LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Utama
Pasien merasa tidak berharga, mengejek dan mengkritik diri, merasa
bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri, sulit bergaul,
menarik diri dari realitas, cemas, panik dan curiga.
3. Penyebab
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu
yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya
system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan
balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap
perkembangan awal (Townsend, 2005).
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor presipitasi
Faktor persipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk tubuh,
kegagalan atau produktifitas menurun.
Selain itu, faktor presipitasi dapat pula berupa:
1) Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam
peran atau posisi.
2) Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan.
3) Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran.
4) Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang konpleks.
5) Perkembangn transisi
Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri.
6) Situasi transisi peran
Bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan
individu.
7) Transisi peran sehat-sakit
Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan,
prosedur pengobatan dan perawatan.
C. Pohon masalah
E. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah kronik
Batasan karakteristik:
1. Pasien menilai diri putus asa
2. Pasien memperlihatkan kecenderungan pasif
3. Pasien mengungkapkan rasa malu dan bersalah
4. Pasien mengalami masalah medis atau mental kronis
5. Pasien kesulitan mengambil keputusan
6. Pasien sangat bergantung pada pendapat orang lain
7. Pasien mencari kepastian yang berlebihan
8. Pasien mengungkapkan pikiran penyangkalan diri
F. Rencana Tindakan
1. Untuk Pasien
Tujuan:
Setelah diberi asuhan keperawatan, harga diri pasien meningkat dengan
kriteria:
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
b. Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya
c. Pasien mengungkapkan perasaan yang berkaitan dengan harga diri
d. Pasien mengungkapkan perasaan aman di lingkungan
e. Pasien bekerja sama dalam perawatan diri dan proses pengambilan
keputusan secara bertahap
f. Pasien meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain
g. Pasien menunjukkan penurunan perasaan negatif tentang dirinya
h. Pasien mengungkapkan penerimaan umpan balik positif maupun
negatif tanpa melebih- lebihkan
INTERVENSI RASIONAL
a. Bina hubungan saling percaya dengan a. Hubungan saling percaya adalah
pasien dasar bagi intervensi yang lain.
b. Sediakan waktu khusus di luar b. Memberi waktu bagi pasien untuk
perawatan yang tidak terganggu dengan mengeksplorasi diri
aktivitas lain untuk berbicara secara
profesional atau sosial kepada pasien
c. Diskusikan kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki pasien, bantu c. Mendiskusikan hal- hal tersebut
pasien menilai kemampuan yang masih membuat pasien menyadari aspek
dapat digunakan, bantu pasien memilih positif yang dimiliki sehiingga
atau menetapkan kemampuan yang meningkatkan herga diri pasien.
akan dilatih, latih kemampuan yang
sudah dipilih dan susun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian.
d. Dengarkan pasien, berikan respon
dengan penerimaan yang tidak d. Meningkatkan kesadaran diri dan
menghakimi, perhatian yang sungguh- mengurangi unsur ancaman
sungguh dan ketulusan
e. Kaji status mental pasien melalui
observasi dan wawancara minimal e. Ansietas yang tinggi karena
sekali sehari penolakan diri dapat menyebabkan
pasien mengalami gangguan
f. Kaji risiko bunuh diri dan kemungkinan kognitif, sensori atau persepsi.
perilaku mematikan pada pasien f. Harga diri yang sangat rendah dapat
g. Berikan rutinitas sederhana dan mengarah pada bunuh diri
terstruktur setiap hari g. Aktivitas terstruktur membatasi
h. Dorong pasien merawat dirinya pada ansietas pasien
tingkat yang memungkinkan h. Pasien dapat mengabaikan dirinya
karena perasaan benci terhadap
i. Libatkan pasien secara bertahap dalam dirinya.
pengambilan keputusan i. Mengurangi perasaan ambivalen,
penundaan, kurang percaya diri
j. Atur situasi untuk mendorong interaksi dalam pengambilan keputusan
sosial atau profesional antara pasien dan j. Gangguan hubungan interpersonal
orang lain merupakan ungkapan membenci
k. Berikan umpan balik positif kepada diri sendiri secara langsung
pasien ketika pasien menunjukkan k. Tindakan ini mendorong koping
peningkatan harga diri yang efektif di masa datang
l. Rujuk pasien ke tenaga kesehatan jiwa
sesuai program. l. Keparahan gejala yang menyertai
harga diri rendah kronis
memerlukan psikoterapi jangka
panjang
2. Untuk Keluarga
Tujuan:
Setelah diberi asuhan keperawatan, pasien dapat memberdayakan sistem
pendukung dan keluarga mampu mengembangkan kemampuan pasien
untuk berhubungan dengan orang lain, dengan kriteria:
a. Keluarga dapatmenjelaskan perasaannya
b. Keluarga dapat memahamimasalah yang dialami pasien
c. Keluarga dapat memahami cara merawat pasien harga diri rendah,
d. Keluarga dapat mendemonstrasikan cara perawatan pasien harga diri
rendah
e. Keluarga berpartisipasi dalam perawatan pasien.
f. Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki pasien
g. Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki
pasien
h. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
i. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien
INTERVENSI RASIONAL
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Tempat, tanggal lahir : Sleman, 07 Mei 1972
Umur : 44 tahun
Alamat : Burikan, Jetis, Sumberadi, Mlati,
Sleman, DIY
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin cerai
Nomor RM : 073723
Tanggal masuk RS : 29 November 2014
Tanggal dirawat Bangsal Srikandi : 01 Desember 2014
Diagnosa medis : F 32.3 Depresi Berat dengan gejala
Psikotik
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. R
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Pendidikan : SD
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
C. ALASAN MASUK RS
Pasien adalah rujukan dari Puskesmas Mlati II dengan keterangan depresi
berat dengan gejala psikotik. Keluarga pasien mengeluhkan pasien sering
menangis, sulit makan. Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah
tangga karena pasien mengalami sakit typhoid, sudah sejak 1 tahun yang lalu
pasien sering terlihat sedih, sulit tidur, tidak mau makan, tidak mau mandi,
merasa tidak berguna, merasa tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga. Pasien
kemudian dibawa ke poliklinik jiwa RSJ Grhasia pada tanggal 29 November
2014. Pasien lalu dirawat di Bangsal Bima selama 2 hari. Pada tanggal 01
Desember 2014, pasien dipindah ke bangsal perawatan Srikandi.
E. FAKTOR PREDISPOSISI
Pasien pernah mengalami penyakit kejang typhus sudah 1 tahun yang
lalu. Pasien pernah dirawat di puskesmas selama 2 hari. Kepribadian pasien
cenderung tertutup. Keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Pasien kawin cerai dengan suaminya sejak anak pasien masih kecil. Pasien
mengatakan suaminya mencari uang dan tidak pulang-pulang.
F. FAKTOR PRESIPITASI
Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Compos mentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 19 x/menit
S : Afebris
2. Status gizi
BB : 41 kg
TB : 148 cm
IMT : 41 kg/2,19 m2 = 18,7 kg/m2 (normal)
3. Keluhan fisik
Tidak ada keluhan.
H. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Pasien
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Cerai
: Hamil
: Pasien (Ny. M)
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas
Pasien menyadari dirinya sebagai seorang ibu, dan anak perempuan
satu-satunya di keluarganya.
c. Peran
Pasien mengatakan dirinya berperan untuk membantu ayah dan ibunya
yang sudah tua. Pasien mengatakan tidak mau merepotkan kedua
orang tuanya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dan bekerja karena sudah
merasa bosan berada di rumah sakit dan rindu dengan keluarganya.
e. Harga diri
Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila
tidak bekerja. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan
pasien belum mendapatkan pekerjaan. Pasien mengatakan ingin selalu
bekerja dan tidak bermalas-malasan. Pasien mengatakan tidak
berguna, dan tidak ada gunanya lagi untuk hidup.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah
anaknya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Pasien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di kampungnya. Pasien
mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
mengikuti kegiatan di kampungnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Sebelum sakit typhus, pasien mengatakan tidak ada hambatan dalam
hubungan dengan teman di bangsal. Pasien mengatakan selama 1
tahun sebelum masuk RS tidak pernah bersosialisasi dengan warga
dan tetangga di kampungnya. Pasien hanya mengurung diri di rumah
dan menonton TV. Keluarga pasien mengatakan kegiatan pasien
selama di rumah hanya menonton televisi dan menangis. Keluarga
pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga yang
menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan. Selama di bangsal
pasien tidak pernah memulai pembicaraan, pasien lebih banyak
tiduran di tempat tidur daripada mengobrol dan berkumpul dengan
teman satu bangsal. Pasien mengatakan belum mengenal dan hafal
nama semua pasien satu bangsal.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan beragama Islam.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan tidak pernah beribadah shalat.
I. STATUS MENTAL.
1. Penampilan
Pasien menggunakan seragam RSJ Grhasia dengan rapi. Penampilan
pasien baik dan bersih. Pakaian sesuai.
2. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan lambat. Blocking.
3. Aktivitas motorik
Pasien terlihat lesu, pasif. Pasien banyak tidur di tempat tidur.
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan pasien belum
mendapatkan pekerjaan. Sedih dirasakan setiap sore hari. Pasien
mengatakan ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah
terbiasa bekerja keras sejak masih SD.
5. Afek
Tumpul.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif. Kontak mata selama wawancara kurang. Pasien pergi
menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak bercerita mengenai
kehidupan pribadinya (blocking).
7. Persepsi
Selama di rumah, keluarga pasien mengatakan pasien sempat mengatakan
ingin bunuh diri, ingin ditabrak mobil dan truk agar mati. Keluarga pasien
mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara agar pasien berenang
di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan pasien untuk berenang di
kolam. Pasien juga sempat mengatakan tidak berguna, merasakan sudah
tidak punya darah dan tidak ada gunanya lagi untuk hidup.
8. Proses Pikir
Koheren. Tidak ada masalah.
9. Isi pikir
Pasien tidak mengalami disorientasi. Pasien terlihat stabil dan tidak
bingung.
10. Tingkat kesadaran
Orientasi pasien terhadap orang, tempat dan waktu baik.
11. Memori
Ingatan jangka pendek dan panjang pasien baik.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi dan berhitung pasien baik.
13. Kemampuan penilaian
Kemampuan penilaian pasien baik.
14. Daya tilik diri
Pasien mengetahui dirinya dirawat di RSJ Grhasia karena saat pertama kali
pasien masuk RSJ Grhasia merasa kebingungan.
K. MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan ketika ada masalah sering memendam sendirian dan
menangis. Pasien mengatakan jarang menceritakan permasalahannya dengan
orang lain, orang yang dipercayai untuk bercerita adalah adiknya dan tantenya.
Namun sekarang adiknya tinggal berjauhan dengannya, sehingga pasien sangat
jarang bertemu dan menceritakan permasalahannya. Pasien mengatakan selama
di RSJ Grhasia pasien tidak pernah menceritakan masalahnya kepada teman-
teman satu bangsal.
Maprotiline 1-0- Depresi pada pasien Pusing, sakit kepala, kelelahan, sedasi,
50 mg neurosis, gangguan mengantuk, mulut kering, ruam, urtikaria,
dysthymic, depresi mual, muntah, konstipasi, berkeringat,
manik kenaikan BB, gelisah, hipotensi postural,
jarang, konvulsi, gangguan
ekstrapramidal, gangguan tidur,
penglihatan kabur, retensi urin,
peningkatan serum transaminase
M. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DO : Harga diri
1. Kontak mata kurang rendah kronik
2. Pasif
3. Pasien terlihat lesu
4. Afek tumpul
5. Pasien berbicara lambat
DS :
1. Pasien mengatakan dirinya malu dan merasa tidak berguna apabila tidak
bekerja.
2. Pasien mengatakan dirinya merasa sedih dikarenakan belum
mendapatkan pekerjaan.
3. Pasien mengatakan sedih dirasakan setiap sore hari.
4. Pasien ingin selalu bekerja dan tidak bermalas-malasan karena sudah
terbiasa bekerja keras sejak masih SD.
5. Keluarga pasien mengeluhkan sejak pasien berhenti bekerja sebagai
pembantu rumah tangga karena pasien mengalami sakit typhoid,
sudah sejak 1 tahun yang lalu, pasien sering terlihat sedih, sulit tidur,
tidak mau makan, tidak mau mandi, merasa tidak berguna, merasa tidak
bisa berpikir dan tidak bertenaga.
DO : Isolasi sosial
1. Pasien pergi menghindar dan menolak secara verbal apabila diajak
bercerita mengenai kehidupan pribadinya.
2. Kontak mata kurang.
3. Pasif.
4. Pasien terlihat lesu.
5. Selama di bangsal pasien tidak pernah memulai pembicaraan, pasien
lebih banyak tiduran di tempat tidur daripada mengobrol dan berkumpul
dengan teman satu bangsal.
DS :
1. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
bersosialisasi dengan warga dan tetangga di kampungnya.
2. Pasien mengatakan selama di rumah hanya mengurung diri di rumah
dan menonton TV
3. Keluarga pasien mengatakan kegiatan pasien selama di rumah hanya
menonton televisi dan menangis
4. Keluarga pasien mengatakan selama di rumah, apabila ada tetangga
yang menyapa pasien, pasien tidak menjawab sapaan
5. Pasien mengatakan selama 1 tahun sebelum masuk RS tidak pernah
mengikuti kegiatan di kampungnya
6. Pasien mengatakan belum mengenal dan hapal nama semua pasien satu
bangsal.
DO : - Ketidakefektifan
DS : manajemen
1. Keluarga pasien mengatakan pasien pernah dibawa ke dukun karena ada regimen
dugaan dari keluarga adanya guna-guna dari orang yang tidak terapeutik
bertanggung jawab keluarga
2. Pasien mengatakan sudah berkali-kali kontrol ke Puskesmas Mlati II
apabila obat habis
3. Keluarga pasien mengatakan pasien juga sempat mendengarkan suara
agar pasien berenang di kolam ikan, tapi keluarga pasien membiarkan
pasien untuk berenang di kolam
4. Sejak pasien berhenti bekerja sebagai pembantu rumah tangga karena
pasien mengalami sakit typhoid, sudah sejak 1 tahun yang lalu pasien
sering terlihat sedih, sulit tidur, tidak mau makan, tidak mau mandi,
merasa tidak berguna, merasa tidak bisa berpikir dan tidak bertenaga
Isolasi sosial
P. DIAGNOSA MEDIS
Aksis 1 : F 32.3 : Depresi berat dengan gejala psikotik
Aksis 2 : Cenderung schizoid
Aksis 3 : Belum ada diagnosa
Aksis 4 : Masalah pekerjaan
Aksis 5 : GAF 31-40
Q. PERENCANAAN KEPERAWATAN BESERTA RASIONAL
DIAGNOSA PERENCANAAN
No KEPERAWAT- KRITERIA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN EVALUASI
1 Harga diri rendah 08 Desember 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
kronik 2014 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
09.00 WIB Setelah 2 kali interaksi, Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya
Tujuan umum : pasien menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik merupakan dasar untuk
Pasien memiliki eskpresi wajah : hubungan interaksi
konsep diri yang bersahabat, menun- 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal selanjutnya.
positif jukkan rasa senang, ada maupun non verbal.
kontak mata, mau 2. Perkenalkan diri dengan sopan.
Tujuan khusus: berjabat tangan, mau 3. Tanyakan nama lengkap dan nama
1. Pasien dapat menyebutkan nama, mau panggilan yang disukai pasien.
membina menjawab salam, pasien 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
hubungan mau duduk 5. Jujur dan menepati janji.
saling percaya berdampingan dengan 6. Tunjukan sikap empati dan menerima
dengan perawat, mau pasien apa adanya.
perawat. mengutarakan masalah 7. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan
yang dihadapi. dasar pasien.
A. Kesimpulan
Pada kasus yang dialami Ny. M yang sudah kami kaji dan beri Asuhan
Keperawatan berupa implementasi keperawatan selama 4x24 jam, masalah
keperawatan yang bisa diangkat berkaitan dengan kondisi pasien adalah:
a. Harga diri rendah kronik.
b. Isolasi sosial.
c. Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik keluarga.