Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

R DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Disusun untuk memenuhi Tugas mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:

Kelompok 2 / TK.2C

1.Aida lisensia Anjani P17320321082

2.Luthfianti Rahmahwati P17320321096

3. Silvi saputri P17320321110

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN BOGOR

TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam bahasan “Asuhan Keperawatan
Pada Ny.R Dengan Hiperemesis Gravidarum".

Harapan kami ialah, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini agar kedepannya dapat menciptakan makalah yang lebih baik.

Kami akui masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini karena pengalaman yang
kami miliki masih sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan, kritik maupun saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 11 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1


1.2 Tujuan penulisan............................................................................................... 2
1.3 Manfaat.............................................................................................................. 2

BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT.............................................................. 3

2.1 Pengertian........................................................................................................ 3

2.2 Faktor Resiko................................................................................................... 3

2.3 Etiologi/Penyebab............................................................................................ 3

2.4 Patofisiologi..................................................................................................... 4

2.5 Pathway............................................................................................................ 6

2.6 Pemeriksaan Diagnosik.................................................................................. 6

2.7 Manifestasi Klinis........................................................................................... 6

2.8 Penatalaksanaan............................................................................................. 7

2.9 Komplikasi....................................................................................................... 9

BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................. 11

3.1 Pengkajian studi kasus................................................................................... 11

3.2 Analisis Data................................................................................................... 19

3.3 Diagnosa Keperawatan................................................................................... 20

3.4 Intervensi Keperawatan.................................................................................. 20

3.5 Implemenasi.................................................................................................... 21

3.6 Evaluasi Keperawatan..................................................................................... 21

3.7 Catatan Perkembangan................................................................................... 23

ii
BAB IV PENUTUP.................................................................................................... 25

4.1 Kesimpulan............................................................................................................. 25

4.2 Saran....................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau bertemunya sel mani dan sel telur yang
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pada umumnya 80-90% kehamilan akan
berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan kehamilan patologis.
Keadaan patologis ini menyebabkan beberapa komplikasi. Salah satu komplikasi yang sering
terjadi pada ibu hamil akibat langsung dari kehamilan adalah mual dan muntah.

Mual dan muntah ringan merupakan hal yang sering terjadi dan keadaan yang normal pada
awal masa kehamilan. Sektar 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida mengalami mual
dan muntah. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala ini menjadi lebih berat yaitu
Hyperemesis Gravidarum.

Hyperemesis gravidarum merupakan salah satu jenis komplikasi yang sering dialami oleh
ibu hamil yang dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkolosis
hipokloremik. Hyperemesis Gravidarum tingkat I adalah muntah terus menerus yang
mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
turun dan nyeri pada epigastrium, frekuensi nadi naik sekitar 100x/mnt, tekanan darah sistol
menurun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata kecung.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Jawa Timur kejadian Hyperemesis Gravidarum di Jawa
Timur sebesar 412.188 dari 594.265 jumlah kehamilan di Jawa Timur. (Depkes RI, 2013).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah sakit Daerah Kalisat jember jumlah penderita
Hyperemesis Gravidarum pada bulan oktober 2016 aebanyak 2 orang dari 47 kehamilan.

Salah satu upaya adalah dengan melakukan pelayanan antenatal care. Penyuluhan kepada
ibu hamil perlu dilakukan karena banyaknya yang tidak mengerti arti penting pemeriksaan
kehamilan, terutama penyuluhan tentang komplikasi sebagai akibat langsung yang merupakan
hal yang patologis, salah satunya hiperemesis gravidarum.

Hyperemesis Gravidarum dapat di deteksi dan di cegah npada masa kehamilan secara
teratur. Hyperemesis Gravidarum paling sering di jumpai pada kehamilan trimester pertama,
namun, bisa berlanjut sampai trimester kedua dengan penanganan yang baik.

1
Peran perawat dalam kasus Hyperemesis Gravidarum adalah sebagai pemberi asuhan
keperawatan. Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan
dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan. Perwat juga berperan sebagai edukator, peran ini dilakukan
dengan membantu pasien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien setelah
dilakukan pendidikan kesehatan.

1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mejelaskan bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan
hiperemesis gravidarum
2. Tujuan khusus
1) Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum
2) Menetapkan Diagnosa keperawatan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum
3) Menyusun Intervensi keperawatan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum
pada
4) Melakukan intervensi keperawatan pasien dengan hiperemesis gravidarum
5) Melakukan Evaluasi Keperawatan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum
1.3 Manfaat
1. Manfaat Teoretis
Diharapkan hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
pegembangan ilmu keperawatan khususnya pada asuhan keperawatan pada pasien
hiperemesis gravidarum
2. Manfaat praktisi
1) Bagi institusi
Sebagai acuan dalam memeberikan asuhan keperawatan khususnya pada
pasien hiperemesis gravidarum
2) Bagi mahasiswa
Menambah wawasa dalam ilmu keperawatan tentang asuhan keperawatan yang
diberikan pada pasien hiperemesis gravidarum

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah


berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu kesehatan
dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009).

Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum sehingga berat
badannya sangat turun, turgor kulit berkurang , dieresis berkurang dan timbul asetonuri,
keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum (Sastrowinata, 2004).

Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama
masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi,
dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum (HG) adalah
suatu keadaan pada awal kehamilan sampai trisemester II yang ditandai dengan rasa mualdan
muntah berlebihan dalam waktu relatif lama bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan berat badan berkurang.

2.2 Faktor Resiko

-Hiperemesis gravidarum selama kehamilan sebelumnya

- Kelebihan berat badan

- Mengalami kehamilan ganda

- Menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya

- Adanya penyakit trofoblas, yang melibatkan pertumbuhan abnormal sel-sel di dalam rahim

2.3 Etiologi

Penyebab Hiperemesis gravidarum disebabkan oleh peningkatan kadar hormon serum


yang cepat seperti HCG (human chorionic gonadotropin) dan estrogen.

3
Mual dan muntah yang ekstrem selama kehamilan dapat mengindikasikan kehamilan ganda
atau mola hidatidosa (pertumbuhan jaringan abnormal). Pada kasus hiperemesis gravidarum,
terdapat beberapa faktor risiko yang memperbesar potensi terkena penyakit ini, antara lain:

 Hiperemesis gravidarum selama kehamilan sebelumnya


 Kelebihan berat badan
 Mengalami kehamilan ganda
 Menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya
 Adanya penyakit trofoblas, yang melibatkan pertumbuhan abnormal sel-sel di dalam
rahim.

2.4 Patofisiologi

Patofisiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui sepenuhnya. Terjadinya hiperemesis


gravidarum diduga berkaitan dengan perubahan hormonal, disfungsi gastrointestinal, infeksi,
gangguan keseimbangan dan penciuman, serta gangguan psikologis.

1. Perubahan Hormonal
Kadar hCG mencapai puncaknya pada trimester awal kehamilan. Peningkatan hormon
hCG ini secara fisiologis dapat menstimulasi reseptor hormon TSH (thyroid stimulating
hormone). Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi hipertiroid transien (gestational
transient thyrotoxicosis) pada awal kehamilan. Kondisi hipertiroid transien ini akan
kembali menjadi normal ketika usia kehamilan sudah mencapai pertengahan trimester
kedua tanpa memerlukan terapi antitiroid. Pasien hiperemesis gravidarum ditemukan
memiliki kadar tiroksin yang lebih tinggi dan TSH yang lebih rendah.
Selain hCG, hormon yang diduga juga berperan dalam terjadinya hiperemesis
gravidarum adalah estradiol. Kadar estradiol meningkat di awal kehamilan dan
menurun kemudian. Beberapa studi menunjukkan adanya korelasi antara kadar
estradiol dengan keparahan hiperemesis gravidarum.
2. Disfungsi Gastrointestinal
Terjadinya mual muntah pada kehamilan dikaitkan dengan perubahan ritme kontraksi
lambung atau yang disebut disritmia gastrik. Disritmia gaster disebabkan oleh
peningkatan kadar estrogen atau progesteron, gangguan tiroid, abnormalitas tonus
vagus dan simpatis, serta sekresi vasopresin akibat perubahan volume intravaskuler
pada awal kehamilan.
3. Gangguan Keseimbangan dan Penciuman

4
Hiperakuitas dari sistem olfaktori dapat menjadi faktor yang turut berkontribusi
terhadap terjadinya mual dan muntah selama kehamilan. Banyak perempuan yang
sedang hamil mengeluhkan bau dari masakan tertentu dapat menjadi pemicu mual.
Sementara itu, gangguan keseimbangan diduga juga dapat menyebabkan hiperemesis
gravidarum karena kemiripannya dengan motion sickness.
4. Genetik
Sebuah studi memperlihatkan bahwa seorang anak perempuan yang terlahir dari
kehamilan dengan hiperemesis gravidarum memiliki risiko 3% untuk mengalami hal
serupa saat dirinya hamil. Sementara itu, anak perempuan yang terlahir dari kehamilan
tanpa riwayat hiperemesis gravidarum memiliki risiko 1,1% untuk mengalami
hiperemesis gravidarum. Pada wanita yang mengalami hiperemesis gravidarum,
sebagian keluarganya juga mengalami hal yang sama, terutama saudara perempuannya.
5. Gangguan Psikologis
Stres psikologis pada kehamilan dapat menyebabkan dan memperberat mual dan
muntah pada kehamilan. Walaupun begitu, kondisi hiperemesis gravidarum tampaknya
juga menjadi salah satu penyebab stres psikologis pada kehamilan. Pada beberapa kasus
yang jarang, hiperemesis gravidarum dapat merepresentasikan penyakit psikiatrik,
termasuk gangguan konversi, somatisasi, atau depresi mayor.

2.5 Pathway

5
2.6 Pemeriksaan Diagnostik

a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat): mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b. Urinalisis kultur, mendeteksi bakteri, BUN,
c. Pemeriksaan fungsi hepar. AST, ALT dan kadar

2.7 Manifestasi klinik

1) Tanda dan Gejala


Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila
keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis gravidarum. Menurut berat
ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a. Tingkatan I (ringan)
 Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita Ibu
merasa lemah
 Nafsu makan tidak ada
 Berat badan menurun
 Merasa nyeri pada epigastrium
 Nadi meningkat sekitar 100 per menit
 Tekanan darah menurun
 Turgor kulit berkurang
 Lidah mengering
 Mata cekung
b. Tingkatan II (sedang)
 Penderita tampak lebih lemah dan apatis
 Turgor kulit mulai jelek
 Lidah mengering dan tampak kotor
 Nadi kecil dan cepat
 Suhu badan naik (dehidrasi)
 Mata mulai ikterik
 Berat badan turun dan mata cekung

6
 Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
 Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
c. Tingkatan III (berat)
 Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
 Dehidrasi hebat
 Nadi kecil, cepat dan halus
 Suhu badan meningkat dan tensi turun
 Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
 wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
 Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

2.8 Penatalaksanaan

a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejal yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi
sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.
f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan
yang banyak mengandung gula.

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka diperlukan seperti :

a. Obat-obatan
 Sedativa : Phenobarbital
 Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
 Anti histamine: dramamin, avomin
 Anti emetik (pada keadaan lebih berat): Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine.
 Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit
b. Isolasi

7
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah danperedaran udara yang
baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam
kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan
makanan atau minuman dan selama 24 jam.
c. Terapi psikologika
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
d. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan
fisiologis (2-3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin
C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila dalam 24
jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan
lambat laun makanan yang tidak cair.
e. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam
keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
 Gangguan kejiwaan ditandai dengan : delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa.
 Gangguan penglihatan ditandai dengan pendarahan retina, kemunduran penglihatan.
 Ganggguan faal ditandai dengan hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,
jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun.

2.9 Komplikasi

Menurut Saputri (2017), komplikasi yang sering terjadi pada klien yang mengalami
Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :

1) Dehidrasi berat
2) Ikterik
3) Takikardia
4) Suhu meningkat
5) Alkalosis
6) Kelaparan

8
7) Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan
8) Menarik diri dan depresi

Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan kekurangan nutrisi
dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah selain itu mengakibatkan
gangguan asam basa, pneumoni aspirasi, robekan mukosa yang menyebabkan rupture
esophagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi.

Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya diawal kehamilan maka tidak akan berdampak
terlalu serius, tapi jika disepanjang kehamilan Ibu mengalami Hiperemesis Gravidarum maka
kemungkinan bayinya mengalami Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), prematur hingga terjadi
abortus. Sebagaimana yang diketahui bahwa Hiperemesis Gravidarum menyebabkan darah
menjadi kental (hemokonsentrasi) yang kemudian memperlambat peredaran darah sehingga
konsumsi O2 dan makanan menjadi berkurang, akibatnya pertumbuhan janin akan terhambat
sehingga mendorong terjadinya terminasi kehamilan lebih dini.

9
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Ny.R
Umur : 24 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Jl Pangrango
Status Perkawinan : Kawin
Status Obsetri : Pernah Melahirkan 27 april 2019

b. Nama Penanggung Jawab


Nama : Tn.A
Umur : 25 Thn
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku : Sunda
Alamat : Jl Pangrango
Status Perkawinan : Kawin
Hubungan Dengan Klien : Suami

1) Keluhan Utama
Klien Mengatakan Mual,Muntah sejak Sabtu pagi Jam 7 .muntah 3x kurang lebih
500CC
2) Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien Mengatakan Mual dan muntah sejak Sabtu pagi Jam 7 .muntah 3x
kurang lebih 500CC Dan klien Mengatakan jika sakit Pergi ke bidan Terdekat
 Riwayat Kesehatan Masa Lalu

10
Klien mengatakan Pernah Mengalami Demam Tipoid untuk imunisasi Dasar
Lengkap Penyebab dari Demam Yaitu dari Makanan
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Keluarga mempengaruhi kehamilan:
Penyakit Kardiovaskuler :Tidak Ada
Penyakit Ginjal : Tidak Ada
Kelainan Darah : Tidak Ada
Gangguan Mental : Tidak Ada
Penyakit Endokrin : Tidak Ada
Kelainan Kongentinal : Tidak Ada
TBC : Tidak Ada
Preeklamsi : Tidak Ada
Keturunan Bayi Kembar : Tidak Ada

 Riwayat obsetri
 Riwayat obsetri Yang Lalu
Jumlah Anak : Satu
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Persalinan : Bidan
Persalinan : Normal
Tanggal Persalinan : 27 april 2019
Kehamilan Direncanakan/Tidak : Direncanakan
Komplikasi Selama kehamilan : Mual dan muntah
Jenis Persalinan spontan : Spontan
Pervagina : kurang lebih 100 cc
Forceps : Tidak ada
Vakun : Tidak ada
Oksitosin Drip : 2 Ampul
Section Caesaria : Tidak ada
Pengobatan Selama kehamilan : infus D5 (500cc)
Nifas : Tidak ada kelainan
Alasan diberi Pengobatan : Tidak terjadi perdarahan

11
 Riwayat ANC
Tempat Pemeriksaan : Bidan
Keteraturan Imunisasi : Jarang
 Riwayat Kehamilan Sekarang
Kehamilan keberapa : ke 2
Menstruasi Terakhir : 22 Agustus 2022
Persepsi Klien Tentang mulainya
Kehamilan : Periksa ke bidan
Kehamilan Direncanakan/Tidak : Direncanakan
Test kehamilan : Tespack
Keluhan Lain selama kehamilan : Pusing

 Riwayat Ginekologi
 Riwayat Mensturasi
Manarhe : SMP Kelas 1
Siklus : 7 hari
Teratur /Tidak : teratur
Lamanya : 30 hari
Banyaknya : 2x ganti pembalut
Keluhan saat menstruasi : tidak
HPHT : 22 Agustus 2022

 Riwayat Seksual
Hubungan kasih sayang diantara anggota keluarga : harmonis
pola hubungan seksual (Frekunsi,Lama,Jumlah pasangan seksual )
Kepuasan selama melakukan hubungan seksual : Puas
Ketidaknyamanan selama hubungan seksual : Tidak ada
Alat &obat yang digunakan dalam melakukan hubungan seksual : Tidak
ada
Penyakit yang muncul akibat hubungan seksual : Tidak ada

 Riwayat kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang digunakan : Suntik 3 Bulan

12
Lama menggunakan : 4 tahun
Masalah yang timbul karena kontrasepsi : Tidak ada
Alasan berhenti menggunakan kontrasepsi : ingin punya anak
Jumlah anak yang diharapkan :2
 Riwayat Penyakit kandungan
Infeksi saluran reproduksi yang dialami :Tidak Ada
Pembedahan payudara & saluran reproduksi
yang pernah dialami : Tidak Ada
Pemeriksaan pap smear terakhir : Tidak Ada
Masalah yang timbul hasil pap smear : Tidak Ada

3) Pengkajian Gaya hidup


 Nutrisi
Frekuensi Makan : Sebelum sakit 3-4x ,saat sakit 1x ½ porsi
jenis makanan : Nasi,lauk,sayur
Jumlah makanan : 1 piring
Alergi makanan : tidak ada
Pantangan makanan : tidak ada
Minum : 250cc

 Aktivitas/istirahat
Kegiatan fisik dalam sehari : Melakukan pekerjaan rumah
Jumlah waktu istirahat/tidur : 8 jam/hari
Masalah yang timbul melakukan aktivitas/tidur : tidak ada

 Eliminasi
BAB/BAK : Bab 1x sehari/Bak 7-8x sehari
Keluhan yang berhubungan Dengan Eliminasi : Tidak ada
Oliguria : tidak ada
Konstipansi/diare : tidak ada
Nyeri waktu BAK : tidak ada

4) Pengkajian psikososial kultural dan spiritual

13
 Status Psikologi & Perkembangan
Perasaan ambivalen, kecemasan, kegembiraan Selama kehamilan :
Klien merasa Gembira
Perubahan peran Menjadi orang tua : Tidak ada perubahan
Upaya mengatasi stress : Klien mengatakan selalu berbicara kepada
ibu dan susmi
 Sosial ekonomi
Support system : Suami & Keluarga
Sumber penghasilan keluarga : Dari pekerjaan suami
Kondisi Tempat tinggal : Baik,bersih,lsyak huni

 Budaya
Nilai budaya yang diyakini berkaitan dengan kehamilan
(Makanan,Aktivitas,Pakaian,Seksual) : Menggunakan sabuk saat
hamidah
Budaya Penggunaan Fasilitas Kesehatan : Selalu menggunakan
fasilitas kesehatan

 Spiritual
Harapan Terhadap Kehamilan : Ingin melahirkan spontan
Keyakinan terhadap sumber kekuatan : Suami
Praktek agama yang dilakukan : Sholat & Berdzikir

5) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : lemah
TB : 167 cm
BB : 60 kg,Saat sakit 56
IMT : 57,7
Kesadaran : composmentis
TD : 90/80 mmhg
Nadi : 72x/menit
RR : 20x/menit

14
Suhu : 36°C

Kulit & Kuku


Kebersihan kulit : Bersih
Warna kulit : Kuning langsat
Tekstur Kulit : Kenyal
Warna Kuku : Bening

Kepala & muka


Tekstur Rambut : Kuat &lembut
Warna &kulit muka : Kuning Langsat
Lesi : Tidak ada
Cloasma Gravidarum : Tidak ada

Telinga
Warna Daun Telinga : Kuning langsat
Kebersihan : Bersih tidak ada serumen
Lesi/Bengkak : Tidak ada
Nyeri Tekan : Tidak ada
Perubahan pendengaran selama kehamilan : Tidak ada

Mata
Bentuk : Simentris
Bentuk bola mata : Bulat
Double Vision : Tidak ada
Adanya ptosis : tidak ada
Warna : tidak ada
Konjungtiva : Anemis
Sclera : putih
Edema pada palpebra : Tidak ada

Hidung
Kemerahan pada mukosa hidung : Tidak ada
Perubahan penciuman : Tidak ada
15
Nyeri tekan :tidak ada

Mulut,Gigi,Tenggorokan
Mukosa bibir : Kering
Lesi pada bibir : tidak ada
Gusi : Tidak nampak kelainan
Kesulitan menelan : Tidak ada
Kebersihan gigi : Bersih

Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Distensi vena Jugularis : Tidak ada

Payudara
Kebersihan : Bersih
Bentuk payudara : besar
Penonjolan puting : menonjol
Areola mamae : coklat
Pengeluaran kolestrum : belum keluar

Jantung
Denyut jantung : normal
Suara : S1-S2 normal

Paru-paru
Irama : reguler
Penggerak diafragma dan pengembangan paru : simentris
Suara paru : vesikuler

Abdomen
Inpeksi
Adanya striae gravidarum : ada
Linea Alba/nigra : ada
Bentuk perut : cembung

16
Palpasi
Leopoid 1 : TFU ,Belum teraba
Leopoid 2 : Bagian atas fundus belum teraba
Leopoid 3 : Bagian samping uterus Belum teraba
Leopoid 4 : Bagian bawah Tidak teraba kepala
Merasakan Gerakan Janin : Tidak ada
HIS : tidak ada
Adanya braxton : Tidak ada
Hicks : Tidak ada
Frekuensi HIS : Tidak ada
Kekuatan : tidak ada
Relaksasi : Tidak ada

Aukultasi
DJJ : Tidak ada
Punctum Maksimal : Tidak ada
Tempat : Tidak ada
Frekuensi : Tidak ada
Teratur /tidak : Tidak ada
Paristaltik usus : Tidak ada

Previneum &Vagina
Pengeluaran pervagina, gatal, bau : Tidak ada
Perubahan warna vulva : Tidak ada
Lesi : tidak ada

Rectum
Adanya hemorrohoid : tidak ada

Ekstermitas
Warnakulit : Kuning langsat
Odema : Tidak ada
Lesi : Tidak ada

17
Refleks patella : Spontan

Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan laboratorium
 Cardiotocografi
 USG
 Pemeriksaan Lain

3.2 Analisis Data


No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Klien mengatakan mual, Hiperemesis gravidarum Defisit nutrisi
v ( D.0019)
muntah
Refluks sebagian Hcl
Do : TD : 90/70 mmHg, N : v
sensasi asam
72x/menit,
v
S : 36℃, RR : 24x/menit nafsu makan menurun
v
Makan : ½ porsi sehari
anoreksia
BB : 50 Kg, BB ideal : 57.8 kg v
Defisit nutrisi

2. Ds : klien mengatakan mual,muntah Hiperemesis Gravidarum Resiko


v ketidakseimbangan
Do : TD : 90/70 mmHg, N :
kehilangan cairan cairan ( D.0036)
72x/menit, S : 36℃, RR : 24x/menit berlebih
v
Intake : infus 1000cc
Dehidrasi
Minum : 250cc v
Gangguan keseimbangan
Makan : 50cc
cairan dan elektrolit
Out put : muntah : 50cc, BAK
:1000cc, IWL : 120cc, BAB : 100cc,
Balance cairan : Intake – Output
cairan : 1000cc – 1270cc= -70cc
Mukosa bibir kering

18
3. Ds : Klien mengatakan mual, Hiperemesis gravidarum Intoleransi
v Aktivitas
muntah
Kehilangan cairan ( D.0056)
Do : TD : 90/70 mmHg, N : berlebih
v
72x/menit, S : 36℃, RR : 24x/menit
Dehidrasi
Makan : ½ porsi v
Penurunan aliran darah
Klien terlihat berbaring ditempat
kejaringan
tidur v
Penurunan metabolisme
v
Penurunan ATP
v
Kelemahan otot
v
Intoleransi aktivitas

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Defisit nutrisi (D.0019 ) bd.nafsu makan menurun
2. Resiko ketidakseimbangan cairan ( D.0036) bd. Kehilangan cairan berlebih
3. Intoleransi aktivitas ( D.0056) bd. Kelemahan otot

3.4 Intervensi Keperawatan


Tgl No Diagnosa Tujuan Rencana tindakan rasional
keperawatan keperawatan
15 1. Dx kep. Defisit Setelah dilakukan Manajemen nutrisi 1. Alergi
okt Nutrisi tindakan kep ( I.03119) makanan
2022 ( D.0019) selama 2x24 jam Obsevasi dapat
20.45 Nafsu Makan 1. identifikasi status siebabkan
(L.03024) nutrisi oleh
membaik dengan 2. identifikasi alergi dan makanan
kriteria hasil : intoleransi makanan 2. makanan
1. Asupan 3. identifikasi makanan lembek
makanan yang disukai mudah
membaik 4. monitor asupan masuk
2. Asupan cairan makanan
membaik Terapeutik
3. Kemampuan 1. berikan makanan
menikmati secara menarik dan
makanan suhu yang sesuai
membaik kolaborasi
4. Asupan nutrisi 1. kolaborasikan
membaik dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien

19
15 2. Dx Kep. Resiko Setelah dilakukan Manajemen cairan 1.Dehidrasi
okt ketidaksei- tindakan kep (I.03098) dapat dipantau
2022 mbangan selama 2x24 jam Observasi melalui intake
21.00 cairan keseimbangan 1. Monitor status hidrasi out put cairan
( D.0036) cairan (L.03020) Terapetik 2.banyak minum
membaik dengan 1.Catat intake-output dan dapat
kriteria hasil : hitung balans cairan 24 meminimalisir
1. Asupan cairan jam dehidrasi
meningkat 2. berikan asupan cairan 3.infus dapat
2. kelembaban 3. Berikan cairan mengganti
membran intravena cairan tubuh
mukosa
meningkat
3. Dehidrasi
menurun
4. turgor kulit
membaik
15 3. Dx Kep. Setelah dilakukan Manajemen Energi 1. untuk
okt Intoleransi tindakan kep (I.05178) mengetahui
2022 Aktivitas selama 2x24 jam Observasi tingkat
21.10 ( D.0056) Toleransi 1. monitor kelelahan kelelahan
Aktivitas fisik dan emosional fisik dan
(L.05047) Edukasi emosional
membaik dengan 1. anjurkan melakukan pasien
kriteria hasil: aktivitas secara 2. untuk proses
1. kemudahan bertahap aktivitas
dalam pasien
melakukan kembali
aktivitas secara
sehari hari bertahap
meningkat
2. perasaan
lemah
menurun

3.5 Implementasi & Evaluasi


tgl No DX Implementasi evaluasi ttd
15 ( D.0019) 1. mengidentifikasi status S : Klien mengatakan mual Aida
okt Defisit Nutrisi nutrisi muntah
2022 2. mengidentifikasi alergi
21.15 dan intoleransi O : TD : 90/70 mmHg N
makanan :72x/menit S : 35,8℃ , RR :
3. mengidentifikasi 20x/menit
makanan yang disukai BB : 50kg
4. memonitor asupan Makan 1 kali sehari
makanan
A : masalah belum teratasi

20
5. memberikan makanan P : lanjutkan intervensi
secara menarik dan
suhu yang sesuai
6. mengkolaborasikan
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien

15 (D.0036) 1. Memonitor status S : klien mengatakan mual Aida


okt Resiko hidrasi muntah
2022 ketidakseim- 2. MenCatat intake-
21.20 bangan cairan output dan hitung O : TD : 90/70 mmHg N
balans cairan 24 jam :72x/menit S : 35,8℃ , RR :
3. Memberikan asupan 20x/menit
cairan Intake : infus 500cc
4. MemBerikan cairan Minum : 100cc
intravena Out put : BAK : 500cc
BAB : 100cc
Muntah : 50cc
Balance cairan – 50cc
Mukosa bibir kering

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
15 (D.0056) 1. Memonitor kelelahan S : pasien mengatakan mual Aida
okt Intoleransi fisik dan emosional Muntah masih Menetap dan
2022 Aktivitas 2. Menganjurkan merasakan lemas
21.30 melakukan aktivitas
secara bertahap O:-pasien berbaring lemah,
aktivitas dibantu keluarga
TD : 90/70 mmHg N
:72x/menit S : 35,8℃ , RR :
20x/menit

A:Masalah intoleransi aktivitas


belum teratasi

P:intervensi dilanjutkan

21
3.6 Catatan Perkembangan

Tgl No.Dx Kep Perkembangan Ttd


16 okt ( D.0019) Defisit Nutrisi S : klien mengatakan sudah Aida
2022 berkurang rasa mual muntah
14.00
O : TD : 90/70 mmHg N :72x/menit
S : 35,8℃ , RR : 20x/menit
BB : 51 Kg
Makan 3x sehari

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

I :-

E : pasien membaik

16 okt (D.0036) S : Klien mengatakan mual muntah Aida


2022 Resiko ketidakseimbangan cairan sudah sedikit frekuensinya
15.00
O : TD : 90/70 mmHg N :72x/menit
S : 35,8℃ , RR : 20x/menit
Intake : Infus : 500cc
Minum : 400cc
Out put : BAK : 500cc
BAB : 100cc
IWL : 100cc
Balance cairan 200cc
A : Masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

I:-

E : pasien membaik

16 okt (D.0056) S : Klien mengatakan mual Muntah Aida


2022 Intoleransi Aktivitas nya berkurang
16.00
O:Keseimbangan cairan Normal

A:Masalah intoleransi aktivitas


teratasi

P:intervensi dihentikan

22
I:-

E : pasien membaik

23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hiperemsis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual &muntah berlebihan,lebih dari
10x dalam 24 jam atau disetiap saat,sehingga menganggu Kesehatan dan pekerjaan sehari-
hari.hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada awal kehamilan trimester 2 yang
ditandai dengan rasa mual dan muntah berlebihandalam waktu relative lama bila terjadi terus
menerusdapat menyebabkan dehidrasi dan berat badan berkurang.penyebab nya yaitu
disebabkan oleh peningkatan kadar hormon serum yang cepat seperti HCG (human chorionic
gonadotropin)dan Esterogen.mual dan muntah yang ekstream selama kehamilan dapat
mengidentifikasi kehamilan ganda atau mola hidatidosa (pertumbuhan jaringan
abnormal),beberapa pengobatan yang diberikan yaitu seperti pemberian obat melalui suntikan
seperti vitamin B6,B12,serta antimetik atau anti mual selain itu pemasangan cairan infus
,perubahan kebiasaan dan lingkungan seperti banyak istirahat.

4.2 Saran

Diharapkan Makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam mengenali kondisi
selama kehamilan pada ibu hamil yang mengalami mual dan muntah berlebihan dan dapat
mengganggu Kesehatan ibu dan perkembangan janin.

24
DAFTAR PUSTAKA
(2023). diakses 14 January 2023, dari https://repositori.stikes-
ppni.ac.id/bitstream/handle/123456789/1025/BAB%202_202103004.pdf?sequence=5
&isAllowed=y

Cara pengobatan Hiperemesis Gravidarum . Halodoc. Diakses January 11, 2023.dari


https://www.halodoc.com/kesehatan/hiperemesis-gravidarum

Hamil, I., Sehat, K., (KIA), K., & H, P. (2018). Pengertian Hiperemesiss Gravidarum
menurut Para Ahli dan Penyebabnya. Diakses 14 January 2023, dari
https://www.mitrakesmas.com/2018/08/pengertian-hiperemesiss-
gravidarum.html?m=1

Hiperemesis Gravidarum | Tanda dan Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Cara Mencegah.
(2023). Diakses 14 January 2023, dari https://www.sehatq.com/penyakit/hiperemesis-
gravidarum

Media, K. (2021). Penyakit Hiperemesis Gravidarum - Gejala, Penyebab, Pengobatan -


Kompas.com. Diakses 14 January 2023, dari
https://health.kompas.com/penyakit/read/2021/11/27/120000368/hiperemesis-
gravidarum

Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum - Alomedika. (2022). Diakses 14 January 2023, dari


https://www.alomedika.com/penyakit/obstetrik-dan-ginekologi/hiperemesis-
gravidarum/patofisiologi

Putra, Pradistya Eka Permata. 2017. Asuhan keperawatan Pada Ny. R Hiperemesis
Gravidarum. Diakses dari http://repository.unmuhjember.ac.id/10411/1/1.COVER.pdf

25

Anda mungkin juga menyukai