Anda di halaman 1dari 17

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN PASIEN DENGAN PENYAKIT
JANTUNG KORONER DI RUANG ICCU
RSUD DR. SOEDARSO
PONTIANAK

DIAN LESTARI
I31111026

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN
DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG ICCU RSUD DR.
SOEDARSO PONTIANAK

The Effect Of Murottal Therapy To The Level Of Anxiety Patients With Coronary
Heart Disease (CHD) In ICCU RSUD Dr. Soedarso Pontianak

Oleh :
Dian Lestari*
Adriana**
Suhaimi Fauzan***

Abstrak
Latar Belakang: Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kondisi yang dihasilkan dari penumpukan plak
dalam dinding arteri koroner yang memasok oksigen dan nutrisi ke otot jantung. Kecemasan yang dialami oleh
penderita penyakit jantung dapat menyebabkan spasme pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan infark
miokard yang disebut dengan serangan jantung dan akan mempengaruhi penyembuhan.Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi murottal terhadap tingkat kecemasan pasien dengan
PJK.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperiment, dengan desain pretest dan posttest.
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan penyakit jantung koroner di ruang ICCU RSUD dr. Soedarso
Pontianak. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengambilan data dengan
cara observasi dan menggunakan instrument Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSRAS). Analisa data dengan
menggunakan uji t-dependent (paired sample t test).Hasil: Hasil pengkajian sebelum diberikan terapi sebagian
besar pasien mengalami kecemasan sedang. Uji beda tingkat kecemasan pasien sebelum dan sesudah diberikan
terapi murottal diperoleh nilai thitung sebesar 9,812 (p = 0,000 ≤ 0,05) sehingga H 0 ditolak. Kesimpulan: Ada
pengaruh terapi murottal terhadap tingkat kecemasan pasien dengan penyakit jantung koroner di ruang ICCU
RSUD dr. Soedarso Pontianak.

Kata kunci: Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kecemasan, Terapi Murottal


*Nursing Student at Faculty of Medicine of Tanjungpura University, Pontianak
**1st Thesis Supervisor, Head of Basic Service and Referrals, Health Departement of West Borneo Province
***2nd Thesis Supervisor, Nursing lecturer in Faculty of Medicine of Tanjungpura University, Pontianak

Abstract
Background: Coronary heart disease (CHD) is the condition resulting from accumulation of plaque in the wall
of the coronary artery in supply oxygen and nutrients to the heart muscle. Anxiety experienced by patients with
heart disease can cause spasm of blood vessels that can cause a myocardial infarction called with heart attack
and will affect the healing. Purpose: The purpose of this research is to know if there was murottal therapy
giving effect on the level of anxiety patients with CHD. Method : This research is a research Quasi
Eksperimennt, type of pretest and posttest design. The sample in this study is patients with coronary heart
disease in the ICCU RSUD dr. Soedarso Pontianak. The sample collection technique using purposive of
sampling. The technique of using data by means of observations and instrument Zung Self Rating Anxiety Scale
(ZSRAS). Data available for analysis by the use of test t-dependent (paired sample t test). Result: The study
provided therapy before the majority of patients is experiencing anxiety. The difference test before and after the
level of anxiety patients given murottal therapy obtained the t value of 9,812 (p = 0,000 ≤ 0.05 ) so that it H0
rejected. Conclusion: There is the effect of therapy murottal to the level of anxiety patients with coronary heart
disease in the ICCU RSUD dr. Soedarso Pontianak.

Keywords : Coronary Heart Disease (CHD), Anxiety, Murottal Therapy


*Mahasiswi Prodi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak
**Pembimbing 1 Skripsi, Kepala Seksi Pelayanan Dasar dan Rujukan, Dinas Kesehatan Provinsi Kal-Bar
***Pembimbing 2 Skripsi, Dosen Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura, Pontianak
PENDAHULUAN Mekanisme yang menyebabkan kecemasan
Penyakit jantung koroner merupakan jenis meningkatkan resiko penyakit jantung koroner
penyakit yang banyak menyerang penduduk yang fatal termasuk hiperventilasi yang terjadi
Indonesia. Penyakit jantung koroner ini terjadi selama serangan akut yang dapat menyebabkan
akibat penyempitan di dinding arteri koroner spasme koroner dan dapat menyebabkan kegagalan
karena adanya endapan lemak dan kolesterol ventrikel sehingga dapat menyebabkan aritmia
sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung (Szirmai, 2011).
menjadi terganggu (Kasron, 2012) Penyakit jantung Banyak cara yang digunakan untuk
koroner merupakan penyempitan pembuluh darah mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh pasien
kecil yang memasok darah dan oksigen ke jantung. dirumah sakit, diantaranya terapi medikamentosa
Hal ini disebabkan oleh pembentukan plak dan terapi komplementer. Banyak jenis terapi
didinding arteri, dikenal pula sebagai pengerasan komplementer yang saat ini dikembangkan dengan
arteri (Gleneagles Hospital and Medical Center of tujuan untuk merelaksasikan pasien. Terapi
Singapore, 2010). komplementer yang saat ini sedang mulai
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah digunakan adalah jenis terapi Religi.
penyakit yang sangat ditakuti oleh masyarakat Menurut Hebert Benson, seorang dokter di
karena menyebabkan banyak kematian, hal ini yang Harvard Medical School menyimpulkan bahwa
menyebabkan masyarakat secara berlebihan ketika seseorang terlibat secara mendalam dengan
mencari cara untuk mencegah atau mengobati doa yang diulang-ulang (repetitive prayer) ternyata
penyakit ini (Kabo, 2008). Disamping dengan akan membawa berbagai perubahan fisiologis,
fungsinya yang sangat penting kerja jantung juga antara lain berkurangnya kecepatan detak jantung,
sangat terkait dengan keadaan emosional menurunnya kecepatan napas, menurunnya tekanan
seseorang, karena jantung dianggap sebagai tempat darah, melambatnya gelombang otak dan
berpangkalnya emosi (the seat of emotion). pengurangan menyeluruh kecepatan metabolisme.
Kecemasan merupakan hal yang lazim dirasakan Kondisi ini disebut sebagai respon relaksasi
oleh penderita penyakit jantung karena seringnya (relaxation response) (Subandi, 2013). Seni
mendengar berita bahwa penyakit jantung sangat melagukan ayat-ayat suci Al-Quran merupakan hal
sulit disembuhkan dan berakhir dengan kematian yang sering didengar saat ini, diantaranya biasa
(Soeharto, 2008). dikenal dengan Murottal.
Menurut Atkinson (dalam Yanti, Erlamsyah, Terapi murottal bekerja pada otak, dimana
& Zikra, 2013) kecemasan merupakan perasaan ketika didorong dengan rangsangan dari luar (terapi
tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah- Al-Quran) maka otak memproduksi zat kimia yang
istilah seperti kekhwatiran, keprihatinan, dan rasa disebut neuropeptide. Molekul-molekul ini
takut yang kadang-kadang dialami dalam tingkatan mengangkut reseptor-reseptor mereka yang ada
yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan respon didalam tubuh sehingga tubuh memberi umpan
individu terhadap keadaan yang tidak balik berupa rasa nyaman. Bacaan AlQuran secara
menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk murottal mempunyai efek relaksasi dan dapat
hidup dalam kehidupan sehari-hari (Harsepuny, menurunkan kecemasan apabila didengarkan dalam
2012). tempo murottal berada antara 60-70 menit secara
konstan, tidak ada perubahan irama yang
mendadak, dan dalam nada yang lembut HASIL PENELITIAN
(Widayarti, 2011). Berdasarkan penelitian yang Distribusi Karakteristik Responden
dilakukan oleh Faradisi (2012) terapi murottal Tabel 1 Distribusi karakteristik responden
terbukti lebih efektif menurunkan kecemasan Jenis Kelamin n (%)
dibandingkan dengan terapi musik lainnya. Laki-laki 9 51,4 %
Perempuan 7 48,6 %
Peneliti memilih RSUD dr. Soedarso Total 16 100 %
Pontianak dikarenakan terdapat kasus yang sesuai
Usia n (%)
dengan kriteria penelitian. Pada penelitian ini Dewasa awal (26-35) 1 6,3 %
dilakukan pengkajian berupa gejala-gejala Dewasa akhir (36-45) 0 0%
Lansia awal (46-55) 5 31,3 %
fisiologis maupun psikologis yang termasuk dalam Lansia akhir (56-65) 7 43,8 %
kriteria kecemasan. Manula (lebih dari 65) 3 18,8 %
Total 16 100 %
METODE
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan Tingkat Kecemasan Pretest n (%)
Kecemasan ringan 0 0%
menggunakan desain penelitian tempattanpa ada Kecemasan sedang 12 75 %
kelompok kontrol. Pada desain One Group Pretest Kecemasan berat 4 25 %
Panik 0 0%
Posttest ini dilakukan observasi pertama (pretest) Total 16 100 %
terlebih dahulu sebelum dilakukan intervensi.
Tingkat Kecemasan Posttest n (%)
Setelah itu diberikan intervensi, lalu dilakukan
Kecemasan ringan 13 81,3 %
kembali posttest atau observasi akhir Kecemasan sedang 3 18,8 %
Kecemasan berat 0 0%
(Notoatmodjo, 2012).
Panik 0 0%
Instrumen dalam penelitian ini Total 16 100%
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas
menggunakan Zung Self Rating Anxiety Scale
dapat dilihat bahwa jumlah responden terbanyak
(ZSRAS) yang membagi skor kecemasan menjadi
adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 9
empat tingkatan yaitu skor 20-34 tingkat
orang (51,4%). Sedangkan jumlah responden
kecemasan ringan, skor 35-49 tingkat kecemasan
perempuan berjumlah 7 orang (48,6%). Rentang
sedang, skor 50-64 tingkat kecemasan berat, dan
usia responden dalam penelitian ini adalah antara
skor 65-80 panik. Untuk mendukung jalannya
usia dewasa awal (26 tahun- 35 tahun) hingga usia
penelitian, peneliti menggunakan MP3 Player yang
manula (lebih dari 65 tahun). Jumlah responden
berisikan Murottal Surah Ar-Rahman dan
terbanyak adalah usia lansia akhir yaitu sebanyak 7
Earphone serta menggunakan lembar observasi
orang (43,8%) dan paling sedikit adalah usia
pengukuran heart rate, respiratory rate, dan blood
dewasa awal sebanyak 1 orang (6,3%). Sebanyak
presure untuk mendukung hasil penelitian.
12 orang pasien (75%) memiliki tingkat kecemasan
Pengelolahan dan analisa data menggunakan
sedang sebelum diberikan terapi murottal dan
analisa statistik komputer. Setelah data terkumpul
terdapat sebanyak 4 orang pasien (25%) memiliki
kemudian dilakukan pengelolaan data dengan Uji T
tingkat kecemasan yang berat sebelum diberikan
berpasangan (Paired Sample T-Test)
terapi murottal. Setelah dilakukan terapi murottal
didapatkan sebanyak 13 orang pasien (81,3%)
memiliki tingkat kecemasan ringan setelah
diberikan terapi murottal dan terdapat sebanyak 3
orang pasien (18.8%) memiliki tingkat kecemasan ada hubungan antara umur dan kematian akibat
yang sedang setelah diberikan terapi murottal. penyakit jantung koroner. Sebagian besar kasus
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan terjadi pada laki-laki berusia 35-44 tahun dan
bahwa responden dalam penelitian ini terdapat resiko akan lebih meningkat seiring dengan
lebih banyak berjenis kelamin laki-laki 51,4% bertambahnya usia. Kadar kolesterol pada laki-laki
sedangkan responden berjenis kelamin perempuan dan perempuan meningkat pada usia 20 tahun. Pada
sebanyak 48,6%. Hal ini sesuai dengan penelitian laki-laki kolesterol meningkat hingga usia 50
yang dilakukan oleh Islamee (2008) menyatakan tahun. Pada perempuan yang belum menopause
laki-laki mempunyai risiko lebih tinggi untuk (usia 45-50) kadar kolesterol lebih rendah daripada
menderita penyakit karsiovaskular lebih awal. laki-laki. Setelah menopause kadar kolesterol
Laki-laki juga mempunyai risiko lebih besar meningkat menjadi lebih tinggi daripada laki-laki
terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskular Pada perempuan yang sudah menopause
(Islamee, 2008). kadar esterogen dalam tubuhnya menurun sehingga
Penelitian Whiteball Civil Servant pads 18- resiko terkena penyakit jantung koroner sebanding
240 laki-laki antara usia 40-64 tahun memiliki dengan laki-laki. Hormon esterogen dapat
hubungan antara miokard iskemik, faktor resiko melindungi perempuan dari resiko terkena penyakit
dan kemtian akibat PJK. Faktor resiko PJK yang jantung koroner dan stroke. Dokter Amiliana
utama adalah : Hipertensi, Hiperkolesterolemia, Mardiani Soesanto, SpJp mengatakan hormon
dan merokok. Merokok memiliki efek seterogen dapat melebarkan pembuluh darah,
menyebabkan beban miokard bertambah karena sehingga menurunkan risiko terkena penyakit
rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya jantung koroner dan stroke. Hal inilah yang
konsumsi O2 akibat inhalasi CO sehingga dapat kemudian menyebabkan perempuan yang sudah
menyebabkan takikardi, vasokonstriksi pembuluh menopause memiliki resiko lebih tinggi terkena
darah, merubah permeabilitas dinding pembuluh penyakit jantung koroner daripada perempuan yang
darah dan merubah 5-10% Hb menjadi carboksi – belum menopause (Wika; Islamee, 2008).
Hb (Farmigham; Djohan, 2004). Kecemasan Pasien dengan Penyakit Jantung
Kategori usia responden dalam penelitian ini Koroner (PJK) di Ruang ICCU RSUD dr.
berada antara usia dewasa muda (26-35 tahun) Soedarso Pontianak sebelum dilakukan terapi
hingga manula (lebih dari 65 tahun). Dan terdapat murottal (Pretest)
lebih banyak yang berada pada kategori usia lansia Berdasarkan hasil pengukuran yang telah
akhir yaitu sekitar usia 56 tahun hingga 65 tahun dilakukan oleh peneliti terhadap 16 responden
yaitu sebanyak 43,8% dari total jumlah responden. dengan menggunakan instrumen Zung Self Rating
Kebanyakan responden merupakan pasien Anxiety Scale (ZSRAS) sebelum dilakukan terapi
berulang yang pernah dirawat di rumah sakit yang murottal didapatkan sebanyak 12 orang pasien
sama maupun tidak sama sebelumnya. Mayoritas memiliki tingkat kecemasan yang sedang dan 4
dari mereka telah mengalami penyakit jantung orang memiliki tingkat kecemasan yang berat.
koroner salama 5 tahun, walaupun ada beberapa Dapat disimpulkan bahwa 75% responden dalam
responden yang baru mengetahui bahwa dirinya penelitian ini memiliki tingkat kecemasan yang
menderita penyakit jantung koroner. Hal ini sesuai sedang. Saat ditemui hampir keseluruhan
dengan yang diungkapkan kasron (2012) bahwa responden mengalami tanda-tanda kecemasan yang
jelas seperti sulit tidur dimalam maupun siang hari, Menurut Atkinson (2010) Kumpulan gejala
kedua tangan dan kaki bergetar, merasakan panas berat yang berhubungan dengan kecemasan
meskipun ruangan dalam keadaan dingin, dan (gangguan stress pasca traumatik) akan
terkadang mengalami sulit bernafas. Hal ini sesuai menimbulkan rangsangan kronik yang dapat
dengan yang dikatakan oleh Professional berperan dalam timbulnya penyakit jantung
Association for Physical Activity Swedia pada koroner. Penyakit jantung koroner terjadi jika
tahun 2010 menerangkan bahwa seseorang yang pembuluh darah yang mengaliri darah otot-otot
menderita gangguan kecemasan memiliki gejala jantung mengalami penyempitan atau tertutup (oleh
psikologis seperti mengalami palpitasi (jantung penumpukan bertahap substansi lemak yang keras
berdebar keras), peningkatan denyut jantung, yang dinamakan plak). Sehingga menghambat
berkeringat dan perasaan sulit bernapas. Namun pengiriman oksigen dan zat makanan ke jantung.
pada penderita penyakit jantung koroner tidak Hal ini dapat menyebabkan nyeri yang disebut
terjadi peningkatan denyut jantung dikarenakan angina pectoris yang menjalar ke dada dan lengan.
adanya plak-plak lemak pada pembuluh koroner Jika oksigen ke jantung terhambat sepenuhnya, hal
(aterosklerosis). ini dapat menyebabkan infark miokardium atau
Hasil penelitian ini juga didukung dengan biasa dikenal dengan serangan jantung.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Chitale (dalam Mekanisme yang menyebabkan kecemasan
Cahyono 2011) menyebutkan bahwa 24-31% meningkatkan resiko penyakit jantung koroner
pasien penderita penyakit jantung koroner juga yang fatal termasuk hiperventilasi yang terjadi
mengalami gangguan kecemasan. Setelah selama serangan akut yang dapat menyebabkan
melakukan penelitian yang melibatkan 1.015 pasien spasme koroner dan dapat menyebabkan kegagalan
dengan penyakit jantung koroner stabil dan diikuti ventrikel sehingga dapat menyebabkan aritmia
selama 5-6 tahun untuk mengetahui bagaimana (Szirmai, 2011). Sedangkan kecemasan erat
hubungan antara kecemasan, resiko serangan kaitannya dengan peningkatan kolesterol darah,
jantung dan kematian. Disimpulkan bahwa para penelitian yang dilakukan Pooradl, dkk (2013)
pasien yang mengalami kecemasan 65% lebih menjelaskan bahwa hiperaktifitas sistem
sering mengalami serangan jantung ulang dan nonandrogenik dapat menyebabkan peningkatan
meninggal dibandingkan mereka yang tidak kadar kolesterol pada individu dengan kecemasan
mengalami kecemasan. yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu
Kecemasan merupakan salah satu bentuk yang memiliki tingkat kecemasan lebih rendah,
emosi yang menyebabkan ketegangan jiwa dan bila dengan kadar kolesterol yang tinggi dan
hal ini tidak tersalurkan dengan baik, emosi yang peningkatan sistem nonandrogenik dapat
tertekan akan mencetuskan akibat-akibat yang menyebabkan individu memiliki resiko yang lebih
negatif, yang berhubungan dengan berbagai sistem besar untuk terkena penyakit kardiovaskular.
organ tubuh. Bila yang terkena adalah jantung, Kecemasan Pasien dengan Penyakit Jantung
dampaknya akan meluas. Karena itu kecemasan Koroner (PJK) di Ruang ICCU RSUD dr.
dan ketegangan berpengaruh terhadap sistem Soedarso Pontianak setelah dilakukan terapi
kardiovaskular yang dapat tercermin pada detak murottal (Posttest)
jantung yang berdebar-debar dan sesak nafas Setelah dilakukan terapi murottal surah Ar-
(Soeharto, 2008). Rahman yang berdurasi 11 menit 59 detik yang
diulangi sebanyak 2 kali pengulangan selama 3 hari yakni memiliki irama yang indah dan juga secara
berturut-turut yang dilakukan pada pagi hari, dan psikologis dapat memotivasi dan memberikan
dilakukan pengukuran kembali dengan instrumen dorongan semangat seseorang untuk menghadapi
penelitian yang sama yaitu Zung Self Rating problem yang sedang dihadapinya (Faradisi, 2012).
Anxiety Scale (ZSRAS) dan didapatkan bahwa Lantunan ayat suci Al-Quran menciptakan
sebanyak 13 orang pasien memiliki tingkat sekelompok frekuensi yang mencapai telinga
kecemasan yang ringan dan hanya sebanyak 3 kemudian bergerak ke sel-sel otak dan
orang memiliki tingkat kecemasan yang sedang mempengaruhinya melalui medan-medan
serta hampir seluruh pasien yang menjadi elektromagnetik frekuensi ini yang dihasilkan
responden dalam penelitian ini mengalami dalam sel-sel ini. Sel-sel itu akan merespon medan-
penurunan skor Zung Self Rating Anxiety Scale medan tersebut dan memodifikasi getaran-
(ZSRAS). Saat diberikan intervensi, responden getarannya. Perubahan pada getaran inilah yang
merasakan tenang bahkan diantaranya ada yang mampu membuat otak menjadi rileks dan tenang.
menangis saat dilakukan intervensi. Responden Maimunah dan Retnowati (2011)
merasakan tenang dan menyadari bahwa kesakitan mengungkapkan kecemasan merupakan suatu
merupakan nikmat dari Allah SWT, kesakitan perasaan subjektif yang samar-samar. Kecemasan
bukan hanya merupakan ujian Tuhan melainkan merupakan campuran beberapa emosi tidak
teguran terhadap kelalaiannya yang tidak menyenangkan yang didominasi oleh ketakutan,
mementingkan kesehatan selama dalam keadaan kekhawatiran, dan gelisah yang tidak terkendali
sehat. Sehingga pada hari terakhir dilakukannya terhadap kondisi mengancam yang tidak jelas
intervensi responden menyatakan sikap optimis dimasa depan. Salah satu intervensi yang dapat
terhadap kesehatannya. Hasil dari penelitian ini digunakan adalah teknik relaksasi untuk membuat
sesuai dengan hasil penelitian medis terbaru yang dirinya merasa nyaman dan kecemasan yang
dituliskan oleh Alkaheel (2013) memastikan akan dialaminya dapat berkurang.
pentingnya optimisme dan berita gembira, dan Lantunan ayat suci Al-Quran mengandung
memperingatkan bahaya pesimisme, terutama unsur suara manusia. Suara manusia memiliki
terhadap pasien jantung. Sebuah penelitian di dering khusus yang membuatnya menjadi alat
Amerika menyatakan bahwa seseorang yang pengobatan yang paling kuat (Fabien; AlKaheel
berjiwa pesimis dapat membinasakan dirinya, 2013). Menurut Oriordan (dalam Faradisi 2012)
terutama bagi seorang yang mengidap penyakit terapi murottal memberikan dampak psikologis
jantung. Dalam penelitian menunjukkan adanya kearah positif, hal ini dikarenakan ketika murottal
tingkat kerentanan bagi penyakit jantung yang diperdengarkan dan sampai ke otak, maka murottal
berakibat pada kematian, terutama pada saat terjadi ini akan diterjemahkan oleh otak. MacGrego
sikap pesimis yang memberikan pengaruh pada (dalam Faradisi 2012) mengungkapkan bahwa
kondisi kesehatan jantungnya. Terapi murottal dengan terapi murottal maka kualitas kesadaran
memiliki aspek yang sangat diperlukan dalam seseorang terhadap Tuhan akan meningkat, baik
mengatasi kecemasan, murottal memiliki orang tersebut tahu arti Al-Quran maupun tidak.
kemampuan untuk membentuk suatu koping baru Dalam hal ini kesadaran akan meningkatkan
untuk mengatasi kecemasan. Sehingga secara garis kepasrahan seseorang akan kuasa Allah SWT,
besar terapi murottal memiliki dua poin penting, dalam keadaan ini otak berada pada gelombang
alpha, merupakan gelombang otak pada frekuensi dilakukan terapi murottal 100% pasien mengalami
7-14 Hz, merupakan keadaan energi otak yang penurunan skor dari pretest ke posttest.
optimal yang dapat menurunkan hingga Berdasarkan hasil uji T berpasangan juga
menghilangkan stress. Dalam keadaan otak yang didapatkan bahwa nilai p = 0,000 ≤ 0,05 maka
tenang seseorang dapat berpikir dengan jernih dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
dapat membentuk koping atau harapan yang positif signifikan antara skor kecemasan sebelum dan skor
akan dirinya. kecemasan sesudah dilakukan terapi murottal yang
Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Tingkat berarti bahwa Ha diterima yaitu ada pengaruh terapi
Kecemasan Pasien dengan Penyakit Jantung murottal terhadap tingkat kecemasan pasien di
Koroner di Ruang ICCU RSUD dr. Soedarso ruang ICCU RSUD dr. Soedarso Pontianak.
Pontianak Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori
Tabel 2 Uji Normalitas skor sebelum dan sesudah yang diungkapkan oleh Remolda (dalam Faradisi
dilakukan terapi murottal
2012) bahwa terapi religi dapat mempercepat
Shapiro-Wilk
P penyembuhan, hal ini telah dibuktikan oleh
Skor kecemasan sebelum 0,281 berbagai ahli seperti yang dilakukan Ahmad al
terapi murottal
Skor kecemasan setelah 0,466 Kahdi, direktur utama Islamic Medicine Institute
terapi murottal for Education and Research di Florida, Amerika
Berdasarkan tabel 2 diatas didapatkan
Serikat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil
bahwa distribusi data dalam penelitian ini adalah
positif bahwa mendengarkan ayat suci Al-Quran
normal sehingga uji statistik yang digunakan adalah
memiliki pengaruh yang signifikan dalam
uji T berpasangan. Hasil dari uji T berpasangan
menurunkan ketegangan urat saraf reflektif dan
dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan
Variabel M Std. Dev P
Kecemasan 43,50 6,282 0,000 Sebelum kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer.
Komponen gelombang otak pada stimulan
Kecemasan 31,13 4,334
Sesudah musik terapi dan stimulan Al-Quran mempunyai
Dari penelitian ini maka terlihat bahwa ada kesamaan yaitu didominasi oleh gelombang delta.
pengaruh terapi murottal terhadap tingkat Kenaikan gelombang otak untuk kedua stimulan
kecemasan pasien dengan penyakit jantung koroner tersebut juga menaikan gelombang delta,
yang terlihat dari penurunan skor rata-rata sebelum komponen gelombang otak untuk stimulan musik
dan sesudah dilakukan terapi murottal serta terapi pada otak rata-rata didominasi oleh
penurunan jumlah pasien dengan kecemasan gelombang delta. Adanya gelombang delta
sedang setelah diberikan terapi murottal. mengindikasikan bahwa kondisi otak dalam
Berdasarkan hasil pretest dengan Zung Self Rating keadaan yang rileks. stimulan seperti ini sering
Anxiety Scale (ZSRAS) didapatkan bahwa 75% memunculkan gelombang delta pada daerah frontal
pasien memiliki tingkat kecemasan sedang dan dan central baik sebelah kanan maupun sebelah kiri
menurun menjadi 18,75% pasien yang memiliki otak. Adapun fungsi bagian frontal otak yaitu
tingkat kecemasan sedang serta tingkat kecemasan sebagai pusat intelektual umum dan pengontrol
pasien menjadi ringan sebanyak 81,25% dari emosi, sedangkan fungsi daerah central yaitu
keseluruhan jumlah responden. Hal ini juga terlihat sebagai pusat pengontrol gerakan-gerakan yang
dari peningkatan rata-rata sebelum dan sesudah dilakukan sehingga stimulan terapi memberikan
ketenangan, ketentraman, dan kenyamanan. Al-Quran adalah karunia Tuhan yang amat besar
Stimulan musik klasik rata-rata didominasi oleh dan teramat mulia bagi umat manusia. Surah Ar-
gelombang beta. Adanya gelombang beta ini rahman didahului dengan pernyataan tentang sifat
mengindikasikan bahwa otak sedang berada dalam Allah yaitu Allah yang Maha Pemurah. Rasa
pikiran aktif. Stimulan musik klasik ini sering pemurah-Nya laksana sumber dari semua karunia
memunculkan gelombang beta di daerah frontal yang diberikan kepada seluruh umat manusia.
dan parietal baik sebelah kanan maupun kiri otak. Bahkan sifat pemurah Allah SWT telah ada
Adapun fungsi dari daerah frontal yaitu sebagai sebelum manusia diciptakan. Hal ini mengartikan
pusat intelektual umum dan pengontrol emosi, bahwa Allah SWT telah lebih dahulu menyediakan
sedangkan fungsi dari daerah parietal yaitu pusat segala kenikmatan dan perangkat kehidupan
input sensoris. Sehingga, stimulan musik klasik ini manusia (Sanyoto, 2005).
dapat meningkatkan kemampuan aspek kognitif
dan kecerdasan emosi, merangsang pikiran, KESIMPULAN
memperbaiki konsentrasi dan ingatan. Responden dalam penelitian ini mayoritas
Stimulan Al-Quran yang rata-rata berjenis kelamin laki-laki (51,4%), rentang usia
didominasi oleh gelombang delta. Adanya responden dalam penelitian ini antara usia dewasa
gelombang delta ini mengindikasikan bahwa awal hingga manula dan mayoritas berada pada
kondisi otak sebenarnya berada dalam keadaan usia lansia akhir (43,8%). Tingkat kecemasan
sangat rileks. Stimulan terapi ini sering pasien sebelum dilakukan intervensi rata-rata
memunculkan gelombang delta di daerah frontal berada pada tingkat kecemasan sedang (75%) dan
dan central baik sebelah kanan dan kiri otak. setelah dilakukan terapi mengalami penurunan
Adapun fungsi dari daerah frontal yaitu sebagai tingkat kecemasan menjadi kecemasan ringan
pusat intelektual umum dan pengontrol emosi, (81,3%). Rata-rata skor kecemasan pasien sebelum
sedangkan fungsi dari daerah central yaitu sebagai dilakukan terapi murottal 43,50 dan mengalami
pusat pengontrol gerakan-gerakan yang dilakukan. penurunan menjadi 31,13 setelah dilakukan terapi
Sehingga, stimulan Al-Quran ini dapat memberikan murottal. Dan disimpulkan bahwa ada pengaruh
ketenangan, ketentraman dan kenyamanan (Perdana terapi murottal terhadap kecemasan pasien sebelum
& Andhika, 2008) dan sesudah dilakukan intervensi yang dibuktikan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dengan nilai p = 0,000 ≤ 0,05.
surat Ar-rahman dikarenakan pada surah tersebut
terkandung hikmah yang amat luar biasa bagi umat SARAN
manusia umumnya dan bagi kaum muslimin pada Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
khususnya. Hal demikian terkait dengan derajat sebagai sumber ilmu pengetahuan yang bermanfaat
mensyukuri nikmat dalam makna seluas-luasnya tentang pengaruh terapi murottal terhadap tingkat
tanpa mengingkari sang pemberi nikmat (Allah kecemasan pasien dengan penyakit jantung koroner
SWT). Dalam surah Ar-rahman Allah SWT untuk institusi keperawatan diharapkan dapat
berkali-kali bertanya “maka nikmat Tuhanmu yang memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang
manakah yang kamu dustakan ?” fiman tersebut keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan
menunjukan betapa Allah sangat menyayangi khususnya terapi komplementer dan dapat
manusia. Pada surah Ar-rahman dikatakan bahwa dijadikan sebagai sumber pembelajaran. Bagi
masyarakat diharapkan dapat dijadikan salah satu Glenegles Hospital and medical Center of
Singapore. (2010). Gleneagles.com.sg/
solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi
diperoleh tanggal 9 Oktober 2014
kecemasan yang dirasakan, sebagai bentuk terapi Harsepuny, S. A., Sriati, A., & Fitria, N. (2012).
Gambaran Tigkat Kecemasan Pada Pegawai
komplementer untuk merelaksasi diri dan dapat
Yang Bekerja Di Lembaga Permasyarakatan
dilakukan secara mandiri. Bagi rumah sakit terkait Wanita Klas II A. Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjajaran : Bandung
diharapkan dapat membantu tenaga keperawatan
dalam upaya menurunkan tingkat kecemasan pasien Islamee, A. U. (2008). Faktor-faktor risiko
penyakit kardiovaskular yang Berhubungan
dan menjadikan terapi murottal sebagai salah satu
dengan adanya Kelainan Elektrokardiografi
bentuk pengembangan intervensi keperawatan di pada Jamaah Mejelis Dzikir SBY Nurussalam
Tahun 2008. Universitas Indonesia , 10-31
rumah sakit yang bersifat holistik
dengan memperhatikan aspek spiritual yang terus Kabo, Peter. (2008). Mengungkap Pengobatan
Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : Gramedia
diterapkan. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan
Pustaka Utama
dapat menjadi sumber yang dapat digunakan untuk
Maimunah, A., & Retnowati, S. (2011). Pengaruh
menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan
Pelatihan Relaksasi dengan Dzikir Untuk
kecemasan yang dialami pasien rawat inap dengan Mengatasi Kecemasan bu Hamil Pertama.
PSIKOISLAMIKA, 1-22.
kegawatdaruratan kardiovaskular. Bagi penelitian
selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
jenis terapi komplementer dan dapat digunakan
untuk mengatasi kecemasan pasien dengan Pooradl, M., Alipour, A., Dehkordi, M.A.,
Farrokhi, M. R.(2013). Association Between
kegawatdaruratan sistem lainnya.
Self-Reported Anxiety And Serum Lipid,
Lipoprotein Concentration And Platelets In
Healthy Men. Neurology Asia 2013 18(1), 87-
DAFTAR PUSTAKA
93.
Abdurrochman, A., Wulandari, R. D., & Fatimah,
N. (2007). The effect Of The Quranic Recital :
An Aep Study. Jurnal Sains MIPA, 13 (3), 181- Sanyoto, Siswo. (2005). Membuka Tabir Pintu
186. Langit Jilid Dua Menuju Agama Tauhid Dan
Makrifat. Misykat : Jakarta
Alkaheel, A. (2013). Kekuatan Penyembuhan
dengan Al-Quran Berdasarkan Penelitian Soeharto, Iman. (2008). Peyakit Jantung Koroner
Ilmiah. Arrahmah.com. http://arrahmah.com/ dan Serangan Jantung. Gramedia Pustaka
diperoleh tanggal 9 Maret 2015 Utama : Jakarta

Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., Smith, E. E., Subandi, M.A. (2013). Psikologi agama &
Bem, D.J., & Nolen- Hoeksema, S. (2010). Kesehatan Mental. Pustaka Pelajar :
Pengantar Psikologi Jilid Dua. Tanggerang : Yogyakarta
Interaksara.

Cahyono, J.S. (2011). Meraih kekuatan SWEDEN, P. A. (2010). Physical Activity In


Penyembuhan Diri yang Tak Terbatas. Jakarta : Prevention And Treatment Of Disease. Swedia:
Gramedia Pustaka Utama Swedish National Institute Of Public Health.

Djohan. 2006. Terapi Musik Konsep dan Aplikasi. Szirmai, A. (2011). Anxiety And Related
Yogyakarta : Galangpress Disorders. Intech Open publishers : Anxiety
And Related Disorders. Inteh Open : Croatia
Faradisi, F. (2012). Efektifitas Terapi Murottal dan
Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Widayarti. (2011). Pengaruh bacaan Al-Quran
Tingkat Kecemasan Praoperasi di Pekalongan. Terhadap Intensitas Kecemasan Pasien
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(2). Sindroma Koroner di RS Hasan Sadikin.
KRITISI JURNAL
KEPERAWATAN KRITIS
“PENGARUH TERAPI MUROTTAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG ICCU RSUD
DR.SOEDARSO PONTIANAK ”

Disusun Oleh:
Yolanda shela wati (1711018)

Program Studi Pendidikan Ners


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Patria Husada Blitar
2019
A. PENDAHULUAN

Penyakit jantung koroner merupakan jenis penyakit yang banyak menyerang


penduduk Indonesia. Penyakit jantung koroner ini terjadi akibat penyempitan di
dinding arteri koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga
mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu (Kasron, 2012) Penyakit
jantung koroner merupakan penyempitan pembuluh darah kecil yang memasok darah
dan oksigen ke jantung. Hal ini disebabkan oleh pembentukan plak didinding arteri,
dikenal pula sebagai pengerasan arteri (Gleneagles Hospital and Medical Center of
Singapore, 2010). Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang sangat
ditakuti oleh masyarakat karena menyebabkan banyak kematian, hal ini yang
menyebabkan masyarakat secara berlebihan mencari cara untuk mencegah atau
mengobati penyakit ini (Kabo, 2008).

Menurut Atkinson (dalam Yanti, Erlamsyah, dan Zikra, 2013) kecemasan


merupakan perasaan tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti
kekhwatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang dialami dalam
tingkatan yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan respon individu terhadap
keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam
kehidupan sehari-hari (Harsepuny, 2012). Mekanisme yang menyebabkan kecemasan
meningkatkan resiko penyakit jantung koroner yang fatal termasuk hiperventilasi
yang terjadi selama serangan akut yang dapat menyebabkan spasme koroner dan
dapat menyebabkan kegagalan ventrikel sehingga dapat menyebabkan aritmia
(Szirmai, 2011).
Menurut Hebert Benson, seorang dokter di Harvard Medical School
menyimpulkan bahwa ketika seseorang terlibat secara mendalam dengan doa yang
diulang-ulang (repetitive prayer) ternyata akan membawa berbagai perubahan
fisiologis, antara lain berkurangnya kecepatan detak jantung, menurunnya kecepatan
napas, menurunnya tekanan darah, melambatnya gelombang otak dan pengurangan
menyeluruh kecepatan metabolisme. Kondisi ini disebut sebagai respon relaksasi
(relaxation response) (Subandi, 2013). Seni melagukan ayat-ayat suci Al-Quran
merupakan hal yang sering didengar saat ini, diantaranya biasa dikenal dengan
Murottal.
Terapi murottal bekerja pada otak, dimana ketika didorong dengan rangsangan
dari luar (terapi Al-Quran) maka otak memproduksi zat kimia yang disebut
neuropeptide. Molekul-molekul ini mengangkut reseptor-reseptor mereka yang ada
didalam tubuh sehingga tubuh memberi umpan balik berupa rasa nyaman. Bacaan
AlQuran secara murottal mempunyai efek relaksasi dan dapat menurunkan kecemasan
apabila didengarkan dalam tempo murottal berada antara 60-70 menit secara konstan,
tidak ada perubahan irama yang mendadak, dan dalam nada yang lembut (Widayarti,
2011).

B. KRITIS JURNAL
1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan Quasi Experiment tanpa ada kelompok
kontrol. Pada desain One Group Pretest Posttest ini dilakukan observasi
pertama (pretest) terlebih dahulu sebelum dilakukan intervensi. Setelah itu
diberikan intervensi, lalu dilakukan kembali posttest atau observasi akhir.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang ICCU RSUD dr. Soedarso Pontianak
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
terapi murottal terhadap tingkat kecemasan pasien penyakit jantung koroner.
4. Populasi
Didalam penelitian ini tidak dituliskan jumlah populasi.
5. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan penyakit jantung koroner di
ruang ICCU RSUD dr. Soedarso Pontianak Sebanyak 16 responden. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
6. Alat Ukur
Pengukuran kecemasan menggunakan Zung Self Rating Anxiety Scale
(ZSRAS). kemudian hasil Analisa data dengan menggunakan uji t-dependent
(paired sample t test).
7. Metode Analisa
Metode analisa dalam penelitian ini adalah t-dependent (paired sample t test)
.
8. Hasil Penelitian
Sebanyak 12 orang pasien (75%) memiliki tingkat kecemasan sedang sebelum
diberikan terapi murottal dan terdapat sebanyak 4 orang pasien (25%)
memiliki tingkat kecemasan yang berat sebelum diberikan terapi murottal.
Setelah dilakukan terapi murottal didapatkan sebanyak 13 orang pasien
(81,3%) memiliki tingkat kecemasan ringan setelah diberikan terapi murottal
dan terdapat sebanyak 3 orang pasien (18.8%) memiliki tingkat kecemasan
yang sedang setelah diberikan terapi murottal. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan hasil positif bahwa mendengarkan ayat suci Al-Quran memiliki
pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif
dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah
alat berbasis komputer.
9. Kejadian Tidak Diinginkan
Didalam penelitian yang dilakukan di jurnal ini tidak dituliskan.
10. Implikasi Dalam Keperawatan
Terapi murottal yang dituliskan didalam penelitian ini dapat diaplikasikan
didalam intervensi keperawatan untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien,
baik pasien yang berada di ICCU ataupun pasien yang berada di ruang
lalinnya seperti ruang oprasi ataupun ruang rawat biasa. Karena terapi ini lebih
meminimalisir penggunaan obat- obatan kimia yang berefek samping. Terapi
ini juga bisa dimanfaatkan untuk menjadikan pasien lebih nyaman sehingga
proses penyembuhan penyakit menjadi lebih efektif.
Judul Penelitian Variable, Sampel dan Alat Ukur Desain Penelitian Hasil
Teknik Sampling (Instrument)
PENGARUH  Variabel: pasien Pengukuran Desain penelitian ini Hasil dari penelitian ini.
TERAPI penyakit jantung kecemasan menggunakan Quasi Sebanyak 12 orang pasien (75%)
MUROTTAL koroner di ICCU, menggunakan Zung Experiment tanpa ada memiliki tingkat kecemasan
TERHADAP terapi Murottal Self Rating Anxiety kelompok kontrol. Pada sedang sebelum diberikan terapi
TINGKAT  Sampel: 16 pasien di Scale (ZSRAS). desain One Group murottal dan terdapat sebanyak 4
KECEMASAN ICCU kemudian hasil Pretest Posttest ini orang pasien (25%) memiliki
PASIEN DENGAN  Teknik Sampling: Analisa data dengan dilakukan observasi tingkat kecemasan yang berat
PENYAKIT Pengambilan sampel menggunakan uji t- pertama (pretest) sebelum diberikan terapi
JANTUNG secara purposive dependent (paired terlebih dahulu sebelum murottal. Setelah dilakukan
KORONER DI sampling yaitu sample t test). dilakukan intervensi. terapi murottal didapatkan
RUANG ICCU terhadap 16 orang di Setelah itu diberikan sebanyak 13 orang pasien
RSUD ruang ICCU. intervensi, lalu (81,3%) memiliki tingkat
DR.SOEDARSO dilakukan kembali kecemasan ringan setelah
PONTIANAK posttest atau observasi diberikan terapi murottal dan
akhir. terdapat sebanyak 3 orang pasien
(18.8%) memiliki tingkat
kecemasan yang sedang setelah
diberikan terapi murottal.

Anda mungkin juga menyukai