Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DOSEN : RIMBA APRILIANTI,S.KEP.NERS.

OLEH :

NAMA : Sarpika Yena Amalia


NIM : 2018.C.10A.0985
PRODI : SARJANA KEPERAWATAN

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Latar belakang dari pembuatana makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kuliah keperawatan maternitas II dan sebagai wawasan bagi kami didalam
melakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan hiperemesis, sekaligus mendeteksi
dini adanya komplikasi serta penyulit yang kemungkinan terjadi selama kehamilan,
persalinan, dan nifas.

1.2 Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran bagi
kami agar lebih memahami konsep pembelajaran asuhan yang diberikan kepada ibu
hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas, dengan cara di atas diharapkan kita sebagai
seorang perawat dapat memberikan penatalaksanaan secara dini terhadap komplikasi
dan penyulit tersebut.

1.3 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas makalah ini, terdiri dari :


Bab I : Pendahuluan
Bab II : Landasan teori
Bab III : Asuhan Keperawatan
Bab IV ; Kesimpulan dan Saran
BAB II

TINJAUAN TEORITIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM

2.1 Pengertian hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat
bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama
haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah
nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga
menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan (Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama
kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)

2.2 Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan
(Rustam Mochtar, 1998)
 Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
 Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang
menurun dari pihak ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta adanya alergi
yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu terhadap janin.
 Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang
retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
 Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
2.3 Patologi
Pada otopsi wanita meninggal karena Hiperemesis gravidarum diperoleh
keterangan bahwa terjadinya kelainan pada organ-organ tubuh adalah sebagai
berikut :
1. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak
sentrilobuler tanpa nekrosis
2. Jantung : jantung atrofi, menjadi lebih kecil dari biasa. Kadang kala
dijumpai perdarahan sub-endokardial
3. Otak : terdapat bercak-bercak perdarahan otak dan kelainan seperti pada
ensepalopati wirnicke
4. Ginjal : ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada
tubuli kontorti
2.4 Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida
darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran
darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen
ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir
esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.
2.5 Tanda dan gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah.
Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis
gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Tingkatan I (ringan)
 Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita
 Ibu merasa lemah
 Nafsu makan tidak ada
 Berat badan menurun
 Merasa nyeri pada epigastrium
 Nadi meningkat sekitar 100 per menit
 Tekanan darah menurun
 Turgor kulit berkurang
 Lidah mengering
 Mata cekung
2. Tingkatan II (sendang)
 Penderita tampak lebih lemah dan apatis
 Turgor kulit mulai jelek
 Lidah mengering dan tampak kotor
 Nadi kecil dan cepat
 Suhu badan naik (dehidrasi)
 Mata mulai ikterik
 Berat badan turun dan mata cekung
 Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
 Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria
3. Tingkatan III (berat)
 Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma)
 Dehidrasi hebat
 Nadi kecil, cepat dan halus
 Suhu badan meningkat dan tensi turun
 Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal
dengan enselopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan
penurunan mental
 Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
B. Pathways

Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen

Emesis Penurunan pengossongan


gravidarum lambung

Peningkatan tekanan
Penyesuaian Komplikasi gaster

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih

Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh Dehidrasi
Pengeluaran nutrisi
berlebihan

Cairan eksta seluler


dan plasma hemokonsentrasi

Aliran darah ke
Gangguan jaringan menurun
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Metabolisme intra Perfusi
sel menurun jaringan otak

Otot lemah Penurunan


kesadaran

Kelemahan
tubuh

Intoleransi
aktifitas
C. Pemeriksaan
Ketika seorang wanita dating dengan keluhan mual dan muntah , riwayat
berikut harus dikaji untuk membantu membedakan antara mual dan muntah akibat
kehamulan atau kondisi patologis ini.
1. Riwayat
a. Frekuensi muntah
b. Hubungan muntah dengan asupan makanan ( jenis dan jumlah )
c. Riwayat pola makan ( jenis makanan dan minuman , jumlah, waktu
pemberian, dan reaksinya)
d. Riwayat pengobatan ( termasuk reaksi obat)
e. Riwayat gangguan makan
f. Riwayat diabetes
g. Pembedahan abdomen sebelumnya.
h. Frekuensi istirahat
i. Kecemasan dalam kehamilan
j. Dukungan keluarga
2. Pemeriksaan fisik
a. Berat badan ( dan hubungannya dengan berat badan sebelumnya)
b. Suhu badan , denyut nadi, dan pernafasan
c. Turgor kulit
d. Kelembapan membrane mukosa
e. Kondisi lidah ( bengkak, kering, pecah-pecah)
f. Palpasi abdomen untuk melihat pembesaran organ , dan nyeri tekan.
g. Pengkajian pertumbuhan janin.
3. Laboratorium
a. Pemeriksaan keton dalam urine
b. Urinalis
4. Pengkajian
Kondisi yang mengindikasikan bahwa wanita mengalami dehidrasi meliputi
turgor kulit buruk, peningkatan frekuensi nadi dan oernapasan, penurunan
pengeluaran urine.
D. Penanganan
1. Pencegahan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan berumur 4 bulan.
b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan
sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan
teh hangat
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau
lemak
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan
jangan terlalu panas atau terlalu dingin
f. Usahakan defekasi teratur.
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan
 Tidak memberikan obat yang terotogen
 Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital
 Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6
 Antihistaminika seperti dramamine, avomine
 Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride
atau khlorpromazine.
3. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus
dirawat inap di rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan
dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-
kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa
pengobatan
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal
dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita
bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Terapi mental
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari.
Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B
kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan
pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan
yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah
disebutkan diatas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk.
Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik.
Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena
disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh
menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat
menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air
liurnya berlebihan/hipersalivasi.
Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan
mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat
memberikan informasi yang penting ini, sehingga mengaburkan diagnosis.
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan
turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat
membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah tampak merah, kering dan pecah-
pecah. Faring kering dan merah, dan pernapaan berbau busuk dengan bau
seperti buah-buahan yang khas untuk ketoasidosis.
Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada
penyakit yang berat dan berkepanjangan, aberasi mental, delirium, sakit
kepala, stupor dan koma dapat terjadi
 Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun rasa sakit
dihepar dapat ditemukan
 Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan umur
gestasi
Kebutuhan Dasar Khusus
 Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per
menit).
 Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi
tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
 Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih
Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
 Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium,
pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan
merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata
cekung dan lidah kering.
 Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
 Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
 Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan
abortus terapeutik.
 Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon
anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit,
sistem pendukung yang kurang.
Tes Laboratorium
 Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai hemoglobin dan
hematokrit yang meningkat menunjukkan hemokosentrasi berkaitan dengan
dehidrasi. Anemia yang mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.
 Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi tinggi
sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis starvasi.

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
pasien hyperemesis gravidarum adalah meliputi :
1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual-muntah
2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan secara aktif
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

C. Intervensi
No Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakseimbang Dalam waktu 1. Timbang dan catat berat badan  Untuk mendapatkan
an nutrisi kurang 3x24jam setelah pasien pada jam yang sama pembacaan yang
dari kebutuhan diberikan setiap hari paling akurat
tubuh tindakan 2. Pantau asupan dan haluaran  Karena berat badan
berhubungan pemenuhan pasien dapat meningkat
dengan nutrisi klien 3. Kaji dan catat bising usus sebagai akibat dari
anoreksia, mual- terpenuhi pasien satu kali setiap ergantian retensi cairan
muntah Dengan criteria tugas jaga  Untuk memantau
hasil : 4. Auskultasi dan catat suara napas peningkatan dan
1. Berat badan pasien setiap 4 jam penurunannya
ideal
 Untuk memantau
2. Bising usus
aspirasi
normal
3. Membrane
mukosa
lembab
2. Gangguan Dalam waktu 1. Pantau dan catat TTV setiap 2  Takikardia, dispnea, atau
keseimbangan 3x24 jam k jam atau sesering mungkin hipotensi dapat
cairan dan 1. Membrane sesuai keperluan sampai stabil. mengindikasikan
elektrolit mukosa Kemudian pantau dan catat kekurangan volume
berhubungan lembab TTV setiap 4 jam cairan atau
dengan 2. CRT kurang 2. Ukur asupan dan haluaran ketidakseimbangan
kehilangan cairan dari 3 detik setiap 1 sampai 4 jam. Catat elektrolit.
secara aktif 3. TTV normal dan laporkan perubahan yang  Haluaran urine yang
signifikan termasuk urine, rendah dan berat jenis
feses, muntahan, drainase luka, urine yang tinggi
drainase nasogastrik, drainase mengindikasikan
slang dada, dan haluaran yang hipovolemia
lain.
3. Timbang pasien pada waktu
yang sama setiap hari
4. Kaji turgor kulit dan membrane  Untuk memberikan data
mukosa mulut setiap 8 jam yang lebih akurat dan
5. Berikan perawatan mulut konsisten. Berat badan
dengan cermat setiap 4 jam merupakan indicator
6. Periksa berat jenis urin setiap 8 yang baik untuk status
jam cairan.
 Untuk memeriksa
dehidrasi
 Untuk menghindari
dehidrasi membrane
mukosa
 Peningkatan berat jenis
urine dapat
mengindikasikan
dehidrasi

4. Intoleransi Setelah 1. Kaji tingkat berfungsi pasien  Komunikasi diantara


aktivitas dilakukan dengan menggunakan skala anggota staf dapat
berhubungan tindakan mobilitas fungsional. meyakinkan kontiunitas
dengan keperawatan Komunikasikan tingkat ini pada perawatan dan
kelemahan fisik selama 3x24 staf mempertahankan
jam terjadi 2. Kecuali kemandirian
peningkatan dikontraindikasikan, lakukan  Latihan ROM dapat
toleransi ROM setiap 2 sampai 4 jam. mencegah kontraktur
aktivitas Tingkatkan dari pasif ke aktif, sendi dan atrofi otot
dengan criteria sesuai toleransi pasien.  Menunjukkan
hasil : 3. Kaji kehilangan/gangguan perubahan neurologi
1. Melaporkan keseimbangan gaya jalan, karena defisiensi
dan kelemahan otot vitamin B12
mendemonstr 4. Awasi TD, nadi, pernapasan,
asikan selama dan sesudah aktivitas. mempengaruhi
peningkatan Catat respon terhadap tingkat kamanan pasien /resiko
aktivitas fisik aktivitas (mis. Peningkatan cedera
yang dapat denyut jantung/TD, disritmia,  Manifestasi
diukur pusing, dispnea, takipnea, dan kardiopulmonal dari
2. Skala sebagainya) upaya jantung dan paru
mobilitas 0-1 untuk membawa
3. Skala jumlah oksigen adekuat
kekuatan otot ke jaringan
5 (dapat
melawan
tahanan
4. Klien terlihat
segar

D. Evaluasi
 Pasien tidak lagi menunjukkan bukti penurunan berat badan
 Pasien terhindar dari kerusakan kulit atau infeksi disekitar pemasangan slang
 TTV tetap stabil
 Volume cairan tetap adekuat
 Pasien mempunyai turgor kulit normal dan membrane mukosa lembap
 Berat jenis urin tetap di antara 1,005 dan 1,010
 Pasien mempertahankan keseimbangan cairan ( asupan seimbang dengan
haluaran)
 Pasien menyatakan peningkatan rasa nyaman
 Membrane mukosa mulut merah muda dan lembap
 Pasien mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
 Pasien melakukan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang dapat ditolerans

Contoh Kasus

Pengkajian

Tanggal : 20 April 2013

Jam : 17.00 WIB


Tempat : BPS Lisnani

Nama Mahasiswa : Rafita Sari.S

Nim : AB/A/Y/2010.603

A.       Data subyektif

1.    Identitas pasien Suami

Nama : Ny. S Nama : Tn.A

Umur : 33 th Umur : 34 th

Agama : Islam Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Swasta

Alamat :JL.Marthadinata, Alamat :JL.Marthadinata,

Rumah susun Keteguhan. Rumah susun Keteguhan.

Teluk Betuk Barat . Teluk Betuk Barat .

2.    Alasan datang

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan

3.    Keluhan utama

Ibu mengatakan mual muntah lebih dari 10 kali dalam sehari tubuh terasa lemas dan

kepala terasa pusing

4.    Riwayat kesehatan

a.    Sekarang

Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menular dan menurun

b.    Yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita suatu penyakit apapun


c.    Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular dan menurun

5.    Riwayat obstetri

a.    Riwayat haid

Menarche : 12 tahun

Siklus : 28 hari

Teratur/tidak : Teratur

Lama : 5-7 hari

Volume : 2 kali ganti pembalut dalam sehari

Warna : Merah

Disminorhea : Tidak

Bau : Khas darah

Flour albus : Tidak ada

HPHT : 25-02-2013

TP : 02-12-2013

b.    Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

.1

Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

N Tahun Usia Jenis Tempat Kesulit Penolo Bayi


o persalin Kehamilan Persalina Persali an dlm ng
an n nan persalin J BB PB Ket
an K
1 2004 39 minggu Spontan BPS Tidak Bidan P 3000 49
2 hari ada gram cm

2007 8 minggu abortus

2009 10 minggu abortus


2013 Hamil ini

c.    Tanda-tanda kehamilan

Amenorea, mual muntah : Ya

Tes kehamilan : Di lakukan

Tanggal :25-03-2013

Hasil : Positif

d.   Pergerakan janin belum di rasakan

e.    Keluhan yang di rasakan:

Rasa lelah : Ada

Mual-mual : Ada

Pegal pada kaki dan pinggang : Tidak ada

Malas beraktifitas : Ada

Panas menggigil : Tidak ada

Sakit kepala : Ada

Penglihatan kabur : Tidak ada

Rasa nyeri/ panas waktu BAK : Tidak ada

Rasa gatal pada vulva, vagina : Tidak ada

Nyeri kemerahan pada tungkai : Tidak ada

f.     Riwayat pernikahan

Menikah 1 kali lamanya 12 tahun

g.    Riwayat KB

KB suntik 3 bulan

h.    Riwayat imunisasi TT

Pada kehamilan pertama lengkap


Belum pernah mendapatkan imunisasi TT pada hamil ini

i.      Riwayat sosial

Kehamilan saat ini di rencanakan : Ya

Kepercayaan yang berhubungan dg kehamilan

dan nifas : Tidak ada

Susunan anggota keluarga yang tinggal serumah

Tabel 3.2

Susunan anggota keluarga yang tinggal serumah

No Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan


Kelamin

1 Laki-laki 34 th Suami SMA Swasta Sehat

2 Perempuan 8 th Anak SD Pelajar Sehat

6.    Pola kebutuhan sehari-hari

a.    Nutrisi

Sebelum hamil :ibu mengatakan makan 2 kali sehari dengan Nasi, sayur dan

lauk serta minum air putih 3-4 gelas per hari

Selama hamil : ibu mengatakan selama hamil kurang nafsu makan, ibu makan

tidak teratur dengan porsi sedikit. Ibu lebih sering makanan seperti

biskuit dan minum 3-4 gelas perhari.

b.    Pola eliminasi

Sebelum hamil :ibu mengatakan BAK 6-7 kali sehari warna kuning jernih dan berbau khas urine, dan

BAB 1 kali perhari sekali warna kuning kecoklatan.

Selama hamil : ibu mengatakan BAK 4-5 kali sehari warna kuning pekat, berbau khas urine, dan BAB

1 hari sekali warna kuning kecoklatan.


c.    Pola istirahat

Sebelum hamil : ibu mengatakan tidur malam 7-8 jam perhari dan tidur siang 1-2 jam perhari.

Selama hamil : ibu mengatkan tidur malam 5-6 jam perhari dan tidur siang 1 jam perhari.

d.   Personal hygiene

Sebelum hamil : ibu mengatakan ganti celana dalam 2 kali dalam sehari, mandi 2 kali sehari, gosok

gigi 2 kali sehari, keramas 1 hari sekali dan potong kuku 2 minggu sekali.

Selama hamil :ibu mengatakan ganti celana dalam 2-3 kali sehari dan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2

kali sehari dan keramas 2 hari sekali, potong kuku 2 minggu sekali.

e.    Pola sexual

Sebelum hamil : 2 kali seminggu

Selama hamil : 1 kali seminggu

f.     Pekerjaan

Sebelum hamil : Ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Selama hamil : ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga.

7.    Pola psikososial

Ibu dapat bersosialisi dengan baik pada keluarga dan tetanganya

B.       Data Obyektif

1.    Pemeriksaan Umum

a.    Keadaan umum : Lemah

b.    Kesadaran : Compos mentis

c.    Tekanan darah : 110/70 mmHg

d.   Nadi : 102x/menit

e.    Suhu : 36,40C

f.     RR : 22x/menit
g.    Tinggi badan : 154 cm

h.    Berat badan sebelum hamil : 54 kg

Berat badan sekarang : 50 kg

i.      LILA : 24 cm

2.    Pemeriksaan fisik

a.    Kepala : Tidak ada nyeri tekan

b.    Rambut : Bersih, penyebaran warna rambut merata

c.    Muka

Cloasma : Tidak ada

Oedema : Tidak ada

d.   Mata

Kelopak mata : Cekung

Konjungtiva : Merah muda

Sklera : Putih

e.    Hidung : Simetris kanan dan kiri, tidak pembesaran

polip

f.     Telinga : Simetris kanan dan kiri

Tidak ada gangguan pendengaran.

g.    Mulut : Bersih, bibir kering.

h.    Gigi : Tidak ada caries

i.      Leher

Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran

Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

j.      Payudara
Pembesaran : Simetris kanan dan kiri

Puting susu : Menonjol

Benjolan : Tidak ada

Rasa nyeri : Tidak ada

Hiperpigmentasi : Tidak ada

Pengeluaran : Tidak ada

k.    Abdomen

Bekas luka operasi : Tidak ada

Pembesaran : Sesuai usia kehamilan

Konsistensi : Lunak

Linea : Tidak ada

Acites : Tidak ada

Tumor : Tidak ada

Pembesaran liver/lien : Tidak ada

Uterus : Tidak di lakukan

l.      Punggung : : Normal

m.  Pinggang : nyeri ketuk : Tidak ada

n.    Genetalia

Perineum : Tidak ada bekas luka parut

Vulva dan vagina : Merah muda

Pengeluaran pervaginam : Tidak ada

Kelenjar bartholini : Tidak ada pembesaran

o.    Periksa dalam : Tidak di lakukan

p.    Anus : Tidak ada hemoroid

q.    Ekstremitas
Oedema : Tidak ada

Kemerahan : Tidak ada

Varices : Tidak ada

Refleks patella : Positif kanan dan kiri

3.    Pemeriksaan penunjang

a.         Pemeriksaan Hb : 11 gr%

b.        Protein urine : (-)

c.         Glukosa urine : (-)

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan data dasar
   

Pada asuhan kebidanan yang telah dilakukan terhadap Ny S umur 33 tahun

G4P1A2 usia kehamilan 7 minggu 6 hari dengan Hiperemesis gravidarum tingkat I.

Terdapat satu kesenjangan antara teori dan asuhan yang dilakukan. Pengkajian

dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang pasien, pada kasus ini penulis
melakukan pengkajian pada ibu hamil yaitu Ny S umur 33 tahun G4P1A2 dengan

Hiperemesis gravidarum tingkat I sebagai berikut :

Data subjektif

1.    Nama

a.    Tinjauan teori

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari hari agar tidak keliru dalam

memberikan penanganan (Ambarwati, 2009;h.131)

b.    Tinjauan kasus

Dalam kasus ini nama ibu adalah Ny. S

c.    Pembahasan

Dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik karena Ny. S

memiliki nama jelas yang dapat membedakan dengan klien yang lain.

2.    Umur

Umur adalah lamanya hidup yang dihitung sejak lahir sampai saat ini. Umur merupakan

periode terhadap pola-pola kehidupan yang baru, semakin bertambahnya umur akan

mencapai usia reproduksi (Notoatmodjo, 2003;h.73).

a.    Menurut tinjauan teori

Umur ibu mempunyai pengaruh yang erat dengan perkembangan alat reproduksi.

Hal ini berkaitan dengan keadaan fisiknya dari organ tubuh ibu di dalam menerima

kehadiran dan mendukung perkembangan janin. Seorang wanita memasuki usia

perkawinan atau mengakhiri fase tertentu dalam kehidupannya yaitu umur repoduksi

(Yunita, 2005;h.58).

Kehamilan dikatakan beresiko tinggi adalah kurang dari 20 tahun dan diatas 35

tahun. Usia dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil karena organ-organ
reproduksi belum sempurna, hal ini tentu menyulitkan proses kehamilan dan persalinan.

Sedangkan kehamilan diatas usai 35 tahun mempunyai resiko untuk mengalami

komplikasi dalam kehamilan dan persalinan antara lain perdarahan, gestosis, atau

hipertensi dalam kehamilan, distosia dan partus lama.

(Manuaba, 2003;h.42).

umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. kehamilan diusia

kurang 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan Hiperemesis karena pada

kehamilan diusia kurang 20 secara biologis belum optimal emosinya, cenderung labil,

mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang

mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama

kehamilanya. sedangkan pada usia 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan

daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa di usia ini.

(Ridwan, dkk, 2007;h.36).

b.    Menurut tinjauan kasus

Pada kasus ini Ny. S usia nya adalah 33 tahun.

c.    Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus ini tidak terjadi kesenjangan pada usia

ibu. Karena usia 33 tahun dianggap baik karena organ reproduksi ibu maupun psikis

masih berkembang dengan baik.

3.    Suku

a.    Menurut tinjauan teori

Dalam hal ini pengaruh suku terhadap kebidanan adalah dalam hal adat istiadat dan

kebiasaan kebiasaan yang sering dilakukan oleh ibu.

b.    Menurut tinjauan kasus


Ibu bersuku jawa dan selama ini ibu tidak memiliki kebiasaan kebiasaan yang

berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan dan nifas.

c.    Pembahasan

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan karena ibu tidak memiliki kebiasaan adat

istiadat yang berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan dan nifas.

4.    Pendidikan

a.    Menurut tinjauan teori

Pengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan

pendidikannya.

b.    Menurut tinjauan kasus

Pendidikan terakhir Ny. S adalah jenjang SMP

c.    Pembahasan

Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan kerena Ny. S memiliki pendidikan SMP

dimana ketika petugas kesehatan memberikan penyuluhan atau konseling Ny. S dapat

lebih mudah dalam memahaminya.

5.    Keluhan Utama

a.    Menurut tinjauan teori

Menurut teori keluhan utama dikaji untuk mengetahui keluhan yang ibu rasakan

berkaitan dengan mual dan muntah yang berlebihan sampai >10 kali/hari yang ibu alami

saat ini .

Menurut Wiknjosatro Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang

berlebihan pada ibu hamil, seorang ibu menderita hiperemesis gravidarum jika seorang
ibu memuntahkan segala yang dimakan dan diminumnya hingga berat badan ibu sangat

turun, turgor kulit kurang dan timbul aseton dalam air kecing.

b.    Menurut tinjauan kasus

Ny. S mengeluh mual-muntah terus menerus >10 kali dalam sehari, ibu merasa

lemah dan kepala terasa pusing.

c.    Pembahasan

Berdasarkan pengkajian di atas penulis menyimpulkan bahwa tidak terjadi

kesenjangan antara teori yang di dapat dengan hasil pengkajian terhadap Ny. S yang

mengalami hiperemesis gravidarum. Menurut , hiperemesis gravidarum keluhan utama

yang biasanya dialami oleh ibu yaitu di tandai dengan muntah terus menerus yang

mempengaruhi keadaan umum penderita. Dan kesepakatan yg ada batas muntah >10

kali/sehari dan apabila keadaan umum ibu berpengaruh maka bisa disebut hiperemesis

gravidarum (Nugraheny, 2010;h.58)

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang terjadi pada wanita

hamil, Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan

dan selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan dan selanjutnya akan menbaik pada

umumnya pada usia kehamilan 20 minggu.(Runiari, 2010;h.8)

6.    Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

a.    Tinjauan teori

Riwayat kehamilan yang lalu ibu mengatakan ini kehamilannya yang ke 4

sebelumnya ibu sudah 1 kali melahirkan dan sudah 2 kali keguguran, ibu mengatakan

kehamilan yang sebel;umnya tidak pernah mengalami mual dan muntah yang seperti ibu

rasakakn saat ini.


Pada kasus Hiperemesis gravidaraum adalah Mual (nausea) dan muntah (emesis

gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I.

Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida.

Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan ini

disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone esterogen dan HCG dalam

serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem

saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat

menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang

berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis

gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologi menentukan berat ringannya

penyakit.

(Prawirohardjo, 2005;h.275)

b.    Tinjauan kasus

Kehamilan yang sedang di alami Ny. S saat ini merupakan kehamilannya yang ke

Empat (Multigravida) . Dan ibu sudah 2 kali keguguran pada usia 8 minggu dan 10

minggu. Dan pada kehamilan sebelumnya ibu ytidak pernahmengalami mual dan

muntah yang berlebihan seperti yang ibu alami saat ini.

c.    Pembahasan

Pada kasus tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus,

dikarenakan kehamilan Ny.S saat ini adalah yang ke empat (Multigravida), Hiperemesis

gravidaraum adalah Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%

multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat.

Perasaan ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormone esterogen dan HCG

dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena
sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita

dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah

yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis

gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologi menentukan berat ringannya

penyakit.(Prawirohardjo, 2005;h.275)

7.    Riwayat sosial

Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan

a.    Tinjauan teori

Selain faktor psikologis, faktor budaya juga dapat menjadi pemicu terjadinya

Hyperemesis gravidarum. Menurut Tiran, 2004 dalam runiar menyatakan bahwa faktor

budaya yang merupakan hal penting adalah berkaitan dengan pemilihan jenis makanan

yang akan dikonsumsi (Runiari, 2010;h.27).

b.    Tinjauan kasus

Keluarga Ny. S tidak memiliki kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan

seperti pantangan dari orang tua yang tidak memperbolehkan makan-makanan tertentu .

c.    Pembahasan

Menurut tinjauan teori yang diungkapkan oleh Runiari selain faktor psikologis,

faktor budaya juga dapat menjadi pemicu terjadinya Hyperemesis gravidarum.

Sedangkan menurut Tiran dalam buku Runiari menyatakan bahwa faktor budaya yang

merupakan hal penting adalah berkaitan dengan pemilihan jenis makanan yang akan

dikonsumsi, serta pembatasan makanan yang akan dikonsumsi karena hal ini

berpengaruh pada kesehatan ibu selama kehamilannya terutama ketika ibu mengalami

mual-muntah pada awal kehamilannya, namun pada tinjauan kasus keluarga Ny. S tidak
memiliki kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilannya. Jadi pada kasusu dan

teori tidak terdapat kesenjangan antar tinajuan teori dan tinjauan kasus.

(Runiari, 2010;h.10)

8.    Pola kebutuhan sehari-hari

Nutrisi

a.    Tinjauan teori

Ibu hamil membutuhkan nutrisi dan cairan yang cukup untuk kebutuhan bagi si

ibu itu sendiri dan janinnya yang dikandung, ibu hamil harus benar-benar

memperhatikan makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi bagi dirinya dan calaon

bayi yang dikandung nya saat ini. Ibu hamil harus mengkonsumsi banyak makanan

yang kaya akan zat besi, protein, Asam folat yang baik bagi pembentukan janin yang

dikandsungnya saat ini dan kebutuhan nutrisi ibu .

Menurut penelitian lain mengenai pengaruh budaya terhadap Hyperemesis

gravidarum dilakukan juga oleh Rabinerson, et. All, hasil penelitiannya menemukan

bahwa kejadian hiperemsis gravidarum dapat meningkat pada wanita yang mengalami

pembatasan dalam intake nutrisi (contohnya pada wanita yang menjalankan puasa)

Dan memberitahukan pada ibu nutrisi yang baik bagi ibu hamil seperti nutrisi

yang baik bagi ibu adalah Makanan yang banyak mengandung protein seperti(Daging,

ikan,telur,susu) dantinggi akan Asam folat (Ragi,hati,brokoli, sayuran berdaun hijau

seperti bayam,asparagus dan kacang kedelai bisa juga didapat dari sumber lain yaitu

dari ikan,daging,buah jeruk,dan telur).

(Runiari, 2010;h.120 ) (Sulistyawati, 2009;h.108-109)

b.    Tinjauan kasus


Pada kehamilan ini pola asupan nutrisi Ny. S tidak adekuat karena selama

kehamilan ini Ny. S hanya makan sehari satu kali dari porsi sebelum hamil karena mual

yang ibu alami saat ini nafsu makan berkurang.ibu telah mengerti nutrisi yang baik bagi

ibu tetapi saat ini ibu masih belum dapat mengkonsumsi karna faktor mual muntah yang

ibu rasakan saat ini.

c.    Pembahasan

Dari hasil pengkajian, pada tinjauan kasus bahwa asupan nutrisi Ny. S tidak

adekuat selama kehamilannya, Ny. S hanya makan satu kali sehari dari porsi sebelum

hamil dua kali sehari, karena timbul rasa eneg pada Ny. S sehingga menimbulkan rasa

mual yang semakin lama semakin berat karena Ny. S tidak merubah pola kebutuhan

nutrisinya, hal ini didukung oleh data subjektif Ny. S yang mengatakan bahwa Ny. S

hanya makan sedikit selama masa kehamilannya. Dan ibu sebelum nya telah mengerti

nutrisi yang baik bagi dirinya beserta janin nya. Dari pembahasan ini tidak terdapat

kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.

Data objektif

1.    Pemeriksaan umum

a.    Tinjauan teori

1)   Keadaan umum

Data ini di kumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosis. Bidan

melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi,

perkusi dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara berurutan

(Sulistyawati, 2010;h.226).

2)   Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang ke sadaran pasien, kita dapat melakukan

pegkajian derajat kesadran pasien dari keadaan compos mentis sampai dengan koma

(Sulistyawati, 2010;h.226).

b.    Tinjauan kasus

Keadaan umum : Lemah

Keadaan emosianal : Stabil

Kesadaran : Compos mentis

c.    Pembahasan

Dalam pemeriksaan umum ada kesenjangan dikarenakan antara tinjauan teori dan

tinjauan kasus ada kesenjangan antara keadaan, dan kesadaran ibu dalam keadaan

kurang baik karena dalam tinjauan kasus keadaan umum ibu lemah.

2.    Pemeriksaan fisik

a.    Muka

1)   Tinjauan teori

Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan

berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang

akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang

disebut chloasma gravidarum. Adanya peningkatan kadar serum melanocyte

stimulating hormone (MSH). Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-

bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. (Sulistyawati,

2009;h.39).

2)   Tinjauan kasus

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan tidak terdapat cloasma gravidarum

3)   Pembahasan
Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus karena ibu

hamil mulai akan mengalami hiperpigmentasi pada muka biasanya terjadi pada usia

kehamilan 12 minggu, sedangkan saat ini usia kehamilan Ny. S yaitu 8 minggu diman

Ny. S belum mengalami hiperpigmentasi pada bagian muka yang disebabkan oleh

hormone MSH.

b.    Mata dan mulut

1)   Tinjauan teori

Pada pemeriksaan fisik ibu pada daerah wajah ibu terlihat mata cekung dan mulut

ibu kering karena dehidrasi ringan yang dialami ibu yang dikarenakan muntah >10 klai/

hari dan kurang nya intake cairan pada ibu.

Menurut Wiknjosastro dalam Rukiyah, Hyperemesis gravidarum tingkat I

ditandai dengan muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,

ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan tidak ada, berat badan menurun

dan nyeri epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik

menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung (Rukiyah, dkk,

2010;h.119).

2)   Tinjauan kasus

Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan bahwa mata Ny. S

cekung dan lidah ibu kering.

3)   Pembahasan

Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus, hal ini

disebabkan karena Ny. S mengalami hiperemesis tingkat I dan ibu mengalami dehidrasi

ringan yang di sebabkan karena nafsu makan yang berkurang dan segala makanan dan
minuman yang di makan di muntahkan kembali sehingga mengakibatkan intake

makanan berkurang hal ini menyebabkan mata Ny. S cekung dan lidah ibu kering.

II.      Interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah

1.    Tinjauan teori

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose, masalah, dan

kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan

(Damayanti, 2011;h.112).

Langkah awal dari perumusan diagnosa atau masalah adalah pengolahan data dan

analisis dengan menghubungkan data satu dengan data yang lainnya.

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai

umur kehamilan 4 bulan, karna keluahn ini pekerjaan sehari-hari dapat terganggu dan

keadaan bisa menjadi buruk

(Prawirohardjo, 2005;h.275).

Kesepakatan batas muntah lebih dari 10 kali dan apabila keadaan umum ibu

berpengaruh maka disebut hiperemesis, menurut gejala dan tingkat pada kasus ini

menbahas Hiperemesis GravidarumTtinkat I:

Ciri-ciri Hiperemesis Tingkat I : Ringan

a.         Mual muntah terus menyebabkan penderita lemah

b.         Tidak mau makan

c.         Berat badan turun

d.        Rasa nyeri epigastrium


e.         Nadi sekitar 100 kali/menit

f.          Turgor kulit kurang

g.         Lidah kering

h.         Mata cekung (Nugraheny, 2010;h.58)

2.    Tinjauan kasus

Dari hasil pengkajian data di temukan data fokus : Ny. S umur 33 tahun, ibu

mengatakan saat ini mengeluh mual muntah lebih dari 10 x dalam 24 jam, hingga

menganggu aktivitas sehari-hari ibu, ibu tubuh terasa lemas, kepala terasa pusing mata

terlihat cekung serta lidah kering.

3.    Pembahasan

Ny S umur 33 tahun mengeluh mual muntah lebih dari 10 x dalam 24 jam, hingga

menganggu aktivitas sehari-hari ibu, ibu tubuh terasa lemas, kepala terasa pusing mata

terlihat cekung serta lidah kering. Berdasarkan data di atas maka penulis menegakkan

diagnosa Ny. S adalah: Ny. S umur 33 tahun G4P1A2 dengan hiperemesis Gravidarum

tingkat I. Diagnosis tersebut secara prinsip tidak bertentangan dengan teori, dan tidak

ada kesenjangan.

III.   Diagnosa potensial

1.    Tinjauan teori

Pada langkah ketiga ini mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan diagnosa

atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila

memungkinkan dilakukan pencegahan. (Suryani, 2008;h.99)

Pada tinjauan teori apabila Hyperemesis gravidarum tingkat 1 dengan salah satu

tanda adalah dehidrasi saat ini mata cekung, lidah ibu keringdan disertai ologuria karena
dehidrasi ringan apabila tidak segera ditangani akan mengakibat kan keadaaan ibu lebih

parah dan diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah akan menjadi Hyperemesis

gravidarum tingkat 2.

2.    Tinjauan kasus

Pada kasus Ny. S terdapat tanda-tanda hiperemesis gravidarum tingkat I yaitu

dehidrasi ringan seperti mata ibu cekung dan lidah kering, dan oliguria dan masalah

akan segera ditangani agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum tingkat lanjut .

3.    Pembahasan

Dalam kasus diatas tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dengan

tinjauan kasus karena Ny. S terdapat tanda-tanda Hiperemesis gravidarum tingkat I dan

telihat tanda-tanda dehidrasi ringan yaitu mata cekung,lidah kering disertai oliguria,

Dehidrasi ringa yang disebabkan oleh mual muntah yang dialaminya lebih dari 10 kali

dalam sehari dan kurangnya intake cairan pada Ny. S yang apabila tidak cepat ditangani

memperburuk keadaan Ny. S, dari HEG tingkat 1 menjadi HEG tingkat 2.

IV.   Tindakan segera

1.    Tinjauan teori

Dalam pelaksanaan terkadang bidan dihadapkan pada beberapa situasi

memerlukan penanganan segera (emergensi) di mana bidan harus segera melakukan

tindakan untuk menyelamatkan pasien.

(Sulistyawati, 2009;h.182)

2.    Tinjauan kasus

Ny. S mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I. Pada pemeriksaan keadaan

ibu saat ini masih dalam batas normal karna masih bisa ditangani.
3.    Pembahasan

Dalam hal ini maka tindakan segera terhadap Ny.S tidak ada di karenakan

masalah yang di alami Ny.S tidak menunjukkan situasi kegawatdaruratan yang mampu

membahayakan ibu dan janin.

V.      Perencanaan

1.    Tinjauan teori

Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah diagnosis yang

telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini data yang belum lengkap dapat

dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang

sudah teridenfikiasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait, tetapi juga

dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut. Dengan kata lain, asuhan

terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek

asuhan kesehatan dan sudah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien,

agar dapat dilaksanakan secara efektif. Semua keputusan yang telah disepakati

dikembangkan dalam asuhan menyeluruh.

2.    Tinjauan kasus

a)    Jelaskan kepada ibu keadaannya saat ini. Dalam prinsip pokok asuhan kehamilan di

lakukan bidan di antaranya bidan memberikan informasi, penjelasan, serta konseling

yang cukup mengenai kesehatannya, bidan memberikan asuhan yang menumbuhkan

rasa aman dan nyaman, serta bidan memberikan dukungan emosional, serta dalam

memberikan asuhan bidan harus menjaga privasi klien, menghormati praktik adat

istiadat, kebudayaan, serta keyakinan/agama yang ada di lingkungan setempat. Dalam


hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang di berikan oleh bidan

terhadap klien.

(Sulistyawati, 2009;h.182).

Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang dialami. mual dan muntah yang di alami ibu

dan sehingga ibu mengalami penurunan nafsu makan sehingga menimbulkan rasa

lemas dan pusing. Hal yang di rasakan ibu saat ini dalam kehamilan di sebut dengan

hiperemesis gravidarum yaitu mual muntah yang terjadi pada 60-80% primi gravid dan

40-60% multi gravid. Pada umunya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,

meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4

bulan. Ny.S mengatakan mual muntah sehingga mengalami pusing dan tubuh terasa

lemah, sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.

( Prawirohardjo, 2005;h.275) .

b)   Beritahu ibu cara mengurangi mual dan muntah yang di alami yaitu dengan

menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi teh hangat dan roti kering, serta menghindari

makanan yang berlemak. Penanganan hiperemesis gravidarum ini yaitu tentang cara

mengurangi mual muntah yaitu dengan menghindari makanan berlemak, minyak, pedas

dan berbau terlalu menyengat serta mengkonsumsi air putih hangat. kemudian ibu untuk

tidak segera bangun dari tempat tidur anjurkan ibu untuk Sminum teh hangat dan

makanan roti kering atau makanan yang di sukai ibu hal ini di lakukan untuk tetap

memenuhi nutrisi ibu. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.

c)    Berikan terapi obat dan vitamin pada ibu untuk mengurangi rasa mual dan muntah.

vitamin yang di anjurkan adalah vitamin B1 yang berfungsi untuk mempertahankan

kesehatan syaraf, jantung, otot serta meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan sel, dan
B6 berfungsi untuk menurunkan keluhan atau gangguan mual dan muntah bagi ibu

hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel darah merah.

Ny.S di berikan Tablet B6 untuk mengurangi mual yang di alami, dalam hal ini ada

kesenjangan antara kasus dan teori karena di lahan praktik tidak diberikan B1 melainkan

hanya B6 untuk mengurangi mual pada ibu. (Rukiyah, dkk, 2010;h.123).

d)   Jelaskan pada ibu kembali menganai cara mengatur susunan menu yang dapat di

lakukan ibu meningkatkan nafsu makan ibu sehingga nutrisi ibu dan janin tetap

terpenuhi yaitu dengan memakan sedikit tapi sering sesuai dengan menu kesukaan ibu

dengan menghindari makanan yang berlemak dan merangsang mual dan muntah dengan

mengkonsumsi roti kering atau bubur. Menurut. Kebutuhan nutrisi yang harus di penuhi

yaitu memberikan diit ke-III HEG yaitu makan sesuai kesanggupan ibu dan minuman

boleh di berikan bersama makanan yang cukup energy seperti roti panggang, biscuit,

krekers, buah segar, sari buah,minuman botol ringan, sirup, kaldu tak berlemak, dan teh.

(Rukiyah, 2010;h.124)

3.    Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan karena

asuhan yang diberikan pada Ny.S telah sesuai dengan tinjauan teori .

VI.   Pelaksanaan

1.    Tinjauan teori

Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan

oleh klien atau anggota tim kesehatan yang lainnya. Walau bidan tidak melakukannya

sendiri, namun ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

Dalam situasi ketika bidan berkonsultasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana

bersama yang menyeluruh tersebut.

2.    Tinjauan kasus

a)    Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan ibu saat ini

Dalam prinsip pokok asuhan kehamilan di lakukan bidan di antaranya bidan

memberikan informasi, penjelasan, serta konseling yang cukup mengenai kesehatannya,

bidan memberikan asuhan yang menumbuhkan rasa aman dan nyaman, serta bidan

memberikan dukungan emosional, serta dalam memberikan asuhan bidan harus menjaga

privasi klien, menghormati praktik adat istiadat, kebudayaan, serta keyakinan/agama

yang ada di lingkungan setempat

(Sulistyawati, 2009:h.3).

Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan yang di berikan oleh

bidan terhadap klien.

b)   Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dialami. mual dan muntah yang di alami

ibu dan sehingga ibu mengalami penurunan nafsu makan sehingga menimbulkan rasa

lemas dan pusing. Hal yang di rasakan ibu saat ini dalam kehamilan di sebut dengan

hiperemesis gravidarum yaitu mual muntah yang berlebih yang mengakibatkan

penurunan keadaan umum ibu hal ini di sebabkan karena terjadinya peningkatan

hormon, dan sering terjadi pada ibu primigravida dan hiperemesis ini terjadi pada usia

awal kehamilan <20 minggu. Ny.S mengatakan mual muntah sehingga mengalami

pusing dan tubuh terasa lemah, sehingga dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara

kasus dan teori.

c)    Memberitahu ibu cara mengurangi mual dan muntah yang di alami yaitu dengan

menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi teh hangat dan roti kering, serta menghindari
makanan yang berlemak. Penanganan hiperemesis gravidarum ini yaitu tentang cara

mengurangi mual muntah yaitu dengan menghindari makanan berlemak, minyak, pedas

dan berbau terlalu menyengat serta mengkonsumsi air putih hangat. kemudian ibu untuk

tidak segera bangun dari tempat tidur anjurkan ibu untuk minum teh hangat dan

makanan roti kering atau makanan yang di sukai ibu hal ini di lakukan untuk tetap

memenuhi nutrisi ibu. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori.

d)   Memberikan terapi obat dan vitamin pada ibu untuk mengurangi rasa mual dan muntah.

vitamin yang di anjurkan adalah vitamin B1 dan B6 yang berfungsi untuk

mempertahankan kesehatan syaraf, jantung, otot serta meningkatkan pertumbuhan dan

perbaikan sel, dan B6 berfungsi untuk menurunkan keluhan atau gangguan mual dan

muntah bagi ibu hamil dan juga membantu dalam sintesa lemak untuk pembentukan sel

darah merah. Ny.S di berikan vitamin dan terapi Tablet FE untuk penambah darah dan

B6 untuk mengurangi mual yang di alami, dalam hal ini ada kesenjangan antara kasus

dan teori menurut lahan pemberian B1 belum perlu diberikan.

Jelaskan pada ibu kembali menganai cara mengatur susunan menu yang dapat di

lakukan ibu meningkatkan nafsu makan ibu sehingga nutrisi ibu dan janin tetap

terpenuhi yaitu dengan memakan sedikit tapi sering sesuai dengan menu kesukaan ibu

dengan menghindari makanan yang berlemak dan merangsang mual dan muntah dengan

mengkonsumsi roti kering atau bubur. Kebutuhan nutrisi yang harus di penuhi yaitu

memberikan diit ke-III HEG yaitu makan sesuai kesanggupan ibu dan minuman boleh

di berikan bersama makanan yang cukup energi (Rukiyah, 2010;h.119)

3.        Pembahasan

Setelah dilakukan asuhan pada Ny. S tidak terdapat kesenjangan karena asuhan

yang dilakukan sesuai dengan tinjauan teori.


VII. Evaluasi

1.    Tinjauan Teori

Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang

tidak efektif untuk mengetahi factor mana yang menguntungkan atau menghambat

keberhasilan yang diberikan. Pada langkah terakhir dilakukan evaluasi keefektifan

asuhan yang sudah diberikan (Soepardan, 2008;h.36).

2.    Tinjauan kasus

Ny. S telah diberikan asuhan kebidanan sesuai kebutuhan. Ny. S selama 3 hari,.

Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. S dengan kasus hiperemesis gravidarum

dapat dikatakan berhasil karena dari hari pertama Ny. S sampai hari ketiga dengan

keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, mual-muntah berkurang, TTV: TD

110/70 mmHg, Nadi 102 x/mnt, respirasi 22 x/mnt dan suhu 36,50C. Dengan

diberikannya asuhan secara menyeluruh, permasalahan pada Ny. S dapat teratasi,

keadaan Ny. S baik, dan Ny. S pun dapat menjalani kehamilannya. Ny. S dianjurkan

untuk selalu menjaga kehamilannya dengan memperhatikan pola makan, istirahat,

aktivitas yang tidak terlaluberat, dan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur

atau apabila ada keluhan maka segera datang ke tenaga kesehatan.

3.    Pembahasan

Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjausn teori tidak terdapat kesenjangan karena setelah
dilakukan pengkajian terhadan Ny. S dengan hiperemesis gravidarum tingkat I, ibu
sudah mulai merasakan keluhan sedikit berkurang seperti muntah ibu berkurang . Dan
keadaan ibu sedikit membaik ibu dapat beraktivitas seperti biasanya .
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umum pasien memburuk.
2. Penyebab Hiperemesis gravidarum secara pasti belum
diketahui, faktor predisposisinya antara lain ; peningkatan kadar HCG, faktor
organik, dan faktor endokrin lainnya.
3. Secara patologik menunjukkan adanya kelainan-kelainan dalam
berbagai alat tubuh seperti hati, jantung, otak dan ginjal
4. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan dehidrasi,
kekurangan energi, tertimbun zat metabolik toksik, terganggunya keseimbangan
elektrolit dan perdarahan gastrointestinal
5. Hiperemesis gravidarum terbagi dalam 3 tingkatan yaitu
ringan, sedang dan berat
6. Penanganan Hiperemesis gravidarum pada tahap awal adalah
pencegahan yaitu dengan memberikan konseling untuk menghadapi kehamilan
dan komplikasinya
7. Terapi yang diberikan pada kasus Hiperemesis gravidarum
adalah terapi obat-obatan, terapi psikologik, terapi parenteral dan isolasi.
Apabila keadaan tetap memburuk terminasi kehamilan perlu dipertimbangkan.

4.2 Saran
Diharapkan dengan adanya pembuatan makalah ini mahasiswa dapat mengetahui

bagaimana asuhan keperawatan pada Hiperemisis Gravidarum. Dan untuk penulis

sendiri dapat menambah wawasan tentang asuhan keperawatan Hiperemisis

Gravidarum.

DAFTAR PUSTAKA

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4;


Jakarta, EGC
Doenges,E,Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.jakarta: EGC
Mansjoer, A, dkk, (2001), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jakarta : Penerbit
Media Aesculapius FKUI.
Manuaba, Ida Bagus, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta,
Penerbit: Arcan
Mochtar, R, (1998), Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2,
Jilid 1, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC
Morgan,Geri,dkk, 2009, Obstetri&Ginekologi panduan praktik,Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Sastrawinata,Sulaiman. 2005. Obstetri Patologi.edisi 2.Jakarta : EGC
Taber, B, (1994), Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, cetakan 1
Jakarta : EGC.
Taylor,Cynthia M.2010.Diagnosis Keperawatan: dengan Rencana
Asuhan.Jakarta:EGC
Wiknjosastro,Hanifa, 2005, ilmu kebidanan, edisi 3, Jakarta: Yayasan Bina pustaka
sarwono prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai