Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

IBU HAMIL DENGAN


HIPEREMISIS
GRAVIDARUM

UMMI SALAMAH (1914301017)


DILLA PUTRI CAHYANTI (1914301019)
MONICA DWI HANDAYANI (1914301020)
SRI MELATI NUR HIDAYAH (1914301022)
SONI ARIFAN JAYA (1914301023)
ZAM SALWA AZIZAH SALIM (1914301024)
SYARI MUTYARA SYAHIDAH (1914301025)
DEVA NADA LIANA SARI (1914301026)
PENGERTIAN
Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi
kehamilan yang ditandai dengan mual dan muntah
yang tidak dapat dikendalikan dan terus menerus
sebelum minggu ke-20 kehamilan (Green, 2012).
Menurut Sharon (2003) Hiperemesis Gravidarum
adalah mual dan muntah yang berlebihan yang
menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, penurunan berat badan yang nyata,
asetonuria, dan kekurangan nutrisi. Dan menurut
Bobak (2005) hiperemesis gravidarum didefinisikan
sebagai vomitus yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau
defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan.
Adaptasi fisiologis
A. ETIOLOGI
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti (Diyan,
2013). Namun ada beberapa faktor predisposisi yang telah ditemukan
antara lain :
Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, dan kehamilan
ganda akibat peningkatan kadar human chorionic gonadotropin (HCG).
Faktor organik : karna masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik, kekurangan vitamin B, hiperasiditas lambung,
infeksi H. Pylori, gangguan metabolisme karbohidrat, meningkatnya
sensitivitas terhadap bau selama kehamilan, dan sebagainya.
Faktor psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, takut
terhadap kehamilan atau persalinan.
Faktor endokrin : hypertiroid, diabetes dan lain-lain.
Ketidakseimbangan hormonal selama kehamilan : peningkatan estrogen
dan progesteron. (Diyan, 2013)
Proses Menurut Prawirohardjo, 2002 menyatakan bahwa, perasaan mual adalah
akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi
terjadinya pada trimester pertama. Hiperemisis gravidarum yang merupakan
komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus
Hiperemesis dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik, faktor psikologik merupakan faktor utama
Gravidarum disamping pengaruh hormonal.
Hiperemisis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena osidasi lemak
yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
asetonik-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karna muntah
menyebabkan dehidrasi, sehinga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida darah turun, demikian pula klorida air
kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga
aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan mengurang pula dan tertimbunnya zat
metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah
dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi muntah-
muntah lebih banyak, dapat merusak hati. Terganggunya keseimbangan
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan
lambung, dengan akibat perdarahan gastrointestinal.
Manifestasi
klinik Hiperemesis Gravidarum tingkat 2
Ibu lemah dan apatis
Turgor kulit tidak elastis dan kering
Lidah mengering dan kotor
Tingkatan Hiperemesis Gravidarum dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan Nadi lemah dan cepat
(Erna,2013), yaitu : Suhu tubuh tidak stabil
Mata cekung dan sedikit ikterik
Hiperemesis Gravidarum tingkat 1 Berat badan semakin menurun
Muntah terus menerus Hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi
Nafsu makan tidak ada Napas bau keton
Berat badan turun
Nyeri epigastrium Hiperemesis Gravidarum tingkat 3
Tekanan darah menurun dan nadi meningkat Keadaan umum buruk
Turgor kulit mengurang dan kering Muntah berhenti
Lidah mengering Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
Mata cekung Nadi kecil dan cepat
Ibu merasa lemah TD dan BB menurun 
Dapat terjadi Ensepalopati Wernicke dengan gejala
: nistagmus, diplopia dan perubahan mental
KOMPLIKASI
Menurut Prawirohardjo, 2002 dan Manuaba, 2007 dampak dari hiperemisis gravidarum tersebut dapat
menimbulkan gangguan fungsi alat vital berikut ini:
Hati
Pada hiperemisis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekrosis,
degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler. Kelainan lemak ini nampaknya tidak menyebabkan
kematian dan dianggap sebagai akibat muntah terus menerus. Dapat ditambahkan bahwa sebagian
penderita yang meninggal karena hiperemisis gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang
normal.
Jantung
Jantung menjadi lebih kecil daripada biasa dan beratnya atrofi; ini sejalan dengan lamanya penyakit,
kadang-kadang ditemukan perdarahan sub- endokardial.
Otak
Terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel. Dehidrasi sistem jaringan otak
dan adanya benda keton dapat merusak fungsi saraf pusat yang menimbulkan kelainan Enselopati
Wernicke (dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil di daerah korpora mamilaria ventrikel ketiga dan
keempaat) dengan gejala nistagmus, gangguang kesadaran dan mental serta diplopia.
Ginjal
Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti.

.
PENATALAKSANAAN
Pencegahan terhadap hiperemisis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang
kehamilan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tapi lebih sering.
Penatalaksanaan pada klien dengan hiperemisis gravidarum menurut Prawirohardjo, 2002 dan Indriyani, 2013 adalah
sebagai berikut :
- Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang dan nyaman. Tidak diberikan makanan/minum selama 24 jam.
Kadang-kadang dengan isolasi gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
- Terapi psikologis
Perawat perlu meyakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut karna kehamilan,
kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
--- Pemberian cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5%. Pemberian glukosa 5%
diharapkan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai energi. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan
vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat pula diberikan asam
amino secara intravena.
- Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik
dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan
manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaandemikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan.
Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sangat sulit diambil, oleh karna di satu pihak tidak boleh dilakukan
terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
LANJUTAN
Obat-obatan
Pemberian obat yang tidak bersifat tertogenik (tidak menyebabkan kelainan
kongenital/kecacatan) :
Sedative ringan : phenobarbital (luminal) 30 gram, valium A
Anti alergi : antihistamin, dramamin, avomin
Anti muntah : mediamer B6, emetrole, avopreg
Vitamin : B kompleks, vitamin C
Antasida dan anti mulas
Tes diagnostik
Hitung darah lengkap B
BUN, kreatinin, elektrolit dan panel tiroid,hektobakteria, penyaringan pilorus
dan panel hati.
Uji-uji lain sesuai kebutuhan
Amilase, lipase untuk menyingkirkan dugaan pankreatitis
Panel hepatitis untuk menyingkirkan dugaan hepatitis
Skrining toksikologi untuk menyingkirkan dugaan penyalahgunaan zat
Pemeriksaan USG untuk menyingkirkan gugaan kehamilan mola
LANJUTAN
Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan, dengan tujuan mengurangi faktor psikologis terhadap rasa takut,
mengubah pola makan sehari-hari dengan makan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering setiap 2 atau 3 jam, hindari minum
air ketika makan, minumlah air setengah jam sebelum makan dan setengah jam setelah makan, minumlah air 8 gelas sehari
agar tidak mengalami dehidrasi, beridirilah pelan-pelan dan tidak berbaring setelah makan.
Pada saat bangun pagi, jangan segera turun dari tempat tidur tapi disarankan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh
hangat, menghindari bau yang menyengat, makan makanan dingin karena makanan dingin memiliki bau yang lebih sedikit
daripada makanan panas, kurangi makanan berminyak atau berlemak. Jika bau makanan mengganggu ketika memasak,
cobalah untuk membuka jendela lebih lebar. Jika mengalami ngidam, jangan ragu untuk memakan makanan yang sanat
diinginkan itu, makanlah lebih banyak buah-buahan. Morning sickness akan bertambah buruk jika kelelahan, dianjurkan untuk
meningkatkan waktu istirahat dan luangkan waktu untuk beberapa saat pada siang hari.
Ada 3 macam diet pada hiperemisis gravidarum, yaitu :
Diet hiperemisis gravidarum I
Diet ini diberikan kepada klien dengan hiperemisis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering dan buah-buahan.
Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya.
Diet hiperemisis gravidarum II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan
bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi.
Diet hiperemisis gravidarum III
Diberikan kepada klien dengan hiperemisi gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan klien, dan minuman boleh
diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada
hiperemisis gravidarum

Kebutuhan cairan dan elektrolit


Air adalah substansi utama dalam sel, darah, limfe dan cairan vital tubuh lain. Jumlah masukan
cairan yang direkomendasikan dalam sehari adalah sekitar 6-8 gelas (1500-2000 ml). Pada wanita
hamil kebutuhan air akan meningkat sekitar 10 sampai 12 gelas perhari. Cairan diperlukan untuk
meningkatkan volume darah dan air ketuban.
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5%.
Pemberian glukosa 5% diharapkan dapat mengganti cairan yang hilang dan berfungsi sebagai
energi. Bila perlu dapat ditambah kalium, dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C
dan bila ada kekurangan protein, dapat pula diberikan asam amino secara intravena.
Kebutuhan rasa nyaman
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena
perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi nyeri yaitu : arti nyeri, persepsi nyeri, toleransi nyeri, dan reaksi terhadap nyeri.
Nyeri ulu hati pada ibu hamil terjadi akibat berkurangnya motilitas lambung, relaksasi sfingter
kardiak, dan gelombang balik peristaltik yang menyebabkan regurgitasi isi lambung ke dalam
esofagus. Iritasi mukosa esofagus menimbulkan gejala ketidaknyamanan seperti rasa terbakar di
belakang sternum bagian bawah, sering kali menjalar ke atas di sepanjang jalur esofagus. (Reeder,
2011)
PERTAMBAHAN BERAT BADAN
Sebagian besar pertambahan berat badan selama trimester kedua berhubungan dengan
jaringan maternal, sedangkan berat janin paling banyak terjadi selama trimester ketiga. Pola
yang biasa terjadi adalah 
pertambahan berat badan sebesar 1 sampai 2 kg selama trimester pertama, pertambahan
berat badan sekitar 0,4 kg perminggu selama dua trimester terakhir. Total pertambahan berat
badan selama kehamilan sekitar 10,85- 12,65 kg pada wanita yang berat badan sebelum
kehamilannya berada dalam kisaran berat badan normal. Untuk wanita yang berat badannya
dibawah normal, pertambahan berat badan yang dianjurkan adalah 14 sampai 20 kg. Untuk
wanita yang berat badannya diatas rata-rata, anjuran pertambahan berat badannya adalah
sebesar 7,5 sampai 12,5 kg. (Reeder, 2011)
Asupan kalori
Angka kecukupan kalori dibuat untuk menyediakan energi yang adekuat dan mendukung
pertumbuhan serta pertambahan berat badan sesuai untuk kesehatan dan kesejahteraan
janin dan wanita. Rata-rata kebutuhan asupan energi terpenuhi dengan asupan harian
sebesar 45 kkal/kg berat badan wanita hamil. (Reeder, 2011)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Langkah pertama dalam pengkajian ibu Hiperemesis Gravidarum adalah mengumpulkan data
(Mitayani, 2009). Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut :
Data riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekaranf terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan
gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah terus menerus, merasa
lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam.
Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan
elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardi, mata cekung, dan ikterus.
Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya.
Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan
yang menyebabkan mual muntah.
Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.
Data fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalah mamae
membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma gravidarum, mukosa
membran dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat
dan lemah, takikardi, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran
Riwayat menstruasi
Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun.
Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.
Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkaawinan usia muda.
Riwayat kehamilan dan persalinan
Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan, tekanan darah,
dan tingkat kesadaran.
Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan
dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut
akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat
mual dan muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung pada
pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.
Data sosial ekonomi
Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada umumnya
terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan yang dimiliki.
Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urine.
Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan
hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urine yang
sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urine.
Diagnosa Keperawatan
Menurut Mitayani (2009) dan Carol (2012), diagnosa keperawatan yang dapat
ditegakkan pada ibu dengan Hiperemesis Gravidarum adalah sebagai berikut :
- Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan intake yang tidak
adekuat.
- Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah terus menerus, dan asupan diet yang tidak adekuat.
- Gangguan rasa nyaman : nyeri pada epigastrium yang berhubungan
dengan muntah yang berulang, peningkatan asam lambung.
- Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek
psikologis terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
- Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya peredaran
darah dan makanan ke fetal (janin).
- Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi berhubungan dengan
kurangnya interpretasi tentang informasi.
- Ansietas pada ibu berhubungan dengan resiko kematian pada janin.
Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat nutrisi yang
tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan energi pada kehamilan.
RENCANA KEPERAWATAN
A. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan muntah yang berlebihan dan intake yang tidak
adekuat.
- Tujuan : kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi. Kriteria hasil :
- Turgor kulit elastis
- Mukosa bibir lembab
- Asupan cairan oral adekuat
- Terdapat kesinambungan asupan dan keluaran dalam 24 jam
- Hasil laboratorium (hematologi dan elektrolit) dalam batas normal
Intervensi :
1. Kaji TTV dan tanda-tanda dehidrasi
Rasional : Untuk mengetahui keluhan umum dan kekurangan cairan pada ibu.
TTV meningkat merupakan tanda-tanda dehidrasi dan hipovolemia.
2. Observasi hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
- Elektrolit
Rasional : Ketidakseimbangan elektrolit atau asam basa biasanya dan bahkan
dapat mengancam nyawa.
- Hematokrit
Rasional : Hematokrit meningkat pada keadaan dehidrasi.
- BUN
Rasional : BUN menunjukkan hipovolemia menurunkan perfusi dan fungsi
ginjal.
- Istirahatkan ibu ditempat yang nyaman
Rasional : Istirahat akan menurunkan kebutuhan energi kerja
yang membuat metabolisme meningkat, sehingga tidak
merangsang terjadinya mual dan muntah.
- Pantau tetes cairan infus
Rasional : Tetes infus yang tidak tepat dapat menyebabkan
terjadinya kekurangan dan kelebihan cairan di sirkulasi.
- Catat intake dan output
Rasional : Untuk mengetahui intake dan output cairan dan dapat
diketahui keseimbangan cairan tubuh.
- Anjurkan untuk minum tiap jam
Rasional : Untuk menambah pemasukan cairan melalui oral.
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus
Rasional : Pemberian cairan infus dapat mengganti jumlah
cairan elektrolit yang hilang dengan cepat, sehingga dapat
mencegah keadaan yang lebih buruk lagi pada ibu.
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah terus menerus, dan asupan diet yang tidak adekuat. Tujuan : kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria hasil :
- Nausea dan vomitus berkurang atau hilang
- Makan yang dihabiskan 1 porsi
- BB stabil atau bertambah
- Klien mengkonsumsi makanan dengan gizi yang cukup
Intervensi :
- Kaji kebutuhan nutrisi klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana
kekurangan nutrisi ibu dan menentukan langkah selanjutnya.
- Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi
Rasional : Untuk mengetahui nutrisi ibu dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi
akibat muntah yang berlebihan.
- Beri makanan dalam jumlah sedikit tapi sering setiap 2 atau 3 jam Rasional : Dapat
mengurangi pemenuhan lambung dan mengurangi kinerja klinik serta mempermudah proses
penyerapan.
- Berikan makanan yang tidak berlemak dan berminyak
Rasional : Mengurangi rangsangan saluran pencernaan, sehingga mual dan muntah
berkurang.
- Anjurkan klien untuk memakan makanan yang kering (roti kering dan biskuit)
Rasional : Tidak merangsang pencernaan sehingga mengurangi perasaan mual.
- Berikan motivasi agar mau menghabiskan makanan
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan berusaha menghabiskan makanannya.
- Pantau berat badan klien setelah 2 hari sekali
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan berat badan sesuai usia kehamilan.
c. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada epigastrium yang berhubungan
dengan muntah yang berulang, peningkatan asam lambung.
Tujuan : Gangguan rasa nyaman nyeri dapat teratasi Kriteria hasil :
- Nyeri pada epigastrium berkurang
- Klien tidak terlihat meringis
- Skala nyeri 1
Intervensi :
- Kaji tingkat nyeri
Rasional : Untuk mengetahui tingkat nyeri ibu dan menentukan tindakan
selanjutnya.
- Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
Rasional : Untuk mengurangi tekanan pada gastrointestinal sehingga
mencegah muntah berulang.
- Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah dan sebelum makan Rasional :
Untuk menimbulkan rasa nyaman dan diharapkan mengurangi rasa mual dan
muntah.
- Alihkan perhatian ibu pada hal yang menyenangka
Rasional : Agar ibu bisa melupakan rasa nyeri akibat muntah yang berulang.
- Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung Rasional : Dapat
menambah ketenangan pada ibu.
- Kolaborasi dalam pemberian antiemetic dan sedative dengan dokter Rasional
: Obat antiemetic untuk mengurangi mual dan muntah dan sedative untuk
membuat ibu tenang sehingga nyeri dapat berkurang.
 
d. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang berhubungan dengan efek psikologis terhadap
kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Tujuan : pola pertahanan diri efektif Kriteria hasil :
- Menunjukkan koping yang efektif
- Menunjukkan minta terhadap aktifitas untuk mengisi waktu luang berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan
- Mengungkapkan secara verbal tentang rencana baik menerima atau mengubah keputusan
Intervensi :
- Bantu ibu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung terhadap kehamilan
Rasional : Untuk mengetahui reaksi ibu terhadap kehamilannya.
- Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian
Rasional : Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam mengatasi masalah.
- Diskusikan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi dan pemecahan masalah yang dapat
dilakukan
Rasional : Untuk mengetahui koping ibu dalam menghadapi masalahnya.
- Bantu ibu untuk memecahkanmasalahnnya, terutama yang berhubungan dengan kehamilan
Rasional : Dapat menemukan pola koping ibu yang efektif
- Dukung ibu dalam menemukan pemecahan masalah yang konstruktif
Rasional : Dapat menambah rasa percaya diri ibu dalam memberikan dukungan pada ibu
terhadap kehamilannya.
- Libatkan keluarga dalam kehamilan ibu
Rasional : Keluarga dapat diajak kerjasama dalam memberikan dukungan pada ibu terhadap
kehamilannya.
- Kolaborasi dengan psikiatri jika diperlukan
Rasional : Untuk mengetahui adanya kemungkinan faktor psikologis yang lebih berat sebagai
penyebab masalah.
e. Resiko injury pada janin berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah
dan makanan ke fetal (janin).
Tujuan : perkembangan janin tidak terganggu Kriteria hasil :
- Janin berkembang sesuai usia kehamilan
- Denyut jantung bayi dalam keadaan normal dan aktif
Intervensi :
- Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan
janin
Rasional : Agar ibu menyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin dan ibu sehingga
mengetahui kan kebutuhan nutrisinya.
- Periksa fundus uteri
Rasional : Tinggi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat
menjadi bahan penilaian akan nutrisi.
- Pantau denyut jantung janin
Rasional : Denyut jantung yang masih dalam keadaan normal dan aktif menandakan
janin masih dalam keadaan baik.
f. Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi berhubungan dengan
kurangnya interpretasi tentang informasi.
Tujuan : pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi meningkat
Kriteria hasil :
- Mengungkapkan kesadaran terhadap kondisi yang membuat klien beresiko
- Dapat menyebutkan kemungkinan tindakan pencegahan
- Berpartisipasi untuk mencapai kehamilan yang sehat
Intervensi :
- Evaluasi pengetahuan yang berhubungan dengan perubahan yang normal pada
kehamilan
Rasional : Dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggung jawab
individu terhadap kesehatan.
- Berikan infromasi yang berhubungan dengan situasi resiko tinggi Rasional :
Meningkatkan pemahaman akan dampak kehamilan pada proses penyakit.
- Pertahankan sikap terbuka
Rasional : Penerimaan penting untuk mengembangkan dan mempertahankan
hubungan
- Berikan bimbingan antisipasi
Rasional : Informasi mendorong penerimaan tanggung jawab dan meningkatkan
keinginan untuk melakukan perawatan diri.
 
g. Ansietas pada ibu berhubungan dengan resiko kematian pada janin.
Tujuan : ansietas dapat teratasi
Kriteria hasil :
- Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi ansietas
- Menggunakan sistem pendukung secara efektif
Intervensi :
- Kaji tingkat stress klien
Rasional : Klien dapat menjadi tergantung pada anggota keluarga lain yang dapat
mempengaruhi ansietasnya.
- Observasi tanda-tanda perubahan emosional
Rasional : Ansietas dapat ditransmisikan antar keluarga dan klien.
- Perhatikan tingkat ansietas klien
Rasional : Stress yang tidak dapat diatasi dapat mempengaruhi penyelesaian tugas-
tugas kehamilan.
- Berikan kehangatan secara emosional dan situasi mendukung Rasional :
Memudahkan perkembangan hubungan saling percaya.
h. Intoleransi aktifitas fisik berhubungan dengan kelemahan akibat nutrisi yang tidak
adekuat dan peningkatan kebutuhan energi pada kehamilan.
Tujuan : intoleransi aktifitas dapat teratasi
Kriteria hasil :
- Klien mampu melakukan aktifitas secara mandiri
- Klien tampak sehat dan segar
- Klien dapat beraktifitas seperti biasanya
Intervensi :
- Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas Rasional : Mengetahui
rentang energi klien dalam aktifitas fisik.
- Identifikasi aktifitas yang menghambat
Rasional : Mengetahui sumber yang menghambat aktifitas klien.
- Berikan dukungan pada klien dalam melakukan aktifitas
Rasional : Memotivasi klien agar dapat melakukan aktifitas secara bertahap.
- Ajarkan pengaturan aktifitas dan teknik manajemen waktu untuk mencegah
keletihan
Rasional : Memudahkan klien untuk terhindar dari rasa lelah dan dapat mengurangi
rasa mual.
Tindakan keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam situasi
yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keprawatan harus mendetail agar
semua tenaga keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan pelayanan
kepada ibu dan/atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang dipercayai dibawah
pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat. Bentuk implementasi keperawatan adalah
sebagai berikut :
- Bentuk perawatan dan pengkajian untuk mengidentifikasi masalah baru
- Pengajaran dan pendidikan kesehatan pada ibu dengan komplikasi kehamilan
Hiperemisis - Gravidarum
- Bentuk penatalaksanaan secara spesifik untuk memecahkan masalah kesehatan
- Membantu ibu seminimal mungkin dalam melakukan aktifitas sendiri.
Untuk klien dengan Hiperemisis Gravidarum, perawat harus memantau asupan dan keluaran
klien secara hati-hati selama berada di rumah sakit. Secara umum, asupan oral dibatasi; namun
setelah muntah berhenti, pemberian makan per oral diberikan. Sedikit makanan kering (roti
kering atau biskuit) dapat diberikan setiap jam, yang diselingi air dalam jumlah yang sedikit pula.
Apabila klien menrima pengganti cairan IV atau nutrisi parenteral, perawatan dan pemantauan
infus sangatlah penting dilakukan.
Lingkungan yang bersih merupakan faktor yang penting bagi klien. Tindakan menghilangkan
muntahan dari kamar klien dan penggunaan pengharum ruangan akan menurunkan bau tidak
sedap yang dapat mengganggu nafsu makan dan mengurangi keinginan untuk makan.
Dukungan psikologis yang paling efektif diberikan oleh perawat yang menunjukkan pemahaman
dan perilaku empatik. Sikap tenang dan tidak menghakimi akan mempermudah klien untuk
mengungkapkan konflik psikologis yang berkaitan.
Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman
kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan
adalah menilai hasill yang diharapkan terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk
mengetahui sejauh mana masalah ibu dapat teratasi. Disamping itu, perawat juga
melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika yang ditetapkan belum tercapai dan
proses keperawatan segera modifikasi.
Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
- Klien dapat menyebutkan efek hiperemisis gravidarum pada hasil akhir
perinatal dan terapi untuk mencegah komplikasi.
- Klien dapat memberikan respon terhadap nutrisi oral atau perifer dan
berhenti muntah.
- Klien dapat memperlihatkan kenaikan berat badan yang positif.
- Klien dapat mempertahankan integritas kulit.
Klien dapat menyatakan mekanisme koping yang positif.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai