Anda di halaman 1dari 5

TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL JANTUNG SEBELUM DAN SESUDAH

DIBERIKAN PENGATURAN POSISI FOWLER


Husein Arafat1, Parmilah2, Ratna Kurniawati3
Akademi Keperawatan Alkautsar Temanggung
Telp. (0293) 4961948/ E-mail : huseinarafat29@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang :Gagal jantung sering juga disebut dengan penyakit gagal jantung kongestif
merupakan penyakit yang diakibatkan karena ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer
& Bare, 2002). Menurut data World Health Association (WHO) hingga tahun 2008, kematian
utama karena penyakit jantung yaitu sebesar 12,2 % atau sekitar 7,2 juta kematian di seluruh
dunia (Farah, 2009). Tujuan:Untuk mengetahui perbedaan nilai saturasi oksigen dan tekanan
darah pada pasien gagal jantung sebelum dan sesudah diberikan pengaturan posisi fowler di
RSUD Kabupaten Temanggung.Metode :Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode pra eksperimental design, metode ini sering juga disebut dengan istilah
quasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain one group pra test-post tes
design.
Kata Kunci :Gagal jantung, saturasi okisgen, tekanan darah

Pendahuluan : Di Indonesia penyakit jantung dan nutrisi bagi jaringan tubuh maka
merupakan penyebab kematian nomer satu. akanmenimbulkan sensasi yang sangat
Menurut statistik, tahun 2000 terdapat 16,4% subyektif berupa nafas pendek, sulit, berat,
kematian akibat penyakit jantung, meningkat dan rasa tidak nyaman (Guyton & Hall,
menjadi 24,5% tahun 2003, angka kematian 2007).
gagal jantung pada tahun 2005 diperkirakan Untuk mengurangi sesak nafas dan
mencapai 53,5% per 100.000 penduduk, tahun menstabilkan tekanan darah, kepala tempat
2008 persentasenya meningkat bisa mencapai tidur pasien harus dinaikkan 20 sampai 30
30% melanda orang orang berusia produktif di cm (8-10 inci) atau pasien didudukkan di
kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, kursi. Pada posisi ini aliran balik vena ke
Surabaya dan sebagainya (Sani, 2008). Dan di jantung (preload) dan paru berkurang, dan
Jawa Tengah sendiri tepatnya di RSUD penekanan hepar ke diafragma menjadi
Kabupaten Temanggung, jumlah pasien dengan minimal (Smeltzer & Bare, 2002).Muttaqin
gagal jantung di ruang rawat jalan dan rawat (2012) mengatakan bahwa pasien dengan
inap 926 pasien dalam satu tahun. Tahun 2014 gagal jantung kongestif dapat berbaring
jumlah pasien gagal jantung 832 pasien. dengan posisi duduk untuk mengurangi
Pada penderita gagal jantung kongestif kesulitan bernafas dan mengurangi jumlah
akan terjadi gangguan yaitu menurunnya darah yang kembali ke jantung sehingga
kontraktilitas miokard, karena suplai oksigen dapat mengurangi kongestif paru. Pada
berkurang yang berakibat pada perubahan posisi ini aliran balik vena ke jantung
status hemodinamik. Jantung yang mengalami 1 (preload) dan paru berkurang.
ketidakmampuan untuk memompa darah
secara adekuat dalam memenuhi kebutuhan
oksigen
Metode : Pada bab ini akan dibahas tentang 3. Sampling
konsep penelitian, variable penelitian,
Teknik sampling yang digunakan pada
definisi operasional variable, jenis dan
penelitian ini adalah nonprobability dengan
rancangan penelitian, populasi dan sampel,
metode sampling jenuh yaitu teknik sampel
instrument penelitian, etika penelitian,
dengan menjadikan semua anggota populasi
pengumpulan data serta pengolahan data
menjadi sampel yang dalam penelitian ini
dan analisa data.
adalah pasien penyakit gagal jantung yang
Sebelum dilakukan intervensi kelompok dirawat di ruang perawatan non intensif RSUD
subyek berada pada posisi semi fowler, Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini
kemudian dilakukan tindakan pengukuran yang masuk dalam criteria inklusi dijadikan
saturasi oksigen dan tekanan darah dan sebagai sampel. Criteria inklusi adalah criteria
setelah dilakukan intervensi, pasien dibantu dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam
untuk alih posisi fowler. Lima belas menit sampel penelitian dan yang memenuhi syarat
kemudian dilakukan pengukuran saturasi sebagai sampel. Criteria eksklusi adalah criteria
oksigen dan tekanan darah kembali, dimana subyek penelitian tidak dapat mewakili
kemudian dibandingkan apakah ada sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai
perbedaan antara sebelum dan sesudah sampel (Alimul, 2003).
dilakukan intervensi.
Instrumen dan Cara Pengumpulan Data.
Populasi, Sampel, dan Sampling
1. Instrumen.
1. Populasi Jenis instrument pada penelitian ini yang
Populasi merupakan seluruh subyek atau digunakan adalah dengan menggunakan
objek dengan karakteristik tertentu yang pengukuran Bio-Fisiologis yaitu berorientasi
akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek pada tindakan yang dilakukan untuk dimensi
yang dipelajari saja tetapi seluruh fisiologis yang dispesifikasikan tanpa
karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek pengambilan specimen atau bahan dari tubuh,
atau objek tersebut (Aziz Alimul, 2003). dengan cara observasi proses fisiologis tubuh
yang dinamakan In-vivo, yaitu dengan
Dalam penelitian ini populasi yang diambil pengukuran saturasi oksigen dan tekanan darah
adalah pasien gagal jantung (gagal jantung pada posisi semi fowler dan posisi fowler
kiri, gagal jantung kanan dan gagal jantung (Nursalam, 2003).
kongestif) yang dirawat di ruang non
intensif RSUD Kabupaten Temanggung. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pulse oximetry digital dan tensimeter untuk
2. Sampel mengukur saturasi oksigen dan tekanan darah
Sampel merupakan bagian populasi yang dari sampel yang akan diteliti
akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Aziz Alimul, 2003). Sampel dalam
penelitian ini adalah pasien gagal jantung
(gagal jantung kanan, gagal jantung kiri dan
gagal jantung kongestif) yang dirawat di
ruang non intensif RSUD Kabupaten
Temanggung. Yang masuk kriteria inklusi
dan eksklusi dijadikan sampel.

2
HASIL
Pada BAB ini diuraikan tentang hasil
penelitian yang telah dilakukan di RSUD
Kabupaten Temanggung. Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2014
smapai dengan 24 Januari 2015. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan nilai saturasi oksigen dan tekanan
darah pada pasien gagal jantung sebelum dan
sesudah diberikan posisi fowler. Hasil
penelitian yang disajikan mencakup
karakteristik responden yang terdiri dari jenis
kelamin dan umur, serta perbedaan nilai
saturasi oksigen dan tekanan darah pada
pasien gagal jantung sebelum dan sesudah
diberikan posisi fowler di RSUD Kabupaten
Temanggung.

Tabel 4.1
Karakteristik responden menurut jenis kelamin dan umur pada pasien gagal jantung .

Karakteristik Frekuensi (n) Presentase


Jenis Kelamin

Laki laki 12 60

Perempuan 8 40

Dari rincian tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa


terdapat 20 responden yang terdiri dari responden
laki-laki sebanyak 12 responden (60%) sedangkan
perempuan 8 responden (40%), denganlebih usia dari
40 tahun sebanyak 17 responden (85%),
kemudianusia kurang dari 40 tahun sebanyak 3
responden (15%). Semua responden mengalami
perubahan nilai saturasi oksigen.
Umur

<40 tahun 3 15

<40 tahun 17 85

3
Pembahasan : Pada BAB ini dibahas dan mereka mempunyai serangan
mengenai karakteristik sampel dan hasil lebih awal dalam kehidupannya. Hal ini
penelitian tentang perbedaan nilai saturasi juga didukung penelitian yang dilakukan
oksigen dan tekanan darah pada pasien gagal oleh Brostrom (2001) dalam sampel
jantung sebelum dan sesudah diberikan posisi penelitiannya yang berjumlah 20, yang
fowler di RSUD Kabupaten Temanggung menderita gagal jantung 13 respndennya
pada tanggal 8 Juli 2017 sampai dengan 24 adalah laki-laki sedangkan sisanya adalah
Juli 2017. perempuan.
1. Karakteristik sampel Pada faktor lain yang menyebabkan
penyakit gagal jantung adalah usia.
Berdasarkan analisa data terhadap 20
Sebagian besar penderita penyakit jantung
responden yang memenuhi kriteria inklusi,
koroner dimana dalam sebuah penelitian
dapat diketahui bahwa jumlah responden
dari 200 orang yang berumur 40 tahun, 80%
laki laki adalah 12 responden (60%) dan
diantaranya kurang melakukan olahraga
perempuan 8 responden (40%), dengan usia
secara rutin dan kurang mengkonsumsi
terbanyak 31-50 tahun sebanyak 12
makanan tinggi serat hal ini akan
responden (60%), kemudian usia 51-65
menyebabkan jantung jarang digunakan
tahun sebanyak 7 responden (35%) dan
secara aktif dan bekerja kurang maksimal
umur 20-30 tahun sebanyak 1 responden
sehingga menyebabkan kerusakan otot
(5%).
jantung sedangkan mereka yang berusia
Hal yang mempengaruhi terjadinya penyakit kurang dari 40 tahun yang terkena penyakit
gagal jantung kongestif diantaranya jenis gagal jantung kongestif sebagian besar
kelamin. Berbagai studi yang mengadakan adalah perokok (Vera Farah, 2009). Hasil
penelitian pengaruh jenis kelamin terhadap studi literatur menunjukkan bahwa usia
terjadinya penyakit gagal jantung kongestif memegang peranan terjadinya gagal
diantaranya studi dari Stockholm jantung, hal ini dikarenakan pada usia tua
University’s Stress Research Institute di fungsi jantung sudah mengalami penurunan.
Swedia melaporkan, laki laki yang terus- Salah satu penyebab terjadinya gagal
terusan gagal mengekspresikan jantung yang terjadi pada usia tua adalah
kekecewaaan mereka saat mengalami karena hipertensi. Dengan hipertensi akan
konflik dengan teman sekerja atau atasan memacu jantung untuk bekerja lebih giat,
mereka beresiko 3 kali lipat lebih besar bahkan melebihi kapasitas kerjanya (Ghani,
mengalami serangan jantung sedangkan 2008).
studi studi sebelumnya menunjukkan bahwa
2. Perbedaan nilai saturasi
perempuan menggunakan cara yang berbeda
oksigen sebelum dan sesudah diberikan
dalam menangai stres. Secara umum
posisi fowler.
perempuan bisa mengatasi stress dengan
cara yang lebih baik dibandingkan laki- Dari hasil penelitian tentang
laki.Perempuan lebih nyaman bersosialisasi perbedaan nilai saturasi oksigen dan
dibandingkan laki-laki. Perempuan lebih tekanan darah pada pasien gagal jantung
banyak bicara sedangkan laki-laki sebelum dan sesudah diberikan posisi
cenderung menyimpan kemarahan dan fowler di RSUD Kabupaten Temanggung
kekesalan mereka sendiri (Kick Andy, dengan menggunakan uji Wilcoxon
2009). Vera Farah (2009) mengatakan laki- Testdidapatkan nilai p 0,000 (<0,05) dan Z
laki lebih banyak yang merokok dan minum (-3.956a) yang berarti bahwa ada perbedaan
alkohol dibanding perempuan, hal ini juga yang signifikan terhadap nilai saturasi
menjadi pencetus terjadinya gagal oksigen pada pasien gagal jantung sebelum
jantungkongestif. Jumlah laki-laki yang dan sesudah diberikan posisi fowler di
menderita penyakit jantung sesuai dengan RSUD Kabupaten Temanggung.
American Heart Association (2008), 4
mengatakan bahwa laki-laki mempunyai
resiko lebih besar untuk serangan jantung
dibandingkan dengan perempuan,
Hal ini sesuai dengan teori bahwa Keterbatasan Penelitian
posisi fowler adalah posisi yang efektif
Berkaitan dengan penelitian yang telah
dalam meningkatkan oksigenasi yaitu
dilaksanakan, pada akhir bab ini perlu
saturasi oksigen karena posisi demikian
disampaikan hal-hal yang menyangkut
mampu lebih meningkatkan pengembangan
tentang keterbatasan atau kekurangan
paru sehingga proses ventilasi adekuat
penelitian antara lain :
(Long B. C, 2000).
1. Penelitian ini hanya dilakukan satu
Pada kegagalan jantung, kandungan
group intervensi tanpa menggunakan group
oksigen dalam darah berkurang karena
kontrol sehingga hasilnya tidak sebaik jika
oksigen dalam darah lewat paru paru tidak
menggunakan group kontrol.Tidak
efektif dengan adanya kongestif. Pada gagal
terdapatnya kelompok kontrol sehingga
jantung, pasien lebih nyaman dan bisa
tidak dapat mengendalikan adanya variabel-
beristirahat dengan baik bila diberi oksigen,
variabel. Ketika terdapat group kontrol
sebab dapat mengurangi dipsnea dan
maka hasil dari penelitian dapat
kelelahan. Dipsnea juga dapat berkurang
disimpulkan seberapa pengaruh intervensi
bila pasien berada dalam sikap atau posisi
tersebut terhadap variabel yang akan diteliti.
semi fowler atau fowler, posisi demikian
memaksimalkan oksigenasi dengan 2. Penelitian ini mengambil semua
memungkinkan pengembangan paru paru pasien gagal jantung tanpa melihat
lebih besar sehingga oksigenasi dapat klasifikasi NYHA I-IV, sehingga hasilnya
maksimal dan saturasi oksigen meningkat. kurang spesifik jika dibedakan dengan
Posisi fowler atau posisi setengah duduk penelitian yang mengklasifikasikan di setiap
adalah posisi di tempat tidur dengan kepala klasifikasi NYHA. Dengan membedakan
dan tubuh ditinggikan dan lutut dapat fleksi pengaruh posisi fowler di setiap kriteria
atau tidak fleksi. Posisi fowler adalah posisi NYHA maka akan diketahui di kriteria
yang dipilih oleh orang yangmengalami mana pengaruh posisi fowler ini sangat
kesulitan bernafas dan beberapa orang bermanfaat untuk peningkatan saturasi
dengan masalah jantung. Gravitasi juga oksigen.
akan menarik diafragma ke bawah sehingga
ekspansi paru lebih baik saat klien berada
pada posisi semi fowler atau fowler tinggi
(Kozier & Erb, 2009).

Anda mungkin juga menyukai