Anda di halaman 1dari 93

PROPOSAL

PENGARUH LULUR REMPAH TERHADAP KESEHATAN KULIT DAN


UNTUK IBU SETELAH MELAHIRKAN

Disusun Oleh:

1. Jihan Rima Andhani (18115014)


2. Nuraeni (18115021)
3. Okta Karmila (18115024)
4. Siti Nurjanah (18115034)

Ketua Tim :

Sutra Melany. S (16113045)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI TANGERANG

Jl. Aria Santika No.40A Bugel, Margasari, Karawaci Kota Tangerang – Banten

Telp : (021)55726558/55725974 Fax : (021)22252518

Website : www.stikesyatsi.ac.id

2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya : Pengaruh Lulur Rempah terhadap Kesehatan Kulit


dan Cocok untuk Ibu Setelah Melahirkan.
2. Identitas
- Ketua Tim : Sutra Melany. S
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Jurusan / Tingkat : DIII Kebidanan / Tingkat 3
- Asal Institusi : STIKes Yatsi Tangerang
- Alamat : Jl. Aria Santika No. 40A Bugel, Margasari, Karawaci
Kota Tangerang – Banten
- Telepon/Email : (021) 55726558/55725974/stikeyatsi@yahoo.com
3. Anggota : 4 orang
4. Waktu Pelaksanaan : Rabu, 2 Desember 2020
5. Jumlah Biaya : Rp. 92.500,-

Penanggung jawab Tanggal


Proses
Nama Jabatan Tanda Tangan
Perumusan Sutra Melany. S Ketua Kelompok

Mengetahui Ningsih Kewirausahaan

Mengetahui Ratna Wulan Staf Inovasi

Lastri Mei W,
Persetujuan Waket 1
S.ST., M.Keb
Dr. Ida Faridah, Ketua STIKes
Penetapan
S.Kp., M.Kes Yatsi
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan Proposal dengan judul “Pengaruh Lulur Rempah terhadap
Kesehatan Kulit dan Cocok untuk Ibu Setelah Melahirkan”.
Proposal ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan proposal ini. Untuk
itu penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan Proposal ini.
Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penyusun dapat memperbaiki Proposal ini. Pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Dr.Ida Faridah, S.Kp., M.Kes, selaku Ketua STIKes Yatsi Tangerang.
2. Ibu Lastri Mei Winarni, S.ST., M.Keb, selaku Waket 1 STIKes Yatsi
Tangerang.
3. Ibu Ela Nurlaela, S.E selaku Waket 2 STIKes Yatsi Tangerang.
4. Ibu Ningsih, S.E selaku Waket 3 STIKes Yatsi Tangerang.
5. Ibu Ratna Wulan, selaku Staf Inovasi STIKes Yatsi Tangerang.
6. Seluruh staf dan jajaran STIKes Yatsi Tangerang.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan proposal ini hingga dapat selesai dengan tepat waktu.
Akhir kata semoga proposal ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Tangerang, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 5
1.2.1 Tujuan Umum 5
1.2.2 Tujuan Khusus 5
1.3. Sasaran 5

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN


2.1 Uraian Teknis Kegiatan 6
2.2 Metode Pelaksanaan 8
2.2.1 Waktu Kegiatan 8
2.2.2 Waktu Kegiatan 8
2.2.3 Metode Pelaksanaan 8
2.3 Komponen Yang Terlibat 8
2.4 Proses Pembuatan 9

BAB III EVALUASI KEGIATAN


3.1 Rincian Biaya 11
3.1.1 Bahan-bahan Yang Diperlukan 11
3.1.2 Peralatan Yang Diperlukan 11
3.2 Hasil Yang Didapat 12
3.3 Kontribusi Kegiatan 12
3.4 Kendala dan Upaya 12

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 13
4.2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

ii
LAMPIRAN
15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan bertambahnya usia, kulit akan mengalami proses
penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagi faktor baik dari dalam maupun
dari luar tubuh. Faktor dari luar tubuh seperti paparan sinar matahari dapat
menyebabkan kulit rusak. Proses perusakan kulit ditnadai dengan munculnya
keriput, sisik, kering dan pecah-pecah. Selain tampak kusam, kulit menjadi
lebih cepat tua (Maysurhara, 2017).
Banyak cara yang dilakukan kaum perempuan untuk memaksimalkan
kecantikan kulitnya. Luluran adalah metode kecantikan untuk merawat tubuh
kita. Lulur merupakan salah satu jenis kosmetika tradisonal yang dapat
digunakan sebagai perawatan kulit tubuh untuk mempertahankan kesehatan,
mencerahkan dan mengangkat sel kulit mati. Dengan luluran, maka sel sel
kulit mati akan terangkat, sehingga kulit akan terlihat mulus dan sehat.
Banyak sekali produk lulur di pasaran. Namun tentu akan lebih baik bila kita
menggunakan lulur yang terbuat dari bahan alami. Rempah-rempah dalam
budaya jawa telah digunakan sejak zaman kerajaan Jawa kuno untuk berbagai
macam kebutuhan, salah satunya untuk merawat dan menjaga kecantikan
kulit para puteri kerajaan. sehingga membuat mereka terlihat selalu anggun
mempesona dengan kecantikan alami.
Indonesia dikenal sebagai penghasil kekayaan alam yang tinggi. Hasil
kekayaan alam tersebut berupa buah, bunga, repah-rempah, akar dan
dedaunan yang dapat diolah menjadi kosmetika tradisional yang dapat
mempercantik dan menyehatkan kulit. Rempah-rempah adalah bagian
tanaman yang berasal dari bagian batang, daun, kulit kayu, umbi, rimpang
(rhizome), akar, biji, bunga atau bagian-bagian tubuh tumbuhan lainnya.
Bagian-bagian tubuh tanaman tersebut mengandung senyawa fitokimia yang
dihasilkan tanaman sebagai bagian dari proses metabolism tanaman. Sampai
saat ini diperkirakan terdapat 400-500 rempah-rempah di dunia dengan Asia

1
Tenggara sebagai pusat rempah-rempah dunia. Di Asia Tenggara terdapat
setidaknya 275 spesies rempah.
Masyarakat semakin tertarik untuk menggunakan bahan alami karena
dipercaya lebih aman serta tidak menimbulkan efek samping bagi
pemakainya.Bahan-bahan alami memiliki banyak keunggulan dibandingkan
dengan bahan kimia. Selain lebih aman dan mudah diserap tubuh juga dapat
mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia pada kulit. Bahan dasar
pembuatan lulur yang biasa digunakan pada kosmetik tradisional adalah
tepung beras, kunyit putih, dan bangle, kencur, Jahe, temulawak Menurut
Christina (2011).
Tepung beras (SUNTING) dapat meningkatkan produksi kolagen yang
berfungsi untuk meningkatkan elastisitas kulit. Kandungan yang terdapat
pada tepung beras adalah gamma oryzanol. Kandungan senyawa ini mampu
memperbaharui pembentukan pigmen melanin, sebagai anti oksidan dan juga
efektif menangkal sinar ultraviolet. Berdasarkan uji laboratorium BPKI
gamma oryzanol yang terkandung dalam tepung beras sebanyak 0,14%.
Selama ini masyarakat mengetahui kunyit putih hanya sebagai obat
tradisional, ternyata kunyit putih juga dapat dimanfaatkan sebagai kosmetika
tradisional. Kunyit putih adalah salah satu spesies dari family zingiberaceae
yang telah dikomersilkan penggunaan rhizomanya sebagai tanaman obat dan
rempah. Kunyit putih (Curcuma zedoaria) selain mudah ditemui, harga yang
tidak terlalu mahal, ternyata memiliki manfaat untuk perawatan kecantikan
tubuh. Kunyit putih mengandung zat antioksidan yang berfungsi untuk
mencegah penuaan dini, membantu melembabkan kulit, membersihkan kulit
dan mencerahkan kulit. Kunyit putih juga mengandung zat anti inflamasi dan
antiseptik sehingga dapat mengatasi pigmeentasi akibat terkena paparan sinar
matahari karena dapat mendinginkan kulit. Selain itu keunggulan kunyit putih
juga dapat menghilangkan bekas luka pada kulit,dapat meminimalisir
strechmark dan selulit.
Secara ilmiah rimpang bangle (Zingiber purpureum Roxb) telah terbukti
memiliki aktivitas sebagai antibakteri, laksatif, antioksidan, dan mampu

2
menghambat lipase pankreas. Banyaknya khasiat yang dimiliki oleh rimpang
bangle  maka diduga terdapat bermacam-macam konstituen kimia yang
terkandung di dalam rimpang bangle (Padmasari, 2016). Bahan lulur
tradisional dapat diperkaya dengan bahan tambahan yang mengandung
senyawa fungsional dan memiliki manfaat sebagai anti oksidan yang tinggi.
Ada banyak bahan yang dapat dijadikan bahan lulur, seperti temulawak, jahe
putih dan kencur. Jahe (Zingiber officinale L.) mempunyai kegunaan yang
cukup beragam, antara lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma
ataupun sebagai obat (Bartley dan Jacob, 2018). Secara umum, jahe
mengandung pati, minyak atsiri, serat, sejumlah kecil protein, vitamin,
mineral dan enzim proteolik yang disebut zingibain yang berfungsi sebagai
antioksidan bagi kulit (Denyer et al.2017). Temulawak (curcuma
zanthorrhiza) dapat digunakan untuk kecantikan kulit dan dapat digunakan
sebagai bahan baku lulur karena khasiat dari atsiri yang dapat mengangkat sel
kulit mati, mencerahkan kulit, sehingga terlihat bersih dan awet muda (Anief,
2018). Akar kencur (kaemferia galanga linn) mengandung sineol, alkaloida,
kamfer dan beberapa zat lain yan berguna untuk meredakan pembengkakan
kekakuan otot, serta untuk merangsang pembentukan keringat.
Kencur (kaemferia galanga linn) Akar kencur mengandung sineol,
alkaloida, kamfer dan beberapa zat lain. Kencur banyak dipakai dalam jamu,
karena berkhasiat utuk meredakan pembengkakandan kekakuan otot,
menghilangkan rasa kembung perut sertauntuk merangsang pembentukan
keringat.
Jahe (ginger) Jahe mengandung antioksidan sebesar 21.571 mmol / 100
gr, yang dapat berfungsi sebagai antioksidan bagi kulit. Selain dapat
menghangatkan tubuh, jahe memiliki berbagai khasiat yang sangat baik untuk
kulit. Beberapa fungsi positif yang dapat diperoleh dari jahe diataranya dapat
menghilangkan kasar-kasar pada kaki, dapat mengatasi kelelahan otot,
menenangkan, menghangatkan dan menyegarkan tubuh, menghaluskan kulit
kering, membantu proses pengeluaran racun dan membantu pelepasan sel-sel
kulit mati.

3
Temulawak (Curcuma zanthorrhiza) Temulawak adalah salah satu jenis
tanaman dari famili Zingiberaceae atau Temu-temuan. Tanaman temulawak
dimanfaatkan bagian rimpangnya, Khasiat dari lulur temulawak diantaranya
adalah mengatasi kulit yang bersisik sehingga kulit menjadi lembab,
mengangkat sel-sel kulit mati, Mencerahkan kulit, Melembutkan kulit,
Melembabkan kulit, sehingga terlihat bersih dan awet muda serta kulit
tampak lebih segar dan lembut.
Usaha pembuatan produk lulur dari rempah merupakan sebuah peluang
usaha yang menjanjikan, mengingat konsumen terutama para perempuan
yang menginginkan kecantikan melalui kulit yang mulus, sehat dan indah.
Faktor yang juga mendukung terciptanya produk lulur ini adalah memberikan
alternatif kulit sehat dan alami, sementara banyak produk obat-obat
perawatan kulit yang mengandung bahan kimia berbahaya yang beredar di
pasaran dengan harga mahal dan cenderung menimbulkan efek samping pada
jangka panjang. Menurut Tilaar (2017), semakin tingginya biaya perawatan
kulit dan banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan
perawatan kulit berbahan kimia, sudah saatnya masyarakat sekarang lebih
mengenal dan memanfaatkan lagi tanaman berkhasiat sebagai lulur yang tidak
mempunyai efek samping yang cukup mengkawatirkan bagi pemakainya.
Selain itu, didasari dari kenyataan bahwa tingkat kebutuhan masyarakat
terhadap permintaan lulur semakin besar, tetapi taraf kehidupan masyarakat
masih banyak yang kemampuannya pas-pasan, maka dari itu, perawatan kulit
dengan bahan alam yang ekonomis merupakan solusi yang baik untuk
menanggulangi masalah tersebut. Oleh karena itulah, perlu dilakukan strategi
pengembangan tanaman berkhasiat sebagai bahan baku lulur agar dapat
bersaing dengan produk perawatan kulit berbahan kimia yang ada dan dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat akan khasiat dan manfaat dari
tanaman herbal tersebut sehingga penggunaan tanaman berkhasiat obat
sebagai obat pun meningkat.

4
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan informasi bahwa rempah - rempah memiliki banyak manfaat
dan menciptakan inovasi baru dari rempah – rempah dengan berupa lulur
peparem.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa menguasai cara pembuatan lulur tradisional berbahan baku
rempah-rempah.
2. Mahasiswa dapat menganalisis usaha ini, apakah layak untuk
dilanjutkan atau tidak.
3. Mahasiswa dapat melakukan pemasaran yang cocok untuk produk lulur
peparem.

1.3 Sasaran
Dengan melakukan promosi pada masyarakat di wilayah Bugel,
diharapkan masyarakat dapat mengetahui manfaat dari lulur peparem. Dengan
menggunakannya dalam waktu 3 kali dalam seminggu diharapkan dapat
menyehatkan kulit.
Banyak cara yang dilakukan kaum perempuan untuk memaksimalkan
kecantikan kulitnya. Luluran adalah metode kecantikan untuk merawat tubuh
kita. Lulur merupakan salah satu jenis kosmetika tradisonal yang dapat
digunakan sebagai perawatan kulit tubuh untuk mempertahankan kesehatan,
mencerahkan dan mengangkat sel kulit mati. Dengan luluran, maka sel sel
kulit mati akan terangkat, sehingga kulit akan terlihat mulus dan sehat.
Banyak sekali produk lulur di pasaran. Namun tentu akan lebih baik bila kita
menggunakan lulur yang terbuat dari bahan alami. Rempah-rempah dalam
budaya jawa telah digunakan sejak zaman kerajaan Jawa kuno untuk berbagai
macam kebutuhan, salah satunya untuk merawat dan menjaga kecantikan
kulit para puteri kerajaan. sehingga membuat mereka terlihat selalu anggun
mempesona dengan kecantikan alami (Maysurhara, 2017).

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Uraian Teknis Kegiatan


1. Daya Saing
Usaha ini tidak terlepas dari pesaingan. Banyak kemungkinan muncul
usaha yang sejenis di waktu mendatang. Namun dengan adanya pesaingan
ini membuat kami harus lebuh mengembangkan kreativitas dan inonasi agar
masyarakat tetap menyukai produk ini.
a. Mutu
1) Komposisi bahan yang sangat aman bagi kesehatan karena
menggunakan rempah alami.
2) Peparem Lulur tidak memiliki kandungan pengawet dan bahan
berbahaya, sehingga aman untuk kulit.
3) Peparem Lulur aman digunakan disemua kalangan, baik kalang tua
maupun muda, baik balita, anak-anak dan orang dewasa.
4) Memiliki harga yang terjangkau.
b. Harga Jual
Setiap satu pcs ini di jual dengan harga Rp. 8000,-
c. Bentuk
Lulur ini berbentuk bubuk.
d. Kemasan
Dikemas dengan menggunakan plastik clip dengan berat 25 gram.
2. Potensi Pasar
a. Target
1) Target konsumen
Target pemasaran adalah seluruh masyarakat, baik dari kalangan
orang tua, anak muda khususnya untuk ibu pasca bersalin karna
mampu mengurangi rasa nyeri pegal setelah melahirkan
2) Kondisi para pesaing

6
Usaha ini tidak terlepas dari pesaingan. Banyak kemungkinan
muncul usaha yang sejenis di waktu mendatang. Namun dengan
adanya pesaingan ini membuat kami harus lebuh mengembangkan
kreativitas dan inonasi agar masyarakat tetap menyukai produk ini.
3) Potensi Pasar
Saat ini masih sedikit pengusaha yang harus mengembangkan
usaha ini masih besar
b. Strategi pasar
Cara atau strategi pemasaran usaha ini adalah dengan
meningkatkan pelayanan dan mengembangkan kreativitas sehingga akan
memperluas daerah pemasaran dan memberikan kepuasan pada
konsumen.
a. Strategi promosi
1) Memperkenalkan langsung pada masyarakat
2) Pemasangan iklan di tempat usaha, media yang dapat di ketahui
oleh masyarakat
3) Membuat emoji
b. Menetapkan harga jual
Setiap satu pcs ini di jual dengan harga Rp. 8000,-
c. Syistem penjualan
System penjualan yang digunakan yaitu dengan menjual
langsung turun ke masyarakat.
3. Dampak sosial ekonomi kegiatan
Dampaknya adalah minimnya modal usaha dan pendapatan, sulit
mendapat pasar. Banyak pula ancaman yang datang, yaitu tak lain mengenai
pesaing-pesaing yang kuat dan sejenis mengenai produk-produk nya. Jika
kita tidak menjaga dan kurangnya kreatifitas maka kita akan kalah dan
digeser posisinya oleh pesaing.

7
4. Rencana Pengembanagan
Mengembangkan kreativitas dan inonasi agar masyarakat tetap
menyukai produk ini dengan cara membuat berbagai varian lulur lain yang
lebih banyak khasiatnya dan menarik minat pelanggan.

2.2 Metode Pelaksanaan


2.2.1 Kegiatan akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Senin, 7 Desember 2020
Waktu : 10.00 – selesai
Tempat : Ds. Sepatan

2.2.2 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan
1. Menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan lulur rempah.
2. Melakukan pembuatan lulur rempah.
3. Menyampaikan manfaat dari lulur rempah.
4. Mengaplikasikan lulur rempah.
5. Mengevaluasi setelah menggunakan lulur rempah.

2.2.3 Metode Pelaksanaan


Pengolahan lulur rempah dan pengaplikasian lulur rempah.

2.3 Komponen yang Terlibat


a. Ketua : Sutra Melany. S
b. Tim Proposal : Sutra Melany, Siti Nurjanah, Okta Karmila
c. Tim Produksi : Nuraeni, Sutra Melany, Siti Nurjanah, Okta Karmila,
Jihan Rima
d. Tim Desain : Jihan Rima, Siti Nurjanah
e. Tim Promosi : Ketua dan seluruh anggota

2.4 Proses Pembuatan


Proses pembuatan lulur peparem sebanyak 30 pcs

8
1. Siapkan beras sebanyak 250 gram dan cuci hingga bersih dengan air
mengalir

2. Rendam beras selama 24 jam

3. Tiriskan beras dan lakukan penjemuran Lakukan pengeringan dengan cara


di jemur dengan menambahkan daun pandan dan kenanga agar tidak bau
jemur hingga benar-benar kering dan selanjutnya disangrai dengan api
sedang selama ± 15 menit.

4. Kemudian dilakukan pengilingan atau penumbukan Saring tepung beras.


Dan siap digunakan.

Proses pengolahan kunyit putih sebanyak 250 gram, temulawak


250 gram, jahe putih 250 gram, bangle 250 gram, dan kencur 250 gram.

9
1. Bersihkan kunyit putih, temulawak, jahe putih, bangle, dan kencur dari
kotoran yang menempel pada kulitnya.

2. Setelah semua nya bersih, lanjutkan pengirisan rempah secara tipis–


tipis lalu jemur dibawah sinar matahari sampai kering dengan
sempurna.

s
3. Setelah kunyit putih, jahe putih, bangle, temulawak, dan kencur sudah
kering lanjutkan dengan disangrai ± 20 menit dan blender semua
rempah dengan terpisah sampai menjadi butiran bubuk halus.

4. Campurkan bubuk rempah tadi kedalam kemasan dengan berat 25


gram/pcs

BAB III
EVALUASI KEGIATAN

10
3.1 Rincian Biaya
3.1.1 Bahan – bahan yang diperlukan

Bahan – bahan produk

Harga Total
No Nama Barang Volume
Satuan Harga

1. Jahe Putih 250 Gram Rp. 10.000 Rp. 10.000

2. Kunyit Putih 250 Gram Rp. 7.000 Rp. 7.000

3. Beras 500 Gram Rp. 7.000 Rp. 7.000

4. Temulawak 250 Gram Rp. 5.000 Rp. 5.000

5. Kencur 250 Gram Rp. 25.000 Rp. 25.000

6. Bangle 250 Gram Rp. 10.000 Rp. 10.000

Total Rp. 64.000

3.1.2 Peralatan yang diperlukan

Alat – alat

No Nama Barang Volume Harga satuan Total Harga

1. Baskom 2 buah - -

2. Nampan 6 buah - -

3. Pisau 2 buah - -

4. Blender 1 buah - -

5. Print Proposal 2 rangkap Rp. 5000,- Rp. 10.000,-

6. Jilid 2 buah Rp. 3000,- Rp. 6.000,-

7. Label Produk 50 buah Rp. 250,- Rp. 12.500,-

11
Total Rp. 28.500,-

3.2 Hasil yang dicapai


Setelah dilakukan promosi pada warga Bugel dengan rutin
menggunakan lulur rempah 3 kali dalam seminggu, warga terlihat antusias
dengan adanya promosi dan inovasi produk baru yaitu lulur peparem dan
untuk menyehatkan kulit sekaligus cocok bagi ibu setelah melahirkan yang
mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yatsi lakukan. Dengan kegiatan
ini warga Bugel diharapkan dapat menggunakan lulur peparem secara rutin
dan dapat berbagi informasi terkait manfaat dari rempah – rempah khususnya
produk yang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yatsi berikan yaitu
lulur peparem.

3.3 Kontribusi Kegiatan


Saat dilakukan promosi pada warga Bugel oleh mahasiswa STIKes
Yatsi, masyarakat sangat antusias dalam mengikuti promosi dan masyarakat
ingin mencoba produk yang kami tawarkan, karena warga merasa produk
yang mahasiswa buat sangat berpengaruh terhadap kesehatan kulit dan cocok
juga bagi ibu setelah melahirkan.

3.4 Kendala dan Upaya


Dari promosi yang dilakukan tidak semua warga Bugel dapat
mempercayai manfaat dari lulur rempah dan kami sedikit kesulitan pada
proses penjemuran yang dilakukan karena musim saat ini yang tidak menentu.
Tetapi kami berusaha dengan semaksimal mungkin agar proses pengolahan
tetap bisa dilakukan.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan Kegiatan


Lulur rempah Peparem adalah ekstrak bahan alami dari tanaman yang
dibuat dalam bentuk bubuk yang digunakan untuk kecantikan dioleskan dan
digosok perlahan-lahan keseluruh tubuh. Bahan-bahan yang akan digunakan
dalam proses pembuatan lulur peparem, yaitu: sunting, zingiber cassumunar,
kaemfaria galanga linn, ginger, curcuma domesticaerhizomza, curcuma
zanthorrhiza.
Manfaat yang bisa diperoleh dari lulur formulasi penulis ini yaitu
menyehatkan, menghaluskan, menyegarkan dan melembutkan kulit serta
menghilangkan bau badan serta membantu mengangkat kotoran dan sel-sel
kulit mati, sehingga kulit terlihat bersih dan halus, dan mempercepat
pemulihan tulang bagi ibu setelah melahirkan.

4.2 Saran
Setelah dilakukan promosi oleh mahasiswa STIKes Yatsi kepada warga
Pisangan Jaya, masyarakat diharapkan dapat mengkonsumsi lulur peparem
secara rutin karena bermanfaat untuk menyehatkan kulit dan cocok bagi ibu
setelah melahirkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Ridwan Aceng dan Nurmalina, Rina.2012.MerawatKulit dan Wajah.


Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Jumarani, Louis. 2008. The Essence of Indonesia SPA. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama

Kustanti, Herni. 2008. Tata Kecantikan Kulit SMK Jilid I. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional

Majid, Emma. 2011. Kecantikan, Kosmetika, dan Estetika. Jakarta,PT


Gramedia Widiasarana Indonesia

Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Edisi kesatu, Amsterdam: Elsevier


Science B. V. Hal.13, 19-21.

Saefudin, Fauzia Syarif dan Chairul. 2014. “Antioxidant potential and


proliferative activity of curcuma zedoaria Rosc.Extract on Hella Cells”.
Bogor : Bidang pusat penelitian.

Soekarto, Suwarno T. 1985. Penilaian Organoleptik. Jakarta: Bharata Karya


Aksara

Tranggono, Retno. I. , Latifat,Fatma. 2007. Buku Pegangan Ilmu pengetahuan


Kosmetik. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Christina, Andika. 2011. Khasiat Beras Untuk Memutihkan Kulit.


:http://female.kompas.com/read2011/10/10/100540/khasiat.beras.untuk.mem
utihkan.kulit

14
1) Dokumentasi Foto

15
16
17
18
19
20
2) Label

21
1
3) Papan Informasi
Modal Awal
Modal awal Rp. 190.500

Pendapatan penjualan

Tanggal Jumlah Harga perunit Penerimaan per


Produksi (Rp) minggu (Rp)

26-12-2020 5 8.000 40.000

2-01-2021 7 8.000 56.000

9-01-2021 13 8.000 124.000

16-01-2021 8 8.000 64.000

23-01-2021 12 8.000 96.000

30-01-2021 5 8.000 40.000

6-02-2021 9 8.000 72.000

13-02-2021 6 8.000 48.000

20-02-2021 10 8.000 80.000

27-02-2021 15 8.000 120.000

Total 740.000

Pendapatan (laba) keseluruhan

Pendapatan laba keseluruhan


= total revenue – total cost
= 740.000 – 190.500
= Rp. 549. 500

4) Survey

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
5) Emoji

12
PENGARUH PROPORSI TEPUNG BERAS DAN KENCUR, BANGLAI, KUNYIT, TEMULAWAK JAHE
TERHADAP KESEHATAN KULIT, KHUSUSNYA BAGI IBU PASCA PERSALINAN

Wulan Septa Erlinawati

Mahasiswa S1 Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya


wulansepta1994@gmail.com

Sri Dwiyanti, S.Pd., M.PSDM

Dosen Pembimbing, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
sridwiyanti@unesa.ac.id

Abstrak

tepung beras dan kencur, banglai, kunyit, temulawak jahe dapat di manfaatkan sebagai bahan dasar dan bahan
aktif lulur tradisional karena tepung beras dan kencur, banglai, kunyit, temulawak jahe mengandung zat antioksidan yang
sangat tinggi berfungsi untuk mencerahkan, melembabkan kulit dan dapat memudarkan bekas luka pada kulit. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proporsi tepung beras dan kencur, banglai, kunyit, temulawak jahe
terhadap, Pengumpulan data dengan metode observasi yang dilakukan oleh 30 panelis. Data dianalisis dengan
menggunakan anova tunggal dan dilanjutkan dengan uji Duncan menggunakan program spss versi 16. Hasil penelitian
ini adalah terdapat pengaruh proporsi tepung beras dan kencur, banglai, kunyit, temulawak jahe terhadap hasil lulur
bubuk tradisional. Proporsi X2(2:3) menghasilkan aroma, warna, tekstur, daya lekat paling baik dibandingkan proporsi
lainnya, yaitu beraroma khas kunyit putih, berwarna krem, tekstur kasar dan lekat. Proporsi X2 (2:3) paling disukai
panelis dibandingkan dengan proporsi lainnya
Kata Kunci : Rempah Tradisional, tepung beras dan kencur, banglai, kunyit, temulawak jahe.

Abstract
rice flour and kencur, banglai, turmeric, ginger curcuma can be used as basic ingredients and active ingredients for
traditional scrubs because rice flour and kencur, banglai, turmeric, ginger ginger contain very high antioxidant
substances that function to brighten, moisturize the skin and can fade scars. sores on the skin. The purpose of this study
was to determine the effect of the proportion of rice flour and kencur, banglai, turmeric, ginger ginger on. Collecting data
by observation methods carried out by 30 panelists. The data were analyzed using a single ANOVA and followed by
Duncan's test using the SPSS version 16. The results of this study were that there was an effect of the proportion of rice
flour and kencur, banglai, turmeric, ginger curcuma on the results of traditional powder scrubs. The proportion of X2 (2:
3) produces the best aroma, color, texture, and stickiness compared to other proportions, which is the distinctive aroma of
white turmeric, cream in color, coarse and sticky texture. Panelists preferred X2 (2: 3) proportion compared to other
proportions
Keywords: Traditional spices, rice flour and kencur, banglai, turmeric, ginger ginger.

PENDAHULUAN bahan kimia. Selain lebih aman dan mudah diserap


tubuh juga dapat mengurangi penggunaan bahan-bahan
Indonesia dikenal sebagai penghasil kekayaan
kimia pada kulit.
alam yang tinggi. Hasil kekayaan alam tersebut berupa
Merawat kulit secara teratur merupakan langkah
buah, bunga, repah-rempah, akar dan dedaunan yang
awal untuk menambah dan menjaga kecantikan kulit
dapat diolah menjadi kosmetika tradisional yang dapat
secara alami. Salah satu cara untuk merawat kulit
mempercantik dan menyehatkan kulit. Minat
secara alami yaitu menggunakan bahan tradisonal
masyarakat semakin besar untuk kembali
merupakan salah satu sediaan kosmetik yang berbahan
menggunakan bahan alami. Masyarakat semakin
dasar alami segar atau bahan yang sudah dikeringkan
tertarik untuk menggunakan bahan alami karena dari tanaman dan buah.
dipercaya lebih aman serta tidak menimbulkan efek
samping bagi pemakainya.Bahan-bahan alami
memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan

15
Bahan dasar dasar yang biasa digunakan pada pasca melahirkan tidak hanya terjadi di daerah
kosmetik tradisional adalah tepung beras. Menurut Waymuli. Royyani et al. (2018), mengungkapkan
Christina (2011) tepung beras dapat meningkatkan bahwa masyarakat Enggano menggunakan C.
xanthorrizha Ramuan setelah melahirkan, sedangkan
produksi kolagen yang berfungsi untuk meningkatkan
K. galanga L. & C. longa digunakan setelah nifas (40
elastisitas kulit. Kandungan yang terdapat pada tepung hari setelah proses persalinan).
beras adalah gamma oryzanol. Kandungan senyawa ini
Sidhu et al. (1998) mengamati penutupan luka yang
mampu memperbaharui pembentukan pigmen melanin,
lebih cepat pada luka tinju pada hewan yang diobati
sebagai anti oksidan dan juga efektif menangkal sinar dengan curcumin dibandingkan dengan kontrol yang
ultraviolet. Berdasarkan uji laboratorium BPKI gamma tidak diobati. Pemberian kunyit pada luka
oryzanol yang terkandung dalam tepung beras sebanyak menunjukkan pembentukan jaringan epitel kembali
0,14%. dari epidermis dan peningkatan migrasi berbagai sel
Menurut Emma Madjid (2011) Beras (Oriza termasuk fibroblast dan makrofag di dasar luka.
sativa) memiliki kandungan yang kaya akan protein, Perawatan curcumin menghasilkan ekspresi yang
ditingkatkan TGF-β1 dan TGF-β tIIrc pada luka
vitamin, mineral, dan air. Pati yang terkandung dalam
penyembuhan normal dan terganggu. Prasad et al.
beras tersusun dari dua pola karbohidrat yaitu amilosa (2017), mengungkapkan bahwa makrofag di dasar
(pati dengan struktur belum bercabang) dan luka menunjukkan peningkatan ekspresi TGF-
amilopektin (pati dengan struktur bercabang dan β1mRNA pada luka yang diobati dengan kurkumin.
cenderung bersifat lengket). kencur (Kaempferia galanga L.). Kencur berasal dari
Bahan tradisional dapat diperkaya dengan bahan keluarga Zingiberaceae. Kencur memiliki nama
tambahan yang mengandung senyawa fungsional dan daerah yang beragam seperti cikur (Sunda), ceuko
memiliki manfaat sebagai anti oksidan yang tinggi. Ada (Aceh), kencor (Madura), cekuh (Bali), sukung
banyak bahan yang dapat dijadikan bahan lulur, salah (Minahasa), asauli (Ambon), cekir (sumba) (Raina,
2011, p. 196). Raina (2011, p. 197), membenarkan
satunya adalah tepung beras dan kencur, banglai, kunyit,
jika kencur dapat menghilangkan rasa lelah,
temulawak jahe Selama ini masyarakat mengetahui menghilangkan darah kotor, dan keselo. Gejala-gejala
kunyit putih hanya sebagai obat tradisional, ternyata itu identik dengan yang dialami oleh ibu-ibu pasca
kunyit putih juga dapat dimanfaatkan sebagai persalinan. Studi menunjukkan bahwa K. galanga
kosmetika tradisional. secara signifikan mempercepat penyembuhan luka
dengan berat kering rata-rata jaringan granulasi pada
Kunyit adalah tanaman yang dapat tumbuh hingga kelompok kontrol adalah 42,12 mg yang secara
tinggi 1m, rimpang dengan banyak cabang, orange atau signifikan meningkat menjadi 49,75, 64,00 dan 61,87
kuning cerah, silindris, aromatik, akar berbonggol di mg (Shanbhag et al., 2006)
ujung (Delin & Larsen, 2000). Kunyit memiliki nama
sebutan yang berbeda-beda di Indonesia: Kunir, Kunir Bangle sangat mirip dengan lengkuas dan jahe
Bentis, Temu Kuning (Jawa), Kunyir, Koneng, Koneng sehingga berbagai penelitian mengkategorikannya ke
Temen (Sunda) (Lim, 2016, p. 242). Kunyit berasal dari dalam keluarga yang sama. Zingiber cassumunar
asia selatan. Kunyit dapat manfaatkan dari berbagai Roxb. atau nama latin bangle, termasuk dalam famili
aspek, yaitu Rimpang Utuh Kering, Kunyit Tanah, Zingiberaceae. Tanaman ini berasal dari Asia tropik
Minyak Kunyit, Kunyit oleoresin, dan Kurkumin (Li et dan banyak ditemukan di India, Asia tenggara, dan
al., 2011). Indocina. Di Indonesia, bangle tersebar di daerah
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Nusa
Ekstrak rimpang kunyit dapat dimanfaatkan sebagai Tenggara.
antiseptik pada luka karena kunyit diduga mengandung
senyawa Curcumin (Ningtyas, 2017). Pengujian yang bangle mengandung senyawa kimia berupa minyak
dilakukan Hayakawa et al. (2011), melaporkan bahwa atsiri sebesar 1,8 persen. Tanaman rempah ini
cabang utama pada rimpang kunyit mengandung 3059.1 berbahan kering dan mengandung komposisi seperti
mg/100g. Kandungan Curcumin di Indonesia jauh lebih sabinen, seskuifeladren, sineol, asam organik, dan
baik daripada di Jepang dan selisih sedikit dengan albuminoid serta kurkuminoid (Hanani, 2000;
negara Vietnam. Depkes, 1989; Syamsuhidayat dan Hutapea,
1991).Senyawa lain yang terkandung di dalam
Mishra et al. (2018, p. 156), kurkumin pada kunyit rimpang bangle adalah saponin, flavonoid, minyak
memiliki tiga peran utama, yaitu antiinflamasi, atsiri, alkaloid, tanin, glikosida, quinon, steroid, dan
penghambat TNF (Tumour Necrosis Factor), dan triterpenoid (Padmasari et al., 2013; Buldani et al.,
antiproliferasi. Lim (2016, p. 332), dalam bukunya yang 2017).
berjudul “Edible Medicinal and Non-Medicinal Plants”
mengungkapkan banyak negara yang terletak di Asia khasiat untuk mengobati penyakit kulit seperti luka,
Selatan memanfaatkan kunyit sebagai obat penghilang ruam, dan menghaluskan kulit
keseleo dan memar pada kulit. Bos et al. (2007), ekstrak Kita semua tahu bahwa temulawak memiliki
kunyit dapat mengeringkan luka karena bersifat anti- segudang manfaat untuk tubuh. Selain bisa
inflamasi. Penggunaan kunyit dan kencur sebagai obat menambah stamina dan daya tahan tubuh, tanaman
16
asli Indonesia yang memiliki nama latin Curcuma dengan perbandingan :
xanthorrhiza ini ternyata juga memiliki manfaat untuk
1) 3g : 2g (tepung beras dan kencur, banglai,
kecantikan.
kunyit, temulawak jahe )
Melansir Healthline, tanaman yang mirip kunyit ini
memiliki kandungan utama kurkumin yang merupakan 2) 2g : 3g (tepung beras dan kencur, banglai,
salah satu jenis polifenol. Selain itu, temulawak juga kunyit, temulawak jahe )
memiliki kandungan minyak atsiri, pati, protein, lemak, 3) 1g : 4g (tepung beras dan kencur, banglai,
selulosa, dan mineral. Berkat semua kandungan
kunyit, temulawak jahe )
senyawa itu, temulawak bisa diambil manfaatnya untuk
kesehatan dan juga kecantikan.
Manfaatnya yaitu untuk mengatasi jerawat,
Prosedur Penelitian
mencerahkan kulit, menyamarkan noda hitam,
mengecilkan pori pori, dan mencegah penuaan dini Proses penelitian ini memiliki prosedur
pelaksanaan yang digunakan sebagai acuan untuk
Jahe mengandung vitamin B6, vitamin E, magnesium,
mengambil data penelitian. Prosedur pelaksanaan
zat besi, kalium, mangan, serta selenium. Jahe
mengandung antioksidan sebesar 21.571 mmol / 100 gr, pembuatan lulur tradisional dalam penelitian ini
yang dapat berfungsi sebagai antioksidan bagi kulit. adalah:
Selain dapat menghangatkan tubuh, jahe memiliki 1. Persiapan
berbagai khasiat yang sangat baik untuk kulit. Beberapa Sebelum dilakukan pembuatan masker tradisional
fungsi positif yang dapat diperoleh dari jahe diataranya diawali dengan melakukan persiapan. Hal-hal
dapat menghilangkan kasar-kasar pada kaki, dapat yang perlu dipersiapkan meliputi :
mengatasi kelelahan otot, menenangkan,
menghangatkan dan menyegarkan tubuh, menghaluskan a. Persiapan alat
kulit kering, membantu proses pengeluaran racun dan Persiapan yang harus digunakan pada
membantu pelepasan sel-sel kulit mati. pembuatan lulur harus dalam keadaan
bersih, baik dan tidak rusak. Peralatan
disterilkan terlebih dahulu dengan alkohol.
METODE
b. Persiapan Bahan
Jenis Penelitian Bahan-bahan yang akan digunakan
ditimbang terlebih dahulu untuk
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
menetapkan berat bahan yang sudah
eksperimen yaitu penelitian eksperimen sesungguhnya
ditentukan oleh peneliti. Setelah ditimbang
(True Experimental Research). Variabel bebas dalam
bahan dapat langsung diolah.
penelitian ini adalah proporsi tepung beras dan kencur,
banglai, kunyit, temulawak, jahe dengan perbandingan
(3g:2g), (2g : 3g), (1g : 4g). Variabel terikat dalam Teknik Pengumpulan Data
penelitian ini adalah sifat fisik masker wajah meliputi Teknik pengumpulan data yang digunakan pada
aroma , warna, tekstur, daya lekat, dan tingkat penelitian ini adalah observasi. Metode observasi
kesukaan panelis. Variabel kontrol penelitian ini adalah yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang
tepung beras, bubuk kunyit putih dan peralatan yang sifat lulur bubuk tradisional meliputi aroma, warna,
digunakan. tekstur, daya lekat, dan tingkat kesukaan panelis.
Panelis yang digunakan adalah 30 orang .

Tempat dan Waktu Penelitian


Instrumen Penelitian
Tempat penelitian pembuatan lulur bubuk
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
tradisional dan uji sifat fisik lulur tradisional berada di
adalah lembar observasi, sistematika yang dilakukan
Laboratorium Tata Rias Program Studi S1 Pendidikan
oleh panelis dengan memberikan tanda berupa
Tata Rias Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
checklist (√) pada lembar observasi. Hasil data
Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. Waktu
observasi pada bahan rempah tradisional disediakan
penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017– Juli
dalam lembar observasi yang diberikan kepada 30
2018.
orang. Aspek- aspek yang diamati pada penelitian ini
adalah hasil yang dianalisis sifat fisiknya meliputi
Desain Penelitian aroma, warna, tekstur, daya lekat dan tingkat
Desain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kesukaan panelis.
desain faktor tunggal. Menggunakan proporsi tepung
beras dan kencur, banglai, kunyit, temulawak jahe Teknis Analisis Data

17
Penelitian ini dianalisis dengan bantuan sistem dihasilkan oleh proporsi tepung beras dan bubuk
komputer program SPSS versi 16. Teknik analisis data kunyit putih diperoleh nilai Fhitung sebesar 19.594
yang digunakan yaitu analisis varians klasifikasi dengan nilai signifikan 0,000 (sig<0,05) maka dapat
tunggal (anova one way) dengan penerimaan hipotesis disimpulkan bahwa terdapat pengaruh nyata
proporsi tepung beras dan bubuk kencur, banglai,
alternative pada taraf signifikan < 0,05. Uji Anova
kunyit, temulawak jahe terhadap aroma pada rempah
digunakan untuk uji fisik karena sifat pengambilan data tradisional. Pengaruh lebih lanjut dapat diketahui
melibatkan 30 orang panelis, sehingga data terdistribusi dengan menggunakan uji Duncan yang disajikan
normal. Apabila hasil menunjukkan adanya pengaruh dalam Tabel 1.2 sebagai berikut
nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan.
Duncan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Subset for alpha = 0.05
Hasil Penelitian aro
ma N 1 2 3
Diuraikan tentang hasil dan pembahasan
penelitian tentang, pengaruh proporsi tepung beras dan 3 30 2.4333
kencur, banglai, kunyit, temulawak jahe terhadap 1 30 2.8667
kesehatan kulit, khususnya bagi ibu pasca persalinan
2 30 3.5000
Data yang dinyatakan dalam rata-rata skor dan
ditampilkan dalam diagram. Rata-rata skor untuk Sig. 1.000 1.000 1.000
seluruh sifat fisik dan kesukaan panelis adalah diagram Means for groups in homogeneous
1 sebagai berikut
subsets are displayed.

1. Aroma
Nilai rata-rata aroma rempah tradisional yang Tabel 2. Uji Duncan terhadap Aroma
terbuat dari proporsi tepung beras dan kencur, banglai, Berdasarkan hasil uji Duncan pada tabel 2.
kunyit, temulawak jahe yaitu beraroma khas kunyit menunjukkan bahwa proporsi rempah tradisional X2
(2g : 3g) memiliki aroma yang diharapkan yaitu
putih. Hasil yang diperoleh dengan nilai rata-rata
beraroma khas kunyit putih, dibandingkan dengan
tertinggi yang memenuhi kriteria beraroma khas kunyit proporsi rempah tradisional X1 (3g : 2g) dan X3
putih yaitu pada l rempah tradisional X2 dengan (1:4). Hal ini menunjukkan bahwa kunyit putih akan
proporsi 2g : 3g sebesar 3,5. Nilai rata-rata aroma memberikan aroma kunyit putih dan tepung beras
sebesar 2,8 diperoleh lulur bubuk tradisional X1 dengan yang tidak memiliki aroma akan menetralisir aroma
proporsi tepung beras dan bubuk kunyit putih3g : 2g. kunyit putih sehingga aroma kunyit putih tidak
menyengat.
Nilai rata-rata terendah sebesar 2,4 diperoleh lulur
Aroma rempah tradisional yang terlalu tajam
bubuk tradisional X3 dengan proporsi tepung beras dan
dapat menimbulkan mual dan pusing terhadap
bubuk kencur, banglai, kunyit, temulawak jahe 1g : 4g.
panuli
Hasil analisis uji statistik anova tunggal (one way
anova)
yang melakukan uji coba. Tepung beras dapat
menetralisir aroma bubuk kunyit putih yang
berdasarkan aroma tradisional pada tabel 1.1 menyengat. Aroma pada kosmetik dapat
membuat kosmetik lebih menarik (Mitsui, 1997:99).
Sehingga lebih banyaknya jumlah tepung beras akan
Sum of Mean menghasilkan aroma yang khas kunyit putih. Hal ini
Squares Df Square F Sig. menyebabkan sediaan rempah tradisional beraroma
Between terbaik adalah sediaan X2(2g : 3g) .
17.267 2 8.633 19.594 .000
Groups
Within 2. Warna
38.333 87 .441
Groups Berdasarkan Nilai rata-rata warna rempah
Total 55.600 89 bubuk tradisional yang terbuat dari tepung beras dan
Tabel 1. Analisis Data Anova Aroma kencur, banglai, kunyit, temulawak jahe yaitu
berwarna krem. Nilai rata-rata warna pada lulur
bubuk tradisional, hasil yang diperoleh dengan nilai
Berdasarkan pada tabel 4.1 di atas dapat rata-rata tertinggi 3,4 yang memenuhi kriteria
dijelaskan bahwa hasil analisis anova tunggal pada berwarna krem yaitu pada rempah tradisional X2
lulur bubuk tradisional ditinjau dari aroma yang dengan proporsi tepung beras dan kencur, banglai,
18
kunyit, temulawak jahe 2g : 3g. Nilai rata-rata warna Jumarani (2008:58) dan Fauzi (2012:132), bahwa
sebesar 2,8 diperoleh rempah tradisional X1 dengan warna rempah dipengaruhi oleh bahan yang
proporsi tepung beras dan kencur, banglai, kunyit, digunakan pada saat pembuatan rempah
tradisional. Warna pada kunyit putih adalah
temulawak jahe 3g : 2g. Nilai rata- rata terendah
krem ditambahkan tepung beras
sebesar 2,5 diperoleh lulur bubuk tradisional X3 dengan berwarna putih. Berdasarkan hasil
proporsi tepung beras dan bubuk kunyit putih1g : 4g. pengamatan pada saat pengambilan data diketahui
Hasil analisis uji statistik anova tunggal (one way bahwa warna lulur yang banyak disukai oleh panelis
anova) berdasarkan warna rempah tradisional pada adalah pada lulur X2 (2g : 3g) karena
tabel 2.1: warna yang dihasilkan krem. Warna lulur bubuk
yang paling tidak disukai oleh panelis pada lulur X1
(3g : 2g) yaitu berwarna krem muda.
Kunyit putih menghasilkan warna
krem dan tepung beras berwarna putih jika
ANOVA dicampurkan akan menghasilkan warna krem dan
krem muda.
Sum of Mean
Warna
Squares Df Square F Sig. 3. Tekstur
Nilai rata-rata tekstur rempah tradisional yang
Betwee terbuat dari proporsi tepung beras dan kencur,
n 16.289 2 8.144 22.857 .000 banglai, kunyit, temulawak jahe yaitu kasar. Nilai
rata-rata tekstur pada rempah tradisional, hasil
Groups yang diperoleh dengan nilai rata-rata tertinggi 3,5
Within yang memenuhi kriteria tekstur kasar yaitu pada
31.000 87 .356 rempah tradisional X2 dengan proporsi tepung beras
Groups
dan kencur, banglai, kunyit, temulawak jahe 2g :
Total 47.289 89 3g. Nilai rata-rata tekstur sebesar 3 diperoleh lulur
bubuk tradisional X1 dengan proporsi tepung beras
Tabel 3. Uji anava terhadap warna
dan bubuk kunyit putih3g : 2g , dan nilai rata-rata
tekstur sebesar 2,4 pada lulur tradisional X3 dengan
Berdasarkan pada tabel 3. di atas dapat dijelaskan
proporsi 1g:4g. Hasil analisis uji statistik anova
bahwa hasil analisis anova tunggal pada lulur tradisional
ditinjau dari warna yang dihasilkan oleh proporsi tepung tunggal (one way anova) berdasarkan tekstur
beras dan kunyit putih diperoleh nilai Fhitungsebesar rempah tradisional pada tabel 3.
22,857 dengan signifikan 0,000 (sig<0,05) maka dapat
pada rempah tradisional, hasil yang diperoleh
disimpulkan bahwa nilai terdapat pengaruh nyata
proporsi tepung beras dan bubuk kunyit putih terhadap dengan nilai rata-rata tertinggi yang memenuhi
warna pada lulur bubuk tradisional. Pengaruh lebih kriteria berdaya lekat lekat yaitu pada rempah
lanjut dapat diketahui dengan menggunakan uji Duncan tradisional X2 dengan proporsi 2g : 3g sebesar 3,4.
yang disajikan dalam Tabel 2.2 sebagai berikut. Nilai rata-rata aroma sebesar 2,8 diperoleh rempah
tradisional X1 dengan tepung beras dan kencur,
Duncan banglai, kunyit, temulawak, jahe 3g : 2g. Nilai rata-
rata terendah sebesar 2,5 diperoleh rempah
Warn Subset for alpha = 0.05 tradisional X3 dengan proporsi tepung beras dan
kencur, banglai, kunyit, temulawak jahe 1g : 4g.
a N 1 2 3 Hasil analisis uji statistik anova tunggal (one
way anova)berdasarkan daya lekat
3 30 2.4333
pada tabel 4.1:
1 30 2.8333
ANOVA
2 30 3.4667
Sig. 1.000 1.000 1.000
Dayalek Sum of Mean
Means for groups in at Squares df Square F Sig.
homogeneous subsets are
Between
displayed. 12.422 2 6.211 15.754 .000
Groups
Within
Tabel 4. Uji duncan terhadap warna 34.300 87 .394
Warna diperoleh dari indera pengelihatan yaitu mata. Groups
Warna paling cepat dan mudah memberi kesan suatu Total 46.722 89
produk (Soekarto, 1985:12). Hal ini sesuai pendapat
19
Tabel 7. Uji Anova terhadap Dayalekat tepung beras dan kencur, banglai, kunyit, temulawak
jahe terhadap kesehatan kulit, khususnya bagi ibu pasca
Berdasarkan tabel 4.1 bahwa hasil analisis anova persalinan maka dapat disimpulkan sebagai berikut
tunggal diperoleh F hitung sebesar 15.745 dengan nilai
signifikan ,000 (sig=<0,5) maka dapat disimpulkan 1. Terdapat pengaruh proporsi tepung beras
terdapat pengaruh nyata dayalekat proporsitepung dan kencur, banglai, kunyit, temulawak,
beras dankunyit putih (curcuma zedoaria) terhadap jahe terhadap hasil dilihat dari aroma, warna,
hasil. Adapun pengaruhnya dapat dilakukan dengan tekstur, dan daya lekat yaitu pada X2 dengan
menggunakan uji duncan. Hasil uji duncan daya lekat
tepung beras dan kencur, banglai, kunyit, temulawak perbandingan proporsi tepung beras dan
jahe yaitu pada tabel 4.8 kencur, banglai, kunyit, temulawak, jahe
Hasil analisis uji statistik anova tunggal (one way 2g:3g
anova)berdasarkan kesukaan panelis pada tabel 4.2:
2. Hasil kosmetik yang disukai oleh panelis
Duncan terdapat pada perbandingan proporsi 2g:3g
(X1) dengan kriteria aroma khas kunyit putih,
berwarna krem, terkstur yang kasar dan daya
dayale Subset for alpha = 0.05 lekat yang lekat tetapi mudah lepas ketika
kat N 1 2 3 digosok mudah mengangkat kotoran
dipermukaan kulit. disimpulkan terdapat
3 30 2.5333 pengaruh nyata kesukaan panelis proporsi
1 30 2.8667 tepung beras dan kencur, banglai, kunyit,
2 30 3.4333 temulawak, jahe terhadap hasil.
Adapun pengaruhnya dapat dilakukan dengan
Sig. 1.000 1.000 1.000
menggunakan uji duncan. Hasil uji duncan
kesukaan yaitu pada tabel 5.2
Means for groups in homogeneous subsets
are displayed.
Duncan
Kesuk Subset for alpha = 0.05
4. Kesukaan Panelis aanpa
Nilai rata-rata kesukaan panelis yaitu sangat suka. 1 2 3
nelis N
Nilai rata-rata kesukaan panelis pada lulur bubuk
tradisional, hasil yang diperoleh dengan nilai rata-rata 3 30 2.4333
tertinggi 3,4 yang memenuhi kriteria sangat suka yaitu
pada rempah tradisional X2 dengan proporsi tepung 1 30 2.8667
beras dan bubuk kunyit putih2g : 3g . Hasil analisis uji 2 30 3.4667
statistik anova tunggal (one way anova)berdasarkan
kesukaan panelis lulur bubuk tradisional pada tabel 5.1: Sig. 1.000 1.000 1.000

Berdasarkan hasil pengamatan pada saat


pengambilan data dapat diketahui bahwa kesukaan panelis
terhadap rempah tradisional memiliki kriteria kesukaan
yang berbeda-beda. Rempah tradisional yang banyak DAFTAR PUSTAKA
disukai oleh panelis adalah pada lulur bubuk tradisional
yang beraroma khas kunyit putih, berwarna krem, Fauzi, Ridwan Aceng dan Nurmalina,
teksturkasar, dan rempah tradisional yang berdaya lekat Rina.2012.MerawatKulit dan Wajah. Jakarta: PT
lekat dan mudah lepas ketika digosok. Hal ini Elex Media Komputindo.
menunjukkan kesukaan panelis yang dihasilkan rempah Jumarani, Louis. 2008. The Essence of Indonesia SPA.
tradisional dipengaruhi oleh proporsi tepung beras dan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
kencur, banglai, kunyit, temulawak, jahe. Kustanti, Herni. 2008. Tata Kecantikan Kulit SMK Jilid
I. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
PENUTUP Majid, Emma. 2011. Kecantikan, Kosmetika, dan
Simpulan Estetika. Jakarta,PT Gramedia Widiasarana
Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh proporsi Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Edisi kesatu,
20
Amsterdam: Elsevier Science B. V. Hal.13, 19-21. Ilmu pengetahuan Kosmetik. Jakarta. Gramedia
Saefudin, Fauzia Syarif dan Chairul. 2014. “Antioxidant Pustaka Utama
potential and proliferative activity of curcuma Christina, Andika. 2011. Khasiat Beras Untuk
zedoaria Rosc.Extract on Hella Cells”. Memutihkan
Bogor:Bidang pusatpenelitian. Kulit.
Soekarto, Suwarno T. 1985. Penilaian Organoleptik. :http://female.kompas.com/read2011/10/10/10
Jakarta: Bharata Karya Aksara 0540/khasiat.beras.untuk.memutihkan.kulit
Tranggono, Retno. I. , Latifat,Fatma. 2007. Buku Pegangan diakses pada 18 juni 2016
Viva Medika | EDISI KHUSUS/SERI 2/ mengandung serbuk rimpang kunyit. Sediaan lulur
FEBRUARI/2018 52 FORMULASI DAN UJI yang terbaik adalah formula 1 yang menggunakan
STABILITAS SEDIAAN LULUR DARI RIMPANG perbandingan serbuk rimpang kunyit memiliki lulur
KUNYIT (CURCUMA LONGA LINN) warna coklat muda, lulur homogen dan menyatu
sempurna, memiliki pH 5, daya sebar 10,321 cm2,
Rani Prabandani 1), Hilda Suherman 2) 1),2) Program memiliki konsistensi viskositas 99.000 mPa.s dan
Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan daya lekat selama 4 detik. Kata kunci : formulasi,
Bangsa Purwokerto 1) Raniprabandari@shb.ac.id , 2) lulur, kunyit. ABSTRACT Lulur is a type of cosmetics
hildasuherman@shb.ac.id ABSTRAK Lulur adalah made from flowers and other plant ingredients that
jenis kosmetik yang dibuat dari bunga-bunga dan are very useful for maintaining beauty, health,
bahan-bahan tanaman lainya yang sangat smoothness and brightness of the skin of the body.
bermanfaat untuk menjaga kecantikan, kesehatan, Lulur can help clean the dirt that sticks to the skin
kehalusan dan kecerahan kulit tubuh. Lulur dapat due to the influence of weather and pollution
membantu membersihkan kotoran yang menempel factors so that the skin becomes healthy, clean and
dikulit akibat pengaruh faktor cuaca dan beautiful. The contents of the substance include
polusisehingga kulit menjadi sehat, bersih dan cantik. turmeric: curcuminoid which consists of curcumin,
Kandungan zat senyawakunyit antara desmetoksikumin and bisdesmetoksikurkumin and
lain:kurkuminoid yangterdiri dari kurkumin, other beneficial substances, such as volatile
desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin serta essential oils of oil, fat, carbohydrates, protein,
zat-zat manfaat lainnya, seperti minyak asiri volatil starch, vitamin C, iron, phosphorus, and calcium.
oil, lemak, karbohidrat, protein, pati, vitamin C, zat Curcumin is a yellow substance contained by
besi, fosfor, dan kalsium. Curcumin adalah zat warna turmeric, on average 10.29%, has broad spectrum
kuning yang dikandung oleh kunyit, rata-rata 10,29%, biological activity including antihepototoxic,
memiliki aktifitas biologis berspektrum luas antara antibacterial and antioxidant so that turmeric is
lain antihepototoksik, antibakteri dan antioksidan able to be used for traditional medicine both to
sehingga kunyit mampu digunakan untuk obat maintain health and skin beauty of the body, The
tradisional baik menjaga esehatan maupun method used is study experimental scrubs and
kecantikan kulit tubuh, Metode yang digunakan tested the stability of scrubs containing turmeric
adalah studi eksperimental sediaan lulur serta rhizome powder. The best scrubs are formula 1
dilakukan pengujian stabilitas lulur yang which uses the ratio of turmeric powder to light

21
brown scrub, homogeneous and perfectly fused body desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin
scrub, has a pH of 5, spread of 10,321 cm2, has a serta zat-zat manfaat lainnya, seperti minyak asiri
viscosity consistency of 99,000 mPa.s and adhesion volatil oil, lemak, karbohidrat, protein, pati, vitamin
for 4 seconds. Keywords: formulations, scrubs, C, zat besi, fosfor, dan kalsium. Curcumin adalah
turmeric. Viva Medika | EDISI KHUSUS/SERI 2/ zat warna kuning yang dikandung oleh kunyit, rata-
FEBRUARI/2018 53 PENDAHULUAN Kesehatan rata 10,29%, memiliki aktifitas biologis
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, berspektrum luas antara lain antihepototoksik,
itulah sebabnya upaya untuk mencapai tingkat antibakteri dan antioksidan sehingga kunyit
kesehatan yang optimal sangat diperlukan. Berbagai mampu digunakan untuk obat tradisional baik
upaya dilakukan masyarakat untuk hidup dengan menjaga esehatan maupun kecantikan kulit tubuh,
sehat bersama keluarga. Sebelum zaman (DokterGaul.com-27/08/2012/net). Dalam hal ini,
berkembang pada umumnya masyarakat melakukan dikarenakan seringnya mengabaikan kesehatan
pengobatan tradisional yang bahan dasar obatnya dan kurangnya melakukan perawatan kulit tubuh.
berasal dari tumbuhan- tumbuhan yang mereka Misalnya, pada saat mereka keluar
kenal dan berfungsi sebagai obat (Prakash, 2001). rumah/berpergian, mereka tidak menggunakan
Dalam perawatan, mengenal jenis kulit merupakan payung, tidak menggunakan pelindung (sunblock),
hal utama yang harus dilakukan supaya tidak terjadi juga faktor cuaca, polusi, debu dan paparan sinar
kesalahan dalam memilih kosmetika serta matahari yang terus membakar kulit, sehingga
menentukan teknik perawatannya. Jenis kulit terdapatnya sel-sel kulit mati, sel-sel kulit Viva
tersebut dapat dibedakan atas beberapa jenis yakni: Medika | EDISI KHUSUS/SERI 2/ FEBRUARI/2018 54
(1) jenis kulit kering (2) jenis kulit berminyak (3) jenis mati inilah yang dapat menyebabkan pigmentasi
kulit kombinasi dan (4) jenis kulit normal, Nur’an kusam pada kulit tubuh. Kulit kusam jelas akan
(2009:43-45). Jenis kulit kering sering cendrung lebih mengurangi keindahan kulit, kulit terlihat kasar dan
bermasalah dibanding jenis kulit lainnya. Kulit kering kusam,hal ini mengurangi daya tarik penampilan
disebabkan karena tidak cukupnya minyak yang seseorang dalam bergaul. METODE PENELITIAN
dihasilkan oleh kelenjer minyak, sehingga membuat Alat dan Bahan Alat – alat yang digunakan dalam
kulit tidak lembab dan menjadi kering. Hal ini dapat penelitian yaitu pisau, tampah, alat tumbuk kopi
menimbulkan masalah pada kulit seperti: kulit tradisional, timbangan digital, cawan porselin,
terlihat kasar, berkeriput dan kusam. Kunyit dengan batang pengaduk, mortar, stamper, sudip, beker
bahasa saintifiknya bernama Curcuma domestica Val. gelas, gelas ukur, water bath, pot/ tempat
Depkes RI, (2002) menyatakan selain tanaman kunyit kosmetik, alat daya lekat, objek gelas, pH meter,
sebagai bumbu dapur, kunyit juga digunakan untuk viskometer boorkfield, estensometer. Bahan –
kecantikan kulit, melindungi kulit tubuh akibat sinar bahan yang digunakan yaitu serbuk rimpang kunyit,
matahari. Kandungan zat senyawakunyit antara tepung beras, aquadest, madu, cetyl alcohol,
lain:kurkuminoid yangterdiri dari kurkumin, propilen glikol, tritanolamin, asam stearate, liserin,

22
nipagin. Determinasi Tanaman Determinasi rimpang Keterangan : komposisi bahan dalam persen (%) Uji
kunyit (Curcuma domesticae rhizoma) dilakukan Sifat Fisik Lulur Uji sifat fisik lulur antara lain uji
dengan mencocokan dari morfologi yang ada pada organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas,
rimpang kunyit (Curcuma domesticae rhizoma) uji daya sebar, uji daya lekat. HASIL DAN
terhadap pustaka dan dibuktikan di Laboratorium PEMBAHASAN A. Hasil Uji Organoleptis Uji
Biologi Universitas Harapan Bangsa Purwokerto. organoleptis digunakan untuk memeriksa tampilan
Pengambilan Sampel Sampel rimpang kunyit fisik dari sediaan lulur menggunakan panca indra.
(Curcuma domesticae rhizoma) diperoleh di desa Pemeriksaan meliputi tekstur, bentuk, warna, bau
Ledug Kec. Kembaran Kabupaten Banyumas Provinsi dari sediaan. Tabel 1. Hasil uji organoleptis Formula
Jawa Tengah. Pengambilan sampel dilakukan pada Bentuk Warna Bau F1 Lulur Coklat muda Khas
pagi hari dengan cara mengambil atau mencabut kunyit F2 Lulur Coklat tua Khas kunyit F3 Lulur
tanaman kunyit (Curcuma domesticae. Val) lalu Coklat tua Khas kunyit Lulur X Lulur Putih Tulang
memilih rimpang kunyit (Curcuma domesticae Khas strawberry Tabel 2. Hasil Uji Sifat Fisik Viva
rhizhoma) yang tidak rusak untuk dijadikan sampel. Medika | EDISI KHUSUS/SERI 2/ FEBRUARI/2018 56
Pengolahan sampel Sampel rimpang kunyit (Curcuma Formula Homogenitas PH Viskositas mPa.s F1
domesticae rhizoma) yang telah diambil dicuci bersih Homogen 5 99.000 F2 Homogen 5 100.000 F3
dengan air mengalir lalu ditiriskan. Rimpang kunyit Homogen 5 100.000 Lulur X Homogen 6 51.000 B.
yang sudah bersih disortasi basah dan ditimbang. Uji Homogenitas Berdasarkan hasil uji homogenitas
Selanjutnya rimpang diiris tipis dengan ketebalan (tabel 2) dapat diketahui bahwa lulur serbuk kulit
berkisar 1-3 mm, lalu dikeringkan selama 4 hari buah manggis dan serbuk kopi menunjukkan lulur
dalam Oven dengan suhu ± 40°C. Simplisia yang telah homogen karena bahan dan basis terdispersi
kering diblender menjadi serbuk kasar lalu disimpan sempurna. C. Hasil Uji pH Hasil uji pH dapat dilihat
di dalam wadah plastik bertutup Pembuatan Lulur pada tabel 2. pH adalah pengatur derajat
Fase minyak (cetyl alcohol dan asam stearate) dan keasaman suatu sediaan sehingga manjamin
fase air (propilen glikol, gliserin, trietanolamin dan sediaan lulur dapat memberikan kenyamanan pada
air) di leburkan di atas water bath pada suhu 70˚C. kulit sewaktu digunakan, karena jika pH lulur
fase air dan fase minyak dimasukan Viva Medika | terlalu basa akan menyebebkan kulit bersisik dan
EDISI KHUSUS/SERI 2/ FEBRUARI/2018 55 ke dalam jika pH terlalu asam akan menyebabkan iritasi kulit.
mortar panas aduk hingga membentuk basis body Hasil uji pH menunjukkan bahwa dari ketiga
scrub, kemudian tambahkan serbuk kunyit dan formula lulur serbuk kulit buah manggis dan serbuk
tepung beras lalu aduk ad homogen. Dibiarkan dingin kopi mempunyai hasil yang sama yaitu 5,
lalu pindah pada pot. Bahan Formula 1 Formula 2 sedangkan lulur x memiliki pH 6. Hal ini
Formula 3 Kunyit 10 5 10 Tepung beras 5 10 10 Cetyl menunjukkan bahwa pH dari sediaan lulur dapat
alcohol 3 3 3 Asam stearate 5 5 5 Propilen glikol 5 5 5 memberikan kenyamanan dikulit sewaktu
Gliserin 15 15 15 Trietanolamin 4 4 4 Air 53 53 48 digunakan. D. Hasil Uji Viskositas Uji viskositas

23
bertujuan untuk mengetahui konsistensi kekentalan 6,725 5,14 8,822 Viva Medika | EDISI KHUSUS/SERI
suatu sediaan, hasil uji viskositas lulur serbuk kulit 2/ FEBRUARI/2018 58 lama daya lekat suatu
buah manggis dan serbuk kopi Berdasarkan tabel 2 sediaan, maka semakin lama waktu penetrasi obat
dapat disimpulkan bahwa ketiga formula memiliki ke kulit sehingga absorbsi obat akan lebih
viskositas yang sangat besar, sesuai dengan standar maksimal. Tujuan uji daya lekat yaitu untuk
viskositas menurut Gozali, Abdassah dan Lathiefah mengetahui waktu yang dibutuhkan oleh lulur
(2009) yaitu standar viskositas krim yang ideal yaitu untuk melekat di kulit. Uji daya lekat dapat dilihat
tidak kurang dari 5000 mPa.s, dikarenakan lulur yang pada tabel Berdasarkan data di atas dapat
dibuat oleh peneliti menggunakan serbuk kulit buah disimpulkan bahwa formula 3 memiliki waktu daya
manggis dan serbuk kopi bukan ekstrak kulit buah lekat yang lebih lama dibandingkan formula 1,
manggis dan ekstrak kopi, sehingga kekentalan yang formula 2 dan formula lulur x. Berdasarkan
dihasilkan sangat besar. E. Hasil Uji Daya Sebar Viva pengamatan uji daya lekat pada formula 1 lebih
Medika | EDISI KHUSUS/SERI 2/ FEBRUARI/2018 57 cepat daya lekatnya hal ini dikarenakan pada saat
Tabel 3. Hasil Uji Daya Sebar (cm2 ) U j i D a daya pembuatan basis lulur tidak terlalu kental sehingga
sebar digunakan untuk mengetahui seberapa luas mempengaruhi daya lekat dan daya lekatnya pun
lulur dapat meyebar saat ditimpa dengan beban. menjadi lebih besar. KESIMPULAN Hasil penelitian
Hasil uji daya sebar tersaji dalam tabel 3.Berdasarkan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sediaan
hasil pengujian daya sebar menunjukan bahwa lulur yang terbaik adalah formula 1 yang
formula 1 memiliki daya sebar lebih besar dari pada menggunakan perbandingan serbuk rimpang kunyit
formula 2 dan formula 3. Lulur x memiliki daya sebar memiliki lulur warna coklat muda, lulur homogen
yang besar, formula 1 setara dengan lulur x dimana dan menyatu sempurna, memiliki pH 5, daya sebar
lulur x sebagai kontrol pembanding, Sehingga 10,321 cm2, memiliki konsistensi viskositas 99.000
memenuhi kriteria lulur. Sediaan yang baik yaitu mPa.s dan daya lekat selama 4 detik. DAFTAR
memiliki daya sebar yang luas, karena semakin luas PUSTAKA Anonim, 2006. Indeks TumbuhTumbuhan
daya sebarnya berarti semakin luas kontak antara Obat Indonesia, Edisi Ke2, PT. Eisai Indonesia,
obat dengan kulit sehingga absorbsi obatnya pun hlm.271 Desyntia, D. 2012. Sehat Dengan Secangkir
akan lebih cepat dan memberikan kenyamanan Kopi. Surabaya: Stomata Fauzi, Aceng Ridwan dan
penggunaan sediaan tersebut oleh konsumen. F. Nurmalina, Rina. 2012. Merawat Kulitdan Wajah.
Hasil Uji Daya Lekat Tabel. 4. Hasil Uji Daya Lekat Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Heriana, Arief.
Formula Wakti F1 4 detik F2 34 detik F3 2 menit 44 2013. 262 TumbuhanObat Dan
detik Lx 2 detik Daya lekat merupakan kemampuan Khasiatnya.PenebarSwadaya: Jakarta. Tranggono,
dari sediaan untuk melekat pada kulit dalam jangka Retno Iswari dan Latifah, F. 2007. Buku Pegangan
waktu lama saat dipakai. Semakin Beban F1 F2 F3 Fx Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Gramedia Pustaka
Beban kaca 6,85 3,916 3,81 6,173 Beban kaca + 50 g Utama, Jakarta. Gozali, D., Abdassah, M., dan
8,402 5,833 4,006 8,425 Beban kaca + 100 g 10,321 Lathiefah, S., 2009, Formulasi Krim Pelembab

24
Wajah yang Mengandung Tabir Surya Nano Partikel
Zink Oksida Salut Silikon, Jurnal Farmaka.

25
PENGARUH PE`MAKAIAN MASKER TEMULAWAK TERHADAP PERAWATAN KULIT
WAJAH BERJERAWAT

Nel Ayu Putri Yulianti1 , Rostamailis2 , Rahmiati3 Program Studi Pendidikan Tata Rias
dan Kecantikan FT Universitas Negeri Padang Email: a_ayu69@yahoo.co.id Abstract This
study aims to analyze the effect of the use curcuma mask for skin care facial acne were
assessed in terms of color, shape, volume, and number of the acne. This study has a
different treatment such as; control group, the first experimental group and the second
experimental group. This type of research is a quasi-experimental study with
nonequivalent control group design and the sampling technique used was purposive
sampling were carried out in volunteers. The samples in this study were nine students
aged 17-25 years old with type inflammatory acne. The analysis of the data is using a
Varian analytical techniques and Duncan test. The results showed that the change in
color, shape, volume, and number of acne in the control group didn’t show the change
for the better on every indicator. In contrast, the first experimental group with
frequency of use of the curcuma mask once in three days showed significant influence in
every indicator. Meanwhile, in the second experiment with the frequency of use once a
week showed significant results in each indicator. The use of curcuma mask regularly
with a frequency of 1 x 3 days and 1 x a week has provide significant result towards a
better. Keywords: Curcuma Mask, Treatment, Acne Prone Skin A. Pendahuluan Cantik
merupakan dambaan setiap insan yang memiliki hak yang telah di anugrahi sang
pencipta. Kulit wajah yang cantik dan sehat akan terlihat bersih dan mulus. Cantik
seseorang secara umum dilihat dari wajah, bila kulit wajah berminyak, atau kulit wajah
yang tidak dirawat akan mudah ditumbuhi jerawat. Jerawat yang sering muncul yaitu
jerawat tipe inflamantory dengan kategori sedang. 1 Prodi Pendidikan Tata Rias dan
Kecantikan untuk wisuda periode September 2014 2Dosen Pembimbing 1 Jurusan
Kesejahteraan Keluarga FT-UNP 3Dosen Pembimbing 2 Jurusan Kesejahteraan Keluarga
FT-UNP 2 Cantik seseorang secara umum dilihat dari wajah, wajah yang tidak berjerawat
sudah bisa disimpulkan bahwa seseorang itu memiliki kecantikan yang sangat luar biasa.
Namun, sebaliknya jika seseorang berjerawat tentu ada cacat di wajahnya. Menurut
Achroni (2012:23) bahwa “jerawat merupakan peradangan akibat tersumbatnya pori-
pori kulit. Penyumbatan terjadi karena adanya kelebihan sekresi dari kelenjar minyak
kulit dan akumulasi sel-sel kulit mati. Kombinasi ini mendorong bakteri berkembang biak
dan menyebabkan peradangan meningkat pada kulit”. Lebih jauh Achroni (2012:24)
menjelasan bahwa; jerawat merupakan kelainan kulit yang menjadi pokok
permasalahan paling banyak ditemui baik dikalangan remaja maupun kalangan dewasa
yang secara rata – rata ditemukan pada umur 17 – 25 tahun. Jerawat tidak hanya pada
usia remaja bahkan orang dewasa juga bisa berjerawat karena jerawat tergantung pada
faktor pertumbuhannya. Menurut pengamatan (observasi) yang telah peneliti lakukan
pada bulan Agustus 2013 terhadap mahasiswa yang berumur 17-25 tahun yang berada
di lingkungan tempat tinggal penulis secara umum ditemukan 10 dari 15 orang
mahasiswa yang peneliti amati mengalami gangguan pada kulit wajah yakni berjerawat,
hal ini membuat mereka kurang percaya diri. Jerawat yang banyak terjadi adalah jerawat
Tipe Inflammantory. Jerawat Tipe Inflammantory termasuk jerawat sedang dengan ciri-
ciri mengalami pembengkakan kecil dan berwarna kemerahan disebut Tipe
Inflammantory, Walaupun jerawat Tipe Inflammantory termasuk sedang 3 bahkan ada
yang kecil tapi banyak tumbuh di wajah, penyebab utamanya adalah wajah yang kurang
bersih (Mumpuni, 2010:22). Kondisi kulit ini di awali dari segi kebersihan wajah yang
tidak diperdulikan, kulit dalam keadaan kotor disebabkan oleh berbagai hal seperti
debu, kosmetik yang menempel lama pada kulit wajah dan lebih suka berganti-ganti
kosmetik tanpa mengetahui jenis kulit wajah sehingga kulit wajah akan mudah
ditumbuhi jerawat. Secara umum, prinsip perawatan kulit wajah harus dilakukan dengan
cara melakukan pembersihan sebelum tidur, kosmetika pembersih tersebut haruslah
sesuai dengan jenis kulit dan hindari memakai kosmetika yang lain sebelum tidur. Jika
kulit wajah dalam keadaan kotor, jerawat akan mudah muncul. Apabila jerawat sudah
muncul, cara yang sangat tepat adalah dengan melakukan perawatan secara teratur dan
sesuai dengan kondisi jerawat Tipe Inflammantory. Tujuan utama dari perawatan
merupakan cara cepat mencegah timbulnya jerawat. Jenis perawatan kulit wajah
berjerawat terdiri atas tiga macam, seperti yang dijelaskan Wulandari (2010:71-73)
yaitu: (1) perawatan secara khusus adalah untuk mengatasi dan menangani kasus-kasus
pada jerawat khusus, seperti jerawat pada punggung, (2) perawatan dari dalam adalah
perawatan kulit wajah berjerawat yang dilakukan tidak hanya pada jerawat itu sendiri,
tetapi dari dalam tubuh penderita, yaitu dengan obat-obatan sehingga mempengaruhi
kerja hormonal yang menyebabkan timbulnya jerawat, (3) dan pengobatan dari luar
adalah perawatan untuk jerawat 4 yang bersifat sementara dengan cara dioleskan,
ditempelkan, dibalurkan atau digunakan sebagai pencuci wajah. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan hidup manusia kian
berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan sandang, papan, pangan, pendidikan
dan kesehatan saja. Kebutuhan akan mempercantik diri pun kini menjadi prioritas utama
dalam menunjang penampilan sehari-hari. Salah satu cara untuk mengubah penampilan
atau mempercantik diri yaitu dengan menggunakan kosmetika. Keinginan untuk
mempercantik diri secara berlebihan, salah pengertian akan kegunaan kosmetik,
menyebabkan seseorang berbuat kesalahan dalam memilih dan menggunakan kosmetik
tanpa memperhatikan kondisi kulit dan pengaruh lingkungan. Hasil yang didapatkan
tidak membuat kulit menjadi sehat dan cantik, tetapi malah terjadi berbagai kelainan
kulit yang disebabkan oleh penggunaan kosmetika tersebut. Menurut Rostamailis
(2005:16) menjelaskan bahwa; kosmetik dapat dikelompokkan atas tiga kelompok, yaitu
(1) kosmetik tradisional adalah kosmetik dengan bahan alami diolah sendiri atau secara
alami setiap pemakaian. (2) kosmetik modern (teknologi) adalah menggunakan bahan
dan zat yang berbahan kimia, diolah didalam pabrik dikemas dalam wadah yang aman
indah dan menarik. (3) kosmetik semi tradisional artinya kosmetik dengan bahan dasar
alami ditambah pengawet diolah melalui pabrik/teknologi dengan jumlah produksi yang
banyakan dan dikemas dalam wadah yang aman indah dan menarik contohnya masker.
5 Masker adalah kosmetik yang digunakan pada bagian terakhir dalam perawatan kulit
wajah. Menurut Achroni (2012:50) mengatakan bahwa masker wajah merupakan sedian
kosmetik yang dipergunakan pada tingkat terakhir dalam perawatan kulit wajah. Masker
tersebut ada yang berbentuk alami (tradisional), semi tradisional dan modern. Dalam
pemakaian masker tersebut haruslah disesuaikan dengan jenis kulit wajah seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya. Menurut Keen (2012:117) bahwa masker bermanfaat
untuk mencerahkan kulit wajah, mengecilkan pori-pori, mengurangi kadar minyak pada
kulit berminyak dan mengurangi jerawat serta menyamarkan noda hitam pada kulit
wajah. Perawatan adalah dilakukan secara teratur. Bila tidak teratur akan dapat
menimbulkan efek yang negatif seperti ditumbuhi jerawat, figmentasi dan kelainan
lainnya. Oleh karena itu perawatan harus dilakukan secara bertahap. Sedangkan
menurut Pipin (2010:16) menjelaskan bahwa penggunaan masker dapat dilakukan 2 x
dalam seminggu atau 1 kali seminggu. Hal ini juga didukung dari penjelasan masker
temulawak yang diproduksi oleh PT. Mustika Ratu.Tbk dengan merek masker indah
warni dinyatakan dalam kemasannya bahwa frekuensi pemakaian masker tersebut
dapat dilakukan 2x dalam seminggu atau 1x seminggu. Masker ini termasuk kedalam
proses perawatan wajah berjerawat. Dalam upaya menangani kulit wajah berjerawat
dapat menggunakan produk masker semi tradisional yang sudah beredar dipasaran dan
siap untuk digunakan. Salah satunya adalah masker 6 temulawak dengan menggunakan
ekstrak temulawak, daun kemuning, dan klabet. Menurut Wulandari (2010:100)
menyatakan bahwa: temulawak merupakan ramuan obat alami yang dapat dibuat
sendiri untuk perawatan jerawat. Temulawak telah dikenal sejak zaman nenek moyang
yang kaya manfaat bagi manusia baik untuk obat dan untuk kesehatan tubuh atau kulit.
Namun Temulawak juga bermanfaat untuk menghilangkan jerawat dan noda-noda pada
kulit wajah. Adapun campuran dari temulawak untuk perawatan kulit wajah berjerawat
yang telah di klaborasikan oleh PT. Mustika Ratu, Tbk dan di kemas menjadi masker
jerawat yaitu dengan daun kemuning dan klabet. Sedangkan menurut Morina,
(2007:262) menjelaskan bahwa daun kemuning merupakan salah satu tanaman yang
digunakan untuk obat tradisional seperti obat sakit gigi, infeksi saluran kencing,
ulcerpain, memar terpukul, sakit reumatik, gigitan serangga, gigitan ular, bisul seperti
jerawat pada wajah dan koreng. Selain temulawak dan daun kemuning maka klabet juga
termasuk campuran dari masker temulawak. Lebih lanjut menurut Evans (2002)
menyatakan biji klabet mengandung lemak yang baik, maka ekstraknya minyak biji
klabet sangat bermanfaat untuk kulit wajah. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa temulawak, daun kemuning dan klabet dapat mencegah jerawat, karena dalam
bahan ini terdapat berbagai kandungan zat dan senyawa yang mampu mematikan
kuman yang mengakibatkan jerawat. Penulis memilih sediaan kosmetik dalam bentuk
semi tradisional karena sediaan ini telah dipasarkan secara 7 resmi dengan nama masker
temulawak yang peneliti pakai adalah produk Mustika Ratu Tbk. Produk ini dikeluarkan
oleh PT. Mustika Ratu Tbk yang beralamat dijalan raya Bogor Km 26,4 Ciracas. Jakarta –
Indonesia. Kode POM NA 08110200429 (EXP: Juny 17) dan Telah Disetujui Oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Dengan No 00150064300313. Untuk perawatan kulit wajah
berjerawat dengan judul “Pengaruh Pemakaian Masker Temulawak Untuk Perawatan
Kulit Wajah Berjerawat” dengan berbagai perlakuan yang akan diamati dari segi warna,
bentuk, volume, dan jumlah jerawat. B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan
dengan metode eksperimen semu (quasi axsperiment) dengan desain nonequivalent
control group design yaitu untuk menjelaskan pengaruh “Pemakaian masker temulawak
terhadap perawatan kulit wajah berjerawat”. Objek dalam penelitian ini adalah
sekelompok remaja yang mengalami gangguan kulit wajah berjerawat tipe
inflammantory, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 9 orang yang memiliki
aktifitas yang sama. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling
yang dilaksanakan dengan cara volunter sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian dari sekelompok orang yang memiliki kulit wajah berjerawat dengan umur 17-
25 tahun. Sampel harus mematuhi setiap peraturan yang telah ditetapkan selama
perlakuan, seperti tidak menggunakan obat dan kosmetik perawatan lain untuk
perawatan kulit wajah berjerawat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan observasi, dokumentasi dan instrumen penilaian. Penilaian
8 perawatan kulit wajah berjerawat melalui pemakaian masker temulawak dalam
penelitian ini dengan indikator warna, bentuk, volume, dan jumlah jerawat. Teknik
analisis data dari pengisian kuisioner untuk menjawab semua pertanyaan peneliti,
sedangkan untuk melihat tingkat perubahan jerawat melalui pemakaian masker
temulawak dengan frekuensi yang berbeda digunakan teknik Analisis Varians (Anava).
Uji Anava dilanjutkan dengan uji Duncan apabila terdapat perbedaan yang signifikan
pada hasil analisis varians. C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Perawatan Kulit
Wajah Berjerawat Tanpa Pemakaian Masker Temulawak pada Kelompok Kontrol (Xo)
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka perawatan kulit wajah berjerawat
tanpa pemanfaatan masker temulawak pada kelompok kontrol (Xo) yang dinilai dan segi
warna, bentuk, volume dan jumlah jerawat tidak menunjukkan perubahan yang
signifikan kearah perawatan. Uraian perolehan data masing-masing pada indikator dapat
dilihat pada Gambar 1 di bawah ini: Gambar 1. Grafik Skor Rata-Rata Penilaian
Perawatan Kulit Wajah Berjerawat Tanpa Pemakaian Masker Temulawak Pada Kelompok
Kontrol (Xo). 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2.5 3 3 2 2 3 3 3 2.5 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2.7 2 2 2 3 3 3
3 3 3 3 2.7 KONTROL WARNA SKOR BENTUK SKOR VOLUME SKOR JUMLAH SKOR 9 Untuk
lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut: a. Indikator warna memperoleh skor rata-rata
tertinggi 3 dengan kategori kurang merah pada perlakuan kedelapan sampai perlakuan
kesepuluh. b. Indikator bentuk skor rata-rata tertinggi 3 dengan kategori kurang
meradang pada perlakuan kedelapan sampai perlakuan kesepuluh. c. Indikator volume
memperoleh skor rata-rata tertinggi 3 dengan kategori sedikit berkurang pada perlakuan
kedelapan sampai perlakuan kesepuluh. d. lndikator jumlah memperoleh skor rata-rata
tertinggi 3 dengan kategori sedikit berkurang pada perlakuan kedelapan sampai
perlakuan kesepuluh. 2. Perawatan Kulit Wajah Berjerawat Dengan Pemakaian Masker
Temulawak Perlakuan 1 Kali Dalam 3 Hari Pada Kelompok Eksperimen 1 (X1)
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka perawatan kulit wajah berjerawat
memanfaatkan masker temulawak perlakuan 1 kali dalam 3 hari pada kelompok
eksperimen 1 (X1) yang dinilai dan segi warna, bentuk, volume dan jumlah jerawat
menunjukkan perubahan yang signifikan kearah perawatan, perolehan data indikator
dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini: 10 Gambar 2. Grafik Skor Rata-Rata Penilaian
Perawatan Kulit Wajah Berjerawat Pemakaian Masker Temulawak Perlakuan 1 Kali
Dalam 3 Hari pada Kelompok Eksperimen 1 (X1). Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai
berikut: a. Indikator warna memperoleh skor rata-rata tertinggi 4 dengan kategori tidak
merah pada perlakuan ketujuh sampai perlakuan kesepuluh. b. Indikator bentuk skor
rata-rata tertinggi 4 dengan kategori tidak meradang pada perlakuan ketujuh sampai
perlakuan kesepuluh. c. Indikator volume memperoleh skor rata-rata tertinggi 4 dengan
kategori banyak berkurang pada perlakuan ketujuh sampai perlakuan kesepuluh. d.
lndikator jumlah memperoleh skor rata-rata tertinggi 4 dengan kategori banyak
berkurang pada perlakuan ketujuh sampai perlakuan kesepuluh. 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3.2 2
2 3 3 3 3 4 4 4 4 3.2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3.2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3.2 1X 3 HARI WARNA SKOR
BENTUK skor VOLUME skor JUMLAH skor 11 3. Perawatan Kulit Wajah Berjerawat
Dengan Pemakaian Masker Temulawak Perlakuan 1 Kali Dalam Seminggu Pada
Kelompok Eksperimen 2 (X2) Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka
perawatan kulit wajah berjerawat memanfaatkan masker temulawak perlakuan 1 kali
dalam seminggu pada kelompok eksperimen 2 (X2) yang dinilai dan segi warna, bentuk,
volume dan jumlah jerawat menunjukkan perubahan yang signifikan kearah perawatan,
perolahan data pada indikator dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini: Gambar 3.
Grafik Skor Rata-Rata Penilaian Perawatan Kulit Wajah Berjerawat Pemakaian Masker
Temulawak Perlakuan 1 Kali Dalam Seminggu pada Kelompok Eksperimen 2 (X2). Untuk
lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut: a. Indikator warna memperoleh skor rata-rata
tertinggi 4 dengan kategori tidak merah pada perlakuan kelima. b. Indikator bentuk skor
rata-rata tertinggi 4 dengan kategori tidak meradang pada perlakuan kelima. Perlakuan
Ke-1 Perlakuan Ke-2 Perlakuan Ke-3 Perlakuan Ke-4 Perlakuan Ke-5 RATA2 2 2 3 3 4 2.8 2
3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2.8 2 2 3 3 4 2.8 1x Seminggu WARNA SKOR BENTUK skor VOLUME
skor JUMLAH skor 12 c. Indikator volume memperoleh skor rata-rata tertinggi 4 dengan
kategori banyak berkurang pada perlakuan kelima. d. lndikator jumlah memperoleh skor
rata-rata tertinggi 4 dengan kategori banyak berkurang pada perlakuan kelima. 4.
Perbedaan Hasil Perawatan Kulit Wajah Berjerawat Tanpa Pemakaian Masker
Temulawak(Xo) Dengan Pemakaian Masker Temulawak Pemakaian 1 Kali Dalam 3 Hari
(X1) dan Masker Temulawak Pemakaian 1 Kali Dalam Seminggu (X2) Hasil dari penelitian
yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk mengetahui ketiga kelompok perlakuan
memiliki perbedaan yang signifikan pada setiap indikator, dapat menggunakan analisis
varian (Anava) dengan alfa 5%. Kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan untuk
mengetahui kelompok perlakuan mana yang berbeda. Hasil uji Anava perawatan kulit
wajah berjerawat dengan tiga kelompok perlakuan yang berbeda dengan indikator
penilaian terhadap warna, bentuk, volume dan jumlah jerawat sebagai berikut : Tabel 1.
Anava warna jerawat Sum of Squares df Mean Square F Sig. w a r n a Between Groups
3.423 2 1.711 8.160 .015 Within Groups 1.468 7 .210 Total 4.891 9 w a r n a Between
Groups 1.633 1 1.633 4.200 .133 Within Groups 1.167 3 .389 Total 2.800 4 Berdasarkan
perhitungan anava dapat terlihat bahwa pada warna jerawat terdapat Fhitung (8,16) >
Ftabel (3,18) yang berarti terdapat 13 perbedaan pengaruh yang signifikan dan
perlakuan yang berbeda terhadap tingkat keberhasilan perawatan pada indikator warna
jerawat. Tabel 2. Uji Duncan Warna Jerawat Jenis_masker N Subset for alpha = 0.05 1 2
Kontrol 10 2.00 Pemakaian 1 x 3 hari 10 2.00 Pemakaian 1 x Seminggu 5 2.92 Sig. 1.000
1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Dari tabel di atas
menunjukkan bahwa indikator warna jerawat tidak terdapat perbedaaan antara
perlakuan kontrol dengan pemakaian 1 x 3 hari, sedangkan terdapat perbedaan antara
perlakuan kontrol dengan pemakaian 1 x seminggu dan terdapat perbedaan antara
perlakuan 1 kali dalam seminggu dengan 1 kali dalam 3 hari. Tabel 3. Anava bentuk
jerawat Sum of Squares df Mean Square F Sig. B en tu k Between Groups 3.423 2 1.711
8.160 .015 Within Groups 1.468 7 .210 Total 4.891 9 B en tu k Between Groups 1.633 1
1.633 4.200 .133 Within Groups 1.167 3 .389 Total 2.800 4 Berdasarkan perhitungan
anava dapat terlihat bahwa pada bentuk jerawat terdapat Fhitung (8,16) > Ftabel (3,18)
yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan dan perlakuan yang berbeda
14 terhadap tingkat keberhasilan perawatan pada indikator bentuk jerawat. Tabel 4. Uji
Duncan Bentuk Jerawat Jenis_masker N Subset for alpha = 0.05 1 2 Kontrol 10 2.00
Pemakaian 1 x 3 hari 10 2.00 Pemakaian 1 x Seminggu 5 2.92 Sig. 1.000 1.000 Means for
groups in homogeneous subsets are displayed. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa
indikator bentuk jerawat tidak terdapat perbedaaan antara perlakuan kontrol dengan
pemakaian 1 x 3 sehari, sedangkan terdapat perbedaan antara perlakuan kontrol
dengan pemakaian 1 x seminggu dan terdapat perbedaan antara perlakuan 1 x 3 sehari
dengan 1 x seminggu. Tabel 5. Anava Volume Jerawat Sum of Squares df Mean Square F
Sig. Volum Between Groups 4.523 3 1.508 6.069 .030 Within Groups 1.490 6 .248 Total
6.013 9 Volum Between Groups 1.633 1 1.633 4.200 .133 Within Groups 1.167 3 .389
Total 2.800 4 Berdasarkan perhitungan anava dapat terlihat bahwa pada volume jerawat
terdapat Fhitung (6,07) > Ftabel (3,18) yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang
signifikan dan perlakuan yang berbeda terhadap tingkat keberhasilan perawatan pada
indikator volume jerawat. 15 Tabel 6. Uji Duncan Volume Jerawat Jenis_masker N Subset
for alpha = 0.05 1 2 Kontrol 10 2.00 Pemakaian 1 x 3 hari 10 2.00 Pemakaian 1 x
Seminggu 5 2.89 Sig. 1.000 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are
displayed. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa indikator volume jerawat tidak
terdapat perbedaaan antara perlakuan kontrol dengan pemakaian 1 x 3 hari, sedangkan
terdapat perbedaan antara perlakuan kontrol dengan pemakaian 1 x seminggu dan
terdapat perbedaan antara perlakuan 1 x 3 hari dengan 1 x seminggu. Tabel 7. Anava
Jumlah Jerawat Sum of Squares Df Mean Square F Sig. jumlah Between Groups 4.332 3
1.444 5.803 .033 Within Groups 1.493 6 .249 Total 5.825 9 jumlah Between Groups
1.633 1 1.633 4.200 .133 Within Groups 1.167 3 .389 Total 2.800 4 Berdasarkan
perhitungan anava terrlihat bahwa pada jumlah jerawat terdapat F hitung (5,80) > F
tabel (3,18) yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan dan perlakuan
yang berbeda terhadap tingkat keberhasilan perawatan pada indikator jumlah jerawat.
16 Tabel 8. Uji Duncan Jumlah Jerawat Jenis_masker N Subset for alpha = 0.05 1 2
Kontrol 10 2.00 Pemakaian 1 x 3 hari 10 2.00 Pemakaian 1 x Seminggu 5 2.89 Sig. 1.000
1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Dari tabel di atas
menunjukkan bahwa indikator jumlah jerawat tidak terdapat perbedaaan antara
perlakuan kontrol dengan pemakaian 1 x 3 hari, sedangkan terdapat perbedaan antara
perlakuan kontrol dengan pemakaian 1 x seminggu terdapat perbedaan antara
perlakuan 1 x 3 hari dengan 1 x seminggu. Jadi dengan melihat hasil analisis di atas jelas
bahwa pemakaian masker temulawak dapat dilakukan untuk perawatan kulit wajah
berjerawat. Hal ini sesuai dengan pendapat Putri (2009:201) yaitu: “temulawak
bermanfaat untuk membersihkan darah, menurunkan gejala stres, menghilangkan
jerawat”. Temulawak mengandung zatzat yang sangat bagus untuk kesehatan tubuh dan
kulit. Dengan menggunakan masker temulawak secara rutin dapat mengurangi jerawat
pada kulit wajah. Sesuai dari penjelasan di atas, maka masker temulawak adalah bahan
yang baik dan dapat digunakan untuk menyembuhkan kulit wajah berjerawat dengan
kata lain perawatan kulit wajah berjerawat secara semi tradisional aman digunakan. C.
Simpul dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat
dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: 17 a. Perubahan warna, bentuk, volume, dan
jumlah jerawat pada kelompok kontrol tanpa menggunakan masker temulawak tidak
terjadi. b. Pada hasil kelompok eksperimen 1 terdapat pengaruh yang signifikan dengan
pemakaian masker temulawak 1 kali dalam 3 hari terhadap warna, bentuk, volume, dan
jumlah jerawat. c. Pada kelompok eksperimen 2 terdapat pengaruh yang signifikan
dengan pemakaian masker temulawak 1x dalam seminggu terhadap warna, bentuk,
volume, dan jumlah jerawat. 2. Saran Setelah melakukan penelitian, diharapkan
penelitian ini dapat memberikan sumbangan saran bagi pihak-pihak terkait dalam
bidang tata rias dan kecantikan, yaitu : a. Bagi program studi D4 Pendidikan Tata Rias
dan Kecantikan, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk praktek pada mata
kuliah perawatan kulit wajah. b. Bagi responden dalam penelitian ini diharapkan dapat
memanfaatkan masker temulawak terhadap perawatan kulit wajah berjerawat.
Mengingat keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini penulis menyarankan agar
peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan bahan
kosmetika yang lainya untuk lebih memperluas cakupan dari ilmu pengetahuan bidang
tata rias dan kecantikan. Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan skripsi peneliti dengan
pembimbing I Dra. Rostamailis, M.Pd dan Pembimbing II Dra. Rahmiati, M.Pd 18 DAFTAR
PUSTAKA Achroni, Keen. 2012. Semua Rahasia Kulit Cantik dan Sehat. Jakarta: Buku Kita.
Putri, Alissa. 2009. Keajaiban Buah dan Sayur Untuk Kesehatan Tubuh. Yogyakarta :
Genius. Rostamailis. 2005. Perawatan Kulit, dan Rambut. Jakarta : Rineka Citra. Yekti,
Mumpuni. Ari, Wulandari. 2012. Cara Jitu Mengatasi Jerawat. Andi Jogjakarta:
Jogjakarta.
PEMANFAATAN RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) SEBAGAI PERAWATAN
KECANTIKAN KULIT

Marisa Asnia1 , Neneng Siti Silfi Ambarwati. 2 , Jenny Sista Siregar3 1,2,3Universitas
Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Vokasional Tata Rias, Fakultas Tenik,
Universitas Negeri Jakarta e-mail: 1marisa.asnia@gmail.com, 2
neneng_ambarwati@yahoo.co.id, 3 jennysistasiregar@gmail.com ABSTRAK Konstruksi
kecantikan perempuan yang dibangun oleh media adalah kecantikan dengan kriteria
yang begitu ekstrim sehingga banyak perempuan melakukan perubahan fisik menjadi
cantik meski beresiko mengalami alergi dari bahan kimia yang digunakan. Padahal cantik
fisik dapat dilakukan melalui perawatan yang cenderung aman bagi kesehatan karena
menggunakan teknik dan bahan yang dibuat dari bahan alam. Salah satu media
kecantikan alami yang dapat digunakan yaitu tanaman. Kunyit ialah satu-satunya
tanaman yang bermanfaat sebagai produk kecantikan dari jenis rempah hasil produksi
terbesar di Indonesia yang lain.[1] Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
data kualitatif, dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai
pengumpulan data sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Mengacu pada model analisis
interaktif yang diajukan oleh Miles dan Huberman, yang prosesnya berbentuk siklus
yakni memperlihatkan sifat interaktif kolektif data atau pengumpulan data dengan
analisis data. Hasil dari penelitian menunjukkan pemanfaatan rimpang kunyit (Curcuma
domestica Val.) sebagai perawatan kecantikan kulit telah diakui sejak masa yang lama.
Dibuktikan dengan adanya peninggalan di Candi Borobudur yang terdapat ukiran
bermakna pemakaian tanaman dan rempah-rempah sebagai obat dan perawatan
kesehatan dan kecantikan. Pemanfaatan rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.)
sebagai perawatan kecantikan kulit diaplikasikan atau dapat dikonsumsi melalui dalam
dan luar tubuh. Kata Kunci:kecantikan, perawatan, kunyit 1. PENDAHULUAN Kecantikan
adalah karunia dari Tuhan kepada makhluk ciptaan-Nya dan sudah sepantasya kita
merawat yang sudah diberikan-Nya. Terlahir dengan keadaan bagaimanapun itulah
karunia dari Tuhan. Tentunya bagi wanita menjadi cantik merupakan suatu idaman.
Konstruksi kecantikan pada perempuan yang dibangun oleh media adalah kecantikan
dengan kriteria seperti kulit putih, tinggi, hidung mancung, dan payudara penuh berisi.
Tidak jarang yang terjadi saat ini, demi mengejar obsesinya, perempuan tidak
segansegan melakukan tindak kekerasan terhadap tubuhnya, dengan cara mengeriting
dan meluruskan (rebonding) rambut, mengecat berwarna-warni rambutnya, mencabut
bulu kaki, suntik pemutih demi menjadi cantik seperti yang diidamkan. Perubahan fisik
menjadi cantik melalui cara ini begitu ekstrim dan cenderung merugikan karena dapat
mengakibatkan alergi dari bahan kimia yang digunakan. Padahal cantik fisik dapat
dilakukan melalui perawatan diri alami yang cenderung aman bagi kesehatan. Langkah
perawatan diri terdapat dua jenis yaitu secara alami dan modern. Perawatan secara
alami yaitu perawatan dengan menggunakan teknik dan bahan yang tradisional, yaitu
dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara pembuatan yang turun
temurun. Perawatan secara modern ialah perawatan tanpa komponen yang benar-
benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional serta
dilakukan dengan teknik yang modern. Zat perawatan modern cenderung lebih besar
kemungkinan menyebabkan alergi. Lebih aman jika dilakukan perawatan secara alami
dan dilakukan secara konsisten dalam jangka panjang. Banyak media kecantikan alami
yang digunakan manusia untuk mendapatkan cantik yang diinginkan, misalnya tanaman.
Di Indonesia terdapat berbagai macam tanaman, kunyit menjadi salah satu media
kecantikan sejak masa yang lama. Kunyit yang merupakan golongan rempah-rempah
sebagai bahan perawatan secara alami sedikit menimbulkan efek alergi. Serta
keberadaannya sebagai media kecantikan yang telah dipakai secara turun temurun di
Indonesia. [2]Menurut resep tradisional yang diturunkan sejak beberapa generasi,
perawatan kesehatan dan kecantikan cara jamu yang dapat berupa campuran
dedaunan, akar-akar, dan rempah-rempah yang dikeringkan itu digiling halus, lalu diolah
menjadi serbuk, pil, minuman, dan balsam atau obat gosok yang akan menghasilkan
keseimbangan lahir dan batin.Pemanfaatan kunyit sebagai media kecantikan yang telah
digunakan secara turun temurun membuat penulis tertarik untuk mengkaji berbagai
perawatan kecantikan tradisional yang menggunakan kunyit sebagai media kecantikan.
2. METODE PENELITIAN Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir
ini adalah analisis data kualitatif, dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah selesai pengumpulan data sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Mengacu pada
model analisis interaktif yang diajukan oleh Miles dan Huberman, yang prosesnya
Prosiding SENDI_U 2019 ISBN: 978-979-3649-99-3 698 berbentuk siklus yakni
memperlihatkan sifat interaktif kolektif data atau pengumpulan data dengan analisis
data. Adapun skema analisis interaktif dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.
Skema Analisis Data Menurut Miles dan Huberman Miles dan Huberman mengatakan
bahwa teknik yang digunakan dalam analisis data ada 4 langkah, yaitu pengumpulan
data, reduksi data, penyajian/display data, verifiksi dan penarikan kesimpulan [3] 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN Curcuma domestica Val. Ialah nama lain dari curcumae
domestica rhizoma yang merupakan suku zingiberaceae yang mempunyai batang semu
yang dibentuk dari pelepah daun-daunnya.[4]Tanaman tersebut banyak tumbuh di
daerah sub tropis sampai tropis seperti Bangladesh, Cina, Filipina, India, Indonesia,
Jamaika, Sri Lanka, dan Taiwan. Lingkungan tumbuhnya mulai dari dataran rendah
sekitar 2.000 meter di permukaan air laut, baik pada tanah liat maupun berpasir. Pada
umumnya kunyit ditanam sebagai tanaman monokultur maupun sebagai tanaman
tumpang sari di pekarangan, kebun, maupun hutan. Tinggi tanaman ini 1,0-1,5 meter,
tumbuh tegap dan membentuk rumpun. Daunnya tunggal dan bertangkai, berbentuk
lancet yang lebar, ujung dan pangkalnya meruning, bertulang menyirip, permukaannya
licin, dan berwarna hijau pucat. Panjang daunnya sekitar 20-40 cm dan lebarnya sekitar
15-30 cm. Bunganya merupakan bunga majemuk yang berbentuk kerucut yang muncul
dari batang semunya. Panjang bunga berkisar antara 10-15 cm, berwarna putih sampai
kuning muda atau kemerahan. Setiap bunga memiliki tiga lembar kelopak dan tiga
lembar tajuk. Gambar 2. Tanaman Kunyit: Rumpun (kiri) dan Bunga (kanan) Bagian
utama tanaman kunyit adalah rimpangnya yang merupakan tempat tumbuhnya tunas.
Kulit rimpang berwarna kecoklatan dan bagian dalamnya berwarna kuning tua, kuning
jingga, atau kuning jingga kemerahan sampai kecoklatan. Rimpang utama berbentuk
bulat panjang seperti telur yang merupakan induk rimpang (bulb) yang biasa disebut
empu atau kunir lelaki. Rimpang induk membentuk cabang yang letaknya lateral dan
berbentuk seperti jari (fingers) yang lurus atau melengkung. Induk rimpang rasanya agak
pahit, getir, kaya akan pigmen dan resin. Sedangkan anak rimpang rasanya agak manis
dan berbau aromatis. Kurkuminoid berbentuk kristal prisma atau batang pendek,
membentuk emulsi atau tidak larut dalam air, dan mudah larut dalam aseton, etanol,
metanol, bensen, dan khloroform. Senyawa tersebut memberikan flouresensi warna
kuning, jingga, sampai jingga kemerahan yang kuat di bawah sinar ultra violet yang tidak
stabil jika terkena sinar matahari dan menjadi stabil apabila dipanaskan. Kandungan
minyak atsiri rimpang kunyit berkisar antara 2,5-6,0 , yang terdiri dari komponen
artumeron, alfa dan beta tumeron, tumerol, alfa atlanton, beta kariofilen, linalol, 1,8
sineol, zingiberen, dd felandren, d-sabinen, dan borneol. Selain kurkuminoid dan minyak
atsiri, rimpang kunyit juga mengandung senyawa lain seperti pati, lemak, protein,
kamfer, resin, damar, gom, kalsium, fosfor, dan zat besi. Prosiding SENDI_U 2019 ISBN:
978-979-3649-99-3 699 Gambar 3. Rimpang Kunyit Berdasarkan hasil uji laboratorium
[5]kandungan gizi ekstrak kunyit sebagai berikut: Tabel 1. Kandungan Gizi Ekstrak Kunyit
No Bahan Aktif Jumlah 1 Protein 0.090 gram 2 Lemak 0.008 gram 3 Karbohidrat/Pati
11.250 gram 4 Abu 0.925 gram 5 Vitamin A 1.315 IU 6 Vitamin C 3.250 mgram 7
Hidroksiracaikol 0.005 gram 8 Eugenol 0.075 gram 9 Cinole 0.250 gram 10 Tanin 0.003
gram 11 Kurkumin 1.205 gram 12 Caprilic Acid 0.335 gram 13 Camphor/Fosfor 0.420
gram 14 Borneol 0.225 gram Zat kurkumin yaitu senyawa anti bakteri, protein yang
dapat mempertahankan elastisitas kulit yang berfungsi untuk mencegah timbulnya kerut
pada wajah. Caprilic Acid yang berfungsi membunuh kuman-kuman dan bakteri yang
terdapat pada wajah. Eugenol dan Cinole memiliki fungsi sebagai anti bakteri dan dapat
mengeringkan luka. Menurut Coleman, Vitamin A yang merupakan salah satu jenis zat
makanan berfungsi sebagai penghambat produksi hormone yang berlebih pada kulit
sehingga membantu menjaga sel epitel pada penderita jerawat tetap baik. [6]
Sedangkan menurut Achyar, Vitamin A berguna untuk memeprtahankan pertumbuhan
normal dari sel epitel, yaitu sebagai keratinasi yang bersifat melicinkan, melunakkan,
dan memlihara jaringan epitel serta meremajakan kulit. [7]Rumus vitamin A adalah
C20H29OH yang merupakan senyawa pelindung epitel, vitamin anti infeksi, dan
diperlukan tubuh untuk memberi makan lemak di bawah kulit. Bahan yang memiliki
fungsi yang sama dengan vitamin A adalah vitamin C yang merupakan senyawa yang
mudah larut dalam air, bersifat asam dan tidak memiliki bau. Rumus empiris vitamin C
adalah C6H6O6 dengan kimia asam karbonat. Vitamin ini sangat berguna sebagai anti
oksida yang berfungsi mengikat dan menetralkan racun yang dihasilkan pada proses
metabolism dalam tubuh sehingga kemungkinan kerusakan jaringan tubuh dapat
dikurangi. [8]Selain itu, kunyit juga mengandung zat pati yang dapat menumpukkan sel-
sel yang saling melekat ke permukaan kulit. Serta kunyit mengandung fosfor yang dapat
mengangkat sel-sel lapisan tanduk dan dapat melembutkan kulit wajah. Di Indonesia,
kunyit digunakan sebagai salah satu bumbu rimpang yang populer. Kunyit umumnya di
masyarakat terdapat 2 macam yaitu kunyit kuning dan kunyit putih. Keduanya memiliki
aroma yang khas. Ukuran kunyit putih lebih kecil jika dibandingkan dengan kunyit
kuning. Kunyit kuning digunakan sebagai bahan dasar pembuatan lulur Jawa. Lulur
membuat sel-sel kulit mati terangkat sehingga kulit menjadi bersih dan mulus. Kunyit
juga dimanfaatkan untuk menyembuhkan infeksi kulit seperti eksim. Selain sebagai lulur,
kunyit juga merupakan salah satu bahan dasar minuman tradisional jamu. Agar memiliki
kulit yang sehat luar dan dalam, minum air kunyit secara teratur. Cara membuatnya
yaitu parut 50 gram kunyit, didihkan dalam air, dan campur dengan gula jawa
secukupnya. Biarkan mendidih dengan api kecil sampai air tinggal setengahnya. Saring
ramuan kunyit. Siap diminum. [9] Prosiding SENDI_U 2019 ISBN: 978-979-3649-99-3 700
Perawatan dari Dalam Tubuh Perawatan dari dalam tubuh yang dimaksud yaitu
mengonsumsi rimpang kunyit (Curuma domestica Val.) dengan cara diminum. Zat yang
dikonsumsi dengan diminum akan masuk ke dalam tubuh yang kemudian akan
berkhasiat sesuai dengan yang zat yang terkandung dalam zat tersebut. Pada penulisan
tugas akhir ini, maka kunyit yang dikonsumsi dengan cara diminum akan berkhasiat
terhadap tubuh untuk kecantikan kulit karena menyehatkan tubuh. Pembuatan jamu
merupakan unsur penting budaya Jawa yang menyebar sampai ke Pulau Bali pada
zaman Majapahit. Jamu, yang digunakan untuk perawatan kesehaan dan kecantikan
dibuat dari dedaunan, akarakar, dan rempah-rempah yang telah dikeringkan. Menurut
resep tradisional yang diturunkan sejak beberapa generasi, jamu yang dapat berupa
campuran yang dikeringkan itu digiling halus, lalu diolah menjadi serbuk, pil, minuman,
dan balsam atau obat gosok. Perawatan cara jamu dilakukan dengan mengonsumsi
campuran ini, dan obat gosoknya dipakai untuk pijat cara tradisional, yang akan
menghasilkan keseimbangan lahir dan batin. Para sejarawan menemukan bukti bahwa
jamu dibuat pada zaman prasejarah. Di museum Nasional, Jakarta, misalnya, terdapat
koleksi lumpung dan lesung serta alu dan cobeknya yang terbuat dari batu zaman
Neolitik, yang dipakai untuk menggiling atau untuk menumbuk dedaunan menjadi
ekstrak dan serbuk. Selain itu, di Jawa Tengah, ada Candi Borobudur, bangunan baru
terbesar di dunia peninggalan agama Buddha abad ke-8-9 Masehi. Pada dindingnya
terdapat pahatann yang melukiskan pembuatan jamu. Pahatan itu melukiskan
penumbukan campuran daun-daun yang kemudian dioleskan pada tubuh wanita, yang
rupanya ditujukan untuk kesehatan dan kecantikan para pemakainya. Pada dinding
berikutnya terdapat pahatan yang melukiskan orang sedang menikmati minuman dari
mangkuk dan ada orang yang sedang dipijat. Keterangan mengenai asal-usul jamu juga
terdapat dalam dokumentasi kuno berupa tulisan tangan pada daun lontar yang
ditemukan di Bali dan di keraton-keraton Jawa. Biasanya, raja memerintahkan penulisan
itu sebagai tanda untuk merekam segala sesuatu yang terjadi pada masa
pemerintahannya. Dalam Serat Centhini, misalnya, terdapat penjelasan mengenai
berbagai penyakut dalam bahasa Jawa kuno dan cara mengobatinya daengan
menggunakan daun herbal yang diolah. Manuskrip ini dibuat pada zaman pemerinahan
Susuhunan Pakubuwono IV (1788-1820) dari Kerajaan Surakarta. Manuskrip tertua
berasal dari tahun Saka 1742 atau tahun 1814 penanggalan internasional. Ada pula
manuskrip Candra Rini yang dibuat pada ahun Saka 1792 atau tahun 1863 penanggalan
internasional dan Serat Wulang Estri yang dibuat tahun Saka 1811 atau tahun 1889
penanggalan internasional. Manuskrip-manuskrip tersebut menguraikan antara lain cara
meraih kecantikan luar dan dalam melalui perawatan dengan jamu yang menghasilkan
kesehatan badan yang utuh sehingga paras akan bersinar bersih dan cantik karena
sehat. Naskah-naskah itu menguraikan cara menghias tubuh dengan busana dan
aksesori perhiasan menggunakan aneka warna kosmetik. [10] Berdasarkan penjelasan
Beer yang diacu dalam buku Liong, bahwa untuk meraih kecantikan luar dan dalam
tubuh yaitu melalui perawatan dengan jamu yang memberikan kesehatan bagi tubuh
sehingga fisik tubuh tampak bersinar dan cantik. Sehat memang berkaitan erat dengan
kecantikan, jika tubuh kita sehat maka cantik fisik alai akan didapatkan. Selain
ditemukan referensi yang menjadi bukti bahwa kunyit dapat dimanfaatkasn sebagai
perawatan kecantikan kulit sejak masa yang lama, ditemukan pula referensi cara
mengolah dan mengonsumsi kunyit sebagai perawatan kecantikan kulit dari dalam
tubuh. Perawatan dari Luar Tubuh Perawatan dari luar tubuh yang dimaksud merupakan
hasil kajian penulis terhadap beberapa referensi yang mengaplikasikan rimpang kunyit
(Curuma domestica Val.) sebagai perawatan kecantikan kulit dalam bentuk masker,
racikan, peeling, lulur, dan masker. Zat yang dikonsumsi dengan diaplikasikan pada
permukaan kulit akan meresap ke dalam tubuh yang kemudian akan berkhasiat sesuai
dengan yang zat yang terkandung dalam zat tersebut. Pada penulisan tugas akhir ini,
maka kunyit yang dikonsumsi dengan diaplikasikan pada permukaan kulit akan
berkhasiat untuk kecantikan kulit karena menyehatkan tubuh. 1) Kunyit sebagai Obat
Jerawat. Di dalam kunyit terdapat zat yang disebut kurkumin, yaitu senyawa anti bakteri,
caprilic acid yang dapat membunuh kuman, eugenol dan cinole yang dapat melawan
berkembangnya bakteri. Zat-zat inilah yang berperan di dalam tahap pertama yaitu
membunuh bakteri dan kuman dahulu, sehingga peradangan dapat berkurang dan tidak
berkembang. Karena peradangan berkurang, jerawat akan mengering. Untuk
mengembalkan kulit ke dalam kondisi semula, di dalam kunyit juga mengandung Vitamin
A yang memiliki kecepatan dalam melawan penyakt kulit dan infeksi, protein yang
berguna untuk mempertahankan elastisitas kulit, fosfor yang dapat membuat kulit halus
dan lembut, karbohidrat yang berguna mengangkat pemupukan sel-sel yng seling
melekat di permukaan kulit. Zat lain yang berpengaruh yaitu Vitamin C yang berguna
sebagai zat pengatur untuk kesehatan kulit. 2) Kunyit sebagai
Aromatherapy.Aromatherapy adalah mengobati dengan menggunakan wewangian, atau
dengan kata lain penyembuhan holistic untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan dalam memulihkan keseimbangan emosi. Kata Aromatherapy adalah
mengobati dengan menggunakan Prosiding SENDI_U 2019 ISBN: 978-979-3649-99-3 701
wewangian, atau dengan kata lain penyembuhan holistic untuk meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan dalam memulihkan keseimbangan emosi. Mengingat minyak atsiri
merupakan salah satu kandungan utama pada rimpang kunyit selain kurkuminoid, maka
kunyit juga dapat dimanfaatkan sebagai aromatherapy. Selain memberi pengaruh
terhadap tubuh secara fisik, kunyit yang mengandung minyak atsiri sebagai kandungan
utamanya jika diolah menjadi minyak aromatherapy akan menimubulkan efek yang
positif juga bagi suasana hati. 3) Kunyit sebagai Lulur dan Mangir. Lulur dan mangir
digunakan untuk menjadikan kulit tubuh lebih halus, bersih cemerlang dan harum
dengan cara pembuatannya seperti membuat jamu dengan cara memipis atau
menyerbuk dengan lumpang. Setelah dipipis dapat langsung digunakan karena ramuan
tersebut masih mengandung air, sehingga dapat melekat pada tubuh. Untuk ramuan
yang dibuat dengan cara serbuk, serbuk tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan
air secukupnya, baru digunakan.Kunyit dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan
lulur, di Indonesia terdapat berbagai jenis lulur yang menggunakan bahan dasar kunyit.
Pada lulur kuning jawa, kunyit yang sudah berupa serbuk dicampurkan dengan sari
tepung beras, pandan wangi, temu giring yang fungsinya untuk mendinginkan kulit
sehingga kulit tampak kuning langsat, bersih, halus, dan harum.Lulur mangir jika
digunakan akan memberikan efek kulit bersih dan kuning langsat. Cream scrub dan
masker yang digunakan mengandung ekstrak kunyit yang mampu membuat kulit bersih
dan kuning langsat. 4) Kunyit sebagai Boreh atau ParemJenis sediaan untuk perawatan
kecantikan kulit lain yang memanfaatkan kunyit ialah lulur boreh Bali. Boreh merupakan
salah satu teknik penyembuhan dari Bali yang dikenal dengan “Usada Bali” yang terdiri
dari “Loloh” (minum), “Simbuh (tekanan) dan “Boreh” (masker). Dalam cara tradisional
Bali, tubuh yang sehat harus memiliki keseimbangan antara panas dan dingin. Boreh
terbuat dari rempah-rempah alami Indonesia yang memiliki efek menghangatkan ketika
digunakan pada tubuh [11]Boreh adalah lulur alami yang terbuat dari rempah-rempah
yang berkhasiat melancarkan peredaran darah, menghangatkan dan mengeluarkan
racun dalam tubuh. Tujuan perawatan lulur boreh Bali ialah untuk mendetoksifikasi atau
mengeluarkan racun dalam tubuh dan merileksasikan ketegangan otot. Biasanya
perawatan ini dimulai dengan pemijatan untuk melancarkan peredaran darah dan
melancarkan lymph drainage/ saluran getah bening yang pembuangan kering dan sisa
pembakaran tubuh terjadi pada saluran ini. [9]Kemudian dilanjutkan dengan pengolesan
boreh dengan sari air mawar sampai didapat campuran yang pekat. Boreh terbuat dari
rempah-rempah alami Indonesia yang terdiri dari kunyit, cengkeh/pala, lengkuas, jahe,
kayu manis, beras, kencur. Fungsinya untuk memperlancar peredaran darah,
melembutkan kulit, memiliki efek menghangakan tubuh, membantu tubuh dalam proses
mengeluarkan racun, dan memberi keseimbangan suhu tubuh. Perawatan ini juga
dilakukan untuk orang-orang yang sedang mengalami gejala flu, keletihan, dan pegal-
pegal. 5) Kunyit sebagai Masker. Balut badan rempah/herbal body wrap menggunakan
bubuk rempah-rempah dari tumbuh-tumbuhan di Indonesia yang memiliki khasiat
erapeutik sebagai bahan utamanya. [9]Bubuk rempah-rempah diaduk dengan air dan
diberi minyak esensial sesuai kebutuhan. Pada perawatan ini, bagian tubuh yang akan
dirawat dilapisi terlebih dahulu dengan kain tipis, lalu adukan rempah dioleskan dan
tubuh dibungkus dengan handuk dan diselimuti. Khasiat balut badan rempah ini adalah
untuk mengatasi gatalgatal pada kulit, mencegah bau badan, dan memberi efek
penyegaran. 6) Kunyit sebagai Rempah Mandi. [12]Rempah mandi: mandi berendam
dalam air hangat yang berisi larutan rempah-rempah tertentu sehingga tubuh terasa
segar, sekaligus mengatasi bau harum dan rasa lelah. Mandi rempah ini dapat
dicampurkan dengan bunga segar, seperti mawar, melati dan kenanga agar menambah
bau harum pada badan apabila telah digunakan.Mandi rempah berguna untuk
menghangatkan tubuh dan mengangkat minyak bekas massage. Mandi rempah yang
dianjurkan antara lain; yang mengandung kencur, jahe, lemon, kayu manis dan
sebagainya. Pada ibu hamil yang melahirkan secara operasi Caesar, mandi rempah dapat
dilakukan pada ibu yang sudah dibuka plester lukanya, minimal 2 minggu setelah
operasi. [12] 7) Kunyit sebagai Penghapus Area Hitam di Ketiak dan Leher. Kunyit juga
dapat menghapus area hitam di ketiak dan leher, bahan yang dibutuhkan yaitu Kunyit,
Lemon, Ketimun. Parut kunyit dan ketimun. Lalu peras lemon, ambil airnya. Campurkan
menjadi satu, aduk hingga rata. Oleskan ramuan itu pada ketiak dan leher yang hitam.
Lakukan secara teratur. Tabel 2. Manfaat Rimpang Kunyit sebagai Perawatan Kecantikan
No Sediaan Perawatan Kegunaan Dari Luar Dari Dalam 1 Ekstrak sebagai masker - obat
jerawat 2 Jamu obat gosok diminum  keseimbangan lahir batin  melembutkan dan
membuat rambut bersinar Prosiding SENDI_U 2019 ISBN: 978-979-3649-99-3 702 
menyehatkan dan memperlancar sirkulasi darah, pertumbuhan rambut, dan warna
rambut Jamu (kunyit asem) - diminum  memperlancar sirkulasi darah  menyegarkan 3
Jamu (sari temulawak) - diminum  melancarkan buang air besar  mencegah timbulnya
jaur pada kulit  menurunkan diabetes 4 Cabe puyang - diminum  menghilangkan rasa
pega linu  melancarkan buang air besar  memacu peredaran darah 5 Pilis ditempelkan
di dahi -  meredakan pusing  memperlancar sirkulasi darah 6 Ramuan 1 - diminum 
bagian kewanitaan kembali rapat dan wangi 7 Ramuan 2 - diminum  wajah berseri
bebas dari noda hitam 8 Lulur Kuning Jawa digosokkan -  mengangkat sel-sel kulit mati
9 Lulur Boreh Bali digosokkan -  memperlancar sirkulasi darah  melembutkan kulit 
menghangakan tubuh  mengeluarkan racun  keseimbangan suhu tubuh  membuat
gejala flu, keletihan, dan pegal-pegal menjadi lebih baik 10 Balinese “murut” digosokkan
-  mengangkat kotoran kulit dan bakteri  penghangat tubuh  melembabkan kulit 11
Balut badan rempah / herbal body wrap ditempelkan -  mengatasi gatal-gatal pada kulit
 mencegah bau badan  memberi efek penyegaran 12 Lulur mangir dan masker
digosokkan -  membuat kulit bersih dan kuning langsat 13 Mangir 1 sebagai peeling - 
membersihkan kulit  mencegah gatal-gatal atau panu 14 Mangir 2 sebagai peeling - 
menghaluskan dan membersihkan kulit 15 Rempah mandi berendam atau digosokkan - 
memberi aroma wangi pada tubuh  menghaluskan kulit  memberikan warna kuning
pada kulit 16 Ramuan 3 digosokkan -  menghapus area hitam ketiak dan leher
Pemanfaatan rimpang kunyit sebagai perawatan kecantikan bukan hal yang asing. Sejak
masa yang lalu, khususnya Indonesia telah memanfaatkan rimpang kunyit sebagai media
perawatan kecantikan. Berdasarkan berbagai sumber yang didapat, penulis menemukan
rimpang kunyit lebih banyak digunakan sebagai perawatan kecantikan kulit baik dari luar
maupun dari dalam tubuh. Namun untuk perawatan kecantikan rambut belum
diterapkan secara khusus. Prosiding SENDI_U 2019 ISBN: 978-979-3649-99-3 703 4.
KESIMPULAN Setelah melakukan studi pustaka dari berbagai sumber, penulis
mendapatkan hasil bahwa pemanfaatan rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.)
sebagai perawatan kecantikan kulit telah diakui sejak masa yang lama. Dibuktikan
dengan adanya peninggalan koleksi lumpung dan lesung serta alu dan cobeknya yang
terbuat dari batu zaman Neolitik, yang dipakai untuk menggiling atau untuk menumbuk
dedaunan menjadi ekstrak dan serbuk. Serta bukti lain pada peninggalan di Candi
Borobudur yang terdapat ukiran bermakna pemakaian tanaman dan rempah-rempah
sebagai obat dan perawatan kesehatan dan kecantikan. Pemanfaatan rimpang kunyit
(Curcuma domestica Val.) sebagai perawatan kecantikan kulit diaplikasikan atau dapat
dikonsumsi melalui dalam dan luar tubuh. Jika melalui dalam tubuh, dapat dikonsumsi
sebagai minuman segar. Jika dikonsumsi sebagai perawatan dari luar tubuh akan
memberikan 7 manfaat berdasarkan studi pustaka yang dilakukan penulis sebagai
berikut: 1) obat jerawat 2) aromatherapy 3) lulur dan mangir 4) boreh/parem 5) masker
6) rempah mandi 7) penghapus area hitam ketiak dan leher. Kesimpulan harus
mengindikasi secara jelas hasil-hasil yang diperoleh, kelebihan dan kekurangannya, serta
kemungkinan pengembangan selanjutnya. 5. SARAN Penulis menyampaikan beberapa
saran untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil penelitian yang telah ditulis, yaitu
perlunya ada penelitian lebih lanjut untuk pemanfaatan rimpang kunyit (Curcuma
domestica Val.) sebagai perawatan kecantikan kulit supaya lebih akurat. DAFTAR
PUSTAKA [1] Salim, Zamroni & Munadi, Ernawati, 2017,Info Komoditi Tanaman Obat,
Jakarta, Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia. [2] Liong, Theresa C.Y., 2010,The Martha Tilaar Way, Jakarta, Buku
Kompas. [3] Rasyid, Harun Al, 2000,Dasar-Dasar Statistika Terapan, Bandung,Program
Pascasarjana UNPAD. [4] Direktorat Obat Asli Indonesia Deputi Bidang Pengawasan Obat
Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen, 2011,Acuan Sediaan Herbal, Jakarta,
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. [5] Widyasary, RR. Lellyanna,
1999, Perbandingan Hasil Penggunaan Ekstrak Kunyit dan Ekstrak Daun Sirih Sebagai
Obat Tradisional Terhadap Kulit Wajah Berjerawat,Skripsi, Fakultas Pendidikan Teknologi
dan Kejuruan, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta, Jakarta. [6] Coleman,
Vernon, 1991, Perawatan Kulit, Jakarta, Arcan. [7] Achyar, Lies Yul, 1985, Dasar-Dasar
Kosmetologi Kedokteran, Jakarta, PADVI Jaya. [8] Trenggono, Retno I.S, 1992, Kiat Apik
Menjadi Sehat dan Cantik, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. [9] Jumarani, Louise,
2009,The Essence of Indonesian Spa, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama. [10]Liong,
Theresa C.Y, 2010,The Martha Tilaar Way, Jakarta, Buku Kompas. [11]Wijayanti, Lia,
2013, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Dewasa Melakukan Perawatan Badan
Balinese Spa (Studi Kasus : Martha Tilaar Salon & Day Spa), Skripsi, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Jakarta, Jakarta. [12]Irtawidjajanti, Sri, 2015,Kosmetika Tradisional,
Jakarta, Universitas Negeri Jakarta.
Botani, Metebolit Sekunder dan Bioaktivitas Bangle (Zigiber montanum) (Review).
Care:Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan

7(1), 73-83. Retrieved from https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/care/article/view/1055


Botani, Metabolit Sekunder dan Bioaktivitas Bangle (Zigiber montanum) (Review) Marina
Silalahi Prodi Pendidikan Biologi FKIP, Universitas Kristen Indonesia e-mail:
marina_biouki@yahoo.com ABSTRACT The use of plants as a medicine is sometimes
doubted in modern medicine because it is not considered to have sufficient evidence.
Zingiber montanum or also known as bangle is a of the types in the family Zingiberaceae
which is used as a medicine, but an in-depth study of secondary metabolites and their
bioactivity is still limited. This article aims to reveal botany, secondary metabolites, and
bioactivity Z. purpureum so that it can be used as a basis for its use and development as
traditional medicine and modern medicine. Studies on articles are based on various
literary sources obtained off line or online in the form of journals, books, which can be
downloaded using keywords, Zingiber, Zingiber montanum, secondary metabolites and
bioactivities of Z. montanum. Rhizoma Z. montamun produces flavors and can be used
to replace ginger (Zingiber officinale). As a traditional medicine in Asia, Z. montanum is
used as a carminative drug, a stimulant for the stomach, diarrhea, colic, and headaches.
Based on the bioactivity test in vitro and in vivo Z. montanum has pharmacological
effects as anti-inflammatory, antimicrobial, analgesic and obesity. Keywords : Analgesic;
antimicrobial; zingiber montanum ABSTRAK Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat
terkadang diragukan dalam pengobatan modern karena dianggap belum memiliki bukti
yang cukup. Zingiber montanum atau yang dikenal juga sebagai bangle merupakan salah
jenis dalam famili Zingiberaceae yang dimanfaatkan sebagai obat, namun kajian
mendalam mengenai metabolit sekunder dan bioaktivitasnya masih terbatas. Artikel ini
bertujuan untuk mengungkapkan botani, metabolit sekunder, dan bioaktivitas Z.
purpureum sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk pemanfaatan dan
pengembangannya sebagai obat tradisional maupun obat modern. Kajian pada artikel
didasarkan pada berbagai sumber literatur yang diperoleh secara off line maupun on
line berupa jurnal, buku, yang dapat diunduh dengan menggunakan kata kunci, Zingiber,
Zingiber montanum, secondary metabolites dan bioactivities of Z. montanum. Rhizoma
Zingiber montamun menghasilkan cita rasa (flavour) dan dapat digunakan untuk
menggantikan jahe (Zingiber officinale). Sebagai obat tradisional masayarakat di Asia
memanfaatkan Z. montanum sebagai obat karminatif, stimulan untuk lambung, diare,
kolik, dan sakit kepala. Berdasarkan uji bioaktivitasnya secara in vitro dan in vivo Z.
montanum memiliki efek farmakologi sebagai anti-inflammatori, antimikroba, analgesik
dan obesitas. Kata kunci: Analgesik; anti mikroba; zingiber montanum 74 Care: Jurnal
Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .7, No.1,2019, hal 73-83 PENDAHULUAN Tumbuhan telah
dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat sejak ribuan tahun lalu. Pemanfaatan
tumbuhan sebagai bahan obat oleh berbagai masyarakat pada awalnya didasarkan pada
try and error (Silalahi, 2014), namun berbagai pengetahuan lokal tersebut sebagaian
menjadi awal dari pengembangan obat komersial. Sebagai contoh berbagai senyawa
obat yang sangat penting dalam bidang kesehatan manusia diadopsi dari pengetahuan
lokal seperti morphine dari (Papaver somniferum), aspirin dari Salix alba vulgaris,
tubocurarin dari Chondrodendron tomentosum, vinblastine dan vinkristin dari tapak
dara (Catharanthus roseus) (Shaari, 2015). Pengembangan tumbuhan sebagai obat oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia dikelompokan menjadi obat
tradisional, herbal terstandar, dan fitofarmaka. Tumbuhan obat tradisional adalah
tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat, namun khasiatnya hanya didasarkan
bukti empirik saja. Walaupun hanya didasarkan bukti empirik, namun obat tradisional
telah lama berkembang di Indonesia dan dimanfaatkan untuk menjaga dan
meningkatkan kesehatan. Masyarakat lokal Indonesia terutama etnis Jawa telah lama
memanfaatkan empon-emponan (Zingiberaceae) sebagai obat tradisional khususnya
sebagai bahan jamu, salah satunya berasal dari genus Zingiber. Genus Zingiber
diperkirakan memiliki sekitar 85 species dan sebagian besar ditemukan di Asia, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan, serta Afrika (Sabulal et al., 2006). Pemanfaatan Zingiber
sebagai obat tradisional diuga berhubungan dengan kandungan senyawa bioaktifnya
seperti gingerols, shogaols, diarylheptanoids, phenylbutenoids, flavanoids, diterpenoids
dan sesquiterpenoids (Sivasothy et al., 2011). Zingiber montanum atau yang dikenal
dengan bangle telah lama dimanfaatkan oleh etnis Indonesia untuk sebagai obat
pencahar (laxatives), demam,jaundice (Bakkali et al., 2008), dan sakit kepala ilmiah (de
Guzman and Simeonsma, 1999). Dalam berbagai publikasi ilmiah Z. montanum dikenal
juga sebagai Z. cassumunar atau Z. purpureum, sehingga merupakan sinonin yaitu satu
spesies memiliki lebih dari satau nama ilmiah (de Guzman and Simeonsma, 1999). Di
Thailand Z. cassumunar merupakan salah satu tumbuhan obat yang telah
diperdagangkan sebagai phytomedisin (Han et al., 2005). 75 Care: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan Vol .7, No.1,2019, hal 73-83 Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional
terkadang diragukan oleh berbagai lapisan masayarakat terutama dari pengobatan
modern, dengan alasan belum didukung dengan bukti ilmiah atau penelitiannya belum
cukup. Secara empirik terlihat bahwa penelitian tumbuhan obat termasuk Z. montanum
terus dilakukan, namun pembahasan secara konfrehensif terutama dari manfaat dan
bioaktivitasnya masih terbatas. Ketepatan bahan yang digunakan sebagai bahan obat
merupakan salah satu kunci penting, sehingga perlu pemahaman botaninya. Artikel ini
akan menjadi salah satu acuan untuk pemanfaatan Z. montanum untuk prospek
pengembangan sebagai obat tradisional, herbal terstandart maupun obat modern.
METODE PENELITIAN Tulisan ini didasarkan pada kajian literatur baik secara online dan
offline, berupa jurnal, buku, dan hasil penelitian tentang Z. montanum. Artikel ilmiah
didapatkan dengan menggunakan kata kunci Zingiber, Z. montanum, secondary
metabolites, bioactivities of Z. montanum. Artikel yang diperoleh kemudian dikompilasi
dan disintesakan sehingga didapatkan informasi mengenai botani, manfaat, dan
bioaktivitas Z. montanum. HASIL Berdasarkan hasil penelusuran terhadap artikel ilmiah,
saya menemukan sebanyak 20 artikel dan buku yang menkaji tentang Z.montanum.
Secara etnobotani Z.montanum sebagai obat karminatif, stimulan untuk lambung, diare,
kolik, dan sakit kepala. Pemanfaatan Z. montanum sebagai obat tradisonal berhubungan
dengan senyawa bioaktifnya terutama essensial oilnya. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa Z. montamun memiliki bioaktivitas sebagai anti inflammatori, anti
mikroba, analgesik dan obesitas dan akan dikaji lebih anjut pada bagian pembahasan.
PEMBAHASAN BOTANI Zingiber montanum Zingiberaceae Lindl. merupakan suatu famili
herba aromatis yang memiliki rhizoma. Di daerah pantropical, Zingiberaceae merupakan
famili terbesar dari ordo Zingiberales dengan 53 genus dan lebih dari 1200 species.
Klasifikasi dari famili Zingiberaceae pertama sekali diusulkan pada tahun 1889 dan
dikenal memiliki empat tribes yaitu (Globbeae, Hedychieae, Alpinieae, dan Zingibereae)
(Kress et al., 2002). Genus Zingiber memiliki sekitar 100 spesies dan pusat
penyebarannya terdapat di Asia 76 Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .7, No.1,2019,
hal 73-83 Tenggara, namun juga ditemukan di Asia tropis, Ausralia, dan Jepang(de
Guzman and Simeonsma, 1999). Batang tumbuhan Zingiberaceae tidak berkembang
dengan baik dan yang terbentuk merupakan pseudostem (batang semu) yang terbentuk
dari tumpukan pelepah daun. Helaian daun biasanya berbentuk lanset atau elips dengan
bagian tepi yang rata, sedangkan bagian ujung daun runcing atau meruncing.
Inflorescence atau pembungaan dibentuk dibagian terminal taruk (shoot) tanpa daun
yang muncul dari rhizoma. Bunga bersifat epigynous, bisexual, dan zygomorphic.
Memiliki satu stamen yang fungsional yang berada dibagian tengah belakang dalam
lingkaran bunga, sedangkan dua stamen lagi bersifat steril sedangkan stamen yang
berada dilingkaran luar tereduksi. Tangkai sari berada diantara theca dan stigma
kelihatan berada di atas dari antera (Larsen et al., 1999). Bangle atau Zingiber
montanum (Koenig) Dietrich merupakan salah satu jenis dari famili Zingiberaceae yang
dimanfaatkan sebagai obat. Zingiber montanum (Koenig) Dietrich (1962) sinonim
dengan Amomum montanum Koenig (1783), Zingiber purpureum Roscoe (1807) dan
Zingiber cassumunar (1810) (de Guzman and Simeonsma, 1999). Vernacular name untuk
Zingiber montanumantara lain:bengal root (Inggris), bangle (Indonesia), bengle (Jawa),
panglay (Sunda), banglai (Malaysia), dan puloei (Thailand) (de Guzman and Simeonsma
1999). Zingiber montanum memiliki ciri-ciri: rhizoma bewarna orange pucat di bagian
dalam. Batang semu yang dibangun oleh pelepah daun dengan tinggi 1,2-1,8 m.
Seludang daun berbentuk glabrous dengan rambutrambut di dekat ujungnya, dengan
ligula berlobus dua (bilobed) dengan panjang sekitar 2 mm. Helaian daun berbentuk pita
dengan panjang daun 20-35 cm x 2-4 cm dengan permukaan bawah pubescent.
Pembungaan fusiform atau cylindrical ovoid dengan ukuran 10-16 cm x 3-3,5 cm, bagian
apeknya acute berdiri tegak dengan panjang 20-25 cm. Bracktea berbentuk ovate
dengan ukuran 3-3,5 cm pubescent, bewarna hijau kecoklatan. Brakteola memiliki
panjang 1-1,5 cm. Mahkota dan labellum bewarna kuning pucat dengan panjang 6 cm
dengan lobus dibagian tengah (de Guzman and Simeonsma, 1999). 77 Care: Jurnal Ilmiah
Ilmu Kesehatan Vol .7, No.1,2019, hal 73-83 Zingiber montanum diduga merupakan
tumbuhan native di India, namun telah dibudidayakan di Asia tropis dan merupakan
tumbuhan yang banyak ditemukan di pekarangan di daerah Asia Tenggara. Rizoma Z.
montamun menghasilkan cita rasa (flavour) dan dapat digunakan untuk menggantikan
jahe (Z. officinale). Di Asia tanaman Z. montanum digunakan sebagai obat karminatif,
stimulan untuk lambung, dan digunakan untuk mengobati diare dan kolik. Di Indonesia
bangle digunakan untuk mengatasi sakit kepala. Rhizoma dari bangle lebih besar dari
rhizoma Z. officinale dan memiliki rasa agak pahit (de Guzman and Simeonsma, 1999).
METABOLIT SEKUNDER Zingiber montanum merupakan salah satu dari famili
Zingiberaceae yang potensial sebagai penghasil essential oil. Kandungan utama dari
esensial oil dari bangle adalah terpinen4-ol(de Guzman and Simeonsma 1999; Bordoloi
et al., 1999), α-pinene, β-pinene, sabinene,myrcene, α-terpinene, ɤ-terpinene,
limonene, terpinolene, sabmene, dan monoterpenes (Bordoloi et al., 1999). Komposisi,
kandungan, konsentrasi dari essensial oil pada bangle bervariasi dipengaruhi oleh
berbagai faktor di antaranya asalnya, jenis organ (Bhuyian et al., 2018), varietas, dan
cara destilasi (Sukatta et al., 2009). Sebagai contoh komposisi essensial oil dari Z.
cassumunar dari Bangladesh mengandung sebanyak 64 jenis essensial oil terdapat di
daun, seangkan pada rhizomanya hanya 32 jenis (Bhuyian et al., 2018). Sukatta et al.
(2009) menyatakan bahwa essensial oil yang diperoleh tiga varietas bangle di Thailand
yaitu Sa Kaco (S1), Chiang Mai (S2) dan Prachuap Khiri Khan (S3) yang diekstraksi dengan
menggunakan hexane lebih rendah (0,983%, 0,900% dan 0,857% (w/w), secara
berurutan) dibandingkan dengan essensial oil yang diperoleh dengan hidrodistilasi
(1,137%; 1,262%; dan 1,373% (w/w) secara berurutan).Komponen utama essensial oil
yang terdapat terdapat di setiap organ berbeda. Bhuyian et al. (2018) menyatakan
bahwa essensial utama di daun Z. montamun adalah sabinene (15,0%), β-pinene
(14,3%), caryophyl lene oxide (13,9%) dan caryophyllene (9,5%); sedangkan kandungan
utama dari rhizoma adalah triquinacene 1,4-bis (methoxy) (26,5%), (Z)-ocimene (22,0%)
dan terpinen-4-ol (18,5%). 78 Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .7, No.1,2019, hal
73-83 Berikut ini merupakan jenis-jenis essensial oil yang terdapat di daun: (-)
Spathulenol, (E)-Ocimene, 1.6.10-Dodecatriene, 7,11- dimethyl-3- methyl ene, (Z); 3,4,5-
Trimethoxybenzylchlori de; 3-Cyclobexen1-one, 3(hydroxyme thyl)-6-(1-methylethyl); 3-
Cyclohexene-1-methanol; Terpinen-4-ol; 5-Caranol, trans;5-Nonaol,-5-methyl; 7-
Hexadece nal ; 7-Oxabicyclo (2.2.1) hept-5-en-2-one; Apiol; Aromadendrene oxide;
Asaraldehyde; β-Bisabolene; β-Eleme ne; Benzen-1-methyl, 4-(1-methylethyl);
Bergamotol, z-α-trans; β-Linalool; β-Myrcene; Borneol; Bornyl acetate; β-Phellandrene;
β-Pinene; β-Sesquiphel landrene; Camphene; Caryophyllene; Caryophyllene oxide;
Cedrene; Chamig rene; Cholestan-3-ol, 2-methylene-(3B,5L); cis-Bicyclo (4.4.0) decan-1-
ol-3-one; Crypton; Cubenol; Cuminal; Cuminol; Curcumene; Cyclohexanone, 3-ethenyl;
Cyclohexene, 5-methyl-3-(1 methylethenyl); Damascone; epi-13-Manool; Eremophilene;
Isogeraniol; Isolimonene; Juniper camphor; g-Caryophyllene; ɤ-Methylfuran; Longipi
nocarvone; ɤ-Pinene; Methyl p-methoxycinnamate; Methylvanillin; Myrtanal; Ocimene;
Pentadecyne; Phellandral; Pinocarvone; Pseudo Limonene; Sabinene; tau-Muurolol;
Tetracyclo [6.3.2.0(2.5),0(1,8)] tridecan-9-ol, 4,4- Dimethyl; trans-Nerolidol;
transPinocarveol; Triquinacene, 1,4, bis(methoxy); Triquinacene, 1,4,7-tris (methoxy)
(Bhuyian et al., 2018). Jenis essensial oil yang ditemukan di rhizoma yaitu α-Thujene; α-
Pinene; Camphene; (Z)-Ocimene; β-Pinene; β-myrcene; 4-terpinyl acetate; m-Cymene;
β-Phellandrene; g-Terpine ne; CisSabinenehydrate; 2-Carene; Borneol; Terpinen-4-ol;
Terpinyl aceta te; TransPiperitol; Bornyl acetate; 1,6,10- Dodecatrien,7,11-dimethyl-3
me thylene (Z); Germacrene D; g-Selinene; α-Selinene; α-Bergamotene; β-Bisabo lene; β-
Sesquiphellandrene; Methyleu genol; Megastigmastriene; Lachno phyllum ester; 2-Allyl-
1,4-dimethoxy-3-methyl benzene; Triquinacene,1,4-bis(methoxy);d-Cadinene; Juniper
camphor; 2-Propenoic acid, 3(4-methoxyphenyl), ethyl ester (Bhuyian et al., 2018).
Essensial utama dari bangle adalah hidrokarbon monoterpene dan sesquiterpene seperti
α-zingiberene, ar-curcumene, β-bisabolene, dan β-sesqui phellandrene. Gingerols
merupakan 79 Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .7, No.1,2019, hal 73-83 senyawa
biaoktif utama dari rhizom segar sebaliknya shogaols, serivat dehydrated gingerol
merupakan senyawa aroma pada rhizoma kering. Zingiber spp. merupakan sumber
alternatif yang menjanjikan dalam pengolahan (Sharifi-Rad et al., 2017). BIOAKTIVITAS
Zingiber montanum telah lama dimanfaatkan oleh etnis Indonesia sebagai obat
tradisional antara lain obat pencahar (laxatives), demam,jaundice (Bakkali et al. 2008),
dan sakit kepala ilmiah (de Guzman and Simeonsma, 1999). Berdasarkan uji secra in
vitro dan in vivo serta uji klinik bangle memiliki efek farmakologi sebagai
antiinflammatori, antimikroba, analgesik (Sing et al., 2015), obesitas (Iswantini et al.,
2011). Anti inflamantori Zingiber purpureum telah lama sebagai obat untuk terkilir,
kontusion, inflamasi, sakit otot, absces, penyakit yang berhubungan dengan inflamasi
(Pithayanukul et al 2007), meringankan inflamasi, pembengkakan pada penyembuhan
luka di kulit (Ong-chai et al., 2008). Rhizoma Z. cassumunar memiliki aktivitas sebagai
anti inflammatori (Kaewchoothong et al., 2012). Senyawa (E)- 4-(30,40-dimetho
xyphenyl) but-3-en-1-ol merupakan essensial oil yang dimiliki oleh Z. Cassumunar yang
memiliki sifat sebagai anti inflammatori (Kanjanapothi et al., 1987). Ekstrak Z.
cassumunar dengan konsentrasi 25 dan 50 μg/mL, dengan atau tanpa 10 μM asam
retinoat, secara signifikan menurunkan nilai hyaluronan (HA) (p < 0.05) (Ong-chai et al.,
2008). Ekstrak etnaol dari Z. cassumunar menghambat sintesis HA dalam oral fibroblasts
manusia, yang terlibat dalam gannguan kronik inflamasi khususnya rongga mulut (Ong-
chai et al., 2008). Khasiat Z. cassumunar sebagai anti inflamantori dan anti oksidan
berhubungan dengan kandungan curcuminoidnya. Anti inflamantori, analgesik, dan
antipiretik berhubungan dengan adanya phenylbutenoids. Phenylbutenoid (E)-4- (3’,4’-
dimethoxy phenyl-but-3-en-1-ol menunjukkan efek relaksasi pada uterus tikus. Ekstrak
etanol Z. montanum dan Z. zerumbet memiliki efek kolakogik dan anastesis pada tikus
percobaan (de Guzman and Simeonsma 1999). Anti Mikroba Tumbuhan yang bersifat
sebagai anti mikroba merupakan tumbuhan yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba atau memataikan mikroba. Essensial oil dari 80 Care: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan Vol .7, No.1,2019, hal 73-83 Z. montamum mampu menghambat
pertumbuhan bakteri (de Guzman and Simeonsma, 1999; Isrul et al., 2017), jamur (de
Guzman and Simeonsma, 1999; Tripathi et al., 2008) dan khamir (Bin et al., 2003).
Mycobacterium tuberculosis (Isrul et al., 2017), Escherichia coli, Klebsiella pneumonia,
Salmonella paratyphi, S. typhi, Shigiella flexnery (de Guzman and Simeonsma, 1999)
merupakan jenis-jenis bakteri yang pertumbuhannya dihambat oleh ekstrak Z.
montanum. Ekstrak Z. montanum juga memiliki aktivitas untuk menghambat
pertumbuhan jamur seperti Rhizoctonia solani (de Guzman and Simeonsma, 1999).
Terpinen-4-ol merupakan essensial yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogenik seperti Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Salmonella paratyphi, S. typhi,
dan Shigiella flexnery (de Guzman and Simeonsma, 1999). Anti Obesitas Obesitas
merupakan salah satu ancaman kesehatan di dunia akhir-akhir ini yang disebabkan oleh
kelebihan berat badan. Hal tersebut disebabkan adanya gangguan metabolisme
terutama lipid di dalam tubuh. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk
mencegah obesitas adalah melalui penghambatan absorbsi asam lemak melalui
penghambatan pencernaan enzim lipase di dalam tubuh (Ballinger and Peikin 2002;
Yanovski and Yanovski, 2002). Pancreatic lipase merupakan enzim yang sangat penting
dalam pencernaan dan absobsi trigliserida (Embleton dan Pouton 1997). Konsentrasi
ekstrak etanol daun Z. cassumunar sebesar 100 ppm memiliki aktivitas paling tinggi
terhadap penghambatan aktivitas pancreatic lipase (29.17%), sedangkan campuran
antara Z. cassumunar, G. ulmifolia, dan daun M. Paniculata dengan ratio of 25 : 25 : 25
menghambat sebesar 21.58%. Efek ekstrak Z. cassumunar lebih tinggi dibandingkan
dengan kontrol positif 100 ppm xenical®/orlistat hanya menghambat sebesar 17.53%.
Ekstrak ethanol dari daun Z. cassumunar, dan G.ulmifolia dan ekstrak air dari M.
paniculata memiliki potensi sebagai anti obersitas (Iswantini et al., 2011). Analgesik
Senyawa analgesik merupakan senyawa yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit.
Senyawa cis-3-(2',4',5'-trimethoxyphenyl)-4- {(E)-2''',4''', 5'''-trimethoxystyryl} cyclohex1-
ene (Compound C), (E)-4-(3',4'- dimethoxyphenyl)but-3-en-1-ol (Com pound D), telah
diidentifikasi dari faksi hexane Z. cassumunar yang digunakan untuk mengurangi rasa
sakit pada osteoarthritis 81 Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .7, No.1,2019, hal 73-
83 dan rematik (Chaiwongsa et al 2012). Senyawa-senyawa tersebut memiliki aktivitas
sebagai chondroprotective secara in vitro. Eksplan articular cartilage yang dikultur yang
mengandung 7 ng/ml interleukin-1β (IL-1β) yang mengandung senyawa Compound C
atau Compound D dengan konsentrasi 10 dan 100 μM secara signifikan menghambat
degenerasi IL-1β-induced cartilage dengan melestarikan isi dari biomolekul matriks
kartilago seperti kolagen dan asam uronat dalam eksplan kartilago dan juga
mengakibatkan penurunan melepaskan glycosaminoglycans sulfat dan asam hyaluronic
ke dalam media kultur. Peningkatan aktivitas matrixmetallo proteinase-2(MMP-2) dan
MMP-13 yang diakibatkan oleh IL-1β secara signifikan berkurang oleh Compound C dan
Compound D (Chaiwongsa et al 2012). Senyawa (E)-4-(30,40-dimethoxyphenyl) butaenol
merupakan essensial oil yang dimiliki oleh Z. Cassumunar yang memiliki sifat sebagai
analgesik dan antipiretik (Panthong et al., 1997). KESIMPULAN 1. Zingiber montanum
sebagai obat tradisional dimanfaatkan sebagai obat karminatif, stimulan untuk lambung,
diare, kolik, dan sakit kepala. 2. Kandungan essensial oil utamadi daun Z. montamun
sabinene, β-pinene, caryophyllene oxide, dan caryophyllene sedangkan essensial oil
utama di rhizoma adalah triquinacene 1,4-bis (methoxy), (Z)-ocimene dan terpinen4-ol.
3. Hasil bioessay menunjukkan bahwa Z. montamun memiliki aktivitas sebagai anti
inflammatori, anti mikroba, analgesik dan obesitas. 4. Hingga saat ini laporan resmi
mengenai toksisitas dan efek samping dari komsumsi Z. cassumunar belum ada
dilaporkan. REFERENSI Bakkali, F., Averbeck, S., Averbeck, D., Idaomar, M. (2008).
Biological effects of essential oils - A review. Food Chem. Toxicol. 46: 446-475. Ballinger,
A., and Peikin, S.I.R. (2002). Orlistat: Its current status as anantiobesity drug. Eur J Pharm
Sci 440:109- 117. Bhuiyan, M.N.I., Chowdhury, J.U., Begun, J. (2008). Volatile
constituents of essential oils isolated from leaf and rhizome of Zingiber cassumunar
Roxb. Bangladesh J. Pharmacol 3: 69-73. Bordoloi, A.K., Sperkova, J., Leclercq, P.A.
(1999). Essential oils of Zingiber cassumunar roxb. From Northeast India. J Essent Oil
Res. 11: 441-445. 82 Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .7, No.1,2019, hal 73-83 de
Guzman, C.C. and Siemonsma, J.S. (1999). Spices Plant Resources of South-East Asia.
Backhuys Publishers, Leiden Han, A.R., Kim, M.S., Jeong, Y.H., Lee, S.K. Seo. E.K. (2005).
Cyclooxygenase-2 inhibitory phenylbutenoids from the rhizomes of Zingiber
cassumunar. Chem Pharm Bull 53:1466-1468. Isrul, M., Alam, G., Sartini, Massi, N.
(2017). New compound anti Mycobacterium tuberculosis from methanolic fraction of
bangle rhizome (Zingiber cassumunar Roxb.). International Journal of PharmTech
Research 10(1): 57-61. Iswantini, D., Silitonga, R.F., Martatilofa, E., Darusman, L.K.
(2011). Zingiber cassumunar, Guazuma ulmifolia, and Murraya paniculata extracts as
antiobesity: in vitro inhibitory effecton pancreatic lipase activity. Hayati Journal of
Biosciences 18(1): 6-10. Kaewchoothong, A., Tewtrakul, S., Panichayupakaranant, P.
(2012). Inhibitory effect of phenylbuta noidrich Zingiber cassumunar extracts on nitric
oxide production by murine macrophagelike RAW264.7 cells. Phytother Res. 26: 1789-
1792. Kanjanapothi, D., Soparat, P., Panthong A., Tuntiwachwuttikul, P., Reutrakul. V.
(1987). A uterine relaxant compound from Zingiber cassumunar. Planta Med 53: 329-
332. Kress, W.J., Prince, L.M., Williams, K.J. (2002). The Phylogeny And A new
classification of the gingers (Zingiberaceae): evidence from molecular data. American
Journal of Botany 89(11): 1682-1696. Larsen, K., Ibrahim, H., Khaw, S.H., Saw, L.G.
(1999). Gingers of Peninsular Malaysia and Singapore. Kota Kinabalu: Natural History
Publications, Malaysia Ong-chai, S., Chotjumlong, P., Kongtawelert, P., Krisanapra
kornkit, S. (2008). Zingiber Cassumunar Roxb. inhibits hyaluronan production in human
oral fibroblasts. Chiang Mai Medical Journal 47(4): 177-187. Pithayanukul, P.,
Tubprasert, J., WuthiUdomlert, M. (2007). In vitro antimicrobial activity of Zingiber
cassumunar (Plai) oil and a 5% plai oil gel. Phytother Res. 21: 164-169. Sabulal, B., Dan,
M., Kurup, R., Pradeep, N.S., Valsamma, R.K., George, V. (2006). Caryophyl lene-rich
rhizome oil of Zingiber nimmonii from South India: Chemical characterization and
antimicrobial activity. Phytoche mistry 67: 2469-2473. Shaari, K. (2015). Discovering
Future Cures From Phytochemistry to Metabolomics. Universiti Putra Malaysia Press
Serdang: 79 hlm. Silalahi, M. (2014). The ethnomedicine of the medicinal plants in sub-
ethnic Batak, North Sumatra and the conservation perspective, dissertation. Indonesia:
Univer sitas Indonesia. 140 hlm. Sivasothy, Y., Chong, W.K., Hamid, A., Eldeen, I.M.,
Sulaiman, S.F., Awang, K. (2011). Essential oils of Zingiber officinale var. rubrum Theilade
and their antibacterial activities. Food Chem. 124: 514-517. Sukatta, U., Rugthaworn, P.,
Punjee,S Chidchenchey, P., Keeratinijakal, V. 83 Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .
7, No.1,2019, hal 73-83 (2009). Chemical composition and physical properties of oil
fromplai (Zingiber cassumunar Roxb.) obtained byhydro distillation and hexane
extraction. Kasetsart J. (Nat. Sci.) 43: 212- 217. Tripathi, P., Dubey, N.K., Shukla, A.K.
(2008). Use of some essential oils as post-harvest botanical fungicides in the
management of grey mould of grapes caused by Botrytis cinerea. World J Microb
Biotech. 24: 39-46. Yanovski, S.Z., and Yanovski, J.A. (2002). Obesity. New England J Med
346: 591- 602.
Lampiran

Dokumentasi Google Formulir


Dokumentasi Foto

Anda mungkin juga menyukai