Diploma Kebidanan
Disusun Oleh :
AYU HALIMAH
NIM : 18115006
Laporan studi kasus ini telah disetujui oleh Pembimbing Akademik Program Studi
DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yatsi Tangerang
Menyetujui
Pembimbing Akademik
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Asuhan
Kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. A Usia 27 tahun G2P0A1 dengan Letak
Sungsang di Poskesdes Tangerang Tahun 2021
Asuhan kebidanan ini dapat terwujud atas bantuan, bimbingan dan petunjuk
serta dorongan dari berbagai pihak pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terimkasih kepada yang terhormat :
Wassalamaualaikum Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Etiologi, ......................................................................................
C. Prognosis, ...................................................................................
D. Penatalaksanaan, ………….......................…………………….
E. Pencegahan, …………………......................................……….
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif, .........................................................................
B. Data Objektif, ...........................................................................
C. Assisment, ………….........................…………………………
D. Penatalaksanaan, .....................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan, .............................................................................
B. Saran, ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diketahui bahwa tingkat kehamilan didunia mencapai 160 ibu hamil per
tahun. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung aman. Namun, komplikasi yang
mengancam jiwa ibu tercatat sepertiga dari penderita komplikasi berat. Kondisi ini
mengakibatkan kematian pada ibu untuk setiap tahunnya. Diperkirakan 90%
dialami oleh negara Asia dan Afrika, 1% dinegara maju dan 10% terjadi pada
negara berkembang lainnya. Dinegara maju terjadi resiko kematian kurang dari 1
dalam 6000 sedangkan 1 dalam 10 terjadi dinegara berkembang (Geri Morgan:
2009) (Bardja, 2017).
Indikator yang paling peka dalam keberhasilan program kesehatan ibu dan
anak yaitu angka kematian perinatal dan ibu bersalin, keadaan ini disebabkan oleh
terjadinya malpresentasi termasuk diantaranya kelainan presentasi bokong,
kejadian hipoksia dan trauma lahir (Jaworski et al., 2014).
Pada presentasi bokong, baik ibu dan janin mengalami peningkatan risiko
yang besar dibandingkan dengan presentasi kepala. Sedangkan persalinan letak
sungsang dengan prematuritas memiliki morbiditas dan mortalitas lebih tinggi
(Putra, 2015).
Dalam seluruh persalinan terjadi 3-4% letak sungsang. Kejadian presentasi
bokong berkisar antara 25-30% ketika umur kehamilan 28 minggu dan presentasi
kepala terjadi pada usia kehamilan 34 minggu (Insani, 2018).
Di Indonesia angka kejadian letak sungsang sekitar 3–5 % dari seluruh
persalinan tunggal. Insiden persalinan letak sungsang meningkat pada kehamilan
ganda.: 25% pada gemelli janin pertama dan 50% pada gemelli janin kedua
(Nugrahantoro et al., 2017). Beberapa angka kejadian letak sungsang yang tercatat
di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung 4,6%, Rumah Sakit dr Pirngadi Medan
4,4% dan Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang 7,6%. Di RSUD dr. R
Koesma Tuban tercatat pada tahun 2014 ditemukan 98 kasus persalinan letak
sungsang dari 987 persalinan (Jain, 2018)
Kehamilan sungsang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain:
multiparitas, prematuritas, kehamilan ganda, hidramnion, hidrosefalus,
anensefalus, plasenta previa, panggul sempit, kelainan uteri dan kelainan bentuk
uterus, implantasi plalsenta di kornu fundus uteri (Fitriani & Maulana, 2016).
Persalinan dengan letak sungsang dapat mengakibatkan kegawatan pada janin
seperti keracunan air ketuban dan asfiksia, sedangkan pada ibu kemungkinan dapat
terjadi robekan jalan lahir dan terjadinya partus lama sehingga dapat terjadi
infeksi. Persalinan dengan letak sungsang dapat dilakukan per-vaginam apabila
pasien bukan merupakan primigravida tua, nilai sosial janin tinggi (high social
value baby), riwayat persalinan tidak buruk (bad obstetric history), janin tidak
besar (tidak lebih dari 3,5 kg), tidak adanya kesempitan panggul dan tidak
prematuritas (Utami, 2010).
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung. Pola
penyebab langsung dimana-mana sama, yaitu perdarahan 28%, eklamsia 24%,
infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5%. Faktor yang berperan pada
komplikasi persalinan yang menyebabkan kematian ibu salah satunya adalah
kelainan letak (sungsang) (Setyaningsih, n.d.) Sedangkan penyebab kematian bayi
adalah asfiksia trauma kelahiran, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan
(Prawirohardjo, 2014)
Dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) diperlukan strategi yang
efektif yaitu meningkatkan upaya kesehatan. Upaya kesehatan yang dapat
diberikan adalah dengan asuhan persalinan normal dengan paradigma baru yaitu
dari sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah komplikasi
yang mungkin terjadi. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan mendekatkan
pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang membutuhkannya (Luthviatin, 2012).
Peran seorang bidan adalah mendeteksi secara dini kehamilan dengan letak
sungsang dan segera merujuk apabila ada kegawatan dalam kehamilan ataupun
persalinannya. Persalinan dengan letak sungsang apabila tidak ditangani secara
benar hal ini akan dapat mengakibatkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan
bayi meningkat dan juga akan meningkatkan AKI dan AKB di Indonesia (Utami,
2010).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada pasien dengan
Kejadian Letak Sungsang
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan data subyektif pada asuhan
kebidanan dengan pasien Kejadian Letak Sungsang.
b) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan data objektif Kejadian
Letak Sungsang
c) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan manifestasi klinis Kejadian
Letak Sungsang
d) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan pemeriksaan penunjang
Kejadian Letak Sungsang
e) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan klasifikasi Kejadian Letak
Sungsang
f) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan medis
Kejadian Letak Sungsang
g) Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan Kejadian
Letak Sungsang
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mengerti mengenai penatalaksanan pada pasien dan
mahasiswa mampu menganalisa keadaan serta mengerti tindakan segera yang
harus di lakukan pada pasien Kejadian Letak Sungsang.
2. Bagi insitusi Pendidikan
Memberikan sumber referensi sumber bacaan dan bahan pengajaran
terutama yang berkaitan dengan Kejadian Letak Sungsang
3. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang kemungkinan hubungan apa saja yang
dapat mempengaruhi Kejadian Letak Sungsang khususnya pada ibu hamil
untuk bisa lebih memperhatikan kesehatannya
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
1. Kehamilan
a. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di
mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua
15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13
minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014 : 213).
Kehamilan berlangsung selama 40 minggu, dengan perhitungan
bahwa satu bulan sama dengan 28 hari. Kehamilan dianggap lewat
bulan bila lebih dari 42 minggu (Manuaba, 2012 : 98)
b. Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3
yaitu :
1) Tanda dugaan kehamilan
a) Amenore (terlambat datang bulan), konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan
ovulasi dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan
perhitungan rumus Naegele dapat ditentukan perkiraan
persalinan
d. Diagnosa
Diagnosa kehamilan letak sungsang menurut Marmi (2011), dapat
di tegakkan melalui beberapa pemeriksaan yaitu :
1) Pemeriksaan abdomminal
a. Letaknya adalah memanjang
b. Diatas panggul teraba massa lunak, irreguler dan tidak
terasa seperti kepala, di curigai adalah bokong. Pada
presentasi bokong murni otot-otot paha terengang di atas
tulang-tulang di bawahnya,memberikan gambaran keras
menyerupai kepala dan menyebabkan keselahan diagnosa.
c. Punggung ada di sebelah kanan dekat garis tengah. Bagian-
bagian kecil ada disebelah kiri. Jauh dari garis tengah dan
belakang.
d. Kepala teraba difundus uteri, mungkin kepala sukar di raba
bila kepala ada di bawah hepar atau iga-iga. kepala lebih
keras dan lebih bulat dari pada bokong dan kadang-kadang
dapat dipantulkan (ballottement). Kalau di fundus uteri
taraba masa yang dapat dipantulkan, harus dicurigai
presentasi bokong.
e. Benjolan kepala tidak ada dan bokong tidak dapat
dipantulkan.
2) Denyut jantung janin
Denyut janin terdengar paling keras pada atau diatas
umbilikus dan pada sisi yang sama dengan punggung pada
RSA (Right Sacrum Anterior) denyut jantung janin terdengar
paling keras di kuadran kanan atau perut ibu. Kadang-kadang
denyut jantung janin terdengar dibawah umbilikus, dalam hal
ini banyak diagnosa yang dibuat dengan palpasi jangan
dirubah oleh sebab itu denyut jantung janin terdengar tidak
ditempat biasa (Walsh, 2007).
3) Pemeriksaaan dalam
a. Bagian terendah teraba tinggi
b. Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan
garis-garis sutura dan fontanella. Hasil pemeriksaan negatif
ini menunjukan adanya mal presentasi.
c. Bagian terendahnya teraba lunak dan inreguler. Anus dan
tuber ishiadicum terletak pada satu garis. Bokong dapat
dikelirukan dengan muka.
d. Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum
tertarik dibawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksan, ia
dapat dikelirukan dengan kepala oleh karena tulang yang
keras.
e. Sacrum ada di kuadran kanan dan panggul dan daimeter
bitrochanteria ada pada diameter obliqua kanan.
f. Kadang-kadang teraba kaki dan harus dibedakan dengan
tangan.
4) Pemeriksaan Sinar – X
Sinar - X berguna baik untuk menegakkan diagnosa maupun
untuk menentukan perkiraan ukuran dan konfigurasi panggul
ibu. Pemeriksaan sinar – X harus dikerjakan pada semua
primigravida dan pada multipara yang mempunyai riwayat
persalinan sukar atau bayi- bayi yang lahirkan sebelum kecil
semua, sinar – X menunjukkan dengan tepat sikap dan posisi
janin, demikian pula kalainan-kelainan seperti hydrochepalus.
5) Ultrasonografi
Pemeriksaan seksama dengan ultrasonografi akan
memastikan letak janin yang tidak normal. Letak sungsang
dikenal pula dengan istilah kelahiran bokong dengan empat
kemungkinan. Kemungkinan pertama, ditemukan bokong
sempurna atau bokong kaki, jika kedua tungkai terlipat
didepan perut. Kedua, bokong murni, kalau kedua tungkai
menekuk lurus kearah depan tubuh hingga bekerja sebaga
badai mengurangi kebebasan gerak lahir. Terakhir, bokong
lutut, satu atau dua lutut menghadap jalan lahit (Wiknjosastro,
2005).
e. Komplikasi hamil letak sungsang
Posisi janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi proses
persalinan. Proses persalinan yang salah jelas menimbulkan
resiko, seperti hipoksia sebagai penyebab tersering kematian bayi
sungsang dan prolaps tali pusat insiden 3,7% pada bayi sungsang,
lebih sering pada primigravida daripada multigravida (6% dan
3%). Lebih umum pada persalinan premature dan presentasi
inkomplet (tipe kaki menumbung presentasi bokong) (Chapman,
2006).
f. Penatalaksanaan
Menurut Chapman (2006), asuhan mandiri yang bersifat
menyeluruh dari langkah – langkah sebelumnya. yaitu :
1) Beri informasi kehamilannya dan dukungan moril
2) Lakukan postural posisi knee chest serta anjurkan untuk
dilaksanakan di rumah.
3) Bila diperlukan kolaborasi dengan dokter dan kapan ibu
harus segera datang ke tempat pelayanan kesehatan.
Menurut Mufdlilah (2009), langkah- langkah knee chest
yaitu ibu dengan posisi menungging (seperti sujud), dimana :
lutut dan dada menempel pada lantai, lutut sejajar dengan
dada, lakukan 3 - 4 x/hari selama 15 menit, lakukan pada
saat sebalum tidur, sesudah tidur, sebelum mandi dan selain
itu juga telah melakukan posisi knee chest secara tidak
langsung pada waktu melaksanakan sholat. Syarat-syarat
knee chest, yaitu:
a) Pada kelamilan 7 - 7,5 bulan masih dapat dicoba
b) Melakukan posisi knee chest 3 - 4 x/hari selama 15
menit.
c) Latihan ini hanya efektif jika usia kehamilan
maksimal 35 – 36 minggu.
d) Situasi yang masing longgar diharapkan dapat
e) Memberikan peluang kepada turun menuju pintu atas
panggul.
f) Dasar pertimbangan kepala lebih berat dari pada
bokong sehingga dengan hukum alam akan mengarah
ke pintu atas panggul
B. Teori Manajemen Kebidanan Menurut Varney
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien. Manajemen
kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, dimulai
dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi,
langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap
sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap
langkah tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi
pasien (Varney, 2007).
2. Proses manejemen kebidanan
a. Langkah pertama : Pengkajian Data
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber daya berkaitan dengan
kondisi klien, bila pasien mengalami komplikasi yang perlu
dikonsultasi kepada dokter dalam manajemen kebidanan.
1) Data subyektif, yaitu data yang didapat dari pertanyaan yang
disampaikan dengan menggunakan standar yaitu diakui
(Varney, 2007)Adapun data subyektif terdiri atas :
a) Identitas ibu
(1) Nama ibu : Dikaji dengan jelas dan lengkap agar
tidak terjadi kekeliruan dalam memberikan asuhan
kebidanan (Matondang, 2003).
(2) Umur ibu : Dikaji untuk mengetahui umur ibu
yang kurang dari 19 tahun, memiliki peluang tinggi
untuk melahirkan bayi prematur atau mengalami
retardasi pertumbuhan dan lebih dari 35 tahun. Biasanya
merupakan akibat kelainan kromosom atau komplikasi
medis akibat penyakit kronis yang lebih sering
terjadi pada wanita yang beranjak tua (Wheeler, 2004).
(3) Agama : Dikaji untuk mengantisipasi kebiasaan
religius yang berkaitan dengan kehamilan. Perasaan
tenang, jenis kelamin, tenaga kesehatan dan beberapa
kasus penggunaan produk rendah (Wheeler, 2004).
(4) Suku Bangsa : Dikaji untuk mengetahui bahasa yang
digunakan pasien sehingga mempermudah dalam
berkomunikasi dengan pasien (Prawirohardjo, 2005).
(5) Pendidikan : Dikaji untuk mempermudahkan tenaga
kesehatan dalam memberikan asuhan sesuai dengan
tingkat pendidikan, memahami klien sebagai individu
dan memberikan gambaran kemampuan baca tulisnya
(Wheeler, 2004).
(6) Pekerjaan : Untuk mengkaji kecukupan ekonomi
pada keluarga klien dan untuk mendeteksi adanya
kemungkinan bayi prematur dan adanya ancaman
bahaya lingkungan kerja yang dapat membahayakan
janin (Wheeler, 2004).
(7) Alamat : Dikaji secara jelas dan lengkap
diperlukan agar bila sewaktu-waktu pasien terjadi
kegawatdaruratan atau perlu tindakan segara dapat
dengan mudah menghubunginya, disamping itu alamat
juga dikaji untuk kepentingan kunjungan rumah
(Matondang, 2003).
b) Alasan datang
Alasan datang wanita tersebut mengunjungi klinik, kantor,
kamar gawat darurat, pusat pelayanan persalinan, rumah
sakit (Varney, 2007). Pada kasus ibu hamil dengan letak
sungsang alasan datang adalah terasa sesak pada abdomen
bagian atas (Manuaba, 2007)
b) Pemeriksaan sistematis
Menurut Wiknjosastro (2005), pemeriksaan sistematik
dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkuasi untuk
mengetahui keadaan umum yang mempengaruhi kesehatan
atau kehamilan dan persalinan ibu meliputi :
(1) Kepala : Perlu dikaji bagaimana
kebersihan rambut, kulit kepala, ada ketombe atau
tidak, ada benjolan atau tidak pada kepala.
(2) Muka : Keadaan muka pucat atau
tidak, adakah kelainan, cloasma gravidarum, adakah
oedema.
(3) Mata : Untuk mengetahui ada
oedema atau tidak, keadaan conjungtiva pucat atau
merah muda, warna sclera putih atau tidak.
(4) Hidung : Perlu dikaji untuk
mengetahui apakah ada pembesaran benjolan pada
hidung yang dapat berpengaruh jalan nafas.
(5) Telinga : Perlu dikaji untuk
mengetahui keadaan telinga apakah terdapat serumen
atau tidak karena bisa berpengaruh pada pendengara.
(6) Mulut : Perlu dikaji apakah ada
stomatitis atau tidak, gigi berlubang atau tidak.
(7) Leher : Dikaji untuk mengetahui
adanya pembesaran kelenjar tyroid yang biasanya
disebabkan karena kekurangan garam beryodium.
(8) Dada : Observasi apakah simetris
atau tidak, adakah teraba benjolan, nyeri atau tidak,
punting susu menonjol atau tidak, pada payudara.
(9) Perut : Perlu dikaji untuk
mengetahui adakah luka bekas operasi ataukah nyeri
tekan yang sekiranya perlu pengawasan khusus saat
persalinan.
(10) Genetalia: Perlu dikaji untuk mengetahui adakah
tanda-tanda penyakit kelamin yang perlu diwaspadai
seperti keputihan, syphilis, herpes.
(11) Anus : Perlu dikaji adakah haemoroid atau tidak.
(12) Ekstermitas : Perlu dikaji apakah ada kelainan atau
tidak, bisa digerakan atau tidak, adakah oedem, varices
atau tidak.
Atas : Simetris, tidak ada oedem dan varises, kuku tidak
pucat dan tidak sianosis
Bawah : Simetris, tidak ada oedem dan varises, kuku
tidak pucat, tidak ada tanda howman, tidak ada nyeri
tekan, reflek patella +/+.
c) Pemeriksaan Khusus Obstetri
Pemeriksaan obstetri dilakukan untuk mengetahui keadaan
kehamilan dan persalinan meliputi :
(1) Abdomen
a) Inspeksi
Suatu proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematis, observasi dilaksanakan dengan
menggunakan indera penglihatan untuk mengetahui
pembesaran perut, bentuk perut, adanaya linea alba /
nigra, ada strie albican/livide, kelainan dan
pergerakan anak (Nursalam, 2002).
b) Palpasi
Adanya massa atau tumor selain kehamilan seperti
mioma uteri atau tumor jalan lahir merupakan
penyabab letak sungsang, sedangakan adanya
jaringan perut atau luka bekas operasi di perut harus
dikaji lebih jauh untuk melaksanakan selanjutnya.
Pemeriksaan palpasi dengan cara leopold pada letak
sungsang menurut Janah ( 2012), adalah :
1) Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus
uteri. Bagian janin yang ada di fundus Secara
khas ditemukan bahwa kepala janin yang keras
dan bulat dengan balloteman sudah menempati
bagian fundus uteri Kehamilan sungsang adalah
dalam rahim, kepala janin berada di fundus dan
bokong di bawah (Susilowati dkk, 2009).
2) Leopold II : untuk menentukan batas samping
uterus dan dapat pula ditentukan letak punggung
janin yang membujur dari atas ke bawah
menghubungkan bokong dengan kepala
Menunjukkan punggung sudah berada satu sisi
dengan abdomen dan bagian-bagian kecil pada
sisi yang lain. Menurut Marmi (2010), punggung
ada di sebelah kanan dekat garis tengah. Bagian-
bagian kecil ada disebelah kiri. Jauh dari garis
tengah dan belakang
3) Leopold III : untuk menentukan bagian terbawah
Bokong janin masih dapat digerakkan di atas
pintu atas panggul selama engagemen belum
jelas terjadi.
4) Leopold IV : Memperlihatkan posisi bokong
yang mapan di bawah simpisis. Menurut Marmi
(2010), pada presentasi bokong murni otot-otot
paha terengang di atas tulang-tulang di
bawahnya, memberikan gambaran keras
menyerupai kepala
5) TBJ (Tafsiran berat janin) dilakukan untuk
mengetahui berat badan janin sementara
(Juliana, 2009)
Rumus TBJ (Tafsiran Berat Janin) = Tinggi
fundus uteri dalam cm – N x 155 N : 13 bila
kepala belum melewati pintu atas panggul N: 12
bila kepala berada di ats spina ichiadika N : 11
bila kepala masih berada di bawah spina
ichiadika (Saifuddin, 2006).
c) Auskultasi
(1) Dilakukan untuk mengetahui bunyi jantung
janin. Dalam keadaan normal 120 – 160 x/menit
dan pada letak sungsang DJJ paling jelas
terdengar yang lebih tinggi dari pusat (Oxorn dan
William, 2010).
(2) Pemeriksaan panggul : kesan panggul, Distansia
spinarum normal 23-26 cm, Distansia kristarum
normal 26-29 cm, Congungata eksterna normal
18-20 cm dan lingkar panggul normal 80 cm
(Wiknjosastro, 2005).
(3) Anogenital
Adakah verices, luka, kemerahan, nyeri, kelenjar
bartholini, atau kelainanya yang lain juga
perineum elastis atau tidak (Nursalam, 2007).
d) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk
menegakkan diagnosa dan untuk menentukan
adakah faktor resiko meliputi : USG untuk
memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan
juga untuk mengidentifikasi setiap kelainan janin,
pada trimester III bagian terendah janin mulai
memasuki PAP sehingga letak dan presentasi janin
tidak berubah lagi (Prawirohardjo, 2005). Pada
kasus kehamilan letak sungsang pemeriksaan
ultrasonografi tampak kepala janin di bagian atas
fundus (Manuaba, 2007).
Data Obyektif :
(1)Pemeriksaan TTV
i. Kesadaran Umum
Menurut Saifuddin (2006), Keadaan umum pada
kehamilan sungsang kesadaran umum adalah
baik
ii. Kesadaran pada ibu hamil sungsang adalah
composmentis (Wiknjosastro, 2005).
iii. Tekanan darah Batas normal antara 90/60
mmHg sampai 130/90 mmHg dan peningkatan
diastolik tidak lebih dari 150 mmHg dari
keadaan pasien normal (Wiknjosastro, 2005).
iv. Nadi : Pada ibu hamil nadi dikatakan
normal 80-84 x/menit. Batas suhu normal adalah
60 - 100x/menit (Wiknjosastro, 2005).
v. Suhu normal adalah 36˚C-37˚C (Wiknjosastro,
2005).
vi. Pernafasan pada ibu hamil batas normal 12-20
x/menit (Prawirohardjo, 2005).
b) Palpasi
Palpasi akan teraba bagian keras, bundar dan melenting
pada fundus uteri yaitu kepala janin. Punggung anak dapat
diraba di salah satu sisi perut dan bagian-bagian kecil-kecil
janin berada pada pihak yang berlawanan. Di atas simpisis,
teraba bagian kurang bundar dan lunak yaitu bokong janin
c) Auskultasi
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi
atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus (Wiknjosastro,
2007).
d) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan USG, pada kasus kehamilan letak sungsang
pemeriksaan ultrasonografi tampak kepala janin di bagian
atas abdomen (Manuaba, 2007).
1) Masalah
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis. (Salmah dkk, 2006). Masalah pada ibu hamil
dengan letak sungsang yaitu merasa cemas atau
khawatir dengan kehamilannya.
2) Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifilasi
dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan
malakukan analisis data. Kebutuhan ibu hamil dengan
letak sungsang yaitu memberikan KIE tentang letak
sungsang (Salmah dkk, 2006).
F. Landasan Hukum
Membatasi kewenangannya terdapat dalam Kepmenkes
369/MENKES/SK 2007 tentang praktek bidan mengenai wewenang
bidan yaitu pasal 14, pasal 15 ayat 2, pasal 16 ayat 1 dan pasal 25
ayat 1:
a) Pasal 14
Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk
memberikan pelayanan kebidanan, pelayanan keluarga
berencanan, pelayanan kesehatan masyarakat.
b) Pasal 15 ayat 2
Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pra nikah, pra hamil,
masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui dan
masa antara (Periode interval)
c) Pasal 16 ayat 1
Pelayanan kebiadanan pada ibu meliputi : Penyuluhan dan
konseling, pemeriksaan fisik, pelayanan pada kehamilan
abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus imminens,
hiperemesis tingkat 1, sungsang, pre eklamsi ringan dan anemia
ringan.
G. Informed Concent
Infomed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
untuk walinya yang berhak terhadap bidan untuk melaksanakan
sesuatu tindakan kebidanan terhadap pasien sesudah memperoleh
informasi lengkap dan yang dipahami mengenai tindakan itu.
Infomed consent merupakan butiran yang paling penting dalam
pencegahan konflik etik yang sangat besar. Walaupun demikian
bukan berarti infomed consent dapat mengatasi permasalahan karena
kita meliahatyang terjadi selanjutnya dari luar dugaan, oleh karena
itu bidan selalu dituntut untuk berbuat untuk berbuat baik untuk
pasienya sesuai kondisi (IBI, 2007)
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. TINJAUAN KASUS
1. Langkah I : Pengkajian Data
a) Data subjektif
Ny A usia 27 tahun datang ke poskesdes ingin memeriksa
kehamilannya, ibu mengatakan ini kehamilan kedua. Ibu mengatakan
pernah keguguran satu kali . tidak ada riwayat persalinan, ibu
mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi, riwayat
menarhe 13 tahun, HPHT 5 mei 2020, TP 12 Februari 2021, ibu
mengatakan terasa sesak di perut bagian atas dan ibu kurang nyaman
karena gerakan bayi yang dikandung sangat aktif. Riwayat penyakit
sekarang, ibu mengatakan pada saat ini tidak sedang menderita penyakit
seperti demam, batuk, pilek. Riwayat penyakit sistematik , ibu
mengatakan tidak memiliki penyakit jantung,asma,diabetes dll. Riwayat
penyakit keturunan, ibu mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan.
Pola makan , ibu mengatakan makan 2 kali sehari porsi sedang menu
nasi 1 piring, sayur, lauk dan pauk dan mium air 8 gelas perhari , ibu
mengatakan tidak ada alergi dan pantangan. Pola eliminasi, ibu
mengatakan BAB 1 kali sehari konsentrasi lunak kekuningan dan BAK
4-6 sehari warna jernih kekuningan. Pola istirahat, ibu mengatakan
tidur malam 6-8 jam dan tidur siang 1 jam. Hubungan seksual, ibu
mengatakan melakukan hubungan 1 kali dalam seminggu dan tidak ada
keluhan. Personal Hygiene, ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok
gigi 2 kali sehari dan ganti baju 2 kali sehari. Ibu mengatakan tidak
pernah mengkonsumsi jamu dan obat obatan, Ibu mengatakan keluarga
sangat mendukung dengan kehamilan ini, riwayat imunisasi TT : TT I :
Saat sekolah dasar, TT II : Saat sebelum menikah, T III : Saat usia
kehamilan 20 minggu.
b) Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional
stabil , Berat Badan 58 kg TB 158 cm , LILA 25 ,TTV, Tekanan darah
120/80 mmHg, N 80x/menit, P 20 x/menit. S 36,7 oC, Pemeriksaan
Fisik Kepala : Simetris, kulit kepala bersih, rambut kuat, Wajah :
Tidak oedema, tidak ada cloasma, Mata : Bersih, sclera merah muda,
konjungtiva putih, Hidung : Tidak ada sekret dan polip, Mulut :
Bentuk simetris, bibir lembab, gigi bersih, gusi tidak ada sariawan,
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tyroid, vena jugularis,
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, Payudara : Bentuk simetris,
puting susu menonjol, colostrum ada, tidak ada benjolan, Abdomen:
Bentuk sesuai usia kehamilan tidak ada bekas operasi, tidak ada strie,
palpasi Leopold Leopold I : TFU 3 jari di bawah Px, bagian atas perut
ibu terababulat, besar, keras, melenting (kepala), Leopold II : Bagian
kiri perut ibu teraba besar memanjang seperti papan (punggung) dan
bagian kanan teraba bagian-bagian kecil janin (ekstermitas) Leopold III
: Bagian bawah perut ibu teraba besar bulat, lunak (bokong), Leopold
IV : Konvergen, TBJ: (TFU-12)x155 ,(32-12)x155= 3.100 gram, DJJ :
140 x/menit, Genetalia luar,Varices : Tidak ada Bekas luka: Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada, Anus Hemoroid : Tidak ada, Ekstrimitas atas
dan bawah Tangan dan kaki Oedem : Tidak ada Varices : Tidak ada
Reflek patela : ( + ) kanan dan kiri Kuku : Bersih, Pemeriksaan
Laboratorium HB : 11 % gr Protein urine : ( - ) Glukosa urine : ( - )
2. Langkah II : Interpretasi Data
Tanggal : 22 Januari 2021 Pukul : 08.15 WIB
a) Diagnosa kebidanan
Ny. A G2POA1 umur 27 tahun, umur kehamilan 37 minggu, janin
tunggal , hidup, intra uteri, letak memanjang, presentasi bokongg,
punggung kiri, bagian terbawah belum masuk PAP.
Data Dasar
Subjektif
1) Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya
2) Ibu mengatakan sesak dan perut bagian atas terasa penuh
3) Ibu mengatakan menstruasi terakhir tanggal 5 mei 2020
4) Ibu mengatakan dilakukan pemeriksaan USG pada tanggal 29
April 2013 dengan hasil umur kehamilan 28 minggu dengan
letak sungsang.
Obyektif
Keadaan Umum : Baik.
Kesadaran : Composmentis.
TTV : TD : 120/80 mmHg N : 80 x/mnt. S : 367 °C
R : 20 x/mnt.
Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat, bagian fundus
teraba bulat, keras melenting (kepala).
Leopold II : Kanan : Teraba bagian – bagian kecil janin
(ekstremitas). Kiri :Teraba tahanan keras
memanjang (punggung).
Leopold III : teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong)
Leopold IV : bagian terbawah belum masuk panggul.
TFU (Mc Donald) : 32 cm.
TBJ : (32-12) x 155 = 3100gram
Auskultasi : Djj punctum maximum : diatas pusat
ibusebelah kiri.
Frekuensi : 140 x/mnt, teratur.
HPL : 12-02-2021
Umur kehamilan : 37 minggu.
b) Masalah
1. Ibu merasa cemas dengan keadaan kehamilan dengan posisi
sungsang.
2. Ibu merasa sesak di perut bagian atas dan kurang nyaman karena
gerakan bayi yang dikandung sangat aktif.
c) Kebutuhan
a) Beri motivasi tentang kecemasan ibu.
b) Informasi tentang posisi knee chest.
DATA PERKEMBANGAN I
(KUNJUNGAN RUMAH)
O : Obyektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis.
3. Vital Sign : TD : 110/70 mmHg S : 368 ° C R : 21 x/menit N :
85 x/menit
4. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat, bagian fundus teraba bulat,keras
melenting (kepala).
Leopold II : Kanan : Teraba bagian – bagian kecil janin (ekstremitas).
Kiri : Teraba tahanan keras memanjang (punggung).
Leopold III : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
Leopold IV : bagian terbawah belum masuk panggul.
5. DJJ : 130 x/menit, teratur.
6. Punctum maximum : sebelah kiri atas umbilikus
A: Assesment
Ny. A G2P0A1 umur 27 tahun, umur kehamilan 38 minggu dengan letak
sungsang.
P : Planning
Tanggal : 28 Januari 2021 Pukul 09.15 WIB
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, bahwa posisi janin yang
dikandungnya dalam keadaan letak sungsang dimana bagian terbawahnya
adalah bokong.
2) Menganjurkan ibu tetap melakukan posisi knee chest (menungging).
3) Memotivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya.
4) Menganjurkan ibu untuk melanjutkan minum obat dari bidan, yaitu Kalk
500 mg 10 tablet 1 x 1 pagi hari, tablet Fe 60 mg/hari 10 tablet 1x1dan
Vit C 1000 mg 1 x 1 pada malam hari sebelum tidur
Evaluasi
DATA PERKEMBANGAN II
(KUNJUNGAN RUMAH)
S: Subyektif
O : Obyektif
A: Assesment
Ny. A G2P0A1 umur 27 tahun, umur kehamilan 39 minggu, dengan riwayat
letak sungsang.
P : Planning
Tanggal 05 Februari 2021 Pukul 09.20WIB
1. Memberi informasi pada ibu bahwa kehamilannya sudah kembali normal
dimana kepala berada dibagian bawah.
2. Memberi informasi pada ibu posisi knee chest sudah berhasil dan tidak
perlu dikerjakan lagi.
Evaluasi
Tanggal 05 Februari 2021 Pukul :09.30 WIB
1. Ibu sudah tahu bahwa kehamilannya sudah kembali normal dimana kepala
sudah berada dibagian bawah.
2. Ibu bersedia mengerjakan posisi knee chest.
3. Ibu bersedia melanjutkan minum obat yang diberikan sesuai petunjuk
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian yang dilakukan tanggal 22 Januari 2021 pukul 08.00 WIB.
Identitas Pasien Nama Ny. A, Umur 27 tahun, Data Subyektif yang
meliputi alasan pada waktu masuk dikarenaka Ibu ingin memeriksakan
kehamilannya Ibu mengatakan terasa sesak di perut bagian atas.. Data
Obyektif didapatkan keadaan umum baik, Kesadaran Composmentis. TTV
tekanan darah 120/80 mmHg N: 80 x/menit, Suhu 367 °C, respirasi 20
x/menit, tinggi badan tidak dilakukan pemeriksaan, Berat badan sebelum
hamil 46 kg, Berat badan sekarang 58 kg. antara kasus dan teori terjadi
kesenjangan pada pemeriksaan tinggi badan.
2. Interpretasi Data pada tanggal : 22 Januari 2021 Pukul :08.05 WIB
diagnosa kebidanan didapatkan Ny. A G2P0A1 umur 27 tahun, umur
kehamilan 37 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak memanjang,
punggung kiri, bagian terbawah belum masuk PAP dengan letak
sungsang. Data Subyektif Ibu mengatakan ini kehamilan keduanya, Ibu
mengatakan sesak dan perut bagian atas terasa penuh, Ibu mengatakan
menstruasi terakhir tanggal 5 Mei 2021. Obyektif keadaan umum baik,
kesadaran composmentis tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit
suhu 36,7° C, respirasi 20 x/mnt. Pada kasus Ny. R mempunyai tanda dan
gejala yang sesuai dengan teori. Jadi pada langkah interpretasi data antara
teori dan praktek asuhan kebidanan tidak ada kesenjangan.
3. Diagnosa Potensial pada kasus tidak terjadi perdarahan, sehingga tidak
terjadi diagnosa potensial.
4. Antisipasi tindakan segera berupa pendidikan kesehatan tentang posisi
knee chest. Jadi langkah keempat ini antara teori dan praktek asuhan
kebidanan tidak ada kesenjangan
5. Perencanaan pada kasus rencana tindakan pada tanggal 22 januari 2021
pukul 08.25 WIB yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, Beri
motivasi ibu agar tidak terlalu cemas dengan kehamilannya, ajarkan ibu
untuk berposisi knee chest (menungging) dan mempraktekan 3 - 4 kali
sehari selama 10 – 15 menit, anjurkan ibu untuk tetap istirahat cukup, beri
KIE tentang gizi ibu hamil. berikan terapi pada ibu berupa tablet Fe, kalk
dan vit C dan anjurkan ibu untuk minum obat dari bidan dan beritahu Ibu
6 hari lagi akan di lakukan kunjungan rumah. Sehingga tidak terjadi
kesenjangan antara teori dengan praktek
6. Pada tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya, baik terhadap
masalah pasien ataupun diagnosis yang ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat
dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya. Pelaksanaan tanggal 22 januari 2021 pukul 08.35 WIB,
telah sesuai dengan perencanaan yang telah di susun. Sehingga tidak
terjadi kesenjangan antara kasus dan teori
7. Evaluasi
Evaluasi tanggal 05 Februari 2021 pukul 18.10 WIB didapatkan Keadaan
umum baik, Kesadaran Composmentis, vital Sign didapatkan Tekanan
darah 120/80 mmHg, Suhu 367 ° C, Respirasi 22 x/menit, Nadi 82
x/menit. Pada pemeriksaan Palpasi Leopold I TFU pertengahan pusat
dengan procesus xyphoideus, bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong). Leopold II Kanan : teraba tahan keras memanjang
(punggung). Kiri : teraba bagian terkecil janin (ektermitas), Leopold III
Teraba bulat, keras, melenting (kepala), masih dapat digoyangkan.
Leopold IV kepala belum masuk pintu atas panggul. Tidak terjadi
kesenjangan antara kasu dengan teori.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan masyarakat terutama ibu hamil mengikuti setiap pengarahan
dan konseling yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan sehingga dapat
melakukan pencegahan terhadap tanda-tanda bahaya pada ibu hamil.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya institusi dapat memberikan teori dan keterampilan yang lebih
kepada mahasiswa agar dapat dengan mudah dan bisa mandiri
memberikan pelayanan dengan baik dan benar, pembuatan studi kasus
yang telah ada tetap dijadikan acuan dan bahan perbandingan untuk
pembuatan studi kasus yang lebih baik.
3. Bagi Lahan Praktek
Penulis mengharapkan agar lahan praktek lebih meningkatkan dan
mempertahankan mutu pelayanan kesehatan yang sudah diprogramkan
khususnya pada masa kehamilan. dari melakukan pengkajian data klien,
mengidentifikasi masalah diagnosa dan kebutuhan, menentukan antisipasi
masalah potensial, memberikan tindakan segera bila dibutuhkan,
menyusun rencana sesuai kebutuhan, melakukan perencanaan yang telah
ditetapkan serta mengevaluasi dan menindaklanjuti bila diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Amellia, SWN. 2019. Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks Maternal & Neonatal.
Yogyakarta: PT PUSTAKA BARU.
Mutmainnah , AU. 2018. Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir.
Janah, N. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : CV. Andi
Marmi. 2011. Buku Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha
Medika Press.
LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa :
NIM :
Pembimbing :