2. Kasus/Skenario Klinis
Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik (Stuart, 2006). Gangguan kecemasan merupakan
masalah yang sangat serius, dengan prevalensi 14,9% atau sekitar 264 juta orang
mengalami kecemasan di dunia. Gangguan kecemasan tersebut meliputi gangguan
panik, gangguan obsesif-kompulsif, serta gangguan stress paska trauma (WHO,
2017). Di Indonesia prevalensi terkait dengan gangguan kecemasan menurut hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukan bahwa sekitar 14
juta penduduk di Indonesia mengalami gangguan mental emosional yang ditunjukan
dengan gejala-gejala kecemasan dan depresi (Kemenkes RI, 2016). Kecemasan bisa
disebabkan adanya ketidakpastian (uncertainty) akan prognosa penyakit, efektifitas
pengobatan terhadap pemulihan kondisi yang sering ditemukan pada pasien-pasien
kanker terutama stadium lanjut (Shaha dalam Syarif & Putra, 2014).
Penelitian Jakson mengungkapkan bahwa ketegangan otot selalu disertai
dengan pemendekan serabut otot dan mengurangi otot berkurang aktivitas sistem
nervus pusat. Artinya, karena ketegangan otot dikaitkan dengan berbagai jenis
ketegangan psikologi (kecemasan), kecemasan dapat dikurangi dengan belajar untuk
mengurangi ketegangan otot tersebut (Widyastuti, 2003). Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Uma & Vijayalakhshmi pada tahun 2016 menunjukan bahwa
Progresive Muscle Relaxation Training (PMRT) untuk pasien dialisis dapat
membantu penurunan tingkat stress dan berdampak positif pada kualitas hidup klien.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2016), di Balai Rehabilitasi Sosial
”Wira Adhi Karya” Ungaran menyatakan bahwa terdapat pengaruh terapi relaksai otot
progresif dan musik terhadap penurunan stress pada lansia. Sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan Agustini (2013) di RSUP Sanglah Denpasar mengatakan
bahwa terdapat pengaruh relaksasi otot progresif terhadap penurunan keluhan mual
muntah pada pasien kemoterapi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka, pentingnya untuk dilakukan
penelitian tentang pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan
pada pasien kanker paru yang mendapatkan kemoterapi.
3. Rumusan Masalah
a. Problem :
Kanker paru
b. Intervensi :
Relaksasi otot progresif
c. Comparing :
-
d. Outcome :
Kecemasan pada pasien kanker paru yang sedang menjalani kemoterapi
4. Metode/Strategi Penelusuran Bukti
Kata Kunci Jumlah yang didapat Jumlah yang didapat Jumlah
Pubmed Google Schoolar
P Kanker Paru 428 1224 1652
I Terapi Relaksasi Otot 483 682 1165
Progresif
C - - - -
O Kecemasan 637 972 1609
Jurnal : Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Nilai Kecemasan pada
Pasien Ca Paru yang sedang Menjalani Kemoterapi di RS. Dr. H.A Rotinsulu
Kota Bandung
Penulis : Budi Rustandi
Arie J. Pitono
Muhamad Nur Rahmad
Critical Point critical apparaisal Ya Tidak Keterangan
apparaisal
Judul Apakah judul memenuhi √ Judul memuat jelas
kaidah penulisan judul variabel penelitian.
Judul : Pengaruh
Terapi Relaksasi
Otot Progresif
Terhadap Nilai
Kecemasan pada
Pasien Ca Paru
yang sedang
Menjalani
Kemoterapi
Agustini PE. Pengaruh teknik relaksasi otot progresif terhadap keluhan mual muntah pada
pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rawat Inap C RSUP Sanglah
Denpasar. Naskah Publikasi. Denpasar: Universitas Udayana; 2013.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data dan informasi kesehatan: situasi penyakit
kanker. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2015.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional pelayanan kedokteran:
kanker paru. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2015.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peran keluarga dukung kesehatan jiwa
masyarakat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2016.
Praptini KD, Sulistiowati NMD, Suarnata IK. Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap
tingkat kecemasan pasien kemoterapi di Rumah Singgah Kanker Denpasar. Naskah
Publikasi. Denpasar: Universitas Udayana; 2013.
Prasetyo T. Pengaruh terapi progressive muscle relaxation dengan musik terhadap stres pada
lansia. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang; 2016.
Rasjidi I. Kemoterapi kanker ginekologi dalam praktik sehari-hari. Jakarta : CV. Sagung
Seto; 2007.
Stuart GW, editor. Buku saku keperawatan jiwa (Karyuni PE, editor Bahasa Indonesia). 5th
ed. Jakarta: EGC; 2006.
Syarif H, Putra A. Pengaruh progressive muscle relaxation terhadap penurunan kecemasan
pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Idea Nursing Journal. 2014
Dec;5(3):1-8.
Widyastuti P, editor. Manajemen stress (Yulianti D, editor Bahasa Indonesia). Jakarta: EGC;
2003.