Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS JURNAL

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF


TERHADAP NILAI KECEMASAN PADA PASIEN CA PARU
YANG SEDANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RS. Dr. H.A ROTINSULU
KOTA BANDUNG

NAMA : ENDAH OKTAVIANI


NIM : 21219022

PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2019
1. Pendahuluan
Kemoterapi merupakan salah satu terapi pilihan untuk pasien kanker, tetapi
memiliki banyak efek samping yang sering membuat pasien cemas. efek samping dari
kecemasan pada pasien kemoterapi adalah agresif, depresi, keletihan, gugup,
peningkatan meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga proses
pemberian kemoterapi tidak bisa dilakukan.
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak seperti
radiasi atau operasi yang bersifat lokal, kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang
berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah
menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi, 2007). Suatu sel normal akan
berkembang mengikuti pembelahan sel yang teratur. Beberapa sel akan membelah diri
dan membentuk sel baru dan sel lain akan mati. Sel abnormal akan membelah diri dan
berkembang secara tidak terkontrol, pada akhirnya akan terjadi suatu massa yang
dikenal sebagai tumor.
Kecemasan dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara interpersonal
respon individu yang bersifat unik dan membutuhkan pendekatan unik pula. Menurut
T Cox dalam Pailak dkk (2013), mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari
kecemasan yang berlebihan yaitu dampak subjektif meliputi agresif, depresi,
keletihan, frustasi, gugup dan merasa kesepian. Serta dampak fisiologis yang dapat
ditimbulkan dari kecemasan yang berlebihan adalah dapat meningkatkan denyut
jantung dan tekanan darah, berkeringat, membesarnya pupil mata, serta panas dingin.
Beberapa terapi nonfarmakologi sebagai manajemen ansietas adalah dengan
hipnoterapi, meditasi, yoga, dan relaksasi otot progresif (PMR).

2. Kasus/Skenario Klinis
Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik (Stuart, 2006). Gangguan kecemasan merupakan
masalah yang sangat serius, dengan prevalensi 14,9% atau sekitar 264 juta orang
mengalami kecemasan di dunia. Gangguan kecemasan tersebut meliputi gangguan
panik, gangguan obsesif-kompulsif, serta gangguan stress paska trauma (WHO,
2017). Di Indonesia prevalensi terkait dengan gangguan kecemasan menurut hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukan bahwa sekitar 14
juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukan
dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi (Kemenkes RI, 2016). Kecemasan bisa
disebabkan adanya ketidakpastian (uncertainty) akan prognosa penyakit, efektifitas
pengobatan terhadap pemulihan kondisi yang sering ditemukan pada pasien-pasien
kanker terutama stadium lanjut (Shaha dalam Syarif & Putra, 2014).
Penelitian Jakson mengungkapkan bahwa ketegangan otot selalu disertai
dengan pemendekan serabut otot dan mengurangi otot berkurang aktivitas sistem
nervus pusat. Artinya, karena ketegangan otot dikaitkan dengan berbagai jenis
ketegangan psikologi (kecemasan), kecemasan dapat dikurangi dengan belajar untuk
mengurangi ketegangan otot tersebut (Widyastuti, 2003). Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Uma & Vijayalakhshmi pada tahun 2016 menunjukan bahwa
Progresive Muscle Relaxation Training (PMRT) untuk pasien dialisis dapat
membantu penurunan tingkat stress dan berdampak positif pada kualitas hidup klien.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2016), di Balai Rehabilitasi Sosial
”Wira Adhi Karya” Ungaran menyatakan bahwa terdapat pengaruh terapi relaksai otot
progresif dan musik terhadap penurunan stress pada lansia. Sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan Agustini (2013) di RSUP Sanglah Denpasar mengatakan
bahwa terdapat pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan keluhan mual
muntah pada pasien kemoterapi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka, pentingnya untuk dilakukan
penelitian tentang pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan
pada pasien kanker paru yang mendapatkan kemoterapi.

3. Rumusan Masalah
a. Problem :
Kanker paru
b. Intervensi :
Relaksasi otot progresif
c. Comparing :
-
d. Outcome :
Kecemasan pada pasien kanker paru yang sedang menjalani kemoterapi
4. Metode/Strategi Penelusuran Bukti
Kata Kunci Jumlah yang didapat Jumlah yang didapat Jumlah
Pubmed Google Schoolar
P Kanker Paru 428 1224 1652
I Terapi Relaksasi Otot 483 682 1165
Progresif
C - - - -
O Kecemasan 637 972 1609

Setelah dilakukan searching literature pada situs kumpulan jurnal/penelitian


yaitu google scholar dan pubmed, maka didapatkan hasil 1652 peneliti terkait dengan
kata kunci “Kanker Paru”. Kemudian didapatkan hasil 1165 dengan kata kunci
“Terapi Relaksasi Otot Progresif” dan 1609 dengan kata kunci “Kecemasan”. Dari
temuan beberapa penelitian maka saya memlilih penelitian yang berjudul “Pengaruh
Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Nilai Kecemasan pada Pasien Ca Paru
yang sedang Menjalani Kemoterapi di RS. Dr. H.A Rotinsulu Kota Bandung” dengan
beberapa alasan yaitu : penelitian ini merupakan penelitian terbaru dalam mengetahui
pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kecemasan pada pasien kanker paru
yang seadang menjalani kemoterapi, jurnal ini di terbitkan pada tahun 2018 yang lalu,
serta mudah untuk diterapkan dalam proses asuhan keperawatan.

5. Hasil penelusuran bukti/telaah jurnal


a. Validity
Kemoterapi merupakan salah satu terapi pilihan untuk pasien kanker,
tetapi memiliki banyak efek samping yang sering membuat pasien cemas. efek
samping dari kecemasan pada pasien kemoterapi adalah agresif, depresi,
keletihan, gugup, peningkatan meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah,
sehingga proses pemberian kemoterapi tidak bisa dilakukan. Penelitian ini
menggunakan quasi-eksperimental dengan pendekatan pre and post test without
control yang terdiri dari 42 responden dengan consecutive sampling. Penelitian
dilakukan di Ruang Kemoterapi Dahlia Rumah sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu dari
tanggal 21 November sampai 22 Desember 2017. Instrumen Kecemasan dari
wiliam W.K Zung dilakukan 2 kali pengukuran sebelum dan sesudah diberikan
relaksasi otot progresif. Data dikumpul dan dianalisis secara deskriptif dan
inferensial yaitu dengan menggunakan uji paired t-test dengan skala signifikansi
p<0,05
b. Importance dalam hasil
Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan skor
rerata kecemasan sebelum dan rerata kecemasan setelah di berikan tehnik
relaksasi otot progresif yaitu skor rerata pre test sebesar 66,97 sedangkan skor
rerata post test sebesar 47,78. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
perbedaan pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap nilai kecemasan
pasiekn kanker paru dengan (p-value <0,001). Berdasarkan hasil tersebut
diketahui bahwa terdapat pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap nilai
kecemasan klien, pada saat penelitian berlangsung beberapa responden juga
berpendapat bahwa terapi relaksasi otot progresif ini membuat otot dan
ekstermitas mereka relaks dan tidak menjadi kaku karena yang mereka lakukan
saat menunggu untuk menjalani kemoterapi hanya berada pada posisi tidur dan
duduk diatas tempat tidur/bed.

6. Diskusi dan Kesimpulan


Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Praptini dkk
(2013), menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan pada pasien kanker
yang menjalani kemoterapi sebelum dan sesudah diberikan relaksasi otot progresif
yang dilakukan di rumah singgah denpasar, penelitian ini menunjukkan hasil yang
sangat signifikan dengan p-value = 0,002 (<0,05) sehingga terapi relaksasi progresif
terbukti dapat mengurangi tingkat kecemasan.
Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Syarif &
Putra (2014), pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan
pada pasien yang menjalani kemoterapi. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh
relaksasi otot progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan saat menjalani
kemoterapi dengan p-value = 0,003 (<0,05).
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh latihan relaksasi
otot progresif terhadap penurunan tingkat kecemasan. Hal ini dipengaruhi oleh
banyak hal, seperti mekanisme koping, frekuensi latihan relaksasi otot progresif, serta
lingkungan.
7. Tabel Analisis Jurnal

Critical Appraisal Check List

Jurnal : Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Nilai Kecemasan pada
Pasien Ca Paru yang sedang Menjalani Kemoterapi di RS. Dr. H.A Rotinsulu
Kota Bandung
Penulis : Budi Rustandi
Arie J. Pitono
Muhamad Nur Rahmad
Critical Point critical apparaisal Ya Tidak Keterangan
apparaisal
Judul  Apakah judul memenuhi √ Judul memuat jelas
kaidah penulisan judul variabel penelitian.
Judul : Pengaruh
Terapi Relaksasi
Otot Progresif
Terhadap Nilai
Kecemasan pada
Pasien Ca Paru
yang sedang
Menjalani
Kemoterapi

 Apakah penulisan judul √ Tidak ada tanda


menggunakan tanda tanya(?) tanya(?) didalam
penulisan judul
jurnal

 Apakah penulisan judul √ Tidak ada tanda


menggunakan tanda seru(!) seru(!) didalam
penulisan judul
jurnal

Penulis  Apakah nama penulis √ Budi Rustandi ,


dicantumkan? Arie J. Pitono,
Muhamad Nur
Rahmad
 Apakah asal institusi penulis

dicantumkan STIKes Rajawali
Bandung
 Apakah asal institusi penulis √
sesuai dengan topik
penelitian?
Bidang ilmu  Apakah bidang ilmu yang √ Bidang ilmu yang
tercantum dalam bidang terkait adalah ilmu
kesehatan
penelitian?
 Apakah latar belakang penulis √
(institusi tempat
bekerja)sesuai dengan bidang
ilmu topik penulisan?
Metodologi  Apakah tujuan penelitian √ Penelitian ini
pertujuan untuk
penelitian disebutkan? mengidentifikasi
pengaruh PMR
terhadap
kecemasan pada
pasien kanker paru
yang menjalani
kemoterapi

 Apakah desain penelitian quasi


√ eksperimental
yang digunakan?
dengan desain pre
 Apakah disain penulisan and post
√ without control
sesuai dengan tujuan
penelitian?
 Bagaimana level of evidence

dari disain penelitian
tersebut?
 Bagaimana pemilihan sample √ Pasien kanker paru
dalam penelitian tersebut? yang sedang
kemoterapi

 Dalam bentuk apa penelitian Hasil penelitian


√ disajikan dalam
disajikan?
bentuk tulisan
narasi
 Apakah uji statistik yang

digunakan? Paired t-test
Hasil  Apakah hasil penelitian dapat
penelitian diimplementasikan di √
keperawatan?
 Apakah ada rekomendasi
khusus terkait hasil √
penelitian?
Daftar  Apa daftar pustaka yang √
pustaka digunakan up to date?
 Apakah daftar pustaka yang √
digunakan sesuai?
 Apakah daftar pustaka yang
digunakan dari sumber √
terpercaya?
DAFTAR PUSTAKA

Agustini PE. Pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap keluhan mual muntah pada
pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rawat Inap C RSUP Sanglah
Denpasar. Naskah Publikasi. Denpasar: Universitas Udayana; 2013.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data dan informasi kesehatan: situasi penyakit
kanker. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2015.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional pelayanan kedokteran:
kanker paru. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2015.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peran keluarga dukung kesehatan jiwa
masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2016.
Praptini KD, Sulistiowati NMD, Suarnata IK. Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap
tingkat kecemasan pasien kemoterapi di Rumah Singgah Kanker Denpasar. Naskah
Publikasi. Denpasar: Universitas Udayana; 2013.
Prasetyo T. Pengaruh terapi progressive muscle relaxation dengan musik terhadap stres pada
lansia. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang; 2016.
Rasjidi I. Kemoterapi kanker ginekologi dalam praktik sehari-hari. Jakarta : CV. Sagung
Seto; 2007.
Stuart GW, editor. Buku saku keperawatan jiwa (Karyuni PE, editor Bahasa Indonesia). 5th
ed. Jakarta: EGC; 2006.
Syarif H, Putra A. Pengaruh progressive muscle relaxation terhadap penurunan kecemasan
pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Idea Nursing Journal. 2014
Dec;5(3):1-8.
Widyastuti P, editor. Manajemen stress (Yulianti D, editor Bahasa Indonesia). Jakarta: EGC;
2003.

Anda mungkin juga menyukai