Oleh :
WINDY DWI FATMAWATI
NIM : 14901.06.19052
2020
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah ansietas
2.1.1 Pengertian Ansietas/Cemas
Reaksi umum terhadap stress adalah Ansietas, satu kondisi
kegelisahan mental, keprihatinan, ketakutan, atau perasaan putus asa
karena pengancaman yang akan terjadi atau ancaman antisipasi yang
tidak dapat diidentifikasi terhadap diri sendiri atau terhadap hubungan
yang bermakna. Ansietas dapat dialami pada tingkat sadar, setengah
sadar, atau tidak sadar (Barbara, 2010).
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon autonomy (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui
oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan
individu akan adanya bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman
(Heather,2014).
Ansietas merupakan respon emosional terhadap penilaian
individu yang subjektif, dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak
diketahui secara khusus penyebabnya. Ansietas merupakan istilah
yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang
menggambarkan keadaan khawatir. Gelisah, takut, tidak tentram
disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi atau
menyertai kondisi situasi kehidupan dan berbagai gangguan kesehatan.
Ansietas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual
terhadap stimulus yang mengancam dan objeknya jelas (Dalami, 2009).
2.1.2 Etiology
Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun
gangguan keseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat
menimbulkan ansietas pada diri seseorang. Faktor genetik juga
merupakan faktor yang dapat menimbulkan gangguan ini. Ansietas
terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi situasi,
masalah dan tujuan hidup (Videbeck, 2008). Setiap individu
menghadapi stres dengan cara yang berbeda-beda, seseorang dapat
tumbuh dalam suatu situasi yang dapat menimbulkan stres berat pada
orang lain. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi ansietas adalah :
1. Faktor predisposisi
Berbagai teori yang di kembangkan untuk menjelaskan penyebab
ansietas adalah:
a. Teori psikionalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua
elemen kepribadian yaitu ide, ego dan Super ego. Ide
melambangkan dorongan insting atau impuls primitif. Super
ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan
oleh norma-norma budaya seseorang, sedangkan Ego
digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego.
Ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu
budaya yang perlu segera diatasi.
b. Teori interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan
interpersonal. Berhubungan juga dengan trauma masa
perkembangan seperti kehilangan, perpisahan. Individu
dengan harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami
ansietas berat
c. Teori perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Kajian biologis
Otak mengandung reseptor spesifik untuk
benzodiazepines. Reseptor ini di perkirakan turut berperan
dalam mengatur ansietas.
2. Faktor presipitasi
Bersumber dari eksternal dan internal seperti:
a. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan
fisiologis atau menurunnya kemampuan melaksanakan fungsi
kehidupan seharihari.
b. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas,
harga diri dan integritas fungsi sosial.
3. Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis
dan perilaku secara tidak langsung timbulnya gejala atau
mekanisme koping dalam upaya mempertahankan diri dari
ansietas. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan
peningkatan ansietas (Ermawati dkk, 2009).
2.1.3 Tingkat ansietas
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lapangan persepsi melebar
dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk
belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
Respon fisiologi:
a. Sesekali napas pendek
b. Nadi dan tekanan darah naik
c. Gejala ringan pada lambung
d. Muka berkerut dan bibir bergetar
Respon kognitif:
a. Lapang persepsi melebar
b. Mampu menerima rangsangan yang kompleks
c. Konsentrasi pada masalah
d. Menjelaskan masalah secara efektif
Respon Perilaku dan Emosi:
a. Tidak dapat duduk tenang
b. Tremor halus pada tangan
c. Suara kadang-kadang meninggi
2. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebihmemfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal
lain.
Respon Fisiologi:
a. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
b. Mulut kering
c. Anorexia
d. Diare/konstipasi
e. Gelisah
Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi menyempit
b. Rangsang luar tidak mampu diterima
c. Berfokus pada apa yang menjadi perhatian
Respon Perilaku dan Emosi:
a. Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
b. Bicara banyak dan lebih cepat
c. Susah tidur
d. Perasaan tidak aman
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu
cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain.
Individu tidak mampu lagi berpikir realistis dan membutuhkan banyak
pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.
Respon Fisiologi:
a. Sering napas pendek
b. Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
c. Berkeringat dan sakit kepala
d. Penglihatn kabur
e. Ketegangan
Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi sangat sempit
b. Tidak mampu menyelesaikan masalah
ResponPerilaku dan Emosi:
a. Perasaan ancaman meningkat
b. Verbalisasi cepat
c. Blocking
4. Panik
Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit
dan sudah terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan
tidak dapat melakukan apa-apa walaupun telah di berikan pengarahan.
Respon Fisiologi:
a. Napas pendek
b. Rasa tercekik dan palpitasi
c. Sakit dada
d. Pucat
e. Hipotensi
f. Koordinasi motorik rendah
Respon Kognitif:
a. Lapang persepsi sangat sempit
b. Tidak dapat berpikir logis
Respon Perilaku dan Emosi:
a. Agitasi, mengamuk dan marah
b. Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
c. Kehilangan kendali atau kontrol diri
d. Persepsi Kacau
Respon Fisiologi yang mempengaruhi system yang ada dalam tubuh manusia
adalah:
a. Sistem Kardiovaskuler
1) Palpitasi
2) Jantung berdebar
3) Tekanan darah meningkat
4) Denyut nadi menurun
5) Rasa mau pingsan
b. Sistem respirasi
1) Napas cepat
2) Pernapasan dangkal
3) Rasa tertekan pada dada
4) Pembengkakan pada tenggorokan
5) Rasa tercekik
6) Terengah-engah
c. Sistem kardiovaskuler
1) Peningkatan reflex
2) Reaksi kejutan
3) Insomnia
4) Ketakutan
5) Gelisah
6) Wajah tegang
7) Kelemahn secara umum
8) Gerakan lambat
9) Gerakan yang janggal
d. Sistem Gastrointestinal
1) Kehilangan nafsu makan
2) Menolak makanan
3) Perasaan dangkal
4) Rasa tidak nyaman pada abdominal
5) Rasa terbakar pada jantung
6) Diare
e. Sistem Perkemihan
1) Inkontensia urine
2) Sering miksi
f. Sistem integument
1) Rasa terbakar
2) Berkeringat banyak di telapak tangan
3) Gatal-gatal
4) Perasaan panas atau dingin pada kulit
5) Muka pucat
6) Berkeringat seluruh tubuh
Respon perilaku kognitif:
a. Perilaku
1) Gelisah
2) Ketegangan fisik
3) Tremor
4) Gugup bicara cepat
5) Tidak ada koordinasi
6) Kecenderungan untuk celaka
7) Menarik diri
8) Menghindar
9) Terhambat melakukan aktifitas
b. Kognitif
1) Gangguan perhatian
2) Konsentrasi hilang
3) Pelupa
4) Salah tafsir
5) Adanya bloking pada fikiran
6) Bingung
7) Rasa khawatir yang berlebihan
8) Kehilangan penilaian objektifitas
9) Takut akan kehilangan kembali
10) Takut berlebihanTingkat ansietas (Dalami, 2009).
Kecepatan
Tidak ada napas dan Sakit kepala, Dispnea,
jantung lambung, mual. palpitasi,
sedikit tersedak nyeri
meningkat. dada atau
Gejala tertekan.
gaster Firasat akan di
ringan timpa musibah
(mulas) parestesia,
berkeringat.
2.1.6 Patofisiologi
Berdasarkan proses perkembangannya:
1. Bayi/anak-anak
a. Berhubungan dengan perpisahan
b. Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal
c. Berhubungan dengan perubahan dalam hubungan teman sebaya
2. Remaja
a. Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
b. Perkembangan seksual
c. Perubahan hubungan dengan teman sebaya
3. Dewasa
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder
akibat:
a. Kehamilan
b. Menjadi orang tua
c. Perubahan karir
d. Efek penuaan
4. Lanjut usia
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
a. Penurunan sensori
b. Penurunan motorik
c. Masalah keuangan
d. Perubahan pada masa pension
Stressor
2.1.11 Diagnose keperawatan
a. Gangguan alam perasaan: cemas berhubungan dengan koping
individu inefektif
2.1.12 Rencana asuhan keperawatan
Tujuan
Tujuan umum : cemas berkurang atau
hilang Tujuan khusus :
a. TUK 1
Pasien dapat menjalin hubungan saling
percaya Intervensi :
1) Jadilah pendengar yang hangat dan responsi
2) Beri waktu yang cukup pada pasien untuk berespon
3) Beri dukungan pada pasien untuk berekspresikan perasaanya
4) Identifikasi pola perilaku pasien atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negatif
5) Bersama pasien mengenali perilaku dan respon sehingga cepat
belajar dan berkembang.
b. TUK 2
Pasien dapat mengenali ansietasnya
Intervensi :
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaanya
2) Hubungkan perilaku dan perasaanya
3) Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap pasien
4) Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari topik
yang mengancam ke hal yang berkaitan dengan konflik
5) Gunakan konsultasi untuk membantu pasien
mengungkapkan perasaanya.
c. TUK 3
Pasien dapat memperluas kesadaranya terhadap
perkembangan ansietas
Intervensi :
1) Bantu pasien menjelaskan situasi dan interaksi yang dapat
segera menimbulkan ansietas
2) Bersama pasien meninjau kembali penilaian pasien
terhadap stressor yang dirasakan mengancam dan
menimbulkan konflik
3) Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan pengalaman
masa lalu yang relevan
d. TUK 4
Pasien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
Intervensi :
1) Gali cara pasien mengurangi ansietas dimasa lalu
2) Tunjukan akibat maladaptif dan destruktif dari respon
koping yang digunakan
3) Dorong pasien untuk menggunakan respon koping adaptif
yang dimilikinya
4) Bantu pasien untuk menyusun kembali tujuan hidup,
memodifikasi tujuan, menggunakan sumber dan
menggunakan ansietas sedang
5) Latih pasien dengan menggunakan ansietas sedang
6) Beri aktifitas fisik untuk menyalurkan energinya
7) Libatkan pihak yang berkepentingan sebagai sumber dan
dukungan sosial dalam membantu pasien menggunakan
koping adaptif yang baru
e. TUK 5
Pasien dapat menggunakan tekhnik relaksasi
Intervensi :
1) Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol
dan rasa percaya diri
2) Dorong pasien untuk menggunakan relaksasi dalam
menurunkan tingkat ansietas.
DAFTAR PUSTAKA