Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY.

“P” DENGAN
PREEKLAMPSIA RINGAN
PERIODE JANUARI 2021

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas PKK II A

Laporan Studi Kasus Ini Disetujui Oleh Pembimbing Akademik Kasus Ini
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Nilai Tugas Praktik Klinik
Kebidanan II Program Studi DIII Kebidanan STIKes Yatsi

Disusun Oleh :
DEVI OKTAVIANI
18115008

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI
TANGERANG
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY. “P” DENGAN

PREEKLAMPSIA RINGAN

PERIODE JANUARI 2021

Laporan Studi Kasus Ini Disetujui oleh CI Lahan dan Pembimbing Akademik
Kasus ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Nilai Tugas
Individu PKK II A Program Studi DIII Kebidanan STIKes Yatsi

Tangerang Januari 2021

Menyetujui,

Pembimbing Akademik

(Silfia Nuzulus Sa’idah,S.ST M.,Keb.)


KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam saya sampaikan kehadirat Allah yang maha ESA,
karena berkat kemurahanNYA makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang
diharapkan dalam makalah ini saya membahas tentang “Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Bersalin Ny ”P” Dengan Preeklampsia Ringan”.

Laporan ini di buat dalam rangka memperdalam pemahaman dalam


masalah Preeklamsi Ringan. Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya saya
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima
kasih yang dalam saya sampaikan pada pembimbing dan dosen STIKes YATSI
Tangerang yang telah banyak memberikan masukan,bimbingan kepada
mahasiswa tingkat 3 kebidanan.

Meskipun terdapat banyak kekurangan didalam penulisannya. Saya


banyak mengalami kesulitan dan hambatan ,hal ini di sebabkan oleh keterbatasan
ilmu pengetahuan, saya berharap laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi saya
khususnya , dan bagi para pembaca pada umumnya ,amin, saya sebagai penyusun
sangat menyadari bahwa dalam penyusuhan laporan kasus ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurnaan, oleh karena itu, saya mengharapkan
kritik,saran dan bimbingan, dari berbagai pihak pada kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Ida Faridah, S.Kp., M.Kes. Selaku ketua STIKes YATSI Tangerang
2. Ibu Lastri Mei Winarni, M.Keb Selaku Puket 1 STIKes YATSI Tangerang
3. Ibu Rini Sartika, S.ST.Keb Selaku Kaprodi DIII Kebidanan STIKes YATSI
Tangerang
4. Ibu Silfia Nuzulus Sa’idah, S.ST.M.Keb Selaku penanggung jawab tingkat 2
DIII Kebidanan dan pembimbing laporan PKK II A STIKes YATSI
Tangerang
5. Ibu Nuryanti, S.SiT Selaku CI Akademik STIKes YATSI Tangerang
6. Ibu Septi Ariyani, S.ST Selaku CI Akademik STIKes YATSI Tangerang
7. Orang tua yang telah mendukung kami baik dengan moral maupun materi
8. Teman-teman yang telah membantu dan memberi dukungan
Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan laporan kasus ini hingga dapat selesai tepat pada waktu
yang telah di tentukan.

Penulis sendiri menyadari bahwa dalam penyusuhan laporan kasus ini


masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurnaan oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik, saran dan bimbingan, dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan laporan kasus ini

Akhirnya harapan penulis semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
yang membaca pada umumnya dan bagi penyusun khususnya

Tnaggerang, 18 Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
1.2.1 Tujuan Umum 2
1.2.2 Tujuan Khusus 3
1.3. Manfaat Penulisan 3
1.3.1 Bagi Pasien 3
1.3.2 Bagi Institusi
4
1.3.3 Bagi Pendidikan....................................................................4
1.4 Rumusan Masalah..........................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI 5
2.1 Preeklampsia .................................................................................5
2.1.1 Definisi Umum 5
2.2 Preeklampsia Ringan......................................................................6
2.2.1 Definisi Khusus..........................................................6
2.2.2 Etiologi 6
2.2.3 Patopisiologi 7
2.2.4 Tanda dan Gejala .......................................................7
2.2.5 Manifestasi Klinik......................................................9
2.2.6 Pemeriksaan Diagnosa...............................................9
2.2.7 Pencegahan dan Penanganan......................................10
2.2.8 Penatalaksanaan Preeklampsia...................................12
BAB III TINJAUAN KASUS 14
3.1 Status Pasien 14
BAB IV PEMBAHASAN 20
BAB V PENUTUP 23
5.1 Kesimpulan 23
5.2 Saran 24

iii
iv

DAFTAR PUSTAKA 25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data World Health Organization (WHO). Angka kejadian


preeklamsi di seluruh dunia berkisar 0,51%- 38,4%. Di Negara maju, angka
kejadian preeklamsia berkisar 6%-7%. Sedangkan angka kejadian di Indonesia
adalah sekitar 3,8-8,5%. Di Indonesia, preeklamsia penyebab kematian ibu yang
tinggi sebesar 24% (Depkes RI 2012).

Di Indonesia sendiri tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan


sebesar 30,13%, preeklamsia 27,1%, dan infeksi sebesar 7,3% (RI (2015).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tahun 2018 terdapat ibu
hamil dengan jumlah 3.096 responden. Ibu hamil dengan preeklamsia 494
responden (15,9%) dan ibu hamil yang tidak preeklamsia 2.602 responden
(84,1%) Dari data tersebut diperoleh sebagian besar dari responden yang
preeklamsia dengan usia berisiko (40,8%) yaitu 202 responden. (RI (2015).

Preeklamsia adalah gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, oedema
dan protein urin 300 mg protein dalam urine 24 jam tetapi tidak menunjukan
tanda – tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya
biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Icemi Sukarni
2013). Tidak berbeda dengan definisi Icemi Wahyu P. (2013), mendefinisikan
bahwa preeklamsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang
disertai dengan proteinuria (protein dalam urin) atau adanya penimbunan cairan,
yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah
persalinan (Rusmania, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian R and Santik YD, Wahyuningsih A (2018) di


Puskesmas Sirampog menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

1
2

antara usia dengan kejadian preeklampsia dengan nilai p value = 0,016).


Sedangkan nilai
2

OR= 3,7 dan CI 95% artinya ibu hamil usia risiko tinggi mempunyai peluang 3,7
kali mengalami kejadian preeklampsia dibandingkan dengan ibu hamil usia
reproduksi yang tidak berisiko

Preeklampsia merupakan sindrom yang ditandai dengan peningkatan


tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua kehamilan yang
selalu pulih di periode postnatal. Preeklampsia dapat terjadi pada masa antenatal,
intranatal, dan postnatal. Ibu yang mengalami hipertensi akibat kehamilan berkisar
10%, 3-4 % diantaranya mengalami preeklampsia, 5% mengalami hipertensi dan
1-2% mengalami hipertensi kronik (Robson dan Jason, 2012).

Dampak Preeklampsia dan eklampsia pada ibu adalah solusio plasenta,


edema paru, perdarahan otak dan trauma serta fraktur karena jatuh akibat
kejangkejang. Dampak pada janin adalah intrauterine growth restriction (IUGR),
Asfiksia, kenaikan mortalitas janin, secara tidak langsung akibat intrauterine
growth restriction, prematuritas, oligohidramnion dan solusio plasenta. (Dikman,
2010).

Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan


merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu
bersalin. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga
masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan selain etiologi tidak jelas, juga oleh
petugas non medic dan sistem rujukan yang belum sempurna.

1.2  Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan Laporan dengan Judul Asuhan Kebidanan


pada ibu bersalin Ny. P dengan Preeklampsia Ringan adalah penulis dapat
mendeskripsikan asuhan yang telah diberikan di fasilitas kesehatan
Rumah Bersalin Swasta.
3

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi masalah pada terkait


kegawatdaruratan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny ”P”
Dengan Preeklampsia Ringan”.
b. Mahasiswa mampu menggali bukti-bukti ilmiah pada masalah yang
mampu mendukung diagnosa penetapan kejadian Pada Ibu Bersalin Ny
”P” Dengan Preeklampsia Ringan”.
c. Mahasiswa mampu menetapkan kebutuhan asuhan tata laksana kejadian
Pada Ibu Bersalin Ny ”P” Dengan Preeklampsia Ringan”.
d. Mahasiswa mampu mengobservasi serta mengevaluasi terapi serta
asuhan tata laksana kasus yang telah diberikan Pada Ibu Bersalin Ny
”P” Dengan Preeklampsia Ringan”.

1.3 Manfaat Penelitian

1.3.1 Bagi Pasien Dan Keluarga

Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarganya terhadap asuahan


pada ibu bersalin dengan Preeklampsia Ringan sehingga mereka siap untuk
melakukan perawatan pada pasien di rumah.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai faktor-


faktor yang berhungan dengan kejadian persalinan dengan preeklampsia
ringan sehingga dapat mengurangi angka kejadiannya.

1.3.2 Bagi Instansi Puskesmas

Manfaat penelitian ini diharapkan institusi dapat menambahkan tentang


PER dalam pembelajaran mengenai asuhan kebidanan persalinan patologis
agar mahasiswa lebih menguasai materi asuhan kebidanan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan


pertimbangan bagi pengelola untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang
berhungan dengan kejadian Preeklampsia Ringan pada kehamilan dan
persalian
4

1.3.3 Bagi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan


pengetahuan terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
Preeklampsia Ringan pada ibu bersalin tambahan kepustakaan dalam
pengembangan ilmu keperawatan tentang pasien yang mengalami
Preeklampsia Ringan pada ibu bersalin.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup studi kasus ini adalah mengetahui “Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Bersalin Ny ”P” Dengan Preeklampsia Ringan”. sebagai tugas individu PKK
2 di Puskesmas Mauk Tangerang

1.5 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dari Laporan tersebut


adalah : “Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Preeklampsia”.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Preeklampsia

2.1.1 Definisi Umum

Preeklampsia merupakan penyulit yang akut dan dapat terjadi pada


antenatal care, intanatal care, post natal care. Dari gejala klinik preeklampsia
dapat dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Keaadaan
dimana hipertensi dengan protein urin dan oedema setelah kehamilan 20
minggu. Penyebabnya sampai sekarang belum jelas namun patofisiologinya
telah diketahui dengan jelas yakni disfungsi atau kerusakan selendotel
vaskular secara menyeluruh (imunologi, genetik, nutrisi).

Preeklampsia merupakan sindrom yang ditandai dengan peningkatan


tekanan darah dan proteinurin yang muncul pada trimester kedua kehamilan
yang selalu pulih di periode postnatal. Preeklampsia dapat terjadi pada masa
antenatal, intranatal, dan postnatal. Ibu yang mengalami hipertensi akibat
kehamilan berkisar 10%, 3-4 % diantaranya mengalami preeklampsia, 5%
mengalami hipertensi dan 1-2% mengalami hipertensi kronik (Robson dan
Jason, 2012).

Preeklampsia dan eklampsia merupakan masalah kesehatan yang


memerlukan perhatian khusus karena preeklampsia adalah penyebab kematian
ibu hamil dan perinatal yang tinggi terutama di negara berkembang. Sampai
saat ini preeklampsia dan eklampsia masih merupakan “the disease of
theories”. Karena angka kejadian preeklampsia dan eklampsia tetap tinggi dan
mengakibatkan angka morbiditas dan mortilitas maternal yang tinggi
(Manuaba, 2010).

5
6

2.2 Preeklampsia Ringan

2.2.1 Definisi Khusus

Preeklampsi ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria atau


oedema pada bagian muka, kaki dan jari-jari setelah umur kehamilan 20
minggu. Tanda dan gejala preeklamsia ringan terdapat peningkatan tekanan
darah > 140/90 mmhg, terjadi edema serta proteinuria +1. Abdul Barri.
(2010).

Preeklampsia ringan adalah tekanan darah ≥140/90 mmHg setelah


usia kehamilan 20 minggu, protein urin +1 pada pengukuran dengan dipstick
urin atau kadar protein total ≥ 300mg/24 (Sarwono, 2010).

Preeklampsia ringan adalah kenaikan tekanan darah diastolik


15mmHg atau >90 sampai 110 mmHg, dan kenaikan tekanan darah sistolik
30 mmHg atau >140 setelah usia kehamilan 20 minggu disertai protein urin
dan oedema pada kaki, jari tangan dan muka (Elisabeth, 2015).

Dampak Preeklampsia dan eklampsia pada ibu adalah solusio


plasenta, edema paru, perdarahan otak dan trauma serta fraktur karena jatuh
akibat kejang kejang. Dampak pada janin adalah intrauterine growth
restriction (IUGR), Asfiksia, kenaikan mortalitas janin, secara tidak langsung
akibat intrauterine growth restriction, prematuritas, oligohidramnion dan
solutio placenta. (Dikman, 2010).

   2.2.2 Etiologi

Preeklampsia ialah suatu kondisi yang hanya terjadi pada kehamilan


manusia. Tanda dan gejala timbul hanya selama masa kehamilan dan
menghilang dengan cepat setelah janin dan plasenta lahir. Tidak ada profil
tetentu yang mengidentifikasi wanita yang akan menderita preeclampsia.
Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko tertentu yang berkaitan dengan
perkembangan penyakit primigravida, grand multigravida, janin besar,
kehamilan dengan janin lebih dari satu, morbid obesitas. Kira-kira 85%
7

preeklampsia terjadi pada kehamilan pertama. Preeklampsia terjadi pada 14%


sampai 20% kehamilan dengan janin lebih dari satu dan 30% pasien
mengalami anomali rahim yang berat. Pada ibu yang mengalami hipertensi
kronis atau penyakit ginjal, insiden dapat mencapai 25% (Zuspan, 1991).
Preeklampsia ialah suatu penyakit yang tidak terpisahkan dari preeklampsia
ringan sampai berat.

Etiologi menurut Manuaba (2010) faktor yang mempengaruhi preeklamsia


yaitu :

1. Primigravida
2. Distansi rahim berlebihan
3. Hidramnion; hidramnion, hamil kembar, mola hidatidosa,
4. Penyakit yang menyertai kehamilan; diabetesmellitus
5. Kegemukan
6. Usia ibu> 35 tahun

1.2.3. Patofisiologi Preeklampsia


Penyebab preeklampsia dalam kehamilan hingga kini belum diketahui
secara pasti. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi
dalam kehamilan, tetapi belum ada satu pun teori tersebut yang dianggap
mutlak benar dan memuaskan. Menurut Sarwono (2010), teori yang
sekarang dianut adalah :

1. Teori kehamilan vaskularisasi plasenta.


2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel.
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin.
4. Teori adaptasi kardiovaskulalori genetik.
5. Teori defisiensi gizi.
6. Teori inflamasi.
8

Faktor Resiko

Terdapat banyak faktor resiko untuk terjadinya hipertensi dalam


kehamilan, menurut Sarwono (2010) yang dapat dikelompokkan dalam
faktor resiko sebagai berikut :

1. Primigravida,
2. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar.
3. Umur yang ekstrim, jika usia ibu hamil kurang dari 18 tahun atau
lebih dari 40 tahun.
4. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia.
5. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil.
6. Obesitas

1.2.4. Tanda Dan Gejala


Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul pada preeklampsia ringan
ialah eodema, hipertensi dan terakhir proteinuria. Sehingga bila gejala-
gejala ini timbul tidak dalam urutas diatas dapat dianggap bukan
preeklampsia Lisnawati (2013).
a. Hipertensi

Gejala yang terlebih dahulu timbul ialah hipertensi yang terjadi


secara tiba-tiba, sebagai batas diambil tekanan darah sistolik 140
mmHg dan diastolik 90 mmHg, tapi juga kenaikan sistolik 30 mmHg
atau diastolik 15 mmHg diatas tekanan yang biasa merupakan petanda.
Tekanan darah sistolik dapat mencapai 180 mmHg dan diastolik 110
mmHg, tetapi jarang mencapai 200 mmHg. Jika tekanan darah
melebihi 200 mmHg maka sebabnya biasanya hipertensi asensial.

b. Oedema
9

Timbulnya oedema didahului oleh pertambahan berat badan


yang berlebihan. Pertambahan berat 0,5 kg pada seseorang yang hamil
dianggap normal, tetapi jika mencapai 1kg per minggu atau 3 kg dalam
satu bulan, pre-eklampsia harus dicurigai. Oedema ini tidak hilang
dengan istirahat.
c. Protein urin
Protein urin didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar
0.19/L (positif 2 dengan cara dipstik) atau lebih dalam sekurang-
kurangnya dua kali spesimen urin yang dikumpulkan sekurang-
kurangnya dengan jarak 6 jam. Pada spesimen urin 24 jam. Protein
urin didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3 per 24 jam.
1.2.5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik pada Preeklampsia Ringan Lisnawati (2013).

a. Sakit kepala terutama daerah frontal.


b. Rasa nyeri pada epigastrum.
c. Gangguan penglihatan.
d. Terdapat mual sampai muntah.
e. Gangguan pernafasan sampai sianosis.
f. Gangguan kesadaran

2.2.6 Pemeriksaan Diagnosa

Menurut Sarwono (2010) diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan


berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau eodema
setelah kehamilan 20 minggu.

a. Hipertensi : sistolik/diastolik ≥149/90 mmHg.

b. Proteinuria : ≥300 mg/24 jm atau ≥ 1+ dipstik.

c. Oedema : oedema pada lengan, muka dan perut, oedema generalisata.


10

2.2.6 Penanganan Dan Pencegahan

 Pencegahan

Preeklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan


berkelanjutan dengan penyebab yang sama (Manuaba, 2010). Oleh karena
itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan
menurunkan angka kesakitan dan kematian. Belum ada kesepakatan dalam
strategi pencegahan preeklampsia. Menurut Walyani (2015), untuk
mencegah terjadinya Preeklampsia dapat dilakukan nasehat tentang dan
berkaitan dengan :

1. Nutrisi

Diet rendah garam, diet tinggi ptotein, suplemen kalsium,


magnesium dan lain-lain. Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat,
cukup vitamin dan rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan
bertambah atau oedema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima
sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu
butir terlur setiap hari.

2. Cukup istirahat

Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti
bekerja seperlunya disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk
atau berbaring kearah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak
mengalami gangguan.

3. Pengawasan antenatal (hamil)

Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim


segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan
perhatian:

a). Uji kemungkinan Preeklampsia:


11

1. Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya.


2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri.
3. Pemeriksaan kenaikan berat badan atau oedema .
4. Pemeriksaan protein dalam urin.
5. Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati,
gambaran darah umum dan pemeriksaan retina mata.

b). Penilaian kondisi janin dalam rahim.

1. Pemantauan tinggi fundus uteri.


2. Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung
janin, pemantauan air ketuban.
 Penanganan

Penanganan preeklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan


menjadi eklampsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin
dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal.

Menurut Sarwono (2010) ibu hamil dengan preeklampsia ringan


dapat dirawat secara jalan. Dianjurkan ibu hamil banyak istirahat dengan
cara berbaring atau tidur miring. Pada kehamilan diatas 20 minggu, posisi
miring menghilangkan tekanan rahim pada kava inferior, sehingga
meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah curah jantung. Hal
ini berarti pula meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital seperti
ginjal yang akan meningkatkan filtrasi glomeruli dan meningkatkan
diuresis yang akan meningkatkan ekskresi natrium dan menurunkan
reaktivitas kardiovaskular. Peningkatan curah jantung akan meningkatkan
pula aliran darah rahim, menambah oksigenasi plasenta dan memperbaiki
kondisi janin dalam rahim. Tekanan pada ekstermitas bawah turun dan
resobsi aliran darah tersebut bertambah. Selain itu juga mengurangi
kebutuhan volume darah yang beredar. Oleh sebab itu, dengan istirahat
biasanya tekanan darah turun dan oedema berkurang.
12

Diet yang mengandung 2 gram natrium atau 4-6 gram NaCl adalah
cukup. Kehamilan sendiri lebih banyak membuang garam lewat ginjal,
tetapi pertumbuhan janin justru membutuhkan lebih banyak konsumsi
garam. Bila konsumsi garam hendak dibatasi, hendaknya diimbangi
dengan konsumsi cairan yang banyak berupa susu atau air buah. Diet
diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.

Pemberian fenobarbital 3 x 30mg sehari atau diazepam 3x2 mg


peroral selama 7 hari (atas intruksi dokter) akan menurunkan tekanan
darah. Pada umunya pemberian diuretik dan anti hipertensi pada
preeklamsia ringan tidak dianjurkan karena obat-obat tersebut tidak
menghentikan proses penyakit dan juga tidak memperbaiki prognosis
janin. Selain itu, pemakaian obat-obatan tersebut dapat menutupi tanda
dan gejala preeklamsia berat.

Pada keadaan tertentu ibu hamil dengan preeklampsia ringan perlu


dirawat di rumah sakit. Hal ini perlu dilakukan apaila setelah 2 minggu
pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan tekanan
darah, kadar proteinuria, kenaikan berat badan ibu 1kg atau lebih
perminggu selama 2 kali berturut-turut serta timbul salah satu atau lebih
tanda-tanda preeklampsia berat.

Pada kehamilan preterm <37 minggu, bila tekanan darah mencapai


normotensif, selama perawatan persalinannya ditunggu sampai aterm.
Pada kehamilan aterm >37minggu persalinan ditunggu sampai terjadi
onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi
persalinan pada taksiran tanggal persalinan. Persalinan dapat dilakukan
secara spontan, bila perlu memperpendek kala II.

2.2.7 Penatalaksanaan Preeklamsi Ringan

Penatalaksanaa/Rencana yang akan di lakukan pada preeklampsia


ringan yaitu. Melakukan informed konsent, Menjelaskan hasil
pemeriksaan, memberi dukungan psikologis pada Ny.P, menganjurkan
13

untuk miring kiri, penuhi kebutuhan hidrasi dan nutrisi pasien,penuhi


kebutuhan personal hygne pasien, penuhi cairan/ infus RL,berikan
diazepam obat anti kejang dan nipedifin obat penurun tekanan darah
tinggi, lakukan observasi TTV,HIS,DJJ dan kemajuan persalinan, berikan
terapi sesuai anjuran, menganjurkan pasien untuk makan makanam yang
berserat tinggi,menyiapkan alat partus set, memimpin persalinan secara
APN, melakukan pendokumentasian SOAP dan Patograf.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Pada BAB ini penyusun akan menjabarkan tentang asuhan kebidanan pada
ibu bersalin yang telah diberikan kepada Ny.P dengan manajement asuhan
kebidanan pada ibu bersalin yang di dokumentasikan dengan metode
pendokumentasian SOAP.

Dalam proses pengambilan kasus ini penyusun mengajukan Ny.P sebagai


klien dalam penyusunan laporan ini,dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu
bersalin Ny. “P” G2P1A0. Dengan Asuhan Persalinan Normal Di Puskesmas “M”
dengan Preeklampsia Ringan

Ny.P Usia 36 tahun datang ke Puskesmas “M” Tanggerang, di antar oleh


suaminya, Ny.P mengeluh mulas mulas dan keluar air air sejak jam 22.00
WIB,dan sudah keluar lendir darah,gerakan janin (+). Mengatakan hamil anak ke
3, dan belum pernah keguguran. G2P1A0.HPHT : 9 April 2019. TP : 14 januari
2020. Dia merasa cemas dengan kedaanya dan bayinya saat ini.

Ny.P usia 36 tahun datang ke datang ke Puskesmas “M” Tangerang , di


antar oleh suaminya, Ny.P mengeluh mulas mulas dan keluar air air sejak jam
22.00 WIB, dan sudah keluar lendir darah, gerakan janin (+). Mengatakan hamil
anak ke 2, dan belum pernah keguguran. G2P1A0. HPHT : 9 April 2019. TP : 14
januari 2020. Pola makan 3x sehari, dengan menu nasi,sayur,ikan,dan buah. Pola
eliminasi BAB terakhir kemarin sore 3x. BAK 6x sehari, pola tidur: tidur malam 7
jam tidur siang 1 jam. Hubungan seksual terakhir 3 minggu yang lalu, belum
pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya, tidak ada riwayat penyakit
sebelumnya, pola kesehatan mandi, sikat gigi 3x sehari, ganti pakaian dalam 3 x
sehari, tidak merokok, tidak minum, minuman keras, tidak mengkonsumsi jamu,
suami dan kelurga besarnya sangat mendukung kehamilannya,

14
15

Ditemukan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan


emosional stabil. Hasil pemeriksaan. Tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 80
kali/menit, pernafasan 22 kali/menit, suhu 36,5o, hasil pemeriksaan fisik. Kepala.
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada benjolan. Rambut. Warna hitam, lurus
dan panjang sebahu, rambut tidak terlalu tebal, bersih. Muka. Oedema, Mata.
Kemampuan penglihatan baik, bereaksi terhadap cahaya, tidak ada secret.
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik tidak menggunakan alat bantu
penglihatan (kacamata). Hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada polip.
Pernafasan tidak memakai oksigen. Telinga. Kemampuan pendengaran baik, tidak
ada nyeri, tidak ada secret, tidak ada oedema. Selaput mukosa lembab, bersih
keadaan gigi dan gusi, tidak ada bau mulut keadaan bibir tidak pucat. Leher posisi
trakea simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri telan, tidak
ada pembasaran kelenjar getah bening. Payudara bentuk simetris, puting
menonjol, aerola terdapat hyperpigmentasi. Paru-paru. Inpeksi pergerakan dada
simetris, pernafasan baik, tidak ada tambahan bunyi seperti mur-mur blan gallop
tidak ada. Esktremitas kuku pendek bersih, kulit warna kuning langsat, bersih,
terjadi oedema pada bagian kaki dan jari-jari. Abdomen. Tidak ada luka SC,
bentuk simetris, TFU 31 cm. L1. Bulat, lunak tidak melenting. L2. Kanan teraba
bagian bagian kecil janin. Kiri teraba keras, memanjang seperti papan, L3. Teraba
bulat, keras dan melenting. L4: Teraba 0/5 bagian. DJJ : 144x/menit punctun
maximum 1 tempat di kiri bawah pusat. Genetalia. Tidak terpasang kateter, bersih
daerah genetalia, vulva vagina tidak ada luka. Pengeluaran lendir darah
kemerahan bau khas, dinding vagina tidak ada kelainan,portio tipis lunak
pembukaan 10 cm, ketuban (-) Jernih, Presentasi Kepala : H III Moulase tidak
ada. Terpasang infus RL dilengan kiri, tidak ada tanda-tanda infeksi pada daerah
tusukan infus tidak ada nyeri tekan pada daerah tusukan infus. Kulit bersih
lembab. Hasil pemeriksaan penunjang : Urinalisa. Warna: kuning. Kekeruhan
jernih. Protein urin (+1). Glukosa (-). Tes kehamilan (+). HIV(-). Hemoglobin:
14,3 g/dl.
16

Diagnosa :

Ny. P. Usia 36 tahun, Hamil 39 minggu Inpartu kala II dengan


Preeklampsia Ringan.

Rencana yang akan di lakukan pada Ny.P yaitu. Melakukan informed


konsent,menjelaskan hasil pemeriksaan,memberi dukungan psikologis pada Ny.P,
anjurkan Ny.P. untuk miring kiri, penuhi kebutuhan hidrasi dan nutrisi
pasien,penuhi kebutuhan personal hygne pasien, penuhi cairan/ infus RL,berikan
diazepam obat anti kejang dan nipedifin obat penurun tekanan darah tinggi,
lakukan observasi TTV,HIS,DJJ dan kemajuan persalinan, berikan terapi sesuai
anjuran, menganjurkan pasien untuk makan makanam yang berserat
tinggi,menyiapkan alat partus set, memimpin persalinan secara APN, melakukan
pendokumentasian SOAP dan Patograf. Widiawati. (2014)
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Kasus dan Teori

Dari hasil studi kasus Ny.P dengan usia kehamilan 39 minggu penulis
membuat pembahasan yang menghubungkan teori dengan kasus yang dialami Ny.
“P”

Kesadaran Seorang Ny. “P” untuk memeriksa dirinya ke puskesmas sudah


tepat, karena kewaspadaan sangat penting dalam upaya mendeteksi secara dini
adanya kelainan dalam kehamilan seehingga dapat dilakukan pencegahan bila
didapati adanya resiko tinggi

Dalam hasil anamnesa yang dilakukan kepada Ny. “P” ditemukan bahwa
Ny. “P” merasakan pusing/sakit kepala, mual hingga muntah, dan terkadang sulit
bernafas. Sesuai dengan teori yang di katakan oleh Lisnawati (2013). Gejala/
manifestasi klinik pada preeklampsia ringan meliputi sakit kepala terutama
daerah frontal, rasa nyeri pada epigastrum, gangguan penglihatan, mual sampai
muntah, gangguan pernafasan sampai sianosis,gangguan kesadaran Lisnawati
(2013).

Pada pemeriksaan yang dilakukan pada Ny.“P”mengalami


oedema/bengkak pada bagian muka, kaki dan jari-jari tangan, hal tersebut sesuai
dengan teori Saifuddin, Abdul Barri. (2010). Preeklampsi ringan adalah timbulnya
hipertensi disertai proteinuria atau oedema pada bagian muka, kaki dan jari-jari
setelah umur kehamilan 20 minggu. Tanda dan gejala preeklamsia ringan terdapat
peningkatan tekanan darah > 140/90 mmhg, terjadi edema serta proteinuria +1.
Saifuddin, Abdul Barri. (2010).

Pada hasil pemeriksaan yang dilakukan pada Ny.“P” mengalami tekanan


darah yang tinggi mencapai 150/90 mmHg. Sesuai dengan teori menurut
(Elisabeth, 2015). Preeklampsia ringan adalah kenaikan tekanan darah diastolik
15mmHg atau > 90 sampai 110 mmHg, dan kenaikan tekanan darah sistolik 30

23
mmHg atau >140 setelah usia kehamilan 20 minggu disertai protein urin dan
oedema pada kaki, jari tangan dan muka (Elisabeth, 2015).

Ny.P pada pemeriksaan Lab, protein urin (+1). Dikatakan preeklampsia


ringan menurut teori (Sarwono, 2010). Preeklampsia ringan adalah tekanan darah
>140/90 mmHg setelah usia kehamilan 20 minggu, protein urin +1 pada
pengukuran dengan dipstick urin atau kadar protein total > 300mg/24 (Sarwono,
2010).

Rencan asuhan kebidanan pada ibu bersalin yang di berikan pada Ny.”P”
sudah sesuai dengan teori Widiawati. (2014). Rencana yang akan di lakukan pada
Ny.P yaitu : Melakukan informed consent,Menjelaskan hasil
pemeriksaan,memberi dukungan psikologis pada Ny.P,anjurkan Ny.P untuk
miring kiri, penuhi kebutuhan hidrasi dan nutrisi pasien,penuhi kebutuhan
personal hygne pasien, penuhi cairan/infus RL,berikan diazepam obat anti kejang
dan nipedifin obat penurun tekanan darah tinggi, lakukan observasi TTV,HIS,DJJ
dan kemajuan persalinan, berikan terapi sesuai anjuran, menganjurkan pasien
untuk makan makanam yang berserat tinggi,menyiapkan alat partus set,
memimpin persalinan secara APN, melakukan pendokumentasian SOAP dan
Patograf.Widiawati. (2014).

Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) adalah salah satu penyebab kesakitan


dan kematian ibu maupun janin. Kira-kira 15-25% wanita yang didiagnosis awal
dengan hipertensi dalam kehamilan akan mengalami Pre-Eklamsia Berat (PEB).
Seorang wanita hamil dikatakan mengalami hipertensi dalam kehamilan jika
tekanan darahnya di atas 140/90 mmHg. Ada beberapa jenis hipertensi dalam
kehamilan, antara lain hipertensi kronik, hipertensi kronik dengan preeklamsia,
hipertensi gestasional, preeklamsia dan eklamsia.

Hipertensi kronik. Didapatkan sebelum kehamilan, usia kehamilan < 20


minggu, dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan. Preeklamsia-
eklamsia. Hipertensi dan protein urin yang didapat setelah usia kehamilan 20
minggu. Hipertensi kronik dengan preeklamsia. Hipertensi kronik ditambah

24
proteinuria. Hipertensi gestational. Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang
tidak disertai proteinuria hingga 12 minggu pasca persalinan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengkajian asuhan kebidann pada ibu bersalin yang telah
dilakukan dalam kegiatan untuk melengkapi Laporan Tugas PKK II, dapat
disimpulkan bahwa analisa asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny. P
dengan Preelampsia Ringan adalah sebagai berikut

Dalam proses persalinan, Ny. P melahirkan secara spontan, dalam


asuhan intranatal care yang dilakukan petugas kesehatan terhadap Ny. P
sudah sesuai dengan prosedur atau yang semestinya terdapat beberapa
langkah dalam asuhan persalinan normal yang dilakukan dalam
penatalaksanaan preeklampsia pada persalinan Ny. P, sesuai dengan
seharusnya seperti melakukan observasi tekanan darah, observasi detak
jantung janin dan mempersiapkan kegawatdaruratan pada maternal
maupun neonatal.

5.2 Saran

1. Bagi Penulis

Diharapkan penulis semakin terlatih untuk menganalisis suatu


kasus dan untuk penelitian selanjutnya diharapkan mencari sumber
sebanyak-banyaknya agar dapat dijadikan referensi hasil penetilian ini.

2. Bagi Institusi

Diharapkan dengan penulisan laporan tugas PKK II ini dapat


menjadi sumber informasi untuk kemajuan perkembangan ilmu kebidanan
dan sebagai referensi bagi institusi.

25
26
24

3 Bagi Lahan Praktik

Diharapkan dengan penulisan laporan tugas PKK II ini dapat


menjadi bahan evaluasi untuk bidan agar memperhatikan pentingnya
pemeriksaan penunjang sesuai dengan indikasi untuk menegakkan
diagnosa, sehingga dapat memperbaiki kinerja dan memberikan pelayanan
yang optimal sesuai standar dan kewenangannya, dapat melengkapi
pencatatan dan pelaporan untuk skrining sedini mungkin terjadinya
komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Survei Demografi Kesehatan
Indonesia ( diakses di www.depkes.go.id pada Jumat, 13 Februari jam
10.15 WIB )
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Profil Kesehatan Indonesia
( diakses di www.depkes.go.id pada Jumat, 13 Februari 2015 jam 10.58
WIB )
Survey Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2012. Angka Kematian
Ibu (diakses di www.depkes.go.id pada Jumat, 13 Februari 2015 jam
08.00 WIB)
Utami, Diah. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Patologi Dengan
Pre Eklamsi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Semarang:
Jurusan DIII kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan
Universitas Muhammadiyah Semarang. http://www. jtptunimus-gdl
diahutamin-7475-2-babii.pdf ( diakses pada Jumat, 13 Februari 2015 jam
07.04 WIB )
Widiawati. 2014. Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada Ny.S Umur 34 Tahun
Dengan Preeklamsia Ringan Di Rsud Kota Semarang. Semarang: Jurusan
DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan Universitas
Muhammadiyah Semarang. http://www.jtptunimus-gdlwidiawatig-7776-3-
1fileb-i.pdf (diakses pada Jumat, 13 Februari 2015 jam 07.02 WIB)
Prawirohardjo, Sarwono. (2013). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Barri. (2010). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Barri. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal: Nyeri Kepala, Gangguan Penglihatan, Kejang
Dan/Atau Koma, Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

25
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKes ) YATSI Tangerang
Program DIII Kebidanan
Jl. Aria Santika Karawaci Tanggerang – Banten. Telp (021)
5921132

PERSETUJUAN PEMERIKSAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tn.K
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Alamat : Bugel, Karawci Kota Tangerang Banten.
Dengan ini menyatakan sesungguhnya telah memberikan :
PERSETUJUAN
Kepada Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKes ) YATSI Tangerang
untuk melakukan asuhan kebidanan terhadap istri saya :

Nama : Ny.P
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bugel,Karawaci,Kota Tangerang Banten.

Yang tujuan dan pemeriksaan tersebut di atas serta tindakan dan pemeriksaan
apapun telah cukup di jelaskan Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
( STIKes ) YATSI Tangerang
Dan saya telah mengerti dan jelas sepenuhnya
Tanggerang, 18 Januari 2020

Katib
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Devi Oktaviani


Nim : 18115008
Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. P Dengan
Preeklampsia Ringan
Pembimbing : Silfia Nuzulussaidah S.ST.M.Keb

NO TANGGAL KETERANGAN PARAF

Anda mungkin juga menyukai