Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DOSEN : Rimba Aprianti.,S.Kep.,Ners.

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MELATIA PASKA

NIM : 2018.C.10a.0977

TINGKAT : II B

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


Kata Pengantar

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmatNya, penyusun dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM ” yang disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah maternitas keperawatan II. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.

Tujuan suatu pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk


sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing, membentuk watak dan jiwa sosial,
berbudaya, berakhlak dan berbudi luhur, serta berwawasan pengetahuan yang luas dan
menguasai teknologi. Proposal ini dibuat oleh penulis untuk membantu memahami materi
tersebut. Mudah-mudahan proposal ini memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan
belajar, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses pencapaian yang telah
direncanakan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam proposal ini. Oleh karena itu, segala
kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan lapang dada sebagai wujud
koreksi atas diri tim penyusun yang masih belajar. Akhir kata, semoga proposal ini
bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 18 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1


1.2 Rumuan Masalah..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat.................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Konsep penyakit........................................................................................ 4


2.1.1 Definisi kehamilan.............................................................................. 4
2.1.2 Definisi hiperemesis gravidarum ....................................................... 5
2.1.3 Etiologi hiperemesis gravidarum ....................................................... 5
2.1.4 Anatomi fisiologi................................................................................. 8
2.1.5 klasifikasi............................................................................................ 9
2.1.6 Patofisiologi hiperemesis gravidarum................................................. 9
2.1.7 Manifestasi klinis (tanda dan gejala)................................................... 10
2.1.8 Komplikasi.......................................................................................... 12
2.1.9 Pemeriksaan penunjang....................................................................... 12
2.1.10 Penatalaksanaan medis........................................................................ 12
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan........................................................... 14
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian keperawatan............................................................................. 25
3.2 diagnosa keperawatan................................................................................. 37
3.3 Intervensi keperawatan............................................................................... 38
3.4 Implementasi keperawatan......................................................................... 42
3.5 Evaluasi keperawatan................................................................................. 52
BAB 4 PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 pengkajian ................................................................................................ 56
4.2 Diagnosis................................................................................................... 56
4.3 Pelaksanaan............................................................................................... 59
4.4 Evaluasi..................................................................................................... 59
BAB 5 PENUTUP

iii
5.1 Kesimpulan................................................................................................ 60
5.2 Saran ....................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan
pertumbuhan janin. Dampaknnya adalah berat badan lahir, status nutrisi dari ibu yang sedang
hamil juga mempengaruhi angka kematian prenatal, keadaan kesehatan neonatal, dan
pertumbuhan bayi setelah lahir. Selama kehamilan kebutuhan nutrisi harian wanita meningkat
hingga lebih dari dua kali lipat, seperti contohnya kebutuhan asam folat yang meningkat
hingga 400 ug/hari, dimana pada keadaan normal hannya 180 ug/hari. Usia kehamilan yang
terus bertambah, makan bertambah pula kebutuhan gizi dan nutrisi ibu hamil, khususnya
ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua.
Pada saat trimester kedua, janin tumbuh dengan sangat pesat, khususnya mengenai
pertumbuhan otak dan susunan syarafnya. Indikator kecukupan gizi juga terlihat pada
kenaikan berat badan yang cukup selama kehamilan. Kenaikan berat badan tersebut
bervariasi dari bulan ke bulan sesuai dengan fase kehamilan.
Sistem hormon pada kehamilan manusia melibatkan perubahan baik endokrin maupun
metabolik yang terjadi antara ibu dan janin. Pengaturan neuro endokrin di dalam plasenta,
pada janin dan ibu sangat penting dalam mengarahkan pertumbuhan janin dan
perkembangannya. Adaptasi ibu hamil terhadap perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan secara langsung menggambarkan perkembangan plasenta dan janin.
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan
muda. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual dan 44%
mengalami muntah Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat
dan malam hari. Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum, pengaruh Fisiologi
kenaikan hormon ini belum diketahui secara jelas. Mual sering pula dihubungkan dengan
perubahan dalam indra penciuman dan perasaan pada awal kehamilan serta faktor psikologis.
Mual dan muntah menyebabkan asupan nutrisi pada ibu hamil kurang sehingga berat
badan menurun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri. Hal ini juga
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga membutuhkan
perawatan atau penangan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam laporan ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan definisi kehamilan?

1
2. Apa yang dimaksud dengan definisi hiperemesis gravidarum?
3. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari hiperemesis gravidarum?
4. Apa etiologi dari hiperemesis gravidarum?
5. Apa saja klasifikasi dari hiperemesis gravidarum?
6. Bagaimana patofisiologi dari hiperemesis gravidarum?
7. Apa saja manifestasi klinis dari hiperemesis gravidarum?
8. Apa saja komplikasi dari hiperemesis gravidarum?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang dari hiperemesis gravidarum?
10. Apa saja pemeriksaan penunjang dari hiperemesis gravidarum?
11. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus hiperemesis gravidarum?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1. Tujuan Umum
Agar penulis dan pembaca mengetahui tentang hiperemesis gravidarum.
1.3.2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari asuhan keperawatan hyperemesis gravidarum diharapkan penulis
dan pembaca dapat :
1. Untuk Mengetahui apa itu definisi kehamilan
2. Untuk Mengetahui apa itu definisi hiperemesis gravidarum
3. Untuk Mengetahui bagaimana anatomi dan fisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk Mengetahui apa etiologi dari hiperemesis gravidarum
5. Untuk Mengetahui apa saja klasifikasi hiperemesis gravidarum
6. Untuk Mengetahui bagaimana patofisiologi hiperemesis gravidarum
7. Untuk Mengetahui apa saja manifestasi klinis dari hiperemesis gravidarum
8. Untuk Mengetahui apa saja komplikasi dari hiperemesis gravidarum
9. Untuk Mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dari hiperemesis gravidarum
10. Untuk Mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dari hyperemesis gravidarum
11. Untuk Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada kasus hiperemesis
gravidarum
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa keperawatan untuk mengerti dan memahami tentang hiperemesis
gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum.
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga

2
Diharapkan pasien hiperemesis gravidarum, dan keluarga agar senantiasa bertanya bila
masih ada hal-hal yang belum dipahami tentang penyakitnya. Serta dapat mengerti dan
memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan untuk mampu mengatasi hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.

1.4.3 Untuk Institusi (Pendidikan dan Rumah Sakit)


Diharapkan kepada institusi dalam meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang
akan datang, agar dapat menghasilkan alumni-alumni yang kompeten dibidang keperawatan,
dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di institusi.
1.4.4 Untuk Iptek
Diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan sumber pengetahuan tentang
hiperemesis gravidarum di bidang teknologi dalam pengembangkan dan pemenuhan
kebutuhan manusia.

3
BAB II

4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi kehamilan
Masa kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoadan ovum
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Lamanya hamil normal 40 minggu atau 9 bulan 7
hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008 hal 133). Kehamilan
adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan.
Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki
dengan sel telur. setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan tumbuh di
dalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi janin.
(Ratna, 2011 hal 92)
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
antepartum. Sebaliknya periode prenataladalah kurun waktu terhitung sejak hari pertama haid
terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal periode pascanatal. (Varney, 2007 hal
492)
secara umum pengertian kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Dimana periode kehamilan dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Lamanya
kehamilan normal yaitu 40 minggu atau 9 bulan 7 hari.
Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 13 minggu).
b. Kehamilan triwulan kedua (antara 13 sampai 27 minggu)
c. Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 27 sampai 40 minggu).(Varney, 2007 hal 492)
2. Perubahan fisiologis selama kehamilan trimster III
a. Uterus Pada kehamilan trimester 3 atau kehamilan tua segmen bawah rahim menjadi lebih
lebar dan tipis, tampak batas nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah
yang lebih tipis. Batas itu dikenal dengan lingkaran retraksi fisiologis dinding uterus.
(Kusmiyati, 2010 hal 67)
b. Serviks Perubahan-perubahan normal akibat kehamilan menyebabkan perluasan, eversi,
kelenjar endoservikskolumnar. Pada trimester tiga kehamilan aktivitas uterus selama
kehamilan menyebabkan serviksmengalami pematangan secara bertahap dan kanal
mengalami dilatasi. (Cuningham, 2012 hal 114)

5
c. Vagina dan perineum Dinding vagina mengalami perubahan sebagai persiapan untuk
meregang saat persalinan. Perubahan ini mencakup peningkatan bermakna ketebalan
mukosa, melonggarnya jaringan ikat, dan hipertofisel otot polos. (Cuningham 2012, hal
116)
d. Sistem Traktus Uranius Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan sering kencing. Pada kehamilan lanjut pelvis ginjal kanan dan
ureter lebih berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus. Perubahan ini
membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan
juga meperlambat laju aliran urine. (Kusmiyati 2010 hal 68)
2.1.2 Definisi Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Farrer, 1999). Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual
dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat,
sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis Gravidarum (HG) adalah suatu
keadaan pada awal kehamilan (sampai trisemester II) yang ditandai dengan rasa mual dan
muntah berlebihan dalam waktu relatif lama bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan berat badan berkurang.
Hiperemesis gravidarum adalah mual (nausea) dan muntah sebagai suatu gejala yang
wajar yang terjadi pada kehamilan trimester 1,  6 minggu kehamilan. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari dan gejala ini biasa berlangsung  10 minggu.

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih
dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief
B, 2009).

2.1.3 Anatomi Fisiologi

Menurut Rosyidi (2013), dalam Sobotta (2006), menyatakan Anatomi alat kandungan
dibedakan menjadi 2 yaitu genitalia eksterna dan genetelia interna.

6
Gambar 2.1.2
Genitalia Ekstern
(Sobotta, 2006)
a. Genitalia Eksterna
1. Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari jaringan lemak,
daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
2. Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva dilingkari oleh labio
mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi satu dan membentuk kommisura
posterior dan perineam. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di
mons veneris.
3. Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi vulva, terdiri
atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasea. Saat pubertas tumbuh rambut di
mons veneris dan pada sisi lateral.
4. Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio mayora, dengan
banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora adalah vestibulum.
5. Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio minora), maka
belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara
dari liang senggama (introetus vagina uretra), kelenjar bartholimi dan kelenjar skene
kiri dan kanan.
6. Himen (selaput dara)

7
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama ditengahnya
berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut vagina
pada bagian ini, bentuknya berbeda beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada
yang kaku dan yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui
satu jari.
7. Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul yang ditutupi oleh
kulit perineum.

Gambar 2.2 Genetalia Interna


(Sobotta, 2006)
b. Genetalia Interna
1. Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris, khusus dialiri
banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus
7½ cm. Merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan
liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak
vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.
2. Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis antara rectum
di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium. Uterus
terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan 16 ligament. Panjang uterus 7½
cm, lebar 5 cm, tebal 2 cm. Berat 50 gr, dan berat 30-60 gr.Uterus terdiri dari :
a. Fundus uteri (dasar rahim)

8
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada pemeriksaan
kehamilan, perabaan fundus uteri dapat memperkirakan usia kehamilan.
b. Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian ini berfungsi sebagai tempat
janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri
atau rongga rahim.
c. Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum
uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.
Lapisan-lapisan uterus, meliputi :
1. Endometrium
2. Myometrium
3. Parametrium
d. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus di bawah tuba
uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
e. Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak lipatan sehingga
memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan
cairan serosa yang memberikan nutrisi pada ovum.
Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang
kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada ujung-ujungnya terdapat
fimbria, untuk memeluk ovum saat ovulasi agar masuk ke dalam
2.1.4 Etiologi Hipermesis Gravidarum
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian
adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam
Mochtar, 1998).
 Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda
akibat peningkatan kadar HCG
 Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon
dari jaringan ibu terhadap janin.

9
 Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat
mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
 Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
2.1.5 Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum terbagi menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu :

1. Hiperemesis gravidarum tingkat I


Hiperemesis gravidarum tingkat I mempunyai gejala seperti: lemah, nafsu makan
menurun; berat badan menurun; nyeri epigastrium; penurunan tekanan darah sistolik; lidah
kering; turgor kulit kurang; dan mata cekung.
2. Hiperemesis gravidarum tingkat II
Hiperemesis gravidarum tingkat II mempunyai gejala seperti: mual muntah hebat; keadaan
umum lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah kering dan kotor; suhu badan meningkat
(dehidrasi); mata cekung dan ikterik ringan; oliguria dan konstipasi; nafas bau aseton dan
aseton dalam urin.
3. Hiperemesis gravidarum tingkat III
Hiperemesis gravidarum tingkat III mempunyai gejala seperti: keadaan umum jelek; mual
muntah berhenti; kesadaran menurun (somnolen hingga koma); nadi kecil, cepat dan halus;
suhu badan meningkat; dehidrasi hebat; tekanan darah turun sekali; ikterus dan terjadi
komplikasi fatal ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia, perubahan mental).
2.1.6 Patofisiologi Hiperemesis Gravidrum
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada
trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi dan tidak imbangnya
elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton dalam
darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke

10
jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah

-muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri,
jarang sampai diperlukan transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005).
2.1.7 Manifestasi Klinis (tanda dan Gejala)
1. Tingkat I
Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
Dehidrasi : turgor kulit turun
Nafsu makan berkurang
Berat badan turun
Mata cekung dan lidah kering
Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esophagus
Nadi meningkat dan tekanan darah turun
Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
Tampak lemah dan lemas
2. Tingkat II
Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
Turgor kulit makin turun

11
Lidah kering dan kotor
Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
Kardiovaskuler
Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
Nadi kecil karena volume darah turun
Suhu badan meningkat
Tekanan darah turun
Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan icterus
Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :
Oliguria
Anuria
Terdapat timbunan benda keton aseton. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan pecahnya mukosa
lambung pada sindrom mallory weiss.
3. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah
Muntah berhenti
Sindrom mallory Weiss
Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma
Terdapat ensefalopati werniche :
Nistagmus
Diplopia
Gangguan mental
Kardiovaskuler
a. Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat
Gastrointestinal
Ikterus semakin berat
Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
Ginjal
b. Oliguria semakin parah dan menjadi anuria

2.1.8 Komplikasi

12
1. Dehidrasi
2. Ikterik
3. Takikardi
4. Alkalosis
5. Menarik diri, depresi
6. Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan
mental
7. Suhu tubuh meningkat
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN
3. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH
(Amin & Hardhi, 2015)
2.1.10 Penatalaksanaan Medis
1. Pencegahan
 Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4
bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tetapi lebih sering.
 Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
 Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
 Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
2. Obat-obatan
 Sedativa : Phenobarbital
 Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks
 Anti histamine : dramamin, avomin
 Anti emetik (pada keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau
khlorpromasine. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola
di rumah sakit
3. Isolasi
13
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah danperedaran udara yang
baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam
kamar penderita sampai muntah berhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan
makanan atau minuman dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala
akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
4. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik.
Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan
dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
5. Cairan parenteral
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan
fisiologis (2 – 3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin
C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila dalam 24 jam
penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat
laun makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala
akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
6. Menghentikan kehamilan
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi
komplikasi organis adalah delirium, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung diantaranya:
a. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi
gangguan jiwa.
b. Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina, kemunduran penglihatan.
c. Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria,
jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun.
(Wiknjosastro, 2005).
7.   Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi,
kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.

14
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali
vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan
ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Menurut Mitayani (2012), menyatakan Pengkajian merupakan pendekatan yang
sistematika untuk mengumpulkan data mengelompokkan, dan menganalisis, sehingga
didapatkan masalah dan kebutuhan untuk perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian adalah
untuk memberikan gambaran secara terus-menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang
memungkinkan perawat merencanakan asuhan keperawatan. Langkah peratama dalam
pengkajian ibu hiperemesis gravidarum adalah mengumpulkan data. Data-data yang akan
dikumpulkan adalah sebagai berikut.
1. Data riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan
gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu: mual dan muntah yang terus-menerus,
merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta kontipasi dan
demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang
buruk dan gangguan elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung, dan ikterus.
b. Riwayat kesehatan dahulu
- Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya.
- Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran
pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.
1. Data fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hyperemesis gravidarum adalah mammae
yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola mammae, terdapat kloasma gravidarum,
mukosa membrane dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu
tampak pucat dan lemah,takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.
2. Riwayat menstruasi
15
- Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun.
- Siklus 28-30 hari.
- Lamanya 5-7 hari.
- Banyaknya 20-3 kali ganti duk.hari.
- Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.
- Riwayat perkawinan
- Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan

- Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada
nafsu makan.
Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu
mengenai kenaikan berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
- Data psikologi

Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan
dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas,
takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat
memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu
bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan
perawat.
- Data sosial ekonomi

Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namum pada
umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
- Data penunjang

Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urin.
Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hemotokrit yang meningkat menunjukkan
hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urin yang
sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urin.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan

16
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan muntah
berlebihan
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
(Amin & Hardhi, 2015)
2.2.3 Intervensi keperawatan
3 Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan

Tabel 2.3.3 Intervensi Keperawatan


Kekurangan volume caira
(Amin & Hardhi, 2015)
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Intervensi
Kriteria Hasil
1. Kekurangan volume NOC NIC
cairan  Fluid balance Fluid management
Defenisi : Penurunan  Hydration 1. Observasi vital sign
cairan intravaskuler,  Nutritional 2. Pantau intake dan output
interstisial, dan/ atau Status : Food cairan
intraseluler. Ini and Fluid 3. Kolaborasikan pemberian
mengacu pada  Intake cairan IV
dehidrasi, kehilangan Kriteria Hasil : 4. Dorong pasien untuk
cairan saat tanpa  Mempertahanka menambah
perubahan pada n urine output intake oral
natrium Batasan sesuai dengan 5. Timbang berat badan
karakteristik : usia dan BB, BJ
 Perubahan status urine normal,
mental HT normal
 Tekanan darah,
• Penurunan tekanan nadi, suhu
darah tubuh dalam

• Penurunan tekanan batas normal

nadi  Tidak ada


tandatanda
• Penurunan turgor kulit
dehidrasi

17
• Penurunan turgor lidah  Elastisitas

• Penurunan turgor

haluaran urin kulit baik,


membrane
• Membrane mukosa
mukosa
kering
lembab, tidak
• Kulit kering
ada rasa haus
• Penurunan berat badan
yang berlebihan
• Haus
• Kelemahan
Faktor yang
berhubungan
• Kehilangan cairan aktif

• Kegagalan mekanisme
Regulasi
4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
Tabel 2.3.3 Intervensi Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
(Amin & Hardhi, 2015)
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Intervensi
Kriteria Hasil
2. Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari - Nutritional Nutrition Management
kebutuhan tubuh - Status : 1. Kaji kemampuan pasien
Definisi : Asupan nutrisi Nutritional untuk
memenuhi kebutuhan Status :food mendapatkan
metabolik and nutrisi yang
Batasan karakteristik : FluidIntake dibutuhkan

• Nyeri abdomen - Nutritional 2. Berikan makanan yang

• Berat badan 20% atau status : terpilih (sudah

lebih dibawah berat nutrient intake dikonsultasikan


Weight control dengan ahli gizi)

18
badan ideal Kriteria Hasil : 3. Pantau jumlah nutrisi dan

• Menghindari makanan Adanya kandungan kalori


peningkatan 4. Berikan informasi
• Kurang minat pada
berat badan tentang kebutuhan
makanan
sesuai dengan Nutrisi
• Penurunan berat
tujuan
badan dengan asupan  Berat badan
makanan ideal sesuai
adekuat dengan tinggi
• Membran mukosa badan
pucat  Mampu

• Ketidakmampuan mengidentifika

memakan makanan s i kebutuhan


nutrisi
• Tonus otot
 Tidak ada tanda
menurun
malnutrisi
• Mengeluh gangguan
 Menunjukkan
sensasi rasa
peningkatan
fungsi
pengecapan dari
menelan
 Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti.
5 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan Intoleransi Aktivitas
(Amin & Hardhi, 2015)

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Intervensi


Kriteria Hasil

19
3. Intoleransi aktivitas NOC NIC
b.d kelemahan Definisi:  Energy Activity Therapy
Ketidakcukupan conservation 1. Bantu klien untuk
energi psikologis atau  Activity mengidentifikasi
fisiologis untuk tolerance aktivitas yang mampu
melanjutkan atau  Self care : dilakukan
menyelesaikan ADLs 2. Bantu untuk
aktifitas kehidupan sehari- Kriteria mengidentifikasi
hari yang harus atau yang Hasil : aktivitas yang
ingin dilakukan. Batasan  Berpartisipasi disukai
Karakteristik : dalam 3. Bantu pasien / keluarga
• Respon tekanan darah aktivitas fisik untuk
abnormal terhadap tanpa mengidentifikasi
aktivitas disertai kekurangan dalam

• Respon frekuensi peningkatan beraktivitas.

jantung abnormal tekanan 4. Bantu pasien untuk


terhadap aktivitas darah, mengembangkan motivasi
nadi dan RR diri dan penguatan.
• Perubahan EKG yang
 Mampu
mencerminkan aritmia
melakukan
• Perubahan EKG yang
aktivitas
sehari hari
(ADLs)
secara
mandiri
 Tanda tanda
vital normal
 Energi
psikomotor
 Level
kelemahan
 Mampu
berpindah :

20
dengan atau
mencerminkan iskemia tanpa

• Ketidaknyamanan bantuan

setelah beraktivitas alat


 Status
• Dispnea setelah
kordiopulmon
beraktivitas
ar i adekuat
• Menyatakan
 Sirkulasi
merasa letih
status
• Menyatakan
baik
merasa lemah
 Status
Faktor yang respirasi :
berhubungan : pertukaran

• Tirah baring atau gas dan

imobilisasi ventilasi
adekuat
• Kelemahan umum
• Ketidakseimbanga n
antara suplei dan
kebutuhan oksigen

• Imobilitas
• Gaya hidup
monoton
6 Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan Resiko
ketidakefektifan perfusi jaringan otak
(Amin & Hardhi, 2015)

N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Intervensi


o Kriteria Hasil

21
4. Resiko ketidakefektifan NOC NIC
perfusi jaringan  Fluid balance Peripheral Sensation
otak Hydratio Management
Defenisi : n (Manajemen sensasi
Berisiko mengalami Nutritional perifer)
penurunan sirkulasi Status : Food 1. Monitor adanya daerah
jaringan otak yang dapat and Fluid tertentu yang hanya peka
mengganggu kesehatan.  Intake terhadap
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : panas/dingin/tajam/

• Massa  Mendemonstra tumpul

tromboplastin parsial si kan status 2. Monitor adanya


sirkulasi yang paretese
• Massa protrombin
ditandai 3. Batasi gerakan pada
abnormal
dengan: kepala, leher, dan
• Sekmen ventrikel kiri
 Tekanan punggung
akinetik
systole dan 4. Kolaborasi pemberian
diastole dalam analgetik
rentang yang 5. Diskusikan
diharapkan
 Tidak ada
ortostatik

22
- Ateroklerosis aerotik hipertensi mengenai penyebab
- Diseksi arteri  Tidak ada perubahan sensasi
- Fibrilasi atrium tandatanda
- Miksoma atrium peningkatan

- Tumor otak tekanan

- Stenosis karotid intracranial

- Aneurisme serebri (tidak lebih

- Koagulopati (mis., dari

anemia sel sabit) 15 mmHg)
- Kardiomiopati  Mendemonstr
 Koagulasi asi kan
intravaskuler kemampuan
 diseminata kognitif yang
- Embolisme ditandai
- Trauma kepala dengan
- Hierkolesterolemi a :

- Hipertensi  Berkomunikas

- Endokarditis infeksi i dengan jelas
- Katup prostetik dan sesuai
mekanis dengan

- Stenosis mitral kemampuan

- Neoplasma otak  Menunjukkan


- Baru terjadi infak perhatian,
 miokardium konsentrasi
- Sindrom sick sinus dan orientasi
- Penyalahgunaan zat
 Memproses

- Terapi trobolitik
informasi

- Efek samping terkait
 Membuat
terapi
keputusan
- (bypass
dengan benar
kardiopulmonal,
Menunjukkan
obat)
fungsi sensori
motorik

23
cranial yang
utuh :
tingkat
kesadaran
membaik,
tidak ada
gerakan
gerakan
involunter
2.2.4 Implementasi Keperawatan

Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam


situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keparawatan harus
mendetail agar semua tenaga keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat
langsung memberikan pelayanan kepada ibu dan / atau dapat juga didelegasikan kepada
orang lain yang dipercayai di bawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat.
(Mitayani, 2012)Implementasi yang difokuskan yaitu masalah kekurangan volume cairan,
meskipun semua masalah dilakukan implementasi namun tetap berfokus pada satu masalah
yang dikawal sampai betul-betul teratasi.
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasil yang diharapkan
terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk mengetahui sejauh mana masalah ibu dapat
teratasi. Disamping itu, perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika yang
ditetapkan belum tercapai dan proses keperawatan segera dimodifikasi.(Mitayani,2012)
Evaluasi yang difokuskan yaitu pada masalah kekurangan volume cairan.

24
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama Klien : Ny “K”

Alamat : JL.Manggarupi Lr.1 Gowa

Umur : 29 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

25
Suku / Bangsa : Makassar / Indonesia

Status Pernikahan : Menikah

Nama Mahasiswa : Melatia Paska

No.MR : 21-27-28

Tanggal masuk RS : 15 – 02 – 2017

Tanggal pengkajian : 16 – 02 – 2017

Diagnosa Medik : Hiperemesis Gravidarum

HPHT : 20 November 2016

Taksiran Partus : 27 Agustus 2017


b. Identitas Penanggung Jawab
Nama Inisial : Tn. “R”

Usia : 30 Tahun

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Makassar / Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : PNS

Alamat : JL.Manggarupi Lr.1 Gowa


1. Persepsi dan Harapan Klien Sehubungan Kehamilan
a. Klien mengatakan dia datang ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk
memeriksakan kehamilannya karena memiliki keluhan – keluhan.
b. Klien mengatakan banyak sekali perubahan yang ditimbulkan dikehidupan sehari-
harinya selama dia hamil untuk pertama kalinya. Seperti sensitif terhadap bau, mual
muntah, pusing, BB menurun, perasaan selalu kenyang, kurang nafsu makan dan lemas.
c. Klien mengatakan harapannya selama masa kehamilannya ini, bayinya lahir normal dan
bayinya sehat.
d. Ibu tinggal bersama suami dan mertuanya.
e. Klien mengatakan yang terpenting adalah keluarganya.
f. Dampak yang terjadi pada keluarga adalah keluarganya mengatur makan dan asupan
nutrisi yang dikonsumsi dan istirahat tidurnya.

26
g. Klien mengatakan suaminya yang selalu menemaninya di rumah sakit.
h. Klien mengatakan berencana melahirkan di kampung.
i. Klien mengatakan dia berencana akan menyusui bayinya.
j. Klien mengatakan belum pernah diimunisasi.
k. Klien tidak memelihara kucing dan hewan lainnya.
l. Klien mengatakan menerima apapun jenis kelamin bayinya yang diberikan oleh Tuhan.
2. Kebutuhan Dasar Khusus
a. Keselamatan
 Pergerakan
Klien tidak mengalami kesulitan bergerak
 Penglihatan
Klien mengatakan tidak ada gangguan penglihatan
 Pendengaran
Tidak ada gangguan pendengaran, dan tidak ada alat bantu dengar.
b. Cairan
 Klien mengatakan kurang minum
 Klien mengatakan hanya menyukai air mineral
 Klien mengatakan tidak menyukai kopi
 Bibir tampak kering dan pecah-pecah
 Turgor kulit menurun
 Klien mengatakan badanya terasa lemah
c. Nutrisi
1. Gigi – Mulut
 Keadaan gigi baik
 Klien tidak menggunakan gigi palsu
 Klien mengatakan tidak ada masalah dengan gigi
 Klien mengatakan tidak ada rasa sakit pada mulut
2. Klien mengatakan berat badannya menurun selama hamil
3. Nafsu Makan
 Klien mengatakan selama hamil nafsu makan berkurang
 Klien mengatakan makanan utamanya Nasi, sayur, lauk
 Klien mengatakan tidak ada pantangan makanan
 Klien mengatakan mual muntah
d. Diet
27
 Klien mengatakan tidak melakukan diet khusus.
DAFTAR MENU 24 JAM

WAKTU JENIS JUMLAH


MAKANAN
Pagi Nasi, Sayur, Ayam + 1 Porsi
Buah Apel
Siang Nasi, Sayur, Ikan + kue 1 Porsi

Malam Nasi, Sayur, Ikan + Buah 1 porsi


Pepaya
e. Eliminasi
1. BAB
 Klien mengatakan tidak ada masalah dengan BAB
 Klien mengatakan biasanya BAB 1 kali sehari
2. Kandung Kemih
 Klien mengatakan BAK kurang lancar karena kurang minum namun tidak ada
kesulitan dalam berkemih.
 Klien mengatakan untuk melancarkan BAK nya harus banyak minum
f. Oksigen
Klien mengatakan selama hamil tidak ada perubahan atau masalah pada pernapasan.
g. Keluarga Berencana
Klien mengatakan tidak ada rencana untuk program keluarga berencana dan tidak
pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya. Klien mengatakan mau
memperbanyak jumlah anaknya.
h. Kebutuhan Psiko – Sosial – Spritual
Klien mengatakan perasaan yang tidak adekuat serta klien mengungkapkan rasa
kurang percaya dirinya serta klien mengatakan dia khawatir, kepada diri dan calon
anaknya.
i. Anjuran
 Meningkatkan kalori
 Menambah makanan berserat
 Memperbanyak mengkonsumsi air mineral dan vitamin,Petunjuk-petunjuk program
makanan ibu hamil.
j. Hasil Pemeriksaan

28
a. Keluhan Utama : Mual dan Muntah

b. Keadaan Umum : Lemah


c. Kesadaran : Compos Mentis

d. Berat Badan
- Sebelum hamil : 50 kg

- Saat ini : 47 kg

e. Tinggi badan : 155 cm

f. Tekanan darah : 100 / 70 mmhg

g. Nadi : 84 x / menit

h. Pernapasan : 16 x / menit

i. Suhu : 36,6 ̊ C

j. Edema : Tidak ditemukan


k. Lab Urin : - Ph :7 (5-8)

-WBC : 6,30

-RBC : 3,71 / ul

-HGB : 11,2 g/dl

-HCT : 33,9 %
k. Pemeriksaan head to toe
l. Kepala

- Inspeksi : Bentuk kepala mechacepalon,


Rambut hitam berombak, kulit
kepala bersih, dan tidak tampak luka
dan benjolan

- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba

29
benjolan
Leher
-
- Inspeksi :Tidak nampak pembesaran kelenjar
thyroid, refleks menelan baik.

- Palpasi :Tidak teraba adanya pembesaran


kelenjar thyroid , tidak ada nyeri
tekan.
- Telinga
- Inspeksi
:Simetris kiri dan kanan, tidak
terdapat adanya serumen dan cairan,
tidak ada alat bantu pendengaran.
-
Palpasi : Tidak terdapat adanya nyeri tekan

- Hidung
- Inspeksi : Hidung simetris kiri dan kanan,
tidak ada benjolan tidak terdapat
pernafasan cuping hidung, tidak
terdapat sekret yang menghalangi
penciuman, tidak terdapat polip,
dan epitaksis.
- : Tidak terdapat adanya nyeri tekan,
Palpasi tidak
- Tenggorokan : Teraba adanya benjolan

- Inspeksi : Tidak nampak adanya pembesaran


jugularis dan tidak ada kelainan
lainnya.
- Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan.

- Dada

30
- Inspeksi
:Bentuk simetris, pergerakan dada
mengikuti gerak nafas, tidak
menggunakan alat bantu pernafasan.
- : Tidak teraba adanya massa dan
Palpasi nyeri tekan, ekspansi dada simetris
kiri dan kanan
- Tidak didapatkan adanya bunyi napas
Auskultasi tambahan.
1 Abdomen
a. Inspeksi
- Pembesaran Perut : Sesuai dengan umur kehamilan
- Bentuk Perut : Memanjang
- Striae Albican / Livide : Tidak ada striae
- Kelainan : Tidak ada kelainan
- Pergerakan anak : Tidak ada
- Tidak terdapat bekas jahitan pada abdomen
b. Palpasi
- Kontraksi : Tidak Ada
- Leopold I : Tidak Dilakukan
- Leopold II : Tidak Dilakukan
- Leopold III : Tidak Dilakukan
- Leopold IV : Tidak Dilakukan
- TFU. Mc Donald : Tidak Teraba
- TBJ : Tidak Dilakukan
- Belum dapat menentukan leopol satu sampai leopol empat
- Ekstremitas tidak edema
c. Auskultasi
- DJJ : Punctum Maximum : Tidak Terdengar
- Frekuensi : Tidak Terdengar
- Teratur / Tidak : Tidak Terdengar
- Belum terdengar detak jantung janin
- Usia kehamilan : 6 Minggu 28 Hari
- Tafsiran Kehamilan : 27 Agustus 2017
- G:1 P:0 A:o
31
d. Genetalia :Tidak ada varices dan oedema pada vulva, tidak tampak
pengeluaran darah dari jalan lahir.
e. Muskuloskeletal
- Kepala
- Inspeksi : bentuk kepala mechacepalon, tidak tampak ada luka
dan bonjolan
- Palpasi : Tidak terdapat adanya nyeri tekan, tidak teraba
benjolan
- Vertebra
- Inspeksi : Tidak tampak adanya kelainan seperti scoliosis,
kifosis, lordosis.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba adanya
benjolan
- Tangan
- Inspeksi : Simetris Kiri dan kanan, tidak tampak adanya
kelainan,pergerakan baik
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Lutut
- Inspeksi : Tampak tidak ada edema pada lutut kiri
- Perkusi : Reflex Patella+

1. Analisa Data
Nama klien : Ny. “K” No. RM : 21-27-28
Ruang Perawatan : Nuri 8 Dx. Medis : Hiperemesis Gravidarum

No Data Etiologi Masalah

32
1. DS : Peningkatan estrogen Kekurangan volume
1.Klien mengatakan mual cairan
Penurunan pengosongan
dan selalu muntah
lambung
berkali-kali setiap hari
2.Klien mengatakan kurang
minum Faktor predisposisi
3.Klien mengatakan jumlah
cairan yang diminum
Faktor alergi
kadang –
kadang keluar lagi
karena mual muntah
Peningkatan tekanan
yang dialami.
4.Klien mengatakan
badannya terasa lemah Emesis Gravidarum

DO :
1.Tampak keadaan umum
Komplikasi
lemah
2.Tampak wajah klien pucat
Hiperemesis
3.Tampak bibir kering dan
Gravidarum
pecah – pecah
4.Turgor kulit menurun
5.TTV
Kehilangan cairan
TD : 100 / 70 mmhg
N : 84 x / menit
Dehidrasi
P : 16 x / menit
S : 36,6 ̊ C

Cairan ekstra seluler dan


plasma

Kekurangan volume
cairan

33
34
DS : Peningkatan estrogen Ketidakseimbanga n nutrisi

1. Klien mengatakan kurang


dari kebutuhan tubuh
kurang nafsu
makan Penurunan

2. Klien mengatakan pengosongan

mual muntah lambung

3. Klien mengatakan
selama hamil BB
Faktor predisposisi
nya menurun.

DO :
Faktor alergi
1. Klien tampak
tidak
menghabiskan
Peningkatan tekanan
makanannya
2. Klien tampak
lemah Emesis Gravidarum
3. Berat Badan
- Sebelum hamil :
50 kg Komplikasi

- Saat ini : 47 kg

Hiperemesis
Gravidarum

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.

35
. DS : Peningktan estrogen
1. Klien
Penurunan
mengatakan
pengosongan
tubuhnya terasa
lambung
lemah
2. Klien
mengatakan Faktor predisposisi
selama hamil
klien merasa sulit
beraktivitas Faktor alergi

DO :
1. Klien tampak Peningkatan tekanan
lemah
2. Klien tampak
terbaring Emesis Gravidarum

ditempat tidur
3. Klien tampak
Komplikasi
dibantu saat ingin
melakukan
aktivitas atau Hiperemesis
pergerakan Gravidarum

Dehidrasi

Hemokonsentrasi

Aliran darah ke
jaringan menurun

Metabolisme intrasel
36
Otot lemah

Kelemahan tubuh

Intoleransi
Aktivitas

37
3.2 Diagnosa Keperawatan

Nama klien : Ny. “K” No. RM : 21-27-28

Ruang Perawatan : Nuri 8 Dx. Medis


: Hiperemesis Gravidarum

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Teratasi


Ditemukan
1. Kekurangan volume 15 - 02 – 2017 17 - 02 – 2017
cairan b.d kehilangan
cairan yang berlebihan.

Ketidakseimbangan 15 - 02 – 2017 17 - 02 - 2017


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
2.
frekuensi mual dan
Muntah berlebihan

3 Intoleransi aktivitas b.d


kelemahan 15-02-2017 17-02-2017

37
3.3 Rencana Keperawatan

Nama klien: Ny. “K” No. RM : 21-27-28

Ruang Perawatan : Nuri 8 Dx. Medis : Hiperemesis Gravidarum

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


1. Kekurangan volume cairan berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 Observasi vital sign
dengan kehilangan cairan yang berlebihan. selama 3 x 24 jam, maka diharapkan . Pantau intake dan
DS : kekurangan volume cairan dapat teratasi, 2 output cairan
1. Klien mengatakan mual dan selalu dengan kriteria hasil : . Kolaborasikan
muntah berkali-kali setiap hari - Klien banyak minum pemberian cairan IV
3
2. Klien mengatakan kurang minum Dorong pasien untuk
.
3. Klien mengatakan jumlah cairan yang menambah intake oral
diminum kadang – kadang keluar lagi 4 Timbang berat badan
karena mual muntah yang dialami. .
4. Klien mengatakan badannya terasa
5
lemah
.
DO :
1. Tampak keadaan umum lemah

38
2. Tampak wajah klien pucat
3. Tampak bibir kering dan pecah – pecah
4. Turgor kulit menurun
5. TTV
TD : 100 / 70 mmhg
N : 84 x / menit
P : 16 x / menit
S : 36,6 ̊ C

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji kemampuan pasien
dari kebutuhan tubuh b.d selama 3 x 24 jam, maka diharapkan mual untuk mendapatkan
frekuensi mual dan muntah berlebihan muntah berkurang, dan nafsu makan nutrisi yang dibutuhkan
DS : meningkat. dengan kriteria hasil : 2. Berikan makanan yang
1. Klien mengatakan kurang nafsu - Klien menghabiskan porsi makanannya terpilih (sudah
makan dikonsultasikan dengan
2. Klien mengatakan mual muntah ahli gizi)
3. Klien mengatakan selama hamil BB 3. Pantau jumlah nutrisi dan
nya menurun. kandungan kalori
DO : 4. Berikan informasi tentang
1. Klien tampak tidak menghabiskan kebutuhan nutrisi
makanannya

39
2. Klien tampak lemah
3. Berat Badan
- Sebelum hamil : 50 kg
- Saat ini : 47 kg
3. Intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Bantu klien
kelemahan DS : selama 3 x 24 jam, maka diharapkan dapat untukmengidentifikasi
1. Klien mengatakan tubuhnya terasa beraktivitas mandiri seperti biasa, dengan aktivitas yang mampu
lemah kriteria hasil : dilakukan
2. Klien mengatakan selama hamil 1. Klien beraktivitas mandiri tanpa bantuan 2. Bantu untuk
klien merasa sulit beraktivitas orang lain. mengidentifikasiaktivitas
yang disukai
DO :
3. Bantu pasien / keluarga
1. Klien tampak lemah
untukmengidentifikasi
2. Klien tampak terbaring ditempat
kekurangan
tidur
dalam beraktivitas.
3. Klien tampak dibantu saat ingin 4. Bantu pasien untuk
melakukan aktivitas atau mengembangkan motivasi
pergerakan diri dan penguatan.

40
3.4 Implementasi Keperawatan
Nama klien : Ny. “K” No. RM : 21-27-28
Dx. Medis : Hiperemesis
Ruang Perawatan : Nuri 8 Gravidarum

Hari / Tanggal No.D Jam Implementasi


x
Kamis, 16 Februari 1 12.00 1. Mengobservasi vital sign
2017 Hasil : - TD : 100 / 70 mmhg
-N : 84 x / menit
-P : 16 x / menit
12.05 2.
-S : 36,6 ̊ C

12.10 3. Memantau intake dan output cairan


Hasil : Klien mengatakan masih mual muntah 5 x dalam sehari
12.15 4.
Berkolaborasi dalam pemberian cairan
IV Hasil : Terpasang infus dengan

41
12.20 5. cairan RL

Mendorong pasien untuk menambah intake


oral Hasil : Klien kurang minum

Menimbang berat badan


Hasil : Berat badan : 47 kg

42
2 12.2 1 Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
5 . dibutuhkan Hasil : Klien tidak menghabiskan makanannya

Memberikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan


12.3 2
dengan ahli gizi) Hasil : Nasi + Sayur + Ayam & Tempe + Buah
0 .
Pepaya

12.3 3 Memantau jumlah nutrisi dan kandungan kalori


5 . Hasil : Klien mengatakan selalu merasa kenyang
3
Memberikan informasi tentang kebutuhan
12.4 4
nutrisi Hasil : Klien mengerti
0 .

Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu


12.4 1 dilakukan Hasil : Klien mengatakan hanya mampu berbaring
5 . ditempat tidur

Membantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai


12.5 2
Hasil : Klien mengatakan hanya senang menonton televise
0 .
Membantu pasien / keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
12.5 3 beraktivitas.
5 Hasil : Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas mandiri seperti,

43
13.0 . mencuci pakaian dan duduk terlalu lama
0
Membantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
4 Hasil : Klien termotivasi
.

Jum’at, 17 Februari 1 12.00 1. Mengobservasi vital sign Hasil : - TD :


2017 110 / 70 mmhg
- N : 84 x / menit
- P : 16 x / menit
12.05
- S : 36,6 ̊ C

12.10 2. Memantau intake dan output cairan


Hasil : Klien mengatakan masih mual muntah 2x dalam sehari

12.15 3. Berkolaborasi dalam pemberian cairan IV


Hasil : Terpasang infus dengan cairan RL
12.20
2 4. Mendorong pasien untuk menambah intake
oralHasil : Klien banyak minum
12.25
5. Menimbang berat badan
Hasil : Berat badan : 48 kg
12.30

44
12.35 1. Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Hasil : Klien mengatakan nafsu makannya sudah ada dan perutnya terasa lapar
12.40
2. Memberikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi) Hasil : Nasi + Sayur + Daging + Buah Jeruk

3. Memantau jumlah nutrisi dan kandungan kalori


Hasil : Klien mengatakan menghabiskan makanannya 1 porsi

4. Memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Hasil : Klien mengerti

3 12.4 1 Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu


5 . dilakukan Hasil : Klien mengatakan hanya mampu berbaring,
dan duduk
12.5 2
Membantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
0 .
Hasil : Klien mengatakan hanya senang menonton televisi

12.5 3 Membantu pasien / keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam


5 . beraktivitas.
Hasil : Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas mandiri seperti,
mencuci pakaian dan
13.0 4
memasak
0 .
45
Membantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
Hasil : Klien termotivasi
Sabtu, 18 Februari 1 12.0 1. Mengobservasi vital sign Hasil : - TD
2017 0 : 100 / 70 mmhg
-N : 84 x / menit
- P: 16 x / menit
- S: 36,6 ̊ C
12.0
5 2. Memantau intake dan output cairan
Hasil : Klien mengatakan mual muntah sudah tidak ada

12.1 3. Berkolaborasi dalam pemberian


0 cairan IVHasil : Sudah tidak
terpasang infus
12.1
5 4. Mendorong pasien untuk menambah
intake oralHasil : Klien banyak
minum
12.2
0
5. Menimbang berat badan Hasil : Berat
badan : 49 kg

46
2 12.2 1 Mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
5 . dibutuhkan Hasil : Klien mengatakan nafsu makannya sudah
baik
12.3 2
Memberikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan
0 .
dengan ahli gizi) Hasil : Nasi + Sayur + telur + Buah pisang

12.3 3 Memantau jumlah nutrisi dan kandungan kalori


5 . Hasil : Klien mengatakan menghabiskan makanannya 1 porsi
3
Memberikan informasi tentang kebutuhan
12.4 4
nutrisi Hasil : Klien mengerti
0 .

Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan


12.4 1 Hasil : Klien mengatakan sudah mampu makan, duduk, berjalan, mandi,
5 . kekamar kecil secara mandiri

Membantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai


12.5 2 Hasil : Klien mengatakan hanya senang menonton televisi
0 .
Membantu pasien / keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas. Hasil : Klien mengatakan sudah mampu beraktivitas secara
12.5 3
mandiri
5 .
47
13.0 4 Membantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
0 . Hasil : Klien termotivasi

3.5 Evaluasi Keperawatan


Nama klien : Ny. “K” No. RM : 21-27-28
Dx. Medis : Hiperemesis
Ruang Perawatan : Nuri 8 Gravidarum

No Hari/Tanggal No.D Jam Evaluasi


x
1. Kamis, 1 12.00 S: Klien mengatakan masih selalu mual dan muntah
16/02/2017 O : Klien tampak pucat
A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

48
2 12.05 1. Observasi vital sign
2. Pantau intake dan output cairan
3. Kolaborasikan pemberian cairan IV
4. Dorong pasien untuk menambah intake oral
5. Timbang berat badan

3 12.10
S: Klien mengatakan kurang nafsu makan
O : Klien tampak lemah
A : Masalah belum
teratasi P :
Lanjutkan intervensi
1. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
2. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi )
3. Pantau jumlah nutrisi dan kandungan kalori
4. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

S: Klien mengatakan sulit beraktivitas mandiri


O : Klien tampak terbaring ditempat tidur
A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

49
2. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
3. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
3. 4. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan

2. Jum’at, 1 12.0 S : Klien mengatakan mual dan muntahnya sudah berkurang


17/02/2017 0 O : Klien nampak lebih baik
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi vital sign
2. Pantau intake dan output cairan
2 3. Kolaborasikan pemberian cairan IV
12.0 4. Dorong pasien untuk menambah intake oral
S
5
O 5. Timbang berat badan
A
: Klien mengatakan nafsu makan mulai membaik
P
: Klien tampak menghabiskan makanannya setengah porsi
3
: Masalah teratasi sebagian
: Lanjutkan intervensi
12.1
1. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
S
0
2. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi )
3. Pantau jumlah nutrisi dan kandungan kalori

50
4. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

: Klien mengatakan sudah mulai dapat beraktivitas mandiri seperti, duduk dan makan
secara mandiri
O : Klien tampak rileks
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
2. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
3. Bantu pasien / keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas.
4. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
3. Sabtu, 1 12.0 S : Klien mengatakan mual muntah sudah tidak ada
0

18/02/2017 2 12.0 O : Klien nampak lebih baik


5 A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
1. Observasi vital sign
2. Pantau intake dan output cairan
3. Kolaborasikan pemberian cairan IV
3
S 4. Dorong pasien untuk menambah intake oral
12.1
0 O 5. Timbang berat badan

51
A : Klien mengatakan nafsu makan sudah meningkat
P : Klien tampak menghabiskan makanannya
: Masalah teratasi
: Pertahankan intervensi
1. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
S 2. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi )
3. Pantau jumlah nutrisi dan kandungan kalori
4. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

: Klien mengatakan sudah dapat melakukan aktivitas secara mandiri seperti mandi,
makan, dan berjalan secara mandiri
O : Klien tampak segar

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi
1. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
2. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
3. Bantu pasien / keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas.
4. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.

52
BAB 4
PEMBAHASAN KASUS

Setelah melakukan pengkajian pada klien Ny. “K” Hiperemesis Gravidarum dengan
Masalah Kekurangan Volume Cairan di Ruang Nuri Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
selama tiga hari, maka pada bab ini akan dibahas kesenjangan antara teori dan kasus yang
diperoleh sebagai hasil pelaksanaan studi kasus, juga menganalisa faktor pendukung dan
penghambat selama melaksanakan asuhan keperawatan

4.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dalam proses keperawatan pengumpulan data yang
akurat dan secara sistematis dalam membantu dan menentukan status kesehatan klien serta
merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan pengkajian
pada Ny.“K” dengan kasus Hiperemesis Gravidarum yang dirawat diruang perawatan Nuri
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, pada tanggal 17 Februari s/d 19 Februari 2017.
Adapun pengkajian yang difokuskan pada kasus Hiperemesis Gravidarum ialah masalah
kekurangan volume cairan.
Menurut Runiari (2010), dalam Paauw, et al., (2005), menyatakan Hiperemesis
gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih
dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi.
Adapun keluhan utama pada saat dikaji adalah mual dan muntah berkali-kali setiap hari,
berat badan menurun, kurang minum, turgor kulit menurun, bibir kering dan pecah-pecah.
Dari hasil pengkajian antara teori dan kasus tidak ditemukan kesenjangan dimana ditemukan
data pada teori sama seperti pada kasus.
4.2 Diagnosis
Secara teori konsep keperawatan pada kasus Hiperemesis Gravidarum maka diagnosa
keperawatan yang lazim muncul, yaitu sebagai berikut :
a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan muntah
berlebihan
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
d. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
(Amin & Hardhi, 2015)

56
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien Ny. “K” padaHiperemesis
Gravidarum yaitu :

a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan


b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Berdasarkan hal tersebut ditemukan kesenjangan pada kasus yang dialami Ny. “K” antara
diagnosa pada teori dan diagnosa pada kasus, dimana pada kasus tidak ditemukan diagnosa
sebagai berikut :
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak merupakan berisiko mengalami penurunan
sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan. (Amin & Hardhi, 2015)
Diagnosa tersebut diatas ditemukan pada teori tetapi tidak pada kasus. Hal ini disebabkan
karena klien tidak mengalami penurunan kesadaran ditandai dengan klien mampu
berkomunikasi dengan baik, sehingga hal ini tidak terjadi penurunan suplai darah keotak.
2. Perencanaan
Berdasarkan diagnosa yang ditemukan pada kasus, maka perencanaan ditetapkan sebagai
pedoman dalam melaksanakan implementasi, evaluasi yang dibuat dalam kasus, dan
mengalami kesenjangan dengan teori. Adapun diagnosa yang difokuskan dalam rencana
keperawatan yaitu masalah kekurangan volume cairan namun masalah yang lain yang
ditemukan tetap dilakukan rencana keperawatan, Karena ada 4 diagnosa yang terdapat
pada teori tetapi hanya 3 diagnosa yang terdapat dalam kasus diantaranya :
a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan
1. Observasi vital sign
2. Pantau intake dan output cairan
3. Kolaborasikan pemberian cairan IV
4. Dorong pasien untuk menambah intake oral
1. Timbang berat badan
Kekurangan volume cairan merupakan penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/
atau intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saat tanpa perubahan pada
natrium. (Amin & Hardhi, 2015) Diagnosa tersebut ada pada kasus karena klien mengalami
mual dan muntah berlebihan yang menyebabkan terjadinya kehilangan cairan tubuh, sehingga
terjadi masalah kekurangan volume cairan.

57
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
1. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
2. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
3. Pantau jumlah nutrisi dan kandungan kalori
4. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan asupan nutrisi
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. (Amin & Hardhi, 2015)
Diagnosa tersebut ada pada kasus karena klien mengalami mual dan muntah berlebihan
dan kurang nafsu makan ditandai dengan terjadinya penurunan berat badan sehingga
menyebabkan terjadinya Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
4. Bantu pasien / keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas.
5. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
Intoleransi aktivitas merupakan ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk
melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari yang harus atau yang ingin
dilakukan. (Amin & Hardhi, 2015) Diagnosa tersebut ada pada kasus karena klien tidak
mampu melakukan aktivitas secara mandiri ditandai dengan klien tidak mampu ke wc, makan
dan minum secara mandiri sehingga menyebabkan terjadinya masalah intoleransi aktivitas.
Uraian diatas adalah diagnosa yang terdapat pada kasus dan teori, sedangkan yang terdapat
pada teori dan tidak ditemukan pada kasus adalah :
a. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas /dingin/ tajam/
tumpul.
2. Monitor adanya paretese
3. Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung
4. Kolaborasi pemberian analgetik
5. Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
Diagnosa Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak tidak ditemukan pada kasus
karena masalah Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak merupakan berisiko mengalami
penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan. (Amin & Hardhi, 2015)

58
Diagnosa tersebut diatas tidak ada pada kasus karena klien tidak mengalami penurunan
kesadaran ditandai dengan klien mampu berkomunikasi dengan baik kepada keluarga
maupun dokter dan perawat sehingga hal ini tidak terjadi penurunan suplai darah keotak.

4.3 Pelaksanaan
Dari ketiga diagnosa yang ada, hanya satu diagnosa yang difokuskan yaitu kekurangan
volume cairan. Adapun tindakan yang dilakukan secara mandiri untuk mengatasi masalah
Kekurangan Volume Cairan tersebut pada Hiperemesis Gravidarum adalah Mengobservasi
vital sign, Memantau intake dan output cairan, Melakukan Kolaborasikan pemberian cairan
IV, Mendorong pasien untuk menambah intake oral, dan Menimbang berat badan.
Meskipun hanya satu masalah yang difokuskan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
yaitu Kekurangan Volume Cairan pada Hiperemesis Gravidarum namun semua intervensi
dari ketiga diagnosa tersebut yang ditemukan pada tinjauan kasus tetap dilaksanakan, dan
tidak ada hambatan yang dirasakan peneliti pada pelaksanaan, sebab klien dan keluarga mau
bekerjasama dan kooperatif dalam pemberian tindakan keperawatan tetapi untuk waktu yang
terbatas, namun hal ini dapat teratasi walaupun hanya menggunakan waktu yang terbatas di
ruang perawatan tersebut dan dalam pemberian tindakan tetap melaksanakan prinsip teknik
antiseptik sesuai dengan teori.
4.4 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan yang meliputi hasil dari
penerapan asuhan keperawatan langsung kepada klien. Tahap evaluasi berpedoman pada
kriteria tujuan yang tercantum pada rencana keperawatan dan merupakan proses umpan balik
dari tindakan yang diberikan selama 3 hari mulai tanggal 16 s/d 18 Februari 2017. Evaluasi
yang menunjang adanya kemajuan dan dari masalah yang dihadapi oleh klien. Adapun
evaluasi yang difokuskan ialah masalah kekurangan volume cairan namun masalah yang lain
tetap dilakukan evaluasi. Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari mulai dari
tanggal 16 s/d 18 Februari 2017 penulis berharap evaluasi kasus pada Ny.“K” adalah :
1. Volume cairan tubuh terpenuhi
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
3. Dapat melakukan aktivitas secara mandiri

59
BAB 5

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengkajian keperawatan, data yang ditemukan pada Ny. “K” yaitu klien mengatakan
mual dan muntah berkali-kali setiap hari, klien mengatakan selama hamil berat badannya
menurun, klien mengatakan kurang minum, klien mengatakan badannya terasa lemah,
klien mengatakan khawatir pada keadaannya dan calon bayinya.
2. Pada diagnosa keperawatan terdapat 3 diagnosa yang ditemukan pada kasus nyata dan
ditemukan dalam teori, yaitu :
a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan
muntah berlebihan
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
1. Dalam melaksanakan rencana keperawatan pada klien Ny. “K” dengan kasus
Hiperemesis Gravidarum mengacuh pada masalah keperawatan yang muncul
yaitu kekurangan volume cairan untuk mengurangi dan mencegah masalah pada
klien dengan memperhatikan kondisi klien
2. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, tindakan yang dilaksanakan pada klien
Ny. “K” disesuaikan dengan perencanaan yang telah disusun, seperti :
a. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan. Perencanaan
tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana keperawatan berdasarkan teori,
yaitu: Observasi vital sign, Pantau intake dan output cairan, Kolaborasikan
pemberian cairan IV, Dorong pasien untuk menambah intake oral, Timbang berat
badan.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan
muntah berlebihan.
Perencanaan tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana keperawatan
berdasarkan teori, yaitu : Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan, Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi, Pantau jumlah nutrisi dan kandungan kalori, Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi.

60
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
Perencanaan tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana keperawatan
berdasarkan teori, yaitu : Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan, Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai, Bantu
pasien / keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas, Bantu
pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
3. Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. “K”. Semua diagnose dapat teratasi.
Hal ini dapat dilihat dari data – data yang didapatkan.
4. Dalam melakukan pengkajian, perencanaan asuhan keperawatan, tindakan keperawatan,
dan evaluasi yang telah dilaksanakan disesuaikan dengan pendokumentasian yang
komperhensif.
5.2 Saran
1. Untuk Institusi
Diharapkan kepada institusi dalam meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan
datang, agar dapat menghasilkan alumni-alumni yang kompeten dibidangkeperawatan,
dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di institusi.
2. Untuk Pihak Rumah Sakit
Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan dan mempertahankan
pelayanan terhadap klien dengan menyediakan sarana dan fasilitas-fasilitas yang lebih
memadai.
3. Untuk Klien dan Keluarga

Khusus untuk pasien Hiperemesis Gravidarum, dan keluarga diharapkan agar senantiasa
bertanya bila masih ada hal-hal yang belum dipahami tentang penyakitnya. Serta selalu
menjaga pola atau gaya hidup untuk mempertahankan kesehatannya. Dan keluarga mau
bekerja sama dengan petugas kesehatan dan para dokter serta senantiasa memberikan
motivasi dan harapan klien agar merasa tenang dan diperhatikan.

4. Untuk Petugas Kesehatan


Diharapkan kepada petugas kesehatan agar dalam memberikan pelayanan, senantiasa
meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan Asuhan Keperawatan
secara profesional serta senantiasa memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat.

61
DAFTAR PUSTAKA
Amin & Hardhi. (2015).Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis.Jogjakarta: Medaiction.
A Zulyina Lukluk, & Siti Aspuah. (2013). Anatomi Fisiologi & Obsgyn. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Jannah Nurul. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Andi.
Marmi., A.Retno Murti Suryaningsih & Ery Fatmawati. (2011).Asuhan Kebidanan Patologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mitayani. (2012). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho Taufan. (2012). Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Norma Nita, & Mustika Dwi. (2013). Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Pudiastuti Ratna Dewi. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal dan Patologi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahmawati Eni Nur. (2011). Ilmu Kebidanan. Surabaya: Victory Inti Cipta.
Runiari Nengah. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hiperemesis Gravidarum.
Jakarta: Salemba Medika.
Sastri Nen 2013. ‘Gambaran Karakteristik Ibu Hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum Di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2013’
Nursing Journals, h.1-2

62

Anda mungkin juga menyukai