Disusun Oleh:
DYAH FANI HIDAYATI
20101440117024
B. Konsep Teori
1. Pengertian
Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang terpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian
atau keseluruhan (Lambert dan Lambert, 2015. Hal. 35).
Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap
individu dalam rentang kehidupan. Sejak lahir individu telah mengalami
kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam
bentuk yang berbeda.
B. Tanda Emosi :
a. Mengingkari
b. Bersalah
c. Marah
d. Kebencian
e. Depresi
f. Kesedihan
g. Perasaan gagal
h. Sulit berkonsentrasi
i. Gagal menerima kenyataan
j. Iritabilitas
k. Perhatian terhadap orang yang meninggal
C. Tanda Sosial :
a. Menarik diri dari lingkungan
b. Isolasi (emosi dan fisik)
Sosiokultural
a. Kurang dapat menjalankan kegiatan keagamaan
b. Kurang control keluarga.
b. Faktor Prespitasi
Nature
a. Kehilangan sejak lahir (cacat)
Origin
a. Internal
1. Persepsi individu : kematian orang yang disayang, penghentian
pekerjaan, penyakit atau amputasi
b. Eksternal
1. Keluarga : kehilangan peran dalam keluarga
2. Masyarakat : kehilangan posisi di masyarakat
Timing
a. Waktu terjadinya stressor
b. Lamanya stressor terjadi : dalam waktu 1 bulan, 1tahun bahkan
lebih klien tidak dapat melupakan kematian orang yang disayang
c. Frekuensi stressor terjadi
Number
a. Jumlah dan kualitas stressor : ketika terjadi kebakaran klien
kehilangan harta benda, kehilangan anggota keluarga
5. Mekanisme Koping
Adapun beberapa sumber koping diantaranya :
Personal Ability
a. Menerima kehilangan
b. Tidak menerima kehilangan
Sosial Support
a. Keluarga atau kerabat dekat memberikan kenyamanan dan
pengertian
b. Berikan dukungan non verbal seperti memegang tangan, menepuk
bahu dan merangkul
Material Assets
a. Penghasilan indivudu
b. Benda-benda yang dimiliki
c. Pelayanan kesehatan
Positive Beliefs
a. Keyakinan dan nilai
b. Motivasi
c. Orientasi kesehatan pada pencegahan
Berikut adalah mekanisme koping yang dapat dilakukan :
Konstruktif
a. Melakukan kompensasi dengan kegiatan positif
b. Negoisasi
c. Meminta saran
Destruktif
a. Melakukan kompensasi dengan kegiatan positif
b. Penyangkalan
Maladaptif
a. Diam/tidak menangis
b. Menyalahkan diri berkepanjangan
c. Rendah diri
d. Mengasingkan diri
e. Tak berminat hidup
2. Pohon Masalah
Resiko isolasi sosial : Menarik diri Effect
3. Diagnosa Keperawatan
a. Dukacita adalah suatu proses kompleks yang normal meliputi respons
dan perilaku emosional, fisik, spiritual sosial dan intelektual ketika
individu, keluarga dan komunitas memasukkan kehilangan yang aktual,
adaptif atau dipersepsikan kedalam kehidupan mereka sehari-hari.
Batasan Karakteristik Faktor yang Berhubungan
Disorganisasi atau kacau Antisipasi kehilangan hal
Distres yang bermakna (seperti
Distres psikologis kepemilikan, pekerjaan,
Gangguan fungsi status)
neuroendokrin Antisipasi kehilangan
Gangguan pola tidur orang terdekat
kehilangan
Menyalahkan
Perilaku panik
Pertumbuhan personal
Perubahan fungsi imun
Perubahan pola mimpi
Perubahan tingkat aktivitas
Putus asa
Rasa bersalah tentang
perasaan lega
Terluka
b. Dukacita terganggu adalah suatu gangguan yang terjadi setelah
kematian orang terdekat, ketika pengalaman distres yang menyertai
kehilangan gagal memenuhi harapan normatif dan bermanifestasi
gangguan fungsional.
Batasan Karakteristik Faktor yang Berhubungan
Ansietas Kematian orang terdekat
Depresi Ketidakstabilan emosional
Distres perpisahan Kurangnya dukungan sosial
Distres tentang almarhum
Distres traumatik
Ingatan menyedihkan yang
menetap
Ingin bersama almarhum
Letih
Marah
Mencari almarhum
Mengalami gejala somatik
tentang almarhum
Menghindari berduka
Menyalahkan diri sendiri
Merindukan almarhum
Penurunan fungsi dalam
peran hidup
Penurunan rasa
kesejahteraan
Perasaan hampa
Perasaan kaget
Perasaan linglung
Perasaan syok
Perasaan terpisah dari
oranglain
Stres berlebihan
Termenung
Tidak menerima kematian
Tidak percaya
Tingkat intimasi atau
keakraban yang rendah
c. Risiko dukacita terganggu adalah rentan mengalami gangguan yang
terjadi setelah kematian orang terdekat, ketika pengalaman distres yang
menyertai kehilangan gagal memenuhi harapan normatif dan
bermanifestasi gangguan fungsional yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko
Kematian orang terdekat
Ketidakstabilan emosional
Kurang dukungan sosial
4. Perencanaan
Tujuan dan Kriteria
No. Diagnosa Intervensi
Hasil
1. Duka Cita NOC NIC
Ketahanan keluarga Peningkatan Koping
Tujuan: klien dapat individu
menuntaskan duka cita 1. Berikan penilaian
dengan kriteria hasil : mengenai dampak dari
a. Klien mendapatkan situasi kehidupan
dukungan dari anggota klien terhadap peran
keluarga dan hubungan yang
b. Klien dapat ada
berkomunikasi dengan 2. Gunakan pendekatan
jelas antara anggota yang tenang
keluarga 3. Berikan suasana
c. Klien dapat berbagi penerimaan
canda dengan keluarga 4. Bantu pasien dalam
d. Klien dapat mengidentifikasi
menjalankan rutinitas respon positif dari
seperti biasa orang lain
Keluarga
5. Dukung keterlibatan
keluarga dengan cara
yang tepat
Bantuan Kontrol Marah
Individu
1. Bangun rasa percaya
dan hubungan yang
dekat danharmonis
dengan klien
2. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
3. Bantu pasien
mengidentifikasi
sumber kemarahan
4. Sediakan umpan balik
pada perilaku pasien
untuk membantu
pasien
mengidentifikasi
kemarahannya.
5. Penatalaksanaan
Belum terdapat penatalaksanaan medis pada klien dengan masalah
psikososial kehilangan dan berduka. Kehilangan dan berduka merupakan
peristiwa yang umum terjadi dikehidupan sehari-hari. Kehilangan dan
berduka berkaitan dengan kondisi sosial seseorang dengan kesehatannya
akibat dari kahilangan dan berduka. Perlu dukungan dari orang-orang terdekat
terutama keluarga untuk melewati fase kehilangan agar tidak berdampak
serius. Perlu pendampingan yang baik agar dapat menimbulkan ketenangan
bagi klien dalam beradaptasi menerima kehilangan dan berduka.
Penatalaksanaan Keperawatan pada Pasien :
1. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien dapat mengenali peristiwa kehilangan yang dialami klien
c. Klien dapat memahami hubungan antara kehilangan yang dialami
dengan keadaan dirinya
d. Klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka yang
dialaminya
e. Klien dapat memanfaatkan factor pendukung
2. Tindakan
a. Membina hubungan saling pecercaya dengan klien
b. Berdiskusi mengenai kondisi klien saat ini (kondisi pikiran,
perasaan, fisik, sosial, dan spiritual sebelum/sesudah mengalami
peristiwa kehilangan serta hubungan antara kondisi saat ini dengan
peristiwa kehilangan yang terjadi
c. Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami.
1) Cara verbal (mengungkapkan perasaan)
2) Cara fisik (memberi kesempatan aktivitas fisik)
3) Cara sosial (sharing melaluiself help group)
4) Cara spiritual (berdoa, berserah diri)
d. Memberi informasi tentang sumber-sumber komunitas yang
bersedia untuk saling memberikan pengalaman dengan seksama
e. Membantu klien memasukkan kegiatan dalam jadwal harian
f. Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa di layanan kesehatan
terdekat
6. Evaluasi
Pada umumnya pengamatan perawat berfokus pada perubahan
perilaku klien. Apakah klien menunjukan kesadaran dan pengertian
tentang dirinya sendiri melalui refleksi diri dan meningkatnya kemampuan
untuk membuat keputusan secara rasional.
Aspek yang perlu dievaluasi antara lain:
a. Keefektifan intervensi penaggulangan perilaku
b. Kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara wajar
c. Kemampuan untuk melakukan asuhan mandiri
d. Kemampuan untuk menggunakan kegiatan program sebagai
rekreasi dan proses belajar
e. Respon terhadap peraturan dan rutinitas
f. Status mental secara menyeluruh
Perawat perlu mengumpulkan data terkait dengan pencapaian
tujuan asuhan keperawatan untuk mengevaluasi apakah klien telah
mencapai kriteria hasil yang ditetapkan pada fase perencanaan.
7. Dokumentasi
Sebagai bukti telah dilakukan sebuah tindakan perawat memerlukan
pendokumentasian baik secara tertulis maupun berupa foto,video maupun
audio.
Daftar Pustaka
Potter, patricia A dan Perry, Annc Griffin. 2015. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta :
EGC
Yosep, H. Iyus dan Sutini, Titin. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan
Advance Mental Health Nursing. Bandung : Refika Aditama.