BRONKHITIS
Disusun Oleh:
NIM :
CI LAHAN CI INSTITUSI
1
LAPORAN PENDAHULUAN BRONKITIS
A. DEFINISI
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa
bersifat serius.
B. KLASIFIKASI
kronis ini juga berarti menderita batuk yang dengan disertai dahak dan diderita
C. ETIOLOGI
dengan jumlah rokok yang dihisap setiap hari (Rubenstein, et al., 2007).
2
kimia yang dapat juga menyebabkan bronkitis adalah O2, N2O,
pneumonia.
2007).
5. Terdapat hubungan dengan kelas sosial yang lebih rendah dan lingkungan
industri banyak paparan debu, asap (asam kuat, amonia, klorin, hidrogen
6. Riwayat infeksi saluran napas. Infeksi saluran pernapasan bagian atas pada
D. PATOFISIOLOGI
Serangan bronkhitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat
virus merupakan awal dari serangan bronkhitis akut pada infeksi saluran napas
bagian atas. Dokter akan mendiagnosis bronkhitis kronis jika pasien mengalami
batuk atau mengalami produksi sputum selama kurang lebih tiga bulan dalam
3
Serangan bronkhitis disebabkan karena tubuh terpapar agen infeksi
maupun non infeksi (terutama rokok). Iritan (zat yang menyebabkan iritasi) akan
mukus.
mukus dan siliari. Pada pasien dengan bronkhitis akut, sistem mucocilliary
infeksi. Ketika infeksi timbul, kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan
menebal (sering kali sampai dua kali ketebalan normal), dan mengeluarkan
mukus kental. Adanya mukus kental dari dinding bronkhial dan mukus yang
aliran udara kecil dan mempersempit saluran udara besar. Bronkhitis kronis
4
Mukus yang kental dan pembesaran bronkhus akan mengobstruksi jalan
napas terutama selama ekspirasi. Jalan napas selanjutnya mengalami kolaps dan
kekurangan 02, iaringan dan ratio ventilasi perfusi abnormal timbul, di mana
pasien mengalami reduksi pada FEV dengan peningkatan pada RV dan FRC.
akhirnya menuiu penyakit cor pulmonal dan CHF (Congestive Heart Failure).
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejalanya berupa:
Batuk, mulai dengan batuk batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin
berat, timbul siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya.
berlangsung kronik dan frekuensi mirip seperti pada bronchitis kronis, jumlah
sesudah ada perubahan posisi tidur atau bangun dari tidur. Kalau tidak ada
sputumnya purulen, dapat memberikan bau yang tidak sedap. Apabila terjadi
berbau, pada kasus yang sudah berat, misalnya pada saccular type bronchitis,
5
lama, tampak terpisah menjadi 3 bagian Lapisan teratas agak keruh, Lapisan
tengah jernih, terdiri atas saliva ( ludah ) Lapisan terbawah keruh terdiri atas
nanah dan jaringan nekrosis dari bronkus yang rusak ( celluler debris ).
Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang kadang
disertai tanda tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor
nafas. Timbul dan beratnya sesak nafas tergantung pada seberapa luasnya
bronchitis kronik yang terjadi dan seberapa jauh timbulnya kolap paru dan
destruksi jaringan paru yang terjadi sebagai akibat infeksi berulang ( ISPA ),
sesak nafas. Kadang ditemukan juga suara mengi ( wheezing ), akibat adanya
distribusi kelainannya
bengek
lelah
sakit kepala
gangguan penglihatan.
yaitu hidung meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam
6
ringan dan nyeri tenggorokan. Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya
bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan
kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama
beberapa minggu. Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering
pneumonia.
F. DIAGNOSITIK TEST
remisi
G. KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi bronchitis yang dapat dijumpai pada pasien, antara
lain :
a. Bronchitis kronik
bagian atas. Hal ini sering terjadi pada mereka drainase sputumnya kurang
baik.
7
d. Efusi pleura atau empisema
h. Kor pulmonal kronik pada kasus ini bila terjadi anastomisis cabang-cabang
arteri dan vena pulmonalis pada dinding bronkus akan terjadi arterio-
kanan.
proteinurea.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita
banyak cairan.
8
Antibiotik diberikan kepada penderita yang gejalanya menunjukkan
hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang sebelumnya memiliki
antibiotik.
Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat berat,
1. Pengelolaan umum
bronkus ) dengan bantuan gaya gravitasi. Posisi tubuh saat dilakukan drainase
9
Mencairkan sputum yang kental
tidur pasien Sehingga diperoleh posisi pasien yang sesuai untuk memudahkan
drainase sputum.
Adanya infeksi saluran nafas akut ( ISPA ) harus diperkecil dengan jalan
2. Pengelolaan khusus.
akan dapat mengurangi gejala batuk, jumlah sputum dan gejala lainnya
terutama pada saat terjadi aksaserbasi infeksi akut, tetapi keadaan ini hanya
antara lain:
10
o Menentukan dari mana asal secret
obstruksi.
Pengobatan simtomatik
Pengobatan ini diberikan jika timbul simtom yang mungkin mengganggu atau
mebahayakan pasien.
Apabila ditemukan tanda obstruksi bronkus yang diketahui dari hasil uji faal
Pengobatan hipoksia.
Pengobatan haemaptoe.
Pengobatan demam.
Pengobatan pembedahan
terkena.
o Indikasi pembedahan :
11
Pasien bronchitis yang yang terbatas dan resektabel, yang tidak berespon
Pasien bronchitis yang terbatas tetapi sering mengaami infeksi berulang atau
o Kontra indikasi
o Syarat-ayarat operasi.
- Bagian paru yang lain harus masih baik misalnya tidak ada bronchitis
o Cara operasi.
baik utuk operasi. Umumnya operasi berhasil baik apabila syarat dan
operasi.
o Persiapan operasi :
12
Bagian Keperawatan Medikal Bedah
Program Pendidikan Profesi Ners
STIKes Baramuli
LP MINGGU I
Tlg 08 April 2017
Disusun Oleh:
NIM :
CI LAHAN CI INSTITUSI
13
ASUHAN KEPERAWATAN
Ruangan :
Suku : Pamona
Pendidikan` : SD
Pekerjaan : IRT
1. Alasan masuk: Klien mengatakan sesak yang dialami 3 hari yang lalu
disertai batuk berlendir berwarna kuning. Sesak dialami terberat jika cuaca
14
6. Faktor yang memperberat:keluarga klien mengatakan keluhan bertambah berat
bergerak/istirahat
3. Kebiasaaan:MinumTeh
5. Pola nutrisi
Sebelum Sakit:
Kg
6. Pola eliminasi
Sebelum Sakit:
15
a. Buang air besar:
Penggunaanpencahar : tidakmengkomsumsiobatpencahar
SetelahSakit :
Frekuensi : 1 x sehari
Waktu: pagihari
Konsistensi:padatlunak
Warna : Kuning
Sebelum sakit:
16
Sebelum sakit:
Klien mengatakan selama sakit tidak bisa lagi beraktifitas, klien merasa
Genogram:
67 72
Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal
: Klien
17
Keterangan :
karena bronkhitis
Generasi III: klien tinggal serumah dengan suami. Ada anggota keluarga dar
V. RIWAYAT LINGKUNGAN
tinggalnya.
2. Persepsi sendiri
Hal yang amat difikirkan saat ini: tentang penyakitnya dan ingin sembuh
secepatnya
3. Suasana hati:
4. Hubungan/komunikasi
b. Bicara Baik
c. Kehidupan keluarga
18
2. Pembuat keputusan : keluarga;
5. Pertahan koping
mengatakan ya
beribadah
Tanda-tanda vital:
P: 30 x/menit S: 36,8 C.
2. Kepala
a. Inspeksi:
19
b. Palpasi
3. Muka
Inspeksi
Palpasi
Tidak ada benjolan dan tidak terasa nyeri pada bagian muka
4. Mata
a. Inspeksi:
Konjungtiva: tidakanemis
Skleratidakikterus,
Gerakan bola mata: dapat menggerakkan bola mata semua arah mata
angin
b. Palpasi;
c. Lain-lain:
5. Hidung
a. Inspeksi
20
Bentuk kesimetrisan lubanghidungsimetris, bengkak tidak ada, septum tidak
b. Palpasi
7. Leher
a. Inspeksi:
b. Palpasi
a. Inspeksi
Frek.Napas 32 x/menit
b. Palpasi
Nyeri tekan tidak ada dan tidak ada massa tumor.denyut apeks teraba
c. Auskultasi;
d. Perkusi:
21
Heper,/lien/ginjal/kandung kemih/; dalam batas normal
9. Abdomen
a. Inspeksi:
b. Auskultasi:
c. Perkusi:
d. Palpasi:
11. Ekstremitas
Kesimetrisan :
edema
Kekuatan otot
5 5
5 5
22
VIII. DATA PENUNJANG
1. LaboratotiumTanggal 04-05-2014
Hasil
Tungguhasil
23
DATA FOKUS
beraktifitas - P : 32 x/i
24
ANALISA DATA
DO:
N : 90 x/i
S : 36,5 c napas
Pembengkakan membranemukosa
25
2 DS: Terjadi pemejanan antigen Bersihan jalan
DO:
Pelepasansel-sel mast
napas
Pembentukan mucus
26
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
2 Bersihkan jalan napas Jalan nafas menjadi 3. 1. Instruksikan klien pada 1. Batuk yang tidak
tidak efektif b/d efektif. metode yang tepat dalam terkontrol melelahkan dan
peningkatan produk Kriteria hasil : mengontrol batuk, batuk inefektif serta menimbulkan
simucus ditandai - -Menentukan posisi yang efektif. frustasi
dengan : nyaman sehingga 2. Auskultas paru sebelum 2. Berkurangnya suara
DS: memudahkan dan sesudah tindakan tambahan setelah tindakan
Klien mengatakan peningkatan pertukaran menunjukan keberhasilan
batuk gas. 3.Lakukan fisioterapi dada 3. 3. Fisioterpi dada merupakan
DO: - -Dapat dengan tehnik drainage strategi untuk mengeluarkan
Nampak batuk mendemontrasikan batuk postural, perkusi dan fibrasi sekret.
efektif dada.
- -Dapat menyatakan 4. 4.Berikan obat sesuai 4. Merilekskan otot
strategi untuk indikasi pernapasan dan menurunkan
menurunkan kekentalan kongesti
sekresi
- -Tidak ada suara nafas
tambahan
27
CATATAN PERKEMBANGAN I
Tanda
Tgl No.Dx Implementasi Keperawatan SOAP
Tangan
16/03/ 1 Pukul 14.20 21/03/2017 1.
2017
1. Mengkaji frekuensi napas Pukul 20.15
Hasil: frek. Napas 32 x/i S : klien mengatakan masih
Klienmengatakansesak sesak
2. Mengobservasi TTV O : klien Nampak sesak
Hasil: TD: 130/90 mmHg P : 30x/i
N : 90 x/i A : Masalah belum teratasi
P : 30 x/i P : Lanjutkan Intervensi
S : 36,8 c
3. Menempatkan klien pada posisi semi fowler
Hasil: klien dengan posisi semi fowler
4. Memberikan oksigen melalui kanula nasal 3-4
l/mt sesuai indikasi
Hasil: terpasang O2 3 Lpm
5. Memberikan obat sesuai indikasi
Hasil: Combivent / 8 jam / via Nebulizer
2 Pukul 14.45
21/03/2017
1. Mengkajiwarna, kekentalan dan jumlah sputum
Pukul 20.35
Hasil: Nampak batuk berlendir dan berwarna
S: Klien mengatakan masih
kuning
batuk
2. Menginstruksikan klien pada metode yang tepat
O: Nampak batuk berlendir
dalam mengontrol batuk, batuk efektif.
A: Masalah belum teratasi
Hasil : klien mengerti apa yang dianjurkan
P: Lanjutkan intervensi
3. Mengauskultasi bunyi napas
Hasil: suara napas tambahan whezing
4. Melakukan fisioterapi dada dengan tehnik
drainage postural, perkui dan fibrasi dada.
Hasil: fisioterafi telah dilakukan
5. Memberikan obats esuai indikasi
Hasil: Ambrwoxol 3 x 1
28