PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa krisis. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan dan 40% kematian pada masa nifas terjadi dalam 24 jam
perjtama.(prawirohardjo, 2006:122)
Persalinan normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada usia
kehamolan aterm ,lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung 18 24 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janim ( Sarwono,
2006)
Di masa lampau perawatan puerperium sangat konservatif, dimana pasien
diharuskan tidur terlentang selama 40 hari. Dampak sikap demikian pernah
dijumpai, terjadi adhesi antara labiumminus dan labiummayus kanan kiri, dan
telah berlangsung hampir enam tahun. Kini perawatan puerperium lebih aktif
dengan di anjurkan untuk melakukan mobilisasi dini (manuaba, 1998:193).
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat laporan yang dituangkan
dalam judul Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal Pada Ny. R Usia 32 Tahun P2
A0 Nifas Hari Ke- 1 Di Klinik Lily Srikandi Medika
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibi nifas normal dengan
menggunakan metodologi asuhan kebidanan Hellen Varney dengan baik dan
benar.
2. Tujuan Khasus
a. Dapat mengidentifikasikan data yang relevan pada ibu nifas normal.
b. Dapat menetapkan diagnosa/masalah/kebtuhan potensial pada ibu
nifas normal
c. Dapat melaksanakan antisipasi segera pada diagnosa/masalah
kebutuhan potensial pada ibu nifas normal.
d. Dapat mendokumentasikan asuhan yang diberikan dengan baik dan
benar.
C. Manfaat penulisan
a. Manfaat Teoritis
Bagi mahasiswa, Sebagai penambah keilmuan khususnya tentang
asuhan ibu nifas normal
b. Manfaat Teoritis
Bagi Bidan, Dapat meningkatkan pelayanan dan keterampilan yang sudah
baik dalam memberikan asuhan pada ibu nifas fisiologis.
c. Manfaat Teoritis
Bagi pasien, keluarga pasien dan penulis sebagai acuan untuk
meningkatkan perawatan dan sebagai informasi supaya lebih
memperhatikan kesehatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya + 6 minggu. (Syaifudin, 2002).
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas 6-8
minggu.(Mochtar,1998:115).
B. Tujuan
Tujuan masa nifas adalah memulihkan organ-organ reproduksi dari bersalin
ke keadaan semula seperti belum hamil dan bersali. (Mochtar, 1998)
C. Periode
Ada 3 periode masa nifas :
1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai
komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan-
bulan atau tahunan. (Mochtar, 1998)
2) Suhu
Selama 24 jam pertama, naik menjadi 380 celcius sebagai efek
dehidrasi akibat pengeluaran cairan yang banyak dan perubahan
hormonal.
3) Pernafasan
Pernafasan pada ibu postpartum akan normal sama dengan
sebelum melahirkan.
4) Nadi
Dalam periode waktu 6-8 hari setelah melahirkan sering
ditemukan Bradikardia.Ini sebagai konsekuensi dari penambahan
cardiacoutput dan skroke volume artinya volume sirkulasi keluar
melalui jantung bertambah didukung dengan hipervolemia sudah
terjadi saat kehamilan,sehingga konsistensi pompanya lebih lambat
(bradikardi). Nadi akan normal kembali dalam 3 bulan setelah
melahirkan, karena sirkulasi sudah dapat kembali seperti semula.
Frekuensi denyut nadi 50-70 kali per menit masih dianggap normal.
2) Lochea
Adalah merupakan hasil konsepsi (sekret) yang dikeluarkan melalui
vagina yang mengandung darah, desidua, dosis tromboflast, bakteri.
Menurut warnannya lochea dibagi menjadi :
2) Komponen Darah
Mekanisme pembekuan darah diaktifkan pada periode immediate
postpartum dan bertahan hingga beberapa saat setelah melahirkan.
Cardiac Output belanjut meningkat dan mencapai puncak selama awal
puerperium.Dalam 2-3 minggu cardiac output meningkat seperti
sebelum hamil.
3) Sistem urinaria
a) Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat.
b) Meskipun demikian ibu sering mengalami kesulitan dalam buang
air kecil karena :
Ibu tidak biasa buang air kecil sambil berbaring.
Uretra mungkin agak tersumbat karena perlukaan atau oedema dari
dindingnnya akibat tekanan oleh kepala bayi.
4) Defekasi
Biasanya ibu sembelit karena perlukaan atau odema dari dindingnya
akibat tekanan oleh kepala bayi. (Saifuddin, 2002 : 123)
d. Laktasi
Adalah pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Proses
pengeluaran ASI ada 2 :
1) Maternal
a) Reflek Prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, rangsangan dari ujung saraf sensorik
puting susu dikirim ke hipotalamus yang akan memacu
keluarnya hormon prolaktin yang kemudian merangsang sel
kelenjar memproduksi ASI.
2) Pada bayi
a) Rooting reflek
Bayi baru lahir apabila di sentuh pipinya akan menoleh ke
arah sentuhan, bila bibirnya dirangsang / disentuh dia akan
membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk
menyusu.
b) Reflek menghisap
Terjadi bila ada sesuatu yang merangsang langit-langit pada
mulut bayi, biasanya puting susu.
c) Reflek menelan
Timbul bila ada cairan di rongga mulut.
Manajemen laktasi
Setelah ibu selesai dibersihkan dan diberi pakaian yang bersih adn
kering maka bayi yang sudah diselimuti, diberikan pada ibunya
untuk mulai mendapatkan ASI, proses ini merupakan bagian dari
rawat gabung yaitu : menyatukan ibu dan bayinya untuk dirawat.
a. Melatih reflek hisap bayi dan merangsang agar ASI cepat keluar
b. Membina psikologis ibu dan anak
c. Membantu kontraksi uterus melalui rangsangan pada puting
susu.
d. Memberi ketenangan pada ibu dan perlindungan bagi bayinya
e. Mencegah kehilangan panas yang berlebihan pada bayi
E. Perubahan Psikologi Ibu Nifas
Menurut Rubin Tahun (1963) tahap adaptasi perannya sebagai orang tua :
1) Dukungan suami
2) Dukungan orang tua
3) Usia kehamilan direncanakan atau tidak
Kesiapan psikologi yang mempengaruhi psikologi ibu nifas :
1) Kapasitas hubungan intim
2) Kemampuan memperhatikan
3) Kemampuan belajar
4) Komunikasi
F. Penatalaksanaan Nifas
a) Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pelayanan nifas bagi
ibu:
(1) Adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu dalam
masa nifas.
(2) Keterampilan yang diperlukan dalam memberikan pelayanan
nifas bagi ibu dan bayi.
(3) Membantu ibu dan keluarganya agar mengetahui hal-hal yang
diperlukan pada masa nifas.
b) Perawatan dalam masa nifas
(1) Mobilisasi
(2)Diet
(3)Miksi
(4)Defekasi
(5)Perawatan mamae
(6)Laktasi
c) Kunjungan masa nifas
(1)Kunjungan 1 (6 jam setelah persalinan)
(a) Menilai adanya perdarahan
(b) Memeriksa bayi.
(c) Mengajarkan pada ibu dan keluarga tentang semua
kebutuhan bayi agar tetap sehat.
(d) Memastikan bahwa tubuh bayi tetap hangat dan pemberian
ASI seger setelah lahir.
(2)Kunjungan pada hari ke 3 PP
(a) Ibu berangsur pulih kembali dan cukup istirahat.
(b)Ada atau tidaknya tanda infeksi atau perdarahan yang
terlalu banyak.
(c) Ibu memahami tanda bahaya yang harus diperhatikan dan
cara perawatan dirinya.
(d) Ibu menyusui dengan baik, sehat dan tali pusat dirawat
dengan baik.
(e) Ibu menerapkan nasehat yang diberikan tentang perawatan
bayi.
(f) Ibu dianjurkan untuk minum tablet tambah darah sampai
hari ke 40 PP
(3)Kunjungan pada minggu ke 2
(a) Rahim ibu telah mengecil sampai ke ukuran sebelum
hamil.
(b) Memberikan penjelasan pada ibu cara melakukan personal
hygiene.
(4)kunjungan pada minggu ke 6
(a) mampu mengenal tanda bahaya perdarahan.
(b) Membahas KB, menyusui bayi dengan ASI dan perawatan
bayi selanjutnya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Hari : Jumat
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas pasien
Nama : Ny. A
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Karyawan
IdentitasPenanggung Jawab
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Perkawinan
4. Riwayat Kesehatan
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Keluhan
Trisemester II : Pusing
Lama persalinan
Kala II : 30 menit
Kala 1V : 2 jam
Jumlah perdarahan
Kala I :-
Kala II : + 30 cc
Jumlah : +160 cc
6. Riwayat KB
Keramas : 1x sehari
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70mmHg
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36 o C
BB : 50 kg
TB : 157 cm
LILA : 22 cm
2. Status Present
Kepala : Mesochepal, kulit kepala bersih
ikterik
Hidung : Bersih, tidak ada serumen.
pada payudara.
3. Status Obstretikus
Inspeksi
Muka : Cloasma gravidarum tidak ada.
II. DIAGNOSA
Hari : sabtu
Tanggal : 24 desember 2016
Data dasar
DS :
DO:
3) TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36 0C
IV. ANTISIPASI
-
V. INTERVENSI
Hari : Sabtu
KU : Baik
TD : 120/70 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 365 0C
PEMBAHASAN
A. Langkah I : Pengkajian
Telah dilakukan pengkajian sesuai dengan teori secara berurutan dan
sistematis sehingga dapat menentukan diagnosa kebidanan: nifas
fisiologis sesuai dengan data yang telah ditentukan.
B. Langkah II : Interprestasi Data
Dari data yang telah dikaji maka penulis menentukan diagnosa yang
tepat terhadap Ny. A P1A0, umur 28 tahun, 2 hari post partum
D. Langkah IV : Antisipasi
Karena diagnosa potensial tidak ditemukan tanda-tanda yang
mengarah ke diagnosa potensial, sehingga tidak di perlukan
tindakan.
E. Langkah V : Intervensi
1. Sebelum melaksanakan tindakan, telah merencanakan tindakan apa
saja yang akan dilakukan sesuai dengan protap dan kewenangan
yang diberikan, sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan
dengan melihat kesenjangan antara perencanaan dengan
pelaksanaan yang telah dilakukan sehingga dapat sebagai bahan
evaluasi dan intropeksi.
2. Di lahan lebih ke arah pelaksanaan tanpa terlalu memperhatikan
acuan protap, tapi lebih kearah prosedur yang telah menjadi
kebiasaan dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan pasien.
F. Langkah VI : Implementasi
Walaupun telah direncanakan secara teoritis namun dalam
pelaksanaan menyesuaikan dengan kondisi di lahan.
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
1) Bagi Mahasiswa
Dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan asuhan
pada ibu nifas fisiologis.
2) Bagi Bidan
Dapat meningkatkan pelayanan dan keterampilan yang sudah baik
dalam memberikan asuhan pada ibu nifas fisiologis.
3) Bagi Pasien
Dapat lebih memenuhi tentang tanda bahaya pada ibu nifas
sehingga dapat mencari pertolongan segera ke tenaga kesehatan
jika ada kasus kegawatdaruratan.