya setelah dengan: keuntungan berinteraksi
menjelaskan berhubungan sosial a. Orang lain dengan orang lain.
perasaannya dengan: b. kelompok
setelah 1. Orang lain 2. Beri pujian terhadap kemampuan
berhubungan 2. Kelompok pasien mengungkapkan perasaannya
sosial.
08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 1x pertemuan 1. Diskusikan pentingnya peran serta Keterlibatan keluarga sangat
6. Pasien keluarga dapat keluarga sebagai pendukung untuk mendukung terhadap proses
mendapat mempraktekan cara mengatasi perilaku menarik diri perubahan perilaku pasien.
dukungan merawat pasien menarik 2. Diskusikan potensi keluarga untuk
keluarga diri dan menjelaskan membantu pasien mengatasi perilaku
dalam tentang: menarik diri
memperluas 1. Pengertian menarik 3. Jelaskan pada keluarga tentang:
hubungan diri a. Pengertian menarik diri
sosial 2. Tanda dan gejala b. Tanda dan gejala menarik diri
menarik diri c. Penyebab dan akibat menarik diri
3. Penyebab dan akibat d. Cara merawat pasien menarik diri
menarik diri 4. Latih keluarga cara merawat pasien
4. Cara merawat pasien menarik diri
menarik diri 5. Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatihkan
6. Beri motivasi keluarga agar membantu
pasien untuk bersosialisasi
7. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatnnya merawat pasien di rumah
sakit

3. Ketidakefektifan 08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014


manajemen 2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
regimen terapeutik 09.00 WIB Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi kepatuhan pasien untuk 1. Minat pasien untuk minum
keluarga Tujuan umum : keperawatan selama 1x minum obat selama di rumah sakit obat dapat diketahui
Manajemen pertemuan diharapkan dengan melihat keaktifan
regimen manajemen regimen pasien untuk meminta obat
terapeutik pasien terapeutik pasien kembali pada perawat secara aktif
efektif efektif dengan kriteria atau harus di ingatkan oleh
hasil: perawat jika pasien minum
1. Pasien mengetahui obat
manfaat dan efek 2. Diskusikan dengan pasien tentang 2. Memberikan pengertian
samping dari minum pentingnya minum obat secara teratur, mengenai ketergantungan
obat manfaat dan kerugian tidak minum obat, obat pasien berkaitan
2. Pasien berkomitmen nama, warna, dosis, cara, efek terapi, dan dengan gangguan jiwa
untuk selalu minum efek samping penggunaan obat serta cara yang dialami pasien
obat mengatasi efek samping
3. Pasien mampu 3. Diskusikan dengan pasien efek tidak 3. Mengetahui akibat jika
mengelola obatnya minum obat tanpa konsultasi dengan tidak minum obat yaitu
selama dirumah dokter terjadinya kekambuhan
4. Keluarga mengerti 4. Anjurkan pasien untuk mengatur jadwal 4. Mencegah terjadinya
untuk mencegah minum obat dan rutin kontrol 3 hari kekambuhan akibat putus
terjadinya putus obat sebelum obat habis obat
pada pasien 5. Lakukan kunjungan rumah untuk 5. Menambah pengetahuan
mendiskusikan tentang manajemen dan keikutsertaan keluarga
regimen terapeutik dalam perawatan pasien
R. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Isolasi sosial Senin, 08 Desember 2014 Senin, 08 Desember 2014
08.00 WIB 08.30 WIB
Mengikut sertakan dan memotivasi S : Pasien mengatakan senang mengikuti TAKS sesi 1, pasien mengatakan makin banyak
pasien untuk mengikuti kegiatan teman
terapi aktivitas kelompok : O : Pasien kooperatif, mampu memperkenalkan diri, pasien aktif dalam terapi TAKS sesi 1
Sosialisasi Sesi 1 A : Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan perawat lain dan
pasien lain
P : N : Bina hubungan saling percaya, ikutsertakan serta motivasi pasien mengikuti TAKS
sesi 2
K : Membina hubungan saling percaya dengan perawat, berperan aktif dalam TAKS sesi 2

Harga diri rendah Senin, 08 Desember 2014 Senin, 08 Desember 2014


kronik 08.30 WIB 08.35 WIB
Memotivasi dan mengikut sertakan S : Pasien mengatakan senang mengikuti rehabilitasi karena bisa beraktivitas di luar bangsal
pasien untuk mengikuti rehabilitasi Srikandi
O : Pasien terlihat antusias, pasien mengikuti rehabilitasi pertanian
A : Pasien mengikuti rehabilitasi
P : N : Bina hubungan saling percaya
K : Membina hubungan saling percaya dengan perawat

Harga diri rendah Senin, 08 Desember 2014 Senin, 08 Desember 2014


kronik 09.30 WIB 10.00 WIB
Membantu keluarga memberikan S : Pasien mengatakan senang dijenguk oleh anaknya sesuai dengan janji, pasien senang
dukungan selama pasien dirawat dibawakan makanan dan buah banyak oleh anaknya
O : Rehabilitasi ditunda, pasien dijenguk anaknya, pasien terlihat senang dan antusias, pasien
dan anaknya ngobrol di luar bangsal
A : pasien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
P : N : Lanjutkan TUK 6
K : Memanfaatkan sistem pendukung : keluarga

Isolasi sosial Senin, 08 Desember 2014 Senin, 08 Desember 2014


10.00 WIB 10.10 WIB
1. Membina hubungan saling S : Pasien mengatakan Kula Minarni, pasien mengatakan senang dijenguk anaknya, ketika
percaya dengan menggunakan diajak ngobrol pasien mengatakan Mboten, kula kesel, pengen turu mawon, pasien
prinsip komunikasi terapeutik mengatakan tidak ada keluhan fisik, pasien mengatakan kadang-kadang masih merasa sedih
2. Dengarkan dengan penuh O : Pembicaraan koheren, kontak mata kurang, mau berjabat tangan, pasien mau menjawab
perhatian ekspresi perasaan salam, pasien terlihat berpaling dan menolak ketika diajak duduk berdampingan, pasien tidak
pasien mau mengutarakan masalah yang dihadapi, anak pasien datang menjenguk dan membawakan
3. Tanyakan pada pasien tentang: barang kebutuhan pasien
a. Orang yang tinggal serumah A : Pasien belum menunjukkan tanda-tanda percaya kepada atau terhadap perawat
atau teman sekamar pasien P : N : Lanjutkan TUK 1 dan 2
b. Orang yang paling dekat K : Membina hubungan saling percaya dengan perawat, mengidentifikasi dan menguraikan
dengan pasien di rumah atau perasaan
di ruang perawatan
c. Apa yang membuat pasien
dekat dengan orang tersebut
d. Orang yang tidak dekat
dengan pasien di rumah atau
di ruang perawatan
e. Apa yang membuat pasien
tidak dekat dengan orang
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
4. Diskusikan dengan pasien
penyebab menarik diri
5. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan
perasaannya

Harga diri rendah Selasa, 09 Desember 2014 Selasa, 09 Desember 2014


kronik 15.00 WIB 15.30 WIB
1. Membina hubungan saling S : Pasien mengatakan baru saja mengikuti rehabilitasi bertani, pasien mengatakan senang
percaya bekerja, pasien mengatakan pernah mengikuti rehabilitasi membuat telur asin di RSJ Grhasia,
2. Mendiskusikan dengan pasien pasien mengatakan kegiatan di rumah membantu pekerjaan rumah, kolam ikan lele dan
tentang: sawah
a. Aspek positif yang dimiliki O : Pasien terlihat senang dan antusias ketika diajak berbicara mengenai kerja dan aktivitas,
pasien, keluarga, lingkungan. kontak mata cukup, pasien mau duduk berdampingan
b. Kemampuan yang dimiliki A : Pasien dapat menyebutkan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki pasien, aspek
pasien. positif keluarga, aspek positif lingkungan pasien
3. Memberi pujian yang realistis P : N : Diskusikan dengan pasien kemampuan pasien
K : Mengidentifikasi kemampuan yang dapat dilaksanakan dan dilanjutkan
Isolasi sosial Selasa, 09 Desember 2014 Selasa, 09 Desember 2014
16.00 WIB 16.30 WIB
1. Tanyakan pada pasien tentang: S : Pasien mengatakan belum pernah curhat kepada teman satu bangsal, pasien mengatakan
a. Orang yang tinggal serumah ketika ada masalah sering memendam sendirian dan menangis, pasien mengatakan jarang
atau teman sekamar pasien menceritakan permasalahannya dengan orang lain, pasien mengatakan belum hafal teman
b. Orang yang paling dekat satu bangsal, pasien mengatakan ingin tidur tidak ingin diganggu karena capek ikut
dengan pasien di rumah atau rehabilitasi, pasien mengatakan tinggal satu rumah dengan anak, ibu dan bapaknya
di ruang perawatan O : Pasien terlihat segan membicarakan masalah pribadinya, pasien berpaling dan blocking
c. Apa yang membuat pasien ketika diajak mengungkapkan perasaan dan permasalahannya,
dekat dengan orang tersebut A : Pasien dapat menyebutkan penyebab menarik diri dari diri sendiri, orang lain, lingkungan
d. Orang yang tidak dekat P : N : Lanjutkan TUK 3
dengan pasien di rumah atau K : Mengungkapkan perasaan dan masalahnya kepada orang yang dapat dipercaya
di ruang perawatan
e. Apa yang membuat pasien
tidak dekat dengan orang
tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan
agar dekat dengan orang lain
2. Diskusikan dengan pasien
penyebab menarik diri
3. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien mengungkapkan
perasaannya

Harga diri rendah Rabu, 10 Desember 2014 Rabu, 10 Desember 2014


kronik 07.10 WIB 07.30 WIB
1. Merencanakan bersama pasien S : Pasien mengatakan akan giat beraktivitas di bangsal agar cepat pulang, pasien
aktivitas yang dapat dilakukan mengatakan selama di rumah sering membantu mengerjakan perkerjaan rumah, pasien
setiap hari sesuai kemampuan mengatakan masih mampu untuk bekerja, pasien mengatakan akan membantu pasien lainnya
pasien untuk membersihkan peralatan makan dan membersihkan serta merapikan tempat makan
2. Meningkatkan kegiatan sesuai setelah selesai makan
kondisi pasien O : Pasien terlihat antusias, kooperatif, pasien mampu untuk mengidentifikasi
kemampuannya
A : Pasien dapat membuat rencana kegiatan harian
P : N : Lanjutkan TUK 5
K : Melakukan aktivitas sesuai rencana

Isolasi sosial Rabu, 10 Desember 2014 Rabu, 10 Desember 2014


08.00 WIB 08.30 WIB
1. Mengobservasi perilaku pasien S : Pasien mengatakan senang mengikuti TAKS sesi 3, pasien mengatakan makin banyak
saat berhubungan sosial teman
2. Memberi motivasi dan membantu O : Pasien kooperatif, mampu bercakap-cakap dengan teman sebelahnya, pasien aktif dalam
pasien untuk berkenalan atau terapi TAKS sesi 3
berkomunikasi dengan: A : Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan perawat, perawat
a. Perawat lain lain, pasien lain da kelompok
b. Pasien lain P : N :Ikut sertakan dan motivasi pasien mengikuti TAKS sesi 4
c. Kelompok K : Berperan aktif dalam TAKS sesi 4
3. Melibatkan pasien untuk
mengikuti kegiatan terapi
aktivitas kelompok : Sosialisasi
Sesi 3
4. Memberi pujian terhadap
kemampuan pasien memperluas
pergaulannya melalui aktivitas
yang dilaksanakan

Harga diri rendah Rabu, 10 Desember 2014 Rabu, 10 Desember 2014


kronik 08.30 WIB 08.35 WIB
Memotivasi dan mengikut sertakan S : Pasien mengatakan senang mengikuti rehabilitasi karena bisa beraktivitas di luar bangsal
pasien untuk mengikuti rehabilitasi O : Pasien terlihat antusias, pasien mengikuti rehabilitasi pertanian
A : Pasien mengikuti rehabilitasi
P : N : Ikut sertakan dan motivasi pasien mengikuti rehabilitasi
K : Mengikuti rehabilitasi

Harga diri rendah Rabu, 10 Desember 2014 Rabu, 10 Desember 2014


kronik 12.00 WIB 12.30 WIB
1. Menganjurkan pasien untuk S : Pasien mengatakan senang bisa beraktivitas dan bekerja di bangsal daripada bermalas-
melaksanakan kegiatan yang malasan dan tidur-tiduran
telah direncanakan. O : Pasien terlihat membantu menyapu, mencucikan piring makan dan gelas pasien lain,
2. Memantau kegiatan yang merapikan meja tempat makan, pasien terlihat mengambil, merapikan serta membagikan
dilaksanakan pasien. handuk dan pakaian dalam pasien lain dari jemuran
3. Memberi pujian atas usaha yang A : Pasien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat
dilakukan pasien P : N : Lanjutkan TUK 6
K : Mempertahankan kegiatan yang telah direncanakan bersama

Harga diri rendah Selasa, 16 Desember 2014 Selasa, 16 Desember 2014


kronik 12.00 WIB 13.00 WIB
1. Beri pendidikan kesehatan pada S : Keluarga pasien mengatakan akan mengajak pasien bersosialisasi dengan warga dan
keluarga tentang cara merawat tetangga sekitar, akan mengajak pasien untuk beribadah shalat, akan mengajak beraktivitas,
pasien dengan harga diri rendah akan rajin kontrol dan mengingatkan pasien untuk teratur minum obat, akan mendukung
2. Bantu keluarga menyiapkan kegiatan positif untuk pasien
lingkungan di rumah O : Keluarga pasien kooperatif, kontak mata cukup
A : Pasien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
P : N : Diskusikan dengan pasien kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
K : Memanfaatkan support sistem di keluarga

Harga diri rendah Kamis, 18 Desember 2014 Kamis, 18 Desember 2014


kronik 10.00 WIB 10.15 WIB
Mendiskusikan kemungkinan S : Pasien mengatakan sempat merasakan dirinya tidak berguna dan merasa malu, pasien
pelaksanaan kegiatan setelah pulang mengatakan khawatir terhadap menantunya yang sedang hamil, pasien mengatakan ingin
mencoba usaha membuat telur asin di rumah, pasien mengatakan akan teratur minum obat
dan rutin kontrol 3 hari sebelum obat habis, pasien mengatakan akan berusaha mencari
pekerjaan setelah pulang dengan tempat tetap di dakam provinsi tidak jauh dari keluarga
dekat
O : Pasien terlihat antusias, kooperatif
A : Pasien melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
P : N : Beri edukasi mengenai obat
K : Memanfaatkan sistem pendukung di rumah

Ketidakefektifan Kamis, 18 Desember 2014 Kamis, 18 Desember 2014


manajemen 11.30 WIB 11.45 WIB
regimen terapeutik 1. Mendiskusikan dengan pasien S : Pasien mengatakan selalu minum obat secara teratur selama di RS, pasien mengatakan
keluarga tentang pentingnya minum obat setelah minum obat efek samping yang sering dirasakan adalah perasaan mudah lemas dan
secara teratur, manfaat dan ingin tidur, pasien mengatakan mengatasi perasaan mengantuk dengan tidur maupun tiduran,
kerugian tidak minum obat, pasien mengatakan apabila tidak minum obat secara teratur akan kambuh, pasien mengatakan
nama, warna, dosis, cara, efek akan rajin kontrol 3 hari sebelum obat habis dan teratur mium obat
terapi, dan efek samping O : Pasien terlihat antusias, banyak bertanya, kooperatif, memperhatikan
penggunaan obat serta cara A : Pasien mengetahui manfaat dan efek samping dari minum obat, pasien berkomitmen
mengatasi efek samping untuk selalu minum obat
2. Mendiskusikan dengan pasien P : N : Pasien BLPL
efek tidak minum obat tanpa K : Mempertahankan keteraturan dan kedisiplinan minum obat selama di rumah
konsultasi dengan dokter
3. Menganjurkan pasien untuk
mengatur jadwal minum obat dan
rutin kontrol 3 hari sebelum obat
habis
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada kasus yang dialami Ny. M yang sudah kami kaji dan beri Asuhan
Keperawatan berupa implementasi keperawatan selama 4x24 jam, masalah
keperawatan yang bisa diangkat berkaitan dengan kondisi pasien adalah:
a. Harga diri rendah kronik.
b. Isolasi sosial.
c. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.

Semua masalah keperawatan telah teratasi dengan beberapa faktor


pendukung dan faktor penghambat:
1. Faktor pendukung :
a. Klien kooperatif.
b. Klien mampu berkonsentrasi dan mengikuti arahan dengan baik.
c. Keluarga klien cukup kooperatif karena sering menjenguk (1-2 kali
dalam seminggu).
2. Faktor penghambat : Pasien kadang masih merasakan sedih ketika
sendirian dan tidak ada aktivitas dan pekerjaan.
B. Saran
Berdasarkan teori, diagnosa yang muncul pada Ny. M sudah banyak
tercapai dan menuju perkembangan tapi pada keperawatan jiwa, pasien masih
perlu dipantau terutama pada saat minum obat. Untuk itu perlu adanya
motivasi dari pihak tenaga kesehatan dan keluarga untuk memotivasi klien.
DAFTAR PUSTAKA

Coopersmith. 2002. The Antecedent Of Self Esteem. San Fransisco: W. H.


Freeman & Company

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi


2012-2014. Jakarta: EGC

Keliat, B. A. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG

Purba, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah


Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU Press

Townsend, M.C. 2005. Essentials of psychiatric mental health nursing 3rd


edition. Philadelphia: F.A. Davis Company

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT Refika


Aditama

Anda mungkin juga menyukai