HIPEREMESIS GRAVIDARUM
OLEH :
Latar belakang dari pembuatana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kuliah keperawatan maternitas II dan sebagai wawasan bagi kami didalam
melakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan hiperemesis, sekaligus mendeteksi
dini adanya komplikasi serta penyulit yang kemungkinan terjadi selama kehamilan,
persalinan, dan nifas.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi
kami agar lebih memahami konsep pembelajaran asuhan yang diberikan kepada ibu
hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas, dengan cara di atas diharapkan kita sebagai
seorang perawat dapat memberikan penatalaksanaan secara dini terhadap komplikasi
dan penyulit tersebut.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat
bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama
haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah
nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga
menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)
2.2 Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan
(Rustam Mochtar, 1998)
Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang
menurun dari pihak ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi
yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
2.3 Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh
keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai
berikut :
1. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak
sentrilobuler tanpa nekrosis
2. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala
dijumpai perdarahan sub-endokardial
3. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada
ensepalopati wirnicke
4. Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada
tubuli kontorti
2.4 Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida
darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen
ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.
2.5 Tanda dan gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah.
Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis
gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Tingkatan I (ringan)
Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita
Ibu merasa lemah
Nafsu makan tidak ada
Berat badan menurun
Merasa nyeri pada epigastrium
Nadi meningkat sekitar 100 per menit
Tekanan darah menurun
Turgor kulit berkurang
Lidah mengering
Mata cekung
2. Tingkatan II (sendang)
Penderita tampak lebih lemah dan apatis
Turgor kulit mulai jelek
Lidah mengering dan tampak kotor
Nadi kecil dan cepat
Suhu badan naik (dehidrasi)
Mata mulai ikterik
Berat badan turun dan mata cekung
Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
3. Tingkatan III (berat)
Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
Dehidrasi hebat
Nadi kecil, cepat dan halus
Suhu badan meningkat dan tensi turun
Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal
dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
penurunan mental
Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
B. Pathways
Peningkatan tekanan
Penyesuaian Komplikasi gaster
Hiperemesis gravidarum
Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh Dehidrasi
Pengeluaran nutrisi
berlebihan
Aliran darah ke
Gangguan jaringan menurun
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Metabolisme intra Perfusi
sel menurun jaringan otak
Kelemahan
tubuh
Intoleransi
aktifitas
C. Pemeriksaan
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat
berikut harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat
kehamulan atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a. Frekuensi muntah
b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu
pemberian, dan reaksinya)
d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e. Riwayat gangguan makan
f. Riwayat diabetes
g. Pembedahan abdomen sebelumnya.
h. Frekuensi istirahat
i. Kecemasan dalam kehamilan
j. Dukungan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c. Turgor kulit
d. Kelembapan membrane mukosa
e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
g. Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Laboratorium
a. Pemeriksaan keton dalam urine
b. Urinalis
4. Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi
turgor kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan
pengeluaran urine.
D. Penanganan
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan berumur 4 bulan.
b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan
sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan
teh hangat
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau
lemak
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan
jangan terlalu panas atau terlalu dingin
f. Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan
Tidak memberikan obat yang terotogen
Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
Antihistaminika seperti dramamine, avomine
Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride
atau khlorpromazine.
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus
dirawat inap di rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan
dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-
kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa
pengobatan
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal
dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita
bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari.
Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B
kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan
pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan
yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah
disebutkan diatas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk.
Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena
disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh
menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat
menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air
liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan
turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat
membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-
pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau
seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada
penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit
kepala, stupor dan koma dapat terjadi
Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit
dihepar dapat ditemukan
Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur
gestasi
Kebutuhan Dasar Khusus
Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per
menit).
Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan
merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata
cekung dan lidah kering.
Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit,
sistem pendukung yang kurang.
Tes Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan
dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi
sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
C. Intervensi
No Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakseimbang Dalam waktu 1. Timbang dan catat berat badan Untuk mendapatkan
an nutrisi kurang 3x24jam setelah pasien pada jam yang sama pembacaan yang
dari kebutuhan diberikan setiap hari paling akurat
tubuh tindakan 2. Pantau asupan dan haluaran Karena berat badan
berhubungan pemenuhan pasien dapat meningkat
dengan nutrisi klien 3. Kaji dan catat bising usus sebagai akibat dari
anoreksia, mual- terpenuhi pasien satu kali setiap ergantian retensi cairan
muntah Dengan criteria tugas jaga Untuk memantau
hasil : 4. Auskultasi dan catat suara napas peningkatan dan
1. Berat badan pasien setiap 4 jam penurunannya
ideal
Untuk memantau
2. Bising usus
aspirasi
normal
3. Membrane
mukosa
lembab
2. Gangguan Dalam waktu 1. Pantau dan catat TTV setiap 2 Takikardia, dispnea, atau
keseimbangan 3x24 jam k jam atau sesering mungkin hipotensi dapat
cairan dan 1. Membrane sesuai keperluan sampai stabil. mengindikasikan
elektrolit mukosa Kemudian pantau dan catat kekurangan volume
berhubungan lembab TTV setiap 4 jam cairan atau
dengan 2. CRT kurang 2. Ukur asupan dan haluaran ketidakseimbangan
kehilangan cairan dari 3 detik setiap 1 sampai 4 jam. Catat elektrolit.
secara aktif 3. TTV normal dan laporkan perubahan yang Haluaran urine yang
signifikan termasuk urine, rendah dan berat jenis
feses, muntahan, drainase luka, urine yang tinggi
drainase nasogastrik, drainase mengindikasikan
slang dada, dan haluaran yang hipovolemia
lain.
3. Timbang pasien pada waktu
yang sama setiap hari
4. Kaji turgor kulit dan membrane Untuk memberikan data
mukosa mulut setiap 8 jam yang lebih akurat dan
5. Berikan perawatan mulut konsisten. Berat badan
dengan cermat setiap 4 jam merupakan indicator
6. Periksa berat jenis urin setiap 8 yang baik untuk status
jam cairan.
Untuk memeriksa
dehidrasi
Untuk menghindari
dehidrasi membrane
mukosa
Peningkatan berat jenis
urine dapat
mengindikasikan
dehidrasi
D. Evaluasi
Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan
Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang
TTV tetap stabil
Volume cairan tetap adekuat
Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap
Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan
haluaran)
Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditolerans
Contoh Kasus
Pengkajian
Nim : AB/A/Y/2010.603
Umur : 33 th Umur : 34 th
Ibu mengatakan mual muntah lebih dari 10 kali dalam sehari tubuh terasa lemas dan
a. Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menular dan menurun
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular dan menurun
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur/tidak : Teratur
Warna : Merah
Disminorhea : Tidak
HPHT : 25-02-2013
TP : 02-12-2013
.1
Tanggal :25-03-2013
Hasil : Positif
Mual-mual : Ada
g. Riwayat KB
KB suntik 3 bulan
Tabel 3.2
a. Nutrisi
Sebelum hamil :ibu mengatakan makan 2 kali sehari dengan Nasi, sayur dan
Selama hamil : ibu mengatakan selama hamil kurang nafsu makan, ibu makan
tidak teratur dengan porsi sedikit. Ibu lebih sering makanan seperti
Sebelum hamil :ibu mengatakan BAK 6-7 kali sehari warna kuning jernih dan berbau khas urine, dan
Selama hamil : ibu mengatakan BAK 4-5 kali sehari warna kuning pekat, berbau khas urine, dan BAB
Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur malam 7-8 jam perhari dan tidur siang 1-2 jam perhari.
Selama hamil : ibu mengatkan tidur malam 5-6 jam perhari dan tidur siang 1 jam perhari.
Sebelum hamil : ibu mengatakan ganti celana dalam 2 kali dalam sehari, mandi 2 kali sehari, gosok
gigi 2 kali sehari, keramas 1 hari sekali dan potong kuku 2 minggu sekali.
Selama hamil :ibu mengatakan ganti celana dalam 2-3 kali sehari dan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2
kali sehari dan keramas 2 hari sekali, potong kuku 2 minggu sekali.
f. Pekerjaan
f. RR : 22x/menit
g. Tinggi badan : 154 cm
i. LILA : 24 cm
c. Muka
d. Mata
Sklera : Putih
polip
i. Leher
j. Payudara
Pembesaran : Simetris kanan dan kiri
k. Abdomen
Konsistensi : Lunak
n. Genetalia
q. Ekstremitas
Oedema : Tidak ada
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan data dasar
Terdapat satu kesenjangan antara teori dan asuhan yang dilakukan. Pengkajian
dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang pasien, pada kasus ini penulis
melakukan pengkajian pada ibu hamil yaitu Ny S umur 33 tahun G4P1A2 dengan
Data subjektif
1. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari hari agar tidak keliru dalam
c. Pembahasan
Dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik karena Ny. S
memiliki nama jelas yang dapat membedakan dengan klien yang lain.
2. Umur
Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini. Umur merupakan
periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru, semakin bertambahnya umur akan
Umur ibu mempunyai pengaruh yang erat dengan perkembangan alat reproduksi.
Hal ini berkaitan dengan keadaan fisiknya dari organ tubuh ibu di dalam menerima
perkawinan atau mengakhiri fase tertentu dalam kehidupannya yaitu umur repoduksi
(Yunita, 2005;h.58).
Kehamilan dikatakan beresiko tinggi adalah kurang dari 20 tahun dan diatas 35
tahun. Usia dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil karena organ-organ
reproduksi belum sempurna, hal ini tentu menyulitkan proses kehamilan dan persalinan.
komplikasi dalam kehamilan dan persalinan antara lain perdarahan, gestosis, atau
(Manuaba, 2003;h.42).
umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. kehamilan diusia
kurang 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan Hiperemesis karena pada
kehamilan diusia kurang 20 secara biologis belum optimal emosinya, cenderung labil,
kehamilanya. sedangkan pada usia 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan
daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa di usia ini.
c. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini tidak terjadi kesenjangan pada usia
ibu. Karena usia 33 tahun dianggap baik karena organ reproduksi ibu maupun psikis
3. Suku
Dalam hal ini pengaruh suku terhadap kebidanan adalah dalam hal adat istiadat dan
c. Pembahasan
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan karena ibu tidak memiliki kebiasaan adat
4. Pendidikan
Pengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pendidikannya.
c. Pembahasan
Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan kerena Ny. S memiliki pendidikan SMP
dimana ketika petugas kesehatan memberikan penyuluhan atau konseling Ny. S dapat
Menurut teori keluhan utama dikaji untuk mengetahui keluhan yang ibu rasakan
berkaitan dengan mual dan muntah yang berlebihan sampai >10 kali/hari yang ibu alami
saat ini .
berlebihan pada ibu hamil, seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika seorang
ibu memuntahkan segala yang dimakan dan diminumnya hingga berat badan ibu sangat
turun, turgor kulit kurang dan timbul aseton dalam air kecing.
Ny. S mengeluh mual-muntah terus menerus >10 kali dalam sehari, ibu merasa
c. Pembahasan
kesenjangan antara teori yang di dapat dengan hasil pengkajian terhadap Ny. S yang
yang biasanya dialami oleh ibu yaitu di tandai dengan muntah terus menerus yang
mempengaruhi keadaan umum penderita. Dan kesepakatan yg ada batas muntah >10
kali/sehari dan apabila keadaan umum ibu berpengaruh maka bisa disebut hiperemesis
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang terjadi pada wanita
hamil, Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan
dan selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan dan selanjutnya akan menbaik pada
sebelumnya ibu sudah 1 kali melahirkan dan sudah 2 kali keguguran, ibu mengatakan
kehamilan yang sebel;umnya tidak pernah mengalami mual dan muntah yang seperti ibu
gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida.
Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan ini
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone esterogen dan HCG dalam
serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem
saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang
berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis
penyakit.
(Prawirohardjo, 2005;h.275)
Kehamilan yang sedang di alami Ny. S saat ini merupakan kehamilannya yang ke
Empat (Multigravida) . Dan ibu sudah 2 kali keguguran pada usia 8 minggu dan 10
minggu. Dan pada kehamilan sebelumnya ibu ytidak pernahmengalami mual dan
c. Pembahasan
Pada kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus,
dikarenakan kehamilan Ny.S saat ini adalah yang ke empat (Multigravida), Hiperemesis
gravidaraum adalah Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone esterogen dan HCG
dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena
sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita
dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah
yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis
penyakit.(Prawirohardjo, 2005;h.275)
Selain faktor psikologis, faktor budaya juga dapat menjadi pemicu terjadinya
Hyperemesis gravidarum. Menurut Tiran, 2004 dalam runiar menyatakan bahwa faktor
budaya yang merupakan hal penting adalah berkaitan dengan pemilihan jenis makanan
seperti pantangan dari orang tua yang tidak memperbolehkan makan-makanan tertentu .
c. Pembahasan
Menurut tinjauan teori yang diungkapkan oleh Runiari selain faktor psikologis,
Sedangkan menurut Tiran dalam buku Runiari menyatakan bahwa faktor budaya yang
merupakan hal penting adalah berkaitan dengan pemilihan jenis makanan yang akan
dikonsumsi, serta pembatasan makanan yang akan dikonsumsi karena hal ini
berpengaruh pada kesehatan ibu selama kehamilannya terutama ketika ibu mengalami
mual-muntah pada awal kehamilannya, namun pada tinjauan kasus keluarga Ny. S tidak
memiliki kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilannya. Jadi pada kasusu dan
teori tidak terdapat kesenjangan antar tinajuan teori dan tinjauan kasus.
(Runiari, 2010;h.10)
Nutrisi
Ibu hamil membutuhkan nutrisi dan cairan yang cukup untuk kebutuhan bagi si
ibu itu sendiri dan janinnya yang dikandung, ibu hamil harus benar-benar
memperhatikan makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi bagi dirinya dan calaon
bayi yang dikandung nya saat ini. Ibu hamil harus mengkonsumsi banyak makanan
yang kaya akan zat besi, protein, Asam folat yang baik bagi pembentukan janin yang
gravidarum dilakukan juga oleh Rabinerson, et. All, hasil penelitiannya menemukan
bahwa kejadian hiperemsis gravidarum dapat meningkat pada wanita yang mengalami
pembatasan dalam intake nutrisi (contohnya pada wanita yang menjalankan puasa)
Dan memberitahukan pada ibu nutrisi yang baik bagi ibu hamil seperti nutrisi
yang baik bagi ibu adalah Makanan yang banyak mengandung protein seperti(Daging,
seperti bayam,asparagus dan kacang kedelai bisa juga didapat dari sumber lain yaitu
kehamilan ini Ny. S hanya makan sehari satu kali dari porsi sebelum hamil karena mual
yang ibu alami saat ini nafsu makan berkurang.ibu telah mengerti nutrisi yang baik bagi
ibu tetapi saat ini ibu masih belum dapat mengkonsumsi karna faktor mual muntah yang
c. Pembahasan
Dari hasil pengkajian, pada tinjauan kasus bahwa asupan nutrisi Ny. S tidak
adekuat selama kehamilannya, Ny. S hanya makan satu kali sehari dari porsi sebelum
hamil dua kali sehari, karena timbul rasa eneg pada Ny. S sehingga menimbulkan rasa
mual yang semakin lama semakin berat karena Ny. S tidak merubah pola kebutuhan
nutrisinya, hal ini didukung oleh data subjektif Ny. S yang mengatakan bahwa Ny. S
hanya makan sedikit selama masa kehamilannya. Dan ibu sebelum nya telah mengerti
nutrisi yang baik bagi dirinya beserta janin nya. Dari pembahasan ini tidak terdapat
Data objektif
Data ini di kumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosis. Bidan
(Sulistyawati, 2010;h.226).
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang ke sadaran pasien, kita dapat melakukan
pegkajian derajat kesadran pasien dari keadaan compos mentis sampai dengan koma
(Sulistyawati, 2010;h.226).
c. Pembahasan
Dalam pemeriksaan umum ada kesenjangan dikarenakan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus ada kesenjangan antara keadaan, dan kesadaran ibu dalam keadaan
kurang baik karena dalam tinjauan kasus keadaan umum ibu lemah.
a. Muka
akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang
bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. (Sulistyawati,
2009;h.39).
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena ibu
hamil mulai akan mengalami hiperpigmentasi pada muka biasanya terjadi pada usia
kehamilan 12 minggu, sedangkan saat ini usia kehamilan Ny. S yaitu 8 minggu diman
Ny. S belum mengalami hiperpigmentasi pada bagian muka yang disebabkan oleh
hormone MSH.
Pada pemeriksaan fisik ibu pada daerah wajah ibu terlihat mata cekung dan mulut
ibu kering karena dehidrasi ringan yang dialami ibu yang dikarenakan muntah >10 klai/
ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan tidak ada, berat badan menurun
dan nyeri epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik
menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung (Rukiyah, dkk,
2010;h.119).
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan bahwa mata Ny. S
3) Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus, hal ini
disebabkan karena Ny. S mengalami hiperemesis tingkat I dan ibu mengalami dehidrasi
ringan yang di sebabkan karena nafsu makan yang berkurang dan segala makanan dan
minuman yang di makan di muntahkan kembali sehingga mengakibatkan intake
makanan berkurang hal ini menyebabkan mata Ny. S cekung dan lidah ibu kering.
kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan
(Damayanti, 2011;h.112).
Langkah awal dari perumusan diagnosa atau masalah adalah pengolahan data dan
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai
umur kehamilan 4 bulan, karna keluahn ini pekerjaan sehari-hari dapat terganggu dan
(Prawirohardjo, 2005;h.275).
Kesepakatan batas muntah lebih dari 10 kali dan apabila keadaan umum ibu
berpengaruh maka disebut hiperemesis, menurut gejala dan tingkat pada kasus ini
Dari hasil pengkajian data di temukan data fokus : Ny. S umur 33 tahun, ibu
mengatakan saat ini mengeluh mual muntah lebih dari 10 x dalam 24 jam, hingga
menganggu aktivitas sehari-hari ibu, ibu tubuh terasa lemas, kepala terasa pusing mata
3. Pembahasan
Ny S umur 33 tahun mengeluh mual muntah lebih dari 10 x dalam 24 jam, hingga
menganggu aktivitas sehari-hari ibu, ibu tubuh terasa lemas, kepala terasa pusing mata
terlihat cekung serta lidah kering. Berdasarkan data di atas maka penulis menegakkan
diagnosa Ny. S adalah: Ny. S umur 33 tahun G4P1A2 dengan hiperemesis Gravidarum
tingkat I. Diagnosis tersebut secara prinsip tidak bertentangan dengan teori, dan tidak
ada kesenjangan.
atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila
Pada tinjauan teori apabila Hyperemesis gravidarum tingkat 1 dengan salah satu
tanda adalah dehidrasi saat ini mata cekung, lidah ibu keringdan disertai ologuria karena
dehidrasi ringan apabila tidak segera ditangani akan mengakibat kan keadaaan ibu lebih
parah dan diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah akan menjadi Hyperemesis
gravidarum tingkat 2.
dehidrasi ringan seperti mata ibu cekung dan lidah kering, dan oliguria dan masalah
akan segera ditangani agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum tingkat lanjut .
3. Pembahasan
Dalam kasus diatas tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan
tinjauan kasus karena Ny. S terdapat tanda-tanda Hiperemesis gravidarum tingkat I dan
telihat tanda-tanda dehidrasi ringan yaitu mata cekung,lidah kering disertai oliguria,
Dehidrasi ringa yang disebabkan oleh mual muntah yang dialaminya lebih dari 10 kali
dalam sehari dan kurangnya intake cairan pada Ny. S yang apabila tidak cepat ditangani
(Sulistyawati, 2009;h.182)
ibu saat ini masih dalam batas normal karna masih bisa ditangani.
3. Pembahasan
Dalam hal ini maka tindakan segera terhadap Ny.S tidak ada di karenakan
masalah yang di alami Ny.S tidak menunjukkan situasi kegawatdaruratan yang mampu
V. Perencanaan
telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini data yang belum lengkap dapat
dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang
sudah teridenfikiasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait, tetapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut. Dengan kata lain, asuhan
terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek
asuhan kesehatan dan sudah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien,
agar dapat dilaksanakan secara efektif. Semua keputusan yang telah disepakati
a) Jelaskan kepada ibu keadaannya saat ini. Dalam prinsip pokok asuhan kehamilan di
rasa aman dan nyaman, serta bidan memberikan dukungan emosional, serta dalam
memberikan asuhan bidan harus menjaga privasi klien, menghormati praktik adat
terhadap klien.
(Sulistyawati, 2009;h.182).
Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang dialami. mual dan muntah yang di alami ibu
dan sehingga ibu mengalami penurunan nafsu makan sehingga menimbulkan rasa
lemas dan pusing. Hal yang di rasakan ibu saat ini dalam kehamilan di sebut dengan
hiperemesis gravidarum yaitu mual muntah yang terjadi pada 60-80% primi gravid dan
40-60% multi gravid. Pada umunya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4
bulan. Ny.S mengatakan mual muntah sehingga mengalami pusing dan tubuh terasa
lemah, sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.
( Prawirohardjo, 2005;h.275) .
b) Beritahu ibu cara mengurangi mual dan muntah yang di alami yaitu dengan
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi teh hangat dan roti kering, serta menghindari
makanan yang berlemak. Penanganan hiperemesis gravidarum ini yaitu tentang cara
mengurangi mual muntah yaitu dengan menghindari makanan berlemak, minyak, pedas
dan berbau terlalu menyengat serta mengkonsumsi air putih hangat. kemudian ibu untuk
tidak segera bangun dari tempat tidur anjurkan ibu untuk Sminum teh hangat dan
makanan roti kering atau makanan yang di sukai ibu hal ini di lakukan untuk tetap
memenuhi nutrisi ibu. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.
c) Berikan terapi obat dan vitamin pada ibu untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
kesehatan syaraf, jantung, otot serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel, dan
B6 berfungsi untuk menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu
hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah.
Ny.S di berikan Tablet B6 untuk mengurangi mual yang di alami, dalam hal ini ada
kesenjangan antara kasus dan teori karena di lahan praktik tidak diberikan B1 melainkan
d) Jelaskan pada ibu kembali menganai cara mengatur susunan menu yang dapat di
lakukan ibu meningkatkan nafsu makan ibu sehingga nutrisi ibu dan janin tetap
terpenuhi yaitu dengan memakan sedikit tapi sering sesuai dengan menu kesukaan ibu
dengan menghindari makanan yang berlemak dan merangsang mual dan muntah dengan
mengkonsumsi roti kering atau bubur. Menurut. Kebutuhan nutrisi yang harus di penuhi
yaitu memberikan diit ke-III HEG yaitu makan sesuai kesanggupan ibu dan minuman
boleh di berikan bersama makanan yang cukup energy seperti roti panggang, biscuit,
krekers, buah segar, sari buah,minuman botol ringan, sirup, kaldu tak berlemak, dan teh.
(Rukiyah, 2010;h.124)
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena
asuhan yang diberikan pada Ny.S telah sesuai dengan tinjauan teori .
VI. Pelaksanaan
Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan
oleh klien atau anggota tim kesehatan yang lainnya. Walau bidan tidak melakukannya
Dalam situasi ketika bidan berkonsultasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana
a) Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan ibu saat ini
bidan memberikan asuhan yang menumbuhkan rasa aman dan nyaman, serta bidan
memberikan dukungan emosional, serta dalam memberikan asuhan bidan harus menjaga
(Sulistyawati, 2009:h.3).
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang di berikan oleh
b) Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dialami. mual dan muntah yang di alami
ibu dan sehingga ibu mengalami penurunan nafsu makan sehingga menimbulkan rasa
lemas dan pusing. Hal yang di rasakan ibu saat ini dalam kehamilan di sebut dengan
penurunan keadaan umum ibu hal ini di sebabkan karena terjadinya peningkatan
hormon, dan sering terjadi pada ibu primigravida dan hiperemesis ini terjadi pada usia
awal kehamilan <20 minggu. Ny.S mengatakan mual muntah sehingga mengalami
pusing dan tubuh terasa lemah, sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara
c) Memberitahu ibu cara mengurangi mual dan muntah yang di alami yaitu dengan
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi teh hangat dan roti kering, serta menghindari
makanan yang berlemak. Penanganan hiperemesis gravidarum ini yaitu tentang cara
mengurangi mual muntah yaitu dengan menghindari makanan berlemak, minyak, pedas
dan berbau terlalu menyengat serta mengkonsumsi air putih hangat. kemudian ibu untuk
tidak segera bangun dari tempat tidur anjurkan ibu untuk minum teh hangat dan
makanan roti kering atau makanan yang di sukai ibu hal ini di lakukan untuk tetap
memenuhi nutrisi ibu. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.
d) Memberikan terapi obat dan vitamin pada ibu untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
perbaikan sel, dan B6 berfungsi untuk menurunkan keluhan atau gangguan mual dan
muntah bagi ibu hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel
darah merah. Ny.S di berikan vitamin dan terapi Tablet FE untuk penambah darah dan
B6 untuk mengurangi mual yang di alami, dalam hal ini ada kesenjangan antara kasus
Jelaskan pada ibu kembali menganai cara mengatur susunan menu yang dapat di
lakukan ibu meningkatkan nafsu makan ibu sehingga nutrisi ibu dan janin tetap
terpenuhi yaitu dengan memakan sedikit tapi sering sesuai dengan menu kesukaan ibu
dengan menghindari makanan yang berlemak dan merangsang mual dan muntah dengan
mengkonsumsi roti kering atau bubur. Kebutuhan nutrisi yang harus di penuhi yaitu
memberikan diit ke-III HEG yaitu makan sesuai kesanggupan ibu dan minuman boleh
3. Pembahasan
Setelah dilakukan asuhan pada Ny. S tidak terdapat kesenjangan karena asuhan
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang
tidak efektif untuk mengetahi factor mana yang menguntungkan atau menghambat
Ny. S telah diberikan asuhan kebidanan sesuai kebutuhan. Ny. S selama 3 hari,.
Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. S dengan kasus hiperemesis gravidarum
dapat dikatakan berhasil karena dari hari pertama Ny. S sampai hari ketiga dengan
110/70 mmHg, Nadi 102 x/mnt, respirasi 22 x/mnt dan suhu 36,50C. Dengan
keadaan Ny. S baik, dan Ny. S pun dapat menjalani kehamilannya. Ny. S dianjurkan
aktivitas yang tidak terlaluberat, dan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
3. Pembahasan
Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjausn teori tidak terdapat kesenjangan karena setelah
dilakukan pengkajian terhadan Ny. S dengan hiperemesis gravidarum tingkat I, ibu
sudah mulai merasakan keluhan sedikit berkurang seperti muntah ibu berkurang . Dan
keadaan ibu sedikit membaik ibu dapat beraktivitas seperti biasanya .
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umum pasien memburuk.
2. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum
diketahui, faktor predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor
organik, dan faktor endokrin lainnya.
3. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam
berbagai alat tubuh seperti hati, jantung, otak dan ginjal
4. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi,
kekurangan energi, tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan
elektrolit dan perdarahan gastrointestinal
5. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu
ringan, sedang dan berat
6. Penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah
pencegahan yaitu dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan
dan komplikasinya
7. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum
adalah terapi obat-obatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi.
Apabila keadaan tetap memburuk terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.
4.2 Saran
Diharapkan dengan adanya pembuatan makalah ini mahasiswa dapat mengetahui
Gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA